PERANCANGAN JARINGAN AKSES KABEL (DTG3E3) Disusun Oleh : Hafidudin,ST.,MT. (HFD) Rohmat Tulloh, ST.,MT (RMT)
Prodi D3 Teknik Telekomunikasi Fakultas Ilmu Terapan Universitas Telkom 2015
Planning & Design Hybrid Fiber Coax Network
Planning, Design and Traffic Enggineering Dasar-dasar Perencanaan – – – –
Survey Lokasi Definisi Parameter Layanan yang diberikan
Design – – – – –
Parameter Status Penentuan Perangkat Penentuan Parameter Perhitungan jaringan yang didesain Plotting
Data planning – – – – – – –
Pengetahuan DOCSIS Parameter-parameter DOCSIS Modeling untuk Data network Traffic enggineering IP knowledge Konfigurasi DOCSIS MIB untuk maintenance
Voice Planning – – – – – –
Pengetahuan Packet Cable Parameter untuk Packet Cable Modeling untuk Voice network Definisi NCS/LCS Dasar-dasar Softswitch Traffic enggineering untuk voice over packet
Survey Apa yang dibutuhkan penduduk (calon pelanggan) dari teknologi HFC ? Kenapa penduduk di daerah tersebut butuh layanan dari jaringan HFC ? Dimana jaringan HFC tersebut akan digelar ? Kapan daerah tersebut memerlukan layanan dari jaringan HFC ? Bagaiamana Jaringan HFC direncanakan untuk suatu daerah tertentu ?
Bagaimana ?
Penentuan jangkauan dari suatu jaringan Penentuan kebutuhan Bandwidth Analisa layout geografis Pemilihan Struktur Jaringan Penentuan Standar Qualitas Sinyal Pemilihan perangkat Desain dan Bagan
Lokasi Lokasi
yang berbeda akan mempunyai konfigurasi jaringan yang berbeda pula Lokasi juga mempengaruhi penentuan penempatan beberapa perangkat dalam sistem HFC. Beberapa perangkat dimana penempatannya sangat dipengaruhi oleh lokasi, yaitu Headend, Distribution Hub, Fiber Node
Lokasi―Headend Berada
ditengah-tengah (sentrum) dari daerah yang mempunyai kepadatan demand yang tinggi dan merata dalam suatu daerah layanan headend Lokasi harus berada pada jalan besar (utama) yang jauh dari jalur rel kereta api, sungai besar, dan tempat lain yang dapat merusak sinyal ataupun merusak jaringan.
Lokasi―Distribution Hub Sedekat
mungkin dengan sistem catu daya Pengkondisian suhu ruangan dimana perangkat diletakkan Penempatan diatur sedemikian rupa agar jarak kabel penghubung antara node dengan ODF/FDF sependek mungkin Tersedianya perangkat yang dapat mengatasi bencana seperti kebakaran
Lokasi―Fiber Node Panjang kabel koaksial untuk menjangkau pelanggan yang berada dalam derah pelayanan FN relatif pendek Penempatannya sebisa mungkin ditengah-tengah daerah layanan sehingga jangkauannya optimum. Aman dari gangguan Untuk penempatan pada gedung bertingakat/apartemen, FN dapat diletakkan di basement (di ruang perangkat telekomunikasi) maupun ditiap-tiap lantai gedung dengan mempertimbangkan kemudahan dalam penyediaan power supply, instalasi, operasional dan maintanance.
Parameter-Parameter
Decibel (dB) Gain Loss dan/atau Redaman Noise dan Distorsi Tilt Resistansi Loop Bit Error Rate (BER)
Karakteristik RF dari sinyal televisi Carrier to Noise Ratio (CNR) Composite Second Order (CSO) Composite Triple Beat (CTB) Cross-Modulation (XMOD) Hum Modulation
Decibel (dB) Decibel menunjukkan pernyataan logaritma dari perbandingan antara dua level daya.
Pout dB 10log Pin
dBm ,dBmV dBm
didefinisikan sebagai decibel relatif terhadap 1 mW
mW dBm 10log 1mW
dBmV
didefinisikan sebagai decibel relatif terhadap 1 mV.
mV dBmV 20log 1mV
0
dBmV = 1 milliVolt melalui 75 Ohm (CATV)
Aturan 3 dB 0.5
10 log[2/1] = 3.01 dB 10 log[1/2] = -3.01 dB
1 0.5 10 log [(0.5)/1] = -3.01 dB
Aplikasi dB Input +12 dBmV
Output +34 dBmV Loss -22 dB Gain +22 dB
Input +12 dBmV
Output +34 dBmV
Gain +22 dB
Output = Input + Gain1 – Loss + Gain2 Output = 12 dBmV + 22 dB – 22 dB + 22 dB Output = 34 dBmV
Gain Gain = Output/Input Gain(dB) = Output(dB)-Input(dB) x.a a
Sinyal output
Sinyal input Amplifier Gain = x
Redaman Redaman atau pelemahan sinyal merupakan besaran yang merepresentasikan penurunan level dari suatu sinyal jika melalui komponen atau perangkat tertentu, misalnya kabel koaksial. Redaman juga biasanya diberikan dalam satuan dB.
a
Coaxial Cable a/x Redaman/Attenuation = 1/x
Loss atau rugi-rugi Loss atau rugi-rugi akan mengakibatkan penurunan level sinyal Jenis-jenis loss antara lain seperti :
insertion loss ( rugi-rugi karena penyisipan ) return loss (rugi-rugi akibat ketidak-matching-an) tap loss (rugi-rugi pada port keluaran tap) dan sebagainya.
Noise dan Distorsi Noise atau derau merupakan suatu sinyal yang tidak diinginkan dalam kanal transmisi. Distorsi adalah perubahan yang tidak diinginkan yang terjadi pada sinyal
NOISE
DISTORSI
Tilt Coaxial Cable
Tilt
Tilt merupakan perbedaan level sinyal antara frekuensi yang paling rendah dan yang paling tinggi.
