BAB IV ANALISA DESAIN A. Analisa Judul Pengertian judul Desain Interior Sekolah Kuliner Internasional di Jakarta dengan pendekatan konsep Eklektik adalah sebagai berikut : 1. Desain -
Rancangan, rencana suatu bentuk dan sebagainya (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1993; 138)
-
Desain berasal dari kata design dalam Bahasa Inggris memiliki arti perancangan, rancangan, desain. Jadi dapat disimpulkan desain adalah perancangan atau proses untuk suatu perwujudan. (Subarniati, 2001, hal 1)
2. Interior -
Interior adalah hasil karya seni yang mengungkapkan dengan jelas akan tatanan kehidupan manusia dari satu masa melalui media ruang yang mencakup semua unsur keindahan dari berbagai aspek, sehingga akhirnya memberi kepuasan fisik dan spiritual bagi pemakainya (Suptandar,1989; hal.2)
-
Bagian dalam gedung (ruang, dsb), tatanan perabot (hiasan, dsb) diruang dalam gedung (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1993; 483)
3. Sekolah -
Sekolah adalah sebuah lembaga yang dirancang untuk pengajaran siswa / murid di bawah pengawasan guru. Sebagian besar negara memiliki sistem pendidikan formal, yang umumnya wajib.Dalam sistem ini, siswa kemajuan melalui serangkaian sekolah. Nama-nama untuk sekolah-sekolah ini bervariasi menurut negara (dibahas pada bagian Daerah di bawah), tetapi umumnya termasuk sekolah dasar untuk anak-anak muda dan sekolah menengah untuk remaja yang telah menyelesaikan pendidikan dasar. (Abdullah Idi, 2011. Sosiologi Pendidikan - Individu, Masyarakat, dan Pendidikan)
4. Kuliner -
Kuliner adalah suatu bagian hidup yang erat kaitannya dengan konsumsi makanan sehari-hari. Kuliner merupakan sebuah gaya hidup yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Karena setiap orang memerlukan makanan yang sangat dibutuhkan sehari-hari. Mulai dari makanan yang 63
sederhana hingga makanan yang berkelas tinggi dan mewah. Semua itu, membutuhkan pengolahan yang serba enak. (wikipedia.com) 5. Internasional -
menyangkut bangsa atau negeri seluruh dunia.
-
Antarbangsa (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
6. Jakarta -
Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta, Jakarta Raya) adalah ibu kota negara Indonesia. Jakarta merupakan satu-satunya kota di Indonesia yang memiliki status setingkat provinsi. Jakarta terletak di bagian barat laut Pulau Jawa. Dahulu pernah dikenal dengan nama Sunda Kelapa (sebelum 1527), Jayakarta (1527-1619), Batavia/Batauia, atau Jaccatra (1619-1942), dan Djakarta (1942-1972). ( Wikipedia.com)
7. Eklektik -
Ekletik berarti memadukan unsur terbaik yang ada dari tiap gaya. Anda membutuhkan ruang lebih besar untuk bereksperimen dalam nuansa eklektik yang memadukan warna, corak, dan aksesor. Kelebihan nuansa eklektik adalah menjadikan rumah lebih segar, memikat, hangat, dan homey . Dalam gaya/style ini, anda dituntut untuk lebih peka sehingga bisa menyeimbangkan berbagai unsur, rupa-rupa gaya yang disisipkan pasti lebih sedap dipandang. (Harisah, Afifah. 2007. Eklektisisme dan Arsitektur Eklektik)
-
Gaya eklektik sendiri dikenal dalam desain interior sebagai gaya gado – gado, yang merupakan paduan dari berbagai macam selera gaya. (www.okezone.com)
Jadi Desain Interior Sekolah Kuliner Internasional di Jakarta dengan konsep Eklektik adalah sebuah bangunan yang menjadi tempat untuk melakukan belajar mengajar dalam kegiatan memasak makanan dari resep nusantara maupun mancanegara. Tempat ini akan dibangu di kawasan Jakarta Barat dengan mengambil konsep Eklektik yaitu perpaduan dari berbagai macam gaya.
