Bab IV: Analisis Penelitian
BAB IV: ANALISIS PENELITIAN
4.1.
Pendahuluan
Pada bab ini akan dibahas mengenai proses pelaksanaan penelitian tugas akhir ini. Penelitian akan dimulai dengan mengmpulkan semua risiko yang terjadi pada fase perencanaan dan konstruksi proyek, baik itu proyek sipil pada umumnya seperti bangunan gedung, jalan dan lain-lain, dan juga risiko pada proyek pembangunan jaringan pipa gas tersebut. Risiko-risiko tersebut akan diambil dari sejumlah penelitian terdahulu baik dalam bentuk skripsi/tugas akhir, thesis, jurnal atau sumber internal perusahaan.
4.2.
Identifikasi Risiko
Langkah pertama dari penelitian ini adalah mengidentifikasi risiko yang terkait dengan pekerjaan perencanaan dan konstruksi secara umum. Risiko yang teridentifikasi tersebut selanjutnya dikumpulkan menjadi satu dan dipilah sesuai dengan kategori risiko yang berkaitan yaitu Eksternal, Organizational, Project Management dan Teknikal. Risiko-risiko tersebut diambil dari beberapa literature yang mengenai penerapan Project management dan memberikan kesimpulan atas beberapa risiko yang memiliki pengaruh terhadap pelaksanaan proyek tersebut. Beberapa literature yang digunakan adalah : 1. Wideman, R. M. (1992). Project and Program Risk Management (Vol. 6). Pennsylvania, USA: Project Management Institute. 2. FWC Sector Competitiveness Studies No. B1/ENTR/06/054 - Sustainable Competitiveness of the Construction Sector (D.-G. E. Industry, Trans.). (2013): ECORYS SCS Group.
IV-1
Bab IV: Analisis Penelitian
3. Gajewska, E., & Ropel, M. (2011). Risk Management Practices in a Construction Project - a case study. (Master of Science), Chalmers University of Technology, Goteborg, Sweden. (2011:47)
Variabel risiko untuk kategori Eksternal adalah sebagai berikut. Tabel 8. Variabel Risiko Kategori Eksternal
Variabel X 1.1 X 1.2 X 1.3 X 1.4 X 1.5
X 1.6 X 1.7 X 1.8 X 1.9 X 1.10 X 1.11 X 1.12
Kriteria Eksternal
Deskripsi Tidak mendapatkan kontraktor karena tidak ada yang ikut tender Perubahan regulasi pemerintah Bencana Alam Vandalisme / sabotase Efek negatif tidak langsung dari proyek terhadap lingkungan dan social Kegagalan penyelesaian pekerjaan akibat kegagalan pihak ketiga/subkontraktor/vendor Perubahan nilai tukar uang Inflasi Pajak Perizinan Hak paten Force Majeure
Sumber (Gajewska & Ropel, 2011)
(Wideman, 1992)
Variabel risiko untuk kategori Organizational adalah sebagai berikut. Tabel 9. Tabel Risiko Kategori Organizational
Variabel X 2.1 X 2.2 X 2.3 X 2.4 X 2.5 X 2.6 X 2.7 X 2.8
Kriteria Deskripsi Organizational Keterlambatan konstruksi karena permasalahan di Manajemen Tidak mendapatkan kontraktor yang tepat Tidak mendapatkan konsultan yang berkualitas Ketidaktulusan bekerja di level manajemen Perubahan/mutasi pekerja senior Struktur organisasi yang tidak sesuai Kekurangan kebijakan dan prosedur yang sesuai Perencanaan yang buruk
Sumber
(Gajewska & Ropel, 2011)
(Wideman, 1992)
IV-2
Bab IV: Analisis Penelitian
X 2.9
Jadwal yang tidak realistis Kurang koordinasi di level manajemen PHK Strategi procurement yang tidak sesuai Campur tangan manajemen tinggi Bangkrut Proyek tidak kompetitif karena adanya pesaing baru Tujuan Proyek tidak jelas & tidak mungkin dicapai Lingkup kerja tidak jelas Budgeting berdasarkan data yang tidak lengkap Penundaan pekerjaan
X 2.10 X 2.11 X 2.12 X 2.13 X 2.14 X 2.15 X 2.16 X 2.17 X 2.18 X 2.19 X 2.20
Tipe kontrak yang tidak sesuai
("FWC Sector Competitiveness Studies No. B1/ENTR/06/054 Sustainable Competitiveness of the Construction Sector," 2013) (Wideman, 1992)
Variabel risiko untuk kategori Project Management adalah sebagai berikut. Tabel 10. Variabel Risiko Kategori Project Management
Variabel X 3.1 X 3.2 X 3.3 X 3.4 X 3.5 X 3.6 X 3.7 X 3.8 X 3.9 X 3.10 X 3.11 X 3.12 X 3.13 X 3.14 X 3.15
Kriteria Project Management
Deskripsi Kehilangan control Skill manajemen proyek yang kurang memadai Kekurangan sumber daya manusia / pekerja Produktifitas pekerja yang kurang memadai Kekurangan material & peralatan Keterlambatan pengiriman material & peralatan Kondisi lapangan yang tidak terprediksi Perubahan lingkup pekerjaan Ketidaktersediaan akses Metode pembayaran yang tidak sesuai Manajemen kurang berpengalaman Pekerja kurang berpengalaman Klaim kontraktor Estimasi biaya yang buruk Kesalahan penafsiran & pemahaman kontrak
Sumber
(Wideman, 1992)
("FWC Sector Competitiveness Studies No. IV-3
Bab IV: Analisis Penelitian
B1/ENTR/06/054 Sustainable Competitiveness of the Construction Sector," 2013) Variabel risiko untuk kategori Teknikal adalah sebagai berikut. Tabel 11. Variabel Risiko Kategori Teknikal
Variabel X 4.1 X 4.2 X 4.3 X 4.4 X 4.5 X 4.6 X 4.7 X 4.8 X 4.9 X 4.10 X 4.11
4.3.
