BAB IV ANALISA PADA PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI JARINGAN METRO ETHERNET SEBAGAI JARINGAN AKSES MULTI SERVICE
Permintaan akan layanan Ethernet pada akhir-akhir ini yang semakin meningkat dengan kecenderungan jumlah permintaan lebar pita yang bertambah akan tetapi customer menginginkan harga yang lebih murah dan
berbagai
permintaan multiservice pada layanan aplikasinya maka indosat sebagai salah satu provider di Indonesia berusaha mengembangkan teknologi berbasis service Ethernet yang bisa mencakup layanan multiservice.
Gambar 4.1 Permintaan Service Ethernet dari pada TDM dari segi biaya
Metro Ethernet merupakan teknologi berbasis Ethernet yang mampu memenuhi kebutuhan pelanggan dengan berbagai service yang di tawarkan dan kemudahan dalam aplikasi dan kemampuan Metro Ethernet di kombinasikan dengan berbagai arsitektur jaringan yang lain. Sehingga Metro Ethernet menjadi
48
jaringan backbone yang mampu di kembangkan dengan teknologi yang ada sekarang.
Gambar 4.2 Metro Ethernet di aplikasikan dengan jaringan yang lain
Dalam pembahasan ini akan dijelaskan mengenai implementasi jaringan Metro Ethernet yang telah dilakukan oleh PT Indosat di kawasan Segitiga Emas dan untuk permintaan layanan Project Seagames Tahun 2011 dengan installasi dan integrasi yang memerlukan waktu yang cukup singkat serta permintaan untuk jaringan link Seagames dengan layanan internet, data dan TV dengan menggunakan VLAN ID di sisi perangkat switch customer Adapun layanan yang akan diberikan Indosat kepada pelanggan antara lain adalah: -
Internet akses kecepatan tinggi (High Speed Internet Access), dijual berdasarkan prosentase dari bandwidth untuk access domestik dan internasional
-
Sirkit sewa berbasis IP (IP Leased Line) baik point to poin maupun multipoint
49
-
IP Leased Line + Internet Access
-
Shared Internet Access
Ketika menyediakan semua layanan di atas, faktor keamanan jaringan merupakan salah satu isu yang harus ditekankan. Isu keamanan jaringan berkembang berhubungan dengan negoisasi yang akan kita lakukan dengan pelanggan yang dalam hal ini berkaitan dengan isolasi antara VLAN pelanggan yang satu dengan pelanggan yang lain, karena jaringan Metro tersebut dimiliki sendiri oleh INDOSAT, maka faktor keamanan ini relative dapat dijalankan. Hal pertama yang menunjang faktor keamanan jaringan tersebut adalah access switch yang ada di basement pelanggan dimiliki dan diadministrasikan sendiri oleh INDOSAT, sehingga physical access dapat dilindungi. Yang kedua adalah VLAN yang ada pada jaringan diset oleh INDOSAT, sehingga isolasi antar VLAN dapat dijamin sedemikian rupa sesuai dengan SLA (Service Level Agreement) yang diinginkan. Tentu saja kesalahan pada saat men-set perangkat switch dan VLAN ID yang dapat membuat tercampurnya trafik yang satu dengan yang lain dapat terjadi, namun kesalahan ini dapat terjadi di hampir semua teknologi yang ada saat ini, bukan saja Ethernet, IP, MPLS atau jaringan Frame Relay. Satu hal yang dapat ditambahkan dalam hal ini adalah adanya sistem enkripsi dan Administrasi yang baik secara end to end yang ada di sisi pelanggan. Untuk permintaan layanan jaringan seagames di tuntut untuk mnyediakan jaringan yang fleksible dan cepat untuk diaplikasikan dengan kebutuhan akan layanan jasa internet, data dan TV dengan menggunakan VLAN ID.
50
Gambar 4.3 Konfigurasi Jaringan Seagames di Jakarta
Berikut akan kami sampaikan bagaimana konfigurasi dan implementasi layanan tersebut dapat diberikan hingga ke sisi pelanggan.
4.1.
High Speed Internet Access Kita akan membuat point to point Virtual Ethernet Sirkit (VLAN point to
point), pada jaringan Metro Ethernet untuk tiap pelanggan dan kemudian akan dikoneksikan ke dalam jaringan ISP seperti yang terlihat pada gambar 4.4. Portport yang dikoneksikan ke pelanggan-pelanggan adalah access port yang akan membawa “untagged” packet yang berasal dari pelanggan. Karena koneksi ini akan digunakan sebagai Internet koneksi , maka kami akan mengirimkannya sebagai ”best effort traffic” tanpa menggunakan QOS (Quality of Service)
51
Gambar 4.4 High Speed Internet Access Pada layanan ini, kita harus mendefinisikan policy untuk akses domestik dan internasional. Akses Internasional dibatasi hingga 20% dari access bandwidth port yang diminta pelanggan dan sisanya digunakan sebagai akses domestik. Contohnya, pelanggan yang berlangganan bandwidth sebesar 10 Mbps untuk koneksi internet, hanya 2 Mbps bandwidth yang diperkenankan untuk ke dan dari internasional akses. Kita harus mengkonfigur rate limit di sisi ISP untuk membatasi sisi Internasional akses dan pada jaringan Metro Ethernet akan dikonfigur sebagai bi-directional rate limiting. Ketika layanan ini diberikan kepada pelanggan, terlebih dahulu kita harus mendefinisikan parameter-parameter secara detail. Untuk memudahkannya mengetahui tentang parameter-parameter tersebut, berikut akan kita lihat contohnya. Diasumsikan pelanggan akan berlangganan Internet Access dengan CIR 1 Mbps dan PIR 2 Mbps dan masing-masing pelanggan akan memiliki virtual sirkit, sehingga kita akan melakukan proses multiplexing pada titik POP ISP.
