BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Mekanisme Pengelolaan Dana Tabarru’ Pada Produk Unit Link Pada dasarnya Unit Link merupakan produk asuransi yang mengandung unsur tabungan (saving) sehingga dalam pengelolaanya berdasarkan mekanisme pengelolaan dana berbasis tabungan. Dalam investasi produk asuransi syariah yang mengandung unsur tabungan ada dua yang akan digunakan yaitu Mudharabah untuk transaksi investasi modal perusahaan, dana peserta dan tabarru’ yang biasa diinvestasikan kepada bank syariah serta obligasi dan pasar modal yang sesuai dengan syariah. Untuk investasi yang mengandung Fund Manager digunakan akad wakalah dengan mengeluarkan iuaran (fee) untuk pengelolaan perusahaan.92 Proses mekanisme pengelolaan dana asuransi syariah, sangat berbeda dengan asuransi konvensional, pada asuransi konvensional tidak ada pemisahan dana peserta dan pemegang saham. Sedangkan pada asuransi syariah untuk produk-produk yang mengandung unsur tabungan dana yang ada dipisahkan secara tegas.93 Berikut ini sekama pengelolaan dana tabarru’ pada produk Unit Link:
92
Abdullah Amrin, Asuransi Syariah Keberadaan Dan Kelebihanya Ditengah Asurans Konvensional , (Jakarta, PT.Elex Media Komputindo:2006).hlm.172 93 Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah (life and general) Konsep dan Sistem Operasional, (Jakarta, Gema Insani:2004), hlm.216
76
77
Gambar 4.3 Skema Pengelolaan Dana tabarru Unit Link94 Pendapatan perusahaan
Beban Operasional
Ujroh Akad Wakalah+Surplus Saham
Keuntungan perusahaan
Ujroh
Investasi
Hasil investasi
Kontribusi Dana Investasi
peserta
Total Dana
Tabarru ’
Dana Investasi+ Hasil Investasi
Tabarru’
% perusahaan
Ujroh Beban asuransi, reasuransi, klaim, pajak
S/U
% Ca.Tabarru’
% Peserta
Pada sekma diatas dapat dijelaskan bahwa nasabah membayar premi atau kontribusi yang dimana premi tersebut akan dipisahkan menjadi 3 rekening, yaiu rekening ujroh, dana investasi, dan dana tabarru’, pada saat nasabah membayarkan premi kepada perusahaan, nasabah sudah mengetahui setiap besarnya ujroh dan tabaruu’ yang dibayarkan. Dana ujroh akan menjadi hak perushaan yang dialokasikan untuk bisaya administrasi atau pengelolaan, 94
Wawancara dengan Ahmad Zaini selaku Agency Manger di PT.Asuransi Takaful Keluarga RO pekalongan, Februari 2016, pukul 12.00
78
sedangkan dana tabarru’ digunakan untuk dana kebajikan, atau dana tolong menolong dan akan tetap menjadi hak nasabah, kemudian dana tabarru’ di investasikan oleh perusahaan asuransi kebeberapa lembaga keuangan syariah, hasil dari investasi dana tabarru’ akan tetap menjadi milik nasabah yang akan digunakan untuk biaya klaim, reasurasni, pajak, dan sebagainya. Apabila terdapat surplus pada dana tabarru’ maka dapat dialokasikan kedalam tiga bagian, yatiu sebagian dikembalikan kepada peserta atau nasabah (yang tidak mengajukan klaim), disisihkan untuk cadangan tabarru’, dan sebagian lagi dialokasikan kepada perusahaan asuransi syariah. Sistem operasional asuransi syariah (Takaful) adalah saling bertanggung jawab, bantu membantu dan saling melindungi antara pesertanya. Perusahaan asuransi syariah diberi kepercayaan atau amanah oleh para peserta untuk mengelola premi, mengembangkan dengan jalan yang halal dan memberikan santunan kepada yang mengalami musibah sesuai isi akta perjanjian. Keuntungan perusahaan diperoleh dari pembagian keuntungan dana peserta yang dikembangkan dengan prinsip mudharabah (sistem bagi hasil). Para peserta takaful berkedudukan sebagai pemilik modal (shohibul mal) dan perusahaan takaful berfungsi pemegang amanah (mudharib). Keuntungan yang diperoleh dari pengembangan dana itu dibagai antara peserta dan perusahaan sesuai dengan ketentuan (nisbah) yang telah disepakati Asuransi syariah menganut sistem kepemilikan bersama, hal ini berarti dana yang terkumpul dari setiap peserta asuransi dalam bentuk premi atau kontribusi merupakan milik peserta. Pihak perusahaan asuransi syariah hanya
