BAB IV ANALISA KASUS
4.1
Latar Belakang Kasus Kehadiran 7-Eleven di Indonesia menunjukkan bahwa pemain baru tetap
dapat memiliki kesempatan dalam mengembangkan bisnisnya meskipun situasi industri ritel Indonesia yang penuh dengan persaingan. Sejak di buka gerainya tahun 2009 sampai sekarang tahun 2010 telah menujukkan perkembangan hingga memiliki 13 gerai di Jakarta. Perkembangan 7-Eleven merupakan salah satu bukti nyata yang menunjukkan bahwa ini awal yang baik didalam mengembangkan bisnis ritel di Indonesia. Toko 7-Eleven didirikan pada tahun 1927 di Texas, Amerika Serikat. Nama 7Eleven dimiliki oleh perusahaan Amerika yaitu Southland Corporation. 7-Eleven mengalami perkembangan yang baik di Amerika dan akhirnya berkembang hingga negara – negara di dunia dan Indonesia juga termasuk negara untuk program ekspansi 7-Eleven. Pada dekade 1980 ekspansi 7-Eleven masuk ke Indonesia dan mencoba usahanya, namun kenyataan menujukkan hal lain. Pada dekade itu pula 7-Eleven menghentikan usahanya di Indonesia. Tahun 2005 7-Eleven dimiliki oleh perusahaan Jepang, yaitu Seven & I Holdings Co. Setelah 7-Eleven menjadi milik Jepang maka ekspansi ke Indonesia akan dilakukan kembali, akan tetapi pemerintah RI menolak memberikan ijin. Tahun 2006 menurut Aprindo pemerintah masih menolak kehadirannya karena untuk jasa
45
46
pendistribusian barang untuk convenience store masih masuk dalam daftar negatif investasi. Peraturan ini ditujukan untuk melindungi usaha kecil warga Indonesia agar tidak terancam dengan usaha asing yang mendominasi. Tahun 2009 7-Eleven memutuskan untuk bekerja sama dengan salah satu perusahaan Indonesia, yaitu PT. Modern International. Dengan kerja sama ini maka convenience store 7-Eleven dapat memiliki ijin untuk mengembangkan usahanya di Indonesia. Tanpa adanya kerja sama ini untuk kelas convenience store akan mengalami kesulitan mendapatkan ijin di Indonesia jika dipegang oleh perusahaan asing secara langsung.
4.1.1 Sejarah 7-Eleven 7-Eleven merupakan pelopor konsep convenience store pada tahun 1927 di perusahaan es Southland Dallas, Texas. Selain menjual balok es untuk mendinginkan makanan, juga menawarkan susu, roti dan telur. Ide bisnis baru ini ternyata dapat membuat pelanggan puas sehingga meningkatkan penjualan dan merupakan convenience store pertama di dunia. Gerai pertama perusahaan yang dikenal dengan nama toko Tote'm pada tahun 1946 berubah nama menjadi 7-Eleven untuk mencerminkan toko baru. Jam toko diperpanjang dari 7 pagi sampai 11 malam, tujuh hari seminggu. Jam toko dari 7 pagi hingga 11 malam ini yang mencirikan nama dari toko (7-Eleven / 7 sampai 11). Nama perusahaan berubah dari Southland Corporation menjadi 7-Eleven, Inc pada tahun 1999.
47
7-Eleven memimpin di dalam industri ritel. Berbasis di Dallas, Texas, perusahaan memiliki lebih dari 7.100 toko di Amerika Serikat dan Kanada. Gerai yang beroperasi di Amerika Serikat berjumlah 6000 gerai dan diantaranya 4.800 adalah bisnis waralaba. Setiap toko berfokus pada pemenuhan kebutuhan pembeli yang sibuk dengan menyediakan pilihan yang luas, produk dan jasa yang berkualitas tinggi pada harga yang wajar, bersama dengan transaksi yang cepat dan bersih, aman, ramah lingkungan. 7-Eleven dikenal secara internasional untuk minumannya, yaitu Big Gulp yang berupa minuman ringan (soda), Big Bite (hot dog), minuman Slurpee dan kopi. 7-Eleven memiliki sekitar 31.400 gerai di negara – negara di dunia termasuk Jepang, Taiwan, Thailand, Korea Selatan, Cina, Hong Kong, Malaysia, Meksiko, Singapura, Australia, Filipina, Indonesia, Norwegia, Swedia dan Denmark. Pada bulan November 2005, 7-Eleven, Inc menjadi anak perusahaan tidak langsung dari Seven & I Holdings Company, sebuah organisasi berbasis Jepang (corp.7-eleven.com). Convenience store 7-Eleven mulai berkembang lagi setelah menjadi milik perusahaan Jepang hingga berniat untuk melakukan ekspansi keluar termasuk Indonesia. Di Indonesia 7-Eleven mengalami hambatan dalam mendapatkan ijin dari pemerintah karena adanya aturan pemerintah yang melarang pengusaha asing yang terjun langsung di bisnis ritel dengan luas bangunan skala kecil. Namun setelah melakukan kerja sama dengan PT. Modern International Tbk sebagai master franchise, maka 7Eleven dapat memulai bisnisnya di Indonesia. Pada tahun 2009 7-Eleven resmi memulai bisnisnya di Indonesia.
