PERANCANGAN JARINGAN AKSES KABEL (DTG3E3) Disusun Oleh : Hafidudin,ST.,MT. (HFD) Rohmat Tulloh, ST.,MT (RMT)
Prodi D3 Teknik Telekomunikasi Fakultas Ilmu Terapan Universitas Telkom 2015
Perencanaan Jarlokaf
Diagram Alur Perencanaan Start
Survey Pendataan Verifikasi
Pengaturan Batas Daerah Layanan
Penyusunan Rancangan Rinci
Pemilihan Perangkat Utama atau Teknologi
Penjilidan Gambar
Perhitungan Demand
Perhitungan Volume Penyusunan Rancangan Dasar
Penetapan Teknologi yang akan Dipilih
Finish
Tahapan Perencanaan • Survey Lapangan & Pendataan Persiapan, Survey Pendahuluan, Survey Lapangan, Survey Teknik • Perhitungan Demand & Trafik Demand Layanan, dan SST • Penentuan teknologi yang akan digunakan DLC, PON, AON, DLC/PON • Desain Konfigurasi Pemilihan & Penempatan node-node jaringan, Batas Layanan, dll
Survey lapangan
Survey Lapangan(1) Meliputi : • Persiapan Survey • Peta kota/wilayah daerah layanan • Semua informasi yang berupa • • • •
Rencana pengembangan/perluasan wilayah Kependudukan yang diperinci Perekonomian diperinci Informasi mengenai jaringan telepon existing
Survey Lapangan(2) •
Survey Pendahuluan Survey pendahuluan berupa pengenalan medan atau lapangan dan keadaan setempat secara garis besar, sehingga diperoleh suatu gambaran atau gagasan untuk menyusun strategi pelaksanaan. • •
Meneliti dan mencocokkan data pelanggan Mengadakan penelitian dan mencocokan data/gambar jaringan existing
Survey Lapangan(3) •
Survey Lapangan (Field-Survey) • • • •
Untuk seluruh daerah pelayanan yang direncanakan Secermat mungkin Survey demand. Untuk menentukan jumlah keseluruhan demand yang telah ditentukan untuk periode 0.5 – 15 tahun
Survey Lapangan(4) • Survey Teknik. Survey teknik dikerjakan bersama dengan survey demand – Menentukan batas-batas daerah pelayanan sentral dan rumah kabel. – Menentukan lokasi sentral, rumah kabel, dan titik pembagi/DP. – Menentukan jalannya/penyaluran kabel (cable run) dalam daerah pelayanan sentral/RK – Menentukan pengelompokan pencatuan kabel
Perhitungan Demand
Peramalan Demand Layanan Layanan Pelanggan
POTS
Pay Phone
Analog LL
Digital LL
ISDN BRA
ISDN PRA
2 Mbps LL
Nx64 kbps
CaTV
Perumahan
X
X
-
-
-
-
-
-
-
Perkantoran
X
X
X
X
X
X
X
X
-
Bisnis
X
X
X
X
X
-
X
X
-
Industri
X
X
X
X
X
-
X
X
-
Hotel
X
X
X
X
X
X
X
X
X
Pendidikan
X
X
X
-
X
X
-
-
-
Rumah sakit
X
X
X
X
X
X
-
-
X
Polisi/Militer
X
X
-
-
-
-
-
-
-
Sport Centre
X
X
X
-
X
-
-
-
-
Terminal
X
X
-
-
-
-
-
-
-
Bandara
X
X
X
-
X
-
X
X
-
Peramalan Demand Pelanggan (Demand SSL) SSL adalah saluran yang harus disediakan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Hal ini akan sangat terkait dengan kapasitas yang akan dipasang Dipilih penggunaan metode peramalan makro dan mikro
Penetapan Teknologi
Penetapan teknologi Berdasarkan pertimbangan • Kondisi Geografis Pelanggan • Klasifikasi Layanan Pelanggan • Kebutuhan Jumlah SST • Kebutuhan Jenis Service • Kemampuan Teknologi
Desain Konfigurasi
Desain Konfigurasi merupakan proses perencanaan dengan memperhatikan hasil-hasil proses perencanaan sebelumnya, kemudian dituangkan dalam sebuah gambar peta. Dari proses ini akan diperoleh hasil desain peta dan penempatan node-node jaringan.