Resistansi Loop Resistansi merupakan oposisi terhadap aliran arus elektrik Coaxial Cable
Ohm meter Loop Resistance
Bit Error Rate (BER)
Jumlah bit salah BER= Jumlah seluruh bit
Karakteristik RF dari sinyal televisi Standard
Dapat digunakan dengan Sistem berikut ini
B
PAL, SECAM
D
SECAM
G
PAL, SECAM
H
PAL, SECAM
I
PAL
K
SECAM
K1
SECAM
L
SECAM
M
NTSC, PAL
N
PAL
Standar yang sering dipakai dalam referensi mengenai HFC adalah standar M (NTSC) Indonesia menggunakan standar B,G
Karakteristik RF dari sinyal televisi
Spektrum frekuensi standar M,N dan B,G.
NOISE
Noise yang dominant terjadi pada jaringan HFC – Thermal noise – Interferensi RF eksternal (Ingress noise) – Impulse noise
CNR (Carrier to Noise Ratio) merupakan rasio antara level carrier dan level daya noise
Ketika level noise mendekati level sinyal pembawa, CNR menjadi berkurang dan mengakibatkan kualitas penerimaan menjadi lebih buruk sehingga gambar televisi mula-mula tampak berbintik-bintik, seperti “salju”, dan pada beberapa titik menjadi tidak jelas terlihat.
Carrier to Noise Ratio (CNR)
Amplifier #2
Amplifier #1
Carrier Power
Noise Power
CNR = 57 dB
Noise Power
CNR = 60 dB
Carrier Power
Carrier to Noise Ratio (CNR)
DISTORSI
Composite Second Order (CSO) Composite Triple Beat (CTB) Cross-Modulation (XMOD) Hum Modulation
Composite Second Order (CSO)
Bentuk harmonisa dan interaksi sinyal input yang dihasilkan dari : – – – –
2f1 f1+f2 f1-f2 f1 dan f2 adalah frekuensi sinyal input
CSO biasa terjadi pada 0,75 MHz atau 1,25 MHz di atas dan di bawah carier video Composite Second Order berpengaruh pada gambar dengan menyebabkan terjadinya garis-garis diagonal pada gambar. Hal ini terjadi karena produk-produk beat jatuh dalam daerah sinyal pembawa video termodulasi.
Composite Second Order (CSO)
2F1
F2-F1
139,25 MHz
F2+F1
278.5 MHz
55,25 MHz
194.5 M Hz
139,25 MHz
60 dB
110.5 MHz 84.0 M Hz
55,25 MHz
2F2
Composite Triple Beat (CTB) Produk dari
komponen dengan kombinasi frekuensi (“beat”): – f1±f2±f3 – 2f1±f2 – 3f
CTB
didapatkan dari perbandingan level carrier dengan level produk beat Composite Triple Beat mempengaruhi gambar dengan menyebabkan munculnya garis-garis berlekuk yang tampak pada gambar.
Composite Triple Beat (CTB)
60 dB
181.25 MHz
187.25 MHz
193.25 MHz 181.25 MHz
187.25 MHz
193.25 MHz
Cross-Modulation (XMOD) Cross Modulation (XMOD) berarti sebuah kanal yang diinginkan termodulasi oleh kanal lain, yaitu beberapa band sisi (sideband) modulasi pada kanal yang diinginkan merupakan milik kanal yang lain Cross Modulation yang berlebihan akan menunjukkan dirinya sebagai sinyal-sinyal palsu, seperti perpindahan maupun penumpukkan modulasi (informasi) dari satu pembawa terhadap pembawa yang lain. Efeknya adalah garis-garis tebal yang bergoyang (jittery bar) pada gambar yang dibangkitkan oleh pulsa-pulsa sinkronisasi dari kanal lain yang menumpuk pada kanal yang diterima.
Cross-Modulation (XMOD)
Hum Modulation Hum merupakan modulasi amplitudo dari pembawa (carrier) oleh suatu sinyal yang frekuensinya biasanya merupakan harmonik dari frekuensi saluran daya listrik Kehadiran hum yang berlebihan akan ditunjukkan dengan garisgaris tebal atau tipis yang bergerak secara vertikal terhadap gambar televisi.
Hum modulation (dB) = 20log(M 100) M adalah kedalaman modulasi yang dinyatakan dalam persen
Hum Modulation
LAYANAN HFC
Layanan TV Analog Broadcast Layanan TV Digital Broadcast Layanan Interaktif – Data (internet berkecepatan tinggi) – Telephony – Video On Demand
LAYANAN HFC Bandwidth yang tersedia Reverse 5 - 65 MHz Telephony and Data
FM Radio 85 - 108 MHz
FAA Restricted Some Data/Digital Music/Forward Telephony 108 - 120 MHz
Analog Video Mid Band 120 - 174 MHz
Analog Video High Band 174 to 230 MHz
Analog Video Hyper Band 470 – 550 MHz (Forward Telephony and/or Digital Music) Interactive Services/Digital Video 550 – 870 MHZ
Analog Video Superband 230 to 470 MHz
Planning, Design and Traffic Enggineering •
Dasar-dasar Perencanaan – – – –
•
Survey Lokasi Definisi Parameter Layanan yang diberikan
Design – – – – –
Parameter Status Penentuan Perangkat Penentuan Parameter Perhitungan jaringan yang didesain Plotting
• Perencanaan Layanan Data – – – – – – –
Dasar-dasar DOCSIS Parameter-parameter DOCSIS Modeling untuk Data network Traffic enggineering IP knowledge Konfiguirasi DOCSIS MIB untuk maintenance
• Perencanaan Layanan Suara/Voice – – – – – –
Dasar-dasar Packet Cable Parameter untuk Packet Cable Modeling untuk Voice network Definisi NCS/LCS Dasar-dasar Softswitch Traffic enggineering untuk voice over packet
Parameter Status • •
Performansi Link Optik Performansi Jaringan Koaksial
