BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN
4. 1
Prosedur Pemberian KPR Pada PT. Bank CIMB Niaga, Tbk. Untuk mendapatkan Kredit Pemilikan Rumah dari Bank CIMB Niaga
seorang debitur atau pemohon harus mengikuti standar operasional prosedur KPR yang telah diterapkan oleh Bank CIMB Niaga agar nantinya dapat mencegah terjadinya kredit macet yang dapat merugikan pihak bank di kemudian hari. Tahap-tahap yang harus dilalui oleh seorang debitur untuk mendapatkan Kredit Pemilikan Rumah dari Bank CIMB Niaga adalah sebagai berikut :
4.1.1 Penerimaaan Berkas Permohonan Tahap-tahap yang terdapat pada proses penerimaan berkas permohonan adalah : a.
Pada mulanya Loan Service Analis menerima sejumlah dokumen dan petugas developer yang terdiri atas : surat permohonan wawancara, berkas-berkas permohonan kredit dan tanda terima penyerahan berkas permohonan KPR.
b.
Petugas Loan Service Analis harus memastikan bahwa tiap isian pada formulir permohonan dan kelengkapan dokumen pendukung sesuai dengan check list. Kemudian dokumen-dokumen tersebut dipisahkan antara aplikasi yang lengkap dan yang tidak lengkap. Untuk aplikasi
1
yang tidak lengkap akan diserahkan kembali kepada petugas developer
atau
debitur
untuk
dilengkapi
kembali
dengan
menggunakan bukti penyerahan berkas. Dokumen-dokumen yang harus dilengkapi oleh setiap calon Debitur KPR Bank CIMB Niaga adalah sebagai berikut : a.
Persyaratan Umum, terdiri atas : 1) Formulir aplikasi KPR Niaga, contoh dari formulir ini dapat dilihat pada lampiran. 2) Fotocopy KTP pemohon dari suami/istri. 3) Fotocopy Kartu Keluarga. 4) Fotocopy surat nikah/Akta Perkawinan atau Akta Perceraian. 5) Pas foto pemohon dan suami/istri. 6) Fotocopy surat WNI dan ganti nama (Suami/istri). 7) Rekening tabungan Bank CIMB Niaga. 8) Asli dan fotocopi rekening bank 3 bulan terakhir.
b.
Persyaratan Bagi Karyawan, terdiri atas : 1)
Slip Gaji/Surat Keterangan penghasilan terinci.
2)
SK Pengangkatan dan SK terakhir/Surat keterangan kerja.
3)
NPWP Pribadi atau SPT PPH Pasal 21.
4)
NPWP dan SIUP perusahaan tempat bekerja atau surat keterangan perihal NPWP/SIUP Perusahaan.
c.
Persyaratan Bagi Usahawan, terdiri atas : 1) Foto copy NPWP Perusahaan/Pribadi, SIPU/TDP.
2
2) Foto copy laporan keuangan tahun terakhir dan bulan berjalan. 3) Foto copy akta pendirian perusahaan berikut perubahannya d.
Persyaratan Agunan, terdiri atas : 1) Fotocopy sertifikat tanah. 2) Fotocopy IMB (Ijin Mendirikan Bangunan).
Pada tahap penerimaan berkas permohonan ini penulis menilai bahwa prosedur yang dilakukan oleh Loan Service Analis sudah sesuai dengan ketentuan yang ada. Loan Service Analis selalu memastikan bahwa setiap dokumen yang diterimanya adalah benar dan sesuai dengan kenyataan yang ada pada calon debitur.
Selain itu, Loan Service Analis juga selalu memastikan isi dan
kelengkapan berkas aplikasi yang diterimanya, baik dari calon debitur maupun dari petugas developer, apakah sudah sesuai dengan check list yang ada. Untuk itu diperlukan ketelitian dari Loan Service Analis untuk memeriksa semua kelengkapan dokumen berikut data-data pendukungnya, karena apabila ada dokumen yang tidak lengkap akan dapat menghambat pemrosesan permohonan KPR calon Debitur itu sendiri.
4.1.2 Persiapan Wawancara Tahap-tahap yang dilakukan dalam persiapan wawancara terdiri atas : a.
Loan Service Analis terlebih dahulu meneliti CIF (Customer Information File) masing-masing calon debitur sebagai informasi awal pada saat melakukan wawancara. Selain itu, Loan Service Analis juga meneliti data-data pendukung karakter calon debitur melalui daftar
3
hitam (black list) atau daftar kredit macet yang dikeluarkan BI, dan juga menerapkan asas 6C dalam memberikan kredit pada setiap calon debiturnya, yaitu : 1) Can We (Dapahkah?) Dapatkah Bank CIMB Niaga memberikan kredit kepada calon debitur. Pertimbangan tersebut didasarkan pada daftar kredit macet yang dikeluarkan oleh BI atau pernakah calon debitur mengajukan kredit kepada Bank CIMB Niaga dan ditolak. Hal ini harus menjadi pertimbangan yang diperhatikan. Jangan nantinya akan merugikan pihak bank. 2) Character (Watak / Karakter) Karakter calon debitur harus diteliti oleh analisis kredit, sebelum yang bersangkutan layak atau tidak mendapatkan kredit, dari sini juga dapat diketahui apakah calon debitur tersebut memiliki kesadaran untuk melaksanakan kewajibannya, yaitu membayar angsuran tepat waktu, atau bila terjadi keterlambatan pembayaran mau membayar bunga beserta denda dan biaya yang lainnya. 3) Capacity (Kemampuan) Kemampuan calon debitur dalam membayar angsuran harus sangat
diperhatikan
permohonan kpr nya.
apabila
yang
bersangkutan
disetujui
Kemampuan tersebut dapat dilihat dari
rekening tabungan 3 bulan terakhir, slip gaji 3 bulan terakhir, atau cash flow usahanya.