64
B. Asumsi Lokasi Dalam sebuah perancangan interior, pemilihan lokasi sangatlah penting. Karena dengan pemilihan lokasi yang tepat maka orang akan lebih mudah dalam menemukan dan menjangkaunya tanpa harus bersusah payah untuk sampai ditempat. Beberapa pertimbangan dalam menetukan lokasi perancangan yang tepat baik secara fisik maupun ekologis yang akan berpengaruh terhadap minat penggunjung. Pertimbangan tersebut antara lain: 1. Lokasi tersebut mempunyai akses yang tinggi terhadap fasilitas perdagangan seperti pasar modern , supermarket dan area pasar kuliner agar mudah mendapatkan bahan makanan segar yang digunakan untuk praktek memasak. 2. Lokasi tersebut juga harus mempunyai akses terhadap fasilitas pendidikan seperti sekolah dan universitas. 3. Lokasi tersebut merupakan salah satu tempat konsentrasi publik sehingga mudah dijangkau.
Gambar 4.1 Asumsi Lokasi ( Sumber : Google maps, Mei 2014 )
Pemilihan lokasi ini sangat berpengaruh terhadap proyek Perancangan dan Perencanaan Sekolah Kuliner Internasional, mengambil lokasi di Jakarta Barat. Adapun alasan memilih lokasi dan tapak bangunan ini dikarenakan lokasi daerah Jakarta Barat mempunyai bebrapa universitas dan area yang sedang berkembang baik dan juga adanya pasar modern dan supermarket yang mempunyai akses mudah.
65
C. Programing 1. Status Kelembagaan Sekolah Kuliner Internasional di Jakarta ini merupakan sekolah nonformal yang dikelola oleh lembaga swasta/pribadi, dengan manajemen mandiri sebagai suatu institusi yang bergerak dibidang pendidikan kuliner bagi masyarakat sekitar maupun masyarakat dari luar. Institusi ini memberikan pelayanan dibidang pendidikan memasak masakan Indonesia, masakan oriental dan masakan continental bagi masyarakat umum dari usia 16 tahun – 40 tahun.
2. Struktur Organisasi
DIREKTUR/ KEPALA SEKOLAH
RESTAURANT MANAGER
SCHOOL MANAGER
ADMINISTRATION STAFF
SECRETARY/ CHASIER
PURCHASING STAFF
CHEF PENGAJAR
CHEF
SECRETARY/ CHASIER
JANITOR
WAITERS
DISWASHER
DISWASHER
ASSISTANT CHEF
Skema 4.1 Struktur Organisasi Sekolah Kuliner Internasional ( Sumber : Dokumen pribadi)
3. Sistem Operasional a. Waktu operasional Sekolah Kuliner Internasional adalah : i. Hari Senin – Jumat
:
Pukul 08.00 – 16.00 WIB
ii. Hari Sabtu – Minggu
:
Libur
b. Waktu operasional Restoran Sekolah Kuliner : i. Hari Senin – Kamis
:
Pukul 10.00 – 22.00 WIB
ii. Hari Jumat
:
Pukul 13.00 – 22.00 WIB
iii. Hari Sabtu – Minggu
:
Pukul 10.00 – 24.00 WIB 66
4. Program Kegiatan a. Program Kegiatan Sekolah Kuliner i. Kegiatan pengelolaan meliputi kegiatan menjalankan dan mengkoordinasi seluruh kegiatan yang berjalan di Sekolah dan Restoran agar semua kegiatan berjalan dengan baik ii. Kegiatan Pendidikan meliputi kegiatan belajar dan mengajar yang disampaikan dengan teori dan praktek untuk mempelajari ilmu kuliner. iii. Kegiatan penjualan meliputi kegiatan yang berada di restoran yaitu mejual berbagai jenis makanan dan minuman hasil masakan chef ataupun masakan siswa yang layak untuk dijual. iv. Kegiatan pendukung meliputi kegiatan pameran yang diadakan oleh siswa. v. Kegiatan servis meliputi semua kegiatan pelayanan bagi pengunjung restoran, staff, siswa dan gedung itu sendiri. Kegiatan tersebut antara lain : menjaga keamanan gedung, kebersihan gedung, dan pelayanan dalam bidang logistik.