52
Berikut adalah parameter UNI (User Network Interface) untuk layanan High Speed Internet Access sebagai contoh.
Tabel 4.1. Parameter UNI High Speed Internet Access Customers and ISP POP Internet Parameter Values or Range of Values Access UNI Service Attribute Physical medium
Standard Ethernet physical interfaces
Speed
10 Mbps for customers, 100 Mbps for the ISP POP
Mode
Full duplex all sites
MAC layer
IEEE 802.3-2002
Service multiplexing
Yes, only at ISP POP UNI
Bundling
No
All-to-one bundling
No
Ingress and egress bandwidth profile Customers CIR = 1 Mbps, PIR = 2 Mbps, (number is per EVC
an example) ISP POP CIR = 10 Mbps ,PIR = 100 Mbps ((number is an example)
Layer 2 Control Protocol processing
Discard the following control frames: • IEEE 802.3x MAC control • Link Aggregation Control Protocol (LACP) • IEEE 802.1x port authentication • Generic Attribute Registration Protocol (GARP) • STP
53
• Protocols multicast to all bridges in a bridged LAN UNI service activation time
One hour after equipment is installed
Untuk parameter-parameter layanan pelanggan-pelanggan dan UNI ISP POP, dikarenakan banyaknya point to point EVC yang harus di-set antara sisi pelanggan dan ISP POP, maka multiplexing akan dilakukan di sisi ISP UNI koneksi dimana setiap EVC akan dimultiplex pada satu fisikal koneksi yang sama. Untuk scenario akses Internet seperti ini maka router-router pelanggan akan menjadi CPE, sehingga tidak seperti biasanya pelanggan akan mengirimkan semua L2 control protokol paket ke dalam jaringan provider, dalam hal ini semua L2 control protokol akan di buang bila memasuki jaringan carrier. Berikut adalah parameter-parameter yang terdapat pada EVC
Tabel 4.2. Parameter EVC High Speed internet Access Customers and ISP POP Internet Type of Parameter Value Access EVC Service Attribute EVC type
P2P
CE-VLAN ID preservation
No; mapped VLAN ID for provider use
CE-VLAN CoS preservation
No
Unicast frame delivery
Deliver unconditionally for each UNI pair
Multicast frame delivery
Deliver unconditionally for each UNI pair
Broadcast frame delivery
Deliver unconditionally for each UNI pair
Layer 2 Control Protocol processing
Discard the following control frames: • IEEE 802.3x MAC control
54
• Link Aggregation Control Protocol (LACP) • IEEE 802.1x port authentication • Generic Attribute Registration Protocol (GARP) • STP • Protocols multicast to all bridges in a bridged LAN EVC service activation time
Twenty minutes after UNI is operational
EVC availability
Three hours
EVC mean time to restore
One hour
Class of service
One CoS service is supported: Delay < 30 ms, Loss < 1%, Jitter (value)
Parameter-parameter EVC mengindikasikan bahwa provider tidak memberikan informasi mengenai VLAN ataupun COS.
4.2
Layanan IP Leased Line Layanan IP leased line hampir sama dengan layanan Frame Relay ataupun
ATM. Kita akan membuat sebuah Ethernet Virtual Circuit (VLAN) pada jaringan Metro untuk menyediakan layanan IP Leased Line. Dengan VLAN masingmasing pelanggan memiliki privasi dan keamanan sendiri untuk melakukan transfer data pada jaringan Metro Ethernet. Tingkat keamanan pada jaringan Ethernet memiliki kesamaan dengan Frame Relay atau ATM yang menggunakan virtual sirkit untuk membedakan Traffik anatara satu pelanggan dengan yang lainnya.
55
Indosat juga dapat menyediakan baik untuk point to point ataupun multipoint koneksi IP Leased Line hingga ke sisi pelanggan seperti yang ditunjukkan pada gambar 4.5. Jika pelanggan memiliki 2 kantor cabang atau lebih yang terkoneksi pada jaringan Metro, Indosat akan menyediakan multi point virtual sirkit yang dalam hal ini akan menjadi point to multipoint koneksi.