4
4) Capital (Modal) Modal calon Debitur harus dianalisis oleh analisis kredit secara cermat, jujur, dan obyektif. Analisis modal ini berguna untuk mengetahui besar dan struktur modal dari calon debitur yang bersangkutan. 5) Condition (Situasi Perekonomian) Situasi ekonomi calon debitur pada umumnya dan bidang usaha calon debitur pada khususnya perlu dipelajari oleh analisis kredit karena akan mempengaruhi kelancaran pengembalian kredit. 6) Collateral (Jaminan) Jaminan atau agunan kredit yang diserahkan oleh calon Debitur kepada bank harus lebih besar daripada jumlah kredit yang diajukan. Minimal jumlah pengajuan kredit 70% dari harga jaminan. b.
Setelah mendapatkan data-data yang diperlukan Loan Service Analis kemudian
memasukkan
data-data
tersebut
ke
dalam
berkas
permohonan calon debitur untuk dibuatkan suatu memo rencana wawancara yang dilampiri surat permohonan wawancara dari pihak developer. Memo beserta lampirannya tersebut kemudian diserahkan kepada Loan Service Head dan branch Manager untuk dimintakan persetujuannya. c.
Setelah mendapatkan persetujuan dari Loan Service Head dan Branch Manager, maka Loan Service Analis akan menginformasikan rencana
5
wawancara tersebut kepada pejabat yang ditunjuk untuk memberikan penjelasan umum dan juga kepada pihak developer atau calon debitur yang akan diwawancarai. Tahap persiapan wawancara ini dilakukan agar proses pelaksanaan wawancara nantinya dapat berjalan dengan lancar.
Pada tahap ini dilakukan
sejumlah analisis yang mendalam terhadap setiap calon debitur.
Seperti :
penelitian terhadap CIF masing-masing calon debitur dan penelitian terhadap data-data pendukung lainnya melalui daftar kredit macet atau black list. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah calon debitur yang bersangkutan termasuk dalam daftar debitur black list yang dikeluarkan oleh BI/Bank CIMB Niaga atau yang permohonan KPR nya pernah ditolak oleh Bank CIMB Niaga.
4.1.3 Pelaksanaan Wawancara Tahap-tahap dari proses wawancara antara pihak Bank CIMB Niaga dengan para calon debitur adalah sebagai berikut : a.
Setelah tiba di tempat wawancara, pejabat Bank CIMB Niaga yang ditunjuk akan memberikan penjelasan umum kepada calon debitur mengenai
hak
dan
kewajibannya
sebagai
debitur
dengan
menggunakan transparansi penjelasan umum wawancara yang standar. b.
Loan Service Analis mulai melakukan wawancara dengan calon debitur sesuai dengan nomor urut pada daftar hadir.
6
c.
Di akhir wawancara Loan Service Analis akan memberikan penjelasan kepada calon debitur mengenai proses lanjutan setelah wawancara, yaitu : 1) Disetujui, maka akan diterbitkan SP2K (Surat Pemberitahuan Persetujuan Kredit). 2) Observasi
usaha,
tanggal
dan
waktu
observasi
akan
dikonfirmasikan kemudian hari. 3) Ditolak, maka akan diterbitkan surat penolakan. d.
Loan Service Analis akan merekomendasikan hasil wawancara apakah disetujui, ditolak atau akan dilakukan observasi usaha. Setelah itu akan dimintakan otorisasi kepada Loan Service Head pada pada masing-masing lembar rekomendasi wawancara.
Tahap ini merupakan lanjutan dari tahap persiapan wawancara.
Pada
tahap ini dilakukan proses tanya jawab antara Loan Service Analis dengan para calon debitur untuk mengetahui lebih lanjut mengenai latar belakang calon debitur seperti : tempat tinggal, jenis pekerjaan, tempat bekerja/usaha, dsb. Untuk itu Loan Service Analis harus benar-benar bisa mendapatkan informasi yang dibutuhkan dengan akurat mengenai calon debitur yang bersangkutan karena bila data-data calon debitur tersebut tidak lengkap dan akurat dengan sendirinya akan dapat merugikan pihak Bank CIMB Niaga apabila nantinya terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti terjadinya kredit yang bermasalah.
Dengan adanya
wawancara ini setiap calon debitur juga dapat mengetahui apa saja yang menjadi
7
hak dan kewajibannya sebagai debitur apabila nanti permohonan KPR nya disetujui oleh Bank CIMB Niaga.
4.1.4 Pasca Wawancara Tahap-tahap yang terdapat dalam proses pasca wawancara adalah sebagai berikut : a.
Dalam hal ini Loan Service Head akan meneliti dan mempelajari kembali berkas-berkas yang telah direkomendasikan untuk kemudian memberikan
persetujuannya
pada
setiap
hasil
rekomendasi
wawancara. b.
Setelah mendapat persetujuan dari Loan Service Head, Loan Service Analis akan
membuat
memo
permohonan untuk melakukan
pengecekan langsung ke tempat tinggal dan tempat kerja debitur untuk mengumpulkan berbagai bukti yang diperlukan (on the spot) ke bagian Loan Administration dengan melampirkan berkas pemohon. c.