79
sebagai penyangga aman dalam pengelolaanya. Dana tersebut, kecuali Tabarru’ (nonkomersial) dapat diambil kapan saja dan tanpa dibebni bunga disinilah letak perbedaan mendasar pada life insurence apabila seorang peserta karena kebutuhan yang sangat mendesak boleh mengambil sebagian dari akumulasi dananya yang ada.95 Dalam pengelolaan produk unit link atau produk yang mengandung unsur saving (tabungan) dana yang dibayarkan oleh peserta langsung dibagi menjadi 3 rekening, rekening ujroh, rekening Tabarru’ dan rekening investasi, kemudian rekening tersebut dikelola oleh pihak PT. Asuransi Takaful Keluarga, rekening ujroh digunakan untuk biaya operasional perusahaan, rekening Tabarru’ dikelola, diinvestasikan dan dikembangkan dan hasil yang ada pada rekening tersebut akan digunakan untuk kepentingan nasabah, dana kebajikan, dana tolong menolong serta digunakan untuk biaya klaim yang diajukan oleh nasabah sesuai dengan kesepakatan dan perjanjian awal. Rekening investasi akan diinvistasikan sesuai dengan syraiat islam oleh PT. Asuransi Takaful Keluarga, yang kemudian hasil dari investasi tersebut akan diberikan sepenuhnya kepada nasabah, dan apabila terjadi suatu resiko akan ditanggung sepenuhnya juga oleh nasabah. Mekanisme pengelolaan dana tabarru’ menggunakan model Wakalah Bil Ujroh, semua proses pengelolaan dilakukan oleh kantor pusat PT.Asuransi Takaful Umum, sementara kantor cabang hanya menjadi perantara anatara peserta dengan perusahaan asuransi. Pada asuransi Takaful Umum kontribusi
95
Zainuddin Ali, Hukum Asuransi Syariah, (Jakarta: Sinar Grafika, 2008), hlm.70
80
yang dibayarkan peserta langsung masuk pada satu akun yang bernama kontribusi bruto, setelah dikurangi pendapatan kontribusi untuk pengelola, kumpulan
dana
kontribusi
tersebut
diinvestasikan.
Hasil
investasi
dialokasikan untuk cadangan Tabarru, untuk klaim, dan untuk Ujroh.96 Dalam
pengelolaan
Unit
Link,
perusahaan
Takaful
Keluarga
menggunakan akad Wakalah Bil Ujroh terhadap premi yang dibayarkan, keuntungn perusahaan diperoleh dari ujroh (management fee) ujroh ini dikenakan baik terhadap premi investasi maupun dana tabarru’ ujroh pada dana tabarru’ timbul karena sistem pengelolaan dana tabarru’ tetap menggunakan koridor akad wakalah bil ujroh sehingga perusahaan dari wakil peserta
mempunyai
hak
(ujroh)
atas
kewajiban
mengelola
dana
tabarru’tersebut dengan sebaik-baiknya sehingga memberikan manfaat yang tepat kepada peserta juga menjadikan dana tabarru’ berkembang, dari hasil pengembangan dana tersebut perusahaan sama sekali tidak berhak untuk mendapatkan bagi hasil untuk dana investasi, seluruh hasilnya dikembaikan kepada rekening tabungan / investasi peserta, sedangkan hasil pengembangan dari dana tabarru’ seluruhnya dikembalikan kepada rekening tabarru’. Berikut ini sekama pengelolaan dana tabarru’ pada produk Unit Link oleh PT.Asurasi Takaful Keluarga.97
96
Dwi Fihayanti, “Jurnal Pelaksanaan Akad Tabarru’ Pada Asuransi Syariah (Studi Kasus Di Takaful Indonesia Cabang Malang)”, Fakultas Syariah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, hlm.20 97 Wawancara dengan Ahmad Zaini selaku Agency Manger di PT.Asuransi Takaful Keluarga RO pekalongan, Februari 2016, pukul 12.00
