BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Pada penelitian ini sebelumnya dijelaskan pada bab 3 bahwa populasi sampel penelitian ini sebanyak 8 perusahaan dalam 5 tahun yang berjumlah 40 sampel tetapi pada saat pengumpulan data, ditemukan data outlier sebanyak 5 data jadi jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 35 sampel. Tabel 4.1 Kriteria Pemilihan Sampel No Keterengan 1 Data perusahaan yang memenuhi sampel 2 Data yang outlier Jumlah data yang diolah Sumber : Data sekunder yang diolah
Jumlah 40 5 35
Statistik deskriptif memberikn gambaran atau deskriptif suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum dan minimum. Informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI) berupa data keuangan sampel perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman dari tahun 2009 sampai 2013 yang dijabarkan dalam bentuk statistik. Program yang digunakan untuk menganalisis data adalah program, serial statistik SPSS 21 for windows. Hasil perhitungan statistik deskriptif menghasilkan angka-angka sebagai berikut :
Tabel 4.2 Hasil Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
OA
35
0
1
.49
.507
KA
35
0
1
.37
.490
LB
35
4.834
5161.724
700.68874
1437.702858
RS
35
-.474
.994
.33746
.384947
Valid N (listwise)
35
Sumber : Data sekunder yang diolah SPSS 21 1. Opini Audit adalah variabel pertama yang mempunyai nilai minimum sebesar 0 karena menggunakan variabel dummy dimana 0 untuk opini audit wajar tanpa pengecualian dengan paragraph penjelas (unqualified with explanatory). Nilai maksimum 1 untuk opini audit wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion).Nilai mean atau rata-rata .49 dan standar deviasi memiliki nilai .507. 2. Kualitas Audit adalah variabel kedua yang mempunyai nilai minimum sebesar 0 karena menggunakan variabel dummy dimana 0 untuk perusahaan yang menggunakan KAP Non-Big4. Nilai maksimum sebesar 1 untuk perusahaan yang menggunakan KAP Big4. Nilai mean pada variabel ini adalah .37 dengan nilai standar deviasi sebesar .490 3. Laba Bersih adalah variabel ketiga yang memiliki nilai minimum sebesar 4.834 yaitu pada PT. Sekar Laut Tbk pada tahun 2010. Nilai maksimum sebesar 5161.724 yaitu pada PT. Indofood Sukses Makmur Tbk pada tahun 2013. Nilai mean 1437.702858.
sebesar 700.68874 dan nilai standar deviasi sebesar
4. Return Saham memiliki nilai minimum sebesar -.474 yaitu pada PT. Akasha Wira International Tbk pada tahun 2013. Hal ini terjadi dikarenakan perusahaan tersebut dalam kondisi kurang baik sehingga return yang dihasilkan jauh dari yang diharapkan. Dan memiliki nilai maksimum sebesar .994 yaitu pada PT. Delta Djakarta pada tahun 2012, hal ini disebabkan dari bebrapa faktor penjualan yang baik dan laba yang tinggi. Hal tersebut kemungkinan penyebab nilai harga saham tinggi sehingga perusahaan dapat menghasilkan return yang cukup baik dari yang diharapkan. Nilai mean return saham sebesar .33746 dan memiliki nilai standar deviasi sebesar .384947. B. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penggang atau residual memiliki distibusi normal. Sebagai dasar bahwa uji-t dan uji-F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Pengujian normalitas data dapat dilakukan dengan uji kolmogorov-Smirnov, dengan pengambilan keputusan dilihat dari nilai signifikan (Asymp. Sig). Apabila nilai signifikan lebih besar (>) dari maka data terdistribusi normal.
0.05
Table 4.3 Uji Normalitas dengan metode Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parameters
35 a,b
Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation
.0000000 .32762546
Absolute
.097
Positive
.097
Negative
-.087
Kolmogorov-Smirnov Z
.573
Asymp. Sig. (2-tailed)
.898
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber : Data sekunder yang diolah SPSS 21
Berdasarkan table 4.3 dapat dilihat hasil pengujian berdasarkan onesample Kolmogorov_Smironorv, menunjukan nilai Asymp. Sig sebesar 0.898 > 0.05 dan dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi secara normal. Dan untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak, bisa juga di liat dari Normal Probability Plot dimana jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model regresi memennuhi asumsi normalitas dan sebaliknya, jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal maka model regresi tersebut tidak memenuhi asumsi normalitas.
