BAB IV Analisis Pembelajaran Mahārah Al-Istimā’ pada Siswa Program Bahasa SMA Takhassus Al-Qur’an Kalibeber, Mojotengah, Wonosobo
A. Analisis Pelaksanaan Pembelajaran
Mahārah Al-Istimā’ pada Siswa
Program Bahasa SMA Takhassus al-Qur’an Kalibeber, Mojotengah, Wonosobo Berdasarkan pemaparan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab III, dapat dianalisis bahwa Proses pembelajaran mahārah al-istimā’ dalam mata pelajaran bahasa Arab pada tahun pelajaran 2014/2015 dilaksanakan dengan langkah-langkah yang betul. Walaupun tahun pelajaran kali ini dua dari tiga guru bahasa bukan dari lulusan pendidikan, pembelajaran tetap dilaksanakan dari perencanaan pembelajaran, proses pembelajaran sampai mengevaluasi pembelajaran. Kegiatan pembelajarannya meliputi perencanaan pembelajaran, kegiatan belajar mengajar dan evaluasi pembelajaran. Perencanaan pembelajaran mahārah al-istimā’ ada dalam perencanaan mata pelajaran bahasa Arab untuk program bahasa dan humaniora di SMA Takhassus Al-Qur’an. Perencanaan pembelajarannya meliputi program tahunan, program semester, silabus, RPP. Semua program perencanaan tersebut dibuat oleh masing-masing guru bahasa Arab pada program bahasa dengan mengacu pada kurikulum yang ditetapkan kementerian pendidikan nasional.
76
77
Kegiatan pembelajaran mahārah al-istimā’ bahasa Arab untuk program bahasa dan humaniora di SMA Takhassus Al-Qur’an dilaksanakan dengan teknik, media dan sumber belajar tertentu. Interaksi dalam proses pembelajaran antara guru dengan siswa bisa dikatakan aktif. Guru juga sering menerapkan permainan bahasa untuk mengurangi kejenuhan siswa. Evaluasi pembelajaran mahārah al-istimā’ bahasa Arab untuk program bahasa dan humaniora di SMA Takhassus Al-Qur’an dilaksanakan dengan teknik tes dan non tes. Pelaksanaan evaluasinya berdasarkan lama masa pembelajaran dan ketercapaian standar kompetensi tertentu. Siswa berhak mengetahui hasil pencapaian belajarnya setiap satu semester melalui raport. Siswa juga berhak mengetahui hasil pencapaian belajarnya dalam kompetensi tertentu melalui ulangan harian.1 Setelah membuat perencanaan pembelajaran, guru melaksanakan kegiatan belajar mengajar di ruang kelas. Kemudian, guna mencapai tujuan pembelajaran mahārāh al-istimā’’ guru melaksanakan kegiatan belajar di ruang kelas bahasa Arab dengan teknik, media dan sumber belajar yang sesuai. Hal ini sejalan dengan teori yang dipaparkan oleh Azhar Arsyad dalam bukunya yang berjudul “Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya”, bahwa metode dan teknik pembelajaran merupakan dua unsur penting dalam pembelajaran bahasa. Setiap aspek keterampilan (mahārāh) mempunyai
1
2014
Observasi pembelajaran yang dilakukan dari tanggal 16 September sampai 1 Oktober
78
metode pembelajaran yang bersifat prosedural, serta diimplemantasikan dengan teknik pembelajaran.2 Guru mata pelajaran bahasa Arab di SMA Takhassus Al-Qur’an menerapkan metode pembelajaran mahārah al-istimā’ berupa metode dengar ucap (sam’iyyah wa syafāhiyyah), metode dengar tulis (imlā’), metode bahasa dengar (audio lingual) dan metode campuran.3 Metode-metode tersebut diaplikasikan dengan 5 teknik pembelajaran yang sesuai dengan teori. Teknik tersebut
yaitu
mendengarkan
dan
membedakan,
mendengarkan
dan
menirukan, mendengar sambil membaca, mendengarkan sambil melihat dan memperoleh informasi, serta teknik permainan bahasa.4 Teori yang telah penulis himpun memaparkan ada 5 bentuk teknik pembelajaran mahārah alistimā’.5 Pembelajaran mahārah al-istimā’ dengan permainan bahasa terkadang diterapkan oleh guru bahasa Arab SMA Takhassus Al-Qur’an. Diantaranya adalah bisik berantai, siapa yang berbicara, tebak-tebakan, dengarkan dan bedakan, dengarkan dan jawab, serta dengar lagu.6 Berdasarkan teori yang dikemukakan pada bab dua, ada 12 permainan bahasa yang dapat diterapkan dalam pembelajaran mahārah al-istimā’.7 Menurut penulis, permainan seperti