Setelah melaksanakan on the spot, Loan Service Officer akan meng entry kan data-data yang diperoleh ke dalam program khusus marketing yang bernama SPEKTA.
Pada tahap pasca wawacara ini kembali dilakukan analisis terhadap setiap hasil rekomendasi wawancara para calon debitur. Untuk itu diperlukan analisa yang tajam dan independen dari pihak Loan Service Head dalam mempelajari berkas-berkas aplikasi tersebut agar nantinya tidak keliru dan dapat bersikap objektif dalam memberikan penilaian dan persetujuannya.
8
4.1.5 Rapat Komite Kredit (Rakomdit) Tahapan rakomdit yang dilakukan oleh Bank CIMB Niaga adalah sebagai berikut : a.
Sebelumnya Loan Service Officer terlebih dahulu menginformasikan kepada Loan Service Head bahwa berkas-berkas permohonan telah siap untuk rapat komite kredit.
b.
Dalam rakomdit dilakukan diskusi antar sesama peserta atas data permohonan yang meragukan serta keterangan yang tertera pada SPEKTA (lulus atau tidak lulus scoring, rekomendasi analis, dll).
c.
Setelah dilakukan rakomdit selanjutnya dibuat laporan keputusan rakomdit (financial dan non financial) yang berisi DITOLAK atau DISETUJUI untuk selanjutnya direkomendasikan kepada pihak direksi.
d.
Loan Service Officer akan pemuktahiran data yang berada di SPEKTA sesuai hasil rakomdit, hal ini bertujuan agar pihak Bank CIMB Niaga dapat mengetahui riwayat debitur apabila pada suatu saat mengajukan permohonan KPR Bank CIMB Niaga kembali.
Proses rakomdit yang dilakukan oleh Bank CIMB Niaga pada dasarnya merupakan kunci apakah suatu permohonan KPR itu disetujui atau ditolak. Dalam rakomdit ini semua keterangan yang tertera pada SPEKTA akan didiskusikan secara bersama-sama oleh pejabat bank yang berwenang untuk diambil suatu keputusan pada akhirnya. Proses rakomdit ini sudah cukup baik
9
dan transparan, namum perlu ditekankan pula sikap objektivitas dari setiap pejabat bank yang bersangkutan dalam membuat keputusan terhadap setiap permohonan KPR calon debitur.
4.1.6 Permohonan yang Disetujui Rapat Komite Kredit (Rakomdit) Permohonan yang disetujui oleh rakomdit, maka Loan Service Officer akan menerbitkan Surat Pemberitahuan Persetujuan Kredit (SP2K) yang berisi tentang : jumlah maksimal kredit, suku bunga, jangka waktu pembayaran kembali kredit, jumlah angsuran perbulan, jangka waktu pembayaran yang harus dilunasi bersamaan dengan pengembalian SP2K (uang muka dan biaya pemrosesan kredit). Setelah itu Loan Service Officer akan menyerahkan SP2K pada petugas developer untuk kemudian diserahkan pada masing-masing calon debitur. SP2K tersebut harus segera diberikan kepada setiap calon debitur yang permohonan KPR nya telah disetujui agar calon debitur tersebut dapat segera mengetahui bahwa permohonan KPR nya telah diterima, sehingga mereka dapat segera menyiapkan hal-hal lainnya yang dibutuhkan dalam pemrosesan selanjutnya.
4.1.7 Permohonan yang Ditolak Rapat Komite Kredit (Rakomdit) a.
Untuk permohonan yang ditolak dalam rakomdit, maka Loan Service Officer akan membuatkan surat penolakan kredit rangkap dua, dimana lembar yang pertama akan dikirimkan ke alamat calon debitur dan lembar yang kedua akan digunakan sebagai arsip Bank CIMB Niaga.
10
b.
Surat penolakan yang telah selesai dibuat tersebut selanjutnya akan diserahkan bersama dengan berkas-berkas permohonan lainnya kepada Loan Service head dan salah satu anggota rakomdit lainnya untuk ditandatangani.
c.
Surat-surat dan berkas permohonan tersebut selanjutnya akan diserahkan kembali kepada petugas developer, dan pihak Bank CIMB Niaga akan melakukan up-date data informasi penolakan kredit pada CIF calon debitur serta mengarsip berita acara tersebut pada SPEKTA.
Pada tahap ini Loan Service Officer akan membuatkan surat penolakan yang dirangkap dua.
Hal ini dimaksudkan agar baik calon debitur yang
permohonan KPR nya ditolak maupun pihak Bank CIMB Niaga sama-sama memiliki arsip tentang penolakan tersebut, karena bila tidak dibuaat rangkap dua dikhawatirkan nantinya akan terjadi kesalahpahaman antara calon debitur dan pihak Bank CIMB Niaga.
Untuk itu Loan Service Officer harus meneliti
kebenaran dari isi surat tersebut dan segera memperbaharui informasi penolakan kredit pada CIF calon debitur untuk selanjutnya diarsipkan.
4.1.8 Observasi Usaha (On The Spot) Tahapan-tahapan yang harus dilakukan dalam proses on the spot adalah sebagai berikut : a.
Setelah memperoleh memo beserta berkas permohonan dari Loan Service Officer tentang permohonan untuk melakukan on the spot, maka Loan Sercive Head akan mendisposisi memo tersebut kepada
11
Loan Administration Officer untuk segera melakukan on the spot ke calon debitur yang bersangkutan. b.
Informasi dan rekomendasi yang diperoleh dari hasil on the spot tersebut akan dilaporkan kepada Loan Administration head dan Loan Service Head untuk dimintakan persetujuannya.
c.
