BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Analisa Deskriptif Statistik Penelitian ini bertujuan untuk melihat keeratan hubungan antara laba akuntansi dan laba tunai dengan dividen kas yang dibagikan perusahaan. Obyek yang diteliti adalah perusahaan konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dengan beberapa kriteria yang telah disebutkan dalam bab sebelumnya sehingga didapatkan sampel akhir penelitian sebanyak 15 perusahaan. Sedangkan data yang digunakan dalam penelitian ini dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2010. Untuk mempermudah dalam menganalisis Hipotesis, maka penulis menggunakan program SPSS. Langkah pertama adalah dengan membuat atau memasukkan data dari kedua variabel dengan program SPSS. Setelah data dimasukkan, maka dilakukan proses pengolahan data dengan program computer SPSS melalui Analize dengan sub menu correlate.
1. Data Laba Akuntansi dan Dividen Kas Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Go Public di Bursa Efek Jakarta.
43
Tabel 4.1 PERHITUNGAN LABA AKUNTANSI TAHUN 2008,2009,2010 (Dalam Ribuan Rupiah)
No
Kode
Laba Akuntansi
Nama Emiten
1
DLTA
PT. Delta Djakarta
2010 2009 2008 139,566,900 126,504,062 83,754,358
2
MYOR
PT. Mayora Indah
484.086.203 372.157.912 196.230.050
3
FAST
4
MLBI
5
GGRM
PT. Fast Food 181.996.584 125.267.988 Indonesia Tbk 199.597.177 PT. Multi Bintang 442.916 340.458 222.307 Indonesia PT.Gudang Garam 4.146.282 3.455.702 1.880.492
6
UNVR
PT.Unilever Indonesia 3,386,970
3.044.107
2.407.231
7
KAEF
PT.Kimia Farma Tbk
62.506.877
55.393.775
8
MRAT
PT.Mustika Ratu
138.716.044 24.418.797 21.016.847
22.290.068
9
INDF
PT. Indofood Sukses 2.952.858 Makmur
10
TSPC
11
HMSP
PT.Tempo Scan 488.889.259 359.964.376 320.647.898 Pacific PT.H.M. Sampoerna 6,421,429 5,087,339 3,895,280
12
TCID
13
MERK
14
SQBI
15
DVLA
PT. Indonesia PT.Merck
2.075.861
1.034.389
Mandom 131.445.099 124.611.777 114.854.035
PT.Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk
PT.Darya-Varia Laboratoria Sumber: Laporan Tahunan – BEI
118.794.278 146.700.178 98.620.070 92.642.852
131.259.309 94.271.208
72.272.233 110.880.522
70.819.094
44
Pada tahun 2008 , PT. Tempo Scan Pasific mampu memperoleh Laba Akuntansi terbesar yaitu Rp. 320.647.898.000 , di karenakan Omset Penjualan Bersih sebesar Rp.3.633.789.178.647 lebih besar dari Beban Usaha sebesar Rp. 1.051.173.568.388 . Sedangkan PT. Multi Bintang Indonesia memperoleh Laba Akuntansi terkecil yaitu sebesar Rp. 222.307.000 di karenakan terjadi penurunan omset penjualan di tahun tersebut. Pada tahun 2009, PT. Mayora Indah mampu memperoleh Laba Akuntansi terbesar yaitu Rp. 372.157.912 di karenakan Omset Penjualan Bersih sebesar Rp.
4.777.175.386.540
lebih
besar
dari
Beban
Usaha
sebesar
520.598.281.592. Sedangkan PT. Multi Bintang Indonesia memperoleh
Rp. Laba
Akuntansi terkecil yaitu Rp. 340.458.000 di karenakan terjadi penurunan omset penjualan di tahun tersebut.
