BAB III UNSUR INTERN DAN EKSTERN NOVEL PINGKAN SEHANGAT MENTARI MUSIM SEMI
3.1
Biogafi Maimon Herawati Novel “Pingkan Sehangat Mentari Musim Semi” ini ditulis oleh seorang wanita bernama Maimon Herawati yang lahir pada tanggal 13 Mei 1974 di desa Palangki, sebuah desa kecil di Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat. Anak pasangan Sudirman Adnan dan Nuszuarti ini menamatkan SD, SMP dan SMA-Nya di Padang. Pada tahun 1992, dia melanjutkan pendidikan ke Universitas Padjajaran jurusan Jurnalistik. Pada tahun 1998 Maimon menamatkan kuliahnya. Maimon yang memakai nama pena Muthmainah, mulai menulis sejak usia 17 tahun. Karya tulis Maimon mulai diterbitkan di beberapa majalah remaja. Mulai tahun 1997, dia terpilih sebagai penulis favorit pilihan pembaca SKI Annida. Pada tahun yang sama, salah satu cerpennya, Operasi Flower Mossad, meraih hadiah hiburan dalam LMCPI III. Sewaktu kuliah, Maimon aktif di beberapa media mahasiswa. Tahun 1994, Maimon bergabung dengan majalah Faktum. Pada 1995, Maimon dan teman-temannya di Biro Kerohanian Islam Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Unpad mendirikan buletin Percik. Setahun kemudian, Maimon menjadi Pemimpin redaksi majalah Percik.
51
Selain menjabat ketua Az Zahra Fikom Unpad selama dua tahun, Maimon juga terlibat dalam Himpunan Mahasiswa Jurnalistik Unpad dan yayasan Baiti Jannati Bandung. Pada tahun yang sama Maimon dan dua temannya mendirikan lembaga kursus bahasa Inggris English Idea College. Sejak pertengahan 1998 sampai akhir tahun 1999, Maimon berkerja sebagai redaktur di majalah UMMI. Maimon menikah dengan Drs. Juliandri, M.S., pada tahun 1999, dan dikaruniai putra yang bernama Abdurrahman Muharik. Selain Pingkan Sehangat Mentari Musim Semi yang merupakan bukunya yang pertama, Maimon juga telah menerbitkan buku kumpulan cerpen Palestina “ Hingga Batu Bicara " (bersama Helvy Tiana Rosa dan Setiawati Intan Sauitni) dan kumpulan cerpennya “Tembang di Padang”.92 3.2
Deskripsi Novel Dilihat dari bentuk naskah, Novel “Pingkan Sehangat Mentari Musim Semi” tampil dalam bentuk buku dengan ukuran panjang 20 cm tebal 12 cm. Buku ini terdiri dari 216 halaman. Halaman 1 sampai 10 memuat tulisan basmallah, UU hak cipta, cover dalam pengantar dan daftar isi. Cerita dari novel ini dimulai pada halaman 11 dan berakhir pada halaman 213. halaman 214 dan 215 berisi biografi penulis sedangkan 216 merupakan halaman kosong. Kata pengantar pada novel ini ditulis oleh Helvy Tiana Rosa dengan judul “Pengantar Menuju Pingkan’. Novel ini terdiri dari 19 sub-judul 92
Maimon Herawati, Pingkan Sehangat Mentari Musim Semi, Bandung : Asy Syamil, 2000, hlm. 215-216.
