Tugas Akhir “Kajian Pemberlakuan Syarat Sertifikasi Keterampilan Kerja bagi Tenaga Kerja Mandor”
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN PEMBERLAKUAN SYARAT SERTIFIKASI KETERAMPILAN KERJA MANDOR DI LAPANGAN
4.1
UMUM
Pada bab ini, hasil dari pengumpulan data eksisting akan dianalisis berdasarkan teori yang diperoleh melalui kajian studi pustaka sesuai dengan ruang lingkup pembahasan. Kemudian diolah dengan perhitungan statistik untuk mendapatkan nilai perbandingan (rasio) penerapan standar kompetensi di tiap proyek konstruksi. Data eksisting ini diperoleh dari 14 pihak kontraktor dan 11 pihak mandor yang ada di 14 proyek.
Data Perusahaan "Status Perusahaan" 0% 36%
BUMN BUMD
64%
Swasta Nasional 0%
Swasta Asing
Gambar 4. 1 Persentase status perusahaan kontraktor
Bintang Bangun Basuki Doyoroso Haryaning Putro
15003045 15003135
BAB IV - ANALISIS
IV - 1
Tugas Akhir “Kajian Pemberlakuan Syarat Sertifikasi Keterampilan Kerja bagi Tenaga Kerja Mandor”
Data Perusahaan "Pengalaman Perusahaan di Bidang Pekerjaan Konstruksi yang Sama dengan yang Sedang Dikerjakan" 7%
7% 7%
< 5 tahun 5 - 10 tahun 10 - 15 tahun
79%
> 15 tahun
Gambar 4. 2 Persentase pengalaman perusahaan di bidang pekerjaan yang sama Dari perusahaan-perusahaan kontraktor yang disurvey terdiri dari 36% perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan 64% berasal dari perusahaan swasta nasional, sedangkan tidak terdapat jenis perusahaan yang berstatus sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) maupun swasta asing. Untuk pengalaman perusahaan kontraktor di bidang pekerjaan konstruksi yang sama dengan yang sedang dikerjakan, 79% diantaranya telah bergerak selama lebih dari 15 tahun (> 15 tahun). Sedangkan untuk yang memiliki pengalaman kurang dari 5 tahun (< 5 tahun), 5 sampai 10 tahun (5 – 10 tahun), dan 10 sampai 15 tahun (10 – 15 tahun) memiliki persentase yang sama, yaitu masing-masing sebesar 7%.
Data Responden (Kontraktor) "Lama Bekerja di Bidang Jasa Konstruksi"
14%
28%
< 5 tahun 5 - 10 tahun
29% 29%
10 - 15 tahun > 15 tahun
Gambar 4. 3 Persentase lama respoden (kontraktor) bekerja di bidang jasa konstruksi Pengalaman responden dari perusahaan kontraktor yang bekerja di bidang jasa konstruksi, 28% kurang dari 5 tahun (< 5 tahun), 29 % pernah bekerja selama 5 – 10 tahun, sebanyak 29% bekerja selama 10 – 15 tahun dan sisanya 14% telah bekerja selama lebih dari 15 tahun (>15 tahun). Jabatan responden beragam mulai dari staf engineer, kasie engineering, manajer teknik, site manager, wakil site manager, dan project manager. Bintang Bangun Basuki Doyoroso Haryaning Putro
15003045 15003135
BAB IV - ANALISIS
IV - 2
Tugas Akhir “Kajian Pemberlakuan Syarat Sertifikasi Keterampilan Kerja bagi Tenaga Kerja Mandor”
Data Responden (Mandor) "Lama Bekerja di Bidang Jasa Konstruksi" 0% 30%
40%
< 5 tahun 5 - 10 tahun
30%
10 - 15 tahun > 15 tahun
Gambar 4. 4 Persentase lama responden (mandor) bekerja di bidang jasa konstruksi Pengalaman responden dari pihak mandor yang telah bekerja di bidang jasa konstruksi, terdiri dari 30% pernah bekerja selama 5 – 10 tahun, sebanyak 30% bekerja selama 10 – 15 tahun, 40% telah bekerja selama lebih dari 15 tahun (>15 tahun), dan tidak ada mandor yang memiliki pengalaman di bawah 5 tahun.
Data Proyek "Nilai Proyek Berdasarkan Kontrak (dalam Rupiah)" 14%
0% 7%
< 5 milyar 79%
5 - 10 milyar 10 - 20 milyar > 20 milyar
Gambar 4. 5 Persentase data nilai proyek Dari 14 proyek yang disurvey, didapat nilai proyek berdasarkan kontrak (dalam rupiah), yaitu 14% yang mempunyai nilai kontrak di bawah 5 milyar (< 5 milyar), 7% mempunyai nilai kontrak 10 – 20 milyar, 79% mempunyai nilai kontrak lebih besar dari 20 milyar (> 20 milyar), dan tidak terdapat proyek yang mempunyai nilai kontrak antara 5 – 10 milyar.
Bintang Bangun Basuki Doyoroso Haryaning Putro
15003045 15003135
BAB IV - ANALISIS
IV - 3
Tugas Akhir “Kajian Pemberlakuan Syarat Sertifikasi Keterampilan Kerja bagi Tenaga Kerja Mandor”
4.2
PROSES PELAKSANAAN PEKERJAAN PROYEK KONSTRUKSI
4.2.1
Peran Tenaga Kerja Mandor
4.2.1.1 Data Pustaka Pada dunia konstruksi, mandor ialah pekerja di lapangan yang memiliki wewenang atas pekerja konstruksi/tukang di bawahnya. Umumnya, mandor adalah seorang pekerja konstruksi yang memiliki kemampuan dan pengalaman bertahun-tahun bekerja di lapangan. Dengan demikian, mandor juga seharusnya memiliki pengetahuan yang luas dan dapat menjadi aset penting dalam suatu proyek atau apabila mungkin bisa menjadi aset dari suatu perusahaan konstruksi. Oleh karena itu, para engineer sering menyebut seorang mandor yang baik sebagai salah satu faktor kunci dari pelaksanaan proyek mereka. Bila dilihat perannya dalam kehidupan pembangunan nasional, mandor menurut Ir. Habibuddin Dipl. HE (Puslatjakons, Departemen Pekerjaan Umum), memiliki tiga fungsi. Pertama, mandor berfungsi sebagai job seeker yang melakukan pencarian lapangan kerja bagi para tukangnya. Kedua, mandor berfungsi sebagai trainer yang setiap hari di lapangan dan membetulkan kesalahan-kesalahan teknis yang dilakukan oleh para tukang. Ketiga, mandor bertindak mengawasi para tukangnya dalam melakukan pekerjaan. Fungsi mandor sebagai pelaku pekerjaan konstruksi sehari-harinya berada di garis terdepan, baik dalam pemberian pengarahan maupun melakukan pengendalian pekerjaan. Dengan peran yang sangat berpengaruh terhadap para tukang yang berada di bawah wewenangnya, mandor mempunyai dampak langsung terhadap hasil akhir bangunan baik itu secara fisik maupun kualitas hasil akhir pekerjaan.
Bintang Bangun Basuki Doyoroso Haryaning Putro
15003045 15003135
BAB IV - ANALISIS
IV - 4
Tugas Akhir “Kajian Pemberlakuan Syarat Sertifikasi Keterampilan Kerja bagi Tenaga Kerja Mandor”
4.2.1.2 Data Kuisioner A) Kontraktor - Pertanyaan 1
Pertanyaan Data Kuisioner Bagian A No. 1 Kontraktor "Apakah pada proyek ini memerlukan tenaga kerja mandor?" 0%
Ya
100%
Tidak
Gambar 4. 6 Persentase jawaban bagian A No. 1 (Kontraktor) Berdasarkan data yang diperoleh melalui kuisioner kepada pihak kontraktor diketahui bahwa 100% responden memerlukan tenaga kerja mandor dalam melaksanakan pekerjaannya. - Pertanyaan 2
Pertanyaan Data Kuisioner Bagian A No. 2 Kontraktor "Apakah proyek ini dapat dilaksanakan tanpa menggunakan tenaga kerja mandor?" 0%
Ya Tidak 100%
Gambar 4. 7 Persentase jawaban bagian A No. 2 (Kontraktor) Berdasarkan data yang diperoleh melalui kuisioner kepada pihak kontraktor di proyek yang dituju diketahui yaitu 100% menjawab tidak dapat dilaksanakan jika tidak menggunakan jasa mandor. Bintang Bangun Basuki Doyoroso Haryaning Putro
15003045 15003135
BAB IV - ANALISIS
IV - 5
Tugas Akhir “Kajian Pemberlakuan Syarat Sertifikasi Keterampilan Kerja bagi Tenaga Kerja Mandor”
B) Mandor - Pertanyaan 2
Pertanyaan Data Kuisioner Bagian A No. 2 (1) Mandor "Apakah Anda pernah bekerja pada perusahaan ini sebelumnya?"
Pertanyaan Data Kuisioner Bagian A No. 2 (2) Mandor "Jika pernah, berapa proyek yang pernah Anda kerjakan sebelum ini?"
18%
22% 45%
Ya 82%
33%
Tidak
< 5 proyek 5 - 10 proyek > 10 proyek
Pertanyaan Data Kuisioner Bagian A No. 2 (3) Mandor "Apakah jenis pekerjaan tersebut sama dengan yang Anda kerjakan sekarang?" 0%
Ya
100%
Tidak
Gambar 4. 8 Persentase jawaban bagian A No. 2 – 1, 2 – 2, dan 2 – 3 (Mandor) Berdasarkan data yang diperoleh melalui kuisioner kepada pihak mandor di proyek yang dituju diketahui, 82% responden sebelumnya pernah bekerja pada perusahaan kontraktor yang sama dengan yang sekarang dan sisanya 18% belum pernah. Pengalaman responden dalam mengerjakan proyek dengan perusahaan kontraktor yang sama, 45% menjawab kurang dari 5 proyek (< 5 proyek), 33% yang menjawab 5 – 10 proyek, dan 22% yang pernah bekerja sebanyak lebih dari 10 proyek (> 10 proyek). Seluruh responden yang pernah bekerja pada perusahaan kontraktor yang sama dengan sebelumnya menjawab bahwa jenis pekerjaan konstruksi yang dilakukan juga sama dengan yang sebelumnya pernah dikerjakan.
Bintang Bangun Basuki Doyoroso Haryaning Putro
15003045 15003135
BAB IV - ANALISIS
IV - 6
Tugas Akhir “Kajian Pemberlakuan Syarat Sertifikasi Keterampilan Kerja bagi Tenaga Kerja Mandor”
C) Kontraktor dan Mandor - Pertanyaan 3 (Kontraktor) dan pertanyaan 1 (Mandor)
Pertanyaan Data Kuisioner Bagian A No. 3 Kontraktor "Mandor apa sajakah yang ada pada proyek ini? "
Pertanyaan Data Kuisioner Bagian A No. 1 Mandor "Bertindak sebagai mandor apakah Anda di proyek ini?" 11%
21%
27%
16%
Pembesian
Pembesian
47%
Tukang Kayu
26%
Tukang Ka yu 26%
26%
Tukang Batu/Bata
Tukang Batu/Ba ta
Lainnya
Lainnya
Gambar 4. 9 Persentase jawaban bagian A No. 3 (Kontraktor) dan No. 1 (Mandor) Berdasarkan data yang diperoleh melalui kuisioner kepada kontraktor diketahui, 27% dari mandor yang bekerja pada proyek tersebut bekerja sebagai mandor pembesian, 26% mandor kayu, 26% mandor batu/bata, dan mandor lainnya 21%. Sedangkan dari data yang diperoleh kepada pihak mandor, 16% bekerja sebagai mandor pembesian, 11% sebagai mandor kayu, 26% sebagai mandor batu/bata, dan 26% sebagai mandor lainnya. - Pertanyaan 4 (Kontraktor) dan pertanyaan 3 (Mandor)
Pertanyaan Data Kuisioner Bagian A No. 4 Kontraktor "Berapakah kapasitas maksimum pekerjaan yang pernah diselesaikan oleh Anda dalam proyek ini (per hari)?" < 150 m2
14% 43%
14%
Pertanyaan Data Kuisioner Bagian A No. 3 Mandor "Berapakah kapasitas maksimum pekerjaan yang pernah diselesaikan oleh Anda dalam proyek ini (per hari)?"