Selanjutnya Loan Service Officer akan memasukan hasil dari on the spot tersebut ke dalam SPEKTA.
Setelah permohonan KPR calon debitur disetujui, maka Loan Service Officer akan melakukan on the spot ke tempat kerja/usaha dari calon debitur yang bersangkutan. Observasi usaha (on the spot) ini dilakukan pihak Bank CIMB Niaga untuk mengecek secara langsung terhadap tempat tinggal dan tempat kerja / usaha calon debitur untuk memperoleh bukti-bukti yang diperlukan dalam pemprosesan permohonan KPR nya. On the spot ini harus dilakukan, karena melalu on the spot ini pihak Bank CIMB Niaga akan dapat menilai keadaan calon debitur yang sebenarnya, apakah sesuai dengan data-data yang telah diberikan. Dikhawatirkan data-data yang telah diberikan tersebut adalah fiktif dan tidak dapat dipertanggungjawabkan, sehingga nantinya akan merugikan pihak bank.
4.1.9 Laporan Penilaian Akhir Dalam penilaian akhir ini akan dilakukan peninjauan/evaluasi agunan oleh petugas appraiser yang telah ditunjuk oleh pihak Bank CIMB Niaga. Hal ini dilakukan karena penilaian atas rumah dan tanah yang akan dibeli inilah yang akan menjadi agunan pokok atas kredit yang diberikan oleh Bank CIMB Niaga.
12
Apabila terjadi keterlambatan penyelesaian laporan penilaian akhir, maka pihak Bank CIMB Niaga akan menerbitkan surat teguran berikut denda kepada calon debitur. Setelah proses penilaian akhir selesai dilakukan, maka dibuatlah suatu laporan yang akan diotorisasi oleh pejabat Bank CIMB Niaga yang berwenang, otorisaasi dilakukan apabila laporan tersebut dianggap telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dalam melakukan tahap ini diperlukan adanya sikap hati-hati dan ketelitian dalam menilai agunan yang diberikan oleh calon debitur, karena bila tidak, resikonya adalah nilai agunan tersebut tidak sesuai dengan jumlah kredit yang telah diajukan dan tentu saja hal ini akan dapat merugikan pihak Bank CIMB Niaga.
4.1.10 Persiapan Akad Kredit Berikut ini adalah tahap-tahap yang dilakukan dalam persiapan akad kredit : a.
Loan Service Officer harus memastikan bahwa lembar persetujuan SP2K beserta buku tabungan telah diterima dari calon debitur.
b.
Buat memo rencana akad kredit dengan dilampiri Surat Perintah Pembukuan Pinjaman yang akan diserahkan kepada Loan Service Head untuk dimintakan persetujuannya.
c.
Informasikan rencana akad kredit kepada pejabat yang akan memberikan penjelasan umum, petugas developer dan calon debitur yang akan akad kredit.
13
d.
Memberi memo kepada petugas asuransi dan notaris/PPAT yang telah ditunjuk oleh pihak Bank CIMB Niaga.
e.
Loan Service Officer harus menyiapkan Surat Perintah Pembukuan Pinjaman, perjanjian kredit, kartu data penting dan daftar hadir untuk masing-masing calon debitur.
Seperti halnya dengan tahapan persiapan wawancara, tahap persiapan akad kredit ini dilakukan agar nantinya proses akad kredit dapat berjalan dengan lancar. Karena bila tahap ini tidak dilakukan dikhawatirkan akan ada dokumen-dokumen yang terlewati sehingga akan dapat menghambat proses pemberian KPR pada calon debitur.
4.1.11 Pelaksanaan Akad Kredit Tahap-tahap yang dilakukan dalam proses pelaksanaan akad kredit adalah : a.
Loan Service Officer akan mendistribusikan daftar hadir berikut Perjanjian Kredit beserta Kartu Data Penting kepada masing-masing calon Debitur.
b.
Petugas developer akan memberikan penjelasan mengenai bangunan dan kondisi proyek perumahan kepada calon debitur.
c.
Pejabat Bank CIMB Niaga yang berwenang akan memberikan penjelasan umum mengenai hak dan kewajiban masing-masing calon debitur.
14
d.
Notaris/PPAT akan membacakan Perjanjian Kredit, Akta Jual Beli, Surat Kuasa Memasang Hak Tanggunan (SKMHT) kepada calon debitur.
e.
Setelah penandatanganan akad kredit debitur akan memperoleh buku angsuran, kartu data penting, SKMHT, akta jual beli, polis asuransi dan akta-akta penting lainnya.
f.
Loan Service Officer akan menyerahkan perjanjian kredit dan Surat Perintah Pembukuan Pinjaman yang telah ditandatangani tersebut kepada Loan Service Head dan Branch Manager untuk pengesahan. Selanjutnya Surat Perintah Pembukuan Pinjaman yang telah disahkan diserahkan kepada Loan Administration untuk proses pencairan dana hasil akad kredit. Pada akhirnya berkas permohonan kredit yang telah diproses tersebut akan diserahkan kepada Loan Administration untuk diarsip sebagai riwayat kredit pada Bank CIMB Niaga.
Akad kredit merupakan tahap terakhir yang harus dilalui dalam proses pemberian KPR apabila calon debitur yang bersangkutan telah memenuhi sejumlah persyaratan yang telah ditetapkan. Sebelum akad kredit dilaksanakan, calon debitur diminta untuk benar-benar meneiliti kondisi rumah dan tanah yang akan dibeli, apakah sudah sesuai dengan keinginannya. Selain itu, Loan Service Officer juga akan mengkonfirmasikan pada calon debitur mengenai isi dari perjanjian kredit, karena setelah proses akad kredit selesai pihak debitur tanpa syarat harus memenuhi kewajibannya sebagai debitur sesuai dengan perjanjian kredit yang telah disepakati oleh kedua belah pihak.
