Analisa Blasting Design & Ground Support
BAB IV ANALISA BLASTING DESIGN & GROUND SUPPORT
4.1 ANALISA GROUND SUPPORT Ground support merupakan perkuatan dinding terowongan meliputi salah satu atau atau lebih yaitu Rib, wiremesh, bolting dan shotcrete seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya pada Bab II agar terowongan yang dibuat stabil dan aman. Seperti dijelaskan pada bab II bahwa sistem untuk menentukan mass rock classification/klasifikasi dari suatu massa batuan atau disebut dengan derajat massa batuan adalah RMR (Rock Mass Rating) yang dibawa oleh Bieniawski (1976) dan disebut juga Geomechanics Classification. Dalam sistem RMR untuk melakukan klasifikasi terhadap massa batuan dikerjakan dengan menggunakan parameter-parameter sebagai berikut : -
Uniaxial Compressive Strength (UCS) (Kekuatan tekan axial dari material batuan utuh)
-
Rock Quality Designation (RQD) (Penentuan kualitas batuan)
-
Spacing (Jarak antara dua diskontinuitas)
-
Kondisi dari Groundwater (Kondisi air tanah pada batuan)
-
Orientation (orientasi) dari diskontinuitas
Sehingga RMR pada masing-masing terowongan berdasarkan Bianiawski dapat kita deskripsikan sebagai berikut : a.
Work Adit I
Perencanaan Terowongan di Proyek Induk Pembangkit Listrik & Jaringan di Takengon – Aceh Dengan Metode Peledakan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
151
Analisa Blasting Design & Ground Support
b.
Work Adit II
c.
Work Adit III
Perencanaan Terowongan di Proyek Induk Pembangkit Listrik & Jaringan di Takengon – Aceh Dengan Metode Peledakan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
152
Analisa Blasting Design & Ground Support
Adapun analisa ground support dapat kita tentukan dengan cara mengkorelasikan data mass rock classification dari masing-masing terowongan dengan tabel 2.4 Petunjuk pelaksanaan tunnel pada batuan (Bieniawski, 1989), sehingga kita peroleh kebutuhan perkuatan tersebut. Berikut adalah hasil korelasi data mass rock classification pada Work Adit I, II dan III dengan tabel 2.4 Petunjuk pelaksanaan tunnel pada batuan (Bieniawski, 1989) :
Perencanaan Terowongan di Proyek Induk Pembangkit Listrik & Jaringan di Takengon – Aceh Dengan Metode Peledakan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
153
Analisa Blasting Design & Ground Support -
Work Adit I
Work ADIT No. I TUNNEL LENGTH (M) TYPE A 38.50
B
50.00
Rock Classification RMR Rock Class II GOOD ROCK RMR 61 ‐ 80
RMR Rock Class III FAIR ROCK RMR 41 ‐ 60
PEMASANGAN BAUT PADA BATUAN SHOTCRETE (Ø 20 mm, DIGROUTING PENUH) • Seluruh bidang digali penuh dengan permukaan • Secara lokal, dipasang baut panjang 3.0 M pada Tebal 50 mm pada lantai galian langit‐langit lengkung (crown) pada setiap jarak langit‐langit lengkung • Digali maju setiap 1 ‐ 1.5 M 2.5 M apabila dibutuhkan • Penyangga penuh setelah mencapai ketinggian Dapat juga dipasang jaring kawat (wiremesh) 20 M dari muka galian PENGGALIAN
• Penggalian pada puncak tunnel dan setahap demi setahap digali maju setiap 1.5 M ‐ 3 M dimulai dari puncak • Diberi penyangga oada setiap selesai peledakan
PENULANGAN BAJA Tidak dibutuhkan