48
Terdengar kabar bahwa Seven & I Holdings Company melakukan kerja sama melalui joint venture dengan PT.Modern International. Setelah dibentuknya joint venture dengan mitra local, mereka akan membentuk master franchise, sehingga cara ini akan mempermudah penetrasi peritel asal negeri matahari terbit ini di pasar Indonesia.
4.1.2 Perbedaan Convenience store dan Minimarket Di Indonesia, khususnya kota besar, minimarket tumbuh dengan pesat. Jaringan minimarket seperti Indomaret dan Alfamart, terus bertumbuh dan makin hari semakin meningkat jumlah pelanggannya. Konsep convenience store menawarkan pengalaman berbelanja melalui jam operasional 24 jam, atmosfer toko yang eksklusif, display produk yang unik dan lingkungan berbelanja yang nyaman dan aman. Pengalaman berbelanja adalah produk utama yang ditawarkan convenience store dan membedakan dari yang lain bahwa bisnis ritel dapat memberikan kenyaman terhadap konsumen disaat berbelanja. (http://sindhu-strong.com/2010/07/marketing-experiential-pada-convenience.html). Convenience stores adalah toko berukurang kecil yang menyediakan produk kebutuhan sehari – hari yang terbatas dan menyediakan pula produk lain yang dibutuhkan oleh masyarakat dalam hal kenyamanan. Lokasi convenience store banyak terdapat di jalan yang ramai atau di stasiun gas / SPBU (Cyprus and Harris, 2010). Sedangkan mini swalayan (Minimarket) adalah sarana/ tempat usaha untuk melakukan penjualan barang-barang kebutuhan sehari-hari secara eceran dan
49
langsung kepada konsumen akhir dengan cara swalayan yang luas lantai usahanya 2
paling besar (maksimal) 200m (Perda DKI Jakarta No. 2/2002 tentang Perpasaran Swasta). Convenience Store sendiri diposisikan berbeda dengan Mini Market. Produk yang disediakan oleh convenience store lebih sedikit dibandingkan dengan minimarket, walaupun luas toko pada umumnya hampir sama dengan minimarket. Pelanggan biasanya mendatangi convenience store untuk membeli barang-barang yang segera digunakan. Convenience store juga buka 24 jam 365 hari dalam setahun. Minimarket biasanya tidak buka 24 jam sehari 365 hari setahun, dan barang-barang yang disediakan biasanya untuk keperluan rumah tangga. Minimarket biasanya didatangi oleh ibu rumah tangga untuk belanja keperluan seminggu, namun convenience store didatangi oleh karyawan dan mahasiswa untuk berbelanja kebutuhan saat itu juga (Brand Management Circle K, 2009).
4.1.3 Produk – Produk 7-Eleven Gerai convenience store 7-Eleven yang menyajikan makanan dan minuman siap saji ini memiliki perbedaan dari lawan - lawannya. Salah satu produknya yang telah dikenal secara internasional yaitu Slurpee yang telah membuat sebuah tren baru dalam sebuah minuman. Slurpee juga merupakan best-selling produk dari 7-Eleven karena keunikannya. Minuman ini berupa minuman soda, namun bukan soda biasa, melainkan soda yang telah diproses menjadi es dan dapat diminum serta dimakan menggunakan sedotan dan sendok. Lalu yang membuatnya unik, produk minuman
50
soda di 7-Eleven memiliki ukuran yang sangat besar, bahkan akan membuat pelanggan sangat puas. Yang membedakan 7-Eleven dari bisnis ritel lainnya, yaitu tersedianya banyak makanan siap saji. Walaupun Circle K juga menyediakan makanan siap saji, tetapi 7Eleven memiliki produk yang lebih banyak dan 7-Eleven lebih fokus pada produk siap sajinya. Beberapa produk 7-Eleven, diantaranya:
Gambar 4.1 Big Gulp Big Gulp merupakan minuman soda dalam ukuran besar. Soda yang dapat dipilih diantaranya Coca-Cola, Pepsi, Diet Coke, Diet Pepsi, Mountain Dew, Sprite dan lainnya.