Pada tahun 2010, PT. Tempo Scan Pasific mampu memperoleh Laba Akuntansi terbesar yaitu Rp. 488.889.258.921 di karenakan Omset Penjualan Bersih sebesar Rp. 5.134.242.102.154 lebih besar dari Beban Usaha sebesar Rp. 1.303.334.634.420. Sedangkan PT. Multi Bintang Indonesia memperoleh Laba Akuntansi terkecil yaitu sebesar Rp. 442.916.000 di karenakan terjadi penurunan omset penjualan di tahun tersebut.
2. Data Laba Tunai Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Go Public di Bursa Efek Indonesia.
45
Tabel 4.2 PERHITUNGAN LABA TUNAI Tahun 2008,2009,2010 (dalam Ribuan Rupiah) 2008 No
Kode
1 2 3
DLTA MYOR FAST
4
MLBI
5
GGRM
6
UNVR
7
KAEF
8 9
MRAT INDF
10
TSPC
11
HMSP
12
TCID
13
MERK
14
SQBI
Penyusutan & Nama Emiten Amortisasi (b) PT. Delta Djakarta 83,754,358 210.584.980 PT.Mayora Indah 196.230.050 804.249.179 PT.Fast Food 125.267.988 151.542.947 Indonesia Tbk PT. Multi Bintang 222.307 415.053.000 Indonesia Laba Akuntansi (a)
PT. Gudang Garam PT. Unilever Indonesia PT. Kimia Farma Tbk PT. Mustika Ratu PT. Indofood Sukses Makmur PT. Tempo Scan Pacific PT. H.M. Sampoerna PT. Mandom Indonesia PT.Merck
Laba Tunai (c)
(a+b)=
294.339.338 1.000.479.229 276.810.935 415.275.307
1.880.492
4.405.343
4.407.223
2.407.231
747.539
3.154.770
55.393.775
266.918.482 322.312.257
22.290.068 1.034.389
65.112.448 8.176.220
87.402.516 9.210.609
320.647.898 393.933.291 714.581 3,895,280
1.725.765
5.621.045
114.854.035 306.682.566 421.536.601 98.620.070
41.853.793
140.473.863
PT.Taisho 94.271.208 Pharmaceutical Indonesia Tbk 15 DVLA PT.Darya-Varia 70.819.094 Laboratoria Sumber: Laporan Tahunan – BEI
44.114.266
138.385.474
95.175.746
165.994.840
46
Pada tahun 2008,
PT. Mayora Indah mampu memperoleh laba tunai
terbesar yaitu sebesar Rp. 1.000.479.229.000 di karenakan perusahaan tersebut mempunyai asset tetap yang besar yaitu sebesar Rp. 1.489.560.955.852 . sedangkan PT. Unilever Indonesia mampu memperoleh laba tunai terkecil yaitu Rp. 3.154.770.000 di karenakan perusahaan tersebut mempunyai asset tetap yang kecil yaitu sebesar Rp.1.030.724.000.
47
Tabel 4.2 PERHITUNGAN LABA TUNAI Tahun 2008,2009,2010 (dalam Ribuan Rupiah) 2009 Penyusutan& Amortisasi (b)
Laba Tunai (a+b)= (c)
PT.Delta Djakarta MYOR PT.Mayora 372.157.912 Indah FAST PT.Fast Food 181.996.584 Indonesia Tbk
230.407.172
356.911.234
915.811.490
1.287.969.402
177.207.945
359.204.529
4
MLBI
340.458
434.751.000
435.091.458
5
3.455.702
5.111.540.000
5.114.995.702
3.044.107
992.109
4.036.216
62.506.876
296.020.061
358.526.937
21.016.847
69.417.965
90.434.812
2.075.861
8.721.692
10.797.553
359.964.376
443.487.973
803.452.349
5,087,339
2.099.422
7.186.761
124.611.777
353.573.337
13
GGRM PT.Gudang Garam UNVR PT.Unilever Indonesia KAEF PT.Kimia Farma Tbk MRAT PT.Mustika Ratu INDF PT.Indofood Sukses Makmur TSPC PT. Tempo Scan Pacific HMSP PT.H.M. Sampoerna TCID PT.Mandom Indonesia MERK PT.Merck
146.700.178
45.740.953
478.185.114.0 20 192.441.131
14
SQBI
PT.Taisho 131.259.309 Pharmaceutical Indonesia Tbk
47.180.102
178.439.411
No Kode 1 2 3
6 7 8 9 10 11 12
Nama Emiten
DLTA
PT.Multi Bintang Indonesia
Laba Akuntansi (a) 126,504,062
48
Pada tahun 2009,
PT. Mayora Indah mampu memperoleh laba tunai
terbesar yaitu sebesar Rp. 1.287.969.402.000 di karenakan perusahaan tersebut mempunyai asset tetap yang besar yaitu sebesar Rp. 1.569.559.945.752 . sedangkan PT. Unilever Indonesia mampu memperoleh laba tunai terkecil yaitu Rp. 4.036.216.000 di karenakan perusahaan tersebut mempunyai asset tetap yang kecil yaitu sebesar Rp.1.000.540.000.