81
Gambar 4.2 Mekanisme Pengelolaan Dana Tabarru Unit Link Pada PT.Asuransi Takaful Keluarga
Pendapatan perusahaan
Beban Operasional
Ujroh
Keuntungan perusahaan
Ujroh
Investasi
Hasil investasi
Kontribusi peserta
Dana Investasi
Total Dana
Tabarru ’
Dana Investasi+ Hasil Investasi
Tabarru’
Ujroh Beban asuransi, reasuransi, klaim, pajak
100% Ca.Tabarru’
S/U
Surlpus underwriting (S/U) merupakan kelebihan dari pengelolaan dana tabarru’ setelah diinvestasikan kemudian dikurangi dengan beban klaim, biaya reasuransi, dan pajak. PT.Asuransi Takaful Keluarga dalam mengalokasikan surplus underwriting ini 100% dikembalikan kepada rekening tabarru’. Sedangkan petusahaan telah memperoleh keuntungan dari ujroh yang diberikan oleh peserta kepada perusahaan sebagai implementasi
82
dari akad wakalah bil ujroh. Besarnya ujroh ditetapkan di awal oleh perusahaan dan diketahui oleh peserta asuransi syariah. Ujroh dikenakan atas beberapa diantaranya atas kontribusi dasar, Top Up, Pengelolaan dana investasi peserta dan atas pengelolaan dana tabarru’. Pembukuan dana Tabarru’ dipisahan dari dana lain, yang memang dikhususkan untuk dana kebajikan atau dana tolong menolong yang tidak boleh digabungkan dengan dana lain, dan dalam akad ini menggunakan akad hibah atau disebut dengan akad tabarru’. Dana tabarru’ kemudian diinvestasikan kebeberapa lembaga syariah seperti Bank Muamalat, Bank Syariah Mandiri, BNI Syariah, BRI Syariah, Bank Permata Syariah, dan lembaga keuangan lainya yang bersifat syariah. Penempatan dana pada lembaga keuangan syariah biasanya berupa deposito jangka pendek, hal ini dimaksudkan untuk mempermudah ketika akan mencairkan jika suatu saat ada peserta yang akan melakukan klaim. Hasil investasi dana tabarru’ perusahaan asuransi dapat memperoleh bagi hasil berdasarkan akad Mudharabah atau akad Mudharabah Musyarakah atau memperoleh Ujroh (Fee) berdasarkan Wakalah Bil Ujroh. Hasil Investasi yang dimasukan pada akun dana Tabarru’ bisa membuat Surplus Underwriting terhadap dana tabarru’ kemudian dibagi dan dialokasikan untuk pengelola tabarru’ 60% untuk peserta 20% dan untuk cadangan tabarru’ yang digunakan ketika ada pengajuan Klaim 20%. Dana tabarru’ bisa diinvestasikan sepanjang tidak menghalangi pembayaran kliam. Jika hasil investasi diterima maka hasil (returnya) tidak
83
dibenarkan dialih fungsikan ke dana lain. Hasilnya harus semata-mata difungsikan untuk dana tabarru’ untuk memperbesar kemampuan dalam membantu sesama pemegang polis. Dana tabarru’ ini harus dikelola sendiri terpisah dari dana tijarah. Dalam hal ini perusahaan sebagai pengelola harus membuat laporan periodik atas dana tabarru’ ini. Setiap periode dana tabarru’ ini akan menghasilkan apakah surplus atau defisit tabarru’. Surplus artinya total yang terkumpul lebih besar dari total klaim dan biaya-biaya untuk mengelola dana ini dalam satu periode. Sedangkan defisit berarti total klaim dan biaya lebih besar dari dana tabarru’ yang masuk.98 Dana Tabarru’ yang dimasukan dalam rekening khusus tabarru’ dan diinvestasikan akan mendapat hasil investasi. Menurut fatwa DSN-MUI No.53/DSN/MUI/III/2006 tentang tabarru’ pada asyransi syariah terdapat 3 opsi mengenai pelaksanaan dana peserta dalam rekening tabarru’ yaitu: 1. Keuntungan hasil dana tabarru’ akan kembali dalam akun tabarru’ (tabarru’ back to tabarru’) yaitu diperlakukan seluruhnya sebagai dana cadangan dalam akun tabarru’ 2. Bagi hasil pengelolaan dana tabarru’ kepada peserta yaitu disimpan sebagai dana cadangan dan dibagikan sebagian lainya kepada para peserta yang memenuhi syarat aktuaria/manajemen resiko 3. Bagi hasil pengelolaan dana tabarru’ kepada perusaan dan peserta yaitu disimpan sebagai dana cadangan dan dapat dibagikan sebagian lainya
