56
BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENGELOLAAN DANA ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH DI KJKS BMT ISTIQLAL PEKALONGAN Secara sosial ataupun ekonomi bahwa zakat adalah lembaga penjamin. Lewat institusi zakat, kelompok yang kekurangan tidak lagi merasa khawatir terhadap kelangsungan hidupnya, karena substansi zakat merupakan mekanisme yang menjamin kelangsungan hidup mereka di tengah masyarakat. Secara ekonomi, zakat dapat berfungsi sebagai salah satu instrumen untuk mengentaskan kemiskinan, pemerataan pendapatan dan mempersempit kesenjangan antara kelompok kaya dan miskin. Pada dua sampai tiga tahun terakhir ini KJKS BMT Istiqlal Pekalongan mempunyai divisi zakat sendiri yang benar-benar mengelola zakat, infaq dan shadaqah yang telah ditergalangkan. Dana yang telah tergalang
akan
didistribusikan kepada kelompok mustahik yang membutuhkan disekitar lokasi KJKS BMT Istiqlal pekalongan dan tidak menutup kemungkinan juga nasabahnasabah KJKS BMT Istiqlal Pekalongan. Tujuan KJKS BMT Istiqlal Pekalongan membuat divisi zakat, infaq dan shadaqah (ZIS) untuk membantu pergerakan ekonomi masyarakat. Dengan seperti itu perekonomian yang ada disekitarnya dapat lebih baik lagi. Masyarakat yang kebanyakan mempunyai ketrampilan tetapi belum begittu diasah. Maka dari itu KJKS BMT Istiqlal Pekalongan memberikan pendampingan secara modal dan pembekalan keilmuan kewirausahaan.
57
Pada tahun 2010, dana zakat, infaq dan shadaqah (ZIS) terkumpul sebesar Rp 4.735.456,00.
Dari dana tersebut KJKS BMT Istiqlal Pekalongan dapat
mengelola dengan sedemikian rupa agar dapat didistribusikan kepada golongan yang membutuhkan. Sedangkan pada periode 31 Juni 2010 terkumpul dana zakat, infaq dan shadaqah sebanyak Ro 9.695.159,00. Ini telah memberikan perkembangan yang signifikan terhadap KJKS BMT Istiqlal Pekalongan. Di KJKS BMT Istiqlal Pekalongan juga mengacu pada UU No. 38 tahun 1999, yang telah dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia tentang Pengelolaan Zakat. Didalam menyebutkan bahwa upaya penyempurnaan sistem pengelolaan zakat perlu terus ditingkatkan, agar dalam pelaksanaannya zakat lebih berhasil guna dan berdaya guna dan dapat dipertanggungjawabkan pelaksanaanya. Pengelolaan zakat sendiri mempunyai tujuan meningkatnya kesadaran masyarakat dalam penuaian dan dalam pelayanan ibadah zakat, meningkatnya fungsi dan peranan pranata keagamaan dalam upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan keadilan sosial, serta meningkatnya hasil guna dan daya guna zakat. Didalam UU tersebut juga menyebutkan bahwa yang dikumpulkan tidak hanya zakat saja tetapi infaq, shadaqah, hibah, tingkatannya,wafat, waris dan kafarat. 1 A.
Manajemen Penggalangan Dana ZIS KJKS BMT Istiqlal Pekalongan Baitul Maal wat Tamwil adalah sebuah lembaga yang mempunyai dua
bidang, yaitu Baitul Maal dan Baitul Tamwil. Dari dua bidang tersebut
1
Hadi Purnomo, selaku Manager KJKS BMT Istiqlal Pekalongan, Pekalongan, tanggal 25 Oktober 2011 pukul 15.00
58
kedudukannya harus seimbang. Dikarenakan dalam dua bidang tersebut mempunyai kedudukan yang sama-sama penting. Baitul Maal yaitu bidang bisnis sedangkan Baitul Tamwil adalah bidang sosial yang harus dijalani oleh setiap Baitul Maal wat Tamwil. Penggalangan dana Zakat, Infaq dan Shadaqah (ZIS) antara lain yaitu: 1.