49
Tabel 4.2 PERHITUNGAN LABA TUNAI Tahun 2008,2009,2010 (dalam Ribuan Rupiah) 2010 No
Kode
Nama Emiten
1
DLTA
2
MYOR
3
FAST
4
MLBI
5
GGRM
6
UNVR
7
KAEF
8
MRAT
9
INDF
10
TSPC
11
HMSP
PT.Delta Djakarta PT.Mayora Indah PT.Fast Food Indonesia Tbk PT.Multi Bintang Indonesia PT.Gudang Garam PT.Unilever Indonesia PT.Kimia Farma Tbk PT.Mustika Ratu PT.Indofood Sukses Makmur PT. Tempo Scan Pacific PT.H.M. Sampoerna
12
TCID
13 14
MERK SQBI
15
DVLA
PT.Mandom Indonesia PT.Merck PT.Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk PT.Darya-Varia Laboratoria
Laba Akuntansi (a) 139,566,900
Penyusutan& Amortisasi (b) 251.527.046
Laba Tunai (a+b)= (c) 391.093.946
484.086.203
1.078.897.620
1.562.983.823
199.597.177
205.731.120
405.328.297
442.916
514.474.000
514.916.916
4.146.282
5.907.723.000
5.911.869.282
3,386,970
1.266.596
4.653.566
138.716.044
319.720.976
458.437.020
24.418.797
73.704.193
98.122.990
2.952.858
9.470.512
12.423.370
488.889.259
501.384.279
990.273.538
6,421,429
2.307.638
8.729.067
131.445.099
384.253.640
515.698.739
118.794.278 92.642.852
54.465.557 47.977.545
173.259.835 140.620.397
110.880.522
124.094.895
234.975.417
Sumber: Data Diolah, 2011 Pada tahun 2010,
PT. Mayora Indah mampu memperoleh laba tunai
terbesar yaitu sebesar Rp. 1.562.983.823 di karenakan
perusahaan tersebut
mempunyai asset tetap yang besar yaitu sebesar Rp. 1.489.560.955.852 .
