BAB IV ANALISA PENGUJIAN JARINGAN EKSISTING DAN JARINGAN BARU
4.1 Hasil Pengujian Jaringan Eksisting Pengujian jaringan eksisting dilakukan dengan 2 (dua) cara yaitu dengan tes PING menggunakan laptop dan Bit Error Rate (BER) test menggunakan alat BER test merek JDSU. 4.1.1 Tes PING Berikut dibawah ini hasil dari tes PING menggunakan laptop :
Gambar 4.1 Hasil Tes PING Jaringan Eksisting
74
75
Tes PING dilakukan dengan cara mengirimkan paket data sebanyak 2000 kali dengan hasil Packets : Sent = 2000, Received = 1940, Lost = 60 (3%) .
4.1.2 Bit Error Rate (BER) Test Berikut dibawah ini hasil dari BER test menggunakan alat BET test merek JDSU :
Gambar 4.2 Hasil BER Test Jaringan Eksisting
Hasil BER test terdapat Lost Frames 5 dengan Frame Loss Ratio 0,00001055
4.2 Hasil Pengujian Jaringan Baru Pengujian jaringan baru dilakukan seperti pengujian jaringan eksisting yaitu dengan 2 (dua) cara yaitu dengan tes PING menggunakan laptop dan BER test menggunakan alat BER test merek JDSU.
76
4.2.1 Tes PING Berikut dibawah ini hasil dari tes PING menggunakan laptop :
Gambar 4.3 Hasil Tes PING Jaringan Baru
Tes PING dilakukan dengan cara mengirimkan paket data sebanyak 2000 kali dengan hasil Packets : Sent = 2000, Received = 2000, Lost = 0 (0%) . 4.2.2 Bit Error Rate (BER) Test Berikut dibawah ini hasil dari BER test menggunakan alat BER test merek JDSU :
77
Gambar 4.4 Hasil BER Test Jaringan Baru
Hasil BER test terdapat Lost Frames 0 dengan Frame Loss Ratio 0,00000000.
4.3 Analisa Hasil Pengujian 4.3.1 Analisa Hasil Pengujian Jaringan Eksisting Pengujian
tes PING
menggunakan
pada
jaringan
eksisting
didapatkan hasil Packet Lost sebesar 60 (3%). Packet Lost : Packet Sent – Packet Received 60
:
2000
-
1940
Hal ini sebabkan karena paket data yang dikirimkan dari laptop di sisi pelanggan ke laptop di di sisi sentral data tidak diterima semua karena terjadi hambatan dalam pengiriman data yang menyebabkan jaringan pelanggan tidak stabil. Untuk memastikan lebih lanjut dilakukan BER test menggunakan alat BER test JDSU dengan hasil
78
Lost Frames 5 sehinggan indikator error JDSU menyala merah menandakan jaringan tersebut error.
Gambar 4.5. Ilustrasi Lost Frame
Keterangan : UNI : User Network Interface CEN : Carries Ethernet Service EVC : Ethernet Virtual Connestion FLR : Frame Loss Ratio Dari hasil BER test tersebut, Saya menganalisa dengan mencari penyebab jaringan error dengan menggunakan data-data pelanggan CIMB Bank Niaga.
79
4.3.1.1 Jaringan Eksisting Bank CIMB Niaga Dari data tersebut, konfigurasi jaringan eksisting pelanggan menggunakan media transmisi Kabel Tembaga dengan banyak sekali terminasi - terminasi atau titik - titik sambungan – sambungan pada struk LSA Kabel Tembaga. Yaitu, pada di sisi sentral data atau node di PT Artha Telekomindo atau sering disebut Arthatel, MDF Arthatel, MDF Pacific Place, MDF Plaza Bapindo, MDF Sequis Center, MDF Graha Niaga dan ruang server Bank Niaga di lantai 11.