98
Euis Lia Karwati, “Metode Alokasi Surplus Underwriting Dana Tabarru’ Pada Asuransi Kerugian Syariah”, Skripsi, Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Jakarta 2011, hlm 32
84
kepada pesrusahaan dan para peserta sepanjang disepakati oleh para peserta. Sebagaimana juga diatur dalam PMK Nomor 18/PMK.010/2010 tentang penerapan prinsip dan penyelenggaraan usaha asuransi dan usaha reasuransi dengan prinsip syariah maka mekanisme pengelolaan dana peserta (premi) adalah sebagai berikut: a. Perusahaan wajib memisahkan kekayaan dan kewajiban dana tabarru’ dari kekayaan dan kewajiban perusahaan. b. Perusahaan asuransi jiwa yang memasarkan produk asuransi dengan prinsip syariah yang mengandung unsur investasi wajib memisahkan kekayaan dan kewajiban dana investasi peserta dari kekayaan dan kewajiban dana tabarru’. c. Perusahaan wajib membuat catatan terpisah untuk kekayaan dan kewajiban perusahaan dana tabarru’ dan dana investasi peserta. Kekayaan dan kewajiban dana tabarru’ merupakan kekayaan dan kewajiban dana peserta secara kolektif untuk itu perusahaan wajib menggunakan dana tabarru’ hanya untuk: a. Pembayaran santunan kepada peserta yang mengalami musibah atau pihak lain yang berhak. b. Pembayaran reasuransi c. Pembayaran kembali Qard ke perusahaan, dan
85
d. Pengembalian dana tabarru’ akibat pembatalan polis dalam periode yang diperkenankan.99 Dana tabarru’ tidak selalu mengalami surplus underwriting akan tetapi juga bisa mengaami defisit underwriting karena terlalu banyak peserta suransi yang melakukan klaim. Pada saat dana tabarru’ mengalami defisit underwriting maka perusahaan asuransi memberikan pinjaman dengan menggunakan akad Qardul Hasan yang dananya berasal dari pengelola pusat. Qardul Hasan merupakan pinjaman yang ketika dikembalikan tidak ada tambahan apapun. Qardul Hasan diambil dari dana cadangan yang memag telah dirancang oleh pihak perusahaan. Perusahaan asuransi harus menjaga tingkat solvabilitas dana tabarru’ paling rendah 30% (tiga puluh perseratus) dari dana yang diperlukan untuk mengantisipasi resiko kerugian yang mungkin timbul sebagai akibat dari deviasi dalam pengelolaan kekayaan dan atau kewajiban. 100 Jika terdapat surplus Underwriting atas dana tabarru’ maka boleh dilakukan beberapa alternatif sebagai berikut: a. Diperlukan seluruhnya sebagai dana cadangan dalam akun tabarru’ b. Disimpan sebagian sebagai dana cadangan dan dibagikan sebagian lainya kepada perusahaan asuransi dan para peserta sepanjang disepakati oleh para peserta.
99
Pasal 3 peraturan pemerintah keuangan nomor 18/PMK.010/2010 tentang dasar pengelolaan usaha asuransi dan usaha reasuransi dengan prinsip syariah. 100 Pasal 3 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 11/PMK.010/2011 Tentang Kesehatan Keuangan Usaha Asuransi Dan Usaha Reasuransi Dengan Prinsip Syariah
86
Lebih jelasnya dibawah ini adalah perhitungan surplus underwriting dana peserta (tabarru’) pada produk Unit Link PT.Asuransi Takaful Keluarga untuk periode 2014 dan 2015: Tabel 4.1 PT. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA DANA TABARRU’ PENCAPAIAN SOLVABILITAS DANA TABARRU’ (daam jutaan rupiah) KETERANGAN (1) 1.