Batas Pelayanan KP Lokasi Sentral Telepon – Sentral tunggal – Sentral jamak
Lokasi OLT dan Central Termination (CT) • Sedekat mungkin dengan sistem catu daya. • Kabel penghubung antara OLT atau CT dengan Digital Distribution Frame (DDF) diatur sependek mungkin. • Pengkondisian suhu ruangan dimana perangkat diletakkan. • Tersedianya perlengkapan pemadam kebakaran. • Persyaratan tersebut diatas berlaku pula bagi OLT atau RT yang diletakkan secara remote dalam suatu ruangan bersama-sama dengan perangkat SDH.
Lokasi Remote Termination (RT) • Pada area gedung bertingkat sebaiknya diletakkan pada ruang telekomunikasi di basement gedung. • Sedekat mungkin dengan area yang diremote agar kabel ke SU dapat sependek mungkin. • Terdapat pengadaan power supply. • Ijin peletakan RT. • Pengadaan perangkat pengkondisian ruang (AC). • Sistem sekuriti: • •
Sistem kunci. Pemadam kebakaran.
Lokasi ONU • Jumlah panjang kabel penanggal untuk menjangkau demand dalam daerah ONU relatif pendek. • Dapat mencakup jasa distributif sedapat mungkin misalnya di tengah daerah layanan untuk jangkauan yang optimal. • Pada aplikasi FTTB sebaiknya diletakkan pada ruang telekomunikasi di basement gedung maupun di tiap lantai gedung .
• Pada aplikasi FTTC sebaiknya diletakkan di persimpangan jalan tetapi tidak terlalu dekat dengan sudut jalan dan tanpa mengganggu pejalan kaki. • Dekat dengan pengadaan power supply. • Sedekat mungkin dengan titik awal percabangan rute kabel.
Lokasi Passive Splitter • Pada kawasan terkonsentrasi, sedapat mungkin untuk tiap satu OLT di satu tempat (kabinet) untuk memudahkan pengoperasian dan perawatan. • Peletakan beberapa splitter pada satu tempat atau tidak ditentukan oleh posisi pengklasifikasian pelanggan, jarak klasifikasi pelanggan, keterbatasan duct, kemudahan pengkabelan, serta kemudahan pengoperasian dan perawatan.
• Beberapa alternatif peletakkan splitter: • • • •
1 ODN untuk 1 kabinet PS. 1 OLT untuk 1 kabinet PS. n OLT untuk 1 kabinet PS. Peletakkan splitter di Sentral.
Penentuan Batas Daerah Layanan Perangkat Batas Daerah Pelayanan (boundary) Optical Distribution Network (ODN) • Batas-batas fisik, misalnya jalan raya, sungai, rel kereta, dan sebagainya. • Kapasitas ODN (maksimal 240 ). • Jumlah maksimum ODN dalam Optical Line Terminal (OLT), misalnya 4 ODN. • Jarak pasive splitter ke Optical Network Unit (ONU). • Jumlah maksimum pencabangan (maksimal 32 cabang).
Batas Daerah Pelayanan (boundary) ONU
• • • • •
Jumlah maksimum pelanggan dalam satu ONU (30 atau 60). Panjang kabel maksimum dari ONU ke pelanggan yang diijinkan (500 m untuk POTS, 250m untuk layanan distributif). Pengelompokan diusahakan masih dalam satu tipe rumah untuk memudahkan perhitungan kapasitas ONU. Pelanggan dalam satu ONU tidak boleh dipisahkan oleh batasbatas alam atau fasilitas umum misalkan; jalan raya, lapangan, dan lain-lain. Jenis servis yang diberikan ke pelanggan, misalkan ISDN PRA mempunyai jarak kabel tembaga yang lebih pendek dari servis lainnya.
Penyusunan Rancangan Rinci Perancangan Konstruksi Jarlokaf • Fibre Distribution Frame (FDF) FDF merupakan terminal kabel serat optik dari OLT ke jaringan akses. Fungsi FDF hampir sama dengan Main Distribution Frame (MDF) pada Jarlokat. Peletakan FDF idealnya berada dekat OLT agar pigtail tidak terlalu panjang.