• Pemasangan baut secara sistematis dengan Tebal 50 ‐ 100 mm di Tidak dibutuhkan panjang 4 M dan jarak 1.5 M ‐ 2 M di daerah langit ‐ langit dan untuk langit‐langit lengkung dan dinding serta jaring dindingnya 30 mm kawat pada langit‐langit
• Penyangga harus sudah komplit setelah mencapai tinggi galian 10 M C
D
15.00
25.00
RMR Rock Class IV POOR ROCK RMR 21 ‐ 40
RMR Rock Class V VERY POOR ROCK RMR < 20
• Penggalian pada puncak tunnel setahap demi • Pemasangan baut secara sistematis dengan Tebal 100 ‐ 150 mm di setahap panjang 4 ‐ 5 M dan jarak 1.0 ‐ 1.5 M di daerah langit‐langit dan untuk • Digali maju setiap 1.0 ‐ 1.5 M dimulai dari puncak langit‐langit lengkung dan dinding serta dipasang dindingnya 100 mm jaring‐jaring kawat • Diberi penyangga bersamaan dengan pada setiap selesai galian • Penyangga sudah harus penuh pada setiap tinggi 10 m • Membuat alur‐alur galiang yang saling • Pemasangan baut secara sistematis dengan menyambung dengan jarak 0.5 M ‐ 1.5 M panjang 5 ‐ 6 M dengan jarak 1.0 ‐ 1.5 M di dimulai dari puncak daerah langit‐langit lengkung dan dinding serta • Diberi penyangga bersamaan pada setiap selesai dipasang jaring‐jaring kawat penggalian • Shotcrete langsung dipasang segerra setelah selesai peledakan
Apabila dibutuhkan dapat dipasang tulangan Rib ringan sampai medium dengan jarak 1.5 M
Tebal 150 ‐ 200 mm di Apabila dibutuhkan dapat langit‐langit dan untuk dipasang tulangan rib dindingnya 150 mm dan medium sama berat 50 mm dengan jarak 0.75 m
Tabel 4.1 Analisa ground support yang dibutuhkan pada Work Adit I
Perencanaan Terowongan di Proyek Induk Pembangkit Listrik & Jaringan di Takengon – Aceh Dengan Metode Peledakan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
154
Analisa Blasting Design & Ground Support -
Work Adit II
Work ADIT No. II TUNNEL LENGTH (M) TYPE A 58.90 B 25.50
Rock Classification RMR Rock Class IV POOR ROCK RMR 21 ‐ 40
• • • •
C
30.00
RMR Rock Class V VERY POOR ROCK RMR < 20
PEMASANGAN BAUT PADA BATUAN SHOTCRETE (Ø 20 mm, DIGROUTING PENUH) Penggalian pada puncak tunnel setahap demi • Pemasangan baut secara sistematis dengan Tebal 100 ‐ 150 mm di setahap panjang 4 ‐ 5 M dan jarak 1.0 ‐ 1.5 M di daerah langit‐langit dan untuk Digali maju setiap 1.0 ‐ 1.5 M dimulai dari puncak langit‐langit lengkung dan dinding serta dipasang dindingnya 100 mm jaring‐jaring kawat Diberi penyangga bersamaan dengan pada setiap selesai galian Penyangga sudah harus penuh pada setiap tinggi 10 m PENGGALIAN
• Membuat alur‐alur galiang yang saling • Pemasangan baut secara sistematis dengan menyambung dengan jarak 0.5 M ‐ 1.5 M panjang 5 ‐ 6 M dengan jarak 1.0 ‐ 1.5 M di dimulai dari puncak daerah langit‐langit lengkung dan dinding serta • Diberi penyangga bersamaan pada setiap selesai dipasang jaring‐jaring kawat penggalian • Shotcrete langsung dipasang segerra setelah selesai peledakan
PENULANGAN BAJA Apabila dibutuhkan dapat dipasang tulangan Rib ringan sampai medium dengan jarak 1.5 M
Tebal 150 ‐ 200 mm di Apabila dibutuhkan dapat langit‐langit dan untuk dipasang tulangan rib dindingnya 150 mm dan medium sama berat 50 mm dengan jarak 0.75 m
Tabel 4.2 Analisa ground support yang dibutuhkan pada Work Adit II
Perencanaan Terowongan di Proyek Induk Pembangkit Listrik & Jaringan di Takengon – Aceh Dengan Metode Peledakan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