Kriteria Teknikal
Deskripsi Kompleksitas akibat teknologi baru Tingkat produktivitas pekerja rendah Ketidakcukupan data untuk desain Desainer tidak berpengalaman Ketidaksesuaian desain & Spesifikasi Kemungkinan perubahan desain pada saat konstruksi Desain tidak dapat dieksekusi Kompleksitas lingkup pekerjaan Kesalahan dalam monitoring project cost Kesalahan dalam monitoring project cost Tidak cukup waktu untuk testing
Sumber
(Wideman, 1992)
(Gajewska & Ropel, 2011) ("FWC Sector Competitiveness Studies No. B1/ENTR/06/054 Sustainable Competitiveness of the Construction Sector," 2013)
Kuesioner 1.
Kuesioner 1 ini dilaksanakan untuk menentukan variabel risiko-risiko apa saja yang memiliki pengaruh terhadap proyek pembangunan jaringan pipa gas, karena tidak semua risiko-risiko yang teridentifikasi tersebut akan memberikan dampak pada proyek jaringan pipa gas. Kuesioner ini diberikan kepada pakar untuk verifikasi, klarifikasi dan validasi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pakar adalah orang yg mempunyai keahlian dl bidang ilmu tertentu, spt biologi, kimia, fisika. IV-4
Bab IV: Analisis Penelitian
Sedangkan menurut Oxford Dictiionaries, pakar adalah “a person with special knowledge, skill or training in something”. Para pakar yang dimintakan pendapatnya di dalam penelitian ini adalah ahli yang telah memilikik pengalaman yang signifikan di dalam bidang perencanaan dan konstruksi jaringan pipa gas. Para pakar diminta pendapat apakah setuju atau tidak terhadap variabel-variabel risiko dan mengisi kolom keterangan untuk masukan terhadap tiap variabel. Selain itu, pakar juga diminta untuk mengisi kolom tambahan variabel jika terdapat variabel tambahan. Adapun jumlah pakar yang diusulkan berjumlah 5 (lima) orang. Namun, sejumlah 3 (tiga) orang yang bersedia menjadi pakar. Pakar dalam penelitian ini merupakan personil yang terdiri dari 2 orang PT. XYZ dan 1 orang konsultan, yang mempunyai pengalaman dalam proyek pembangunan pipa gas di PT XYZ. Tabel 12. Profil Pakar
No.