Performansi Link Optik
Laser Noise EDFA Noise Receiver Noise Noise Total Optical Modulation Index
Laser Noise Relatif Intensity Noise (RIN) yang dihasilkan oleh emisi spontan dari foton, yang menghasilkan cahaya yang tidak koheren 2
CNRRIN
m 2 B( RIN )
m= single channel modulation index B= Noise measurement bandwidth (4 (NTSC), 4,75 (PAL B,G))
EDFA Noise Noise pada amplifier optik ini dihasilkan juga karena emisi spontan dari foton, dikenal sebagai Amplified Spontaneous Emission (ASE)
CNREDFA
SNRIN .m2 2.B.F
SNRIN = SNR input amplifier F = faktor noise amplifier B = Noise measurement bandwidth (4 (NTSC), 4,75 (PAL B,G))
Receiver Noise • Langkah 1 : Menentukan responsivitas receiver
.q. h.c
η= efisiensi kuantum dari detector, q = muatan elektron dalam coulombs, λ= panjang gelombang dalam meters, h = konstanta Planck (6.63 x 10-34 J.s), dan c = kecepatan cahaya (3 x 108 m.s-1)
• Langkah 2 : penentuan Shot Noise receiver
m ..PIN 4.q.B 2
CNRSHOT
ρ= responsivitas
Receiver Noise • Langkah 3 : Menentukan Noise Thermal Receiver
CNRtherm
m. .PIN
2
2 n
2.i .B
in2= thermal noise equivalent current dari amplifier
Noise Total CNR total dari suatu link optik =
CNRtotal
CNRshot CNRtherm CNREDFA CNR10RIN 10 10 10 10log 10 10 10 10
Optical Modulation Index Optical Modulation Index (OMI) merupakan pengukuran dari derajat modulasi dari carrier optik oleh sinyal RF
OMI
I rf , peak I MOD
Irf,peak = peak RF modulating current IMOD = average modulating current
Performansi Jaringan Koaksial
CNR CSO CTB XMOD Hum Modulation
Performansi Jaringan Koaksial Mengubah Noise Figure menjadi CNR
CNR 65.2 10 log( f ) Li NF Δƒ = lebar pita pengukuran (MHz) Li = level masukan penguat (dBmV) Sistem
I
B,G
K1,L
M,N
Lebar Pita Video* (MHz)
6.75
5.75
7.25
4.95
Lebar Pita Pengukuran Noise (MHz) 5.08
4.75
5.58
4.00
*termasuk lower sideband
Performansi Jaringan Koaksial Amplifier tunggal―Effect perubahan Level Output
CNRbaru CNRref ( Lbaru Lref )
CTBbaru CTBref 2( Lbaru Lref )
CSObaru CSOref ( Lbaru Lref ) XMODbaru XMODref 2( Lbaru Lref )
Performansi Jaringan Koaksial Amplifier tunggal―Effect Efek perubahan tilt
CNRbaru CNRref (Tbaru Tref ) CTBbaru CTBref 0,8(Tbaru Tref ) CSObaru CSOref 0,33(Tbaru Tref ) XMODbaru XMODref 0,5(Tbaru Tref )
Performansi Jaringan Koaksial Amplifier dan level operasi yang identik
CSOkaskade CSOsingle 10log( N )
CNRkaskade CNRsingle 10log N CTBcascade CTBamp 20 log( N ) XMODcascade XMODamp 20 log( N ) HMODcascade HMODamp 20 log( N )
Performansi Jaringan Koaksial Amplifier atau level operasi yang tidak sama CNR1 CNR 2 CNR ( n ) CNR 10 log 10 10 10 10 ........... 10 10 CSO1 CSO 2 CSO ( n ) CSO 10 log 10 10 10 10 ........... 10 10 CTB1 CTB 2 CTB ( n ) CTB 20 log 10 20 10 20 ........... 10 20 XMOD1 XMOD 2 XMOD ( n ) XMOD 20 log 10 20 10 20 ........... 10 20 HMOD1 HMOD 2 HMOD ( n ) HMOD 20 log 10 20 10 20 ........... 10 20
Perhitungan pada jaringan HFC Jaringan Optik Jaringan Koaksial
Jaringan Optik • Power link Budget » Secara sederhana power link budget ini bertujuan untuk menentukan daya yang sampai di penerima.
Pr(dBm) Pt(dBm) + Gain(dB) loss (dB) - M
• Rise Time Budget (Sistem Digital) » Pada dasarnya tujuan Rise time budget adalah untuk mengetahui adanya degradasi sinyal yang dikirim yang pada akhirnya akan berhubungan dengan bit rate transmisi dan jarak yang diijinkan
t ys t t t 2 S
2 R
2 mat
t
2 modal
Jaringan Optik Power link Budget Analisa Performansi
Standardisasi performansi Federal Communication Commission (FCC) dan EIA Parameter
Standar
Nilai Parameter yang Diharapkan
Carrier to Noise Ratio
FCC part 76
≥ 43 dB pada lebar pita noise
Composite Triple Beat
FCC part 76
≤ -51 dBc
Composite Second Order
FCC part 76
≤ -51 dBc
Cross Modulation Level
FCC part 76
≤ -40 dBc
Hum Modulation
FCC part 76
≤ -26 dBc
Level minimum sinyal video
FCC part 76
≥ 0 dBmV pada input perangkat pelanggan
Level maksimum sinyal video
EIA-23
+15 dBmv pada input perangkat pelanggan
Input Cable Modem
DOCSIS
-15 sampai 15 dBmV
Input CMTS
DOCSIS
160 kSps : -16 sampai +14 dBmV 320 kSps : -13 sampai +17 dBmV 640 kSps : -10 sampai +20 dBmV 1280 kSps : -7 sampai +23 dBmV 2560 kSps : -4 sampai +26 dBmV
Output CMTS
DOCSIS
50 sampai 61 dBmV
Output Cable Modem
DOCSIS
QPSK : 8 sampai 58 dBmV 16 QAM : 8 sampai 55 dBmV
Standardisasi performansi Scientific Atlanta Institute (SAI). Parameter
Standar FCC
Standar Perancangan (SAI) 48 dB
CNR
≥ 43 dB pada lebar pita noise
CTB
≤ -51 dBc
53 dBc
CSO
≤ -51 dBc
53 dBc
Cross Mod
≤ -40 dBc
45 dBc
Hum Mod
≤ -26 dBc
30 dBc
TAHAP-TAHAP PERENCANAAN JARINGAN HFC
• • • •