50
sedangkan PT. Unilever Indonesia mampu memperoleh laba tunai terkecil yaitu Rp. 4.653.566 di karenakan perusahaan tersebut mempunyai asset tetap yang kecil yaitu sebesar Rp.1.030.724.000. 3. Data Dividen Kas Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Go Public di bursa efek Indonesia. Tabel 4.3 PERHITUNGAN DIVIDEN KAS Tahun 2008,2009 (dalam Ribuan Rupiah)
1
DLTA
PT. Delta Djakarta
Dividen Kas 2009 2008 52.125.219 56.046.134
2
MYOR
PT.Mayora Indah
76.658.400
38.329.200
3
FAST
37.038.750
25.436.250
76.906
579.425
1.250.657 3.044.370 18.752.063 4.202.960 816. 580
673.431 2.441.600 13.848.444 5.572.560 412. 680
292.500.000
180.000.000
6.684.075 64.341.333 109.961.600 87.040.000
2.629.800 60.320.000 119.840.000 81.920.000
25.200.000
25.200.000
No
Kode
Nama Emiten
PT.FastFood Indonesia Tbk 4 MLBI PT. Multi Bintang Indonesia 5 GGRM PT. Gudang Garam 6 UNVR PT. Unilever Indonesia 7 KAEF PT. Kimia Farma Tbk 8 MRAT PT. Mustika Ratu 9 INDF PT. Indofood Sukses Makmur 10 TSPC PT.Tempo Scan Pacific 11 HMSP PT. H.M. Sampoerna 12 TCID PT.Mandom Indonesia 13 MERK PT.Merck 14 SQBI PT.Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk 15 DVLA PT.Darya-Varia Laboratoria Sumber: Laporan Tahunan- BEI
51
Pada tahun 2008, PT. Tempo Scan Pasific mampu memperoleh dividen kas terbesar Rp. 180.000.000 di karenakan PT. Tempo Scan Pacific Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tanggal 29 Mei 2009, para pemegang saham Perusahaan telah menyetujui pembagian dividen final kas sejumlah Rp 225.000.000.000 atau Rp 50 per saham (termasuk dividen interim sejumlah Rp 157.500.000.000 atau Rp 35 per saham yang telah dibayarkan pada bulan September 2008) dari laba bersih Perusahaan tahun 2008 dan juga menyetujui untuk mencadangkan sebagian dari saldo laba, yaitu sejumlah Rp 2.250.000.000, sebagai dana cadangan umum, sesuaiketentuan dalam anggaran dasar Perusahaan. Dividen final kas tersebut telah dibayar pada bulan Juli 2009 . Sedangkan PT. PT. Indofood Sukses Makmur sebesar Rp 412.800.000. Hal ini dikarenakan PT. Indofood Sukses Makmur pada tahun 2008 pembagian dividen kas sejumlah Rp 47,0 (angka penuh) per saham (236) yang di ambil dari laba bersih konsolidasi perusahaan pada tahun tersebut. Pada tahun 2009, PT. Tempo Scan Pacific mampu memperoleh Dividen Kas terbesar yaitu sebesar Rp.292.500.000. Hal ini di karenakan PT. Tempo Scan PacificDalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tanggal 29 Mei 2009, para pemegang saham Perusahaan telah menyetujui pembagian dividen final kas sejumlah Rp 225.000.000.000 atau Rp 50 per saham (termasuk dividen interim sejumlah Rp 157.500.000.000 atau Rp 35 per saham yang telah dibayarkan pada bulan September 2008) dari laba bersih Perusahaan tahun 2008 dan juga menyetujui untuk mencadangkan sebagian dari saldo
52
laba, yaitu sejumlah Rp 2.250.000.000, sebagai dana cadangan umum, sesuaiketentuan dalam anggaran dasar Perusahaan. Dividen final kas tersebut telah dibayar pada bulan Juli 2009 . Sedangkan pada tahun 2009 PT. Multi Bintang Indonesia memperoleh Dividen Kas terkecil, yaitu sebesar Rp 76.906.000 Hal yang di sebabkan pada tahun 2009 PT.Multi Bintang Indonesia mempunyai dividen kas terkecil karena pembagian dividen kas sejumlah Rp 3.650 (rupiah) per saham (21.021) yang di ambil dari laba bersih konsolidasi perusahaan pada tahun tersebut. B. Analisis Dengan menggunakan Descripstive Statistics (Agus Eko Sujianto, 2009:23), menyatakan bahwa : Statistik deskriptif lebih berhubungan dengan pengumpulan data peringkasan data, serta penyajian hasil peringkasan tersebut.Data-data tersebut harus diringkas dengan baik dan teratur sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Fungsi analisis deskriptif adalah untuk memberikan gambaran umum tentang data yang telah diperoleh.Gambaran umun ini bisa menjadi acuan untuk melihat karakteristik data yang kita peroleh.