1
Pakar
Posisi
Pakar 1
Kepala
Dinas
Perencanaan
&
Pengalaman
Pendidikan
16 tahun
S1
Pengendalian Engineering
2
Pakar 2
Executive Engineer Tekno Ekonomi
20 tahun
S2
3
Pakar 3
Project Manager
> 31 tahun
S1
Setelah hasil kuesioner diperoleh dari masing-masing pakar, selanjutnya dibuat hasil tabulasi data agar lebih mudah diolah. Pada umumnya, variabel variabel diterima oleh pakar, meskipun ada juga variabel yang tidak mendapat persetujuan pakar. Selain itu, terdapat beberapa usulan agar memindahkan kategori beberapa variabel ke kategori lainnya. Dari hasil pengolahan data terhadap hasil validasi pakar, dari 58 Variabel yang disampaikan, terdapat 52 variabel (8 eksternal, 14 organizational, 22 project management, 8 teknikal) yang disetujui dan 6 variabel yang tidak disetujui/dihilangkan. Dan dari semua variabel yang disetujui, para pakar sepakat bahwa sebanyak 29 IV-5
Bab IV: Analisis Penelitian
variabel (7 eksternal, 9 organizational, 8 project management, 5 teknikal) layak untuk dilanjutkan analisisnya menggunakana pair wise comparison (AHP) di tahap berikutnya. Adapun hasil validasi pakar tersebut disampaikan melalui tabel berikut:
Tabel 13. Pendapat Pakar untuk Kategori Eksternal
Variabel
Deskripsi
Pakar 1
2
3
Catatan
X 1.1
Tidak mendapatkan kontraktor karena tidak ada yang ikut tender
√ √
√
X 1.2
Perubahan regulasi pemerintah
√ √
√
X 1.3
Bencana Alam
x
x
x
Termasuk ke dalam Force Majeure (Pakar 3)
X 1.4
Vandalisme / sabotase
√ x
√
Termasuk ke dalam Force Majeure (Pakar 3)
X 1.5
Efek negatif tidak langsung dari proyek terhadap lingkungan dan social
√ √
√
X 1.6
Kegagalan penyelesaian pekerjaan akibat kegagalan pihak ketiga/subkontraktor/vendor
√ √
√
X 1.7
Perubahan nilai tukar uang
√ √
√
X 1.8
Inflasi
√ √
√
X 1.9
Pajak
x
√
√
X 1.10
Perizinan
√ √
√
X 1.11
Hak paten
x
x
√
X 1.12
Force Majeure
x
x
√
Diganti dengan istilah perekonomian yg mengakomodir kondisi ekonomi, sospol, internal/nasional/internasional (Pakar 3)
IV-6
Bab IV: Analisis Penelitian
Tabel 14. Pendapat Pakar untuk Kategori Organizational
Variabel
Deskripsi
Pakar 1
2
3
Catatan
X 2.1
Keterlambatan konstruksi karena permasalahan di Manajemen
√
√
x
Masuk Ke Project Management (Pakar 3)
X 2.2
Tidak mendapatkan kontraktor yang tepat
x
x
x
Masuk Ke Project Management (Pakar 1,2,3)
X 2.3
Tidak mendapatkan konsultan yang berkualitas
x
x
√
Masuk Ke Project Management (Pakar 1,2)
X 2.4
Ketidaktulusan bekerja di level manajemen
√
√
√
X 2.5
Perubahan/mutasi pekerja senior
√
√
√
X 2.6
Struktur organisasi yang tidak sesuai
√
√
√
X 2.7
Kekurangan kebijakan dan prosedur yang sesuai
√
√
x
X 2.8
Perencanaan yang buruk
√
√
x
X 2.9
Jadwal yang tidak realistis
x
x
x
Masuk Ke Project Management (Pakar 1,2,3)
X 2.10
Kurang koordinasi di level manajemen
√
√
x
Masuk Ke Project Management (Pakar 3)
X 2.11
PHK
√
√
√
X 2.12
Strategi procurement yang tidak sesuai
x
x
x
Masuk Ke Project Management (Pakar 3) Perencanaan pasar,pasok,sistem jaringan (Pakar 1), Mulai dari pasok, pasar s/d jaringan pipa (Pakar 2), masuk ke Teknikal (Pakar 3)
Masuk Ke Project Management (Pakar 1,2,3)
IV-7
Bab IV: Analisis Penelitian
Masuk Ke Project Management (Pakar 3)
X 2.13
Campur tangan manajemen tinggi
√
√
x
X 2.14
Bangkrut
√
√
√
X 2.15
Proyek tidak kompetitif karena adanya pesaing baru
x
x
x
Masuk Ke External (Pakar 1,2,3)
X 2.16
Tujuan Proyek tidak jelas & tidak mungkin dicapai
√
√
x
Masuk Ke External (Pakar 3)
X 2.17
Lingkup kerja tidak jelas
√
x
X
sama dengan X 2.8 (Pakar 2), sama dengan X 2.16 (Pakar 3)
X 2.18
Budgeting berdasarkan data yang tidak lengkap
√
x
x
Masuk Ke Project Management (Pakar 1,2), sama dengan X 3.14 (Pakar 2), Masuk Ke External (Pakar 3)
X 2.19
Penundaan pekerjaan
√
√
x
Masuk Ke External (Pakar 3)
X 2.20
Tipe kontrak yang tidak sesuai
x
x
x
Masuk Ke Project Management (Pakar 1,2), Masuk Ke External (Pakar 3)
Tabel 15. Pendapat Pakar untuk Kategori Project Management