Penentuan Network Scope Penentuan kebutuhan bandwidth Penentuan Struktur jaringan Penentuan standar kualitas sinyal
MENENTUKAN KEBUTUHAN BANDWIDTH • Bandwidth = “kapasitas” • Ditentukan oleh Layanan yang ditawarkan – Analog Video – Digital Video – Telephony – Interactive Services
LAYANAN ? • • • •
ANALOG VIDEO DIGITAL VIDEO TELEPHONY INTERACTIVE SERVICES
PILIHAN LEBAR PITA FORWARD • • • • •
JARINGAN 216, 270, 300, 330, 400, 450 MHz JARINGAN 550 MHz JARINGAN 750 MHz JARINGAN 870 MHZ JARINGAN 1000 MHz
BANDWIDTH TERSEDIA • 870 – 85 = 785 MHz true bandwidth – Pita radio FM : 85 – 108 = 23 MHz – Frekuensi yang dilarang : 108 – 120 = 12 MHz
• 785 MHz – 23 MHz – 12 MHz = 750 MHz
VIDEO ANALOG • 25 kanal TV analog dengan lebar pita tiap kanal adalah 7 MHz untuk jangkauan frekuensi 120 – 300 MHz • 31 kanal TV analog dengan lebar pita tiap kanal adalah 8 MHz untuk jangkauan frekuensi 300 – 550 MHz • (25 x 7) + (31 x 8) = 423 MHz • 706 MHz – 423 MHz = 283 MHz
Penentuan Struktur jaringan Ukuran jaringan Layanan yang ditawarkan Ukuran daerah layanan (service area)
Penentuan Signal Quality Standar • • • • • •
Carrier-to-Noise (CNR) Composite Second Order (CSO) Composite Triple Beat (CTB) Cross-Modulation (XMOD) Modulasi Hum (HMOD) FCC menetapkan tidak kurang dari 0 dBmV di terminal pelanggan.
Menentukan Parameter Operasi Hasil Rancangan
Menentuan Tap level Performansi Jaringan (Menghitung nilai-nilai akhir saluran (EOL) ) Express feeder design Reverse design Network powering Plot
Penentuan Tap level
Menetapkan level di customer premises―FCC menetapkan level 0 dBmV Jumlah TV Loss splitter 2-way Memilih tipe dan panjang kabel untuk digunakan pada customer premises Memilih kabel drop
Penentuan level di Tap
Frekuensi (MHz)
120
453
823
Level Terminal/HCT (dBmV)
3.00
3.00
3.00
Jumlah Terminal – Splitter (dB)
4.30
4.50
5.50
Rugi-rugi Kabel dlm Rumah (dB)
1.09
2.06
2.83
Rugi-rugi Kabel Drop (dB)
2.13
3.98
5.52
Level Tap yang Dibutuhkan (dBmV)
10.52 13.54 16.84
Performansi Jaringan Headend
Hub
Optical Node
CNR = 55 dB CTB = 70 dB
CNR = 50 dB CTB = 65 dB
Express Cascade
Target peformance EOL jaringan CNR = 48 dBc CTB = 53 dBc
CNR = 57 dB CTB = 70 dB
Tap Amplifier CNR = 69 dB CTB = 64 dB
Performansi Jaringan • CNR gabungan (CNREOL) CNREOL
50 57 69 1055 10 10 10 10log 10 10 10 10 48.2dB
• CTB gabungan (CTBEOL) CTBEOL
65 70 64 2070 20 20 20 20log 10 10 10 10 54.8dBc
Performansi Jaringan • CNR dan CTB pada Express Amplifier
CNRamplifier 57 10log(3) CNRamplifier 61.8dB CTBamplifier 70 20log(3) CTBamplifier 79.5dBc
Performansi Jaringan • CNR dan input amplifier Linput CNRAmplifier N t N f Linput 61.8 (59.21) 9.4 Linput 61.8 59.21 9.4 Linput 11.99dBmV 12dBmV
Performansi Jaringan • CTB dan amplifier output
Ooper
CTBamplifier CTBspec Oref 2
Express feeder design • tidak terdapat tap dalam bagian jaringan • memudahkan upgrading dari sistem • Misalnya dalam suatu jaringan express koaksial terdapat nilai parameter CNR, CSO, CTB, XMOD, Hum Moulation maka dengan mengasumsikan amplifier identik jumlah maksimal amplifier yang diijinkan dapat dicari dengan rumus performansi kaskade.
Express feeder design Contoh tabel hasil perhitungan desain express feeder No
Parameter Performansi
Target Nilai N (dB) Nilai N (dibulatkan ke bawah)
1 CNR
48
3.86
3
2 CSO
53
76.84
76
3 CTB
53
7.95
7
4 XMOD (Cross Modulation)
53
3.11
3
5 HMOD (Hum Modulation)
53
5.08
5
Reverse design • rancangan harus dicek kembali dalam arah reverse untuk memastikan bahwa rancangan tersebut juga bekerja dalam arah tersebut. • dalam arah reverse, perangkat pada tiap rumah pelanggan harus mampu berkomunikasi secara mandiri dengan perangkat penerima karena tiap rumah pelanggan berada pada jarak yang berbeda dari penguat
Reverse design Pj. Kabel (m)
65 MHz
Sinyal Pembawa Reverse Rugi Splitter
Satuan
50.0
dBmV
4.2
dB
Redaman Kabel RG-6
15
0.7
dB
Redaman Kabel RG-11
45
1.3
dB
261
2.6
dB
Tap 4 dB 2-Port
4.0
dB
Tap 11 dB 4-Port
3.0
dB
Rugi In-line Equalizer
1.0
dB
Redaman Kabel Total 0.750
Pj. Kabel (m)
65 MHz
Satuan
Tap 17 dB 4-Port
1.4
dB
Tap 26 dB 4-Port
0.9
dB
Tap 29 dB 2-Port
0.5
dB
Rugi-rugi Total
20.6
dB
Masukan Penguat Reverse
29.4
dBmV
Network powering • Perancangan pencatuan arus bolak-balik (AC) dilakukan secara terpisah dari perancangan RF • Tujuan dari perancangan ini adalah untuk memanfaatkan kemampuan penuh dari catu daya (arus) tanpa kekurangan atau kehabisan tegangan • Sistem TV kabel tradisional biasanya dicatu oleh catu daya 60 VAC, baik konvensional maupun stand-by • menggunakan hukum Ohm untuk menghitung tegangan jatuh yaitu dengan menggunakan persamaan Evoltage=Icurrent*Rresistance, Rresistance merupakan resistansi loop dari kabel.