53
Tabel 4.4 Descriptive Statistics Laba Akuntansi, Laba Tunai dan Dividen Kas
Statistics laba_akuntansi laba_tunai dividen_kas N
Valid
30
30
30
Missing
0
0
0
Mean
5.50E10
1.86E11
2.52E10
Std. Deviation
1.107E11
3.441E11 6.288E10
Skewness
2.152
1.976
3.377
Std. Error of Skewness
.427
.427
.427
Kurtosis
3.550
3.241
12.132
Std. Error of Kurtosis
.833
.833
.833
Minimum
222307
3154770
76906
Maximum
4.E11
1.E12
3.E11
Berdasarkan tabel 4.4 data output di atas dapat diketahui bahwa :
1. N = 30 berarti jumlah data yang valid (sah untuk di proses atau di olah) berjumlah 30 sampel yaitu terdiri dari perusahaan industry barang
54
konsumsi yang di jadikan sampel selama 3 tahun, yang terdiri dari data variabel laba akuntansi , laba tunai dan dividen kas. 2. Laba Akuntansi Dari tabel 4.4 mempunyai mean atau rata-rata sebesar5.50E10.Standar deviasi 1.107E11.Sementara nilai minimum laba akuntansi sebesar 222307. Sedangkan untuk nilai maximum laba akuntansi sebesar 4.E11. Untuk nilai skewness laba akuntansi di dapat sebesar 2.152. Dengan std. Error of Skewness sebesar 0.427.Untuk nilai kurtosis sebesar 3.550.Dengan std. Error of Kurtosis sebesar 0.833. 3. Laba Tunai Dari tabel 4.4 mempunyai mean atau rata-rata sebesar 1.86E11 .Standar diviasi 3.441E11.Sementara nilai minimum laba akuntansi sebesar 3154770. Sedangkan untuk nilai maximum laba akuntansi sebesar 1.E12 . Untuk nilai skewness laba akuntansi di dapat sebesar 1.976 .dengan std. Error of Skewness sebesar 0,427 . Untuk nilai kurtosis sebesar 3.241 dengan std. Error of Kurtosis sebesar 0.833 . 4. Dividen Kas Dari tabel 4.4 mempunyai mean atau rata-rata sebesar 2.52E10 .Standar deviasi 6.288E10. Sementara nilai minimum laba akuntansi sebesar 76906 . Sedangkan untuk nilai maximum laba akuntansi sebesar 3.E11 . Untuk nilai skewness laba akuntansi di dapat sebesar 3.377 .dengan std. Error of Skewness sebesar 0.427. Untuk nilai kurtosis sebesar 12.132 dengan std. Error of Kurtosis sebesar 0.833.
55
C. Pengujian hipotesis (Spearman Rank Correlate) Berdasarkan
hipotesis
Spearman
Rank
,maka
penulis
ingin
menganalisis hasil output atas data yang telah diolah dengan menggunakan SPSS versi 17. Adapun metode pengukuran yang digunakan untuk menguji hipotesis tersebut, yaitu dengan menggunakan korelasi Spearman Rank.Korelasi untuk sampel dinotasikan dengan r sedangkan untuk populasi dinotasikan ρ (baca rho).Uji korelasi bertujuan untuk menguji hubungan antara dua variabel yang tidak menunjukkan hubungan fungsional
(berhubungan
bukan
berarti
disebabkan)
Nugroho
(2007:35).Uji korelasi tidak membedakan jenis variabel apakah variabel dependen maupun independen. Koefisien Korelasi dinyatakan dalam % keeratan hubungan antar variabel yang dinamakan dengan koefisien korelasi, yang menunjukkan derajadkeeratan hubungan antara dua variabel dan arah hubungannya (+ atau). Batas-Batas Koefisien Korelasi Menurut Umar (2008:314) nilai koefisien
korelasi
berkisar
antara–1
sampai
+1,
yang
kriteria
