METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian
ini menggunakan desain case control bersifat Retrospective
bertujuan menilai hubungan paparan penyakit dengan cara menentukan sekelompok kasus dan sekelompok kontrol lalu membandingkan frekuensi paparan. Dilakukan dengan memilih kelompok-kelompok penelitian berdasarkan status penyakit, satu kelompok yaitu tidak stunting (kasus) dan kelompok lainnya stunting atau kontrol. Prevalensi paparan masa lalu ke faktor yang diketahui atau faktor resiko yang diduga kemudian diukur pada setiap kelompok, dan dari sini risiko relatif berkaitan dengan setiap faktor dapat diperkirakan (Siagian 2010). Penelitian dilakukan mulai bulan Mei – Juli 2011 di kota Bogor, dengan pertimbangan Kota Bogor memiliki prevalensi balita stunting cukup tinggi sebesar 28,3% (Riskesdas 2007). Pemilihan tempat dilakukan secara purposive dengan pertimbangan 1) keberadaan keluarga miskin, 2) keberadaan balita stunting umur 24-59 bulan dan 3) kemudahan untuk diakses (lokasi maupun izin). Kecamatan Bogor Barat dipilih sebagai tempat penelitian dengan pertimbangan berdasarkan data dari Laporan Tahunan Kecamatan Bogor Barat 2010, Kecamatan Bogor Barat memiliki jumlah KK miskin terbanyak se-Kota Bogor yaitu 11,734 KK (26%) selain itu merupakan wilayah kejadian stunting tinggi yaitu 1043 balita (7,6%) (Dinkes Kota Bogor 2010). Jumlah dan Teknik Pemilihan Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah balita yang memenuhi kriteria inklusi penetapan sampel meliputi balita umur 24 bulan sampai 59 bulan, tidak cacat fisik, berasal dari keluarga miskin dan keluarga bersedia mengikuti kegiatan penelitian. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 140 responden. Diperoleh dengan menggunakan rumus sampel minimal untuk pendugaan proporsi atau p menurut Sastroasmoro dan Ismail (2008) yaitu : 2 Zα/2 + Zß√PQ n =
R dan
1 P2
P = 1+R
50
Keterangan : n Zα Zβ P Q R
= = = = = =
Jumlah sampel Tingkat kemaknaan 1,96 dengan α = 0,05 Tingkat kekuatan 0,842 dengan β = 0,20 Proporsi dari populasi 1–P Odd Ratio diperkirakan 2
Dari rumus diatas, maka dilakukan perhitungan sebagai berikut : 2 P=
2 =
1+2
3
1,96 / 2 + 0,842√ ⅔ x n =
⅔-½
⅓
2 = 68,9
Dari hasil perhitungan diperoleh sampel pada penelitian ini sebanyak 70 orang untuk kasus dan 70 orang untuk kontrol. Jadi jumlah sampel keseluruhan adalah 140 responden. Penetapan lokasi penelitian dilakukan secara purposive. Dinas kesehatan Kota Bogor mempunyai enam wilayah kerja yaitu Kecamatan Tanah Sareal, Kecamatan Bogor Utara, Kecamatan Bogor Timur, Kecamatan Bogor Barat, Kecamatan Bogor Tengah dan Kecamatan Bogor Selatan. Diantara enam kecamatan tersebut, kecamatan Bogor Barat memiliki jumlah KK miskin terbanyak se-Kota Bogor dan merupakan wilayah kejadian stunting tinggi. Kecamatan Bogor Barat memiliki 16 kelurahan dan dipilih empat kelurahan yaitu kelurahan Semplak, Sindang barang, Balumbang jaya dan Pasir Jaya. Beberapa RW yang termasuk kriteria inklusi dipilih kemudian dilakukan screening pengeluaran terhadap keluarga yang memiliki balita umur 24-59 bulan dan yang bersedia diwawancara lebih lanjut. Untuk lebih jelasnya cara penentuan lokasi penelitian dan penarikan contoh dapat dilihat pada Gambar 3.