2.
3. 4.
(2) Tingkan Solvabilitas a. Kekayaan Yang Diperkenankan b. Kewajiban (kecuali pinjaman subordinasi) c. Jumlah solvabilitas (a-b) Dana yang diperlukan untuk mengantisipasi risiko kerugian akibat deviasi pengelolaan kekayaan dan kewajiban a. Kegagalan Pengelolaan Kekayaan (Schedule A) b. Proyeksi Asurs Kekayaan Kewajiban (Scedule B) c. Kekayaan Dan Kewajiban Dalam Setiap Jenis Mata Uang (Schedule C) d. Beban Klaim Yang Terjadi Dan Beban Klaim Yang Diperkirakan (Schedule D e. Ketidakcukupan Kontribusi Akibat Perbedaan Hasil Investasi Yang Diasumsikan Dengan Hasil Investasi Yang Diperoleh (Schedule E) f. Resiko Reasuradur (Schedule F) Jumlah Dana Yang Diperlukan Untuk Mengantisipasi Risiko Kerugian Akibat Devisiasi Pengelolaan Kekayaan Dan Kewajiban (2a+2b+2c+2d+2e+2f) Kelebihan (Kekurangan) Solvabilitas (1-2) Rasio Pencapaian Solvabilitas (1:2 dalam persen)
Tahun 2015 Triwulan 1 (3)
Tahun 2014 Audited (4)
260.580,19 197.472,85 63.107,35
249.030,63 192.902,82 56.127,81
5.365,28 6.189,77 18,52
5.172,98 6.100,43 17,25
43.624,78
40.845,87
500,81
468,69
123,70
492,13
55.822,85 7.284,49 113,05%
53.097,35 3.030,46 105,71%
87
Berdasarkan tabel 4.1, Asuransi Takaful Keluarga dalam hal dana tabarru’ mengalami kekurangan solvabilitas dana yang dibutuhkan untuk mancapai rasio RBC Dana tabarru’101 Keberadaan rekening tabarru’ menjadi sangat penting untuk menjawab tentang ketidakjelasan (gharar) asuransi dari pembayaran klaim. Misalya, seorang peserta mengambil paket asuransi jiwa dengan masa pertanggungan 1-0 tahun dengan manfaat 10 juta rupiah bila ia ditakdirkan meninggal dunia ditahun ke empat dan baru sempat membayar sebesar 4 juta maka ahli waris akan menerima sejumlah penuh 10 juta. Pertanyaannya, sisa pembayaran sebesar 6 juta diperoleh dari mana. Disinilah kemudian timbul Gharar tadi sehungga diperlukan mekanisme khusus untuk menghapus hal itu, yaitu penyediaan dana khusus untuk pembayaran klaim (yang pada hakikatnya untuk tujuan tolong-menolong) berupa rekening Tabarru’. Selanjutnya dana yang terkumpul dari peserta akan diinvestasikan oleh pengelola kedalam instrumen-instrumen investasi yang tidak bertentangan dengan syariat. Apabila dari hasil investasi diperoleh keuntungan (profit), maka setelah dikurangi beban-beban asuransi, keuntungan tadi akan dibagi antara peserta dan pengelola berdasarkan akad mudharabah (bagi hasil) dengan rasio (nisbah) yang telah disepakati dimuka. 102 Namun apabila Tabarru’ tidak mencukupi untuk membayarakan klaim peserta, maka peserta dapat meminjam dana kepada operator tanpa dikenakan bunga. Pinjaman ini diperoleh dari dana yang tersedia pada dana cadangan 101
Laporan Keuangan PT.Asuransi Takaful Keluarga, Diakeses, marett 2016 Kuat Ismanto, Asuransi Syariah Tinjuan Asas-asas Hukum Islam (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm.69-70 102
88
hasil pembagian 30% surplus sharing. Akad yang dilakukan oleh peserta dan operator menggunakan akad qard. Untuk mengembalikan dana yang telah dipinjam operator sebagai wakil akan mengambilkan dari iuran tabarru’ yang memang berguna untuk membantu peserta yang mengalami kesulitan. Ini sudah sesuai dengan hukum islam.103 Hal ini sesuai dengan Fatwa DSN No.53/DSN-MUI/III/2006 Tentang Akad Tabarru Pada Asuransi Dan Reasuransi Syariah, pada point ke enam bahwa defisit underwrithing