pemanfaatannya dijelaskan sebagai berikut : 1. Jika, nilai r > 0, artinya telah terjadi hubungan yang linier positif, yaitu makin besar nilai variabel X makin besar pula nilai variabel Yatau makin kecil nilai variabel X makin kecil pula nilai variabel Y.2. 2. Jika, nilai r < 0, artinya telah terjadi hubungan yang linier negatif, yaitu makin besar nilai variabel X makin kecil nilai variabel Y
56
ataumakin kecil nilai variabel X maka makin besar pula nilai variabel Y .3. 3. Jika, nilai r = 0, artinya tidak ada hubungan sama sekali antaravariabel X dan variabel Y.4. Jika, nilai r =1 atau r = -1, maka dapat dikatakan telah terjadihubungan linier sempurna, berupa garis lurus, sedangkan untuk r yang makin mengarah ke angka 0 (nol) maka garis makin tidak lurus. 4. Batas-batas nilai koefisien korelasi diinterpretasikan sebagai berikut : Pedoman untuk memberikan interpretasi Koefisien Korelasi : No
Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
1
0,00 – 0,199
Sangat lemah
2
0,20 - 0,399
Lemah
3
0,40 – 0,599
Sedang
4
0,60 – 0,799
Kuat
5
0,80 – 1,000
Sangat kuat
Sumber :Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian (Bandung : Alfabeta, 2004) , hal 183 Koefisien determinasi merupakan koefisien yang akan menjelaskan berapa besar variabel bebas dapat menjelaskan perubahan yang terjadi pada variabel terikat, sedangkan sisanya berarti dijelaskan oleh faktorfaktor lain. Koefisien determinasi didapat dari hasil kuadrat koefisien korelasi. Adapun bentuk output SPSS untuk pengujian hipotesis tersebut adalah sebagai berikut :
57
Tabel 4.5 Correlations
Spearman's rho
laba_akuntansi
laba_tu dividen nai _kas
1.000
.719**
.976**
Sig. (2-tailed)
.
.000
.000
N
30
30
30
laba_akuntan Correlation si Coefficient
laba_tunai
Correlation Coefficient
.719
1.000
.685**
Sig. (2-tailed)
.000
.
.000
N
30
30
dividen_kas Correlation Coefficient Sig. (2-tailed)
**
**
30 **
.976
.685
1.000
.000
.000
.
30
30
N 30 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Hasil Pengujian hipotesis korelasi Spearman Rank pada tabel 4.5 yaitu : 1. Korelasi Laba Akuntansi dengan Dividen Kas a. Pada output korelasi Rank Spearman terlihat angka 0, 976 yang menunjukkan korelasi sangat kuat (apabila signifikan) karena terletak di antara 0,80 sampai dengan 1,000. b. Tidak adanya tanda – di depan angka 0,976 pada tampilan output menunjukkan bahwa korelasi, apabila terbukti signifikan, berpola positif. Karena dapat dilihat dari perubahan laba setiap emiten antara tahun 2008 – 2010, Jika kita liat dari interpretasi ekonomi, hasil uji tersebut maka dapat di simpulkan bahwa ukuran kinerja perusahaan menggunakan Laba Akuntansi berpotensi tinggi dalam pembagian dividen kas perusahaan kepada para pemegang saham melalui Rapat
58
Umum Pemegang Saham Karena dapat dilihat dari perubahan laba setiap emiten antara tahun 2008 – 2010. Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Elizabeth (2000) karena laba akuntansi dan laba tunai yang bergerak di kegiatan operasi perusahaan terdapat hubungan antara dividen kas. c. Pada baris Sig. (2-tailed) terlihat angka probabilitas 0,000. Oleh karena probabilitas < 0,005. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa Ho di tolak, ini berarti bahwa hubungan antara laba akuntansi dengan dividen kas signifikan pada taraf kepercayaan 95%.