51
Gambar 4.2 Slurpee Slurpee adalah minuman soda yang telah diproses menjadi es. Minuman ini telah dikenal secara internasional akan keunikannya. Dalam pembuatan Slurpee diperlukan mesin khusus yang dapat memproses minuman soda hingga menjadi sebuah minuman tersebut. Produk ini juga merupakan best-selling produk di 7Eleven.
52
Gambar 4.3 Big Bite Big Bite merupakan makanan berupa roti dengan daging ditengahnya atau dikenal dengan nama hotdog dan disesuaikan dengan ciri khas 7-Eleven. Produk ini akan dipanaskan dengan Mikrowave sebelum di bayarkan di kasir.
Gambar 4.4 7 Fresh 7 Fresh merupakan makanan berupa soti sandwich yang disediakan dengan isi yang bervariasi seperti sapi, ayam, tuna, dan lainnya.
53
Gambar 4.5 Cafe Select Café Select merupakan minuman yang terdiri dari kopi dan teh dengan rasa yang bervariasi. Dengan konsep self-service maka pelanggan akan mendapat pengalaman baru dalam mendapatkan produk ini. Produk – produk 7-Eleven lainnya juga masih ada seperti paket bento yang berupa makanan paket, lasagna, dan banyak lainnya. Dengan tersedianya banyak makanan siap saji ini telah dapat membuat banyak pelanggan yang datang. Disaat tertentu seperti bulan Ramadhan, 7-Eleven akan menambah produknya, seperti menu
54
untuk berbuka puasa yang terdiri dari tajil, kurma dan makanan utama. Hal ini juga merupakan salah satu usaha dari 7-Eleven dalam melakukan promosi untuk mengembangkan usahanya.
4.1.4 Perijinan 7-Eleven Convenience store merupakan minimarket yang menyajikan makanan dan minuman siap saji dengan rata-rata ukuran bangunan berkisar seluas 200 m2. Namun beberapa kendala dihadapi oleh 7-Eleven karena memiliki fasilitas yang berbeda dengan yang lainnya. Pemerintah melakukan investigasi terhadap 7-Eleven dan ijin sebagai convenience store tidak didapat, melainkan 7-Eleven dianggap sebagai restoran atau cafeteria. Hal ini disebabkan gerai 7-Eleven di Indonesia menyediakan kursi dan meja untuk pelanggan dan juga memiliki lantai ke 2 untuk pelanggan yang berfungsi sama dengan cafetaria. Hingga saat ini masalah status ijin 7-Eleven masih belum terselesaikan dan tindakan dalam menyelesaikan masalah ini masih belum diketahui perkembangannya.
4.1.5 Permasalahan Perkembangan 7-Eleven di Indonesia menunjukkan awal yang baik dalam kecepatan menambah gerainya. 7-Eleven telah berhasil dalam mendapat pangsa pasar dan terus berkembang hingga menambah gerai – gerainya di Indonesia. Langkah 7Eleven di Indonesia menunjukkan contoh yang baik sebagai pemain bisnis ritel baru
55
di Indonesia. Walaupun persaingan industri ritel di Indonesia saat ini sangat ketat, pemain baru seperti 7-Eleven telah menunjukkan perkembangan yang baik. Hal ini perlu dianalisa tentang keberhasilan PT. Modern International Tbk dalam mengembangkan 7-Eleven di Indonesia.
4.2
Analisa dan Pembahasan Kasus
4.2.1 Analisa Persaingan
Besar
Luas Toko
Supermarket Hypermarket
CVS
Minimarket
Kecil Sedikit
Banyak
Jumlah Produk Gambar 4.6 Perceptual Map Bisnis Ritel Dalam Gambar perceptual map menunjukkan bahwa convenience store dan minimarket memiliki luas bangunan yang hampir sama, namun memiliki jumlah
56
produk yang berbeda. Begitu juga pada produk saji yang hanya dimiliki oleh convenience store. Persaingan di Indonesia pada industri ritel telah berada pada situasi yang sangat ramai. Convenience store 7-Eleven merupakan bisnis ritel yang fokus pada produk makanan dan minuman siap saji. Sebagai pemain baru di bisnis ritel di Indonesia 7-Eleven harus bisa ikut bersaing dengan pemain – pemain yang sudah ada. Indomaret, Alfamart, Circle K merupakan saingan utama dalam mendapat pangsa pasar. Terutama pada Circle K yang juga merupakan convenience store yang juga menjual beberapa produk siap saji. Table 4.1 Kompetisi No.