Sumber dana
Dana yang diterima oleh KJKS BMT Istiqlal Pekalongan meliputi: 2 a)
Dana yang diambil dari masyarakat seperti zakat dari simpanan para anggota, infaq dan shadaqah yang didapat dari kotak amal yang telah disebarkan oleh para karyawan, pengurus dan anggota yang mempunyai usaha yang dapat dititipi kotak infaq dan para donatur yang setiap bulannya memberikan zakatnya ke KJKS BMT Istiqlal Pekalongan.
b)
Zakat penghasilan yang didapat dari para karyawan setiap bulannya sebesar 2,5% dari penghasilan yang diterima oleh para karyawan.
c)
Para anggota pembiayaan yang mengajukan pembiayaan yang langsung dikenakan dana ZIS. Dari setiap pembiayaan yang masuk atau yang diajukan oleh anggota akan dipotong sebesar Rp 5.000,00 untuk pembiayaan yang kurang dari Rp 5.000.000,00 sedangkan yang lebih dari Rp 5.000.000,00 akan dikenakan sebesar Rp 10.000,00.
2
14:30
Hasil Wawancara dengan Bpk. Wahyu Hidayat selaku bagian ZIS Tgl 3 Oktober 2011
59
d)
Penggalangan dana ZIS dari nasabah simpanan. Penggalangan ini dilakukan oleh nasabah/anggota secara pribadi, karena sampai sekarang KJKS BMT Istiqlal Pekalongan belum menyediakan fasilitas pembayaran secara by system untuk para anggota/nasabahnya. Oleh karenanya, dalam pemotongan dana ZIS ini, nasabah/anggota dapat memotong sendiri saldo simpanan yang mereka punyai di KJKS BMT Istiqlal Pekalongan. Dengan cara menyuruh teller/petugas untuk mendebet sejumlah nominal yang dikehendaki untuk pemotongan dana ZIS.
2.
Penerimaan Dana Dalam penerimaan dana zakat, infaq dan shadaqah (ZIS) dilakukan seperti
berikut:3 a.
Penerimaan dana zakat, infaq dan shadaqah (ZIS) hanya dapat dilakukan melalui rekening yang nasabah punya di KJKS BMT Istiqlal Pekalongan
3
Ibid,
60
b.
Setiap penerimaan dan oleh teller/petugas yang telah ditentukan harus dibuatkan bukti penerimaan yang sah dan disetor sesuai bukti yang telah diterima.
3.
Sasaran Penggalangan Dana Sasaran penggalangan dana zakat, infaq dan shadaqah (ZIS) adalah lembaga,
perusahaan/instansi yang berbadan hukum dan masyarakat umum baik perorangan maupun kelompok. Lembaga yang bekerja sama dengan BMT Istiqlal Pekalongan seperti JMSI Sapuro, BKM Sapuro, TK, SD, MIS, SMP dan TPQ.4
4
Dokumen BMT Istiqlal Pekalongan, hlm.10.
61
4.
Strategi Penggalangan Dana Zakat, Infaq dan Shadaqah (ZIS) Dalam Buku Manajemen Pengelolaan Zakat Departemen Agama disebutkan
tiga strategi dalam penggalangan dana ZIS, yaitu: a.
Pembentukan unit
penggalangan zakat.
Hal
ini
dilakukan untuk
memudahkan penggalangan zakat, baik kemudahan bagi lembaga pengelola zakat dalam menjangkau para muzakki maupun kemudahan bagi para muzakki untuk membayar zakatnya. b.
Pembukaan kounter penerimaan zakat. Selain membuka unit pengumpulam zakat di berbagai tempat, lembaga penglola zakat dapat membuka kounter atau loket tempat pembayaran zakat di kantor atau sekretariat lembaga yang bersangkutan. Kounter atau loket tersebut harus dibuat yang respresentatif seperti layaknya loket lembaga keuangan profesional yang dilengkapi dengan dengan ruang tunggu bagi muzakki yang akan membayar zakat.
c.
Pembukaan rekening bank. Yang perlu diperhatikan di sini adalah bahwa membuka rekening hendaklah dipisahkan antara masing-masing rekening sehingga dengan demikian akan memudahkan para muzakki dalam pengiriman zakatnya.5 KJKS BMT Istiqlal Pekalongan adalah salah satu lembaga keuangan mikro
syariah yang telah mempunyai divisi sendiri untuk mengelola zakat. KJKS BMT
5
Fakhruddin,Fiqh dan Manajemen Zakat di Indonesia,(Malang: UIN-Malang Press,2008),hlm.310
62
Istiqlal Pekalongan sendiri belum bekerja sama dengan lembaga amil zakat (LAZ) ataupun badan amil zakat (BAZ) yang ada didekat lokasi BMT tersebut. KJKS BMT Istiqlal Pekalongan masih mengelolanya sendiri dengan acuan UU No.38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat. Dalam penggalangan dana zakat, infaq dan shadaqah (ZIS) sendiri menggunakan strategi seperti berikut: 6 a.