Gambar 4.5 IP Leased Line Port-port yang terkoneksi dengan pelanggan adalah access port dan akan membawa untagged paket. Sejalan dengan nama yang ada bahwa indosat menyediakan IP leased Line, sehingga kita tidak memberikan layanan kepada pelanggan agar VLAN-VLAN yang ada untuk bisa melewati jaringan Metro ethernet hal ini dikarenakan dalam hal ini Indosat tidak menjalankan VMAN di access/distibusi switch. Jika pelanggan menginginkan untuk mendapatkan perlakuan yang berbeda berdasrkan aplikasi yang dijalankan, Indosat akan mendeteksi diffserv code atau nilai 802.1p untuk kemudian menandainya pada antrian yang ada. Sebagai contoh adalah pelanggan yang menggunakan MP2MP.
56
Seluruh traffik yang di mapped ke dalam MP2MP EVC dimasukkan ke dalam format VLAN dari provider yang ada. Kemudian pelanggan akan diberikan dua COS (Class of Service) profile yang berbeda – COS1 dan COS0. Masing-masing profile memiliki attribute performansi yang berbeda. Profile 1, sebagai contoh akan digunakan untuk high priority trafik sebagimana diindikasikan
dengan
802.1p dengan level 6 dan 7. Profile 0 untuk prioritas yang lebih rendah, dengan level antara 0 hingga 5. Berikut contoh untuk attribute UNI dan EVC pada layanan IP Leased Line. Tabel 4.3. Parameter UNI IP Leased Line Customer IP Leased line UNI Parameter Values or Range of Values Service Attribute Physical medium
Standard Ethernet physical interfaces
Speed
100 Mbps site 1, 10 Mbps sites 2 and 3
Mode
Full duplex all sites
MAC layer
IEEE 802.3-2002
Service multiplexing
No
Bundling
No
All-to-one bundling
Yes
Ingress and egress bandwidth profile
All sites CoS 1:
per CoS identifier
• CIR = 1 Mbps, PIR = 2 Mbps, • CoS ID = 802.1p 6–7 • Delay < 10 ms, Loss < 1% All sites CoS 0:
57
• CIR = 1 Mbps, CBS = 100 KB, PIR = 10 Mbps, MBS = 100 KB • CoS ID = 802.1p 0–5, Delay < 35 ms, Loss < 2% • Process IEEE 802.3x MAC control • Process Link Aggregation Control Protocol (LACP) • Process IEEE 802.1x port authentication Layer 2 Control Protocol processing
• Pass Generic Attribute Registration Protocol (GARP) • Pass STP • Pass protocols multicast to all bridges in a bridged LAN
UNI service activation time
One hour after equipment is installed
Tabel 4.4. Parameter EVC IP Leased Line IP Leased line Service Attribute
Type of Parameter Value
EVC type
MP2MP
CE-VLAN ID preservation
No; mapped VLAN ID for provider use
CE-VLAN CoS preservation
No
Unicast frame delivery
Deliver unconditionally for each UNI pair
Multicast frame delivery
Deliver unconditionally for each UNI pair
Broadcast frame delivery
Deliver unconditionally for each UNI pair
Layer 2 Control Protocol processing
Discard the following control frames:
58
• IEEE 802.3x MAC control • Link Aggregation Control Protocol (LACP) • IEEE 802.1x port authentication • Generic Attribute Registration Protocol (GARP) • STP • Protocols multicast to all bridges in a bridged LAN EVC service activation time
Twenty minutes after UNI is operational
EVC availability
Three hours
EVC mean time to restore
One hour
Class of service
All sites CoS 1: • CoS ID = 802.1p 6–7 • Delay < 10 ms, Loss < 1%, Jitter (value) All sites CoS 0: • CoS ID = 802.1p 0–5, Delay < 35 ms, Loss < 2%, Jitter (value)
Untuk layanan IP Leased Line tidak seperti layanan Internet dedicated biasnya, sehingga pelanggan yang biasanya akan mengirimkan semua L2 control protokol paket ke dalam jaringan provider, dalam hal ini semua L2 control protokol akan di buang bila memasuki jaringan carrier
59
4.3
IP Leased Line + Internet Access Layanan ini merupakan kombinasi antara IP Leased Line dan Internet
akses. Pelanggan memungkinkan memiliki layanan Internet akses dengan dua cara yang berbeda, pertama hanya satu site yang memiliki Internet akses sehingga ketika site-site yang lain berkeinginan untuk memiliki akses internet maka trafik harus melalui site yang memiliki koneksi seperti yang digambarkan pada gambar 4.3. Pada skenario ini layanan multiplexing terjadi pada site yang memiliki koneksi internet EVC. Cara kedua adalah, setiap site memiliki internet koneksi sehingga setiap site harus dapat mensupport layanan multiplexing seperti yang ditunjukkan pada gambar 4.7.
Gambar 4.6 IP Leased Line + Internet Access Centralized
60
Gambar.4.7 IP Leased Line + Internet Access Distributed
4.4
Shared Internet Access Pada layanan shared Internet akses, Indosat akan meyediakan satu shared
EVC dan setiap pelanggan yang berlangganan layanan dengan type iniakan dishared dengan menggunakan EVC yang sama dengan yang lain. Seperti yang ditunjukkan pada gambar 4.8.