29%
150 - 300 m2 300 - 450 m2 > 450 m2
18%
37%
< 150 m2 150 - 300 m2
18% 27%
300 - 450 m2 > 450 m2
Gambar 4. 10 Persentase jawaban bagian A No. 4 (Kontraktor) dan No. 3 (Mandor) Berdasarkan data yang diperoleh melalui kuisioner kepada proyek yang dituju mengenai besarnya kapasitas maksimum pekerjaan mandor yang pernah diselesaikan per hari diketahui, 43% dari kontraktor menjawab kurang dari 150 m2 (< 150 m2), 29% menjawab antara 150 – 300 m2, 14% antara 300 – 450 m2, dan yang menjawab lebih dari 450 m2 (> 450 m2) per harinya terdapat 14%. Sedangkan data yang diperoleh dari pihak mandor, 37% menjawab kurang dari 150 m2, 27% antara 150 – 300 m2, 18% antara 300 – 450 m2, dan 18% yang Bintang Bangun Basuki Doyoroso Haryaning Putro
15003045 15003135
BAB IV - ANALISIS
IV - 7
Tugas Akhir “Kajian Pemberlakuan Syarat Sertifikasi Keterampilan Kerja bagi Tenaga Kerja Mandor”
menjawab bahwa kapasitas maksimum pekerjaan yang pernah diselesaikan per hari mencapai lebih dari 450 m2 (> 450 m2). 4.2.1.3 Analisis Perbandingan Berdasarkan studi pustaka dan data kuisioner serta wawancara di lapangan diketahui bahwa pada umumnya pihak kontraktor memerlukan tenaga kerja mandor untuk membantu melaksanakan proyek konstruksinya. Hal ini disebabkan tidak semua jenis pekerjaan dapat ditangani langsung oleh kontraktor dan mengingat pentingnya efisiensi kerja dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi, sehingga disinilah dirasakan pentingnya peran mandor sebagai ujung tombak pelaksana konstruksi yang turun langsung ke lapangan. Mandor yang bekerja di lapangan memiliki tugas sebagai pengawas dan membetulkan kesalahan-kesalahan teknis yang dibuat oleh para tukang. Oleh karena itu, untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, tenaga kerja mandor sebaiknya telah memenuhi persyaratan jabatan kerja dari segi pendidikan, pengalaman dan kesehatan. Umumnya mandor – mandor dari proyek yang disurvey, telah memiliki pengalaman bekerja dengan perusahaan kontraktor yang sama dengan sebelumnya dan mengerjakan jenis pekerjaan yang sama dengan yang sedang dikerjakan. Berdasarkan wawancara yang dilakukan, perusahaan kontraktor lebih memilih mandor yang pernah bekerja sama dengannya karena telah melihat secara langsung hasil pekerjaan serta pengalaman mandor tersebut. Dari pihak mandor juga sudah terbiasa dengan cara kerja atau peraturan yang ditetapkan oleh kontraktor. Oleh karena itu, apabila hasil pekerjaan mandor sesuai dengan spesifikasi yang ada, kontraktor cenderung menggunakan jasa mandor tersebut untuk jenis pekerjaan yang sama pada proyek selanjutnya walaupun mandor yang bersangkutan memiliki kompetensi dan pengalaman dalam jenis pekerjaan yang lain. Pihak kontraktor juga menyatakan bahwa tenaga kerja yang ada pada suatu proyek, baik itu mandor maupun tukang, serta kapasitas pekerjaan yang harus diselesaikannya, disesuaikan dengan kebutuhan dan jadwal pelaksanaan proyek konstruksi tersebut. Dalam suatu proyek yang disurvey, jenis – jenis pekerjaan yang ada mencakup pekerjaan struktur, seperti mandor pembesian, mandor kayu, dan mandor batu/bata. Sedangkan terdapat mandor lainnya untuk pekerjaan finishing, seperti mandor pembersihan, mandor pintu, dan mandor plester. Untuk jenis pekerjaan finishing biasanya besarnya kapasitas yang harus diselesaikan oleh seorang mandor per harinya relatif lebih besar dari jenis pekerjaan struktur, karena dari hasil kuisioner, dengan durasi yang lebih pendek daripada pekerjaan struktur, mandor pekerjaan finishing memerlukan jumlah tukang yang lebih banyak. Pekerjaan struktur memiliki durasi
Bintang Bangun Basuki Doyoroso Haryaning Putro
15003045 15003135
BAB IV - ANALISIS
IV - 8
Tugas Akhir “Kajian Pemberlakuan Syarat Sertifikasi Keterampilan Kerja bagi Tenaga Kerja Mandor”
pekerjaan lebih lama karena dalam pekerjaannya harus bertahap dari satu zona struktur ke zona yang lain, sedangkan jenis pekerjaan finishing dapat dilaksanakan secara paralel. 4.2.2
Kedudukan Tenaga Kerja Mandor
4.2.2.1 Data Pustaka Kedudukan mandor dalam suatu organisasi lapangan pelaksanaan suatu proyek berada di bawah susunan struktur perangkat perusahaan kontraktor di proyek tersebut. Biasanya mandor menerima perintah dari pihak kontraktor yang langsung memimpin di lapangan, seperti Site Operation Manager (SOM). Mandor dan para tukang yang berada di bawah wewenangnya merupakan satuan unit kerja yang tidak terikat secara tetap pada suatu perusahaan. Antara kontraktor dan mandor biasanya hanya terjadi ikatan moral tanpa landasan hukum. Ikatan ini didasarkan hanya pada rasa saling mempercayai, sehingga jika terjadi pelanggaran janji atas ikatan tersebut, sanksinya pun dalam bentuk sanksi moral, seperti tidak mempercayai lagi pihak yang melanggar janji sehingga hubungan antara keduanya menjadi tidak baik dan kerja sama tidak berlanjut pada masa yang akan datang. Akan tetapi bagi mandor maupun kontraktor yang bisa menjaga kepercayaan yang diberikan di antara mereka, biasanya mereka akan terlibat hubungan kerja sama yang terus menerus, sehingga jadilah mandor tersebut sebagai mandor langganan serta aset dari kontraktor tersebut. Bahkan pada beberapa kasus terdapat mandor yang akhirnya dipekerjakan secara tetap oleh kontraktor. Ikatan yang terjadi antara mandor dengan tukang yang berada di bawah wewenangnya tidak jauh berbeda dengan ikatan antara mandor dengan kontraktor, berupa ikatan moral tanpa landasan hukum.
Bintang Bangun Basuki Doyoroso Haryaning Putro
15003045 15003135
BAB IV - ANALISIS
IV - 9
Tugas Akhir “Kajian Pemberlakuan Syarat Sertifikasi Keterampilan Kerja bagi Tenaga Kerja Mandor”
4.2.2.2 Data Kuisioner A) Kontraktor - Pertanyaan 10
Pertanyaan Data Kuisioner Bagian A No. 10 Kontraktor "Apakah terdapat mandor di proyek ini yang bekerja lebih dari satu kompetensi?"
43% 57%
Ya Tidak
Gambar 4. 11 Persentase jawaban bagian A No. 10 (Kontraktor) Berdasarkan data yang diperoleh melalui kuisioner kepada pihak kontraktor dari proyek yang dituju, diketahui 43% menjawab bahwa terdapat mandor yang bekerja lebih dari satu kompetensi pada proyek tersebut dan sisanya 57% menjawab tidak ada. - Pertanyaan 11
Pertanyaan Data Kuisioner Bagian A No. 11 Kontraktor "Apakah mandor termasuk dalam struktur organisasi pada proyek ini?" 0%
Ya Tidak 100%
Gambar 4. 12 Persentase jawaban bagian A No. 11 (Kontraktor)
Bintang Bangun Basuki Doyoroso Haryaning Putro
15003045 15003135
BAB IV - ANALISIS
IV - 10
Tugas Akhir “Kajian Pemberlakuan Syarat Sertifikasi Keterampilan Kerja bagi Tenaga Kerja Mandor”
Berdasarkan data yang diperoleh melalui kuisioner kepada pihak kontraktor, seluruhnya menjawab bahwa mandor tidak termasuk dalam struktur organisasi pada proyek tersebut (100%). - Pertanyaan 13
Pertanyaan Data Kuisioner Bagian A No. 13 Kontraktor "Jasa mandor apakah yang digunakan oleh perusahaan Anda?" 7% 14%
Mandor Lepas Mandor Langganan
79%
Mandor Tetap
Gambar 4. 13 Persentase jawaban bagian A No. 13 (Kontraktor) Berdasarkan data yang diperoleh melalui kuisioner kepada pihak kontraktor diketahui, 79% menggunakan jasa mandor langganan, 14% jasa mandor lepas, dan sisanya 7% menjawab menggunakan jasa mandor tetap. B) Kontraktor dan Mandor - Pertanyaan 9 (Kontraktor) dan pertanyaan 4 (Mandor)
Pertanyaan Data Kuisioner Bagian A No. 9 Kontraktor "Berapakah tukang yang dibawahi oleh seorang mandor pada proyek ini?" 0%
0%
0% 14%
86%
Pertanyaan Data Kuisioner Bagian A No. 4 Mandor "Berapakah jumlah tukang yang dibawahi oleh Anda?" 0% 9%
< 5 orang
< 5 orang
5 - 10 orang
5 - 10 orang
10 - 15 orang > 15 orang
91%
10 - 15 orang > 15 orang
Gambar 4. 14 Persentase jawaban bagian A No. 9 (Kontraktor) dan No. 4 (Mandor)
Bintang Bangun Basuki Doyoroso Haryaning Putro
15003045 15003135
BAB IV - ANALISIS
IV - 11
Tugas Akhir “Kajian Pemberlakuan Syarat Sertifikasi Keterampilan Kerja bagi Tenaga Kerja Mandor”
Berdasarkan data yang diperoleh dari proyek melalui kuisioner diketahui, 86% dari kontraktor menjawab bahwa tukang yang dibawahi oleh mandor pada proyek tersebut lebih dai 15 orang (> 15 orang), 14 % menjawab antara 10 – 15 orang, dan tidak terdapat pihak kontraktor yang menjawab tukang yang dibawahi oleh mandor pada proyeknya kurang dari 5 orang (< 5 orang) dan antara 5 – 10 orang. Sedangkan dari pihak mandor diketahui, 91% membawahi tukang sebanyak lebih dari 15 orang (> 15 orang), 9% antara 10 – 15 orang, dan tidak ada yang membawahi kurang dari 5 orang dan antara 5 – 10 orang. - Pertanyaan 12 (Kontraktor) dan pertanyaan 9 (Mandor)
Pertanyaan Data Kuisioner Bagian A No. 12 Kontraktor "Apakah ada ikatan secara struktural antara kontraktor dengan mandor pada proyek ini?"
Pertanyaan Data Kuisioner Bagian A No. 9 Mandor "Apakah ada ikatan secara struktural antara kontraktor dengan mandor pada proyek ini?"