Variabel
Pakar
Deskripsi
Catatan
1
2
3
X 3.1
Kehilangan control
√
√
x
X 3.2
Skill manajemen proyek yang kurang memadai/pengalaman
√
√
√
X 3.3
Kekurangan sumber daya manusia / pekerja
√
√
√
X 3.4
Produktifitas pekerja yang kurang memadai
√
√
√
X 3.5
Kekurangan material & peralatan
√
√
√
X 3.6
Keterlambatan pengiriman material & peralatan
√
√
√
X 3.7
Kondisi lapangan yang tidak terprediksi
√
√
√
X 3.8
Perubahan lingkup pekerjaan/VO
√
√
√
Sama dengan X 4.2 (pakar 1,2)
IV-8
Bab IV: Analisis Penelitian
X 3.9
Ketidaktersediaan akses
x
x
√
X 3.10
Metode pembayaran yang tidak sesuai
x
√
x
X 3.11
Manajemen kurang berpengalaman
x
x
√
X 3.12
Pekerja kurang berpengalaman
√
√
√
X 3.13
Klaim kontraktor
√
√
x
X 3.14
Estimasi biaya yang buruk
√
x
√
X 3.15
Kesalahan penafsiran & pemahaman kontrak
√
√
√
Masuk ke Teknikal (Pakar 1,2)
Sama dengan X 3.2
sama dengan X 2.18 (pakar 2)
Tabel 16. Pendapat Pakar untuk Kategori Teknikal
Variabel
Deskripsi
Pakar 1
2
3
X 4.1
Kompleksitas akibat teknologi baru
√ √
√
X 4.2
Tingkat produktivitas pekerja rendah
x
x
x
X 4.3
Ketidakcukupan data untuk desain
√ √
√
X 4.4
Engineer/perancang tidak berpengalaman
√ √
√
X 4.5
Ketidaksesuaian desain & Spesifikasi
√ √
√
X 4.6
Kemungkinan perubahan desain pada saat konstruksi
√ √
√
X 4.7
Desain tidak dapat dieksekusi
√ √
√
X 4.8
Kompleksitas lingkup pekerjaan
√ √
x
Catatan
Gabung dengan X 3.4 (pakar 1,2,3)
Masuk Ke Project Management (pakar 3)
IV-9
Bab IV: Analisis Penelitian
X 4.9
Kesalahan dalam monitoring project cost
√ √
x
Masuk Ke Project Management (pakar 3)
X 4.10
Kesalahan dalam monitoring project cost
x
x
x
Gabung dengan X 4.9 (pakar 1,2), Masuk Ke Project Management (pakar 3)
X 4.11
Tidak cukup waktu untuk testing
√ √
x
Masuk Ke Project Management (pakar 3)
Dari respon yang diberikan oleh para pakar tersebut, maka langkah berikutnya adalah menyamakan pendapat para pakar terutama untuk variabel-variabel yang berbeda hasilnya. Selain itu, juga dimintakan kepada para pakar tersebut untuk menyepakati variabel-variabel mana saja yang harus digunakan untuk analisis AHP sebagai materi pair-wise comparison. Untuk itu para pakar menyepakati untuk menggunakan variabel-variabel di tabel berikut ini dalam analisis pair-wise comparison AHP. Tabel 17. Variabel Risiko Kategori Eksternal untuk Kuesioner 2
Item Number E1.1 E1.2 E1.3 E1.4 E1.5 E1.6 E1.7
Item Description Perizinan Perubahan Kondisi ekonomi Perubahan regulasi Efek negatif tidak langsung dari proyek terhadap lingkungan dan social/budaya Kegagalan penyelesaian pekerjaan akibat kegagalan pihak ketiga/subkontraktor/vendor Tidak mendapatkan kontraktor karena tidak ada yang ikut tender Proyek tidak kompetitif karena adanya pesaing baru
Tabel 18. Variabel Risiko Kategori Organizational untuk Kuesioner 2
Item Number O1.1 O1.2 O1.3 O1.4
Item Description Keterlambatan proyek karena permasalahan di level manajemen puncak Ketidaktulusan bekerja di level manajemen Perubahan/mutasi pekerja senior Struktur organisasi yang tidak sesuai
IV-10
Bab IV: Analisis Penelitian
O1.5 O1.6 O1.7 O1.8 O1.9
Kekurangan kebijakan dan prosedur yang sesuai Perencanaan yang buruk (Perencanaan pasar, pasok & jaringan pipa) Jadwal yang tidak realistis (jadwal per project charter/ target jadwal dari manajemen puncaj) Tujuan Proyek tidak jelas & tidak mungkin dicapai Lingkup kerja tidak jelas
Tabel 19. Variabel Risiko Kategori Project Management untuk Kuesioner 2
Item Number .P1.1 P1.2 P1.3 P1.4 P1.5 P1.6 P1.7 P1.8
Item Description Kehilangan control Skill manajemen proyek yang kurang memadai/pengalaman Kekurangan sumber daya manusia / pekerja Produktifitas pekerja yang kurang memadai Perubahan lingkup pekerjaan/VO Estimasi biaya yang buruk Keterlambatan Pekerjaan Strategi procurement yang tidak sesuai
Tabel 20. Variabel Risiko Kategori Teknikal untuk Kuesioner 2
Item Number T1.1 T1.2 T1.3 T1.4 T1.5
4.4.