Penyebaran kotak amal. Kotak amal sendiri dilakukan oleh para karyawan, pengurus dan nasabah. Nasabah yang dimaksud adalah nasabah yang mempunyai usaha yang berkenan untuk dititipkan kotak amal.
b.
Pemasangan buletin. Buletin ini dimaksudkan agar para nasabah yang ke kantor KJKS BMT Istiqlal Pekalongan dapat mengetahui bahwa KJKS BMT Istiqlal Pekalongan juga menerima dan menyalurkan dana zakat, infaq dan shadaqah dari para nasabah yang berkenan.
c.
Pemotongan langsung dari pembiayaan. Bagi nasabah atau anggota yang mengajukan pembiayaan kepada KJKS BMT Istiqlal Pekalongan akan dibebani dana ZIS dengan ketentuan jika yang diajukan kurang dari Rp 5.000.000,- (<= Rp 5.000.000,-) maka akan dikenakan dana ZIS sebesar Rp 5.000,-, jika yang diajukan lebih dari Rp 5.000.000,- maka nasabah atau anggota harus membayar dana ZIS sebesar Rp 10.000,-. Dapat dismpulkan bahwa manajemen penggalangan dana zakat, infaq dan
shadaqah yang dilakukan oleh KJKS BMT Istiqlal Pekalongan sudah sesuai dengan Undang-Undang No.38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat. 6
Hasil Wawancara dengan Bpk Wahyu Hidayat, S.H.I,loc.cit
63
Dikarenakan KJKS BMT Istiqlal Pekalongan telah melakukan yang tertuliskan dalam BAB IV Pasal 14 (1) dan (2) bahwa muzakki melakukan perhitungan sendiri hartanya dan kewajiban zakatnya berdasarkan hukum agama dan dalam hal tidak dapat menghitung sendiri hartanya dan kewajiban zakatnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1), muzakki dapat meminta bantuan kepada BAZ atau BAZ memberikan bantuan kepada muzakki untuk menghitungnya. B.
Manajemen Pendistibusian Dana ZIS KJKS BMT Istiqlal Pekalongan Dalam Undang-Undang No.38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat BAB V
pasal 16 dan 17 dan Keputusan Menteri Agama RI No.581 Tahun 1999 Tentang Pelaksanaan UU No.38 Tahun 1999 tentang pengelolaan zakat bahwa dana zakat, infaq dan shadaqah yang telah terkumpul/digalangkan harus segera didistribusikan kepada para mustahiq yang sedang memerlukan bantuan dari lembaga amil zakat ataupun badan amil zakat. KJKS BMT Istiqlal Pekalongan yang telah mempunyai divisi ZIS untuk mengelola zakat, infaq dan shadaqah yang telah dikumpulkan dari para muzakki menjadikan peraturan tersebut sebagai acuan mereka dalam mendistribusikan dana ZIS. Ada beberapa point dari manajemen pendistribusian dana zakat, infaq dan shadaqah yaitu sebagai berikut: 1. Program-Program KJKS BMT Istiqlal Pekalongan merupakan lembaga keuangan mikro yang berhubungan langsung dengan masyarakat. Dengan lokasi yang sangat strategis memudahkan KJKS BMT Istiqlal Pekalongan untuk mengetahui keinginan para nasabahnya. KJKS BMT Istiqlal Pekalongan telah merancang beberapa
64
program untuk pendistribusian dana zakat, infaq dan shadaqah sebagai berikut:7 a.