155
Analisa Blasting Design & Ground Support -
Work Adit III
Work ADIT No. III TUNNEL LENGTH (M) TYPE A 170.00
B E
167.00 46.00
Rock Classification RMR Rock Class II
RMR Rock Class III FAIR ROCK RMR 41 ‐ 60
PEMASANGAN BAUT PADA BATUAN SHOTCRETE (Ø 20 mm, DIGROUTING PENUH) • Seluruh bidang digali penuh dengan permukaan • Secara lokal, dipasang baut panjang 3.0 M pada Tebal 50 mm pada lantai galian langit‐langit lengkung (crown) pada setiap jarak langit‐langit lengkung • Digali maju setiap 1 ‐ 1.5 M 2.5 M apabila dibutuhkan • Penyangga penuh setelah mencapai ketinggian Dapat juga dipasang jaring kawat (wiremesh) 20 M dari muka galian PENGGALIAN
• Penggalian pada puncak tunnel dan setahap demi setahap digali maju setiap 1.5 M ‐ 3 M dimulai dari puncak • Diberi penyangga oada setiap selesai peledakan
PENULANGAN BAJA Tidak dibutuhkan
• Pemasangan baut secara sistematis dengan Tebal 50 ‐ 100 mm di Tidak dibutuhkan panjang 4 M dan jarak 1.5 M ‐ 2 M di daerah langit ‐ langit dan untuk langit‐langit lengkung dan dinding serta jaring dindingnya 30 mm kawat pada langit‐langit
• Penyangga harus sudah komplit setelah mencapai tinggi galian 10 M C
D
50.00
30.00
RMR Rock Class IV POOR ROCK RMR 21 ‐ 40
RMR Rock Class V VERY POOR ROCK RMR < 20
• Penggalian pada puncak tunnel setahap demi • Pemasangan baut secara sistematis dengan Tebal 100 ‐ 150 mm di setahap panjang 4 ‐ 5 M dan jarak 1.0 ‐ 1.5 M di daerah langit‐langit dan untuk • Digali maju setiap 1.0 ‐ 1.5 M dimulai dari puncak langit‐langit lengkung dan dinding serta dipasang dindingnya 100 mm jaring‐jaring kawat • Diberi penyangga bersamaan dengan pada setiap selesai galian • Penyangga sudah harus penuh pada setiap tinggi 10 m • Membuat alur‐alur galiang yang saling • Pemasangan baut secara sistematis dengan menyambung dengan jarak 0.5 M ‐ 1.5 M panjang 5 ‐ 6 M dengan jarak 1.0 ‐ 1.5 M di dimulai dari puncak daerah langit‐langit lengkung dan dinding serta • Diberi penyangga bersamaan pada setiap selesai dipasang jaring‐jaring kawat penggalian • Shotcrete langsung dipasang segerra setelah selesai peledakan
Apabila dibutuhkan dapat dipasang tulangan Rib ringan sampai medium dengan jarak 1.5 M
Tebal 150 ‐ 200 mm di Apabila dibutuhkan dapat langit‐langit dan untuk dipasang tulangan rib dindingnya 150 mm dan medium sama berat 50 mm dengan jarak 0.75 m
Tabel 4.3 Analisa ground support yang dibutuhkan pada Work Adit III
Perencanaan Terowongan di Proyek Induk Pembangkit Listrik & Jaringan di Takengon – Aceh Dengan Metode Peledakan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
156
Analisa Blasting Design & Ground Support
Keterangan : Pada tabel analisa ground support tersebut di atas kita bisa lihat kebutuhan ground support pada masing masing rencana terowongan, sebagai contoh : Pada work adit I tipe A diketahui bahwa terowongan tersebut memiliki data RMR kelas II, setelah dikorelasikan dengan tabel Tabel 2.4 Petunjuk pelaksanaan tunnel pada batuan (Bieniawski, 1989), maka ground support yang dibutuhkan untuk terowongan tersebut adalah sebagai berikut : -
Dipasang baut Ø 20 mm panjang 3 meter pada langit-langit lengkung (crown) dengan jarak 2.5 meter.