Network powering Contoh sederhana, misalkan catu daya mempunyai tegangan 60 V dan arus keluaran sebesar 6.3 A. resistansi loop dari kabel koaksial sebelum amplifier sebesar 0.513 ohm. Maka voltage drop dapat dicari drop tegangan sebesar 6.3*0.513= 3.2 Volt. Maka sisa tegangan untuk amplifier berikutnya adalah 60-3.2 = 56.8 V. misalkan satu amplifier mengkonsumsi arus sebesar 0,9 mA maka arus yang bisa ditansmisikan ke amplifier selanjutnya sebesat 6.3-0.9=5.4 mA.
Plotting on design tools Design and Draft
Pada Strand map akan ditunjukkan keadaan lokasi, panjang kabel yang digunakan, dan jumlah rumah yang diperlukan untuk melengkapi design yang dimaksud
Tree House
Tree
House
Tree
House
House
House
House
Map Symbology Signal Splitting Devices
Common Pole Symbols
Headend
Hub
3-way Balanced
2-way
3-way unbalanced
Directional Coupler
Tap
Amplifier
Power Supply 2-Port
4-Port
8-Port
Fiber Optic Related Symbol
Coaxial Cable Symbols Optical Tansmitter
Optical Node
.412
Fiber Optic Splice
.500 .625 .750 2-way
3-way
4-way
.875
DOCSIS Overview DOCSIS (Data Over Cable Service Interface Specification) adalah standar yang digunakan untuk interface cable modem dan Cable modem Termination System pada sistem kabel. DOCSIS dikembangkan dari proyek MCNS (Multimedia Cable Network System) yang merupakan milik konsorsium. . DOCSIS distandarisasi oleh ANSI dengan bantuan dari SCTE. Standar DOCSIS pada tahun 1997 dengan mengacu pada system TV yang berlaku di Amerika. Sehingga DOCSIS lebih dikenal sebagai standar Amerika. Dalam perkembangannya MCSN telah mengeluarkan beberapa rekomendasi diantaranya DOCSIS 1.0, DOCSIS 1.1, dan yang paling mutakhir adalah DOCSIS 2.0
DOCSIS 1.0 MSCN membuat suatu standar yang dikenal dengan DOCSIS 1.0 pada komunitas pabrik tahun 1997 Awal tahun 1998 Cablelabs mulai membentuk program sertifikasi untuk peralatan DOCSIS untuk memastikan produk cable modem dari pabrik yang berbeda dapat sesuai. Pada awal Maret 1998, International Telecommunication Union (ITU) menerima DOCSIS sebagai standar cable modem. DOCSIS 1.0 merupakan spesifikasi pertama yang dikeluarkan Cablelabs untuk cable modem dan telah diperbaharui menjadi DOCSIS 1.1.
DOCSIS 1.1 DOCSIS 1.1 dibangun di atas 1.0, tetapi termasuk juga fitur-fitur di bawah ini : • QoS (Quality of Service) • Dynamic Services • Concatenation • Fragmentation • Payload Header Supression • IP Multicast • CM Authentication • SNMPv3 • View-based access control and management (VACM) • CM Account Management • Fault Management • Secure Software
DOCSIS 2.0 DOCSIS 2.0 dibangun di atas DOCSIS 1.1, dan menyediakan semua fitur dan fungsi yang disediakan DOCSIS 1.1. Dalam penambahannya, menyediakan peningkatan seperti di bawah : Kapasitas upstream yang diperbaiki dengan lebih baik Kapasitas kanal upstream maksimum 30.72 Mbps Lebar kanal maksimum upstream 6.4 MHz Operasi Synchronous-CDMA Meningkatkan ketahanan terhadap noise upstream dan pengrusakan kanal Reed-Solomon error correction yang diperbaiki Modulasi Kode Trellis Channel utilization statistics
EURODOCSIS EURODOCSIS (EURO Data Over Cable Service Interface Specification) merupakan standar yang hampir sama dengan standar DOCSIS. EURODOCSIS adalah standar DOCSIS yang dikeluarkan oleh konsorsium Eropa untuk menyesuaikan dengan system TV yang berlaku di Eropa. Sehingga EURODOCSIS lebih dikenal sebagai standar Eropa.
Komponen DOCSIS • Cable System―Cable System ini merupakan jaringan HFC ataupun jaringan koaksial saja yang menghubungkan antara CMTS (biasanya di Headend) dan Cable Modem di pelanggan. • Cable Modem Termination System (CMTS)―CMTS merupakan perangkat yang memodulasi sinyal dari jaringan data untuk ditransmisikan ke cable modem dan mendemodulasi sinyal respon dari cable modem • Cable Modem (CM)―CM terdapat di customer premise equipment, yang akan memodulasi dan mendemodulasi sinyal ked an dari CMTS
Komponen DOCSIS • “Back Office” Service―Beberapa layanan yang termasuk “Back Office” service adalah sebagai berikut : – DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol) Server • RFC2131―memberikan penentuan IP address secara dinamis untuk modem dan PC • Mengijinkan re-use dalam penentuan IP address
– TOD (Time of Day) Server • RFC 868―memberikan timestamp untuk kejadian yang tercatat (logged event)
– TFTP (Trivial File Transfer Protocol) Server • RFC 1350―memeberikan file konfigurasi modem • Bin file dibuat dengan Configuration File Editor
Pengetahuan IP • Domain Name Server (DNS) adalah suatu set protokol dan service yang memungkinkan user dari suatu jaringan untuk menggunakan nama suatu network resources yang lebih user friendly dan tersusun secara hirarkis dan pada penggunaan IP addres yang sulit diingat • Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP) merupakan suatu protokol yang berfungsi untuk pemberian IP address secara otomatis, sehingga administrator tidak perlu repot-repot memberikan IP address satu per satu ke semua client yang ada • Subnetting adalah teknik atau metode yang digunakan untuk memcah ID yang dimiliki oleh suatu IP menjadi beberapa subnetwork ID lain dengan jumlah anggota jaringan yang lebih kecil • Routing merupakan suatu proses mencari jalan bagi pmbentukan hubungan dua jaringan yang terpisah.