b. Pola Kegiatan Manusia i. Pola Kegiatan Siswa
RUANG PENYIMPANAN
DATANG/ PULANG(SE)
ENTRANCE
RUANG KELAS
PERPUSTAKAAN
KANTIN/RESTORAN Skema 4.2 Pola Kegiatan Siswa ( Sumber : Analisa Pribadi 2014)
67
ii. Pola kegiatan pengajar DATANG/ PULANG(SE)
RUANG PENGAJAR
ENTRANCE
RUANG KELAS
ISOMA Skema 4.3 Pola Kegiatan Pengajar ( Sumber : Analisa Pribadi 2014)
iii. Pola Kegiatan Direktur dan Karyawan DATANG/ PULANG(SE)
ENTRANCE
RUANG DIREKTUR/ KARYAWAN
ISOMA
Skema 4.4 Pola Kegiatan Direktur dan Staff ( Sumber : Analisa Pribadi 2014)
iv. Pola Kegiatan Karyawan Restoran DATANG/ PULANG(ME)
ENTRANCE
RESTORAN
DAPUR
ISOMA Skema 4.5 Pola Kegiatan Karyawan Restoran ( Sumber : Analisa Pribadi 2014)
v. Pola Kegiatan Pengunjung Restoran DATANG/ PULANG(ME)
ENTRANCE
RESTORAN/ BAKERY SHOP
MAKAN/ MENGOBROL
Skema 4.6 Pola Kegiatan Pengunjung Restoran ( Sumber : Analisa Pribadi 2014)
68
vi. Pola Kegiatan Servis DATANG/ PULANG
LOADING DOCK
BANGUNAN
ISOMA
-
PANTRY LOUNGE RESEPSIONIST RUANG KELAS RESTORAN RUANG STAFF AULA RUANG PENYIMPANAN - TOILET
Skema 4.7 Pola Kegiatan Servis ( Sumber : Analisa Pribadi 2014)
5. Program Ruang Dari kegiatan-kegiatan diatas terlihatlah kebutuhan ruangan yang harus disediakan pada Sekolah Kuliner Internasional . Menurut jenis ruangnya dapat dibagi menjadi : a. Ruang Publik i.
Lobby
ii.
Resepsionist
iii.
Restaurant and Bakery Shop
iv.
Aula
b. Ruang Semi Publik i.
Ruang Kelas ( Oriental, Indonesia,dan Kontinental)
ii.
Ruang Penyimpanan Bahan Masakan
iii.
Loker Siswa
c. Ruang Privat i.
Ruang Direktur
ii.
Ruang Staff ( Karyawan dan Pengajar )
d. Ruang Servis i.
Toilet Laki – laki dan Perempuan
ii.
Toilet Restaurant
iii.
Pantry
iv.
Dapur Restaurant
69
6. Sirkulasi Ruang Sirkulasi ruang pada Sekolah Kuliner Internasional di Jakarta menggunakan sirkulasi ruang Grid . Sirkulasi grid terdiri dan bentuk-bentuk dan ruang-ruang di mana posisinya dalam ruang dan hubungan antar ruang diatur oleh pola atau bidang grid tiga dimensi. Sebuah grid diciptakan oleh dua pasang garis sejajar yang tegak lurus yang membentuk sebuah pola titik-titik teratur pada pertemuannya. Apabila diproyeksikan dalam dimensi-ketiga, maka pola grid berubah menjadi satu set unit ruang modular berulang. Bagian-bagian grid dapat bergeser untuk mengubah kontinuitas visual maupun kontinuitas ruang yang melampaui daerahnya.