15
Dari hasil analisis yang telah penulis lakukan pada prosedur pemberian KPR Bank CIMB Niaga yang dimulai dari tahap penerimaan berkas permohonan sampai dengan tahap pelaksanaan akad kredit secara satu per satu pada PT. Bank CIMB Niaga, yaitu dengan cara membandingkan prosedur yang ada pada PT. Bank CIMB Niaga dengan landasan teori yang ada, maka penulis berpendapat bahwa prosedur yang telah dilakukan oleh PT. Bank CIMB Niaga dapat dinyatakan baik dan memenuhi syarat. Pada tahap analisis KPR pihak Bank CIMB Niaga juga melakukan pemprosesan dengan cara mewawancarai calon debitur satu persatu. Wawancara ini dilakukan untuk memperoleh informasi apakah data yang telah diisi oleh calon debitur adalah benar sesuai dengan kenyataan yang ada, selain itu wawancara juga dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai karakter calon debitur, apakah calon debitur tersebut mempunyai itikad baik untuk memenuhi kewajibannya sebagai debitur apabila permohonnya nanti disetujui.
Apabila dalam proses
wawancara tersebut pihak Bank CIMB Niaga masih meragukan data yang diberikan calon debitur, maka pihak Bank CIMB Niaga dapat melakukan pengecekan ulang ke tempat tinggal ataupun ke tempat pekerjaan/usaha calon debitur tersebut. Pengecekan ini dilakukan semata-mata untuk menghindari terjadinya kredit yang bermasalah dikemudian hari.
16
4.2.
Faktor-Faktor Penyebab Kredit Bermasalah Pada PT. Bank CIMB Niaga, Tbk Faktor yang menyebabkan terjadinya kredit bermasalah pada PT. Bank
Niaga, Tbk dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :
4.2.1 Faktor Intern Faktor intern ini memegang peranan penting terhadap kualitas kredit yang disalurkan karena meliputi tahap-tahap wawancara, analisis, dan hal-hal lain yang diperlukan untuk menghindari terjadinya kredit yang bermasalah. Adapun faktor-faktor intern yang menyebabkan timbulnya kredit bermasalah dapat dibedakan antara lain, yaitu : a.
Kelemahan Petugas Bank Dalam menganalisa permohonan kredit adakalanya petugas bank melakukan kesalahan. Hal ini mungkin disebabkan oleh kelemahan petugas kredit, dimana petugas kurang mampu untuk menganalisa permohonan kredit yang diajukan oleh calon debitur, sehingga calon debitur yang beritikad tidak baik dapat memperoleh fasilitas kredit dengan mudah yang pada akhirnya dapat menyebabkan terjadinya kredit yang bermasalah.
b. Kenakalan Petugas Bank Selain hal di atas, kenakalan yang dilakukan oleh petugas bank dalam memberikan kredit yang tidak sesuai dengan prosedur yang berlaku juga merupakan salah satu penyebab terjadinya kredit yang
17
bermasalah. Berdasarkan hasil pengamatan penulis, kredit macet yang timbul banyak disebabkan oleh pihak intern yang menyalahgunakan jabatan dan wewenangnya, sehingga dengan mudah memberikan fasilitas kredit kepada calon debitur yang pada akhirnya juga menimbulkan kredit yang bermasalah.
4.2.2 Faktor Debitur Faktor yang berasal dari debitur mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap timbulnya kredit yang bermasalah. Adapun faktor-faktor yang berasal dari debitur adalah : a.
Debitur Beritikad Tidak Baik Dalam hal ini debitur sejak awal sudah mempunyai niat yang tidak baik dalam memperoleh kredit. Misalnya dengan cara memalsukan surat-surat resmi yang dibutuhkan dalam persyaratan kredit, seperti : kartu identitas, surat keterangan bekerja, surat keterangan penghasilan dan surat-surat lainnya yang telah dipalsukan oleh debitur sehingga mempersulit proses pengembalian kredit.
b. Debitur Mengalami PHK PHK yang dialami oleh Debitur akan sangat mempengaruhi kelancaran pembayaran angsuran KPR nya karena Debitur sudah tidak mempunyai sumber dana yang dapat digunakan untuk melunasi cicilannya. c.
Debitur Pindah Kerja
18
Debitur yang pindah kerja tanpa memberitahu pihak Bank CIMB Niaga tentu akan mempersulit proses administrasi dan pembayaran angsurannya karena pihak Bank CIMB Niaga akan mengalami kesulitan dalam menghubungi debitur apabila terjadi hal-hal penting yang menyangkut KPR debitur. d. Debitur Mengalami Musibah Apabila debitur mengalami musibah, baik itu kecelakaan, kematian maupun bencana alam, tentunya debitur harus mengeluarkan dana lebih untuk menanggulangi hal tersebut, sehingga uang yang seharusnya digunakan debitur untuk membayar angsuran akan digunakan untuk membiayai musibah yang terjadi dan akhirnya akan menyebabkan terjadinya tunggakan angsuran KPR. e.