Pemain Bisnis Ritel
1 2 3 4
7-Eleven Indomaret Alfamart Circle K
Produk kebutuhan sehari - hari √ √ √ √
Produk siap saji √ √
Cafe / kursi dan meja √ √
Jika persaingan bisnis ritel antar pemain di golongkan kedalam satu jenis minimarket maka situasi persaingan akan sangat ramai dalam merebut pangsa pasar. Namun pada dasarnya Indomaret dan Alfamart merupakan minimarket yang memiliki perbedaan dengan convenience store. Jika dilihat pada jenisnya maka Indomaret dan Alfamart bukan merupakan saingan utama dari 7-Eleven di Indonesia. Meski convenience store memiliki produk kebutuhan sehari – hari juga, namun tidak selengkap yang dimiliki oleh minimarket.
57
Sedangkan untuk Circle K memiliki jenis yang sama dengan 7-Eleven, yaitu convenience store, sehingga membuat situasi persaingan yang saling berhadapan antara kedua pemain bisnis ritel ini. Kedua pemain memiliki café / menyediakan kursi dan meja untuk pelanggan, namun 7-Eleven memiliki luas café yang lebih, bahkan memiliki lantai ke dua untuk café tersendiri. Begitu juga untuk produk makanan dan minuman siap sajinya, 7-Eleven memiliki lebih banyak variasi, karena 7-Eleven memegang konsep yang fokus terhadap produk siap sajinya.
4.2.2 Perkembangan 7-Eleven Indonesia Convenience store 7-Eleven telah mengalami perkembangan yang baik semenjak memasuki Indonesia tahun 2009. Tidak seperti sejarahnya yang pernah gagal di dekade 1980, kali ini usaha 7-Eleven di Indonesia menunjukkan awal yang baik. Sampai tahun 2010 7-Eleven telah memiliki banyak gerai di Jakarta. Bergerak Dalam Diam, mungkin itu kata yang tepat untuk 7-Eleven Indonesia. Tanpa banyak promosi dan publikasi, dalam waktu singkat hanya beberapa bulan, 7Eleven Indonesia sudah membuka paling tidak 13 gerai di jakarta, yaitu di Bulungan, Kemang, Menteng, Matraman, Salemba, Wahid Hasyim, Teluk Betung, Cipete, Mampang, SPBU Tarogong, Tebet, Pasar Festival dan Panglima Polim. Kemampuan dalam membuka gerai ini tergolong sangat cepat, karena waktu pembukaan antara satu dengan yang lain cukup dekat dan sekitar setiap 1 - 2 minggu akan muncul 1 gerai 7-Eleven. Sebuah target yang sangat baik.
58
Tabel 4.2 Daftar Gerai 7-Eleven di Jakarta No
Tempat
Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Bulungan Kemang Menteng Teluk Betung Matraman Cipete Mampang Terogong Salemba Tebet Wahid Hasyim Pasar Festival Panglima Polim
Tiap – tiap lokasi gerainya 7-Eleven dipilih berdasarkan prosedur yang harus dijalankan, yaitu berupa kelayakan standar yang harus terpenuhi. Tim development akan melakukan survey ke beberapa tempat strategis dan harus disurvey dari segi visibility, accessibility beserta kelayakannya. Bila semua sudah terpenuhi, maka akan diproses untuk sewa dan pembangunannya.
Setiap lokasi akan ditinjau berdasarkan traffic generator, diantaranya: -
Resident area Apakah lokasi gerai dekat dengan perumahan tempat tinggal masyarakat. Hal ini dilihat untuk mengetahui apa lokasi gerai cukup strategis dari rumah masyarakat dan pelanggan.
-
Office building Lokasi gerai perlu dilihat pula jika berdekatan dengan perkantoran, sehingga dapat menarik perhatian pegawai kantor untuk menjadi pelanggan.
-
Sekolah Lokasi gerai yang berdekatan dengan sekolah, diharapkan dapat menarik siswa – siswi sekolah yang dapat berbelanja setelah pulang sekolah.