Gambar 4.2 Organisasi Grid (Sumber : http://dimensiinterior.petra.ac.id, 2014)
Bentuk sirkulasi grid sangat sesuai jika diterapkan pada Sekolah Kuliner Internasional yang memiliki dua pintu entrance. Karena di Sekolah ini memiliki dua kegiatan utama yang berbeda yaitu kegiatan bagi pengunjung restoran dan kegiatan bagi siswa yang sedang belajar. Penataan ruang terpusat pada area aula yang berada di tengah bangunan. Tidak semua ruangan berhubungan satu sama lain. Contoh : ketika ada siswa yang memiliki jadwal memasak masakan Indonesia , siswa tersebut tidak perlu memasuki ruang kelas lainnya. 7. Hubungan Antar Ruang Proses penentuan pola hubungan antar ruang bertujuan untuk mendapatkan hubungan dan pola organisasi baik secara makro maupun mikro, yang didasarkan pada hasil analisis adalah sebagai berikut:
70
LOBBY RESEPSIONIS RESTAURANT RUANG KELAS ORIENTAL RUANG KELAS CONTINENTAL RUANG KELAS INDONESIA KANTOR STAFF RUANG DIREKTUR RUANG PENGAJAR RUANG PENYIMPANAN
AULA TOILET DAPUR RESTAURANT
Berhubungan langsung Berhubungan tidak langsung Tidak berhubungan Skema 4.8 Pola Hubungan Antar Ruang ( Sumber : Analisa Pribadi 2014)
8. Zoning dan Grouping Penentuan zonning dan grouping dalam sebuah bangunan disesuaikan dengan fungsi dan aktivitas manusia yang menggunakan bangunan tersebut. Perencanaan yang tepat akan memudahkan dan mendukung aktivitas manusia di dalamnya.
71
Bangunan Sekolah Kuliner Internasional dapat dibagi menjadi beberapa group pengguna yang berhubungan dengan sifat ruang, kegiatan pengguna dan penggunanya yaitu: a. Publik, merupakan ruangan yang langsung berhubungan dengan khalayak ramai atau pengunjung umum tanpa di batasi secara protokoler atau administrasi. b. Semi Publik, merupakan ruangan yang bersifat resmi baik dari segi pengguna maupun kegiatan penggunanya. c. Privat, merupakan daerah yang tertutup untuk umum dan hanya berhubungan dengan kegunaan dan pengguna ruang. d. Service, merupakan area dimana pengunjung dapat memanfaatkan ruangan tersebut, seperti lavatory. Dari pembagian beberapa jenis ruang diatas, maka dapat dijadikan factor pertimbangan dalam menentukan zooning dan grouping. Zonning dan grouping dari bangunan Sekolah Kuliner Internasional ini dapet dilihat pada gambar dibawah ini :
Gambar 4.3 Zoning ( Sumber : Analisa Pribadi 2014)
Keterangan Gambar : : PRIVATE : PUBLIK : SERVICE : SEMI PUBLIK
72
Gambar 4.4 Grouping ( Sumber : Analisa Pribadi 2014)
Keterangan Gambar : : PRIVATE : PUBLIK : SERVICE : SEMI PUBLIK
D. Konsep Desain 1. Ide Gagasan Ide gagasan yang dimunculkan dalam Desain Interior Sekolah Kuliner Internasional ialah ingin membangun sebuah tempat yang didalamnya memiliki fungsi edukasi tentang ragam kuliner yang ada di Indonesia maupun luar negeri. Dengan memiliki fasilitas dan pelajaran memasak yang lengkap, siswa tidak perlu kursus di tempat yang berbeda yang hanya mempelajari bakery dan pastry saja atau masakan Indonesia dan luar negeri saja. Untuk itu bangunan ini didirikan dengan fasilitas yang lengkap seperti kelas kuliner Indonesia, kelas kuliner oriental, dan kelas kuliner continental. Tidak hanya dalam fasilitas edukasi , pada proyek ini memiliki fasilitas publik berupa restoran yang memiliki fungsi beragam bagi pengunjung khusus restoran dan bagi siswa yang sedang belajar disini. Dengan penataan interior yang sesuai dengan keanekaragaman kuliner dari berbagai daerah di seluruh dunia maka perancangan proyek ini akan menggunakan penggabungan dari berbagai unsur tersebut dan dikemas dengan konsep eklektik.