Item Description Ketidakcukupan data untuk desain Engineer/perancang tidak berpengalaman Ketidaksesuaian desain & Spesifikasi Kemungkinan perubahan desain pada saat konstruksi Desain tidak dapat dieksekusi
Kuesioner 2
Kuesioner 2 bertujuan untuk mendapatkan data untuk analisis risiko pada proyek pembangunan jaringan pipa gas onshore. Kuesioner ini disebarkan kepada 15 responden yang memiliki pengalaman lebih dari 7 tahun di bidang pembangunan jaringan pipa gas. Dari 15 kuesioner yang disebarkan, sebanyak 13 responden
IV-11
Bab IV: Analisis Penelitian
mengirimkan kembali hasil kuesioener tersebut (terlampir). Berikut ini adalah profil dari responden tersebut. Tabel 21. Profil Responden No. Responden
Pendidikan
Pengalaman Kerja
S2 S1 S1 S2 S1 S1 S2 S1 S1 S1
10 tahun 10 tahun 17 tahun 11 tahun 14 tahun 11 tahun 12 tahun 10 tahun 30 tahun 13 tahun
11 12
Senior Specialist Engineer Senior Specialist Engineer SHE Manager Executive Engineer Executive Engineer Executive Officer Procurement Project Manager Senior Specialist Engineer QA/QC & HSE Manager Procurement Manager Contract Administration Manager Senior Specialist Officer
S1 S1
24 tahun 10 tahun
13
Senior Specialist Engineer
S2
17 tahun
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Posisi
Contoh pengisian kuesioner 2 yaitu sebagai berikut. 1
2
Risk Event A (Pembanding)
Risk Event B (Terbanding)
3
4
Risiko yang lebih Skala/rating terkait dengan subjek
Eksternal
Perizinan
Perubahan Kondisi ekonomi nasional/internasional Perubahan regulasi pemerintah Efek negatif tidak langsung dari proyek terhadap lingkungan dan social/budaya Kegagalan penyelesaian pekerjaan akibat kegagalan pihak ketiga/subkontraktor/vendor Tidak mendapatkan kontraktor karena tidak ada yang ikut tender Proyek tidak kompetitif karena adanya pesaing baru
A
7
B
5
B
9
-
1
A
4
B
3
Gambar 12. Contoh Pengisian Kuesioner 2
4.5.
Analisis Data
4.5.1 Matriks Dari kuesioner 2 terlihat bahwa setiap kategori risiko memiliki ordo matriks yang berbeda-beda. Pada kategori eksternal ordo matriks yaitu 7x7, pada kategori organizational ordo matriks yaitu 9x9, pada kategori project management ordo matriks yaitu 8x8, sedangkan pada kategori teknikal ordo matriks yaitu 5x5.
IV-12
Bab IV: Analisis Penelitian
Hasil dari pengisian kuesioner oleh responden dijadikan input di dalam tabel matriks pair-wise comparison sebagai berikut. Tabel 22. Matriks Pair-wise Comparison (Skala Linear) Eksternal Item Number Item NumbItem Description E1.1 Perizinan E1.2 Perubahan Kondisi ekonomi E1.3 Perubahan regulasi E1.4 Efek negatif tidak langsung dari proyek terhadap lingkungan dan social/budaya E1.5 Kegagalan penyelesaian pekerjaan akibat kegagalan pihak ketiga/subkontraktor/vendor E1.6 Tidak mendapatkan kontraktor karena tidak ada yang ikut tender E1.7 Proyek tidak kompetitif karena adanya pesaing baru
1 2 3 4 5 6 7 E1.1 E1.2 E1.3 E1.4 E1.5 E1.6 E1.7 1.00 7.00 5.00 6.00 0.14 0.20 0.33 0.14 1.00 0.20 0.20 0.20 0.20 0.20 0.20 5.00 1.00 0.20 0.20 0.20 0.20 0.17 5.00 5.00 1.00 0.20 0.20 0.20 7.00 5.00 5.00 5.00 1.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 0.20 1.00 5.00 3.00 5.00 5.00 5.00 0.20 0.20 1.00
4.5.2 Analisis Matriks Dari data yang terkumpul, semua data diolah menggunakan metode linear Saaty, masing-masing data dicari nilai Consistency Index (CI) menggunakan rumus. 𝐶𝐶𝐶𝐶 =
λ max − 𝑛𝑛 𝑛𝑛 − 1
Dan berikutnya, didapatkan nilai Consistency Ratio (CR) dengan menggunakan Ratio Index sesuai yang ditetapkan Saaty. Adapun hasil akhir dari perhitungan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 23. Consistency Ratio (CR) menggunakan skala linear Risk Event Eksternal Organizational Project Management Teknikal
1 0.28 0.04 0.26 0.03
2 0.26 0.18 0.16 0.09
3 0.20 0.30 0.34 0.31
4 0.18 0.27 0.25 0.11
5 0.24 0.30 0.32 0.38
6 0.11 0.07 0.09 0.09
Responden 7 8 0.06 0.03 0.10 0.03 0.05 0.08 0.13 0.11
9 0.60 0.93 0.53 0.26
10 0.79 0.56 1.03 2.03
11 0.89 0.23 0.19 0.10
12 0.25 0.19 0.35 0.37
13 0.17 0.21 0.06 0.37
Dapat dilihat dari tabel diatas bahwa sebagian besar data tidak memenuhi cut off Consistency Ratio yang ditetapkan. Dan sesuai yang telah dijabarkan di dasar teori bahwa skala linear Saaty dapat diganti atau disesuaikan dengan menggunakan skala geometri, terutama untuk matriks yang mengutamakan untuk dihasilkan peringkat dari variabel yang dibandingkan. Maka
skala
linear
tersebut
diganti
menjadi
skala
geometri
menggunakan tabel rujukan penggantian skala sebagai berikut.