• Tiap rak FDF terdiri dari dua bagian yaitu bagian atas dan bagian bawah. • Bagian atas terdiri dari 4 frame modul yang berfungsi sebagai interface kabel serat optik dari OLT dan 4 splice cassette yang berfungsi sebagai tempat persambungan kabel serat optik. • Bagian bawah terdiri dari 3 frame modul yang berfungsi sebagai interface ke Jarlokaf yang masing-masing frame berisi 8 modul per card, 1 frame modul untuk koppler,dan 4 splice cassette yang berfungsi sebagai tempat persambungan kabel serat optik.
•
Cable Vault (CV) atau Cable Chamber (CC) – – – – –
CV atau CC dibuat pada gedung sentral yang berada di lokasi bebas banjir atau lokasi yang permukaan airnya rendah. Letak diusahakan tepat dibawah ruang FDF dengan ketinggian minimum 3 meter dari dasar. Kedap air, penerangan yang cukup, dan sirkulasi udara yang baik. Memudahkan penempatan, pemasangan, dan penarikan kabel serat optik. Bila lokasi tersebut terletak pada daerah yang permukaan airnya tinggi, CV atau CC tidak jadi dibuat tetapi gantinya dibuat ruangan rak kabel yang berdekatan dengan FDF
•
Rak kabel – Dibuat dari konstruksi besi yang kuat untuk menambatkan kabel serat optik. – Pemasangannya pada CC atau CV sedapat mungkin segaris di bawah FDF sehingga kabel serat optik dapat ditarik lurus vertikal. – Pemasangannya pada ruangan rak kabel sedapat mungkin segaris di sebelah FDF sehingga kabel serat optik dapat ditarik lurus horizontal.
•
Pekerjaan sipil – – – –
Sistem Duct. Sistem Subduct. Manhole. Handhole.
Konfigurasi Jarlokaf Dalam perencanaan Jarlokaf perlu pengaturan rancangan jaringan • Teknis • • •
•
Syarat batas transmisi dan sinyal harus jelas. Pengelompokan unit yang teratur dan kompak. Alokasi pasangan kabel secara berurutan untuk menghindari persilangan.
Ekonomis • •
Menghemat pemakaian peralatan yang berlebihan seperti konektor, selubung kabel, dan sebagainya. Menghemat ongkos kerja tambahan yang seharusnya tidak perlu
•
Administratif • • • •
Mempermudah pelaksanaan pencatatan jaringan. Pembagian konfigurasi Jarlokaf: Jaringan primer yaitu jaringan antara OLT dan splitter. Jaringan sekunder yaitu jaringan antara splitter dan ONU.
Penentuan Kebutuhan Jumlah Serat Optik • • • • • • •
Jumlah kanal (64 Kbps) yang akan ditransmisikan melalui JARLOKAF. Jumlah kanal (64 Kbps) per sistem serat optik (per ODN) Penerapan macam modus aplikasi Penerapan jenis konfigurasi dan teknologi Perkiraan jumlah kanal (64 Kbps) per pasang serat optik Jarak perangkat (ONU/RT) terhadap sentral Asumsi jumlah serat optik per perangkat (ONU/RT)
Dalam perancangan Jarlokaf jumlah serat optik yang disediakan ditentukan sebagai berikut: • Antara CT dengan RT – 4 core dengan perincian 2 core untuk transmit dan receive serta 2 core cadangan.
•
Antara OLT dengan Passive Splitter (PS) – {2 core per ONU (IS) + 1 core per ONU (DS)} + X core – Dengan: X = • 1 core cadangan untuk aplikasi FTTC • 3 core cadangan untuk aplikasi FTTB
•
Antara PS dengan ONU – Untuk aplikasi FTTC, 4 core dengan rincian: • 2 core per ONU (IS). • 1 core per ONU (DS). • 1 core cadangan.
– Untuk aplikasi FTTB (area bisnis) : • 2 core per ONU (IS) + X core • Dengan: X = paling sedikit 2 untuk normal bisnis, atau tergantung pada jumlah demand.
– Untuk aplikasi FTTB (apartemen): • 2 core per ONU (IS) + 1 core per ONU (DS) + X core • Dengan: X = 2 core (paling sedikit) cadangan.