73
2. Tema Tema desain yang digunakan adalah eklektik dikarenakan banyak kurikulum yang dipelajari. Konsep eklektik yang digunakan adalah gabungan dari tema tradisional Indonesia, tradisional jepang, tradisional eropa dan modern. Setiap ruangan pelajaran dan praktik didesain sesuai asalnya yang dimaksud adalah untuk ruang masakan indonesia didesain dengan konsep tradisonal indonesia, untuk ruang pelajaran masakan western didesain dengan konsep ruang tradisional barat dan sebagainnya. Interior dengan gaya eklektik merupakan desain gabungan dari berbagai gaya, masa, warna, tekstur, dan pola. Karena gaya eklektik adalah kombinasi dari banyak hal dan gaya yang berbeda dalam satu ruangan atau rumah maka kombinasi itu harus benar-benar cocok dan campurannya pun harus sangat baik. Hanya ada satu aturan dalam menciptakan dekorasi gaya eklektik yakni semuanya harus terlihat konsisten dan harmonis. Gaya yang berbeda dapat menciptakan kontras tertentu tetapi pastikan bahwa semuanya akan terlihat menyatu. Gunakan warna, pola, dan aksen untuk mengikat semuanya secara bersama-sama.Dengan menggunakan konsep ini diharapkan setiap ruangan dapat menyajikan suasana selayaknya materi yang dipilih. 3. Karakter dan Suasana Ruang Suasana yang diambil adalah suasana selayaknya materi yang dipilih. Seperti halnya untuk kelas masakan oriental akan menggunakan ruang praktek dengan gaya asia modern. Kemudian untuk kelas masakan continental seperti eropa akan menggunakan konsep English Country. Kasual dan Cozy, dapur dengan gaya desain English Country menggabungkan gaya tradisional untuk memberikan kesan gaya rumah petanian yang kuat. Untuk ruangan selain ruang kelas seperti halnya lobby, restoran dan aula mengunakan penggabungan dari suasana – suasana tersebut. 4. Pola Penataan Ruang Pola penataan ruang disusun berdasarkan funsi-fungsi dan sifat yang sama. Seperti penataan ruang yang sesuai alur, maka penataan furniture nya pun juga disesuaikan dengan kebutuhan dan juga besar kecilnya volume furniture yang ada.
74
5. Elemen Pembentuk Ruang a. Lantai Untuk menunjang konsep yang diambil pada Desain Interior Sekolah Kuliner Internasional dan sesuai dengan syarat lantai sebuah sekolah kuliner maka pada elemen lantai menggunakan bahan – bahan seperti non- glossy ceramic tile dengan ukuran 40x40cm yang diaplikasikan pada ruang praktek agar lantai tidak licin, marmer ukuran 60x60cm dipasang pada aula, dan glossy ceramic tile berpola pada restoran. Keramik pada restoran dan aula disusun secra berpola agar menarik. Warna – warna yang digunakan menggunakan warna putih, coklat dan abu – abu yang mewakili konsep eklektik.
Gambar 4.5 Marmer (Sumber : www.assets.kompas.com)
Gambar 4.6 Keramik (Sumber : www.assets.kompas.com)
75
Gambar 4.7 Keramik berpola (Sumber : dokumentasi pribadi 2014) b. Dinding Pada Sekolah Kuliner Internasional material dinding yang digunakan adalah wallpaper bertekstur yang mencirikan sekolah tersebut pada ruang public, untuk ruangan kelas menggunakan cat dinding yang berwarna bersih seperti putih, cream, dan coklat muda. Pada sebagian ruang seperti restoran dan resepsionis menggunakan dinding batu bata ekspos serta dengan panel-panel kayu mahoni dan jati yang difinishing melamik atau politure, disusun secara vertical dan horizontal. Batu bata ekspos akan memberikan kesan tradisional , unik, hangat pada bangunan.
Gambar 4.8 Dinding Cat Tembok (Sumber : tristarculinaryinstitute.com 2014)
Gambar 4.9 Panel Kayu dan Bata Ekspos (Sumber : google.com 2014) 76
c. Ceiling Material ceiling yang digunakan pada ruang kelas, lobby, dan resepsionis adalah gypsum finishing cat cream dan dipadupadankan dengan panel kayu yang dipasangi lampu flourenscent. Pada area restoran material ceiling yang diaplikasikan adalah atap
kayu mahoni yang memiliki nilai estetik pada
seratnya.