IV-13
ordo CR cut matrix off 20% 7 x 7 0.264 9 x 9 0.29 8 x 8 0.282 5 x 5 0.224
Bab IV: Analisis Penelitian
Tabel 24. Konversi Skala Linear – Skala Geometri Linear Geometri
1 1
2 2
3 4
4 8
5 16
6 32
7 64
8 128
9 256
Sehingga tabel pengisian kuesioner pun berubah menjadi sebagai berikut. Tabel 25. Matriks Pair-wise Comparison (Skala Geometri) Eksternal Item Number Item NumbItem Description E1.1 Perizinan E1.2 Perubahan Kondisi ekonomi E1.3 Perubahan regulasi E1.4 Efek negatif tidak langsung dari proyek terhadap lingkungan dan social/budaya E1.5 Kegagalan penyelesaian pekerjaan akibat kegagalan pihak ketiga/subkontraktor/vendor E1.6 Tidak mendapatkan kontraktor karena tidak ada yang ikut tender E1.7 Proyek tidak kompetitif karena adanya pesaing baru
1 E1.1 1.00 0.02 0.06 0.03 64.00 16.00 4.00
2 E1.2 64.00 1.00 16.00 16.00 16.00 16.00 16.00
3 E1.3 16.00 0.06 1.00 16.00 16.00 16.00 16.00
4 5 6 7 E1.4 E1.5 E1.6 E1.7 32.00 0.02 0.06 0.25 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 1.00 0.06 0.06 0.06 16.00 1.00 16.00 16.00 16.00 0.06 1.00 16.00 16.00 0.06 0.06 1.00
Setelah penggantian skala tersebut, maka nilai CI yang dihasilkan pun akan berbeda dan menghasilkan nilai Consistency Ratio yang berbeda pula. Nilai Consistency Ratio yang baru adalah sebagai berikut. Tabel 26. Consistency Ratio (CR) menggunakan skala Geometri Risk Event Eksternal Organizational Project Management Teknikal
1 0.18 0.01 0.21 0.00
2 0.13 0.06 0.02 0.01
3 0.18 0.12 0.17 0.18
4 0.06 0.14 0.08 0.02
5 0.09 0.08 0.07 0.07
6 0.05 0.01 0.01 0.04
Responden 7 8 0.01 0.01 0.02 0.00 0.01 0.01 0.04 0.02
9 0.29 0.89 0.42 0.09
10 0.63 0.45 0.86 3.50
11 0.86 0.09 0.12 0.01
12 0.07 0.03 0.08 0.21
13 0.04 0.07 0.02 0.21
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa hanya 3 responden yang memiliki nilai Consistency Ratio diluar ketetapan 20%. Maka ketiga data dari responden tersebut tidak dapat digunakan untuk analisis berikutnya. 10 data responden yang lain akan dilanjutkan analisisnya untuk menunjukkan peringkat risiko yang paling berpengaruh terhadap proyek pembangunan jaringan pipa gas.
4.5.3 Analisis Bobot Dengan menggunakan data dari 10 responden yang memiliki nilai Consistency ratio sesuai ketentuan maka disusunlah bobot dari masing-masing variabel di tiap-tiap kategori (terlampir).