0%
Ya
27%
Ya
Tidak 100%
73%
Tidak
Gambar 4. 15 Persentase jawaban bagian A No. 12 (Kontraktor) dan No. 9 (Mandor) Berdasarkan data yang diperoleh dari proyek melalui kuisioner diketahui, seluruh dari kontraktor (100%) menjawab bahwa tidak ada ikatan secara struktural antara kontraktor dengan mandor pada proyek ini. Sedangkan dari pihak mandor yang menjawab terdapat ikatan kerja secara struktural dengan kontraktor sebesar 27% dan yang menjawab tidak ada sebesar 73%. 4.2.2.3 Analisis Perbandingan Berdasarkan studi pustaka dan data kuisioner serta wawancara di lapangan diketahui bahwa penguasaan seorang mandor terhadap suatu disiplin keilmuan dan pengetahuan dapat lebih dari satu keterampilan saja, karena terdapat beberapa proyek yang mandornya pada pekerjaannya lebih dari satu kompetensi. Sebagai contoh, pada salah satu proyek terdapat seorang mandor yang memegang jabatan untuk jenis pekerjaan pembesian, pekerjaan batu/bata dan pekerjaan bobok sekaligus. Umumnya ikatan yang terjadi antara kontraktor dengan mandor berdasarkan hanya pada rasa saling mempercayai dan tidak ikatan secara struktural, sehingga jika terjadi pelanggaran janji atas ikatan tersebut, sanksinya pun dalam bentuk sanksi moral. Sebagai contoh, bentuk Bintang Bangun Basuki Doyoroso Haryaning Putro
15003045 15003135
BAB IV - ANALISIS
IV - 12
Tugas Akhir “Kajian Pemberlakuan Syarat Sertifikasi Keterampilan Kerja bagi Tenaga Kerja Mandor”
sanksinya adalah dengan tidak mempercayai lagi pihak yang melanggar janji sehingga hubungan antara keduanya menjadi tidak baik dan kerja sama tidak berlanjut pada masa yang akan datang. Pada beberapa proyek yang disurvey, terdapat mandor yang menyatakan bahwa terdapat ikatan kerja secara struktural dengan pihak kontraktor. Hal ini dikarenakan Surat Perintah Kerja (SPK) yang diberikan kepada mereka, tetapi bagi pihak kontraktor SPK tersebut tidak menjadikan hubungan di antara mereka menjadi hubungan struktural. Hubungan kerja yang terjadi tetap berdasarkan pada rasa saling mempercayai. Bagi mandor maupun kontraktor yang bisa menjaga kepercayaan yang diberikan di antara mereka, biasanya mereka akan terlibat hubungan kerja sama yang terus menerus, sehingga jadilah mandor tersebut sebagai mandor langganan serta aset dari kontraktor tersebut. Bahkan pada beberapa perusahaan kontraktor terdapat mandor yang dipekerjakan secara tetap. Sedangkan jasa mandor lepas biasanya digunakan oleh kontraktor jika mandor langganannya sedang bekerja pada proyek lain. Pengadaan tukang pada suatu proyek disesuaikan dengan kebutuhan dan penjadwalan pada proyek tersebut, sehingga jumlahnya dapat mengalami perubahan sesuai dengan pekerjaan yang sedang dilaksanakan oleh mandor. Menurut Ir. Totok Priyanto, MUP (Puslatjakons, Departemen PU), dalam kehidupan nyata di dunia jasa konstruksi Indonesia, mandor umumnya mempunyai penguasaan atas sejumlah tukang sekitar 10 sampai dengan 100 tukang. Sedangkan pada pelaksanaannya di lapangan, kemungkinan terjadinya penyimpangan dari pernyataan tersebut tetap ada. Sebagai contoh, untuk pekerjaan finishing pada salah satu proyek yang disurvey, seorang mandor sampai membutuhkan tukang sebanyak 169 orang untuk mengejar kapasitas pekerjaan yang telah ditargetkan oleh kontraktor. 4.2.3
Perekrutan Tenaga Kerja
4.2.3.1 Data Pustaka Dalam rangka menyiapkan tenaga kerja yang handal dan profesional di bidang jasa konstruksi pada suatu jabatan konstruksi tertentu, baik untuk pemenuhan kebutuhan nasional di dalam negeri maupun untuk kepentingan penempatan ke luar negeri, diperlukan adanya perangkat standar yang dapat mengukur dan menyaring tenaga kerja yang memenuhi persyaratan sesuai dengan kompetensi dan keterampilannya. Kompetensi kerja mandor terdiri dari: a. Kompetensi Umum Menerapkan ketentuan K-3 (Kesehatan dan Keselamtan Kerja) dalam lingkungan kerja. Bintang Bangun Basuki Doyoroso Haryaning Putro
15003045 15003135
BAB IV - ANALISIS
IV - 13
Tugas Akhir “Kajian Pemberlakuan Syarat Sertifikasi Keterampilan Kerja bagi Tenaga Kerja Mandor”
b. Kompetensi Inti i. memahami gambar kerja dan jadwal (schedule) kerja, cara kerja, sumber daya ii. membuat rencana kerja harian dan mingguan iii. mengkoordinasikan persiapan pekerjaan iv. melaksanakan pengawasan, mengarahkan, dan member contoh pelaksanaan pekerjaan v. mengontrol dan mengevaluasi hasil pelaksanaan pekerjaan c. Kompetensi Pilihan Menyiapkan tata cara kontrak/perjanjian kerja. 4.2.3.2 Data Kuisioner A) Kontraktor - Pertanyaan 5
Pertanyaan Data Kuisioner Bagian A No. 5 Kontraktor "Sulitkah proses mendapatkan mandor?" 0%
Ya Tidak 100%
Gambar 4. 16 Persentase jawaban bagian A No. 5 (Kontraktor) Berdasarkan data yang diperoleh dari proyek melalui kuisioner diketahui, seluruh dari kontraktor (100%) menjawab tidak mengalami kesulitan dalam proses mendapatkan mandor.
Bintang Bangun Basuki Doyoroso Haryaning Putro
15003045 15003135
BAB IV - ANALISIS
IV - 14
Tugas Akhir “Kajian Pemberlakuan Syarat Sertifikasi Keterampilan Kerja bagi Tenaga Kerja Mandor”
- Pertanyaan 6
Pertanyaan Data Kuisioner Bagian A No. 6 Kontraktor "Apakah Anda mengetahui terdapat persyaratan untuk menjadi mandor?" 7%
Ya Tidak 93%
Gambar 4. 17 Persentase jawaban bagian A No. 6 (Kontraktor) Berdasarkan data yang diperoleh dari proyek melalui kuisioner diketahui, 93% dari kontraktor mengetahui terdapat persyaratan untuk menjadi mandor, dan sisanya 7% tidak mengetahui. - Pertanyaan 7
Pertanyaan Data Kuisioner Bagian A No. 7 Kontraktor "Apakah mandor yang bekerja di proyek ini telah memenuhi persyaratan tersebut?" 7%
Ya Tidak 93%
Gambar 4. 18 Persentase jawaban bagian A No. 7 (Kontraktor) Berdasarkan data yang diperoleh dari proyek melalui kuisioner kepada pihak kontraktor juga diketahui, 93% menjawab bahwa mandor yang bekerja pada proyek ini telah memenuhi persyaratan kerja mandor yang dimaksud, dan sisanya menjawab tidak.
Bintang Bangun Basuki Doyoroso Haryaning Putro
15003045 15003135
BAB IV - ANALISIS
IV - 15
Tugas Akhir “Kajian Pemberlakuan Syarat Sertifikasi Keterampilan Kerja bagi Tenaga Kerja Mandor”
- Pertanyaan 14
Pertanyaan Data Kuisioner Bagian A No. 14 Kontraktor "Apakah ada tenaga kerja asing yang bekerja sebagai mandor pada proyek ini?" 0%
Ya Tidak 100%
Gambar 4. 19 Persentase jawaban bagian A No. 14 (Kontraktor) Berdasarkan data yang diperoleh dari proyek melalui kuisioner, dapat diketahui seluruh kontraktor (100%) menjawab tidak ada tenaga kerja asing yang bekerja sebagai mandor pada proyek tersebut. B) Mandor - Pertanyaan 5
Pertanyaan Data Kuisioner Bagian A No. 5 Mandor "Apakah terdapat ketentuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan mengenai jumlah tukang yang dapat dibawahi oleh seorang mandor?"
36% 64%
Ya Tidak
Gambar 4. 20 Persentase jawaban bagian A No. 5 (Mandor) Berdasarkan data yang diperoleh dari proyek melalui kuisioner, dapat diketahui 64% dari mandor menjawab tidak terdapat ketentuan dari perusahaan kontraktor mengenai jumlah tukang yang dapat dibawahi oleh seorang mandor, dan sisanya sebanyak 36% menjawab ada ketentuan dari perusahaan mengenai jumlah tukang. Bintang Bangun Basuki Doyoroso Haryaning Putro
15003045 15003135
BAB IV - ANALISIS
IV - 16
Tugas Akhir “Kajian Pemberlakuan Syarat Sertifikasi Keterampilan Kerja bagi Tenaga Kerja Mandor”
- Pertanyaan 7
Pertanyaan Data Kuisioner Bagian A No. 7 Mandor "Apakah terdapat ketentuan dalam perekrutan tukang oleh mandor?"
18%
Ya
82%
Tidak
Gambar 4. 21 Persentase jawaban bagian A No. 7 (Mandor) Berdasarkan data yang diperoleh melalui kuisioner, dapat diketahui 82% dari mandor menjawab tidak terdapat ketentuan dari perusahaan kontraktor mengenai proses perekrutan tukang oleh mandor, dan sisanya sebanyak 18% menjawab ada ketentuan dari perusahaan mengenai proses perekrutan tukang oleh mandor. - Pertanyaan 8
Pertanyaan Data Kuisioner Bagian A No. 8 Mandor "Apakah ada tukang di proyek ini yang memiliki profesi asli sebagai selain tukang?"
Ya
40% 60%
Tidak
Gambar 4. 22 Persentase jawaban bagian A No. 8 (Mandor) Berdasarkan data yang diperoleh melalui kuisioner kepada pihak mandor, dapat diketahui 60% menjawab tukang yang bekerja pada proyek ini mempunyai profesi asli sebagai selain tukang, dan sisanya 40% menjawab tukang yang bekerja tidak mempunyai profesi asli selain menjadi tukang.
Bintang Bangun Basuki Doyoroso Haryaning Putro
15003045 15003135
BAB IV - ANALISIS
IV - 17
Tugas Akhir “Kajian Pemberlakuan Syarat Sertifikasi Keterampilan Kerja bagi Tenaga Kerja Mandor”
C) Kontraktor & Mandor - Pertanyaan 8 (Kontraktor) dan pertanyaan 6 (Mandor)
Pertanyaan Data Kuisioner Bagian A No. 8 Kontraktor "Apakah perusahaan Anda turut terlibat dalam proses perekrutan tukang pada proyek ini?"
Pertanyaan Data Kuisioner Bagian A No. 6 Mandor "Apakah perusahaan tempat Anda bekerja ikut terlibat dalam proses perekrutan tukang pada proyek ini?" Ya
36%
27%
Ya
Tidak
64%
73%
Tidak
Gambar 4. 23 Persentase jawaban bagian A No. 8 (Kontraktor) dan No. 6 (Mandor) Berdasarkan data yang diperoleh melalui kuisioner, dapat diketahui 64% dari kontraktor menjawab tidak turut terlibat dalam proses perekrutan tukang pada proyek ini, dan 36% turut terlibat. Sedangkan 73% dari pihak mandor menjawab dari perusahaan tidak ikut terlibat dalam proses perekritan tukang, dan sisanya 27% menjawab ikut terlibat. 4.2.3.3 Analisis Perbandingan Berdasarkan studi pustaka dan data kuisioner serta wawancara di lapangan diketahui bahwa pada umumnya kontraktor tidak mengalami kesulitan dalam mendapatkan mandor. Hal ini dikarenakan sebagian besar dari kontraktor menggunakan jasa mandor langganan. Perusahaan kontraktor tersebut biasanya sudah memiliki daftar nama mandor yang pernah bekerja sama dengan mereka dan memiliki track record yang baik, sehingga dapat didistribusikan kepada proyek – proyek mereka yang memerlukan tenaga kerja mandor. Sedangkan yang menggunakan jasa mandor lepas, kontraktor tersebut tidak mengalami kesulitan karena banyaknya tenaga kerja mandor yang belum terserap untuk bekerja di proyek. Mengenai tenaga kerja asing yang bekerja di proyek, tidak ditemukan ada yang bekerja sebagai mandor. Hal ini karena masih berlimpahnya tenaga kerja lokal, faktor komunikasi dengan para pekerja yang lain, dan efisiensi biaya yang akan dikeluarkan untuk upah tenaga kerja asing yang lebih mahal. Persyaratan jabatan kerja mandor yang disyaratkan oleh Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), mencakup syarat pendidikan yang harus diselesaikan, pengalaman kerja Bintang Bangun Basuki Doyoroso Haryaning Putro
15003045 15003135
BAB IV - ANALISIS
IV - 18
Tugas Akhir “Kajian Pemberlakuan Syarat Sertifikasi Keterampilan Kerja bagi Tenaga Kerja Mandor”
dan aspek kesehatan. Dari hasil survey diketahui sebagian besar kontraktor telah mengetahui mengenai persyaratan jabatan kerja mandor dan mandor yang bekerja pada proyek tersebut telah memenuhinya. Seperti telah disebutkan sebelumnya, tenaga kerja pada suatu proyek konstruksi didasarkan kepada kebutuhan dan jadwal pelaksanaannya. Oleh karena itu, dalam perekrutan jumlah tenaga kerja tukang dalam proyek konstruksi juga disesuaikan dengan kegiatan yang sedang dilaksanakan. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan, sebagian besar kontraktor tidak terlibat langsung dalam pembatasan jumlah maupun perekrutan tukang, melainkan mandor sendiri yang mengatur pembatasan jumlah dan perekrutan tukang berdasarkan kriteria yang mereka tetapkan. Beberapa perusahaan kontraktor juga ada yang menentukan proses perekrutan dan penggunaan jumlah tukang oleh mandor jika progres pekerjaan mandor di lapangan tidak sesuai dengan target kontraktor. Tidak terdapat ketentuan yang spesifik dalam proses perekrutan tukang oleh mandor, melainkan hanya berdasarkan pengamatan hasil kerja tukang secara langsung di lapangan. Apabila tukang tersebut dapat menghasilkan pekerjaan yang rapi, cepat dan bermutu baik, maka tukang tersebut dianggap telah memenuhi ketentuan yang diharapkan oleh mandor dan dapat diterima bekerja pada proyek tersebut. Hal ini menyebabkan tenaga kerja tukang yang melamar untuk bekerja pada suatu proyek mempunyai latar belakang yang sangat beragam. 4.2.4
Administrasi Proyek
4.2.4.1 Studi Pustaka Dalam dunia tenaga kerja, sistem upah merupakan hal yang sewajarnya sebagai bentuk kompensasi atas kontribusi pekerja atau buruh kepada perusahaan. Jadi ketika perusahaan merekrut pekerja atau buruh yang diharapkan ialah pekerja/buruh tersebut dapat menjalankan serangkaian pekerjaannya untuk menghasilkan barang atau jasa yang mendukung kegiatan usaha sehingga menghasilkan keuntungan bagi perusahaan tempat dia bekerja. Keuntungan yang didapat tersebut salah satunya digunakan perusahaan untuk memberikan kompensasi berupa upah kepada pekerja/buruh. Sistem upah yang diterapkan disini meliputi upah per hari, per minggu, per bulan dan upah sesuai dengan progres pekerjaan yang telah diselesaikan. Mengenai sistem pemberian upah kepada mandor, dapat dilihat juga bahwa mandor pada akhirnya harus menjaga mutu hasil pekerjaan agar sesuai dengan spesifikasi teknis yang
Bintang Bangun Basuki Doyoroso Haryaning Putro
15003045 15003135
BAB IV - ANALISIS
IV - 19
Tugas Akhir “Kajian Pemberlakuan Syarat Sertifikasi Keterampilan Kerja bagi Tenaga Kerja Mandor”
disyaratkan serta keinginan dari pihak Pemilik. Hal ini dikarenakan sistem pembayaran pekerjaan yang diberlakukan umumnya didasarkan atas hasil kemajuan pekerjaan/progres. Jaminan tenaga kerja berguna sebagai suatu perlindungan bagi tenaga kerja dalam bentuk santunan berupa uang sebagai pengganti sebagian dari penghasilan yang hilang atau berkurang dan pelayanan sebagai akibat peristiwa atau keadaan yang dialami oleh tenaga kerja berupa kecelakaan kerja sakit, hari tua dan meninggal dunia. Jenis – jenis jaminan yang berlaku, yaitu jaminan kesehatan, jaminan kesehatan/kecelakaan kerja, jaminan hari tua, jaminan pensiun dan jaminan kematian. 4.2.4.2 Data Kuisioner A) Kontraktor - Pertanyaan 16
Pertanyaan Data Kuisioner Bagian A No. 16 Kontraktor "Apakah perusahaan Anda terlibat dalam proses pemberian upah kerja dari mandor kepada tukang?" 0%
Ya Tidak 100%
Gambar 4. 24 Persentase jawaban bagian A No. 16 (Kontraktor) Berdasarkan data yang diperoleh melalui kuisioner kepada pihak kontraktor, dapat diketahui 100% tidak terlibat dalam proses pemberian upah kerja dari mandor kepada tukang.