Perbandingan DOCSIS dan EURODOCSIS No Parameter
DOCSIS
EURODOCSIS
1
Negara pembuat
Amerika
Eropa
2
Lebar bandwidth
6 MHz
8 MHz
3
System tv
NTSC
PAL/SECAM
4
Frekuensi downstream
50 MHz - 860 MHz 47 MHz - 862 MHz
5
Frekuensi upstream 5 MHz - 42 MHz
5 MHz - 65 MHz
Parameter DOCSIS • Level transmisi Level daya dari CMTS pada arah downstream dengan lebar kanal 6 MHz direkomendasikan pada batasan nilai -10 dBc sampai -6 dBc relative terhadap level carier video analog. • Performansi layanan data end to end Performansi layanan data end-to-end ditunjukkan oleh besaran Quality of Service (QoS).
Parameter DOCSIS Quality of Service (QoS).
• • •
Troughput Delay―Delay akses, Round trip delay Bit Error Rate (BER)
Parameter DOCSIS •
Modulasi Downstream dan Upstream Downstream Modulation (from CMTS to CM) uses 88 to 860 MHz range – –
64 or 256 QAM Bandwidth of 6MHz
Upstream Modulation (from CM to CMTS) in 5 to 42 MHz range – –
QPSK or 16 QAM Bandwidths • • •
200KHz 400KHz 800KHz
• •
1.6MHz 3.2MHz
Konfigurasi DOCSIS • • • • • • •
Konfigurasi untuk arah transmisi downstream Konfigurasi untuk arah upstream Konfigurasi Ranging dan auto adjustment Konfigurasi DHCP dari CMTS Konfigurasi File untuk melakukan boot Konfigurasi TIME of DAY (ToD) SERVER Registrasi CMTS
Rekayasa Trafik • • • •
•
Trafik dalam telekomunikasi diartikan sebagai lamanya pemakaian saluran yang diduduki dan diukur dengan satuan waktu Pengertian satu erlang adalah lamanya pendudukan suatu sirkit selama satu jam terus menerus intensitas trafik (A) yang didefinisikan sebagai jumlah total waktu pendudukan suatu selang waktu pengamatan tertentu (persatuan waktu) Grade of Service adalah gambaran yang menyatakan probabilitas bahwa suatu panggilan akan hilang karena kongesti switching atau transmisi. Menentukan bandwidth upstream dan downstream dengan mengacu pada spesifikasi teknik salah satu perangkat yang memberikan layanan telepon pada jaringan HFC
Rekayasa Trafik Tabel Erlang B Rumus Erlang B B
A N / N! N
A
i
/ i!
i 1
B : peluang blocking (dalam %) A : total trafik (dalam erlang) N : jumlah kanal yang dibutuhkan
Rekayasa Trafik • Besar boundary area FN • Tingkat penetrasi untuk layanan data • Berapa besar trafik dan Quality of Service untuk layanan data
Rekayasa Trafik BW Upstream
D x BRup = Roundup x 0,6 MHz 768 Kbps
D x BRdown BWDownstream = Roundup x 6 MHz 30000 Kbps
PACKETCABLE • Standar mekanisme pengiriman data melalui jaringan paket dengan teknologi transmisi yang melayani komunikasi data yang dipaketkan ke pelanggan melalui jaringan teknologi transmisi data Hybrid Fiber Coax (HFC) • Arsitektur PacketCable digunakankan untuk mendukung fungsi jaringan end to end – – – – – –
signaling Media transport level variabel quality-of-service (QoS) Security Provisioning Billing Network Management
ARSITEKTUR JARINGAN PACKETCABLE
Komponen Jaringan PacketCable • • • •
• • • •
Multimedia Terminal Adapter (MTA) Cable Modem (CM) Jaringan akses HFC Cable Modem Termination System (CMTS) Call Management Server (CMS) PSTN Gateway OSS Back office component TGS
• Domain Host Configuration Protocol Server (DHCP) • Domain Name System Server (DNS) • TFTP or HTTP • SYSLOG Server • Record Keeping Server • Announcemet Server • Announcement Controller • Announcement player
Standarisasi PacketCable • • •
DOCSIS 1.0 DOCSIS 1.1 DOCSIS 2.0
Tipe-tipe PacketCable •
• • • •
PacketCable 1.0: terhubung antara jaringan kabel dan PSTN dengan carrier class reliability; Single stage dialing, PSTN ekuivalen kualitas suara, Layanan operator dan emergency, CLASS features. PacketCable 1.1: Untuk melayani line primer PacketCable 1.2: Untuk melayani jaringan IP end to end ke kabel operator untuk mengganti trafik VOIP secara langsung. PacketCable 1.3: Standalone client device (MTAs) PacketCable multimedia: Untuk mendukung layanan multimedia.