59
-
Hotel Lokasi gerai yang berdekatan dengan hotel dapat menarik pelanggan dari hotel itu sendiri. Akan dilihat traffic dari masing - masing sumber tersebut mempunyai
potensi accessibility yang cukup mudah atau tidak dengan lokasi toko yang bersangkutan. Accessibility itu berarti apakah lokasi gerai mudah di akses atau tidak dari tiap – tiap traffic. Semakin mudahnya akses maka semakin tinggi pula lokasi gerai untuk dapat memiliki banyak pelanggan. Setiap traffic juga harus memiliki visibility yang baik terhadap lokasi gerai. Lokasi gerai harus mudah terlihat dari tiap – tiap traffic agar memudahkan masyarakat untuk melihat lokasi gerai 7-Eleven. Dari hasil survey tersebut akan diperkirakan kurang lebih berapa pelanggan yang melalui dan akan masuk ke lokasi toko yg bersangkutan. Untuk menghitungnya akan diperkirakan dari jumlah masyarakat yang melalui lokasi gerai tersebut serta memperkirakan letak traffic yang ada. Untuk jumlah masyarakat yang melalui lokasi akan diperkirakan dengan minimal 1000 orang dalam beberapa waktu. Jika sudah memenuhi jumlah tersebut maka lokasi sudah dianggap layak untuk dibagun gerainya. Perkembangan 7-Eleven dapat dilihat pada gerai – gerainya yang terus bertambah. 3 gerai pertama akan di jelaskan, diantaranya:
60
•
7-Eleven Bulungan
Gambar 4.7 Gerai 7-Eleven Bulungan Gerai 7-Eleven yang terdapat di daerah Bulungan, Jakarta Selatan ini merupakan daerah yang cukup ramai. Lokasi gerai ini cukup strategis karena dekat dengan beberapa tempat hiburan masyarakat, seperti banyak kafe yang ada di sekitar daerah bulungan ini. Lalu Dekat dengan sebuah Mall, yaitu Mall Blok M Plaza. Ada pula sekolah yaitu SMU 6 dan SMU 70 yang membuat anak – anak sekolah banyak berdatangan ke gerai 7-Eleven sepulang sekolah. Kawasan Bulungan ini merupakan salah satu tempat yang ramai dijadikan bagi masyarakat untuk menghabiskan waktu untuk berkumpul dan gerai 7Eleven di Bulungan ini adalah salah satu tempat yang menjadi tujuan bagi masyarakat.
61
•
7-Eleven Kemang
Gambar 4.8 Gerai 7-Eleven Kemang Gerai 7-Eleven di Kemang ini memiliki 2 tingkat lantai yang dapat digunakan untuk pelanggan. Kawasan Kemang merupakan salah satu kawasan yang paling ramai di Jakarta, sehingga lokasi gerai disini merupakan lokasi yang strategis untuk menarik pelanggan. Dengan banyaknya restoran dan kafe hingga klub membuat lokasi Kemang ini merupakan lokasi yang terbaik dalam menarik pelanggan. Kemang memang tempat yang sangat disukai remaja untuk menghabiskan waktu dan bergaul, sehingga gerai 7-Eleven di Kemang hampir tidak pernah sepi, khususnya pada weekends.
62
•
7-Eleven Menteng
Gambar 4.9 Gerai 7-Eleven Menteng Gerai 7-Eleven di Menteng juga memiliki 2 lantai seperti di Kemang dan Menteng, juga merupakan salah satu tempat yang cukup ramai dikunjungi masyarakat Jakarta. Lokasi gerai ini tepat bersebrangan dengan lokasi Taman Menteng yang merupakan salah satu tempat yang sangat ramai dikunjungi oleh masyarakat untuk menghabiskan waktu dan bergaul. Lokasi gerai ini tidak jauh dari kawasan Kuningan sehingga banyak pegawai kantoran pula yang datang pada siang hari pada waktu jam makan siang, walau sekarang telah dibuka pula di lokasi kuningan, yaitu di Pasar Festival. Begitu juga pada lokasi gerai – gerai lainnya seperti di Teluk Betung, Matraman, Cipete, Mampang, Terogong, Salemba, Tebet, Wahid Hasyim, Pasar
63
Festival dan yang terbaru di Panglima Polim. Semua lokasi itu dipilih bedasarkan survey yang cukup baik dan dicari lokasi yang strategis dan tepat agar dapat menarik pelanggan. Setiap lokasi perlu di analisa apakah merupakan lokasi yang yang benar – benar tepat dan strategis bagi pelanggan. Perkembangan 7-Eleven di Indonesia memiliki kecepatan yang sangat baik. Dari awal hingga sekarang menunjukkan terlihat perkembangan yang signifikan. Selain jumlah gerainya yang meningkat dalam waktu singkat, juga pelanggan yang terus berdatangan ke gerai 7-Eleven terdekat. Pada siang hari pegawai kantoran akan berdatangan pada jam makan siang, sedangkan untuk sore hingga malam pelanggan yang banyak datang adalah pemuda – pemudi yang menghabiskan waktu di gerai 7Eleven. Gerai 7-Eleven telah menjadi tempat yang cocok bagi kalangan muda untuk menghabiskan waktu, khususnya pada weekends seperti hari sabtu dan minggu. Dapat terlihat bahwa pemilihan lokasi gerai
7-Eleven yang cukup strategis,
merupakan salah satu strategi utama yang dilakukan oleh 7-Eleven. Pemilihan lokasi yang tepat merupakan langkah 7-Eleven agar dapat berkembang dengan baik dan agar dapat menarik pelanggan dengan baik demi meningkatkan keuntungan.