IV-14
ordo CR cut matrix off 20% 7 x 7 0.264 9 x 9 0.29 8 x 8 0.282 5 x 5 0.224
Bab IV: Analisis Penelitian
Dari kategori Eksternal, 2 risiko peringkat teratas adalah: 1. Perubahan Regulasi sebesar 11,76 % Risiko ini akan muncul baik disaat perencanaan maupun saat konstruksi. Banyak bentuk dan macam dari jenis risiko ini seperti peraturan yang mewajibkan semua transaksi di Indonesia harus menggunakan mata uang rupiah (BI, 2015), selain itu perubahan regulasi juga sering kali tidak tersosialisasikan dengan baik sehingga tidak sempat diantisipasi pada tahap perencanaan (AntaraNews.com, 2014). Penyebab: perubahan rezim pemerintahan, perubahan kondisi politik, keperluan Negara secara umum. Dampak:
penambahan biaya konstruksi, perubahan rencana
eksekusi proyek. Pencegahan:
menambahkan
contingency
cost
yang
dapat
dimasukkan di estimasi proyek atau dalam bentuk management reserves. Perbaikan: segera melaksanakan regulasi tersebut walaupun mungkin akan berdampak pada munculnya tambahan biaya atau penambahan durasi pekerjaan.
2. Perizinan sebesar 9,28 %. Seringkali sebuah proyek terkendala oleh pengurusan perizinan yang berbelit dan birokrasi yang panjang (Liputan6.com, 2013), sehingga sangat disarankan agar pengurusan perizinan dimulai segera setelah proyek tersebut disetujui untuk dilaksanakan. Dan diberikan waktu yang cukup untuk pengurusan perizinan karena dapat diperkirakan bahwa waktu yang dibutuhkan akan panjang. Penyebab: lambatnya pengurusan izin dari instansi terkait, birokrasi yang panjang. Dampak: tertundanya pelaksanaan konstruksi, perubahan jalur pipa. IV-15
Bab IV: Analisis Penelitian
Pencegahan: pengurusan izin dimulai segera setelah proyek di inisisasi, bekerjasama dengan konsultan perizinan resmi. Perbaikan: menggeser waktu pelaksanaan konstruksi, mengubah rute jalur pipa.
Dari kategori Organizational, 2 risiko peringkat teratas adalah: 1. Perencanaan yang buruk (pasar, pasok, dan jaringan pipa) sebesar 20,27 %. Proyek jaringan pipa gas merupakan proyek yang memiliki tujuan yaitu menyalurkan gas dari pasok ke pasar menggunakan rute dan jaringan pipa yang tepat. Apabila salah satu dari ketiga hal tersebut (pasok, pasar dan jaringan pipa) direncanakan dengan buruk, maka dapat dijamin bahwa secara bisnis, proyek ini akan gagal. Sangat mungkin terjadi proyek selesai dibangun namun tidak ada gas yang mengalir karena tidak ada atau terbatasnya pasok, atau pasar yang diprediksi akan menyerap gas ternyata tidak tersedia, ataupun ternyata biaya O&M yang dibutuhkan sangat tinggi karena jaringan pipa yang boros. Sehingga disarankan agar perencanaan dieksekusi menggunakan data yang valid. Penyebab: Tidak cukup data pendukung, perubahan informasi pasar ataupun pasok yang sangat dinamis. Dampak: penambahan biaya konstruksi akibat perubahan lingkup pekerjaan konstruksi, perkiraan biaya dan waktu yang tidak tepat, desain perencanaan yang berlarut-larut. Pencegahan: pengumpulan data secara cermat (waktu dan kualitas), komitmen/kesepakatan pasok dan pasar diperoleh terlebih dahulu. Perbaikan: Perubahan lingkup pekerjaan.
2. Jadwal yang tidak realistis (jadwal per project charter/ target jadwal dari manajemen puncak) sebesar 12,46%. Kadangkala manajemen puncak menetapkan jadwal pelaksanaan proyek tidak realistis sehingga Manajer Proyek diharuskan untuk
IV-16
Bab IV: Analisis Penelitian
menggunakan sumber daya yang besar untuk menyelesaikan proyek tersebut. Hal ini mungkin terjadi karena manajemen puncak tidak mendapatkan informasi yang tepat mengenai pelaksanaan proyek. Sehingga sebaiknya di berikan input terutama untuk pekerjaanpekerjaan konstruksi yang tidak dapat dipersingkat durasi pelaksanaannya dan kegiatan yang tidak dapat dilewati prosesnya. Penyebab: Manajemen puncak tidak mendapatkan informasi yang tepat mengenai keputusan bisnisnya, penundaan keputusan investasi, tidak ada prioritas investasi, tim teknis salah memberikan perkiraan waktu pekerjaan Dampak: biaya proyek yang tinggi, kualitas yang buruk, aka nada aturan/regulasi yang dilanggar, proyek tidak selesai tepat waktu. Pencegahan: prioritas investasi disusun dengan baik, tim teknis memberikan perkiraan waktu yang wajar dengan dilengkapi asumsi dari tiap pendekatan. Perbaikan: menambah sumber daya proyek, memecah proyek menjadi paket-paket yang lebih kecil.