51
Kota Bogor Purposive : Prevalensi tertinggi penduduk miskin dan balita stunting tahun 2009
Kec. Tanah Sareal
Kec. Bogor Timur
Kec. Bogor Barat
Kec. Bogor Utara
Kec. Bogor Tengah
Kec. Bogor Selatan
Purposive : Rekomendasi Penyebaran keluarga miskin
Kelurahan Semplak
Kelurahan Sindang Barang
Kelurahan Balumbang Jaya
Kelurahan Pasir Jaya
RW.01
RW.01 dan RW.07
RW.04
RW.14 dan RW.15
Puskesmas Semplak
RW.01 = 78 balita
Puskesmas Sindang Barang
RW.01 = 30 balita RW.07 = 137 balita
RW.04 = 32 balita
Puskesmas Pancasan
RW.14 = 74 balita RW.15 = 69 balita
Persyaratan inklusi
40 sampel 20:20
40 sampel 20:20
12 sampel 6:6
Gambar 3. Cara penarikan sampel penelitian
48 sampel 24:24
52
Jenis dan Cara Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan langkah awal dalam mendapatkan data penelitian. Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara: 1. Data primer a. Meliputi karakteristik keluarga, karakteristik ibu, karakteristik anak balita (umur, jenis kelamin dan urutan dalam keluarga), pengetahuan gizi dan kesehatan ibu, pola asuh makan (praktek pemberian makan dan praktek sanitasi pangan), pola asuh kesehatan (praktek perawatan diri anak dan praktek sanitasi lingkungan), riwayat kehamilan, kelahiran, konsumsi ASI, riwayat kesehatan (diare, ISPA, dan penyakit lain) dan pola konsumsi anak (kebiasaan makan dalam seminggu terakhir dan keragaman makanan). b. Setelah ibu responden menandatangi lembar persetujuan menjadi bagian dari penelitian, dilanjutkan dengan metode wawancara menggunakan kuesioner dan pengamatan langsung. Wawancara dengan ibu dari keluarga miskin yang memiliki anak usia 24-59 bulan yang ditetapkan menjadi responden dan berpedoman pada instrumen yang telah dipersiapkan. Data tinggi badan diukur dengan menggunakan microtois dengan ketelitian 0,1 cm. Data pola konsumsi dengan melihat keragaman makan diperoleh dengan metode FFQ. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3. 2. Data sekunder meliputi jumlah populasi dan gambaran tempat penelitian yang diambil dari Dinas Kesehatan, kantor kecamatan setempat dan BPS Kota Bogor. Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan data yang dilakukan meliputi pengukuran antropometri, screening pengeluaran pangan dan non pangan keluarga, uji validitas dan reliabilitas terhadap kuesioner pengetahuan gizi, pengolahan terhadap keragaman pangan balita, dan penskoringan terhadap beberapa data variabel, antara lain: riwayat kehamilan, kelahiran dan konsumsi ASI, pola asuh, riwayat kesehatan anak dan pola konsumsi pangan. Data antropometri contoh yang diolah meliputi panjang badan dan berat badan sehingga diperoleh indeks tinggi badan menurut umur (TB/U). Indeks tersebut kemudian dibandingkan dengan referensi
53
WHO/NCHS sehingga diperoleh z skor. Berdasarkan z skor TB/U contoh anak diklasifikasikan kedalam dua kelompok yaitu kelompok balita normal (≥ -2 SD) dan kelompok balita stunting (< -2 SD) (WHO 1995). Tahap pengolahan data selanjutnya adalah Editing (melakukan pengecekan data yang telah diperoleh dari hasil wawancara dengan 140 contoh dengan 70 contoh sebagai kasus dan 70 sebagai kontrol); Coding (mengklasifikasikan jawaban-jawaban atau hasil-hasil yang ada menurut macamnya dengan menandai masing-masing jawaban dengan kode berupa angka guna mempermudah membaca); Proccesing (setelah kuesioner terisi penuh dan juga setelah melewati pengkodingan, maka selanjutnya memproses data dengan cara meng-Entry data dalam kuesioner ke paket program komputer dengan menggunakan metode SPSS); dan Cleaning (pembersihan data merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah di-entry apakah ada kesalahan atau tidak saat memasukkan data di komputer). Sebelum dilakukan penelitian, alat ukur berupa kuesioner pengetahuan gizi dan kesehatan melalui uji validitas dan reliabilitasnya dengan menggunakan Cronbach Alpha. Penskoringan terhadap variabel dilakukan dengan cara, jawaban yang benar diberi nilai 1 dan jawaban yang salah diberi nilai 0. Cara perhitungan skor dilakukan dengan menggunakan rumus transformasi menggunakan program microsoft excel yaitu : Skor total =
- nilai minimal Nilai mak imal - nilai minimal
x 100%
Keterangan : X = jumlah jawaban yang benar Nilai minimal = jumlah nilai minimal dari 1 set pertanyaan Nilai maksimal = jumlah nilai maksimal dari 1 set pertanyaan Sedangkan pengkategorian dan skala pengukuran variabel penelitian lengkap dapat dilihat pada Tabel 3.