Bintang Bangun Basuki Doyoroso Haryaning Putro
15003045 15003135
BAB IV - ANALISIS
IV - 20
Tugas Akhir “Kajian Pemberlakuan Syarat Sertifikasi Keterampilan Kerja bagi Tenaga Kerja Mandor”
- Pertanyaan 18
Pertanyaan Data Kuisioner Bagian A No. 18 Kontraktor "Jika terdapat mandor yang bekerja tidak sesuai spesifikasi yang disyaratkan, apakah terdapat hukuman/penalti?" 0%
Ya Tidak 100%
Gambar 4. 25 Persentase jawaban bagian A No. 18 (Kontraktor) Berdasarkan data yang diperoleh melalui kuisioner, dapat diketahui 100% dari kontraktor menjawab terdapat hukuman/penalti kepada mandor jika pekerjaannya tidak sesuai dengan spesifikasi yang disyaratkan. - Pertanyaan 19
Pertanyaan Data Kuisioner Bagian A No. 19 (1) Kontraktor "Jika terjadi pemutusan hubungan kerja dengan mandor, apakah perlu perusahaan Anda membayar ganti rugi?"
Pertanyaan Data Kuisioner Bagian A No. 19 (2) Kontraktor "Apakah terdapat prosedur lain?"
0%
21%
Perlu Tidak
79%
Ya Tida k
100%
Gambar 4. 26 Persentase jawaban bagian A No. 19 – 1 dan 19 – 2 (Kontraktor) Berdasarkan data yang diperoleh melalui kuisioner, dapat diketahui 100% dari kontraktor menjawab perusahaan tidak perlu membayar ganti rugi jika terjadi pemutusan hubungan kerja dengan mandor. Sedangkan untuk adanya prosedur selain pemutusan hubungan kerja, 21% dari kontraktor yang menjawab ada, dan 79% menjawab tidak ada.
Bintang Bangun Basuki Doyoroso Haryaning Putro
15003045 15003135
BAB IV - ANALISIS
IV - 21
Tugas Akhir “Kajian Pemberlakuan Syarat Sertifikasi Keterampilan Kerja bagi Tenaga Kerja Mandor”
B) Mandor - Pertanyaan 11
Pertanyaan Data Kuisioner Bagian A No. 11 Mandor "Bagaimanakah sistem upah yang diterapkan oleh Anda untuk para tukang?" 0% 0% 9%
Per minggu Per bulan
91%
Sesuai progres pekerjaan Lainnya
Gambar 4. 27 Persentase jawaban bagian A No. 11 (Mandor) Berdasarkan data yang diperoleh melalui kuisioner kepada mandor, dapat diketahui 9% menjawab sistem upah kerja yang diterapkan kepada tukang yaitu sesuai dengan progres pekerjaan, dan 91% menjawab sistem lainnya yaitu per 2 minggu. Sedangkan tidak ada yang menjawab sistem upah per minggu dan per bulan.
Bintang Bangun Basuki Doyoroso Haryaning Putro
15003045 15003135
BAB IV - ANALISIS
IV - 22
Tugas Akhir “Kajian Pemberlakuan Syarat Sertifikasi Keterampilan Kerja bagi Tenaga Kerja Mandor”
C) Kontraktor dan Mandor - Pertanyaan 15 (Kontraktor) dan pertanyaan 10 (Mandor)
Pertanyaan Data Kuisioner Bagian A No. 15 (1) Kontraktor "Apakah perusahaan Anda mempunyai sistem upah yang diterapkan untuk membayar mandor?" 0%
Ya Tidak 100%
Pertanyaan Data Kuisioner Bagian A No. 15 (2) Kontraktor "Jika ya, bagaimanakah sistem upah yang diterapkan oleh kontraktor untuk mandor?"
Pertanyaan Data Kuisioner Bagian A No. 10 Mandor "Bagaimanakah sistem pembayaran upah kerja yang diterapkan oleh kontraktor kepada mandor?" 0%
14%
0% 7%
Sesuai Progres La innya (2 minggu)
Per minggu Per bulan
Per Bulan 79%
0% 18%
Per Minggu
82%
Sesuai progres pekerjaa n Lainnya (2 minggu)
Gambar 4. 28 Persentase jawaban bagian A No. 15 – 1, 15 – 2 (Kontraktor), dan No. 10 (Mandor) Berdasarkan data yang diperoleh melalui kuisioner, dapat diketahui 14% menjawab sistem upah kerja yang diterapkan kepada tukang yaitu sistem per minggu, 7% sesuai dengan progres pekerjaan, dan 79% menjawab sistem lainnya yaitu per 2 minggu. Sedangkan 18% dari pihak mandor menjawab sistem upah sesuai dengan progres pekerjaan, dan 82% menjawab sistem lainnya yaitu per 2 minggu. Sedangkan tidak ada yang menjawab sistem upah per minggu dan per bulan.
Bintang Bangun Basuki Doyoroso Haryaning Putro
15003045 15003135
BAB IV - ANALISIS
IV - 23
Tugas Akhir “Kajian Pemberlakuan Syarat Sertifikasi Keterampilan Kerja bagi Tenaga Kerja Mandor”
- Pertanyaan 17 (Kontraktor) dan pertanyaan 12 (Mandor)
Pertanyaan Data Kuisioner Bagian A No. 17 (1) Kontraktor "Apakah tenaga kerja yang bekerja pada proyek ini memperoleh jaminan tenaga kerja?"
Pertanyaan Data Kuisioner Bagian A No. 12 (1) Mandor "Apakah tenaga kerja yang bekerja pada proyek ini memperoleh jaminan tenaga kerja?"
0%
0%
Ya
Ya Tidak 100%
Tidak
100%
Pertanyaan Data Kuisioner Bagian A No. 17 (2) Kontraktor "Jika ya, jaminan apa saja yang diperoleh?"
Kesehatan
31%
37%
Pertanyaan Data Kuisioner Bagian A No. 12 (2) Mandor "Jika ya, jaminan apa saja yang diperoleh?"
39%
46%
Tena ga Kerja 15%
32%
Keseha tan
Tenaga kerja
Lainnya Lainnya
Gambar 4. 29 Persentase jawaban bagian A No. 17 – 1, 17 – 2 (Kontraktor), dan No. 12 – 1, 12 – 2 (Mandor) Berdasarkan data yang diperoleh melalui kuisioner, dapat diketahui 100% dari kontraktor menjawab tenaga kerja yang bekerja pada proyek ini memperoleh jaminan tenaga kerja. Sedangkan dari pihak mandor dapat diketahui, 100% memperoleh jaminan tenaga kerja. 4.2.4.3 Analisis Perbandingan Berdasarkan studi pustaka dan data kuisioner serta wawancara di lapangan diketahui bahwa sistem upah sebagai bentuk kompensasi atas kontribusi jasa kerja mandor kepada perusahaan sangat penting untuk diterapkan. Konstribusi jasa mandor dalam menyelesaikan serangkaian pekerjaannya akan membantu perusahaan kontraktor menghasilkan keuntungan dengan meningkatnya efisiensi dan untuk mengejar proyek selesai tepat pada waktunya. Dari setiap perusahaan kontraktor yang disurvey, umumnya telah memiliki sistem pembayaran upah kepada mandor yang cukup baik, ditandai dengan diterapkannya sistem harian, mingguan, bulanan, dan sesuai progres pekerjaan. Sebagian besar dari kontraktor menerapkan sistem sesuai dengan progres pekerjaan per 2 minggunya. Melalui sistem ini akan mempermudah kontraktor untuk mengontrol pembayaran upah dan mengawasi pekerjaan mandor, karena
Bintang Bangun Basuki Doyoroso Haryaning Putro
15003045 15003135
BAB IV - ANALISIS
IV - 24
Tugas Akhir “Kajian Pemberlakuan Syarat Sertifikasi Keterampilan Kerja bagi Tenaga Kerja Mandor”
kontraktor akan meninjau kemajuan pekerjaan mandor selama 2 minggu kemudian membayar upah tenaga kerja mandor tersebut sesuai dengan upah yang berlaku saat itu. Kontraktor pada umumnya juga tidak berhubungan langsung dengan para tukang, melainkan melalui mandornya. Hal ini untuk meningkatkan keefektifan kinerja dari kontraktor, sehingga tidak perlu untuk mengawasi pekerjaan tukang, mengecek absensi tukang, jadwal pekerjaan tukang. Segala permasalahan yang berhubungan dengan tukang sebaiknya dapat diselesaikan oleh mandor. Begitu pun dengan sistem pembayaran upah kerja kepada tukang. Kontraktor akan menyerahkan sepenuhnya kepada mandor. Biasanya para mandor akan menerapkan sistem yang sama seperti sistem pembayaran yang dia terima dari perusahaan kontraktor. Sebagai contoh, apabila seorang mandor memperoleh upah sesuai dengan kemajuan pekerjaannya setiap 2 minggu maka mandor tersebut akan memberikan upah kepada tukang – tukangnya dengan sistem yang sama. Hasil wawancara dengan beberapa perusahaan konstruksi yang dituju menunjukkan bahwa terdapat suatu prosedur yang diterapkan oleh perusahaan apabila hasil pekerjaan mandor tidak sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan. Mandor tersebut biasanya akan mendapatkan penalti/hukuman berupa surat peringatan mengenai jenis pekerjaan yang telah dilakukannya. Kemudian jika mandor tersebut tetap mengulangi kesalahan tersebut, maka dia diharuskan untuk mengulangi pekerjaannya tanpa biaya tambahan melainkan dikurangi dari upah yang akan diberikan kepadanya. Terdapat beberapa kasus dari perusahaan kontraktor yang pernah mengganti mandornya karena hasil pekerjaannya yang tidak bermutu baik dan membuat rugi perusahaan. Dalam hal ini perusahaan tidak perlu membayar ganti rugi karena secara tidak langsung hasil pekerjaan mandor tersebut akan menurunkan kredibilitas perusahaan kontraktor. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992, pemerintah menyatakan jamsostek merupakan perlindungan wajib bagi tenaga kerja dalam suatu perusahaan. Kesadaran akan perlunya jaminan tenaga kerja bagi mandor telah diterapkan oleh perusahaan – perusahaan konstruksi yang disurvey. Jaminan sosial tenaga kerja (jamsostek) yang digunakan oleh sebagian besar perusahaan mencakup jaminan kesehatan, jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua, jaminan pensiun dan jaminan kematian. Dengan adanya jaminan tenaga kerja maka mandor dan tukang yang bekerja pada suatu perusahaan kontraktor akan terlindungi jika terjadi suatu peristiwa atau keadaan yang tidak diharapkan oleh mereka, sebagai contohnya kecelakaan yang tidak diperkirakan. Jenis perlindungan itu dapat berupa santunan berupa uang atau upah.