jika terjadi defisit underwrithing atas dana
tabarru’ (defisit tabarru’), maka perusahaan asuransi wajib menanggulangi kekurangan tersebut dalam bentuk qard (pinjaman). Pengembalian dana qard pada perusahaan asuransi disisihk an dari dana tabarru’. Dari hasil wawancara dengan Bapak Ahmad Zaini pada tanggal 23 septemper 2015 mengumumkan bahwa asuransi syariah merupakan usaha kerja sama yang saling melindungi antara sesama perserta asuransi apabila terjadi musibah atau bencana diantaranya melalui perjanjian yang disepakati bersama. Dana yang digunakan untuk saling menanggung ini adalah dana tabarru’ yaitu dana yang diniatkan untuk tolong-menolong atau saling menanggung apabila ada resiko diantara peserta asuransi yang meninggal dunia. Dana tabarru diperuntukan bagi pihak yang jiwanya dalam asuransi apabila terkena musibah. Besarnya Tabarru’ dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah usia, masa perjanjian, besarnya konstribusi, besarnya manfaat proteksi (Al103
Wawancara dengan Ahmad Zaini, selaku Agency Manager di PT. Takaful Keluarga RO Pekalongan, September 2015, pukul 10.00
89
Khairat) atau manfaat tambahan (Rider). Faktor tersebut mempengaruhi besarnya premi dana tabarru’. Sehingga nilai Tabarru’ yang dipengaruhi oleh beberapa faktor penentu maka diharapkan usia dan masa perjanjian dapat dijadikan pedoman bagi investor untuk memulai investasi sedini mungkin untuk mendapatkan return yang diharapkan.
B. Pelaksanaan Dana Tabarru’ Pada Saat Pengajuan Klaim Klaim
merupakan
aplikasi
oleh
peserta
untuk
memperoleh
pertanggungan atas kerugianya yang tersedia berdasarkan perjanjian atau dapat diartikan klaim sebagai proses yang mana peserta dapat memperoleh hak-hak berdasarkan perjanjian tersebut.104 Asuransi yang berdasarkan konsep takaful tidak ada alasan untuk memperlambat pembayaran klaim yang telah diajukan tertanggung. Karaena klaim merupakan hak peserta yang dananya diperoleh dari dana tabarru’ semua peserta. Dengan konsep tabarru’ sebagian dana peserta akan dimasukan kedalam rekening khusus yang digunakan sebagai sumber keuangan bersama bagi menolong peserta-peserta takaful yang mengalami musibah atau melakukan klaim.105 Oleh karena itu pihak perusahaan wajib melakukan proses klaim secara cepat. Klaim takaful akan dibayarkan kepada peserta yang mengalami musibah yang menimbulkan kerugian harta bendanya sesuai perhitungan kerugian yang wajar. Dana pembayaran klaim takaful diambil dari kumpulan pembayaran dana tabarru’. Dana tabarru’ hanya boleh digunakan untuk segal hal yang langsung 104 105
Syakir Syula, Opcit, hlm.259 Nurul Ichsan Hasan, Pengantar Asuransi Syariah,(Jakarta, Gaung Persada:2014),hlm.77
90
berkaitan dengan kepentingan nasabah, seperti klaim, cadangan tabarru’ dan reasuransi syariah.106 Unsur-unsur premi pada asuransi syariah terdiri dari unsur tabarru’ (nonomersil) dan tabungan (untuk asurasi jiwa). Selain itu sumber pembayaran klaim diperoleh dari rekening tabarru’, yaitu rekening dana tolong menolong bagi seluruh peserta, yang sejak awal sudah diakadkan dengan ikhlas oleh setiap peserta untuk keperluan saudara-saudaranya yang ditakdirkan oleh Allah SWT meninggal dunia atau mendapat musibah materi seperti kebakaran, gempa bumi, banjir, dan lain-lain. Selain itu sumber pembiayaan klaim