lebih
54
Tabel 3. Pengkategorian dan skala pengukuran variabel penelitian
Variabel
1. Stunting
2. Besar Keluarga
3. Jumlah Balita
4. Umur Orangtua
Keterangan
Keadaan fisik anak usia antara 24-59 bulan yang memiliki z score TB/U kurang dari -2 SD berdasarkan referensi WHO 2005 Diukur dari jumlah anggota keluarga. Kriteria besar keluarga dibedakan atas : Kecil (≤ 4 orang) Besar (> 4 orang) (BKKBN 1998) Diukur dari jumlah balita dalam keluarga. Kriteria jumlah balita dibedakan atas : 1 balita 2-3 balita
Kategori 0 = stunting (< -2 SD) 1 = normal (≥ -2SD) 0 = Besar (> 4 orang)
Skala Pengu kuran
Pengukuran antropometri
Rasio dan Ordinal
Wawancara
Ordinal
Wawancara dengan kuesioner
Ordinal
Wawancara dengan kuesioner
Ordinal
Wawancara dengan kuesioner
Ordinal
Wawancara dengan kuesioner
Ordinal
Pengukuran antropometri
Rasio dan Ordinal
1 = Kecil (≤ 4 orang) 0 = 2-3 balita 1 = 1 balita
0 = < 20 tahun Umur ayah dan ibu
Cara Pengum pulan
1= 20-40 tahun 2 = > 40 tahun
Lama sekolah dalam tahun, kemudian dikelompokkan dengan kategori : 5. Pendidikan Orang tua
0 = rendah 1 = tinggi
Rendah(jika ibu tidak pernah sekolah dan tidak tamat SD, tamat SD dan tamat SMP, lama pendidikan ≤ 9 tahun) Tinggi (jika ibu tamat SMA dan Perguruan Tinggi, lamanya > 9 tahun)
6. Pekerjaan Orang tua
(Stalker 2008) Pekerjaan orang tua responden Dikategorikan dalam beberapa pekerjaan: Petani, PNS/ABRI, Swasta, Wiraswasta, IRT, Buruh dan tidak bekerja
1 = Bekerja
Tinggi badan orangtua diketegorikan menjadi :
Kategori ayah :
Tinggi badan ayah, yaitu : 7. Tinggi Badan Orangtua
0 = Tidak bekerja
< 165 cm ≥ 165 cm
Tinggi badan ibu, yaitu : < 156 cm ≥ 156 cm (LIPI 2004)
0 = < 165 cm 1 = ≥ 165 cm Kategori ibu : 0 = < 156 cm 1 = ≥ 156 cm
55
Variabel
Keterangan
8. Pendapatan Keluarga
Dengan menghitung pengeluaran perkapita keluarga : Total pengeluaran keluarga/ bulan dibagi jumlah anggota keluarga. Rp.256.414,berdasarkan garis kemiskinan kota Bogor (BPS, 2011)
Kategori 0= < Rp.198.663,-
Cara Pengum pulan
Skala Pengu kuran
Wawancara dengan kuesioner
Ordinal
Wawancara dengan kuesioner
Ordinal
Wawancara dengan kuesioner
Ordinal
Wawancara
Nominal
1= ≥ Rp.198.663,-
Selanjutnya dikategorikan menjadi 2, yaitu: < Rp.198.663, ≥ Rp.198.663,Umur ibu saat hamil :
Meliputi : umur ibu saat hamil (Widiarti 2007) 9. Karakteristik Ibu
banyak anak yang dilahirkan (Manuaba 1998) jarak kelahiran (Depkes 2005) penyakit yang pernah diderita ibu sebelum hamil responden.