Gambar 4.6 Sambungan Kabel Tembaga di MDF Graha Niaga
Titik – titik sambungan Kabel Tembaga tersebut terbuat dari Besi dan umur titik sambungan tersebut sudah lama.Sesuai dengan Surat Perintah Kerja (SPK) yang Saya dapatkan, bahwa Bank CIMB Niaga berlangganan pada tahun 2007 dan
80
terjadi gangguan jaringan pada tahun 2013, berarti umur sambungan tersebut sudah 6 (enam) tahun. Dengan waktu umur tersebut, sambungan Kabel Tembaga menjadi berkarat atau berkorosi yang disebabkan oleh Besi yang bereaksi dengan Oksigen dan membentuk lapisan Fe2O3 atau Hidroksida yang terus menerus bertambah seiring dengan berjalannya waktu. Lapisan korosi ini makin lama makin menebal dan kita kenal sebagai ‘karat’. Proses berkaratnya titik sambungan dipercepat dengan letak MDF –MDF dan titik sambungan kabel tembaga terletak didalam rungan ber AC. Karat pada Kabel Tembaga menyebabkan error dan membuat jaringan komunikasi data Bank CIMB Niaga tidak stabil.
4.3.1.2 Perangkat Eksisting Yang Dipakai Bank CIMB Niaga Pada perangkat Adtran yang digunakan pelanggan, setelah di cek
tidak ada masalah, karena perangkat tersebut berada
pada ruang server dengan suhu ruangan 20 ° Celcius, sesuai dengan acuan data sheet Adtran Netvanta Total Access 832 yang beroperasi pada temperatur 0 ° Celcius – 50 ° Celcius. Apabila melewati dari batas temperatur tersebut, Adtran akan merestart sendiri atau hang yang menyebabkan komunikasi data tidak stabil.
81
4.3.2 Analisa Hasil Pengujian Jaringan Baru Pengujian
tes PING
menggunakan
pada
jaringan
eksisting
didapatkan hasil Packet Lost sebesar 0 (0%). Packet Lost : Packet Sent – Packet Received 0
:
2000
-
2000
Semua paket data yang dikirimkan oleh laptop di sisi pelanggan di terima semua tanpa adanya Packet Lost. Untuk memastikan lebih lanjut dilakukan BER test menggunakan alat BER test JDSU dengan hasil Lost Frames 0 sehinggan indikator error JDSU tidak menyala merah menandakan jaringan tersebut tidak error. Hal ini dikarenakan penggunaan Kabel Fiber Optik pada jaringan baru dengan konfigurasi FTTB dapat memperkecil atau memperpendek titik-titik sambungan Kabel Tembaga sehingga meminimalisir error. Dari analisa pengujian jaringan eksisting dan jaringan baru, dapat simpulkan bahwa konfigurasi jaringan baru yang menggunakan Fiber To The Building (FTTB) lebih baik dari pada jaringan eksisting yang menggunakan Kabel Tembaga secara keseluruhan dari sisi kualitas jaringan dan jangka panjang gangguan akses. Untuk itu, jaringan yang cocok dipergunakan oleh pelanggan adalah jaringan baru dan sudah digunakan sampai sekarang ini dengan tingkat gangguan yang kecil dengan data-data seperti gambar di bawah ini :
82
Gambar 4.7 Histori Gangguan 01 Desember 2013 – 21 Juni 2015
Gambar 4.8 Histori Kabel Data Terlepas
Gambar 4.9 Histori Gangguan Di Sisi Sentral Data 1
83
Gambar 4.10 Histori Gangguan Di Sisi Sentral Data 2
Gambar 4.11 Histori Gangguan Catuan Listrik Di HRB Graha Niaga
Gambar 4.12 Histori Gangguan Traffik Data
84
Gambar 4.13 Histori Gangguan Aplikasi Pelanggan
Gambar 4.14 Histori Gangguan Reset Perangkat Di HRB Graha Niaga
Dari hasil data-data histori gangguan di atas dapat dilihat seluruh gangguan terjadi bukan karena kondisi konfigurasi jaringan baru, melainkan gangguan kabel data terlepas, gangguan di sentral data, gangguan kelistrikan di sisi HRB Graha Niaga, gangguan aplikasi pelanggan, dan gangguan perangkat di HRB Graha Niaga yang harus di reset.