• Kebutuhan serat optik per-kategori – Panjang SO = ((Jumlah ODN) / (Faktor teknologi)) x (% Modus aplikasi) x (% Konfigurasi) x (Panjang SO per konfigurasi) – Jumlah ODN = (Kanal pada JARLOKAF)/(Kanal terpasang SO)
• Panjang serat optic(SO) per-konfigurasi – Panjang SO per-konfigurasi = (jarak perangkat ke sentral ) x ( SO per perangkat) x ( faktor jarak pada ring)
Power Link Budget Optical link power budget adalah untuk menentukan apakah komponen dan parameter desain yang dipilih dapat menghasilkan daya sinyal di penerima sesuai dengan tuntutan persyaratan performansi yang diinginkan. Desain link transmisi optic ditentukan oleh: – Bitrate informasi yang ditransmisikan. – Panjang link total. – BER yang diinginkan Dari bitrate dan panjang link total dapat menentukan karakteristik fiber optic, tipe sumber optic (transmitter), dan tipe detector optic (receiver) yang digunakan. Setelah ditentukan ketiga komponen tersebut kemudian dilakukan perhitungan link power budget sehingga dapat diperoleh jarak maksimum antara transmitter ke receiver.
D
S Konektor
Splicer
Splicer
Splicer
Konektor
Konektor
S
D
1:N Konektor
Splicer
Passive Splitter
Splicer
Konektor
Konektor
• Desain sistem dapat memenuhi persyaratan jika: • System Gain (Gs) lebih besar atau sama dengan loss total (Lo). • Daya terima lebih kecil dari daya saturasi yang dapat mengakibatkan distorsi di penerima
Sistem Gain (Gs) = Pt - MRP Keterangan: – Pt – MRP
= Daya sumber optik yang dikopel ke saluran = Daya terima minimum yang diperlukan
• Total loss (Lo) terdiri dari: • • • •
Lf : Redaman fiber/km (dB/km) Lc : Redaman konektor (dB) Ls : Redaman splice total (dB) Lps : Redaman passive splitter (dB)
Lo = D.Lf + Nc.Lc + Ns.Ls + Lps (dB) Keterangan: •D • Nc • Ns
= Jarak antar repeater = Jumlah Konektor = Jumlah Splice
Lo = Pt – MRP - M Sedangkan, Sehingga, D = Pt – MRP – M – Nc.Lc – Ns.Ls – Lps (km) Lf Margin (M) : selisih antara sistem Gain (Gs) dengan Total Loss (Lo) M = Gs – Lo Margin diperlukan untuk mengantisipasi adanya perubahan parameter komponen (karena usia operasi) dan terjadinya degradasi.
Rugi - rugi Komponen - komponen Saluran Optik Komponen
Rata - rata
Standart Deviasi
1:1
0,00 dB
0,00 dB
1:2
3,50 dB
0,20 dB
1:4
6,70 dB
0,42 dB
1:6
8,70 dB
0,30 dB
1:8
9,80 dB
0,55 dB
1 : 16
13,10 dB
0,67 dB
1 : 32
17,00 dB
0,90 dB
1 : 64
20,80 dB
1,20 dB
Rugi - rugi fiber
0,35 dB/km
0,02 dB
Konektor
0,40 dB
0,10 dB
Splice
0,10 dB
0,05 dB
Splitter
Komponen Optik
Rata - rata Rugi - rugi
Standar deviasi Rugi - rugi
Rugi - rugi minimum
Rugi - rugi maksimum
Splice ( dB )
0,10
0,05
0,00
0,25
Konektor(dB )
0,40
0,10
0,10
0,70
Fiber(dB/km)
0,35
0,02
0,29
0,41
Splitter (dB) 1:1 1:2 1:4 1:6 1:8 1 : 16 1 : 32 1 : 64
0,00 dB 3,50 dB 6,70 dB 8,70 dB 9,80 dB 13,10 dB 17,00 dB 20,80 dB
0,00 dB 0,20 dB 0,42 dB 0,30 dB 0,55 dB 0,67 dB 0,90 dB 1,20 dB
0,00 0,29 5,44 7,80 8,15 11,09 14,30 17,20
0,00 4,10 7,96 9,60 11,45 15,11 19,70 24,40
Rise Time Budget Pada sistem Jarlokaf, analisis Rise Time Budget dilakukan untuk menentukan batasan dispersi dari suatu link serat optik. Rise Time Budget sebagai batasan dispersi sangat berkaitan dengan laju data dari sistem komunikasi serat optik.
• Adapun parameter-parameter yang dimaksud adalah: • • • •
Rise Time Transmitter Rise Time Dispersi Material Rise Time Dispersi Modus Rise Time Receiver