52
dimana tiap sub-judul berisi cerita dengan tema berbeda-beda dan langsung selesai. Tetapi cerita tiap sub-judul masih berhubungan terus hingga akhir cerita setiap halaman dalam novel ini rata-rata terdiri dari 35 sampai 39 baris. Dalam novel Pingkan Sehangat Mentari Musim Semi terdapat 17 gambar ilustrasi yang berfungsi sebagai penguat dan pendukung cerita. Mengenai cover luar dari novel Pingkan Sehangat Mentari Musim Semi ini tampil dengan cover bergambar gadis muda berjilbab. Ilustrasi tokoh utama novel ini digambarkan sedang menggendong tas punggung sambil tersenyum menatap kedepan memberikan kesan kepada pembaca mengenai karakter tokoh utama. Ilustrasi gadis muda dalam cover tersebut akan memberikan gambaran kepada pembaca mengenai sosok seorang gadis muda yang ceria dan gigih dalam mengejar cita-citanya, gadis muda yang selalu optimis dalam menghadapi berbagai tantangan dan rintangan baik dalam studi maupun kehidupan. Sedangkan tulisan Pingkan ditulis dengan huruf sambung berwarna merah cerah dengan gaya yang tidak formal. Tulisan ini dimaksud untuk mendukung ilustrasi tokoh utama sehingga tulisan ini dapat menjadi center of interest bagi pembaca. Adapun kombinasi warna keseluruhan cover terdiri dari warna kuning biru muda, hijau dan merah yang menjadi warna dari tulisan judul, pengarang maupun ilustrasi tokoh utama memberi kesan lembut dan tidak begitu mencolok.
53
3.3
Kritik Intern Terhadap Novel Pingkan Sehangat Mentari Musim Semi Karya Maimon Herawati 3.3.1 Tema Pada umumnya, tema sebuah karya sastra tidak dikemukakan secara jelas (eksplisit) baik dalam bentuk kata maupun kalimat. Tetapi kebanyakan tema disampaikan secara tidak langsung (implisit) dan menyusupi
keseluruhan
cerita.
Hal
inilah
antara
lain
yang
menyebabkan tidak mudahnya menafsirkan tema. Penafsiran tema (tema) didasari oleh pemahaman cerita secara keseluruhan.93Ada kalanya dijumpai kalimat-kalimat (alias /percakapan) tertentu yang dapat ditafsirkan mengandung tema pokok. Pembaca dituntut ketajaman berfikir untuk menyimpulkan apa yang terjadi tema dalam suatu cerita.94 Tema pokok dari novel Pingkan Sehangat Mentari Musim Semi adalah aktifitas dakwah di negara asing (Australia). Pengarang mengemukakan tema tersebut melalui tokoh utamanya yaitu Pingkan. Dakwah yang dilakukan tokoh utama dimulai dari orang-orang terdekat. Sikap menentang terhadap kakak angkatnya yang melakukan kumpul kebo merupakan awal dari aktifitas dakwahnya yang panjang. Dakwah itu kemudian menyebar ke orang-orang disekitarnya. Mereka yang tadinya tidak memeluk agama Islam menjadi pemeluk Islam. Sebut saja nenek Lauren, Beth, Tom, Daphne, Diane dan Stef. Proses 93
I Made Sudiarga, dkk, Nilai Budaya dalam Geguritan Sudhamala, Jakarta : Pusat Pembinaan Bahasa, 2000, hlm. 35-36 94 Ibid., hlm. 36
54
dakwah ini juga terjadi dalam diri tokoh utama sendiri sehingga dalam pola kehidupan dan pola pikirnya menjadi lebih baik. 3.3.2 Amanat Amanat adalah gagasan yang mendasari karya sastra, pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca/pendengar.95 Dalam novel Pingkan Sehangat Mentari Musim Semi pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca adalah pesan-pesan yang menyangkut keagamaan (dalam hal ini agama Islam). Sikap keagamaan
yang
bersangkutan,
pandangan
tentang
nilai-nilai
kebenaran suatu agama (Islam). Sedangkan amanat dari novel ini adalah bahwa dalam kondisi bagaimanapun kita (pada pembaca) tetap menjaga keimanan dan keislaman kita meskipun ketika kita berada di lingkungan yang sama sekali tidak mendukung dan sulit untuk menegakkan agama Islam. Hal ini tampak dari bagaimana penulis menceritakan tokoh utama Pingkan yang tetap gigih mempertahankan pola keagamaannya di Australia (yang nota bene mereka yang tidak mendukung bahkan mempersulit). Tetapi pada proses mempertahankan keislamannya tersebut, Pingkan justru memperoleh keberhasilan. Keberhasilan tersebut baik dalam agama studi maupun kehidupan sosialnya. Bahkan tokoh utama dapat membuat orang-orang disekitarnya yang tadinya tidak memeluk agama Islam menjadi pemeluk agama Islam.