Debitur Bercerai Dengan Pasangannya Ada kalanya debitur macet terjadi karena debitur bercerai dengan suami/istrinya. Salah satu pihak tidak ada yang mau bertanggung jawab dalam menyelesaikan tunggakan. Untuk menyelesaikan tunggakan tersebut salah satu pihak harus menghubungi pihak yang lain. Karena ketika akad ke bank mereka sudah menikah.
4.2.3 Faktor Ekstern Pengaruh faktor ekstern terhadap terjadinya kredit macet masih tetap ada. Walaupun pihak bank sudah mencoba untuk mewaspadai dan memberikan pengarahan kepada petugas kredit, namun pada kenyataannya pengaruh dari luar
19
tersebut masih menjadi salah satu penyebab terjadinya kredit macet. Faktor-faktor ekstern itu antara lain adalah : a.
Peraturan Pemerintah Pemerintah mempunyai pengaruh yang sangat kuat terhadap bidang perbankan di Indonesia. Pengaruh tersebut antara lain adalah berupa kenaikan suku bunga, maka mau tidak mau pihak bank pun harus mematuhinya.
b. Pengaruh Penguasa/Pejabat Meskipun
dijaman
reformasi
seperti
sekarang
ini
pengaruh
penguasa/pejabat masih terasa. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya surat sakti untuk dapat mengabulkan permohonan kredit yang diajukan oleh kerabat pejabat tersebut. Hal seperti inilah yang memungkinkan terjadinya kasus kredit macet, karena pihak bank tidak dapat menilai debitur yang bersangkutan secara optimal. c.
Meningkatnya Harga Barang-barang Konsumsi Harga barang-barang konsumsi selalu mengalami kenaikan setiap tahunnya, bagitu juga dengan harga bahan-bahan bangunan, seperti : semen, pasir, batu bata, dan bahan bangunan lainnya mengalami kenaikan. Hal ini tentu saja ikut mempengaruhi harga rumah KPR Bank CIMB Niaga yang harus dibayar oleh debitur, sehingga debitur mengalami kesulitan dalam membayar angsuran KPR nya.
20
4.3.
Penanggulangan KPR Bermasalah Pada PT. Bank CIMB Niaga, Tbk KPR yang bermasalah terjadi karena adanya cidera janji yang dilakukan
oleh debitur, dimana debitur tidak membayar angsuran bulanan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. PT. Bank CIMB Niaga, Tbk menetapkan lima kriteria dalam penggolongan kredit berdasarkan tingkat kolektibitilasnya, yaitu : a.
Lancar (0 hari) Kredit yang tidak mempunyai tunggakan dalam angsuran pokoknya dengan jangka waktu 0 hari. Pada kredit jenis ini Bank CIMB Niaga belum melakukan tindakan penanganan yang khusus.
b. Dalam Perhatian Khusus (1 – 90 hari) Kredit digolongkan dalam kriteria perhatian khusus apabila terdapat tunggakan angsuran pokok dengan jangka waktu antara 1 – 90 hari. Pada kredit jenis ini Bank CIMB Niaga sudah harus memberikan perhatian khusus agar tidak berkelanjutan menjadi kredit kurang lancar. c.
Kurang Lancar (91 – 180 hari) Kredit digolongkan kurang lancar apabila terdapat tunggakan angsuran pokok dengan jangka waktu antara 91 – 180 hari. Pada kredit
jenis
ini
Bank
CIMB
Niaga
menanganinya
dengan
mengupayakan debitur untuk membayar tunggakan tersebut dengan cara dicicil atau dibayar sekaligus agar dapat masuk kedalam kriteria kredit lancar. d. Diragukan (181 – 270 hari)
21
Kredit digolongkan diragukan apabila terdapat tunggakan angsuran pokok dengan jangka waktu antara 181 – 270 hari. Kredit jenis ini masih dapat diselamatkan apabila agunannya bernilai sekurangkurangnya 75 % dari jumlah kredit termasuk bunganya dan bisa juga tidak diselamatkan jika agunannya bernilai sekurang-kurangnya 100 %. e.
Macet (271 – 9999 hari) Kredit digolongkan macet apabila sudah tidak lagi memenuhi kriteria lancar, kurang lancar, dan diragukan serta memiliki tunggakan angsuran pokok dengan jangka waktu antara 271 – 9999 hari.
Untuk menangani KPR yang bermasalah cara yang digunakan oleh PT. Bank CIMB Niaga, Tbk adalah dengan melakukan pembinaan dan penyelamatan kredit yaitu sebagai berikut :
4.3.1 Pembinaan / Penyuluhan Debitur Pembinaan Debitur adalah suatu cara yang digunakan untuk membina dan menyadarkan debitur agar dapat memenuhi dan memahami hak dan kewajibannya sebagaimana dituangkan dalam perjanjian kredit dengan cara memberikan saransaran atau jalan keluar bagi pemecahan masalah yang dihadapi debitur dengan atau tanpa mengubah syarat-syarat kredit yang ada, sehingga kepentingan pihak bank maupun debitur dapat terpenuhi. Pada dasarnya kegiatan atau tata cara pembinaan debitur dapat dikelompokkan sebagai berikut :
22
a.
Monitoring (Pemantauan) Adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui secara dini adanya tunggakan debitur dan merupakan dasar dari pelaksanaan pembinaan debitur.
b. Penyuluhan Kepada Debitur Merupakan upaya pihak bank untuk menyadarkan debitur agar dapat memenuhi dan memahami hak serta kewajibannya sebagaimana terluang dalam perjanjian kredit, sehingga debitur yang lancar tidak menunggak dan yang menunggak akan sadar dan segera memenuhi kewajibannya. c.