Bintang Bangun Basuki Doyoroso Haryaning Putro
15003045 15003135
BAB IV - ANALISIS
IV - 25
Tugas Akhir “Kajian Pemberlakuan Syarat Sertifikasi Keterampilan Kerja bagi Tenaga Kerja Mandor”
4.3
PENERAPAN STANDAR KERJA MANDOR
4.3.1
Data Pustaka
Dalam rangka penyiapan tenaga kerja professional di bidang jasa konstruksi pada suatu jabatan kerja tertentu dalam hal ini mandor, baik untuk pemenuhan kebutuhan nasional di dalam negeri maupun untuk kepentingan penempatan ke luar negeri, diperlukan adanya perangkat standar yang dapat mengukur dan menyaring tenaga kerja yang memenuhi persyaratan sesuai dengan kompetensinya. Standar yang akan menjadi tolak ukur pada karya tulis ini mengacu pada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Tahun 2006 yang diterbitkan oleh Departemen Pekerjaan Umum dan Pedoman Sertifikasi dan Registrasi Keterampilan Kerja Jasa Konstruksi Tahun 2005 yang ditetapkan oleh Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). Standar Kompetensi Kerja Mandor ialah perumusan tentang kemampuan yang harus dimiliki seorang mandor untuk melakukan suatu tugas atau pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan. Diharapkan dengan adanya standar – standar yang menjadi tolak ukur tersebut dapat meningkatkan mutu tenaga kerja Indonesia dan mutu hasil pekerjaan di lapangan. Dengan dikuasainya standar kompetensi kerja tersebut oleh mandor dan diterapkan di lapangan, maka yang bersangkutan akan mampu: a. Mengerjakan suatu tugas atau pekerjaan dari kontraktor. b. Mengorganisasikan dengan agar pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan. c. Mengetahui apa yang harus dilakukan, bila terjadi sesuatu yang berbeda dengan rencana semula. d. Menggunakan kemampuan yang dimilikinya untuk memecahkan permasalahan atau melaksanakan tugas dengan kondisi yang berbeda. Tantangan global yang dihadapi dunia tidak dapat dihindari baik dari sektor pemerintah maupun swasta, semua pihak dituntut untuk mempersiapkan diri untuk mampu bertahan dalam menghadapi kondisi globalisasi tersebut. Seiring dengan globalisasi ini, standardisasi manajemen telah menjadi isu utama lebih khususnya mengenai standardisasi sistem manajemen mutu yang dikeluarkan oleh ISO 9001 Tahun 2000.
Bintang Bangun Basuki Doyoroso Haryaning Putro
15003045 15003135
BAB IV - ANALISIS
IV - 26
Tugas Akhir “Kajian Pemberlakuan Syarat Sertifikasi Keterampilan Kerja bagi Tenaga Kerja Mandor”
4.3.2
Data Kuisioner
A) Kontraktor - Pertanyaan 3
Pertanyaan Data Kuisioner Bagian B No. 3 Kontraktor "Apakah perusahaan tempat Anda bekerja sudah memperhatikan mengenai penerapan standar kerja mandor dalam proyek konstruksi dengan baik dan benar?" 0%
Ya
Tidak
100%
Gambar 4. 30 Persentase jawaban bagian B No. 3 (Kontraktor) Berdasarkan data yang diperoleh melalui kuisioner, dapat diketahui 100% dari perusahaan kontraktor sudah memperhatikan mengenai penerapan standar kerja mandor dalam proyek konstruksi dengan baik dan benar. - Pertanyaan 4
Pertanyaan Data Kuisioner Bagian B No. 4 Kontraktor "Dibandingkan dengan 5 tahun sebelumnya, apakah penerapan standar kompetensi kerja di Indonesia lebih banyak?" Ya
21%
79%
Tidak
Gambar 4. 31 Persentase jawaban bagian B No. 4 (Kontraktor)
Bintang Bangun Basuki Doyoroso Haryaning Putro
15003045 15003135
BAB IV - ANALISIS
IV - 27
Tugas Akhir “Kajian Pemberlakuan Syarat Sertifikasi Keterampilan Kerja bagi Tenaga Kerja Mandor”
Berdasarkan data yang diperoleh melalui kuisioner kepada kontraktor, dapat diketahui 79% menjawab bahwa dibandingkan dengan 5 tahun sebelumnya penerapan standar kompetensi di Indonesia lebih banyak, dan 21% sisanya menjawab tidak. - Pertanyaan 5
Pertanyaan Data Kuisioner Bagian B No. 5 Kontraktor "Dibandingkan dengan 5 tahun sebelumnya, apakah penerapan standar kompetensi kerja di Indonesia lebih baik?" Ya
21%
79%
Tidak
Gambar 4. 32 Persentase jawaban bagian B No. 5 (Kontraktor) Berdasarkan data yang diperoleh melalui kuisioner kepada kontraktor, dapat diketahui 79% menjawab bahwa dibandingkan dengan 5 tahun sebelumnya penerapan standar kompetensi di Indonesia lebih baik, dan 21% sisanya menjawab tidak. B) Mandor - Pertanyaan 1
Pertanyaan Data Kuisioner Bagian B No. 1 Mandor "Sudah berapa lama Anda berprofesi sebagai mandor dengan jenis pekerjaan yang sama dengan proyek ini?" 9%
9%
< 3 tahun 3 - 5 tahun
82%
> 5 tahun
Gambar 4. 33 Persentase jawaban bagian B No. 1 (Mandor)
Bintang Bangun Basuki Doyoroso Haryaning Putro
15003045 15003135
BAB IV - ANALISIS
IV - 28
Tugas Akhir “Kajian Pemberlakuan Syarat Sertifikasi Keterampilan Kerja bagi Tenaga Kerja Mandor”
Berdasarkan data yang diperoleh melalui kuisioner kepada mandor, dapat diketahui 82% menjawab telah lebih dari 5 tahun (> 5 tahun) berprofesi sebagai mandor dengan jenis pekerjaan yang sama dengan proyek ini, 9% selama 3 – 5 tahun dan 9% kurang dari 5 tahun (< 5 tahun). - Pertanyaan 2 Pertanyaan Data Kuisioner Bagian B No. 2 (2) Mandor "Jika ya, mandor pekerjaan apa saja?"
Pertanyaan Data Kuisioner Bagian B No. 2 (1) Mandor "Apakah Anda pernah bekerja sebagai mandor dengan jenis pekerjaan yang berbeda dengan proyek ini?"
0% 33%
27%
Pembesia n
Ya Tuka ng Kayu
67% 73%
0%
Tidak
Tuka ng Ba tu/Ba ta Lainnya
Gambar 4. 34 Persentase jawaban bagian B No. 2 – 1 dan 2 – 2 (Mandor) Berdasarkan data yang diperoleh melalui kuisioner kepada mandor, dapat diketahui 73% diantaranya tidak pernah bekerja dengan jenis pekerjaan yang berbeda dengan proyek ini, dan 27% sisanya pernah. Sedangkan dari mandor yang pernah, 33% juga pernah bekerja sebagai mandor kayu, 67% menjadi mandor lainnya seperti mandor finishing, mandor galian, mandor bobok, mandor pembersihan, dan lain-lain. Tidak ada yang bekerja sebagai mandor pembesian dan mandor batu/bata. - Pertanyaan 3
Pertanyaan Data Kuisioner Bagian B No. 3 Mandor "Berapa lama pengalaman Anda sebagai mandor dengan jenis pekerjaan yang berbeda dengan proyek ini?" 0% 33% 67%
< 3 tahun 3 - 5 tahun > 5 tahun
Gambar 4. 35 Persentase jawaban bagian B No. 3 (Mandor)
Bintang Bangun Basuki Doyoroso Haryaning Putro
15003045 15003135
BAB IV - ANALISIS
IV - 29
Tugas Akhir “Kajian Pemberlakuan Syarat Sertifikasi Keterampilan Kerja bagi Tenaga Kerja Mandor”
Berdasarkan data yang diperoleh melalui kuisioner kepada mandor yang mempunyai pengalaman sebagai mandor dengan jenis pekerjaan yang berbeda dengan yang sedang dikerjakan sekarang, dapat diketahui 67% mempunyai pengalaman selama lebih dari 5 tahun (> 5 tahun), dan 33% kurang dari 3 tahun (< 3 tahun). Sedangkan tidak ada yang mempunyai pengalaman antara 3 – 5 tahun. - Pertanyaan 4
Pertanyaan Data Kuisioner Bagian B No. 4 Mandor "Apakah tingkat pendidikan terakhir yang telah Anda selesaikan?" 9% 18%
0%
SMP / sederajat SMA / sederajat 73%
D1 Lainnya
Gambar 4. 36 Persentase jawaban bagian B No. 4 (Mandor) Berdasarkan data yang diperoleh melalui kuisioner kepada mandor, dapat diketahui 9% telah menyelesaikan tingkat pendidikan terakhir sampai tingkat SMP, 73% sampai tingkat SMA, 0% tingkat D1, dan 18% sisanya tingkat pendidikan lainnya. - Pertanyaan 5
Pertanyaan Data Kuisioner Bagian B No. 5 Mandor "Apakah Anda juga memiliki profesi selain sebagai mandor?"
45%
Ya
55%
Tidak
Gambar 4. 37 Persentase jawaban bagian B No. 5 (Mandor)
Bintang Bangun Basuki Doyoroso Haryaning Putro
15003045 15003135
BAB IV - ANALISIS
IV - 30
Tugas Akhir “Kajian Pemberlakuan Syarat Sertifikasi Keterampilan Kerja bagi Tenaga Kerja Mandor”
Berdasarkan data yang diperoleh melalui kuisioner kepada mandor, dapat diketahui 55% tidak mempunyai profesi lain sebagai mandor, dan sisanya sebesar 45% mempunyai profesi selain mandor. - Pertanyaan 8
Pertanyaan Data Kuisioner Bagian B No. 8 Mandor "Apakah penggunaan standar kerja mandor dalam sebuah proyek itu penting?" 0%
Ya
Tidak
100%
Gambar 4. 38 Persentase jawaban bagian B No. 8 (Mandor) Berdasarkan data yang diperoleh melalui kuisioner kepada mandor, dapat diketahui 100% menyatakan pentingnya penggunaan standar kerja mandor dalam sebuah proyek. C) Kontraktor dan Mandor - Pertanyaan 1 (Kontraktor) dan pertanyaan 7 (Mandor) Pertanyaan Data Kuisioner Bagian B No. 1 Kontraktor "Apakah ada ketentuan atau standar tertentu dari perusahaan Anda untuk menjaga kualitas kerja mandor?" 0%
Pertanyaan Data Kuisioner Bagian B No. 7 Mandor "Apakah terdapat standar kerja tertentu bagi mandor yang berlaku di proyek ini?" 0%
Ada
100%
Tidak
Ya
100%
Tida k
Gambar 4. 39 Persentase jawaban bagian B No. 1 (Kontraktor) dan No. 7 (Mandor) Berdasarkan data yang diperoleh melalui kuisioner, dapat diketahui 100% dari pihak kontraktor menjawab terdapat ketentuan atau standar tertentu dari perusahaan untuk menjaga
Bintang Bangun Basuki Doyoroso Haryaning Putro
15003045 15003135
BAB IV - ANALISIS
IV - 31
Tugas Akhir “Kajian Pemberlakuan Syarat Sertifikasi Keterampilan Kerja bagi Tenaga Kerja Mandor”
kualitas kerja mandor. Sedangkan 100% dari pihak mandor juga menjawab terdapat standar kerja tertentu bagi mandor yang berlaku di proyek ini. - Pertanyaan 2 (Kontraktor) dan pertanyaan 6 (Mandor)
Pertanyaan Data Kuisioner Bagian B No. 2 Kontraktor "Apakah Anda mengetahui terdapat Standar Kompetensi Kerja di Indonesia?"
Pertanyaan Data Kuisioner Bagian B No. 6 Mandor "Apakah Anda mengetahui terdapat Standar Kompetensi Kerja di Indonesia?" 9%
14%
Ya
Ya
86%
Tidak
91%
Tida k
Gambar 4. 40 Persentase jawaban bagian B No. 2 (Kontraktor) dan No. 6 (Mandor) Berdasarkan data yang diperoleh melalui kuisioner, dapat diketahui 86% dari pihak kontraktor mengetahui adanya Standar Kompetensi Kerja yang berlaku di Indonesia, dan 14% menjawab tidak mengetahui. Sedangkan dari pihak mandor terdapat 91% yang tidak mengetahui terdapatnya Standar Kompetensi Kerja di Indonesia, dan sisanya hanya 9% yang mengetahui. 4.3.3
Analisis Perbandingan
Berdasarkan studi pustaka dan data kuisioner serta wawancara di lapangan diketahui bahwa sebagian besar perusahaan kontraktor sudah memperhatikan mengenai penerapan standar kerja mandor dalam proyek konstruksi dengan baik dan benar. Hal ini ditunjukkan dengan penggunaan dan penerapan standar kerja yang digunakan untuk menghasilkan suatu proyek yang bermutu baik atau memuaskan bagi pelanggan dan akan mendatangkan manfaat yang lebih bagi perusahaan. Standar yang digunakan pada umumnya ialah standar manajemen mutu perusahaan, yaitu yang sudah dikeluarkan oleh International Organization for Standardization (ISO) 9001 – 2000 yang sudah diakui secara internasional dan kemudian diadopsi oleh Indonesia menjadi SNI 19 – 9001:2001. Sistem manajemen mutu yang diterapkan disini merupakan sarana atau sebagai alat untuk dapat mencapai tujuan mutu dalam menerapkan total quality control yang diharapkan mampu menjawab perkembangan globalisasi dimana tujuan akhirnya adalah mencapai efektifitas dan efisiensi suatu perusahaan atau organisasi.