-
Dipasang jaring kawat (wiremesh)
-
Pada langit-langit lengkung (crown) dilakukan perkuatan dengan shotcrete dengan tebal 50 mm
-
Tidak diperlukan perkuatan menggunakan rib pada terowongan
Cara pembacaan tabel analisa ground support tersebut berlaku untuk tabel dan tipe terowongan lainnya. Dengan mengacu hasil analisa ground support dari masing-masing terowongan tersebut di atas, maka kita dapat visualisasikan sebagai berikut :
Perencanaan Terowongan di Proyek Induk Pembangkit Listrik & Jaringan di Takengon – Aceh Dengan Metode Peledakan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
157
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Analisa Blasting Design & Ground Support
Untuk visualisasi dari hasil analisa ground support pada masing-masing terowongan lainnya dapat dilihat pada lembaran lampiran.
4.2 ANALISA DESIGN BLASTING Seperti pada pembahasan sebelumnya di Bab II disebutkan bahwa peledakan pada terowongan minimal terdapat dua bidang bebas agar proses pelepasan energy berlangsung sempurna, sehingga batuan akan terlepas atau terberai dari induknya lebih ringan. Pada bukaan underground umumnya terdapat satu bidang bebas, yaitu permukaan kerja/face. Untuk itu perlu dibuat tambahan bidang bebas yang dinamakan cut. Pada pengeboran kita dapat menggunakan mata bor dengan diameter yang beragam namun sebagai pertimbangan, untuk terowongan digunakan diameter lubang yang lebih kecil dari mata bor lainnya untuk menghindari overbreak sehingga penyusun menentukan sebagau berikut : •
Diameter lubang ledak 38 mm
•
Kedalaman lubang hasil pengeboran 3 meter dengan kemajuan yang diharapkan lebih dari 90% dari kedalaman lubang ledak.
Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa pada peledakan tunnel diperlukan 2 (bidang bebas), oleh karena itu kita harus menentukan diameter lubang kosong (tanpa isian bahan peledak), untuk memperoleh diameter lubang kosong bisa dilihat pada gambar 2.103 grafik hubungan persentase kemajuan dari kedalaman pengeboran dan diameter lubang kosong.
Perencanaan Terowongan di Proyek Induk Pembangkit Listrik & Jaringan di Takengon – Aceh Dengan Metode Peledakan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
159
Analisa Blasting Design & Ground Support
Gambar 4.2 Penentuan diameter lubang kosong
Berdasarkan gambar di atas diperoleh diameter lubang kosong 102 mm.
d.
Penentuan “Cut”
Berikut analisa penentuan Cut berdasarkan Applied Explosives Technology for Construction and Mining by Stig O Olofsson (lihat penjelasan di bab III). First Square a = 1.5 Ø = a √2 W1 Ø mm a mm W1 mm
76 110 150
89 130 180
102 150 210
127 190 270
154 230 320
Keterangan Dibulatkan Dibulatkan
Gambar 4.3 Drilling pattern 1st square of Cut
Perencanaan Terowongan di Proyek Induk Pembangkit Listrik & Jaringan di Takengon – Aceh Dengan Metode Peledakan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
160
Analisa Blasting Design & Ground Support
Berdasarkan
gambar
2.104
grafik
minimum
kebutuhan
bahan
peledak/Charge
concentration (kg/m) dan jarak maksimal C - C (m) untuk variasi diameter lubang besar/Large hole diameter, dengan a = 1.5 Ø = 150 mm diperoleh kebutuhan bahan peledak 0.35 kg/m.
Gambar 4.4 Kebutuhan bahan peledak 1st square
Bagian yang tidak diisi bahan peledak dari lubang pengeboran adalah sama dengan jarak C – C : ho = a Volume isian lubang ledak adalah panjang lubang H - ho dari aktual isian bahan peledak. Q
= Ic (H - ho) = 0.35 x (3 – 0.15)
Q
= 1 Kg
2nd Square = W1 B1 = 1.5 W1 C ‐ C W2 = 1.5 W1 √2 Ø mm W1 mm C ‐ C mm W2 mm
76 150 225 320
89 180 270 380
102 210 310 440
127 270 400 570
Perencanaan Terowongan di Proyek Induk Pembangkit Listrik & Jaringan di Takengon – Aceh Dengan Metode Peledakan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
154 320 480 670
Keterangan Dibulatkan Dibulatkan
161
Analisa Blasting Design & Ground Support
Gambar 4.5 Drilling pattern 2nd square of Cut
Berikut adalah penentuan kebutuhan peledak dengan B = W, dimana W berdasarkan perhitungan di atas diperoleh 210 mm dikorelasikan dengan gambar 2.105 grafik minimum kebutuhan bahan peledak/Charge concentration (kg/m) dan jarak maksimal burden untuk variasi lebar bukaan diperoleh 0.25 kg/m.