2
Azhar Arsyad, Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), hlm. 19-20 3 Observasi pembelajaran yang dilakukan dari tanggal 16 September sampai 1 Oktober 2014 4 Analisis observasi pembelajaran mahārah al-istimā’ yang dilakukan di rombel bahasa dari tanggal 16 September 2014 sampai 1 Oktober 2014 5 Wa Muna, Metodologi Pembelajaran Bahasa ArabTeori dan Aplikasi, (Yogyakarta: Teras, 2011), hlm. 150-151 6 Analisis observasi pembelajaran mahārah al-istimā’ yang dilakukan di rombel bahasa dari tanggal 16 September 2014 sampai 1 Oktober 2014 7 Bab 2, hlm. 32-36
79
siapa yang berbicara dapat diterapkan dalam bab المهنة والحياة. Permainan bagaimana saya akan pergi juga dapat diterapkan sebagai tugas rumah. Penulis melihat, penerapan teknik pembelajaran mahārah al-istimā’ pada program bahasa sudah baik. Selain metode dan teknik, guru juga sebaiknya menggunakan media pembelajaran mahārah al-istimā’. Hal ini telah diutarakan oleh Ahmad Muhtadi Anshor dalam bukunya yang berjudul “Pengajaran Bahasa Arab Media dan Metode-metodenya” bahwa selain metode dan teknik pembelajaran mahārah al-istimā’, diperlukan juga media pembelajaran. Tujuannya adalah mempermudah penyampaian pembelajaran.8 Akan tetapi, penggunaan media pembelajaran mahārah al-istimā’ hanya terbatas pada guru yang lulusan pendidikan saja. Dua guru lain jarang menggunakan media pembelajaran mahārah al-istimā’.9 Tersedianya media pembelajaran sudah bagus, akan tetapi, dari observasi yang penulis lakukan, penggunaan internet dalam pembelajaran bahasa Arab masih terbatas pada guru. Siswa masih enggan mengakses situs yang berkaitan dengan keterampilan menyimak bahasa Arab, walaupun fasilitas perpustakaan multimedia sudah tersedia. Disamping itu, kondisi laboratorium yang masih rusak sejak enam bulan yang lalu, juga dapat mengurangi pengalaman belajar siswa yang berkenaan dengan media. Selain itu, masih diperlukan juga kaset dan CD yang berisi materi pembelajaran. Jadi
8
Ahmad Muhtadi Anshor, Pengajaran Bahasa Arab Media dan Metode-metodenya, (Yogyakarta: Teras, 2009), hlm 23-26 9 Analisis observasi pembelajaran mahārah al-istimā’ yang dilakukan di rombel bahasa dari tanggal 16 September 2014 sampai 1 Oktober 2014
80
dapat penulis simpulkan bahwa penggunaan media pembelajaran mahārah alistimā’ belum maksimal. Mengenai interaksi antara guru dan siswa dalam kegiatan belajarmengajar, bisa dianalisis bahwa interaksinya cukup aktif. Hanya saja masih ada saja siswa yang mengantuk ataupun pasif saat pembelajaran, walaupun guru sudah berusaha dengan tekniknya masing-masing. Ada yang dengan teguran dan ada yang dengan permainan. Berkaitan dengan evaluasi pembelajaran mahārah al-istimā’ di SMA Takhassus Al-Qur’an, baik penilaian kognitif maupun penilaian afektifnya sudah dilaksanakan oleh masing-masing guru mata pelajaran bahasa Arab. Hal ini patut diapresiasi
B. Analisis Faktor Pendukung dan Penghambat Pembelajaran Mahārah alIstimā’ pada Siswa Program Bahasa SMA Takhassus Al-Qur’an Berdasarkan paparan keadaan fasilitas pembelajaran di SMA Takhassus Al-Qur’an dapat dianalisis bahwa secara umum penggunaan fasilitas pendukung pembelajaran mahārah al-istimā’ selain ruang kelas masih kurang maksimal. Padahal, secara teori, salah satu faktor pendukung pembelajaran mahārah al-istimā’ di antaranya adalah tersedianya fasilitas dan media pembelajaran yang memadai.10 Menurut analisis penulis, tersedianya fasilitas pembelajaran mahārah al-istimā’ seharusnya dapat menjadi pendukung pembelajaran. Namun, beberapa fasilitas tidak dapat digunakan
10
Wa Muna, Op.Cit., hlm. 51
81