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas P-Plot
Berdasarkan gambar 4.1 diatas dapat dilihat bahwa titik menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal sehingga model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2. Uji Multikolonieritas Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independent variable). Dalam model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel bebas. Uji multikolonieritas dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF) dari analisis dengan menggunakan SPSS. Dimana tolerance > 0.10 dan variance inflation factor (VIF) < dari 10, maka dapat disimpulkan tidak terjadi multikolonieritas.
Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolonieritas Coefficients Model
Unstandardized Coefficients
a
Standardized
t
Sig.
Collinearity Statistics
Coefficients B
Std. Error
(Constant)
.024
.119
OA
.419
.136
KA
.376
LB
-4.296E-005
Beta
Tolerance
VIF
.204
.840
.552
3.072
.004
.724
1.382
.154
.479
2.448
.020
.610
1.640
.000
-.160
-.884
.384
.709
1.411
1
a. Dependent Variable: RS
Sumber : Data sekunder yang diolah SPSS 21
Berdasarkan table 4.4 dapat dilihat bahwa tolerance yang dimiliki masing-masing variabel memiliki nilai > 0.10 yang berarti tidak terjadi korelasi antar variabel bebas. Dan dapat dilihat pula, dari hasil perhitungan VIF, tidak ada satupun variabel independen yang memiliki nilai VIF < 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa variabel independen terbebas dari multikolonieritas dan data dapat dipercaya dan objektif. 3. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi liniear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan keselahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Uji autokorelasi dilakukan menggunakan uji Durbin-Watson (DW Test).
Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi b
Model Summary Model
R
R Square
Adjusted R Square
1
.525
a
.276
.206
Std. Error of the Durbin-Watson Estimate .343112
2.025
a. Predictors: (Constant), LB, OA, KA b. Dependent Variable: RS
Sumber : Data sekunder yang diolah SPSS 21.0
Nilai DW sebesar 2.025, nilai ini akan di bandingkan dengan dengan nilai table dengan menggunakan nilai signifikan 5%, jumlah sampel 35 (n) dan jumlah variabel independen 3 (K=3). Oleh karena nilai DW 2.025 lebih besar dari batas du = 1.653 dan kurang dari 4 – 1.653 (4 - du) 2.347 dengan mendapatkan rumusan (du < d < 4-du), maka dalam penelitian ini tidak terdapat autokorelasi negatif ataupun positif. 4. Uji Heterokedastisitas Pengujian heterokedastisitas ini digunakan untuk mengetahui apakah suatu model regresi memiliki kesamaan atau ketidaksamaan varians. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heterokedastisitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya heterokedastisitas dilakukan dengan metode grafik.
Gambar 4.2 Hasil Uji Heterokedastisitas
Sumber : Data sekunder yang diolah SPSS 21
Berdasarkan gambar 4.1, dari grafik scatterplot terlihat bahwa titiktitik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Dan dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.
C. Uji Kesesuaian Model 1. Koefisien Determinasi Koefisien determinasi (R2) berguna untuk mengukur seberapa besar pengaruh variabel independen yaitu opini audit, kualitas audit dan laba bersih terhadap variabel dependen yaitu return saham. Tabel 4.6 Hasil Uji Koefisien Determinasi b
Model Summary Model
1
R
.525
R Square
a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.276
.206
.343112
a. Predictors: (Constant), LB, OA, KA b. Dependent Variable: RS
Sumber : Data sekunder yang diolah SPSS 21
Dalam tampilan output spss model summary, nilai koefisien determinasi (Adjusted R Square) adalah sebesar 0.206
yang berarti
pengaruh total opini audit, kualitas audit dan laba bersih terhadap return saham sebesar 20.6% sedangkan sisanya 79.4% dimana (100%-20.6% = 79.4%) yang dipengaruhi oleh faktor lain diluar model penelitian. 2. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Uji F dilakukan untuk menguji hipotesis koefisien regresi secara bersamaan. Cara pengujiannya sama pada regresi sederhana ataupun regresi majemuk dengan menggunakan Tabel ANOVA (Analysis of Variance) . (Imam Ghozali:2013)
Tabel 4.7 Hasil Uji F a
ANOVA Model
1
Sum of Squares
Df
Mean Square
Regression
1.389
3
.463
Residual
3.650
31
.118
Total
5.038
34
F 3.932
Sig. .017
b
a. Dependent Variable: RS b. Predictors: (Constant), LB, OA, KA
Sumber : Data sekunder yang diolah SPSS 21.0
Berdasarkan tabel diatas diperoleh hasil uji signifikan variabel independen (X) dapat mempengaruhi variabel dependen secara signifikan. Dari uji ANOVA atau F test didapat nilai F hitung sebsar 3.932 dengan probabilitas 0.017. Probabilitas lebih kecil dari batas nilai signifikan , maka model regresi dapat dikatakan bahwa variabel opini audit, kualitas audit dan laba bersih secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap return saham.