61
Gambar 4.8 Shared Internet Access 4.5
Konfigurasi Template Seluruh contoh konfigurasi yang ada pada bahasan ini akan mengacu pada
gambar 4.9
Gambar 4.9 Konfigurasi Umum
62
Berikut disampaikan informasi berkenaan dengan gambar 4.9. 1. Ring-1 EAPS domain name: Ring-1 Control VLAN name: Ring1-ctrl 2. Ring- 2 EAPS domain name : Ring-2 Control VLAN name: Ring2-ctrl Berdasarkan gambar 19, berikut adalah konfigurasi untuk masing-masing switch dengan system EAPS. BD-1 Ring 1:
# EAPS domain
create eaps ring-1 config eaps ring-1 mode master config eaps ring-1 primary port 1:1 config eaps ring-1 secondary port 1:2
# control-vlan
create vlan ring1-ctrl config vlan ring1-ctrl tag 10
63
config vlan ring1-ctrl QP8 config vlan ring1-ctrl add ports 1:1 tagged config vlan ring1-ctrl add ports 1:2 tagged config eaps ring-1 add control vlan ring1-ctrl
# enable EAPS
enable eaps enable eaps ring-1 Ring 2:
# EAPS domain
create eaps ring-2 config eaps ring-2 mode master config eaps ring-2 primary port 1:3 config eaps ring-2 secondary port 1:4
# control-vlan
create vlan ring2-ctrl config vlan ring2-ctrl tag 10 config vlan ring2-ctrl QP8
64
config vlan ring2-ctrl add ports 1:3 tagged config vlan ring2-ctrl add ports 1:4 tagged config eaps ring-2 add control vlan ring2-ctrl
# enable EAPS
enable eaps ring-2 AL-1 #EAPS domain
create eaps ring-1 config eaps ring-1 mode transit config eaps ring-1 primary port 1:1 config eaps ring-1 secondary port 1:2
# control-vlan
create vlan ring1-ctrl config vlan ring1-ctrl tag 10 config vlan ring1-ctrl QP8 config vlan ring1-ctrl add ports 1:1 tagged config vlan ring1-ctrl add ports 1:2 tagged config eaps ring-1 add control vlan ring1-ctrl
65
#enable EAPS
enable eaps enable eaps ring-1
AL-2
#EAPS domain
create eaps ring-1 config eaps ring-1 mode transit config eaps ring-1 primary port 1:2 config eaps ring-1 secondary port 1:1
# control-vlan
create vlan ring1-ctrl config vlan ring1-ctrl tag 10 config vlan ring1-ctrl QP8 config vlan ring1-ctrl add ports 1:1 tagged config vlan ring1-ctrl add ports 1:2 tagged config eaps ring-1 add control vlan ring1-ctrl
66
#enable EAPS
enable eaps enable eaps ring-1
Sum-1 #EAPS domain
create eaps ring-2 config eaps ring-2 mode transit config eaps ring-2 primary port 7 config eaps ring-2 secondary port 8
# control-vlan
create vlan ring2-ctrl config vlan ring2-ctrl tag 10 config vlan ring2-ctrl QP8 config vlan ring2-ctrl add ports 7 tagged config vlan ring2-ctrl add ports 8 tagged config eaps ring-2 add control vlan ring2-ctrl
67
#enable EAPS
enable eaps enable eaps ring-2
Sum-2 #EAPS domain
create eaps ring-2 config eaps ring-2 mode transit config eaps ring-2 primary port 8 config eaps ring-2 secondary port 7
# control-vlan
create vlan ring2-ctrl config vlan ring2-ctrl tag 10 config vlan ring2-ctrl QP8 config vlan ring2-ctrl add ports 7 tagged config vlan ring2-ctrl add ports 8 tagged config eaps ring-2 add control vlan ring2-ctrl
68
#enable EAPS
enable eaps enable eaps ring-2
4.6
Out of Band Management Untuk menggunakan Out of band Management maka penggunaan modem
dial up ini sangat diperlukan, hal ini dilakukan dengan cara mengkoneksikan external modem yang ada dengan console port yang terdapat pada switch. Koneksi ke console port digunakan untuk direct local management. Adapun setting parameter yang diperlukan adalah sebagai berikut:
4.7
•
Baud rate : 9600
•
Data Bits : 8
•
Stop Bit : 1
•
Parity : None
•
Flow Control : XON/XOFF
In Band Management In Band management dalam system ini menggunakan jaringan Layer 2 untuk keseluruhannya. Adapun konfigurasi untuk In Band Mangement adalah sebagai berikut:
BD-1 create vlan management
69
configure management tag 2 configure management add port 1:1-1:4 tagged configure management add port 2:1 config eaps ring-1 add protect vlan management config eaps ring-2 add protect vlan management AL-1 create vlan management configure management tag 2 configure management add port 1:1-1:2 tagged config eaps ring-1 add protect vlan management
AL-2 create vlan management configure management tag 2 configure management add port 1:1-1:2 tagged config eaps ring-1 add protect vlan management
Sum-1 create vlan management configure management tag 2 configure management add port 7-8 tagged config eaps ring-2 add protect vlan management
70
Sum-2 create vlan management configure management tag 2 configure management add port 7-8 tagged config eaps ring-2 add protect vlan management 4.8
Konfigurasi Template Untuk Layanan-layanan
4.8.1
High Speed Internet Access Konfigurasi High Speed Internet Access ditunjukkan pada gambar 4.7.