Bintang Bangun Basuki Doyoroso Haryaning Putro
15003045 15003135
BAB IV - ANALISIS
IV - 32
Tugas Akhir “Kajian Pemberlakuan Syarat Sertifikasi Keterampilan Kerja bagi Tenaga Kerja Mandor”
Perkembangan dan penerapan standar kerja mandor yang berlaku di Indonesia ditandai dengan diterbitkannya Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Tahun 2006 sebagai standar yang dapat mengukur dan menyaring tenaga kerja yang memenuhi persyaratan sesuai dengan kompetensinya. SKKNI untuk tenaga kerja konstruksi disusun berdasarkan analisis kompetensi setiap jabatan kerja yang melibatkan para pelaku pelaksana langsung di lapangan dan ahlinya dari jabatan kerja yang bersangkutan. Semakin banyaknya perusahaan – perusahaan kontraktor yang menerapkan standar kerja seperti ISO 9001:2000 dalam melaksanakan pekerjaannya juga menunjukkan adanya perkembangan dalam menghadapi persaingan global untuk meningkatkan daya saing, efektifitas dan efisiensi perusahaan. Secara tidak langsung, standar – standar kerja yang digunakan oleh perusahaan akan turut mempengaruhi kinerja mandor dalam meningkatkan kualitas pekerjaan di lapangan. Perusahaan akan menerapkan standar kerja yang dimilikinya kepada setiap pekerja yang ada di bawahnya termasuk para mandor dan tukang, karena standar tersebut menunjukkan adanya tuntutan kualitas tenaga kerja yang betul – betul dapat diandalkan. Pengetahuan mengenai SKKNI oleh perusahaan kontraktor sudah cukup baik, akan tetapi masih ada pihak kontraktor yang belum mengetahui adanya SKKNI yang diterapkan untuk mengukur kualitas tenaga kerja mandor di Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan masih terdapat 14 % dari responden kontraktor yang menyatakan tidak mengetahui tentang Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia. Sedangkan dari pihak mandor ditandai dengan kurangnya pengetahuan mereka mengenai SKKNI. Dari seluruh responden hanya 9 % yang menyatakan mengetahui adanya SKKNI. Hal ini dapat disebabkan antara lain karena kurangnya informasi atau sosialisasi dari pemerintah sebagai penerbit SKKNI dan kurangnya kesadaran dari mandor bahwa penerapan standar kerja yang baik akan meningkatkan daya saing mereka terlebih bagi mandor yang bersertifikat. Sistem standar kerja yang dimiliki oleh perusahaan bukanlah sesuatu hal yang bisa didapat dalam sekejap, akan tetapi merupakan sinergi hasil usaha semua pihak yang ada dalam suatu perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan yang ingin mendapat pengakuan dari standar kerja yang diterapkan oleh perusahaan tersebut memerlukan perencanaan dan persiapan yang matang dan profesional dari keseluruhan pihak yang terlibat dalam suatu perusahaan. Dengan demikian akan dirasakan pentingnya penerapan sistem standar kerja di perusahaan untuk menjaga komitmen dan kredibilitas perusahaan.
Bintang Bangun Basuki Doyoroso Haryaning Putro
15003045 15003135
BAB IV - ANALISIS
IV - 33
Tugas Akhir “Kajian Pemberlakuan Syarat Sertifikasi Keterampilan Kerja bagi Tenaga Kerja Mandor”
Pengalaman kerja tenaga kerja mandor dalam dunia jasa konstruksi turut menjadi salah satu persyaratan bagi perusahaan untuk menggunakan jasanya. Semakin banyak proyek yang pernah dikerjakan dengan mutu dan kualitas yang baik akan menjadi nilai lebih bagi perusahaan untuk memberikan kepercayaan kepadanya. Mandor yang bekerja pada proyek – proyek yang disurvey sebagian besar telah mempunyai pengalaman dalam mengerjakan jenis pekerjaan yang sama dengan yang sedang dikerjakan. Walaupun tidak menutup kemungkinan terdapat beberapa mandor yang pernah mempunyai pengalaman dalam melaksanakan pekerjaan yang berbeda. Hal ini dapat menjadi nilai tambah bagi mandor karena kompetesinya tidak terpaku pada suatu kompetensi tertentu. Akan lebih mudah baginya untuk memperoleh pekerjaan. Namun apabila mandor tersebut tidak konsisten dalam penguasaan keterampilannya, sehingga hasil pekerjaannya tidak lebih baik atau kurang memenuhi kualitas daripada mandor yang menguasai hanya satu kompetensi, maka akan mengurangi nilai jual mandor tersebut dan perusahaan mungkin akan tidak percaya lagi kepadanya. Tingkat pendidikan yang pernah diselesaikan juga berperan dalam penerapan standar kerja mandor, karena diharapkan dengan tingkat pendidikan yang baik akan mempermudah dalam pemahaman dan pelaksanaaan instruksi kerja di lapangan. Pendidikan minimal yang disyaratkan yang diterbitkan oleh SKKNI untuk jabatan kerja mandor, yaitu SMK Sipil/STM Bangunan Gedung, SMU dan pelatihan terkait atau praktisi yang disetarakan. 73 % dari mandor yang disurvey telah menamatkan pendidikannya sampai tingkat SMU atau sederajat, 9 % yang telah menamatkan sampai tingkat SMP atau sederajat, sedangkan 18 % lainnya sampai tingkat Sekolah Dasar. Sebagian perusahaan kontraktor sampai saat ini tetap melihat pengalaman kerja sebagai prioritas utama dalam pemilihan mandornya. Perusahaan tidak mempermasalahkan tingkat pendidikan selama hasil pekerjaannya di lapangan tetap memenuhi spesifikasi yang ditentukan. Dapat dilihat dari terdapatnya beberapa perusahaan yang mempekerjakan mandor yang tidak memenuhi syarat pendidikan, yaitu SMP dan SD. Mandor – mandor tersebut tidak dapat memiliki sertifikat bila ditinjau berdasarkan persyaratan yang tercantum dalam SKKNI. Sehingga apabila mandor tersebut memiliki keinginan untuk mendapatkan sertifikat, dia harus mengikuti Ujian Persamaan setara SMU.
Bintang Bangun Basuki Doyoroso Haryaning Putro
15003045 15003135
BAB IV - ANALISIS
IV - 34
Tugas Akhir “Kajian Pemberlakuan Syarat Sertifikasi Keterampilan Kerja bagi Tenaga Kerja Mandor”
4.4
PENERAPAN PELATIHAN KETERAMPILAN MANDOR
4.4.1
Pelatihan dan Standar Kompetensi Tenaga Kerja
4.4.1.1 Data Pustaka Dalam pembangunan konstruksi di lapangan peran para mandor ternyata sangat menentukan dalam ketepatan mutu, waktu penyelesaian, dan biaya pekerjaan. Para Mandor dalam kenyataan praktek konstruksi adalah: -
Pemborong kerja (pemborong upah) Para mandor ini adalah pengusaha kecil yang kebetulan perusahaannya tidak berbentuk badan hukum.
-
Perantara antara Kontraktor dan para pekerja kelompoknya Mandorlah yang bernegosiasi, mencari kerja dan mengkomunikasikan penugasannya pada para tukang.
-
Pencari kerja dan pemimpin kelompok kerja Mandor adalah pengawas sekaligus instruktur bagi pekerja dalam kelompoknya.
Oleh karenanya Departemen PU dan Depnaker sebagai bagian dari Piagam Kerjasama yang baru-baru ini ditandatangani mengupayakan melanjutkan pelatihan mandor, karena perannya yang strategis yaitu langsung mempengaruhi efisiensi, produktivitas dan mutu pekerjaan konstruksi. Pelatihan Mandor mulai tahun 1982 sampai dengan tahun 1987 telah dilaksanakan di berbagai propinsi di Indonesia dengan jumlah peserta ± 3.666 orang dengan pendanaan dari APBN serta Bantuan Bank Dunia (Loan IBRD No. 2258 IND). Sedangkan untuk tahun 1995 secara serentak dilaksanakan di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur sebanyak 120 orang. Biaya pelatihan pada tahun 1995 ini didukung sepenuhnya oleh Departemen PU melalui penyisihan sebagian laba BUMN di lingkungan Departemen PU untuk Pelatihan Pengusaha Kecil. Dalam pekerjaan konstruksi kedepan kita akan menghadapi selain tuntutan kualitas juga tuntutan kuantitas, karena itu pelatihan mandor ini memerlukan penanganan yang berkesinambungan. Informasi tentang para mandor yang sudah dilatih akan ditempatkan pada
Bintang Bangun Basuki Doyoroso Haryaning Putro
15003045 15003135
BAB IV - ANALISIS
IV - 35
Tugas Akhir “Kajian Pemberlakuan Syarat Sertifikasi Keterampilan Kerja bagi Tenaga Kerja Mandor”
PU-net yang dapat diakses oleh Kanwil dalam upaya lebih meningkatkan perhatian terhadap persyaratan mandor yang akan dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Selain itu, Badan Pembinaan Konstruksi dan Sumber Daya Manusia (BPKSDM) Departemen Pekerjaan Umum (PU) bekerjasama dengan Karang Taruna Nasional melaksanakan Pelatihan bagi tenaga muda siap latih bidang konstruksi. Kepala BPKSDM Iwan Nursyirwan saat membuka Pelatihan Tukang Konstruksi Tingkat Pemula ke-IV di Jakarta mengatakan ada dua persoalan kesempatan kerja yang ada saat ini, pertama adalah bagaimana agar sumber daya manusia di Indonesia mampu memasuki pasar tenaga kerja baik nasional maupun Internasional, dan kedua adalah bagaimana sumber daya manusia mampu menciptakan lapangan kerja baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain. Untuk itulah pelatihan sebagai bekal bagi tenaga-tenaga muda terutama di bidang konstruksi sangat diperlukan dan bahkan perlu dilakukan secara berkelanjutan, untuk kemudian diberikan sertifikat sebagai pengakuan kompetensi. Bahkan, setelah itu lulus mengikuti pelatihan, ditindaklanjuti dengan ujian kenaikan tingkat (grade). Usaha ini dilakukan agar sertifikat yang dimiliki tenaga konstruksi Indonesia juga diakui di tingkat Internasional terutama ASEAN. 4.4.1.2 Data Kuisioner A) Kontraktor - Pertanyaan 1
Pertanyaan Data Kuisioner Bagian C No. 1 Kontraktor "Perlukah pelatihan bagi mandor?" 0%
Ya
100%
Tidak
Gambar 4. 41 Persentase jawaban bagian C No. 1 (Kontraktor)
Bintang Bangun Basuki Doyoroso Haryaning Putro
15003045 15003135
BAB IV - ANALISIS
IV - 36
Tugas Akhir “Kajian Pemberlakuan Syarat Sertifikasi Keterampilan Kerja bagi Tenaga Kerja Mandor”
Berdasarkan data yang diperoleh melalui kuisioner, dapat diketahui bahwa seluruh (100%) responden dari pihak kontraktor menyatakan perlu diadakan pelatihan bagi mandor.
B) Mandor - Pertanyaan 6
Pertanyaan Data Kuisioner Bagian C No. 6 Mandor "Jika ada pelatihan untuk mandor, apakah Anda tertarik untuk mengikutinya?"
Ya
18%
82%
Tidak
Gambar 4. 42 Persentase jawaban bagian C No. 6 (Mandor) Berdasarkan data yang diperoleh melalui kuisioner, dapat diketahui bahwa 82% responden dari pihak mandor menyatakan mereka tertarik untuk mengikuti pelatihan mandor bila pelatihan tersebut diadakan. Sedangkan 18% responden menyatakan tidak tertarik untuk mengikuti pelatihan tersebut.
Bintang Bangun Basuki Doyoroso Haryaning Putro
15003045 15003135
BAB IV - ANALISIS
IV - 37
Tugas Akhir “Kajian Pemberlakuan Syarat Sertifikasi Keterampilan Kerja bagi Tenaga Kerja Mandor”
C) Kontraktor dan Mandor - Pertanyaan 10 (Kontraktor) dan pertanyaan 5 (Mandor)
Pertanyaan Data Kuisioner Bagian C No. 10 Kontraktor "Apakah Anda tahu terdapat pelatihan untuk mandor?"