D. Uji Hipotesis 1. Uji t Uji t bertujuan untuk melihat signifikansi dalam pengujian hipotesis. Dengan kata lain melalui uji t dapat dilihat apakah variabel independen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
Tabel 4.8 Hasil Uji t Coefficients Model
Unstandardized Coefficients
a
Standardized
t
Sig.
Coefficients B
Std. Error
(Constant)
.024
.119
OA
.419
.136
KA
.376
LB
-4.296E-005
Beta .204
.840
.552
3.072
.004
.154
.479
2.448
.020
.000
-.160
-.884
.384
1
a. Dependent Variable: RS
Sumber : Data sekunder yang diolah SPSS 21
Uji statistik t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen. Dari hasil uji statistic t hitung pada tabel 4.8 diatas diperoleh nilai t untuk opini audit sebesar 3.072 dengan signifikansi sebesar 0.004. Dari hasil tersebut diketahui bahwa niali sig 0.004 < 0.05 dan menunjukan bahwa opini audit berpengaruh terhadap return saham. Dan H1 diterima. Untuk kualitas audit memiliki nilai t sebesar 2.448 dengan signifikan sebesar 0.020 < 0.05 yang menunjukan bahwa variabel kualitas audit memiliki pengaruh atau berpengarh terhadap return saham. Dan H2 diterima. Dan untuk laba bersih memiliki nilai t sebesar -0.884 dengan nilai signifikn sebesar 0.384 < 0.05 yang menunjukan bahwa variabel laba bersih tidak memiliki pengaruh atau tidak berengaruh terhadap return saham. Dan H3 ditolak
2. Analisis Regresi Linear Berganda Setelah melakukan pengujian asumsi klasik dan telah terbukti bahwa data terbebas dari asumsi-asumsi klasik tersebut, maka data dalam penelitian ini telah memenuhi syarat untuk melakukan pengujian analisis regresi berganda. Uji regresi linear berganda yaitu untuk mengetahui gambaran mengenai pengaruh antara dua atau lebih variabel X sebagai variabel independen (bebas) dengan variabel Y sebagai variabel dependen (terikat). Dalam penelitian ini analisis regresi linear berganda dilakukan agar mengetahui koefisien regresi atau besarnya pengaruh variabel dependennya yaitu Return Saham (Y), sedangkan variabel independennya yaitu Opini Audit (X1), Kualitas Audit (X2), dan Laba Bersih (X3). Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda karena memiliki variabel lebih dari satu.
Dari hasil output regresi tersebut, maka dapat diperoleh hasil persamaan regresi sebagai berikut : Y = a + b1 X1 + b2X2 + b3X3 + e
Return Saham = 0.024 + 0.419 Opini Audit + 0.376 Kualitas Audit + -4.296 Laba Bersih : Konstanta sebesar 0.024 artinya jika nilai Opini Audit, Kualitas Audit, dan Laba Bersih nilainya adalah 0, maka Return Saham nilainya adalah 0.024.
1
: Koefisien regresi variabel Opini Audit sebesar 0.419, artinya jika variabel
independen lain nilainya tetap dan Opini audit mengalami 1% maka return saham akan mengalami kenaikan sebesar 0.419. Koefisien bernilai positif antara Opini Audit dengan return saham yang menyatakan bahwa semakin meningkat opini audit maka semakain meningkat return saham.
2
: Koefisien regresi variabel Kualitas Audit sebesar 0.376, artinya jika
variabel independen lain nilainya tetap dan kualitas audit mengalami 1% maka return saham akan mengalami kenaikan sebesar 0.376. Koefisien bernilai positif antara kualitas audit dengan return saham yang menyatakan bahwa semakin meningkat kualitas audit maka semakain meningkat return saham.