64
4.2.3 Analisa Porter Five Forces
Gambar 4.10 Analisa Porter Five Forces Analisa Porter Five Forces digunakan untuk menganalisa suatu industri, dalam hal ini industri ritel. Analisa ini akan digunakan untuk menganalisa situasi industri ritel disaat 7-Eleven memasuki Indonesia tahun 2009. •
Buyers Bargaining Power: High Faktor yang dapat mempengaruhi: -
Memiliki jumlah pembeli yang sangat besar.
-
Barang yang tersedia cukup banyak.
-
Harga yang berbeda – beda, hingga masyarakat dapat memilih.
65
Dapat disimpulkan kekuatan pembeli adalah tinggi. •
Suppliers Bargaining Power: Low Di Indonesia terdapat banyak pemasok bagi bisnis ritel. Dengan banyaknya pemasok ini menunjukkan bahwa kekuatan suatu pemasok dalam menentukan harga memiliki batas tertentu. Faktor yang dapat menentukan diantaranya: -
Di Indonesia sudah terdapat banyak pemasok, sehingga kemungkinan mengganti suatu pemasok sangat besar.
-
Barang pengganti sangat tinggi.
Dapat disimpulkan kekuatan pemasok di industri ritel adalah rendah. •
Substitute Product: High Faktor yang dapat mempengaruhi adalah: -
Pemain bisnis ritel yang banyak, hingga memiliki banyak pengganti.
-
Dengan fungsi yang sama, bahkan warung – warung dapat menjadi pengganti.
Kesimpulan menunjukkan kekuatan produk pengganti cukup tinggi. •
Threat of New Entrance: Low Situasi persaingan yang ketat ini merupakan salah satu alasan bagi pemain baru untuk bergerak di industri sejenis. Dengan adanya persaingan ini dikhawatirkan bagi pemain baru akan kalah saing dengan bisnis ritel yang telah ada dan sudah berkembang. Untuk mencari lokasi yang tepat sudah sulit karena bisnis ritel yang ada telah berada di banyak lokasi yang strategis. Faktor – faktor barrier-to-entry yang mempengaruhi adalah:
66
-
Jumlah pesaing yang cukup banyak. Memiliki 4 pesaing utama dalam kelas yang sama (minimarket dan convenience store) dan sudah terdapat ribuan gerai bisnis ritel di Indonesia, khususnya Jakarta sudah terdapat hampir disemua kawasan.
-
Biaya dalam membangun suatu bisnis ritel tidak sedikit. Memerlukan biaya sewa bangunan / lahan, ijin dan sebagainya.
Kesulitan yang ada membuat pebisnis untuk tidak memilih dalam industri ritel ini. Sehingga didapat kesimpulan bahwa ancaman pemain baru yang akan masuk adalah rendah. •
Rivalry Among Consisting Competitors: High Hasil dari ke 4 forces, diantaranya: -
Kekuatan pembeli tinggi, hingga akan terjadi persaingan antar pebisnis ritel dalam mendapatkan pelanggan.
-
Kekuatan Supplier rendah, yang dapat menyebabkan tiap bisnis ritel dapat memilih supplier yang tepat dalam mengembangkan bisnisnya.
-
Terdapat produk pengganti yang cukup tinggi. Hal ini menyebabkan persaingan makin sengit dalam medapatkan pelanggan.
-
Ancaman terhadap pemain yang akan masuk cukup rendah, karena persaingan yang sudah terjadi sudah cukup ramai dan tidak memberikan peluang bagi pemain baru.
Dari keseluruhan maka didapat kesimpulan bahwa dengan situasi yang terjadi maka persaingan antara pesaing di bisnis ritel menunjukkan tingkat persaingan yang cukup
67
tinggi, namun pasar yang tersedia masih menunjukkan perkembangan yang baik di industri ritel dan masih terdapat peluang untuk mengembangkannya.
4.2.4 Analisa SWOT Keberhasilan 7-Eleven di Indonesia telah menjadi suatu awal yang baik. Dari situasi ini dapat dianalisa menggunakan analisa SWOT. Analisa SWOT digunakan untuk menjelaskan faktor internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan serta faktor eksternal dari peluang dan ancaman. Dengan memahami faktor – faktor tersebut dapat membantu dalam memahami situasi yang terjadi. Kesimpulan untuk perumusan SWOT dari 7-Eleven di Indonesia adalah sebagai berikut: Tabel 4.3 Tabel Analisa SWOT 7-Eleven Indonesia
Strengths
Weaknesses
•
Produk yang inovatif
•
•
Variasi Produk
•
Brand yang kuat
•
Tersedia kursi dan meja yang luas
Lebih
•
Masih
pasar
segmen
•
masih
memiliki
gerai
yang
terbatas di Indonesia. Perijinan yang belum jelas
Opportunities Peluang
ke
tertentu, yaitu remaja
untuk konsumen
•
cenderung
Threats terbuka
•
Karena memiliki bisnis model
karena 7-Eleven memfokuskan
yang
kuat,
sehingga
diri dalam penyediaan makanan
sasaran saingan
menjadi
68
dan minuman siap sajinya •
Peningkatan pasar
berbelanja
modern
pada
(minimarket,
•
Model bisnis yang bisa ditiru
•
Memiliki
banyak
pengganti
(substitusi)
supermarket, dan lainnya)
Strengths •
7-Eleven memiliki produk yang inovatif dalam makanan dan minuman siap sajinya. Salah satu minumannya, yaitu Slurpee sudah dikenal akan keunikannya.