Gambar 4.10 Ceiling Kayu Mahoni (Sumber : dokumentasi pribadi 2014)
Gambar 4.11 Ceiling Gypsum dan Panel Kayu (Sumber : dokumentasi pribadi 2014) 6. Pengisi Ruang a. Bentuk Bentuk yang digunakan adalah bentuk yang sesuai tema Eklektik. Eklektik disini adalah penggabungan dari konsep tradisional Indonesia, tradisional jepang, tradisional eropa dan modern. Maka akan ada bentuk bersifat rumit, tegas, dan simetris yang diaplikasikan pada lantai, dinding, ceiling dan furniture.
77
b. Warna Warna yang akan digunakan adalah warna – warna yang cerah dan bersih pada kelas praktek. Seperti warna putih, cream, coklat, merah, hijau, hitam, abu-abu, dan kuning. Sedangkan pada aula dan restoran menggunakan warna – warna yang berkesan hangat, seperti warna coklat, merah, dan jingga. c. Material Pemakaian material pada furnitur dan elemen pembentuk ruang adalah material yang sesuai dengan konsep yang diambil yaitu kayu, batu bata ekspos, dan steinless steal
7. Interior Sistem a. Sistem Pencahayaan Pada elemen pencahayaan menggunakan pencahayaan alami yang berupa bukaan-bukaan seperti jendela dan skylight. Namun selain itu juga memakai pencahayaan buatan seperti lampu downlight, spotlight serta lampu TL 5 yang berguna untuk penerangan terpusat, menyebar atau hanya digunakan sebagai pemantulan saja sebagai elemn estetis.
Gambar 4.12 Jenis Lampu (Sumber : www.rajalampu.com) b. Sistem Penghawaan Pada kelas – kelas praktek dan ruang kantor akan memakai penghawaan buatan (Air conditioner dan Exhause Fan). Hal ini bertujuan untuk menghindari masuknya dan terkontaminasinya udara di ruangan dengan udara luar yang dapat mempengaruhi bau bahan masakan. Pembuangan panas dan asap dibuang melalui exhaust yang dipasang diplafon. Sedangkan pada aula
78
dan restoran akan memakai penghawaan alami dari bukaan pintu, ventilasi dan jendela. c. Akustik Penempatan beberapa sound system pada pojok-pojok atas ruangan. Sebagai media peredam bunyi juga menggunakan bahan dinding yang berporipori yang tidak terlalu padat seperi bata ekspose, kayu serta fabric (kain/ karpet)
d. Sistem Sampah Sampah pembuangan buangan dari ruang praktek memasak dapur akan disalurkan melalui shaft sampah yang ada pada masing – masing ruang praktek memasak dan dapur. Selanjutnya menuju ke tempat penampungan dan akan dibuang menuju TPA oleh petugas kebersihan setiap harinya.
e. Sistem Air Bersih Air bersih akan ditampung pada penampungan air bawah yang kemudian dipompa ke penampungan air atas untuk kemudian distribusikan kemasing – masing bangunan dan ruang.
f. Sistem Air Kotor Air kotor hasil buangan dari wastafel, toilet, dapur dan floor drain disalurkan menuju IPAL menggunakan pipa kemudian diteruskan menuju saluran kota.
8. Sistem Keamanan a. CCTV Untuk dapat melihat kondisi keseluruh ruangan, maka menggunakan keamanan berupa kamera cctv yang diletakan di berbagai sudut ruangan dan terhubung langsung diruang manager.
79
Gambar 4.13 CCTV (Sumber : www.google.com 2014)
b. Fire Alarm Untuk menghadapi jika terjadi kebakaran maka akan menggunakan alarm kebakaran agar orang-orang yang berada di dalam gedung mengetahui apabila ada hal-hal yang menimbulkan kebakaran dan karena berbahaya maka mereka akan segera keluar ruangan.