Gambar 4.6 Kebutuhan bahan peledak 2nd square
Q
= Ic (H - ho) dimana ho = 0.5 B
Q
= 0.25 (3 – (0.5 x 0.21))
Q
= 0.73 Kg
Perencanaan Terowongan di Proyek Induk Pembangkit Listrik & Jaringan di Takengon – Aceh Dengan Metode Peledakan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
162
Analisa Blasting Design & Ground Support
3rd Square = W2 B2 C ‐ C = 1.5 W2 = 1.5 W2 √2 W 3 Ø mm W2 mm C ‐ C mm mm W3
76 320 480 670
89 380 570 800
102 440 660 930
127 570 850 1200
154 670 1000 1400
Keterangan
bahan
peledak/Charge
Dibulatkan Dibulatkan
Gambar 4.7 Drilling patern 3rd square of Cut
Berdasarkan
gambar
2.105
grafik
minimum
kebutuhan
concentration (kg/m) dan jarak maksimal burden untuk variasi lebar bukaan, dengan B = W dimana burden = 440 mm diperoleh 0.47 Kg/m.
Gambar 4.8 Kebutuhan bahan peledak 3rd square
Q
= Ic (H - ho) dimana ho = 0.5 B
Q
= 0.47 (3 – (0.5 x 0.44))
Q
= 1.32 Kg
Perencanaan Terowongan di Proyek Induk Pembangkit Listrik & Jaringan di Takengon – Aceh Dengan Metode Peledakan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
163
Analisa Blasting Design & Ground Support
4th Square Mengingat Lebar bukaan adalah 0.93 M, apabila burden diambil B = W maka burden akan lebih besar dari bagian stoping. Oleh karena itu harus disesuaikan dengan bagian stoping berikut isian bahan peledak/charge calculations. Burden ditentukan berdasarkan gambar 2.110 Hubungan burden dengan isian bahan peledak bawah, sehingga diperoleh sebagai berikut ini.
Gambar 4.9 Kebutuhan bahan peledak 4th square
Burden yang diambil berdasarkan gambar di atas B = 1 M (pembulatan) dengan isian bahan peledak bagian bawah (Ib) adalah 1.35 kg/m. Berdasarkan tabel 2.15 Tabel Drilling and charging geometry of the round diperoleh sebagai berikut : -
Isian Bawah
hb
= 1/3 x 3
hb
=1m
Qb
= Ib x hb
Qb
= 1.35 x 1
Perencanaan Terowongan di Proyek Induk Pembangkit Listrik & Jaringan di Takengon – Aceh Dengan Metode Peledakan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
164
Analisa Blasting Design & Ground Support
Qb -
= 1.35 Kg Isian Kolom
Ic
= 0.5 Ib
Ic
= 0.5 x 1.35
Ic
= 0.68 Kg/m
ho
= 0.5 x B
= 0.5 x 1.00
hc
= H - hb - hc
= 3 – 1 – 0.5 = 1.5 M
Qc
= Ic x h c
= 0.68 x 1.5
= 0.5 M
= 1.02 Kg
Gambar 4.10 Drilling patern 4th square of Cut
-
Isian Total
Q
= 1.35 + 1.02 = 2.37 Kg
e.