Gambar 4.10 High Speed Internet Access (Template)
71
Pada scenario ini, pelanggan berlangganan dengan CIR 5 Mbps dan PIR 10 Mbps dan pada ISP POP menggunakan fisikal speed. Port yang terhubung dengan pelanggan A adalah 10 Mbps, sedangkan pelanggan B terkoneksi dengan port berkecepatan 100 Mbps dan pada ISP POP menggunakan kecepatan 100 Mbps. Adapun konfigurasi untuk setiap switch yang ada adalah sebagai berikut: BD-1 create vlan cust-a configure cust-a tag 100 configure cust-a add port 1:1-1:2 tagged configure cust-a add port 7:1 tagged config eaps ring-1 add protect vlan cust-a create vlan cust-b configure cust-b tag 101 configure cust-b add port 1:3-1:4 tagged configure cust-b add port 7:1 tagged config eaps ring-2 add protect vlan cust-b
AL-1 create vlan cust-a configure cust-a tag 100 configure cust-a add port 1:1-1:2 tagged configure cust-a add port 2:2 loopback-vid 1000 # create loopback
72
configure cust-a add port 2:1 soft-rate-limit # rate limit conf qp1 minbw 50% maxbw 100% priority low 2:2 # CIR=5, PIR=10 config eaps ring-1 add protect vlan cust-a
AL-2 create vlan cust-a configure cust-a tag 100 configure cust-a add port 1:1-1:2 tagged config eaps ring-1 add protect vlan cust-a
Sum-1 create vlan cust-b configure cust-b tag 101 configure cust-b add port 7-8 tagged configure cust-b add port 2 loopback-vid 1000 # create loopback configure cust-b add port 1 soft-rate-limit # rate limit conf qp1 minbw 5% maxbw 10% priority low 2:2 # CIR=5, PIR=10 config eaps ring-2 add protect vlan cust-b
Sum-2 create vlan cust-b configure cust-b tag 101 configure cust-b add port 7-8 tagged
73
config eaps ring-2 add protect vlan cust-b
4.8.2
IP Leased Line Konfigurasi di bawah ini, akan menggunakan informasi sebagai berikut: •
Pelanggan akan berlangganan dengan CIR 2 Mbps dan PIR 4 Mbps
•
Pelanggan memiliki 3 koneksi lokasi yang berbeda yang akan diinterkoneksikan dengan jaringan Metro Ethernet seperti terlihat pada gambar 21, sehingga terdapat multipoint koneksi.
•
Indosat tidak akan membawa VLAN customer dikarenakan kita hanya memberikan layanan IP Leased Line bukan E-LAN.
•
Site 1 dan site 2 terkoneksi dengan port 10 Mbps dan site 3 terkoneksi dengan port 100 Mbps.
74
Gambar 4.11. IP Leased Line (Template)
Berikut adalah konfigurasi untuk layanan tersebut: BD-1 create vlan cust-a configure cust-a tag 103 configure cust-a add port 1:1-1:4 tagged config eaps ring-1 add protect vlan cust-a config eaps ring-2 add protect vlan cust-a
AL-1 create vlan cust-a configure cust-a tag 103 configure cust-a add port 1:1-1:2 tagged
75
configure cust-a add port 2:2 loopback-vid 1000 # create loopback configure cust-a add port 2:1 soft-rate-limit # rate limit conf qp1 minbw 20% maxbw 40% priority low 2:2 # CIR=5, PIR=10 config eaps ring-1 add protect vlan cust-a
AL-2 create vlan cust-a configure cust-a tag 103 configure cust-a add port 1:1-1:2 tagged configure cust-a add port 2:2 loopback-vid 1000 # create loopback configure cust-a add port 2:1 soft-rate-limit # rate limit conf qp1 minbw 20% maxbw 40% priority low 2:2 # CIR=5, PIR=10 config eaps ring-1 add protect vlan cust-a
Sum-1 create vlan cust-a configure cust-a tag 101 configure cust-a add port 7-8 tagged configure cust-a add port 2 loopback-vid 1000 # create loopback configure cust-a add port 1 soft-rate-limit # rate limit conf qp1 minbw 2% maxbw 4% priority low 2:2 # CIR=5, PIR=10 config eaps ring-2 add protect vlan cust-a
76
Sum-2 create vlan cust-a configure cust-a tag 101 configure cust-a add port 7-8 tagged config eaps ring-2 add protect vlan cust-a
4.8.3
IP Leased Line + Internet Access Scenario untuk IP Leased Line + Internet Access ditunjukkan pada gambar 4.12.