Parameter-Parameter Transmisi Downstream Parameter
Nilai
Range frekuensi
Range frekuensi arah downstream normalnya beroperasi dari 50 MHz sampai dengan 860 MHz, tetapi harga-harga dalam tabel ini hanya berlaku pada frekuensi >= 88 MHz
Spasi channel RF (bandwidth)
6 MHz
Delay transit dari headend sampai pelanggan tejauh
<= 0.800 ms (biasanya jauh lebih kecil dari harga tersebut)
Rasio carrier terhadap noise dalam pita 6 MHz
tidak kurang dari 35 dB
Rasio carrier terhadap distorsi composite triple beat
tidak kurang dari 41 dB
Rasio carrier terhadap distorsi composite second order
tidak kurang dari 41 dB
Rasio carrier terhadap cross modulation
tidak kurang dari 41 dB
Rasio carrier terhadap interferensi diskrit lainnya
tidak kurang dari 41 dB
Riple amplitude
3 dB di dalam bandwidth yang di desain
Group delay riple dalam spectrum yang ditempati oleh CMTS
75 ns di dalam bandwidth yang didesain
Micro reflection bond untuk echo yang Dominant
-20 dBc <=1,5µs, -30 dBc @>1,5 µs, -10 dBc @<= 0,5 µs, -15dBc @<=1µs
Carrier hum modulation
tidak lebih besar dari -26 dBc (5%)
Penyebaran noise
tidak lebih lama dari 25 µs, pada rata-rata 10 Hz
Parameter-Parameter Transmisi Upstream Parameter Range frekuensi
Nilai 5 sampai dengan 42 MHz
Delay transit dari CM terjauh sampai CM terdekat atau sampai <= 0.800 ms (biasanya sangat kurang dari harga tersebut) CMTS Rasio carrier terhadap interferensi ditambah masu kan lainnya tidak kurang dari 25 dB (noise, distorsi, common-path- distortion dan crossmodulation dan sinyal -sinyal diskrit, noise impulse) Carrier hum modulation
tidak lebih dari -23 dBc (7%)
Penyebaran noise
tidak lebih lama dari 10µs pada rata-rata 1 KHz untuk banyak kasus
Riple amplitude 5-42 MHz
0,5 dB/MHz
Riple group delay 5-42 MHz
200 ns/MHz
Micro reflection single echo
10 dBc @<= 0,4 µs 20 dBc <= 1,0 µs 30 dBc @> 1,0 µs
Variasi rugi-rugi seasonal dan diurnal reverse
tidak lebih dari 14 dB minimum sampai maksimum
QoS pada Packet Cable • • •
Bandwidth Delay Jitter
Definisi NCS atau LCS •
Network-based Call Signalling (NCS) Framework PacketCable Network-Based Call Signalling (NCS) protocol (Pkt-C1) adalah jenis yang ditawarkan IETF dari MGCP call signalling protocol. Arsitektur NCS ini menempatkan implementasi call state dan implementasi feature kedalam sebuah komponen yang terpusat pada Call Management Server (CMS), menempatkan perangkat kontrol intelejen ke dalam MTA lalu melewatkan perangkat even ke CMS, dan merespon perintah dari CMS.
SOFTswitch basic knowledge • Softswitch merupakan istilah generik untuk pendekatan baru teknologi switching, menyangkut didalamnya istilah call control, call processing. Secara sederhana softswitch merupakan pendekatan teknologi switching yang memberikan batasan yang jelas antara software dan hardware yang terlibat. Dalam hal ini software yang terlibat independent terhadap hardware yang digunakan. • Softswitch memberikan fungsi-fungsi berikut ini – Mengijinkan suara dan data dibawa pada satu jaringan – Memisahkan Networking Software dengan Networking Hardware – Mendukung arsitektur terdistribusi
THE MOST HFC NETWORK ARCHITECTURE
Food Mart
Master Headend
Distribution Hub
1310 nm
Amplifier Fiber Node Amplifier
THE MOST HFC DEVICES ARCHITECTURE
Combiner
Modulator
Splitter set top
CM TA LK / D TA A TALK
O/E E/O
RSCS TRRDT DCD
Fiber Node PC
O/E/O O/E/O
Hub
E/O data netw ork O/E
Cable Modem Termination System (CMTS)
Headend configuration CIU
CATV Headend (Receiver)
Modulator
Tap Amplifier
Televisi
Modulator Modulator
Media Gateway
NETWORK SEGMENTATION
Segment 1
Segment 2
Distribution Hub
Segment 3
Fiber Node
Segment 4
OPTICAL TRUNK NETWORK
Headend
Hub
Trunk network is a optic fibre network functioning to connect Trunk Feeder Centre (location of peripheral TV Broadcast Headend placed) with Distribution Centre (location of peripheral Cable Data Headend)
λ
= 1550 nm
OPTICAL ACCESS NETWORK
Hub
λ
Fiber Node
= 1310 nm
Analog RF output to Coaxial Plant Point-to-Point / Point-to-Multipoint with Splitter
COAXIAL NETWORK Tree and Branch Topology Trunk Line
Amplifier
Fiber Node
Power Supply
Feeders
SET EQUIPMENT WHICH IS USED in COAXIAL NETWORK Coaxial Cable
Amplifier
SET EQUIPMENT WHICH IS USED in COAXIAL NETWORK Pasif Equipment Splitter Directional Coupler
Tap
SUBCRIBER DROP SEGMENT
Splitter Tap
STB
Televisi
CM Data Comm. dan Multimedia
Set Top Box Cable Modem
HFC Network Planning Map of Network Eksisting
Demand Per Fiber Node
Spec Technic HFC
Fundamental Technical Plan
Master Plan City
Early Survey
Basic Design HFC Network
Output of Basic Design HFC Network : 1. Project configuration for long-range goals, covering : Location, Service type and HFC Network 2. Project configuration for short-range, covering : Location, Service type and HFC Network
BANDWIDTH ALOCATION
5
40 / 51 50 / 60 65 / 80
88
Upstream Frekwency Downstream Frekwency Unused FM radio CATV analog+DVB Interactive Services
108
550
862
Frekuensi (MHz)
(5 MHz – 65 MHz) (80 MHz – 862 MHz) (80 MHz – 88 MHz) (88 MHz – 108 MHz) (108 MHz – 550 MHz) (550 MHz – 862 MHz)
SIGNAL QUALITY PARAMETERS NOISE CNR (Carrier to Noise Ratio) DISTORSI CSO (Composite Second Order) CTB (Composite Triple Beat) XM (Cross Modulation) HMod (Hum Modulation)
CNR (Carrier to Noise Ratio) Parameter that showing comparison between actual horsepower signal carrier to actual horsepower noise of accepted
CNR Linput Nt Nf CNR( n ) CNR2 CNR1 10 10 10 CNRsystem 10 log 10 10 ........... 10
INTERMODULASI CSO & CTB
INTERMODULASI CSO Parameter that showing comparison between energy of carrier video (peak) to total energy (peak) signals distortion of second component (2f1, f1+f2, f1-f2; where f1 and f2 is frequency of signals input)
CSOamp CSOspec (Oref Ooper )
CSO2 -CSOn 1 CSO 10 10 10 CSOsystem 10 log 10 10 ..... 10
INTERMODULASI CTB Parameter that showing comparison between energy of carrier video (peak) to total energy (peak) signals distortion of third component (3f1, f1+f2+f3, f1+f2-f3; where f1, f2 and f3 is frequency of signals input)
CTBamp CTBspec 2(Oref Ooper ) CTB2 -CTB n 1 CTB CTBsystem 20 log 10 20 10 20 ..... 10 20
XM (Cross Modulation)
Cross Modulation is forming distortion where modulation from one canal annoyed by other carrier in one system
XM amp XM spec 2(Oref Ooper )
XM system
XM 2 -XM n XM 1 20 20 20 20 log 10 10 ..... 10
HMod (Hum Modulation) This distortion represent result from undesirable modulation at one particular certain carrier video which because of components power supply HModamp HModspec 2(Oref Ooper )
HMod system
HMod2 -HMod n HMod1 20 20 20 20 log 10 10 ..... 10
Final Activity of HFC Network Planning Output of Basic Design HFC Network : 1.