•
Memiliki variasi produk yang cukup banyak. Tersedia berbegai menu siap saji seperti Slurpee, Big Gulp, Big bite, Menu bento (lunch box), dan lain – lainnya.
•
Brand 7-Eleven sudah sangat mendunia dan sudah ada sejak tahun 1946. Sejak itu nama 7-Eleven telah menjadi salah satu bisnis yang sukses di dunia.
•
Memiliki konsep yang kuat, yaitu dilengkapi dengan kursi dan meja yang luas tersedia untuk konsumen. Hal ini yang membedakannya dengan minimarket lainnya.
Weaknesses •
Memiliki kecendrungan terhadap pelanggan remaja. Gerai 7-Eleven di Indonesia telah menjadi salah satu tempat berkumpulnya para remaja untuk bergaul dan menghabiskan waktu, dan ini telah menjadi trend.
69
•
Gerai yang masih terbatas di Indonesia merupakan suatu kendala dalam bersaing dengan saingannya.
•
Perijinan status 7-Eleven masih belum memiliki kejelasan yang pasti. Saat ini 7-Eleven dianggap sebagai restoran / café karena memiliki kursi, meja yang luas dan memiliki lantai kedua untuk pelanggan.
Opportunities •
7-Eleven memiliki konsep yang fokus pada produk makanan dan minuman siap saji, sehingga memiliki produk siap saji yang cukup bervariasi. Dengan konsep ini masih menunjukkan peluang pasar masih terbuka.
•
Menurut penelitian AC Nielsen di Indonesia tahun 2005 menunjukkan bahwa kontribusi minimarket mengalami peningkatan dari 4,7% pada tahun 2001 menjadi 9,9% pada tahun 2005 (Circle K Indonesia, 2006).
Threats •
Model bisnis yang kuat dapat menyebabkan semua saingan menempatkannya sebagai salah satu sasaran untuk di hadapi dalam persaingan bisnis. Pemain yang lain akan mencoba untuk menghadapi 7-Eleven, sehingga munculnya ancaman dari pesaing lainnya.
•
Model bisnis 7-Eleven ini merupakan konsep yang unik, namun model ini dapat ditiru oleh pesaing agar dapat meningkatkan persaingan.
•
Terdapatnya pengganti dengan fungsi yang hampir sama, seperti convenience store lainnya maupun minimarket.
70
4.2.5 Analisa TOWS Matriks Tabel 4.4 Analisa TOWS Matriks 7-Eleven Indonesia
Strengths Opportunities
•
Weaknesses
Memasarkan 7-Eleven agar dapat
lebih
dikenal
•
oleh
Meningkatkan pemasaran yang lebih
masyarakat Indonesia.
baik. •
Menambah gerai – gerainya.
Threats
•
Mempertahankan konsumen.
•
Melakukan lebih baik.
promosi
•
Meningkatkan aktifitas promosi.
yang •
Mempertahankan konsumen.
•
Strength – Opportunities Kekuatan yang dimiliki oleh 7-Eleven bila dipadukan dengan peluang yang ada maka akan dapat dilakukan beberapa strategi dalam pengembangannya. Dengan meningkatkan pemasaran maka dapat menarik perhatian masyarakat untuk menjadi pelanggan 7-Eleven. Dengan pendekatan yang baik dapat membuat ketertarikan masyarakat akan 7-Eleven semakin meningkat.
•
Strength – Threats Dalam menghadapi ancaman yang ada, maka 7-Eleven perlu menggunakan kekuatan dalam menghadapinya. Di dalam persaingan yang ketat di industri
71
ritel maka perlunya mempertahankan konsumen yang ada agar tidak berpaling ke lain. Diperlukannya promosi yang baik sehingga konsumen tetap setia terhadap 7-Eleven. Perlu juga peningkatan yang lain agar pelanggan akan terus loyal. •
Weaknesses – Opportunities Dengan adanya kelemahan, maka perlu memanfaatkan peluang yang ada. Perlunya aktifitas yang memasarkan produk – produk 7-Eleven maka akan meningkatkan kesadaran masyarakat (brand awareness). Selanjutnya dapat dilakukan dengan menambah gerai dalam pengembangannya.