Gambar 4.12 IP leased Line + Internet Access (Template) Sedangkan konfigurasi untuk masing-masing switch adalah sebagai berikut: BD-1 create vlan cust-a configure cust-a tag 104
77
configure cust-a add port 1:1-1:4 tagged config eaps ring-1 add protect vlan cust-a config eaps ring-2 add protect vlan cust-a
create vlan intaccess configure intaccess tag 105 configure intaccess add port 1:1-1:2 tagged configure intaccess add port 7:1 tagged config eaps ring-1 add protect vlan intaccess
AL-1 create vlan cust-a configure cust-a tag 104 configure cust-a add port 1:1-1:2 tagged configure cust-a add port 2:1 tagged config eaps ring-1 add protect vlan cust-a create vlan intaccess configure intaccess tag 105 configure intaccess add port 1:1-1:2 tagged configure intaccess add port 2:1 tagged config eaps ring-1 add protect vlan intaccess
78
AL-2 create vlan cust-a configure cust-a tag 104 configure cust-a add port 1:1-1:2 tagged config eaps ring-1 add protect vlan cust-a
create vlan intaccess configure intaccess tag 105 configure intaccess add port 1:1-1:2 tagged config eaps ring-1 add protect vlan intaccess
Sum-1 create vlan cust-a configure cust-a tag 104 configure cust-a add port 7-8 tagged configure cust-a add port 1 config eaps ring-2 add protect vlan cust-a
Sum-2 create vlan cust-a configure cust-a tag 104 configure cust-a add port 7-8 tagged config eaps ring-2 add protect vlan cust-a
79
4.8.4
Shared Internet Access Konfigurasi shared Internet Access ditunjukkan pada gambar 4.10. Semua pelanggan menggunakan EVC yang sama.
Gambar 4.13 Shared Internet Access Di bawah ini adalah konfigurasi untuk layanan tersebut:
BD-1 create vlan shared-int configure shared-int tag 106 configure shared-int add port 1:1-1:4 tagged configure shared-int add port 7:1 tagged config eaps ring-1 add protect vlan shared-int config eaps ring-2 add protect vlan shared-int
80
AL-1 create vlan shared-int configure shared-int tag 106 configure shared-int add port 1:1-1:2 tagged configure shared-int add port 2:1 config eaps ring-1 add protect vlan shared-int
AL-2 create vlan shared-int configure shared-int tag 106 configure shared-int add port 1:1-1:2 tagged configure shared-int add port 2:1 config eaps ring-1 add protect vlan shared-int
Sum-1 create vlan shared-int configure shared-int tag 106 configure shared-int add port 7-8 tagged configure shared-int add port 1 config eaps ring-2 add protect vlan shared-int
81
Sum-2 create vlan shared-int configure shared-int tag 106 configure shared-int add port 7-8 tagged configure shared-int add port 1 config eaps ring-2 add protect vlan shared-int
4.9.
Perbandingan Komponen Pembentuk Jaringan Metro Ethernet dengan Leased Line
Jaringan Metro Ethernet merupakan jaringan yang dapat dikatakan jaringan yang lebih sederhana dibandingkan dengan jaringan leased line. Untuk menyediakan jaringan metro ethernet pihak provider hanya menyediakan core fiber optic, switch dilokasi provider dan switch yang diletakkan dilokasi pelanggan. Kemudian dari Node Metro atau Switch Metro di last mile jaringan tinggal di tarik kabel LAN sesuai dengan service dan lebar pita yang diinginkan. Dari titik jaringan dari Node Metro ke arah customer tidak perlu menggunakan banyak perangkat ataupun perangkat perangkat MUX lainnya seperti halnya di jaringan leased line. Node Metro di last mile dapat di monitoring untuk melihat performansi port yang di gunakan oleh user ataupun merubah configurasi parameter settingan.Sesuai gambar dibawah di jelaskan konfigurasi sederhana dari bentuk jaringan Metro Ethernet.
82
Gambar 4.14 Metro Ethernet dengan konsep jaringan sederhana
Metro Ethernet merupakan suatu perangkat yang dapat menjawab kebutuhan pelanggan akan berbagai layanan data dengan variasi bandwidth yang dapat di configure secara online dan mampu memenuhi keinginan customer akan tipe jaringan dari Layer 1 sampe dengan Layer 7. Selain itu juga dapat di mengaplikasikan berbagai layanan jasa seperti MPLS, Internet Network Provider dan lain sebagainya. Berikut aplikasi Metro ethernet untuk layanan jaringan dengan menggunakan VLAD ID untuk aplikasi TV, Data dan Internet dalam satu link interface
83
Gambar 4.15 Aplikasi Metro ethernet satu interface untuk beberapa layanan
Sebagai jaringan yang handal dan berbasis IP, Metro ethernet mampu beradaptasi dengan kebutuhan teknologi yang di inginkan user. Tingkat jaringan yang aman, interface yang saat ini hampir semua user menggunakannya dan fleksibelitas dalam aplikasinya.
Gambar 4.16. Komponen Jaringan Metro Etherner untuk jasa multiservice
84
Sedangkan untuk jasa leased line, provider perlu menyiapkan beberapa perangkat seperti multiplexer dan modem dan jumlah perangkat yang dibutuhkan juga tergantung dari konfigurasi jaringan yang digunakan.