Bina Usaha Dhuafa KJKS BMT Istiqlal Pekalongan memberikan santunan atau bantuan kepada nasabah atau masyarakat sekitar dalam bentuk modal kerja. Program ini merupakan pembiayaan qardhul hasan (pinjaman lunak) yang dialokasikan kepada usaha kecil dan mikro (dhuafa) dengan memberikan keringanan hanya mengembalikan sebesar pokok pinjaman saja dan adanya pendampingan dari manajemen KJKS BMT Istiqlal Pekalongan. Tetapi program ini belum dijalankan sebagaimana mestinya. Program ini baru fokus pada pinjaman lunak (qardhul hasan) saja. Dari pinjaman ini nasabah dapat meminjam dana maksimal Rp 1.500.000,00. Pembiayaan qardhul hasan sekarang ini baru diberikan kepada sekolah-sekolah yang telah bekerja sama dengan BMT Istiqlal Pekalongan. Jadi dalam pelaksanaannya pembiayaan qardhul hasan lebih condong ke dalam aspek pendidikan. Sampai saat ini ada ±10 sekolah yang telah ikut berpartisipasi dalam pembiayaan qardhul hasan ini. Pendampingan yang dilakukan oleh pihak KJKS BMT Istiqlal Pekalongan sebatas dalam bentuk pemantauan pembayaran yang dilakukan oleh pihak yang meminjam. Bagi nasabah yang ingin mengajukan pembiayaan qardhul hasan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
7
Hasil Wawancara dengan Bpk Wahyu Hidayat,S.H.I Tgl 13 Oktober 2011 14:30
65
Fotokopi identitas nasabah (KTP/SIM/lainnya) Kartu Keluarga Surat Keterangan dari Kepala Sekolah yang bersangkutan(adanya pemantauan dari sekolah) Mengisi form pendaftaran pembiayaan qardhul hasan. b.
Beasiswa Anak Sholeh Beasiswa ini diberikan dalam bentuk bantuan biaya sekolah kepada peserta didik yang orang tuanya tidak mampu. Bantuan ini juga dapat dibedakan kepada bantuan yang sifatnya insidentil untuk biaya atau penambahan biaya sekolah agar kelak anak-anak tersebut tetap dapat melanjutkan jenjang pendidikannya. Beasiswa kepada anak-anak dhuafa yang mendapatkan prestasi di sekolahnya. Beasiswa anak sholeh ini diberikan pada setiap tahun ajaran baru, beasiswa ini berupa bantuan materi seperti biaya operasional sekolah, pendistribusian melalui sekolah-sekolah yang bekerja sama dengan KJKS BMT Istiqlal Pekalongan. Besarnya sumbangan tergantung kebijakan dari KJKS BMT Istiqlal Pekalongan. Sampai saat ini ada 20 anak yang telah menerima beasiswa anak sholeh dari KJKS BMT Istiqlal Pekalongan. Beasiswa anak sholeh ini tidak ada mekanisme pengajuan secara formalnya, hanya dari karyawan yang merekomendasikan sekolah atau anak-anak dari sekolah yang telah bekerja sama dengan KJKS BMT Istiqlal Pekalongan.
66
c.
Santunan Kesehatan Santunan kesehatan ini diberikan kepada nasabah KJKS BMT Istiqlal Pekalongan yang dari kaum dhuafa
pada saat tersebut sakit atau ada
rekomendasi dari pihak-pihak yang terpercaya dari KJKS BMT Istiqlal Pekalongan sendiri. Santunan kesehatan ini bersifat insidentil, dana yang diberikan minimal sebesar Rp 100.000,00 dan juga sakit yang diderita oleh nasabah pun tidak ada kriteria yang harus dipenuhi untuk mendapatkan santunan kesehatan ini. Proses mekanisme pemberiannya pun secara langsung kepada nasabah yang sakit. d.
Santunan Sosial Lainnya Santunan sosial disini seperti pihak yang membutuhkan uluran dana dari KJKS BMT Istiqlal Pekalongan dengan mengajukan proposal bantuan kepada BMT tersebut. Pihak yang sementara ini hanya panti asuhan disekitar wilayah BMT saja. Santunan ini juga merupakan santunan kemanusiaan yang telah tergalangkan dari para muzakki dan harus segera didistribusikan kepada para mustahiq. Santunan sosial ini juga diberikan kepada nasabah yang sedang mengalami musibah seperti salah satu dari kelurganya meninggal, disini santunan yang diberikan berbentuk dana kematian untuk nasabah yang bersangkutan. Dalam pengajuan santunan sosial ini maksimal dana yang diminta sebesar Rp 1.500.000,00. dari program ini belum ada panti asuhan yang secara khusus mendapatkan santunan ini, apabila dari pihak panti asuhan mengajukan proposal bantuan
67
kepada KJKS BMT Istiqlal Pekalongan dapat dipertimbangkan untuk persetujuan pemberian santunan sosial ini. Dari semua program yang telah direncanakan oleh KJKS BMT Istiqlal Pekalongan belum ada pengalokasian khusus dalam pendistribusian yang akan dilakukan. 2.