Penentuan Floor holes
Berdasarkan tabel 2.15 Drilling and charging geometry of the round berikut analisa floor holes. -
Isian Bawah
Ib
= 1.35 Kg/m
hb
= 1/3 x 3
= 1m
Perencanaan Terowongan di Proyek Induk Pembangkit Listrik & Jaringan di Takengon – Aceh Dengan Metode Peledakan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
165
Analisa Blasting Design & Ground Support
Qb -
= 1.35 x 1
= 1.35 Kg
Isian Kolom
Ic = Ib = 1.35 Kg/m ho -
= 0.2 x B
hc = H – hb – ho = 3 – 1 – 0.2 = 1.8 m
Qc -
= 1.35 x 1.8 = 2.43 Kg Total Isian
Q
f.
= 0.2 x 1 = 0.2 m
= 1.35 + 2.43 = 3.78 Kg
Penentuan Wall Holes
Berdasarkan tabel 2.16 smooth blasting untuk diameter lubang pengeboran 38 mm diperoleh sebagai berikut : Charge concentration = 0.23 Kg/m Burden
= 0.7 – 0.9 m (diambil 0.8 m)
Spacing
= 0.5 – 0.7 m (diambil 0.6 m)
Q
= 2.3 x (3 – 0.2) = 0.64 Kg
Dengan pertimbangan “look out” jarak burden menjadi 0.8 – 0.2 = 0.6 m
g.
Penentuan Roof Holes
Dalam menentukan roof holes sama dengan wall holes, sehingga diperoleh sebagai berikut Burden
= 0.8 m
Perencanaan Terowongan di Proyek Induk Pembangkit Listrik & Jaringan di Takengon – Aceh Dengan Metode Peledakan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
166
Analisa Blasting Design & Ground Support
Spacing
= 0.6 m
Q
= 0.64 Kg
h.
Penentuan Stoping upwards dan horizontally
Untuk stoping upward dan horizontally dihitung sama dengan floor holes namun isiannya (charge concentration) lebih sedikit dibandingkan dengan floor holes. Berdasarkan tabel 2.15 Drilling and charging geometry of the round diperoleh sebagai berikut : Burden
=1m
Spacing
= 1.1 x B = 1.1 m
-
Isian Bawah
Ib
= 1.35 Kg/m
hb
= 1/3 x 3 = 1m
Qb
= 1.35 x 1 = 1.35 Kg
-
Isian Kolom
Ic
= 0.5 Ib
= 0.5 x 1.35 = 0.68 Kg/m
ho
= 0.5 B
= 0.5 m
hc
= H – hb – ho = 3 – 1 – 0.5 = 1.5 m
Qc
= 0.68 x 1.5 = 1.02 kg
Q
Total Isian = 1.35 + 1.02 = 2.37 Kg
Perencanaan Terowongan di Proyek Induk Pembangkit Listrik & Jaringan di Takengon – Aceh Dengan Metode Peledakan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
167
Analisa Blasting Design & Ground Support
i.
Penentuan Stoping downward
Pola pengeboran pada stoping downward sama saja dengan stopping pada arah lain dengan perbedaan pada spacing yang lebih besar berdasarkan 2.15 Tabel Drilling and charging geometry of the round Burden
=1m
Spacing
= 1.2 x B = 1.2 x 1 = 1.2 m
Q
= 2.37 Kg
Berdasarkan hasil analisa tersebut di atas dapat kita visualisasikan untuk drilling pattern pada masing-masing terowongan adalah sebagai berikut :
Perencanaan Terowongan di Proyek Induk Pembangkit Listrik & Jaringan di Takengon – Aceh Dengan Metode Peledakan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
168
http://digilib.mercubuana.ac.id/
http://digilib.mercubuana.ac.id/
http://digilib.mercubuana.ac.id/
http://digilib.mercubuana.ac.id/
http://digilib.mercubuana.ac.id/
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Analisa Blasting Design & Ground Support
Untuk visualisasi drilling pattern pada masing-masing terowongan dapat dilihat pada lampiran.