dalam asuransi syariah adalah dari rekening perusahaan murni bisnis dan tertentu diperuntukan sebagai dana tolong menolong.107 Dalam mekanisme pengelolaan dana atau kontribusi yang peserta kumpulkan sebagai dana tabarru’ dalam prakteknya di PT.Asuransi Takaful keluarga menggunakan akad wakalah bil ujroh, dalam akad wakalah bil ujroh, premi atau kontribusi yang dibayarkan oleh peserta memiliki komposisi dana tabaru dan dana ujrohi. Dana ujroh digunakan oleh perusahaan untuk pembiayaan operasional perusahaan seperi gaji karyawan dan biaya operasional perusahaan. Sedangkan ketika terjadi klaim maka biaya klaim akan diambilkan dari dana tabarru’ yang telah terkumpul. Apabila jumlah klaim tersebut lebih besar dari jumlah tabarru’ yang telah terkumpul atau lebih kecil dari dana yang telah dimiliki maka akan diambilkan dari dana yang lain. Karena pada dasarnya akad tabarru’ yang digunakan oleh 106
Agus Edi Sumanto, dkk, Solusi Berasuransi Lebih Indah Dengan Syariah, (Bandung, PT.Karya Kita:2009),hlm.77 107 Zainudin Ali, Hukum asuransi Syariah, (Jakarta, Sinar Grafika:2008),hlm.71
91
perusahaan asuransi syariah adalah saling tolong menolong antara peserta dan memiliki asaz kerelaan. Dana tabarru’ khusus diperuntukan bagi nasbah yang mendapatkan musibah sehingga disimpan dalam dalam akun secara khusus. Ketika diinvestasikan hasil investasi masuk kembali kedalam akun tabarru’, kemudian apabila terdapat surplus tabarru’ (yaitu apabila total dana tabarru’ yang terkumpul lebih besar dari total dana klaim dan biaya-biaya yang dibebankan atas dana tersebut dalam satu periode tertentu), surplus dana tabarru’ tersebut dapat dibagikan dengan cara: sebagian dikembalikan kepada dikembalikan kepada nasabah, sebagian dicadangkan dalam cadangan tabarru’ dan sebagian lainya dialokasikan oleh perusahaan asuransi syariah. Pembagian surplus tabarru’ seperti ini mengikuti fatwa Dewan Syariah Nasional-MUI, No.53/DSN-MUI/III/2006 Tentang Akad Tabarru’ pada Asyuransi Syariah dan Reasuransi Syariah.108 Sebagaimana dinyatakan dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional No:21/DSN-MUI/X/2000 memutuskan bahwa ketentuan klaim adalah sebagai berikut: a. Klaim dibayarkan berdasarkan akad yang disepakati pada awal peerjanjian. b. Klaim dapat berbeda jumlah sesuai dengan premi yang dibayarkan c. Klaim atas akad tijarah sepenuhnya meupakan hak peserta dan merupakan kewajiban perusahaan untuk memenuhinya.
108
Ibid, hlm.78
92
d. Klaim atas akad tabarru’ merupakan hak peserta dan merupakan kewajiban perusahaan sesuai yang disepakati di dalam akad. Hasil dari penelitian ini mendukung dari bukunya Muhammad Syakir Syula:2004 hal 36, bahwa dalam konteks asuransi syariah, Tabarru’ bermaksud untuk memberikan dana kebajikan dengan niat ikhlas untuk tujuan saling membantu diantara sesama peserta takaful (asuransi syariah) apabila ada diantaranya yang terkena musibah. Dana klaim yang diberikan daimbil dari rekening dana tabarru’ yang sudah diniatkan oleh semua peserta ketika akan menjadi peserta suransi syariah, untuk kepentingan dana kebajikan atau dana tolong-menolong. Karena itu dalam akad tabarru’ pihak yang memberi dengan ikhlas memberikan sesuatu tanpa ada keinginan untuk menerima apapun dari orang yang menerima, kecuali kebaikan dari Allah Swt.109
109
Ibid, hlm.36