Dari kategori Project Management, 2 risiko peringkat teratas adalah: 1. Estimasi biaya yang buruk sebesar 9,53 %. Estimasi yang buruk dapat menyebabkan proyek tidak hanya merugi namun juga terlambat penyelesaiannya dan kualitas yang tidak sesuai harapan. Dibutuhkan jam terbang, kecukupan data pembanding, teamwork yang baik, dan waktu yang cukup untuk menghasilkan estimasi biaya yang baik dan terpercaya. Penyebab: pekerja tidak berpengalaman, tidak tersedia data yang cukup, level estimasi yang tidak sesuai dengan tahapan proyek, komunikasi yang buruk antar bagian. Dampak:
cost
overrun,
kualitas
pekerjaan
yang
buruk,
penyelesaian pekerjaan terhambat, gagal mendapatkan kontraktor atau kontraktor yang terpilih tidak berkualitas.
IV-17
Bab IV: Analisis Penelitian
Pencegahan: Pekerja diberikan tanggung jawab secara bertahap, dibentuk team yang solid, komunikasi antar bagian yang baik, waktu yang cukup, dianggarkan biaya contingency yang cukup. Perbaikan: menggunakan biaya contingency apabila diperlukan, revisi estimasi biaya.
2. Skill manajemen proyek yang kurang memadai/pengalaman sebesar 8,97%. Proyek adalah sebuah kegiatan yang membutuhkan sentuhan manusia dalam pelaksanaanya. Walaupun proyek tersebut sudah dilengkapi oleh peralatan yang canggih, software yang ternutakhir dan material yang terbaik, namun tetap dibutuhkan seorang pekerja untuk menjalankan semuanya. Proyek adalah kumpulan individu yang memiliki kecakapan dan ekspektasi yang berbeda-beda, sehingga dibutuhkan skill yang mumpuni untuk dapat mengatur semua pada tempatnya. Skill tersebut tidak selalu didapatkan dari pendidikan formal namun juga dibutuhkan pengalaman yang cukup untuk memiliki skill tersebut. Penyebab:
tidak
ada
kaderisasi
dan
mentoring
secara
berkelanjutan. Dampak: proyek tidak berjalan sesuai rencana, biaya proyek membengkak, durasi pelaksanaan bertambah, proyek gagal diselesaikan. Pencegahan: hanya pekerja yang berpengalaman yang menangani proyek, proses kaderisasi dan mentoring dilaksanakan secara kontinyu. Perbaikan: personil yang tidak berkinerja baik digantikan dengan yang lebih baik.
Dari kategori Teknikal, 2 risiko peringkat teratas adalah: 1. Disain tidak dapat dieksekusi sebesar 18,38 %. Disain terkadang disusun dengan sangat ideal dan tidak memperhatikan kondisi lapangan dimana disain tersebut akan diterjemahkan. Atau tim konstruksi tidak memahami disain tersebut. IV-18
Bab IV: Analisis Penelitian
Hal ini dapat terjadi karena buruknya komunikasi antara bagianbagian proyek, disain disusun hanya berdasarkan proyek terdahulu (copy & paste designer), tidak didapatkan data lapangan yang cukup. Sehingga disarankan agar diciptakan suasana kerja yang kondusif dan dilakukan survey kondisi lapangan sebelum disain dilakukan. Penyebab: disain disusun tidak berdasarkan kondisi lapangan, hanya terpaku pada disain proyek terdahulu, tidak sinkronisasi antara bagian perencanaan-konstruksi-operasi di tahap FEED. Dampak: penambahan biaya dan waktu konstruksi akibat perubahan lingkup pekerjaan konstruksi. Pencegahan: koordinasi antar bagian yang baik, kecukupan data lapangan tersedia sebelum disain dimulai. Perbaikan: perubahan lingkup pekerjaan.
2. Engineer/perencana tidak berpengalaman sebesar 8.82%. Engineer yang tidak berpengalaman dapat menyebabkan kondisi pada poin nomor 1, sehingga diperlukan upaya untuk meningkatkan pemahaman engineer terhadap proyek. Hal tersebut dapat dilakukan dengan kaderisasi engineer, melibatkan engineer ke dalam proyek mulai dari sebagai junior engineer hingga akhirnya mampu menjadi engineer yang berpengalaman. Penyebab: tidak ada kaderisasi dan mentoring, teknologi baru. Dampak: kesalahan disain, disain tidak dapat dieksekusi, tidak menggunakan standart/code yang sesuai, biaya proyek bertambah. Pencegahan:
kaderisasi
dan
mentoring
yang
kontinyu,
menggunakan jasa konsultan engineering terutama untuk teknologi baru. Perbaikan: memberikan pendampingan kepada engineer yang belum
berpengalaman,
perubahan
lingkup
pekerjaan,
menggunakan jasa konsultan engineering
IV-19