•
Weaknesses – Threats Kelemahan dan ancaman yang tidak dapat ditangani lagi dengan menggunakan kekuatan dan peluang yang ada, maka perlunya promosi yang baik dalam menarik perhatian pelanggan. Promosi yang kreatif perlu juga dilakukan agar masyarakat akan dapat mengingatnya serta meningkatkan kesadaran akan produk.
72
4.2.6 Analisa Ansoff Matriks
Gambar 4.11 Analisa Ansoff Matriks 7-Eleven merupakan pemain baru di industri ritel pasar Indonesia. 7-Eleven merupakan convenience store yang memiliki banyak variasi pada produk siap sajinya. Produk mereka sangat berbeda dari saingan lainnya. Setelah dilakukan identifikasi, ditemukan bahwa selain tempat yang strategis, masyarakat tertarik datang karena produk mereka yang berbeda dan unik. Sesuai dengan ciri yang menunjukkan di mana sebuah unit bisnis memperkenalkan produk baru ke pasar-pasar yang telah ada merupakan suatu strategi pertumbuhan yang digunakan oleh 7-Eleven Indonesia. 7-Eleven menunjukkan posisi mereka menggunakan strategi product development. Dengan variasi produk siap saji mereka yang unik dan baru di pasarkan pada pasar ritel yang telah ada maka menunjukkan strategi yang digunakan adalah pengembangan produk.
73
4.2.7 Analisa Marketing Mix
Gambar 4.12 Analisa Marketing Mix Dalam menganalisa convenience store 7-Eleven Indonesia dapat dianalisa dengan marketing mix. Dengan marketing mix dapat dianalisa beberapa faktor yang terdiri dari produk, harga, tempat dan promosi dari 7-Eleven Indonesia. Faktor – faktor tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut: •
Produk 7-Eleven adalah convenience store yang fokus terhadap produk mereka, khususnya produk makanan dan minuman siap saji. Produk makanan dan minuman siap saji 7-Eleven memiliki keunggulan tersendiri dibanding dengan
74
lawannya. Contohnya saja minuman Slurpee yang hanya dimiliki oleh 7Eleven dan digemari oleh banyak pelanggan. Banyak produk lainnya pula yang digemari oleh pelanggan seperti Big Gulp, Big Bite dan lainnya. Hal ini terjadi karena 7-Eleven memang memfokuskan diri pada produk siap saji mereka. •
Harga Produk – produk gerai 7-Eleven juga relatif terjangkau bagi pelanggan. Produk makanan dan minuman siap saji 7-Eleven memiliki harga yang terjangkau. Untuk 1 gelas ukuran sedang Slurpee hanya berkisar Rp. 6.000, sedangkan yang besar hanya Rp. 9.000. Untuk minuman yang digemari banyak kalangan ini memiliki harga yang sangat terjangkau. Begitu juga dengan produk kebutuhan sehari – hari 7-Eleven memiliki harga yang standar yang mirip dengan produk – produk yang dimiliki oleh bisnis ritel lainnya (Indomaret, Alfamart, dan lainnya).
•
Tempat / Jalur Distribusi Convenience store 7-Eleven menjual produk – produk yang bervariasi. Jalur distribusi produk makanan dan minuman siap saji seperti Slurpee, Big Bite dan lainnya hanya dijual secara langsung di setiap gerai 7-Eleven yang ada. Sedangkan jalur distribusi untuk produk – produk lainnya seperti mie instant, sabun, dan lain – lainnya melalui pemasok (supplier). Proses pemasok ini mirip dengan bisnis ritel lainnya, yaitu dari wholesaler > retailer > consumer.
75
Beberapa pemasok yang dimiliki seperti Indofood, Coca Cola, Orang tua Group, dan lainnya. •
Promosi 7-Eleven di Indonesia memang belum terlalu lama, namun promosi yang dilakukan tidak dilakukan secara besar – besaran. Beberapa promosi yang pernah dilakukan diantaranya pada bulan Ramadhan tahun 2010 7-Eleven ikut merayakannya dengan menambah menu untuk berbuka puasa yang terdiri dari tajil, buah kurma, dan makanan utamanya. Lalu ada beberapa event yang dilakukan oleh 7-Eleven dengan menggelar acara Study Tour SD Bina Nusantara Simprug ke 7-Eleven Bulungan, lalu ada pula Red Rush Exotic Cars di 7-Eleven Matraman. Beberapa promosi yang masuk media elektronik juga ada, seperti radio. Aktifitas promosi memang penting, namun nama 7Eleven berkembang melalui word-of-mouth antar masyarakat hingga banyak dikenal banyak orang.