0 = < 20 tahun 1= 20-40 tahun 2 = > 40 tahun Banyak anak yang dilahirkan: 0 = > 2 orang 1 = ≤ 2 orang Jarak kelahiran : 0 = < 24 bulan 1 = ≥ 24 bulan Penyakit yang pernah di derita: 0 = Ada 1 = Tidak ada
10. Umur Balita
11. Jenis Kelamin
Umur balita contoh yang berusia 24-59 bulan selanjutnya dikelompokkan menjadi:
0 = 24-35 bulan
24-35 bulan
2 = 48-59 bulan
36-47 bulan
48-59 bulan
1 = 36-47 bulan
Jenis kelamin balita, terdiri dari :
0 = Perempuan
Laki-laki
1 = Laki-laki
Perempuan
56
Variabel
Keterangan Dengan menggunakan kuesioner yang terdiri dari 20 pertanyaan meliputi :
Kategori 0 = Kurang 1 = Baik
Jenis, fungsi dan sumber zat gizi serta masalah gizi dan kesehatan.
Cara Pengum pulan
Skala Pengu kuran
Wawancara dan pengisian kuesioner
Ordinal
Wawancara dengan kuesioner
Ordinal
Wawancara dengan kuesioner
Ordinal
Wawancara dengan kuesioner
Ordinal
12. Pengetahuan Hasil penelitian akan memperoleh skor Gizi dan tertinggi 20 dan skor terendah 0, Kesehatan selanjutnya dipersentasekan dan pengkategorian menjadi dua berdasarkan nilai rata-rata. Dikategorikan menjadi : Pengetahuan gizi baik dan kurang Pola pengasuhan makan diperoleh dengan menggunakan kuesioner meliputi : Praktek pemberian makan
0 = Kurang 1 = Baik
Praktek sanitasi pangan 13. Pola Asuh Makan
(Astari 2006) Penskoringan dilakukan terhadap jawaban yang benar : Jika persentase jawaban benar > nilai rata-rata dikatakan baik dan jika jawaban benar < nilai rata-rata dikatakan kurang. Pola asuh kesehatan diperoleh dengan menggunakan kuesioner meliputi : Praktek Perawatan Diri
14. Pola Asuh Kesehatan
0 = Kurang 1 = Baik
Praktek Sanitasi Lingkungan (Astari 2006) Selanjutnya penskoringan dan persentase terhadap jawaban yang diperoleh. Riwayat kehamilan dan kelahiran diperoleh dengan wawancara dan menggunakan kuesioner meliputi :
15. Riwayat Kehamilan dan Kelahiran
proses dan konsumsi makanan serta pemeriksaan kesehatan (Ante natal care) ibu selama persalinan terdahulu dengan memenuhi kriteria ‟7T‟ kondisi kelahiran bayi (pengukuran PB dan BB lahir, sumber informasi yg didapat dan penyakit bawaan saat lahir) Selanjutnya penskoringan dan persentase terhadap jawaban yang diperoleh.
0 = Kurang 1 = Baik
57
Variabel
Keterangan Riwayat konsumsi ASIdiperoleh dengan menggunakan kuesioner meliputi kualitas dan lama pemberian ASI
Kategori 0 = Kurang 1 = Baik
Cara Pengum pulan
Skala Pengu kuran
Wawancara dengan kuesioner
Ordinal
Wawancara dengan kuesioner
Ordinal
Wawancara dengan kuesioner
Ordinal
(Ambardati, 2007) Kualitas pemberian ASI merupakan asupan gizi yang diberikan ibu kepada anaknya selama 6 bulan pertama usia anak, dibagi menjadi : 16. Riwayat Konsumsi ASI
ASI eksklusif dan ASI non eksklusif Lama pemberian ASI diukur berdasarkan: lama anak mendapatkan ASI dari ibunya dan diukur berdasarkan umur anak. Riwayat kesehatan dikategorikan menjadi:
Konsumsi ASI : Jika diberi ASI dari lahir hingga 6 bulan Tidak konsumsi ASI : Jika tidak diberi ASI dan diganti dengan yang lain.