2. Korelasi Laba Tunai dengan Dividen Kas a. Pada output korelasi Spearman’s rho terlihat angka 0,685 Yang menunjukkan korelasi yang kuat (apabila signifikan) karena terletak diantara 0,60 sampai dengan 0,799. b. Tidak adanya tanda – di depan angka 0,685
Pada tampilan output
menunjukkan bahwa korelasi, apabila terbukti signifikan, berpola positif. Jika kita liat dari interpretasi ekonomi, hasil uji tersebut maka dapat di simpulkan bahwa ukuran kinerja perusahaan menggunakan Laba Tunai berpotensi tinggi dalam pembagian dividen kas perusahaan kepada para pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham Karena dapat dilihat dari perubahan laba setiap emiten antara tahun 2008 – 2010. Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Elizabeth (2000)
59
karena laba akuntansi dan laba tunai yang bergerak di kegiatan operasi perusahaan terdapat hubungan antara dividen kas. c. Pada baris Sig. (2-tailed) terlihat angka probabilitas 0,000. Oleh karena probabilitas < 0,005. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa Ho di tolak, ini berarti juga bahwa hubungan antara laba tunai dengan dividen kas signifikan pada taraf kepercayaan 95%. 3. Korelasi Laba Akuntansi dengan Laba Tunai a. Pada Output korelasi Rank Spearman terlihat angka 0,719 yang menunjukkan korelasi yang kuat (apabila signifikan) karena terletak antara 0,60 sampai dengan 0,799. b. Tidak adanya tanda – di depan angka 0,719 Pada tampilan output menunjukkan bahwa korelasi, apabila terbukti signifikan, berpola positif. Jika kita liat dari interpretasi ekonomi, hasil uji tersebut maka dapat di simpulkan bahwa ukuran kinerja perusahaan menggunakan Laba Tunai berpotensi tinggi dalam pembagian dividen kas perusahaan kepada para pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham Karena dapat dilihat dari perubahan laba setiap emiten antara tahun 2008 – 2010. Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Elizabeth (2000) karena laba akuntansi dan laba tunai yang bergerak di kegiatan operasi perusahaan terdapat hubungan antara dividen kas. c. Pada baris sig. (2 tailed/ terlihat angka probabilitas 0,000. Oleh karena probabilitas < 0,005. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa Ho di
60
tolak, ini berarti juga bahwa hubungan antara laba akuntansi dan laba tunai adalah signifikan pada taraf kepercayaan 95%.
D. Melakukan Uji Koefisien Determinasi Hasil korelasi belum bisa digunakan untuk membuktikan bahwa hubungan antara laba akuntansi dengan dividen kas maupun antara laba tunai dengan dividen kas signifikan atau tidak.Oleh karena itu dilakukan uji signifikansi antara variabel-variabel tersebut.Tabel 4.6 dibawah ini merupakan perhitungan uji signifikansi antara laba akuntansi terhadap dividen kas dan antara laba tunai terhadap dividen kas.
Tabel 4.6 Model Summary Adjusted Model R 1
.948a
R Std. Error of the
R Square
Square
Estimate
.899
.891
2.075E10
a. Predictors: (Constant), LABA_TUNAI, LABA_AKUNTANSI
61
Berdasarkan Tabel 4.6 di atas, dapat di ketahui bahwa : Uji Hipotesa R
Hasil Uji 0,948
Keputusan Hipotesa
Terdapat Hubungan yang simultan di karenakan ( mendekati 1 ) Antara laba akuntansi, laba tunai dengan dividen kas dan juga arah hubungan yang positif (tidak ada negative pada angka 0,948) menunjukkan semakin besar laba akuntansi dan laba tunai akan membuat dividen kas cenderung meningkat. Rsquare 0,899 Pengkuadratan dari koefisien korelasi, atau 0,948 x 0,948. Adjusted R 0,891 Berarti 89,1% variabel dependen dividen kas dapat Square dijelaskan oleh variabel independen laba akuntansi dan laba tunai. Sedangkan sisanya (100% - 89,1% = 10,9 %) di jelaskan oleh sebab-sebab lain diluar model. Std. Error 2.075E10 Pada output uji korelasi spearman rank terdapat standar of the eror of the estimate adalah 6.288E10 yang jauh lebih Estimate besar dari 2.075E10 maka semakin kecil nilai standar eror of estimate akan membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi variabel dependen atau dalam penelitian ini adalah dividen kas.