Gambar 4.17. Konfigurasi Komponen Pembentuk Jaringan Leased Line
Dari gambar diatas bisa dilihat bahwa “point of failure“ jaringan metro ethernet lebih sedikit diatas sehingga dapat kita peroleh kesimpulan bahwa availability jaringan metro ethernet lebih tinggi dibandingkan jaringan leased line. Sebagai pembuktian, dilakukan analisa performansi selama 11 bulan terhadap pelanggan metro ethernet dan leased line di lokasi yang sama. Dan hasil analisa terhadap kedua pelanggan tersebut dapat dilihat pada tabel:
Tabel 4.6. Perbandingan Performansi Metro Ethernet dan Leased Line
No
BULAN
1 2
Jan‐11 Feb‐11
Performansi Metro Ethernet Network Down Time ( Second ) 0 0
% COS 100% 100%
85
Performansi Leased Line Network Down Time
% COS
( Second ) 948722 0
99.05% 100%
3 4 5 6 7 8 9 10 11
Mar‐11 Apr‐11 May‐11 Jun‐11 Jul‐11 Aug‐11 Sep‐11 Oct‐11 Nov‐11 Rata‐rata
0 0 0 0 0 0 0 0 0
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
0
100%
0 436842 0 684280 0 0 0 692840 534228 299719.2727
100% 99.81% 100% 99.43% 100% 100% 100% 99.40% 99.56% 99.75%
Berdasarkan penjelasan tabel performansi antara Metro ethernet dengan leased line di atas yang di ambil dari data monitoring tiap bulan untuk performansi service level jaringan provider indosat sebagai acuan untuk informasi ke pelanggan. Menunjukkan bahwa jaringan metro ethernet memiliki tingkat kehandalan yang tinggi di bandingkan dengan jaringan leased line dengan ratarata selama 11 bulan,performansi metro ethernet 100% dan leased line 99.75%.. Berikut contoh perhitungan sampling data monitoring di bulan Januari 2011. Dibawah di jelaskan bahwa jumlah tiket 80 buah dengan total durasi link terganggu sejumlah 948722 detik.Monitoring di lakukan selama 1 bulan dengan perhitungan 22 hari kerja. Dengan masing-masing sirkuit atau jaringan tidak boleh mengalami gangguan lebih dari 4 jam perhari. Bila sirkuit mengalami gangguan diatas 4 jam perhari, maka provider akan di kenakan restitusi atau kesepakatan lain dengan customer sesuai dengan perjanjian awal pada waktu akan sewa link.
86
Service level untuk Quality of service : Service =
((24 * 60 * (Hari) * (Link Aktif) - (Durasi Link Gangguan) x 100 % ((24 * 60 * (Hari) * (Link Aktif)
Jadi,
=
((1440 * 22) * 3158) – (948722) x 100% ((1440 * 22) * 3158)
= 99.05 % Jadi dapat disimpulkan bahwa , Servive Level pada Quality of Service yang dapat dicapai dari data sampling di atas adalah 99.05% untuk bulan Januari 2011. Dan hasil rata-rata performansi selama 11 bulan adalah 99.75%
4.10. Perbandingan Implementasi Jaringan Metro Ethernet dengan leased Circuit berdasarkan service dan kebutuhan Bandwidth
Salah satu point dalam menentukan jasa yang digunakan oleh pelanggan selain dari aspek kualitas adalah pertambahan penambahan jumlah link yang mampu mengimplementasikan suatu konsep jaringan untuk berbagai service. Dan jaringan ini secara global banyak user yang menggunakannya, jadi secara terpisah setiap user mempunyai struktur jaringan yang sama sehingga mempermudah sinkronisasi pada waktu intergrasi link. Setiap tahun penambahan bandwidth terus meningkat.User saat ini menginginkan setiap penambahan bandwidth tidak harus selalu menambah jumlah link, Akan tetapi bagaimana jaringan yang sudah ada di uprade bandwidthnya sesuai kebutuhan. Metro Ethernet sebagai solusinya bisa
87
melakukan hal ini karena jaringan atau portnya sangat fleksible, berbeda dengan leased line, jaringan ini harus menyediakan link baru ataupun perangkat baru bila ada penambahan bandwidth. Pada tabel dibawah menunjukan pertumbahan jumlah pemakaian bandwidth yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Tabel 4.7. Customer Service Requirements
Application
Service
Year 1
Year 2
Year 3
3 x T1 3 x T1 4Mbps 2 x T1 mesh 2 x T1 3Mbps
4 x T1 4 x T1 5Mbps 3 x T1 mesh 3 x T1 4Mbps
4 x T1 4 x T1 6Mbps 3 x T1 mesh 3 x T1 5Mbps
10Mbps FT3 10Mbps FT3 10Mbps 2 x T1 mesh 27Mbps FT3 25Mbps
15Mbps FT3 15Mbps FT3 13Mbps 3 x T1 mesh 30Mbps FT3 30Mbps
20Mbps FT3 20Mbps FT3 17Mbps 3 x T1 mesh T3 36Mbps
Medium Sites Internet Access
Private Data
1: Private Line 2: Private Line 3: E-Line 1: Private Line 2: Frame Relay 3: E-Line