Riwayat kesehatan diperoleh dengan 0 = Sakit menggunakan kuesioner meliputi jenis, 1 = Sehat frekuensi, lama sakit dan cara pengobatan penyakit (Firlie, 2000) 17. Riwayat Kesehatan
Terhadap penyakit : Diare, ISPA dan penyakit lain Pemberian skor berdasarkan keparahan penyakit. Riwayat kesehatan dikategorikan menjadi: Sakit : Jika pernah mengalami penyakit Diare / ISPA/Penyakit lain Sehat : tidak pernah mengalami penyakit Diare/ISPA/Penyakit lain Pola konsumsi pangan contoh yang diperoleh dari jawaban atas pertanyaan mengenai :
18. Pola Konsumsi Pangan
Kebiasaan makan pokok, lauk pauk, sayur dan buah, minuman yang sering dikonsumsi serta suplemen/vitamin. Frekuensi makan balita contoh Menggunakan metode FFQ Selanjutnya penskoringan dan melihat keberagaman makanan dengan mengacu kepada FAO (2011)
Kebiasaan makanan : 0 = tidak 1 = ya Keragaman makanan : 0 = ≤ 3 jenis kel. makanan 1 = 4-5 jenis kel. makanan 2 = ≥ 6 jenis kel. makanan
58
Setelah melakukan pengolahan data, selanjutnya dilakukan analisis statistik dengan menggunakan Microsoft Excel dan SPSS 16 for Windows. Analisis statistik yang digunakan antara lain analisis hubungan antar variabel secara statistik deskriptif menggunakan tabulasi silang. Analisis secara inferensia mengggunakan : 1.
Uji Chi square. Uji ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel terikat dan variabel bebas meliputi karakteristik keluarga, karakteristik ibu, karakteristik anak, pengetahuan gizi dan kesehatan ibu, pola asuh makan, pola asuh kesehatan, riwayat kehamilan dan kelahiran, riwayat konsumsi ASI, riwayat kesehatan serta pola konsumsi (keragaman makanan).
2.
Uji Regresi Logistik Uji ini digunakan untuk menarik kesimpulan akhir penelitian dan keluaran variabel data bersifat dikotomi. Adapun persamaan regresi logistiknya : F Y = Log 1-F
= β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + β6X6 + β7X7 + β8X8 + β9X9 + β10X10 + β11X11 + β12X12 + β13X13+ β14X14 + β15X15 + β16X16 + β17X17 + β18X18 + β19X19 + β20X20 + β21X21 + β22X22 + β23X23 + β24X24 + β25X25 + β26X26 + Є
Dimana: = Variabel terikat (normal, stunting) = Fungsi Kumulatif (Kemungkinan y=1)
β13X13
1-F
= Kemungkinan y=0
β0
= Koefisien regresi
β1X1
= Umur ayah
β2X2 β3X3
Y
β14X14
= Penyakit yang pernah di derita saat hamil = Jenis kelamin
β15X15
= Umur balita
β16X16
= Urutan anak dalam keluarga
β17X17
= Pengetahuan gizi dan kesehatan ibu
= Umur ibu = Pendidikan ayah
β18X18 β19X19
= Riwayat kehamilan = Riwayat kelahiran
β4X4
= Pendidikan ibu
β20X20
= Riwayat konsumsi ASI
β5X5
= Pekerjaan ayah
β21X21
= Riwayat kesehatan
β6X6
= Pekerjaan ibu
β7X7
= Pendapatan keluarga
β22X22 β23X23
= Praktek pemberian makan = Praktek sanitasi pangan
β8X8
= Besar keluarga
β24X24
= Praktek perawatan diri
β9X9
= Banyak balita
β25X25
= Praktek sanitasi lingkungan
β10X10 β11X11
= Umur saat hamil = Banyak anak
β26X26
= Pola konsumsi balita
Є
= galat (error)
β12X12
= Jarak anak
F
60
keluarga perkapita perbulan didasarkan pada Garis Kemiskinan. Kategori Miskin, jika dibawah garis kemiskinan (< Rp 256.414) dan tidak miskin, jika di atas garis kemiskinan (≥ Rp 256.414) (BPS 2011). Karakteristik balita adalah karakteristik yang melekat pada anak yang meliputi usia, jenis kelamin anak dan urutan anak dalam keluarga. Riwayat kehamilan adalah Kondisi kesehatan ibu pada saat hamil, jenis makanan dan perawatan yang dilakukan. Riwayat kelahiran adalah Kondisi kesehatan balita pada saat lahir, seperti BBLR yang diukur, jika berat < 2500 g dan Normal, jika berat ≥ 2500 g (WHO/UNICEF 2004) serta penyakit bawaan apa saja yang ada pada saat lahir. Riwayat konsumsi ASI adalah riwayat pemberian ASI contoh yang dilakukan ibu meliputi kualitas dan lama pemberian ASI. Riwayat penyakit adalah penyakit yang pernah diderita adalah diare, Infeksi saluran pernafasan atas (ISPA), kecacingan dan malaria. Yang terdiri dari beberapa pertanyaan mengenai frekuensi sakit, lama sakit dan tingkat keparahan yang dialami dalam kurun waktu tiga bulan terakhir kemudian dikelompokkan menjadi kategori sehat dan sakit. Diare adalah penyakit yang ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi dari tinja yang melembek seperti cairan dan frekuensinya antara 3 kali atau lebih selama 24 jam. ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) adalah penyakit yang di tandai adanya batuk, pilek, dengan atau tanpa panas atau sesak napas (WHO). Pola asuh makan adalah cara dan kebiasaan ibu/keluarga dalam melayani kebutuhan makan anak balita. Meliputi praktek pemberian makan dan praktek sanitasi pangan. Data diperoleh dengan menggunakan modifikasi kuesioner yang pernah digunakan oleh Martianto et al. (2009) dan Astari (2006). Dikategorikan dengan baik dan kurang baik. Pola asuh kesehatan adalah cara dan kebiasaan ibu/keluarga dalam melayani kebutuhan kesehatan anak balita yang meliputi praktek perawatan diri dan praktek sanitasi lingkungan. Data diperoleh dengan menggunakan modifikasi kuesioner yang pernah digunakan oleh Martianto et al. (2009) dan Astari (2006). Dikategorikan dengan baik dan kurang baik. Pola konsumsi balita adalah riwayat jenis makanan apa saja yang dikonsumsi anak dalam masa pertumbuhan, dengan metode FFQ sehingga didapat keragaman makan.
59
Definisi Operasional Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut : Positive deviance pada keluarga miskin adalah suatu keadaan penyimpangan positif yang berkaitan dengan kesehatan, pertumbuhan dan perkembangan anak-anak tertentu dari anak-anak lain di dalam lingkungan masyarakat atau keluarga yang sama dengan keadaan ekonomi lemah (miskin) Stunting balita adalah keadaan fisik anak usia antara 24-59 bulan yang memiliki z score TB/U kurang dari -2 SD berdasarkan referensi WHO 2005. Pengetahuan gizi dan kesehatan adalah tingkat pengertian tentang gizi dan kesehatan, yang diukur dari kemampuan ibu untuk menjawab pertanyaan mengenai konsumsi gizi pada saat hamil Karakteristik keluarga adalah karakteristik yang melekat pada keluarga yang dapat menggambarkan kondisi keluarga tersebut yang meliputi jumlah anggota keluarga dan jumlah anak balita dalam keluarga. Besar keluarga adalah jumlah orang yang menjadi tanggungan dalam suatu keluarga. Pengkategorian jumlah orang dalam keluarga menjadi keluarga dengan banyak < 4 orang dan keluarga dengan ≥ 4 orang. Banyak anak adalah jumlah anak yang dimiliki. Pengkategorian berdasarkan Jumlah balita dalam keluarga adalah jumlah balita yang menjadi tanggungan dalam suatu keluarga. Pengkategorian jumlah balita dalam keluarga menjadi keluarga dengan 1 balita dan keluarga dengan 2-3 balita. Karakteristik ibu adalah karakteristik yang melekat pada ibu yang meliputi umur ibu saat hamil, jumlah anak yang dilahirkan, jarak anak sebelum atau sesudah responden, dan penyakit yang pernah diderita ibu sebelum hamil responden. Pendidikan orang tua adalah pendidikan formal yang pernah dijalani. Pangkategorian pendidikan menjadi pendidikan tinggi (jika ibu tamat SLTA dan perguruan tinggi dengan lama pendidikan > 9 tahun) dan pendidikan rendah (jika ibu tidak pernah sekolah, tidak tamat SD, tamat SD, tidak tamat SLTP dan tamat SLTP dengan lama pendidikan ≤ 9 tahun). Pekerjaan orangtua adalah kegiatan yang dilakukan orang tua untuk menghasilkan pendapatan bagi keluarga dengan kategori yaitu tidak bekerja dan bekerja. Pendapatan keluarga adalah pendapatan orangtua selama satu bulan yang diperoleh melalui pekerjaan utama, pekerjaan tambahan, atau pemberian orang lain yang dinilai dalam rupiah. Berdasarkan BPS Kota Bogor 2010, pendapatan diukur berdasarkan pengeluaran (pangan dan non pangan)