Pertanyaan Data Kuisioner Bagian C No. 5 (1) Mandor "Apakah Anda mengetahui bahwa ada pelatihan untuk mandor?"
Ya
36%
Ya 45% 55%
64%
Tidak
Tidak
Pertanyaan Data Kuisioner Bagian C No. 5 (2) Mandor "Pernahkah anda mengikutinya?"
Pertanyaan Data Kuisioner Bagian C No. 5 (3) Mandor "Apakah kegiatan pelatihan tersebut dipungut biaya?" 0%
Ya
Ya
45% 55%
Tidak
100%
Tidak
Pertanyaan Data Kuisioner Bagian C No. 5 (4) Mandor "Apakah Anda keberatan apabila kegiatan tersebut dipungut biaya?"
Ya 40% 60%
Tida k
Gambar 4. 43 Persentase jawaban bagian C No. 10 (Kontraktor) dan No. 5 – 1, 5 – 2, 5 – 3, 5 – 4 (Mandor) Berdasarkan data yang diperoleh melalui kuisioner, dapat diketahui bahwa 64% responden dari pihak kontraktor menyatakan mereka mengetahui tentang adanya pelatihan bagi mandor dan 36% responden sisanya meyatakan tidak mengetahui tentang adanya pelatihan bagi mandor. Sedangkan dari pihak mandor, sebanyak 45% responden mengetahui tentang adanya
Bintang Bangun Basuki Doyoroso Haryaning Putro
15003045 15003135
BAB IV - ANALISIS
IV - 38
Tugas Akhir “Kajian Pemberlakuan Syarat Sertifikasi Keterampilan Kerja bagi Tenaga Kerja Mandor”
pelatihan bagi mandor dan 55% responden tidak mengetahui tentang adanya pelatihan bagi mandor. Berdasarkan data yang diperoleh melalui kuisioner juga dapat diketahui bahwa sebanyak 45% responden dari pihak mandor menyatakan pernah mengikuti kegiatan pelatihan bagi mandor dan 55% responden sisanya menyatakan belum pernah mengikuti kegiatan pelatihan tersebut. Dari pihak mandor yang pernah mengikuti kegiatan tersebut, seluruhnya (100%) menyatakan bahwa kegiatan pelatihan tersebut tidak dipungut biaya. Sedangkan apabila kegiatan tersebut dipungut biaya, 60% responden menyatakan keberatan dan 40% responden lainnya menyatakan tidak keberatan untuk mengeluarkan biaya guna mengikuti pelatihan tersebut. - Pertanyaan 11 (Kontraktor) dan pertanyaan 7 (Mandor) Pertanyaan Data Kuisioner Bagian C No. 7 Mandor "Jika terdapat pekerjaan khusus pada proyek ini, apakah diadakan pelatihan khusus untuk mandor?"
Pertanyaan Data Kuisioner Bagian C No. 11 Kontraktor "Jika terdapat pekerjaan khusus pada proyek ini, apakah diadakan pelatihan khusus untuk mandor?"
Ya
Ya
21%
45% 55% 79%
Tidak
Tidak
Gambar 4. 44 Persentase jawaban bagian C No. 11 (Kontraktor) dan No. 7 (Mandor) Berdasarkan data yang diperoleh melalui kuisioner, dapat diketahui bahwa 79% responden dari pihak kontraktor menyatakan tidak diadakan pelatihan khusus bagi mandor apabila terdapat pekerjaan khusus dan 21% responden sisanya menyatakan bahwa pelatihan khusus tersebut diadakan. Sedangkan dari pihak mandor, 55% responden menyatakan pelatihan khusus tersebut diadakan apabila memang ada pekerjaan khusus pada proyek tersebut dan 45% responden lainnya menyatakan pelatihan khusus tersebut tidak diadakan.
Bintang Bangun Basuki Doyoroso Haryaning Putro
15003045 15003135
BAB IV - ANALISIS
IV - 39
Tugas Akhir “Kajian Pemberlakuan Syarat Sertifikasi Keterampilan Kerja bagi Tenaga Kerja Mandor”
- Pertanyaan 12 (Kontraktor) dan pertanyaan 8 (Mandor)
Pertanyaan Data Kuisioner Bagian C No. 8 Mandor "Apakah diadakan pelatihan khusus untuk para tukang sebelum melaksanakan proyek?"
Pertanyaan Data Kuisioner Bagian C No. 12 Kontraktor "Apakah diadakan pelatihan khusus untuk para tukang sebelum melaksanakan proyek?" Ya 36% 64%
Tidak
Ya
36% 64%
Tidak
Gambar 4. 45 Persentase jawaban bagian C No. 12 (Kontraktor) dan No. 8 (Mandor) Berdasarkan data yang diperoleh melalui kuisioner, dapat diketahui bahwa 64% responden dari pihak kontraktor menyatakan diadakan pelatihan khusus bagi tukang sebelum pelaksanaan proyek tersebut dan 36% responden sisanya menyatakan tidak didakan pelatihan khusus bagi tukang pada proyek tersebut. Sedangkan dari pihak mandor, 64% responden menyatakan bahwa diadakan pelatihan khusus bagi tukang sebelum melaksanakan proyek dan 36% responden lainnya menyatakan tidak tidak diadakan pelatihan khusus bagi tukang pada proyek tersebut. 4.4.1.3 Analisis Perbandingan Berdasarkan studi pustaka dan data kuisioner serta wawancara di lapangan diketahui bahwa pelatihan bagi mandor merupakan suatu kebutuhan yang ada di dunia konstruksi, setidaknya bagi kontraktor. Hal ini dikarenakan peran dan posisi mandor yang strategis dalam mempengaruhi efisiensi, produktivitas, dan mutu pekerjaan konstruksi. Akan tetapi, usaha untuk mensosialisasikan adanya pelatihan mandor ini dapat dibilang masih kurang, karena 36% pihak kontraktor dan 55% pihak mandor yang disurvey masih belum mengetahui tentang kegiatan ini. Pada pekerjaan proyek konstruksi ke depan kita akan menghadapi tuntutan kualitas dan juga tuntutan kuantitas secara bersamaan, oleh karena itu pelatihan mandor ini memerlukan penanganan yang berkesinambungan dari seluruh segi pelaksanaannya. Pihak mandor yang pernah mengikuti pelatihan ini melakukannya di berbagai tempat, seperti perusahaan kontraktor, Departemen Tenaga Kerja, maupun Puslatjakons Departemen PU. Dalam pelaksanaan pelatihan tersebut pihak mandor tidak dipungut biaya, karena pembiayaannya ditanggung oleh kontraktor. Sedangkan bila pelatihan tersebut dipungut biaya kepada pihak mandor secara langsung, sebagian besar dari mandor yang disurvey Bintang Bangun Basuki Doyoroso Haryaning Putro
15003045 15003135
BAB IV - ANALISIS
IV - 40
Tugas Akhir “Kajian Pemberlakuan Syarat Sertifikasi Keterampilan Kerja bagi Tenaga Kerja Mandor”
menyatakan merasa keberatan. Di sisi lain, juga terdapat sebagian mandor yang merasa tidak tertarik pada penyelenggaraan pelatihan keterampilan ini karena menganggap diri mereka telah memiliki pengalaman yang cukup, sehingga merasa tidak perlu mengikuti pelatihan kembali. Mereka menganggap bahwa hal yang penting dalam menjadi mandor adalah pengalaman dan kemampuan dalam melaksanakan pekerjaan di lapangan, bukan hanya pelatihan teoritis. Dari segi tukang dalam pekerjaan proyek konstruksi, sebagian besar dari proyek yang disurvey menyatakan diadakan pelatihan terlebih dahulu sebelum melaksanakan pekerjaan proyek. Hal ini bersifat lebih kepada pengarahan dalam pengerjaan teknis tugas mereka agar sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Pelatihan tukang ini lebih baik lagi apabila dilakukan tidak hanya pada saat terdapat proyek konstruksi saja. Sebagai contoh, Badan Pembinaan Konstruksi dan Sumber Daya Manusia (BPKSDM) Departemen Pekerjaan Umum (PU) bekerjasama dengan Karang Taruna Nasional juga melaksanakan pelatihan bagi tenaga muda siap latih bidang konstruksi, dengan tujuan agar sumber daya manusia di Indonesia mampu memasuki pasar tenaga kerja baik nasional maupun internasional dan mampu menciptakan lapangan kerja baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain. Untuk itulah pelatihan sebagai bekal bagi tenaga-tenaga muda terutama di bidang konstruksi sangat diperlukan dan bahkan perlu dilakukan secara berkelanjutan, untuk kemudian diberikan sertifikat sebagai pengakuan kompetensi. 4.4.2
Sertifikasi Tenaga Kerja Mandor
4.4.2.1 Data Pustaka Tujuan sertifikasi ialah memberikan informasi obyektif kepada para penyedia dan pengguna jasa bahwa tenaga yang bersangkutan telah memiliki kompetensi yang ditetapkan untuk klasifikasi dan kualifikasi tertentu. Sertifikat Keterampilan Kerja (SKTK) Jasa Konstruksi dimaksudkan untuk menyatakan keterampilan kerja seseorang dalam jasa konstruksi. Sertifikasi ini juga termasuk Tenaga Kerja Warga Negara Asing Pendatang (TKWNAP) yang akan bekerja dalam pekerjaan jasa konstruksi di Indonesia. Prosedur untuk memperoleh SKTK ini telah diatur dan ditetapkan oleh Dewan Pengurus LPJK Nasional. Sertifikasi dapat diselenggarakan oleh BSA Profesi yang dibentuk oleh Pengurus Asosiasi Profesi dan juga BSK Institusi Diklat yang dibentuk dengan Keputusan Pimpinan Institusi Diklat dan dalam pelaksanaannya membentuk UPS. Jika proses sertifikasi akan diadakan di luar daerah maka penyelenggara harus membentuk TPKK yang anggotanya terdiri atas pihak penyelenggara, Insitusi yang melakukan pembinaan jasa konstruksi Bintang Bangun Basuki Doyoroso Haryaning Putro
15003045 15003135
BAB IV - ANALISIS
IV - 41
Tugas Akhir “Kajian Pemberlakuan Syarat Sertifikasi Keterampilan Kerja bagi Tenaga Kerja Mandor”
setempat, Institusi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan setempat serta bila memungkinkan LPJK Daerah yang diwakili oleh bidang profesi. Sebelum diselenggarakan Sertifikasi, BSA Profesi maupun BSK Institusi Diklat wajib melakukan survey pada wilayah tersebut termasuk menghubungi institusi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan dan pembinaan jasa konstruksi setempat serta melakukan koordinasi dengan LPJK Daerah. 4.4.2.2 Data Kuisioner A) Kontraktor - Pertanyaan 2
Pertanyaan Data Kuisioner Bagian C No. 2 Kontraktor "Perlukah sertifikasi untuk mandor?"
14%
Ya 86%
Tidak
Gambar 4. 46 Persentase jawaban bagian C No. 2 (Kontraktor) Berdasarkan data yang diperoleh melalui kuisioner, dapat diketahui bahwa 86% responden dari pihak kontraktor menyatakan perlu dilakukan sertifikasi bagi mandor, sedangkan 14% responden sisanya menyatakan bahwa sertifikasi bagi mandor tidak perlu diadakan.
Bintang Bangun Basuki Doyoroso Haryaning Putro
15003045 15003135
BAB IV - ANALISIS
IV - 42
Tugas Akhir “Kajian Pemberlakuan Syarat Sertifikasi Keterampilan Kerja bagi Tenaga Kerja Mandor”
- Pertanyaan 3
Pertanyaan Data Kuisioner Bagian C No. 3 Kontraktor "Apakah Anda mengetahui bahwa terdapat peraturan atau undang-undang yang mengatur tentang Jasa Konstruksi?" 0%
Ya
Tidak
100%
Gambar 4. 47 Persentase jawaban bagian C No. 3 (Kontraktor) Berdasarkan data yang diperoleh melalui kuisioner, dapat diketahui bahwa seluruh (100%) responden dari pihak kontraktor mengetahui tentang adanya peraturan atau Undang – undang yang mengatur tentang jasa konstruksi. - Pertanyaan 5
Pertanyaan Data Kuisioner Bagian C No. 5 Kontraktor "Apakah Anda pernah bekerja sama dengan mandor yang memiliki sertifikat?"
36% 64%
Ya
Tidak
Gambar 4. 48 Persentase jawaban bagian C No. 5 (Kontraktor) Berdasarkan data yang diperoleh melalui kuisioner, dapat diketahui bahwa 36% responden dari pihak kontraktor menyatakan pernah bekerja sama dengan mandor yang memiliki sertifikat, sedangkan 64% responden lainnya menyatakan tidak pernah bekerja sama dengan mandor yang memiliki sertifikat.