4.3 KEBUTUHAN BAHAN PELEDAK Berdasarkan analisa tersebut di atas kebutuhan bahan peledak untuk masing-masing terowongan dan kebutuhan bahan peledak secara keseluruhan adalah sebagai berikut : C. Kebutuhan bahan peledak Work Adit I per peledakan
Nama Bagian
Total Berat per Lubang (Kg) (Kg) Tipe A Tipe B Tipe C Tipe D Tipe A Tipe B Tipe C Tipe D Tipe A Tipe B Tipe C Tipe D Jumlah Lubang
CUT - 1st Square 4 4 4 4 - 2nd Square 4 4 4 4 - 3rd Square 4 4 4 4 - 4th Square 4 4 4 4 Floor Holes 5 5 5 6 Wall Holes 4 4 4 4 Roof Holes 9 9 11 11 Stopping - Upwards & Horizontal 2 2 6 6 - Downward 1 1 3 3 Jumlah total kebutuhan bahan peledak per peledakan
1 0.73 1.32 2.37 3.78 0.64 0.64
1 0.73 1.32 2.37 3.78 0.64 0.64
1 0.73 1.32 2.37 3.78 0.64 0.64
1 0.73 1.32 2.37 3.78 0.64 0.64
4 2.92 5.28 9.48 18.9 2.56 5.76
4 2.92 5.28 9.48 18.9 2.56 5.76
4 2.92 5.28 9.48 18.9 2.56 7.04
4 2.92 5.28 9.48 22.68 2.56 7.04
2.37 2.37
2.37 2.37
2.37 2.37
2.37 2.37
4.74 2.37 56.01
4.74 2.37 56.01
14.22 7.11 71.51
14.22 7.11 75.29
Tabel 4.4 Analisa kebutuhan bahan peledak Work Adit I
D. Kebutuhan bahan peledak Work Adit II per peledakan
Nama Bagian
Berat per Lubang Total (Kg) (Kg) Tipe A Tipe B Tipe C Tipe A Tipe B Tipe C Tipe A Tipe B Tipe C Jumlah Lubang
CUT - 1st Square 4 4 4 - 2nd Square 4 4 4 - 3rd Square 4 4 4 - 4th Square 4 4 4 Floor Holes 6 6 7 Wall Holes 4 4 4 Roof Holes 10 11 11 Stopping - Upwards & Horizontal 6 6 6 - Downward 3 3 3 Jumlah total kebutuhan bahan peledak per peledakan
1 0.73 1.32 2.37 3.78 0.64 0.64
1 0.73 1.32 2.37 3.78 0.64 0.64
1 0.73 1.32 2.37 3.78 0.64 0.64
4 2.92 5.28 9.48 22.68 2.56 6.4
4 2.92 5.28 9.48 22.68 2.56 7.04
4 2.92 5.28 9.48 26.46 2.56 7.04
2.37 2.37
2.37 2.37
2.37 2.37
14.22 7.11 74.65
14.22 7.11 75.29
14.22 7.11 79.07
Tabel 4.5 Analisa kebutuhan bahan peledak Work Adit II Perencanaan Terowongan di Proyek Induk Pembangkit Listrik & Jaringan di Takengon – Aceh Dengan Metode Peledakan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
175
Analisa Blasting Design & Ground Support
E. Kebutuhan bahan peledak Work Adit III per peledakan
Nama Bagian
Berat per Lubang Total (Kg) (Kg) Tipe A Tipe B Tipe C Tipe D Tipe E Tipe A Tipe B Tipe C Tipe D Tipe E Tipe A Tipe B Tipe C Tipe D Tipe E Jumlah Lubang
CUT - 1st Square 4 4 4 4 - 2nd Square 4 4 4 4 - 3rd Square 4 4 4 4 - 4th Square 4 4 4 4 5 5 5 6 Floor Holes Wall Holes 4 4 4 4 Roof Holes 9 9 11 11 Stopping - Upwards & Horizontal 2 2 6 6 - Downward 1 1 3 3 Jumlah total kebutuhan bahan peledak per peledakan
4 4 4 4 7 4 12
1 0.73 1.32 2.37 3.78 0.64 0.64
1 0.73 1.32 2.37 3.78 0.64 0.64
1 0.73 1.32 2.37 3.78 0.64 0.64
1 0.73 1.32 2.37 3.78 0.64 0.64
1 0.73 1.32 2.37 3.78 0.64 0.64
4 2.92 5.28 9.48 18.9 2.56 5.76
4 2.92 5.28 9.48 18.9 2.56 5.76
4 2.92 5.28 9.48 18.9 2.56 7.04
4 2.92 5.28 9.48 22.68 2.56 7.04
4 2.92 5.28 9.48 26.46 2.56 7.68
6 3
2.37 2.37
2.37 2.37
2.37 2.37
2.37 2.37