Project configuration for long-range goals
2.
Project configuration for short-range Survey : Survey Demand Technical Survey Completion of Network Planning ( Adapted by a result survey) Comparing result of Basic Design with result survey, To later;then be completed Calculation of BoQ HFC Network Compilation Enlist Material And Service that is needed according to result last scheme
BANDWIDTH ALOCATION for DISTRIBUTIVE SERVICE For requirement of broadcast video, frequency reach provided between 108 MHZ - 550 MHZ. By used Video encoding PAL format, with standard B/G, with wide assumption of used ribbon 7 MHZ for range frequency between 120 MHZ - 300 MHZ and 8 MHZ for range frequency between 300 - 550 MHZ, with the following calculation detail :
BANDWIDTH ALOCATION for DISTRIBUTIVE SERVICE 27 analogous TV canal widely ribbon every canal is 7 MHZ for the frequency reach 108 - 300 MHZ
31 analogous TV canal widely ribbon every canal is 8 MHZ for the frequency reach 300 - 550 MHZ Total of video canal Served: 58 canal Total Bandwidth : MHZ + (31 x 8) MHZ = 437 MHZ
27 + 31 = (27 x 7)
BANDWIDTH ALOCATION for INTERACTIVE SERVICE
Upstream (DOCSIS 1.1 Standard; 640Kbps@0,4MHz) : HSIA Subcriber : CATV Subc.(84%) x Procent.(74%)x DPF (50%); 64 Kbps BWHSIA = 4,8 MHz
BANDWIDTH ALOCATION for INTERACTIVE SERVICE Downstream (DOCSIS 1.1 Standard; 30Mbps@6MHz) : HSIA Subcriber : CATV Subc.(84%) x Procent.(74%)x DPF (50%); 384 Kbps BWHSIA = 9,2 MHz Total Upstream : 4.8 MHz Total Downstream : 9,2 MHz
OPTIC NETWORK PLANNING Power Link Budget Optic Input Optik (Hub) = -10 s/d +2 dBm Output Optik 1310 nm = 11 dBm
Input Optik (Fiber Node) = -8 s/d +4 dBm
Fiber Node
Headend
Rx
Tx Lokasi TelkomRisti Gerlong 47
Batununggal Molek Redaman Total Optik 11,725 dB (Tabel 4.2)
Output Optik 1550 nm = 11 dBm
Redaman Total Optik 7,435 dB (Tabel 4.2)
COAXIAL NETWORK PLANNING
DETERMINE THE PROPER LOCATION FOR FIBER NODENilai Total Nilai Akumulasi 34
34
36
104
450
29
33
35
97
346
20
16
25
61
249
32
33
35
100
188
29
30
29
88
88
Nilai Total
144
146
160
Nilai Akumulasi
144
290
450
Xo Xn Xo 1
( D / 2 Dn)( Xn 1 Xn) Dn 1 Dn
(225 144)(2 1) 1,56 290 144
XoBaru 2,35
Yo Yn Yo 2
( D / 2 Dn)(Yn 1 Yn ) Dn 1 Dn
(225 188)(3 2) 2,61 249 188
YoBaru 5,4
COAXIAL NETWORK Tree and Branch Topology Aerial Mode FO-Coaxial Interface
CCT-650 Coax Cable
Splitter 2 Way
Amplifier
Fiber Node 50m
T7 or T9 Steel Poles
Distribution Tap
Sumber: Probis TV Cable NDC Joint Planning Session
CCI-179 Coax Cable
TAP LEVEL OUTPUT DESIGN
Splitter
CCI-179
Komponen pada titik pelanggan
Tap
CCI-175
STB Televisi
CM Data Comm. dan Multimedia
Level redaman
Level tiap STB/TV (dBmv)
3,0
Loss Spliter 2-way (dB)
4,5
Loss kabel in home CCI-175 (dB) Loss kabel drop CCI-179 (dB) Level Tap yang diinginkan (dBmV)
1,7(10 m) 3,6 (20 m)
7,2 (40m)
12,8
16,4
COAXIAL NETWORK
POWER LINK BUDGET COAXIAL Start
Output devices/amplifier (dBmV)
Input devices (dBmV) = Output devices (dBmV) - Loss Cable (dB)
Output devices (dBmV) = Input Perangkat (dBmV) - Insertion Loss (dB)
Tap Value Maks. (dB) = Input devices (dBmV) - 12,8 dB
N
EOL Y
Choose Tap with Tap Value < Tap Value Maks.
End
Output Port Tap (dBmV) = Input devices (dBmV) - Tap Value
End