95
Panuti Sudjiman, (Ed), Kamus Istilah Sastra, Jakarta : Gramedia, 1984, hlm. 5
55
3.3.3 Penokohan Aspek ini diawali dengan pertanyaan siapa tokoh utama kisah ini ? tokoh utama di dalam fiksi dapat diketahui dengan cara mengikuti sejauh mana posisi tokoh di dalam setiap peristiwa. Berdasarkan pedoman di atas tidak salah apabila kemudian karakter “Pingkan” disebutkan sebagai tokoh utama karena karakter Pingkan-lah yang paling dominan dan selalu mewarnai dari awal sampai akhir cerita selain itu, memang novel ini intinya menceritakan pengalaman-pengalaman hidup seorang Pingkan Rahma di Australia. Penokohan tokoh utama dalam novel ini sudah memakai sistem nama, sebagaimana dikemukakan oleh Wellek dan Warren yang dikutip oleh Drs Jiwa Atmadja bahwa bentuk perwatakan yang paling sederhana adalah pemberian nama dan setiap panggilan adalah semacam penghidupan, pemberian nama/pribadi.96 Dalam novel ini tokoh Pingkan Rahma digambarkan sebagai seorang gadis muda yang berasal muda yang cantik berasal dari Padang dan Kuliah di Australia dengan karakter tomboy, suka menolong dan kadang-kadang sukar ditebak, cenderung emosional. Ia adalah anak bungsu dari dua bersaudara. Selain Pingkan Rahma sebagai tokoh utama, ada tokoh pendukung dalam novel ini. Tom misalnya, dalam novel ini Tom merupakan mantan pelajar pertukaran yang dulunya tinggal di rumah Pingkan di
96
Drs. Jiwa Atmaja, Novel Eksperimen Putu Wijaya, Bandung : Angkasa, 1993, hlm. 30
56
Padang. Ia kini telah selesai kuliah dan bekerja. Tom adalah sosok yang lucu, baik, dan perhatian. Beth dalam novel ini adalah pacar yang kemudian menjadi istri Tom dan juga tinggal dengan Tom dan Pingkan. Ia berasal dari keluarga kaya. Beth juga seorang wanita yang cantik dan baik. Kakak Pingkan, Uni Lis, adalah seorang mahasiswa yang kuliah di Bandung. Uni Lis adalah seorang gadis yang anggun dan cantik. Sedangkan Dephne, sahabat Ping, merupakan seorang gadis muda yang mempunyai sifat pendendam. Nenek Lauren adalah tetangga Pingkan di Australia. Ia adalah seorang wanita tua yang kesepian dan sudah Pingkan sebagai neneknya. Nenek Lauren adalah seorang wanita tua yang bijaksana. Selain berbagai karakter diatas ada beberapa tokoh yang mewarnai dunia novel ini misal Stef, rekan kerja Pingkan di Bell’s Cafe. Ia adalah seorang janda dengan tampilan cuek, humoris dan usil. Juga ada Reni yang karakternya hampir sama dengan Pingkan, Rizal, lelaki yang ingin mempersunting Pingkan Dave adik Tom, Diane seorang teman diskusi Pingkan di kampus yang tadinya Yahudi. 3.3.4 Alur Merupakan rangkaian
kejadian yang disusun berdasarkan
hubungan sebab akibat atau keberadaan kualitas atau dapat dikatakan
57
alur adalah serangkaian kejadian dan perbuatan, hal-hal yang dia alami dan dikerjakan pelaku di sepanjang cerita.97 Hukum kausalitas yang mendasari teori tentang alur diatas yang tidak lain didasari estetika barat. Sering kali dasar teori tersebut tidak sepenuhnya diterapkan oleh Maimon Herawati selaku penulis novel Pingkan Sehangat Mentari Musim Semi. Hal ini disebutkan ada kejadian yang muncul pada penceritaan tidak sesuai dengan hukum kausalitas tersebut. Misalnya saja ketika dengan sukses tokoh utama (Pingkan) dapat membuat banyak orang memeluk Islam. Sebut saja diantaranya Beth yang atheis, nenek Lauren, Tom bahkan Diane yang Yahudi. Pingkan berhasil menjilbabi Beth, Stef, Reni dll. Memang bisa saja kita katakan bahwa itu adil suatu hidayah. Namun semua terlihat terlalu mudah. Lika-liku ketertarikan mereka kepada Islam, memahami kemudian memutuskan untuk memeluk Islam (bahkan berjilbab) juga tak terlihat. Tantangan-tantangan yang harus