Gambar 4.14 Fire Alarm (Sumber : www.google.com 2014)
80
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari perencanaan Desain Interior Sekolah Kuliner Internasional di Jakarta ini memiliki kesimpulan sebagai berikut : 1. Pengertian Desain Interior Sekolah Kuliner Internasional di Jakarta dengan konsep Eklektik adalah sebuah bangunan yang menjadi tempat untuk melakukan belajar mengajar dalam kegiatan memasak makanan dari resep nusantara maupun mancanegara. Tempat ini akan dibangu di kawasan Jakarta Barat dengan mengambil konsep Eklektik yaitu perpaduan dari berbagai macam gaya. 2. Salah satu tujuan utama dalam perancangan Sekolah Kuliner Internasional adalah untuk memperkenalkan dan mengembangkan minat masyarakat khususnya generasi muda terhadap bidang kuliner. Perealisasian perancangan sekolah ini akan dapat meningkatan kualitas sumber daya manusia dalam bidang kuliner di Indonesia sehingga citra perkulineran Indonesia dimata dunia dapat maju selangkah demi selangkah ke arah yang lebih positif. 3. Pemilihan lokasi proyek Perancangan dan Perencanaan Sekolah Kuliner Internasional, mengambil lokasi di Jakarta Barat dikarenakan lokasi daerah Jakarta Barat mempunyai beberapa universitas dan area yang sedang berkembang baik dan juga adanya pasar modern dan supermarket yang mempunyai akses mudah. 4. Organisasi Ruang Sekolah Kuliner Internasional di Jakarta memiliki beberapa fasilitas, diantaranya: a. Lobby b. Resepsionis c. Ruang Direktur d. Ruang Staff e. Ruang Pengajar f. Ruang Penyimpanan g. Ruang Kelas Praktek dan teori ( Indonesia, Oriental, dan Kontinental) h. Aula i. Restoran j. Toilet 81
k. Dapur 5. Ide Gagasan dan Tema Ide gagasan yang dimunculkan dalam Desain Interior Sekolah Kuliner Internasional ialah ingin membangun sebuah tempat yang didalamnya memiliki fungsi edukasi tentang ragam kuliner yang ada di Indonesia maupun luar negeri. Dengan memiliki fasilitas dan pelajaran memasak yang lengkap, siswa tidak perlu kursus di tempat yang berbeda yang hanya mempelajari bakery dan pastry saja atau masakan Indonesia dan luar negeri saja. Dengan penataan interior yang sesuai dengan keanekaragaman kuliner dari berbagai daerah di seluruh dunia maka perancangan proyek ini akan menggunakan penggabungan dari berbagai unsur tersebut dan dikemas dengan konsep eklektik.
B. SARAN Desain Interior Sekolah Kuliner Internasional ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi para pembaca dalam meningkatkan perkembangan apresiasi desain interior dalam usaha memaksimalkan dan mempermudah aktivitas di dalam suatu bangunan, serta memberikan alternatif desain yang berbeda dalam penyelesaian desain dengan cara menggabungkan dan memadupadankan desain yang aktraktif melalui konsep Eklektik dalam mencitrakan suasana sebuah bangunan. Desain InteriorSekolah Kuliner Internasional ini diharapkan mampu memberikan masukan dan perubahan ke arah yang lebih baik. Penulis membuka kritik dan saran yang bersifat membangun kepada semua pihak agar dapat memberikan karya yang lebih baik nantinya.
82
DAFTAR PUSTAKA Buku: Alamsyah, Y. 2008. Bangkitnya Kuliner Tradisional. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Ching, F.D.K. 1993. Arsitektur : Bentuk Ruang dan Tatanan ( Edisi Kedua ). Erlangga. Jakarta Harisah, A. 2007. Eklektisisme dan Arsitektur Eklektik Panero, J. dan Martin, Z. 2003. Dimensi Manusia & Ruang Interior. Jakarta : Penerbit Erlangga. Poerdawarminta, W.J.S. 1984. Kamus Umum Bahasa Indosesia. Jakarta : Balai Pustaka. Swasty, W. 2010. A-Z Warna Interior Rumah Tinggal. Jakarta : Griya Kreasi Widayat, R. 2010. Kumpulan Istilah Desain Interior. Surakarta. FSSR Publishing Internet : www.assets.kompas.com 23 April 2014, 13.30 WIB www.facebook.com/lifestlyestudio 21 April 2014, 13.30 WIB www.google.com 5 April 2014, 13.30 WIB www.kimatsu.com/airconditioners.htm, 3 April 2014, 14.31 WIB www.rajalampu.com 23 April 2014, 13.30 WIB www.tristarculinaryinstitute.com 5 April 2014, 13.30 WIB www.thecirclephotography.com 21 April 2014, 13.30 WIB www.wikipedia.com 5 April 2014, 13.30 WIB
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103