Pemberian Surat Peringatan Kepada debitur yang menunggak, Bank CIMB Niaga akan memberikan suatu surat peringatan. Pemberian surat peringatan ini terdiri dari : 1)
Surat peringatan untuk masa tunggakan 1 – 6 bulan.
2)
Surat somasi untuk menyelesaikan seluruh tunggakan untuk yang menunggak minimal 7 bulan.
3)
Surat somasi terakhir untuk menyelesaikan seluruh sisa hutang.
4)
Mendaftarkan nama debitur ke Pengadilan Negeri setempat.
Adapun langkah-langkah dalam pembinaan debitur yang dilakukan oleh PT. Bank CIMB Niaga, Tbk adalah : a.
Rekonsiliasi (Konfirmasi)
23
Rekonsiliasi atau konfirmasi kepada pihak debitur dapat dilakukan dengan cara mengirimkan rekening koran melalui pos atau secara langsung untuk menghindarkan hal-hal yang tidak diinginkan apabila terdapat ketidakcocokan dalam catatan pembayaran angsuran. b. Meminta Keterangan Dari Debitur Setelah dilakukan rekonsiliasi/konfirmasi dengan debitur dan ternyata diakui adanya tunggakan angsuran, selanjutnya Bank CIMB Niaga akan meminta keterangan mengenai sebab terjadinya tunggakan untuk selanjutnya dicarikan jalan keluar penyelesaiannya. c.
Surat Pernyataan Kesanggupan Membayar Apabila Debitur mengakui adanya tunggakan, maka debitur diminta untuk membuat pernyataan mengenai kesanggupan untuk membayar tunggakan dalam jangka waktu tertentu.
d. Surat Peringatan Tunggakan Setelah dilakukan penagihan dan pada saat jatuh tempo ternyata debitur masih ingkar janji, maka selanjutnya kepada debitur diberikan surat
peringatan
tunggakan
dan
debitur
diminta
untuk
menandatanginya. e.
Kerjasama Dengan Perusahaan Tempat Debitur Bekerja Pembayaran angsuran KPR secara kolektif dapat dilakukan melalui suatu kerja sama dengan perusahaan tempat debitur bekerja dengan cara memotong langsung gaji debitur yang bersangkutan, sehingga
24
pembayaran angsuran akan menjadi tertib dan dapat memperkecil kemungkinan terjadinya tunggakan KPR. f.
Pemberian Discount Pemberian discount bertujuan untuk lebih memberikan gairah bagi debitur untuk membayar angsuran atau segera melunasi hutangnya.
g.
Sangsi-sangsi Sangsi dapat diberikan kepada debitur yang menunggak, yaitu dapat berupa denda tunggakan, mencantumkan nama debitur ke daftar kredit macat Bank Indonesia, sita agunan KPR dan lain-lain.
4.3.2 Penyelamatan Kredit Apabila debitur yang bermasalah tidak dapat diselesaikan dengan cara pembinaan/penyuluhan. Pihak bank akan mengupayakan penyelamatan kredit bagi debitur bermasalah. Adapun hal-hal yang dilakukan PT. Bank CIMB Niaga, Tbk dalam rangka menyelamatkan kredit yang bermasalah adalah : a.
Penjadwalan Ulang Penyelamatan kredit dengan cara penjadwalan ulang ini dibedakan menjadi dua, yaitu penjadwalan sisa pinjaman dan penjadwalan ulang sisa tunggakan.
b. Alih Debitur (Peralihan Ulang) Merupakan perpindahan hak dan kewajiban dari debitur lama sesuai perjanjian KPR kepada debitur baru.
Debitur pengganti ini akan
25
menggantikan hak dan kewajiban debitur lama yang diikuti dengan peralihan hak atas agunan KPR yang berupa rumah dan tanahnya. Adapun persyaratan alih debitur adalah : 1) Ada kesepakatan antara debitur lama dengan debitur baru, terutama masalah ganti rugi uang muka, angsuran yang telah dibayar dan biaya-biaya lain yang telah dikeluarkan. 2) Debitur pengganti telah memenuhi persyaratan permohonan KPR. 3) Debitur pengganti sanggup membayar seluruh tunggakan yang ada. 4) Alih Debitur berlaku persyaratan jumlah hutang, jangka waktu, suku bunga, dan besarnya jumlah angsuran bulanan. c.
Subrogasi Merupakan
penggantian
hak-hak
kreditur
oleh
pihak
ketiga
sehubungan pihak ketiga membayar seluruh hutang pihak debitur. Subrogasi ini merupakan salah satu cara untuk penyelamatan kredit, dimana debitur tidak mau atau tidak mampu untuk membayar hutangnya. d. Penjualan Tunai Agunan KPR Pelunasan hutang debitur dapat dilakukan dengan cara penjualan agunan KPR yang berupa rumah berikut tanahnya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan likuidasi adalah :
26
1) Kesepakatan antara pihak bank dengan debitur bahwa untuk pelunasan hutang ditempuh dengan cara penjualan agunan yang berupa rumah berikut tanahnya. 2) Ditetapkan limit harga jual. 3) Pembayaran harga jual dari pembeli harus diamankan oleh pihak bank dengan cara penyerahan sertifikat kepada pembeli setelah pembayaran diterima oleh bank. Selain itu PT. Bank CIMB Niaga, Tbk juga menerapkan upaya lain dalam menanggulangi kredit yang bermasalah, yaitu : a.