2.37 2.37
4.74 2.37 56.01
4.74 2.37 56.01
14.22 7.11 71.51
14.22 7.11 75.29
14.22 7.11 79.71
Tabel 4.5 Analisa kebutuhan bahan peledak Work Adit III
F. Total Kebutuhan bahan peledak Berdasarkan perhitungan di atas maka kebutuhan bahan peledak untuk keseluruhan pekerjaan (Wrok Adit I, II dan III) adalah sebagai berikut :
URAIAN
Panjang (M)
Work Adit I Tipe A 25.00 Tipe B 25.00 Tipe C 50.00 Tipe D 38.50 Work Adit II Tipe A 30.00 Tipe B 58.90 Tipe C 25.50 Work Adit III Tipe A 170.00 Tipe B 167.00 Tipe C 50.00 Tipe D 30.00 Tipe E 46.00 Total kebutuhan bahan peledak
Kemajuan yang Jumlah bahan Jumlah diharapkan per peledak per peledakan peledakan > 90% (M) peledakan
Total (Kg)
2.7 2.7 2.7 2.7
10 10 19 15
56.01 56.01 71.51 75.29
560.10 560.10 1,358.69 1,129.35
2.7 2.7 2.7
12 22 10
74.65 75.29 79.07
895.80 1,656.38 790.70
2.7 2.7 2.7 2.7 2.7
63 62 19 12 18
56.01 56.01 71.51 75.29 79.71
3,528.63 3,472.62 1,358.69 903.48 1,434.78 17,649.32
Tabel 4.6 Analisa Total kebutuhan bahan peledak
Total kebutuhan bahan peledak adalah 17.649,32 Kg
Perencanaan Terowongan di Proyek Induk Pembangkit Listrik & Jaringan di Takengon – Aceh Dengan Metode Peledakan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
176
Analisa Blasting Design & Ground Support
Berikut analisa kebutuhan detonator :
URAIAN
Jumlah Lubang per peledakan
Jumlah peledakan
Total (Kg)
10 10 19 15
370 370 855 690
12 22 10
540 1012 470
63 62 19 12 18
2331 2294 855 552 864 11,203
Work Adit I Tipe A 37 Tipe B 37 Tipe C 45 Tipe D 46 Work Adit II Tipe A 45 Tipe B 46 Tipe C 47 Work Adit III Tipe A 37 Tipe B 37 Tipe C 45 Tipe D 46 Tipe E 48 Jumlah total kebutuhan detonator
Tabel 4.7 Analisa Total kebutuhan detonator
Total kebutuhan detonator adalah 11.203 buah
4.4 FIRING PATTERN Keberhasilan peledakan terowongan tidak hanya ditentukan oleh jumlah isian bahan peledak dari masing-masing lubang ledak dan drilling pattern namun juga firing pattern seperti yang dijelaskan pada bab II, berikut adalah firing pattern pada masing-masing terowongan.
Perencanaan Terowongan di Proyek Induk Pembangkit Listrik & Jaringan di Takengon – Aceh Dengan Metode Peledakan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
177
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Analisa Blasting Design & Ground Support
Keterangan : 1.
Pada firing pattern terlihat penomoran pada masing-masing lubang ledak, penomoran tersebut adalah tahapan peledakan dengan kata lain peledakan berurutan dari penomoran terkecil sampai dengan nomor akhir.
2.
Berurutannya peledakan tersebut diatur oleh fungsi ‘delay’ pada detonator seperti dijelaskan sebelumnya pada bab II
Untuk firing pattern pada masing-masing terowongan lainnya dapat di lihat pada lampiran.
Perencanaan Terowongan di Proyek Induk Pembangkit Listrik & Jaringan di Takengon – Aceh Dengan Metode Peledakan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
179