Sasaran Pendistribusian Dana ZIS Sasaran pendistribusian adalah
perorangan mustahiq atau lembaga yang
memiliki kegiatan utama membantu mustahiq dalam meningkatkan kualitas hidupnya sehingga mampu mandiri. Sasaran pendistribusian KJKS BMT Istiqlal yaitu: a) Siswa berprestasi yang kurang mampu, KJKS BMT Istiqlal Pekalongan memberikan santunan ataupun beasiswa kepada siswa-siswi ini sebagai bentuk mengentaskan kemiskinan dan juga
mengoptimalkan program
pendidikan di Indonesia. b) Nasabah dhuafa yang sakit, program ini dapat dilakukan untuk membantu fakir miskin yang keluarganya menderita sakit dan tidak mampu untuk menanggung biaya perawatan/pengobatan, mustahiq ini juga merupakan salah satu dari delapan ashnaf yang harus segera diberikan pertolongan karena telah tercantum dalam persyaratan prosedur pendayagunaan dana zakat, infaq dan shadaqah didalam Keputusan Menteri Agama No.373 tentang Pelaksanaan UU No.38 tentang Pengelolaan Zakat Bab V pasal 28.
68
c) Tidak menutup kemungkinan juga yayasan yatim piatu atau panti asuhan yang mengajukan proposal kepada KJKS BMT Istiqlal Pekalongan mengharapkan bantuan dalam bentuk dana operasional, barang, ataupun alat produksi. 3.
Mekanisme Penditribusian Dana ZIS Dalam mekanisme pendistribusian dana zakat, infaq dan shadaqah KJKS BMT
Istiqlal Pekalongan mengacu pada beberapa point yaitu: a) Dalam pendistribusian dana ZIS ini, tidak ada persyaratan dalam pengajuan permohonan sebagai mustahiq. KJKS BMT Istiqlal Pekalongan tidak memberikan persyaratan apapun bagi mustahiq yang ingin mendapatkan bantuan, hanya saja harus dari golongan orang yang kurang mampu untuk kesehariannya. b) Pengeluaran dana ZIS dikeluarkan pada saat sekolah ajaran baru, rekomendasi dari karyawan BMT ataupun dari manajer. c) Besarnya dana yang dikeluarkan harus mendapat persetujuan dari manajer KJKS BMT Istiqlal Pekalongan. d) Pencairan dana ZIS dilakukan setelah mendapatkan persetujuan dari manajer KJKS BMT Istiqlal Pekalongan Pusat. e) Dari setiap transaksi yang dilakukan yang berhubungan dengan dana ZIS harus selalu dibuatkan bukti yang sah.
69
f)
Bukti dari setiap transaksi yang masuk ataupun keluar akan dicatat dalam buku besar.
g) Pengawasan dilakukan di awal, pertengahan, dan diakhir kegiatan. Kegiatan pengawasan meliputi pelaksanaan administrasi, dan teknis penggalangan, serta pendistribusian. h) Evaluasi dilakukan setiap setahun sekali atau pada saat diadakannya meeting bulanan. Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen pendistribusian yang dilakukan oleh KJKS BMT Istiqlal Pekalongan telah sesuai dengan Undangundang No. 38 tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat dan juga keputusan Menteri No.373 tahun 1999 tentang Pelaksanaan UU No.38 tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat Bab V pasal 28 tentang prosedur pendayagunaan hasil pengumpulan zakat dan pasal 29 berisi tentang prosedur pendayagunaan hasil pengumpulan zakat untuk usaha produktif . Dalam manajemen pendistribusian yang dilakukan oleh KJKS BMT Istiqlal Pekalongan telah melakukan sesuai fungsi manajemen yang ada, seperti: 1) Perencanaan program-program yang telah direncanakan di awal periode oleh divisi ZIS di KJKS BMT Istiqlal Pekalongan. 2) Pengorganisasian di KJKS BMT Istiqlal Pekalongan tidak lepas dari koordinasi dengan Manajer agar tetap solid dalam organisasi.
70
3) Pelaksanaan dari semua program-program yang ada sudah dilaksanakan dengan baik, walaupun program Bina Usaha Dhuafa belum dapat dilaksanakan tetapi dalam program ini baru difokuskan ke dalam pembiayaan qardhul hasan. 4) Pengawasan telah dilakukan setiap awal periode, pertengahan dan juga akhir periode, dimana dapat dilihat dalam buku besar transaksi yang ada. 5) Evaluasi biasa dilaksanakan pada saat meeting bulanan atau pertemuan yang melibatkan Manajer dan divisi ZIS.