Upaya Preventif, yaitu upaya untk mencegah terjadinya kredit yang bermasalah, antara lain : 1) Mengembangkan sumber daya manusia. 2) Menekankan proses pemberian kredit pada analisis data-data debitur dan penilaian atas jaminan. 3) Mengembangkan sistem dan prosedur pemberian KPR secara terus menerus, sehingga prosedur kredit yang diterapkan tetap memadai dan dapat memberikan pelayanan kepada debitur secara efektif dan efisien.
b. Upaya Represif, yaitu upaya untuk menanggulangi kredit yang bermasalah, tapi tidak sampai menimbulkan kerugian besar yang sangat berpengaruh pada bank. Upaya represif itu antara lain adalah : 1) Pada saat kredit yang diberikan kondisinya kurang lancar, maka segera dilakukan tindakan penyelamatan pertama, misalnya
27
dengan cara rescheduling atau memberi kesempatan kepada debitur untuk membayar angsuran sampai dengan jangka waktu tertentu. 2) Kalau angsuran masih belum juga dibayar walau sudah lewat jangka waktunya, maka perlu dilakukan analisis kembali terhadap pekerjaan/usaha debitur dengan cara mendatangi langsung tempat tinggal atau tempat kerjanya agar pihak bank dapat mengetahui masalah apa yang sedang dihadapi oleh debitur. 3) Jika tunggakan masih terus berlanjut dan dinilai debitur tidak sanggup untuk mengembalikan seluruh kewajibannya, maka langkah terakhir yang dapat diambil adalah menyita agunan debitur yang telah dijaminkan kepada bank.
4.3.3 Penyelesaian Melalui Pengadilan Negeri Sarana penyelesaian kredit macet melalui pengadilan negeri baru akan dilakukan PT. Bank CIMB Niaga, Tbk apabila usaha yang dilakukan oleh Bank CIMB Niaga sendiri tidak memberikan hasil yang diharapkan.
Penyelesaian
dengan pengadilan negeri dapat dilakukan dengan cara : a.
Somasi, yaitu suatu perintah yang disampaikan pengadilan kepada debitur untuk segera menyelesaikan angsuran kreditnya.
b.
Pihak bank menggugat debitur karena telah melakukan wanprestasi atas pinjaman kredit.
28
c.
Pihak bank menyita barang jaminan/agunan debitur atas pinjaman kreditnya.
4.4
Hubungan Antara Prosedur Pemberian Kredit KPR Dengan Penanggulangan Kredit-kredit Macet Pada PT. Bank CIMB Niaga, Tbk Untuk menjawab pertanyaan adakah prosedur pemberian kredit KPR
dengan penanggulangan kredit-kredit macet pada PT. Bank CIMB Niaga. Peneliti menyebarkan kuesioner yang diberikan kepada 20 responden yang terdiri dari Bagian Analisis Kredit dan Bagian Recovery Bank CIMB Niaga. Berikut ini hasil dari kuesioner untuk prosedur pemberian kerdit pemilikan rumah (KPR). Tabel 4.1 Rekapitulasi Prosedur Pemberian Kredit Pemilikan Rumah (KPR)
· · · · · · · · · ·
Indikator Penerimaan Berkas Permohonan Kredit Pengecekan Kelengkapan Dokumen Pendukung Pengecekan Daftar Kredit Macet Bank Indonesia Wawancara Observasi Tempat Tinggal dan Tempat Kerja/Usaha Apprasial Nilai Jaminan Memasukan Data Data Debitur ke SPEKTA Rapat Komite Kredit (Rakomdit) Pengiriman Surat Pemberitahuan Persetujuan Kredit (SP2K) Akad Kredit Jumlah
SS 9
S 8
R 2
KS 1
7
8
3
2
11
5
1
3
7
6
3
4
7
6
5
2
11 4 9
5 9 10
4 4 1
3
8
4
5
3
6 79
7 68
5 33
2 20
TS
29
Berikut ini hasil dari kuesioner mengenai penanggulangan kredit-kredit macet. Tabel 4.2 Rekapitulasi Penanggulangan Kredit-Kredit Macet
· · · · · · · · · ·
Indikator Surat Peringatan Tunggakan Kerjasama Dengan Perusahaan Tempat Debitur Bekerja Pemberian Discount Bagi Pelunasan KPR Dipercepat Sangsi Sangsi Penjadwalan Kembali (Rescheduling) Alih Debitur (Peralihan Ulang) Subrogasi Penjualan Tunai Agunan KPR Pengadilan Negeri Sita Agunan Jumlah
SS 7
S 10
R 1
KS 2
3
7
8
2
8
5
4
3
6 4 4 3 6 5 7 53
12 7 6 8 4 7 5 71
1 4 4 6 5 5 5 43
1 5 6 3 5 3 3 33
TS
Correlations Prosedur Spearman's rho
Prosedur
Correlation Coefficient
1.000
.084
.
.726
20
20
Correlation Coefficient
.084
1.000
Sig. (2-tailed)
.726
.
20
20
Sig. (2-tailed) N Kredit
Kredit
N
Dalam analisis ini penulis menarik kesimpulan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara prosedur pemberian Kredit Pemilikan Rumah (KPR) (Variabel X) dengan penanggulangan kredit kredit macet di Bank CIMB Niaga, Tbk (Variabel Y). Kemungkinan ada variable lain yang dapat menanggulangi kredit-kredit macet di Bank CIMB Niaga, misalnya Write Off (Hapus Buku), Hapus Tagih,
30
Jual Piutang, hal ini bisa dilakukan apabila memang sudah tidak ada jalan lain untuk semakin banyaknya kredit-kredit macet di Bank CIMB Niaga.
31