Tantangan-tantangan yang harus
Kalaupun ada sedikit sekali. Orang-orang ini seperti tanpa proses, kejatuhan hidayah begitu saja dari langit. Bila hanya satu atau dua tokoh saja tidak mengapa, tapi bila hampir semua tokoh akan menjadi suatu keganjilan. Alur dalam novel “Pingkan Mentari Musim Semi” karya Maimon Herawati.
97
Panuti Sudjiman, (Ed), op.cit, hlm. 6
58
1. Halaman 11-20 : keadaan Pingkan Rahma di Perth Australia dan adaptasi terhadap lingkungan baru serta perkenalannya dengan teman baru Daphne. 2. Halaman 21-28 : Pingkan berkerja di Bell’s Cafe serta perkenalan dengan tetangganya, nenek Lauren. 3. Halaman 29-36 : pertentangan antara Pingkan dan Uni Lis soal kepindahannya ke Australia akhirnya berakhir setelah sebelumnya Uni Lis sakit Typus. 4. Halaman 37-46 : Pingkan merasa tidak cocok dengan Tom karena tinggal serumah dan Beth tanpa menikah terlebih dahulu. 5. Halaman 47-58 : Tom dan Beth akhirnya menikah setelah mendapat desakan dari keluarga di Padang. 6. Halaman 58-68 : Bos Pingkan di Bell’s Café terkena virus HIV namun Pingkan dapat menyadarkan lingkungan kerjanya bahwa mereka tetaplah manusia normal meski Ia terkena AIDS. 7. Halaman 68-78 : Pingkan menjadi seorang model berkat James teman Tom meskipun awalnya Tom menentangnya. 8. Halaman 79-86 :Pingkan liburan dengan model lain dan disuruh foto mengenakan bikini dan ditolaknya mentah-mentah, kejadian itu membuat memutuskan untuk meninggalkan modelling. 9. Halaman 86-90 : Nenek Lauren meninggal setelah sebelumnya bersyahadat tetapi dimakamkan dengan cara Nasrani. Atas
59
kesedihan Pingkan, Uni Lis menyarankan supaya Pingkan lebih aktif di Islamic center. 10. Halaman 92-99 : Pingkan dengan penampilan baru, berjilbab, mulai aktif kuliah dan IMSA (International Muslim Student Association). 11. Halaman 99-102 : Pingkan dipilih menjadi ahli waris atas rumah deposito dan sham perusahaan milik nenek Lauren. 12. Halaman 103-105 : Pingkan tinggal di rumah waris nenek Lauren yang sebagian digunakan sebagai sekretariat IMSA. 13. Halaman 106-111 : saat Week Fair dikampusnya, Pingkan terlibat debat terbuka dengan para demonstran dari kaum Feminis dan ia berhasil mementahkan semua pendapat yang salah tentang Islam. 14. Halaman 112-122 : Beth masuk Islam kemudian pindah ke Padang. Karena ditinggal Beth (berganti nama Zaenab), Tom menjadi frustasi dan mabuk-mabukan. Kemudian Tom terlibat cekcok dengan Pingkan dan Pingkan memberitahu kalau Beth sudah hamil lalu Tom menyusul Beth ke Padang dan memutuskan menjadi Mualaf. 15. Halaman 123-131 : Tom dan Beth/Zainab mulai membangun keluarga sakinah secara perlahan-lahan. Pingkan sukses dalam diskusinya dengan kaum feminis dan menarik simpati dari beberapa orang sehingga mendapat tawaran wawancara dari pacar salah satu peserta diskusi yang berkerja sebagai wartawan.