Large Sites / Data Centers Internet Access
Private Data
1: Private Line 2: Private Line 3: E-Line 1: Private Line 2: Frame Relay 3: E-Line
Gambar 4.18. Perbandingan service jasa untuk MEN dan LC
88
Berdasarkan gambar di atas, Grafik untuk layanan jasa yang menggunakan Metro Ethernet seperti MPLS sangat tinggi bila di bandingkan dengan service leased line untuk interface G703 ataupun V35 yang cenderung mengalami penurunan. Data ini diambil dari salah satu provider berdasarkan monitoring service selama kurang lebih 1 tahun. Bila kita bandingkan Bandwidth yang mampu di lewat oleh jaringan Leased line dengan Metro Ethernet dapat di lihat sebagai berikut
Gambar 4.19. Test bandwidth untuk Jaringan Leased link 2 Mbps
Gambar 4.20. Test bandwidth untuk Metro Ethernet link 2 Mbps
Dari perbandingan Gambar 4.19 dan Gambar 4.20 diatas, hasil dari Test Bandwidth adalah sama yaitu 2 Mbps akan tetapi apabila kita cek dari hasil Test
89
Ping maka menunjukkan perbedaan nilai dari kecepatan data yang di kirim. Untuk link yang menggunakan Leased line perlu waktu 6 ms sedangkan untuk link Metro Ethernet memerlukan 1 ms. Kemudian untuk bandwidth di atas 2 Mbps yaitu untuk Bandwidth 10 Mbps
Gambar 4.21. Test bandwidth untuk Leased Line link 10 Mbps
Gambar 4.22. Test bandwidth untuk Metro Ethernet link 10 Mbps
Hasil Pengetesan untuk kedua jaringan diatas sangat berbeda dengan Bandwidth 10 Mbps. Dari hasil Bandwidth Test untuk link Leased line hanya mampu dengan
90
besar 8,2 Mbps dan hasil Ping Test juga menunjukan nilai dengan kecepatan 6 ms. Berbeda dengan link Metro Ethernet dengan Bandwidth yang sama yaitu 10 Mbps hasil bandwidth Test dengan dengan nilai 9,9 Mbps dan hasil Ping Test 1 ms. Dari perbandingan pengetesan Link 2 Mbps dan 10 Mbps link Metro ethernet dan leased line untuk 2 Mbps menunjukkan bandwidth yang sama, hanya saja berbeda kecepatan dari pengiriman datanya, akan tetapi bila kita test di atas 2 Mbps yaitu 10 Mbps maka disini sudah terlihat perbedaan yang sangat jauh
4.11. Implementasi Monitoring Performansi Metro Ethernet Network Selain availability jaringan phisik yang dapat kita hitung performansinya berdasarkan paparan diatas, kita juga dapat melakukan monitoring performansi untuk layanan metro ethernet. Secara praktis memang rumus yang dijabarkan pada bab sebelumnya sulit untuk diaplikasikan (dilakukan penghitungan), sehingga sampai saat ini monitoring performansi yang dapat dilakukan adalah melakukan monitoring utilisasi trafik. Pada gambar 4.19 di bawah merupakan salah satu capture monitoring port yaitu 1/2/10 dengan IP 124.195.81.168 menggunakan cacti. Dijelaskan bahwa dari monitoring Jam 14:20 – 18:00 jumlah traffic Outbound lebih besar dari dari pada traffic Inbound dengan pemakain link data yang berbeda-beda di tiap menitnya.Sehingga dengan ada monitoring port link seperti ini kita dapat mengetahui tingkat kepadatan traffik user tiap menit selain itu juga dapat mengetahui bila ada connection putus pada port tersebut.
91
Gambar 4.23 Monitoring utilisasi trafik dengan Cacti
Sebelum melakukan monitoring trafik, kita harus melihat konfigurasi jaringan metro ethernet dimana yang perlu diperhatikan adalah koneksi VLAN serta port switch di masing-masing node. Sebagai contoh kami akan coba gambarkan konfigurasi sebuah VLAN yang terdiri dari 4 client di 4 lokasi berbeda, dimana VLAN tersebut terhubung ke salah satu ethernet port di switch masing – masing node (gambar 4.24). Adapun data capture trafik ditampilkan dengan durasi per-jam dan dapat diambil di setiap port VLAN dan data hasil capture trafik tersebut kemudian dilakukan analisa untuk dilakukan pengaturan disisi internal customer (pengaturan usage aplikasi). Detail capture trafik dapat dilihat pada gambar berikut.
92
2:2 F/O (22-23)
2:2 F/O (9-10)
WISMA BDN
PLAZA MANDIRI
Router
2:1 F/O (8&10) 1:1 F/O (80&82)
1:4 F/O (143-144)
1:2 F/O (81-82)
INDOSAT
1:3 F/O (25-26)
7 F/O (25-26)
1:5 F/O (119-120)
ANCOL
2:1 F/O (11-12)
PLAZA BAPINDO
Catalyst 6500
2:1 F/O (9-10)
8 F/O (51-54) 7 F/O (39-40)
2:2 F/O (11-12)
CSM
Hu b
Catalyst 6500
Gambar 4.24. Configurasi Jaringan Metro Ethernet Corporate Customer
93