3
: Koefisien regresi variabel Laba Bersih sebesar -4.296 pada variabel Laba
Bersih terdapat hubungan negatif dengan return saham.
E. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil analisis pengujian regresi berganda tentang pengaruh variabel Opini Audit, Kualitas Audit dan Laba Bersih terhadap Return Saham, diperoleh hasil sebagai berikut : 1. Pengaruh Opini Audit terhadap Return Saham Untuk opini audit diperoleh nilai sebesar 3.072 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.004. Dari hasil tersebut diketahui nilai signifikansi variabel Opini Audit (0.004 < 0.05) lebih besar dari tingkat signifikan
. Dengan demikian penelitian ini yang menyatakan Opini Audit terhadap Return Saham pada perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman tahun 2009-2013 diterima. Dapat disimpulkan bahwa return saham berpengaruh oleh opini audit. Hasil penelitian terdahulu oleh Saeid Anvarkhatibi, Mohammadreza Safashur dan Jamal Mohammadi tahun 2012 dengan menyatakan kesimpulan bahwa dalam penelitian ini bahwa opini auditor berpengaruh terhaap harga saham dan return saham (This research was done with the purpose of showing the effect of auditor’s opinions on shares and stock prices and the conclusion is auditors opinion have effects on share prices and share return). Dan Opini Audit dapat berpengaruh terhadap Return Saham dapat dikarenakan bahwa laporan auditan dalam laporan keuangan dengan pendapat opini yang wajar dapat mempertimbangkan seorang investor dalam mengambil keputusan untuk berinvestasi karena pendapat auditor dengan menyatakan wajar sangat diperhatikan oleh investor. Maka dari hal tersebut opini dapat berpengaruh terhadap Return saham.
2. Pengaruh Kualitas Audit terhadap Return Saham Untuk Kualitas Audit diperoleh nilai sebesar 2.448 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.020. Dari hasil tersebut diketahui bahwa hasil signifikansi variabel kualitas audit (0.020 < 0.05) lebih kecil dari tingkat signifikan
. Dengan demikian penelitian ini yang menyatakan
kualitas audit terhadap return saham dapat diterima. Dapat disimpulkan bahwa return saham dipengaruhi oleh kualitas audit. Hasil ini mendukung atau sependapat dengan hasil penelitian terdahulu oleh Muhammad Husni Nurrohman dan Zulaikha (2013) dengan menyatakan hasil bahwa kualitas audit berpengaruh positif terhadap return saham satu tahun ke depan. Dan Kualitas Audit juga berpengaruuh terhadap Return Saham juga dikarenakan bahwa suatu perusahaan yang di audit oleh KAP Big4 atau Non-Big4 dapat mempertimbangkan investor dalam mengambil keputusan untuk berinvestasi. Perusahaan yang di audit oleh KAP Big4 akan lebih menarik seorang investor dalam mengambil keputusan berinvestasi. 3. Pengaruh Laba Bersih terhadap Return Saham Untuk Laba Bersih diperoleh nilai sebesar -0.884 dengan signifikansi sebesar 0.384. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa hasil nilai signifikansi variabel Laba Bersih (0.384 > 0.05) lebih besar dari tingkat signifikansi
. Dengan demikian penelitian ini menyatakan bahwa
Laba Bersih tidak berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman periode 2009 - 2013 dan ditolak. Dapat disimpulkan bahwa Laba Bersih tidak berpengaruh terhadap Return Saham. Hasil ini mendukung atau sependapat dengan hasil penelitian oleh Fani Nurul Riski (2013) hasil penelitian bahwa laba bersih tidak
berpengaruh dan tidak signifikan terhadap return saham. Tetapi dalam penenlitian terdahulu oleh Muhammad Husni Nurrohman dan Zulaikha (2013) dengan menyatakan hasil bahwa laba bersih terhadap return saham berpengaruh positif terhadap return saham, hasil ini tidak konsisten dengan salah satu penelitian terdahulu. Dan Laba Bersih dapat tidak berpengaruh terhadap Return Saham karena dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti berbeda dalam jumlah sampel yang lebih banyak oleh penelitian terdahulu dan juga bahwa hasil laba pada laporan laba rugi pada laporan keuangan tidak terlalu dipertimbangkan oleh seorang investor dalam mengambil keputusan berinvestasi.