dengan beberapa alasan. Peralatan laboratorium mengalami kerusakan teknis, ruang multimedia harus antri giliran dengan mata pelajaran bahasa Inggris, bahasa Indonesia, bahasa Mandarin dan bahasa Jawa. Fasilitas wi-fi terkendala dengan minat siswa memanfaatkannya untuk pelajaran bahasa Arab. Berkaitan dengan keadaan guru bahasa Arab di SMA Takhassu AlQur’an, satu guru bahasa Arab lulusan bahasa Arab dan dua guru lain lulusan sarjana hukum islam terlihat cukup berbeda dalam pembelajarannya. Dua guru yang lulusan sarjana hukum islam jarang menggunakan media pembelajaran.11 Padahal, media pembelajaran dapat mempermudah pembelajaran mahārah alistimā’. Dilihat dari media pembelajaran yang dipunya, SMA Takhassus AlQur’an didukung oleh media pembelajaran kaset dan tape recorder, film, televisi, CD, VCD, internet dan laboratorium bahasa.12 Namun, penulis melihat bahwa keberadaan media pembelajaran jarang dimanfaatkan oleh semua guru bahasa Arab. Terlebih lagi masih ada guru bahasa Arab yang jarang menggunakan media pembelajaran. Dari segi siswa, pembelajaran mahārah al-istimā’ didukung oleh domisili sebagian siswa di pesantren dan minat belajar bahasa Arab yang cukup tinggi. Namun, pembelajaran juga kadang terhambat oleh bekal kognitif bahasa Arab siswa yang rendah, kesulitan memahami materi mahārah al-
11
Analisis observasi pembelajaran mahārah al-istimā’ yang dilakukan di rombel bahasa dari tanggal 16 September 2014 sampai 1 Oktober 2014 12 Analisis observasi pembelajaran mahārah al-istimā’ yang dilakukan di rombel bahasa dari tanggal 16 September 2014 sampai 1 Oktober 2014
82
istimā’ dan mengantuknya siswa pada saat jam pelajaran.13 Penulis menganalisis, Walaupun guru menghadapi hambatan dari segi siswa, namun langkah antisipatif dan kreatifitas guru dalam menghadapi hambatan tersebut sudah bagus. Untuk siswa yang bekal kognitifnya kurang, guru telah memotivasi dan menyarankan siswa mengikuti ekstra kurikuler BTQ atau bahasa Arab. Untuk mengatasi siswa yang mengantuk, guru menegur siswa dan menggunakan permainan mencegah siswa mengantuk saat pembelajaran aspek mahārah al-istimā’. Penulis menilai, langkah yang diambil guru mengatasi hambatan dari segi siswa sudah tepat, hanya saja perlu diperhatikan siswa yang pasif saat pembelajaran dan penggunaan media pembelajaran. Terkadang siswa pasif karena tidak mau mengungkapkan apa yang belum dipahami kepada guru. Terkadang ada siswa malas dan malu untuk bertanya kepada guru. Berkaitan dengan teknik penilaian, baik penilaian pengetahuan, praktek maupun sikap, penulis melihat SMA Takhassus Al-Qur’an sudah berusaha menerapkan acuan kurikulum.14 Secara teori, teknik penilaian kompetensi pengetahuan peserta didik melalui tes tulis, tes lisan dan penugasan. teknik penilaian keterampilan melalui praktek, dan teknik penilaian sikap dengan observasi, penilaian diri dan jurnal.15
13
Analisis observasi pembelajaran mahārah al-istimā’ yang dilakukan di rombel bahasa dari tanggal 16 September 2014 sampai 1 Oktober 2014 dan wawancara terhadap guru bahasa Arab SMA Takhassus Al-Qur’an 14 Guru Bahasa Arab SMA Takhassus Al-Qur’an, Wawancara Pribadi, Wonosobo, 11 sampai dengan 17 September 2014 15 Suryadharma Ali, 2013, “Lampiran Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 912 Tahun 2013” https://madrasajatim.files.wordpress.com/2014/02/permenag-no-912tahun-2013.pdf. Diakses, 24 Maret 2014
83
Penulis menganalisis, teknik penilaian yang diterapkan di SMA Takhassus Al-Qur’an yang berkaitan dengan pengetahuan dan praktek sudah sesuai dengan teori. Namun untuk penilaian sikap masih terbatas dengan observasi dengan instrument skala sikap. Menurut anggapan guru skala sikap dinilai praktis dan sudah dapat mewakili penilaian sikap. Hal tersebut penulis maklumi karena memang tugas guru memang banyak sekali, sehingga tidak mungkin semua teori evaluasi dapat dipraktekkan dalam mengevaluasi pembelajaran mahārah al-istimā’.