Bintang Bangun Basuki Doyoroso Haryaning Putro
15003045 15003135
BAB IV - ANALISIS
IV - 43
Tugas Akhir “Kajian Pemberlakuan Syarat Sertifikasi Keterampilan Kerja bagi Tenaga Kerja Mandor”
- Pertanyaan 8
Pertanyaan Data Kuisioner Bagian C No. 8 Kontraktor "Apakah Anda mengetahui terdapat sertifikat tenaga kerja yang dikeluarkan oleh badan terakreditasi?" Ya 50%
50%
Tidak
Gambar 4. 49 Persentase jawaban bagian C No. 8 (Kontraktor) Berdasarkan data yang diperoleh melalui kuisioner, dapat diketahui bahwa 50% responden dari pihak kontraktor mengetahui tentang adanya sertifikat tenaga kerja yang dikeluarkan oleh badan terakreditasi, sedangkan 50% responden lainnya menyatakan tidak mengetahui tentang adanya sertifikat tenaga kerja tersebut. - Pertanyaan 9
Pertanyaan Data Kuisioner Bagian C No. 9 Kontraktor "Apakah Anda tahu siapa yang berhak mengeluarkan sertifikat?"
Ya 50%
50%
Tidak
Gambar 4. 50 Persentase jawaban bagian C No. 9 (Kontraktor) Berdasarkan data yang diperoleh melalui kuisioner, dapat diketahui bahwa 50% responden dari pihak kontraktor mengetahui tentang pihak yang berhak mengeluarkan sertifikat, sedangkan 50% responden lainnya menyatakan tidak mengetahui tentang pihak yang bersangkutan tersebut.
Bintang Bangun Basuki Doyoroso Haryaning Putro
15003045 15003135
BAB IV - ANALISIS
IV - 44
Tugas Akhir “Kajian Pemberlakuan Syarat Sertifikasi Keterampilan Kerja bagi Tenaga Kerja Mandor”
B) Mandor - Pertanyaan 4
Pertanyaan Data Kuisioner Bagian C No. 4 Mandor "Apakah Anda mengalami kemudahan untuk mendapatkan sertifikat dari badan terakreditasi di seluruh Indonesia?" 9%
Ya
Tidak
91%
Gambar 4. 51 Persentase jawaban bagian C No. 4 (Mandor) Berdasarkan data yang diperoleh melalui kuisioner, dapat diketahui bahwa 9% responden dari pihak mandor mengalami kemudahan dalam mendapatkan sertifikat dari badan akreditasi di seluruh Indonesia, sedangkan 91% responden sisanya menyatakan tidak mengalami kemudahan dalam mendapatkan sertifikat tersebut. C) Kontraktor dan Mandor - Pertanyaan 4 (Kontraktor) dan pertanyaan 1 (Mandor)
Pertanyaan Data Kuisioner Bagian C No. 4 Kontraktor "Apakah Anda mengetahui bahwa terdapat peraturan atau undang-undang yang mewajibkan mandor untuk memiliki sertifikat?"
Pertanyaan Data Kuisioner Bagian C No. 1 Mandor "Apakah Anda mengetahui bahwa terdapat peraturan atau undang-undang yang mewajibkan mandor untuk memiliki sertifikat?" Ya
Ya 36%
45% 55% 64%
Tidak
Tidak
Gambar 4. 52 Persentase jawaban bagian C No. 4 (Kontraktor) dan No. 1 (Mandor) Berdasarkan data yang diperoleh melalui kuisioner, dapat diketahui bahwa 36% responden dari pihak kontraktor mengetahui tentang adanya peraturan atau Undang – undang yang mewajibkan mandor untuk memiliki sertifikat, sedangkan 64% responden lainnya Bintang Bangun Basuki Doyoroso Haryaning Putro
15003045 15003135
BAB IV - ANALISIS
IV - 45
Tugas Akhir “Kajian Pemberlakuan Syarat Sertifikasi Keterampilan Kerja bagi Tenaga Kerja Mandor”
menyatakan tidak mengetahui adanya peraturan atau Undang – undang tersebut. Sedangkan dari pihak mandor, sebanyak 55% responden menyatakan mengetahui tentang peraturan atau Undang – undang yang mewajibkan mandor untuk memiliki sertifikat dan 45% responden lainnya menyatakan tidak mengetahui tentang peraturan atau Undang – undang tersebut. - Pertanyaan 6 (Kontraktor) dan pertanyaan 2 (Mandor)
Pertanyaan Data Kuisioner Bagian C No. 6 Kontraktor "Apakah mandor pada proyek ini memiliki sertifikat keterampilan?"
14%
Pertanyaan Data Kuisioner Bagian C No. 2 Mandor "Apakah Anda memiliki sertifikat keterampilan kerja sebagai mandor?"
Ya
Tidak
86%
36% 64%
Ya
Tidak
Gambar 4. 53 Persentase jawaban bagian C No. 6 (Kontraktor) dan No. 2 (Mandor) Berdasarkan data yang diperoleh melalui kuisioner, dapat diketahui bahwa 14% responden dari pihak kontraktor menyatakan mandor pada proyek tersebut memiliki sertifikat keterampilan dan 86% responden lainnya menyatakan bahwa mandor pada proyek tersebut tidak memiliki sertifikat keterampilan. Sedangkan dari pihak mandor, sebanyak 36% responden menyatakan bahwa mereka memiliki sertifikat keterampilan kerja sebagai mandor dan 64% responden lainnya menyatakan tidak memiliki sertifikat tersebut. - Pertanyaan 7 (Kontraktor) dan pertanyaan 3 (Mandor)
Pertanyaan Data Kuisioner Bagian C No. 7 Kontraktor "Tahukah Anda bagaimana prosedur memperoleh sertifikat tenaga kerja bagi mandor?"
43%
Pertanyaan Data Kuisioner Bagian C No. 3 Mandor "Tahukah Anda bagaimana prosedur memperoleh sertifikat tenaga kerja?"
Ya
57%
Tidak
36% 64%
Ya
Tidak
Gambar 4. 54 Persentase jawaban bagian C No. 7 (Kontraktor) dan No. 3 (Mandor) Berdasarkan data yang diperoleh melalui kuisioner, dapat diketahui bahwa 43% responden dari pihak kontraktor mengetahui tentang prosedur untuk memperoleh sertifikat tenaga kerja Bintang Bangun Basuki Doyoroso Haryaning Putro
15003045 15003135
BAB IV - ANALISIS
IV - 46
Tugas Akhir “Kajian Pemberlakuan Syarat Sertifikasi Keterampilan Kerja bagi Tenaga Kerja Mandor”
bagi mandor dan 57% responden lainnya menyatakan tidak mengetahui tentang prosedur tersebut. Sedangkan dari pihak mandor, 36% responden di antaranya mengetahui tentang prosedur untuk memperoleh sertifikat tenaga kerja dan 64% responden lainnya menyatakan tidak mengetahui tentang prosedur untuk memperoleh sertifikat tenaga kerja tersebut. 4.4.2.3 Analisis Perbandingan Berdasarkan studi pustaka dan data kuisioner serta wawancara di lapangan diketahui bahwa seluruh kontraktor yang disurvey telah mengetahui mengenai peraturan yang mengatur tentang jasa konstruksi, yaitu Undang-undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang: Jasa Konstruksi beserta peraturan dan pelaksanaannya. Ini menandakan sosialisasi mengenai standar atau peraturan tersebut secara umum telah tersosialisasikan dengan baik kepada masyarakat konstruksi, khususnya di kalangan pihak kontraktor. Akan tetapi, masih banyak pihak kontraktor maupun mandor yang tidak memperhatikan bagian dari Undang-undang tersebut yang secara tersurat dan tersirat menyatakan bahwa tenaga kerja yang melaksanakan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan konstruksi harus memiliki sertifikat keahlian dan atau keterampilan. Hal inilah yang perlu ditinjau ulang dan mendapat perhatian lebih dalam pelaksanaan sosialisasinya. Kekurangsadaran dalam usaha pemahaman Undang-undang ini yang sebenarnya dapat memberikan dampak yang negatif dalam penyelenggaraan konstruksi, karena menandakan adanya tujuan dari Undang-undang ini yang belum tercapai atau terlaksanakan. Dari pihak kontraktor, sebagian besar menyatakan perlunya sertifikasi bagi mandor dalam dunia konstruksi. Hal ini dikarenakan sertifikasi memiliki tujuan untuk memberikan informasi obyektif kepada para penyedia dan pengguna jasa bahwa tenaga yang bersangkutan telah memiliki kompetensi yang ditetapkan untuk klasifikasi dan kualifikasi tertentu. Pada khususnya, Sertifikat Keterampilan Kerja (SKTK) Jasa Konstruksi dimaksudkan untuk menyatakan keterampilan kerja seseorang dalam jasa konstruksi. Selain itu, baru-baru ini Departemen Pekerjaan Umum juga mensyaratkan kepemilikan sertifikat bagi tukang dan mandor dalam keikutsertaan mereka pada proyek-proyek di lingkungan Departemen PU. Tukang dan mandor yang diikutsertakan dalam pekerjaan proyek-proyek di lingkungan Departemen Pekerjaan Umum ke depannya harus memiliki sertifikat sebagai syaratnya. Lebih lanjut mengenai sertifikat ini Menteri Pekerjaan Umum juga telah mengatakan bahwa sejauh ini hanya 3% dari empat juta tenaga tukang yang memiliki sertifikat serta diakui kompetensi (kemampuannya). Menteri PU mengharapkan melalui proses sertifikasi diharapkan sektor konstruksi menjadi lebih efisien dalam rangka menghadapi tantangan ke depan, di antaranya tantangan terhadap peningkatan volume pekerjaan konstruksi. Oleh karena itu, kesadaran dalam pentingnya kepemilikan sertifikat keterampilan maupun Bintang Bangun Basuki Doyoroso Haryaning Putro
15003045 15003135
BAB IV - ANALISIS
IV - 47
Tugas Akhir “Kajian Pemberlakuan Syarat Sertifikasi Keterampilan Kerja bagi Tenaga Kerja Mandor”
kompetensi ini harus lebih ditingkatkan lagi. Hal ini berguna dalam perkembangan dunia jasa konstruksi mendatang di Indonesia. Berdasarkan wawancara kami mendapatkan informasi bahwa untuk jenis pekerjaan tertentu, kontraktor telah mensyaratkan seorang mandor untuk memiliki sertifikat, sebagai contoh untuk jenis pekerjaan penulangan / baja. Sertifikat Keterampilan Kerja ini dapat diperoleh melalui badan terakreditasi yang berkoordinasi dengan pemerintah. Sebagian dari pihak kontraktor yang disurvey telah mengetahui mengenai sertifikasi ini dan pihak yang berhak menerbitkannya. Antara lain seperti Depnaker, Departemen PU, maupun Balai Latihan Kerja yang telah mendapatkan akreditasi dari LPJKN. Sedangkan dari segi prosedurnya, pihak kontraktor dan pihak mandor lebih banyak yang tidak mengetahuinya. Hal ini menunjukkan sosialisasi dari prosedur untuk kepemilikan sertifikat ini juga masih kurang. Sosialisasi prosedur sertifikasi ini seharusnya menjadi tindak lanjut dari pemahaman UUJK yang sebenarnya, sehingga diperoleh proses yang berkelanjutan. Sebagian besar dari pihak mandor yang telah mengetahui prosedur kepemilikan sertifikasi ini menyatakan mereka tidak mengalami kemudahan dalam perolehannya. Ini juga perlu mendapat perhatian dari pemerintah maupun pihak terkait lainnya, karena hal ini dapat memiliki dua sisi yang berbeda pandangan. Di satu sisi, hal ini bisa menjadi penyebab dari sedikitnya kepemilikan Sertifikat Keterampilan Kerja di kalangan tenaga kerja mandor. Sedangkan di sisi lainnya, hal ini bisa disebabkan oleh kurangnya kemauan dari tenaga kerja mandor itu sendiri yang bisa dilatarbelakangi oleh pertimbangan – pertimbangan seperti tingkat kepentingan (urgensitas) dari sertifikat, biaya, faktor motif, karakter, dan lainnya. Bagi mandor yang memilih untuk tidak mengikuti pelatihan yang diadakan karena dia menganggap telah memiliki kompetensi dalam bidang tersebut, dapat langsung mengikuti ujian untuk memperoleh Sertifikat Keterampilan Kerja. Dalam dunia konstruksi sekarang ini, seperti telah disebutkan sebelumnya, sangat terbatasnya tenaga kerja mandor maupun tukang yang memiliki sertifikat keterampilan. Hal ini juga didukung oleh hasil pengamatan kami ke lapangan yang menunjukkan lebih banyak pihak kontraktor yang belum pernah bekerja sama dengan mandor yang memiliki sertifikat. Hal ini dikarenakan mayoritas dari pihak mandor belum memiliki sertifikat keterampilan yang dimaksud.
Bintang Bangun Basuki Doyoroso Haryaning Putro
15003045 15003135
BAB IV - ANALISIS
IV - 48