60
16. Halaman 132-142 : Pingkan bertemu seorang yang karakter sifatnya sama dengannya dulu, Reni namanya. Mereka menjadi semakin akrab akhirnya tinggal dengan para sister-sister lainnya. 17. Halaman 144-155 : Diana dan Stef memutuskan untuk masuk Islam dan Pingkan sangat gembira. 18. Halaman 156-167 : setelah kembali dari Eropa, Dephne mulai dekat dan berkumpul dengan Pingkan dan kawan-kawan muslimnya Dephne mengalami kebingungan bagaimana harus bersikap kepada seorang pria. 19. Halaman 168-180 : Bulan Ramadhan tiba dan ternyata Reni jatuh cinta pada salah satu Brother yaitu Brother Yusuf. Namun bagi Reni dan Pingkan yang utama adalah cinta kepada Allah. kandungan Zaenab tinggal menghitung hari. 20. Halaman 181-192 ; menjelang Lebaran Zaenab melahirkan wanita dan kemudian saat berbelanja Pingkan terlibat pertikaian dengan sekelompok orang anti Asia hingga harus ke kantor polisi mendengar berita itu keluarga Padang menyusulnya pulang. 21. Halaman 194-204 : keluarga Pingkan ke Padang ternyata untuk dikenalkan dengan seorang pria (Rizal). Pria calon suami Pingkan baik dan sholeh tapi Pingkan menolaknya dan Rizal bersedia untuk menunggu sampai Pingkan bersedia.
61
22. Halaman 205-213 : sebelum kembali ke Perth Pingkan ikut ke Bandung bersama Uni Lis dan ketika demo bersama Uninya Pingkan menjadi korban akibat ada penyusup dalam demo tersebut. Demikian alur yang di sampaikan pengarang dalam novel Pingkan Sehangat Mentari Musim Semi sebagian besar adalah alur maju meskipun ada sisipan-sisipan alur mundur dalam penceritaannya contohnya ketika Pingkan membayangkan reaksi Uni Lis perihal secara Pingkan studi ke Perth. 3.3.5 Latar Disini latar tidak hanya sekedar sebagai tempat terjadinya peristiwa/ lingkungan yang mengelilingi para pelaku tetapi juga sebagai pelaku petunjuk untuk mengetahui sistem kehidupan sosial yang hendak dilukiskan pengarang.98 Istilah latar/setting dalam arti lengkap memang meliputi aspek ruang dan waktu terjadinya peristiwa. Sekalipun demikian terdapat perbedaan yang tidak mudah dilihat antara latar belakang sebagai bagian dari teks dan hubungan yang mendasari suatu lakuan (action) sehingga sekeliling latar tampak luas dari sekedar urutan lakuan dan ini tidak hanya tergantung dari arti setiap peristiwa.99 Aspek latar dari kisah ini sebagian besar ceritanya berada di Perth Australia. Tetapi pada 2 sub-judul terakhir yaitu aduh Ta’aruf!!! Dan "Demo" bertempat di Padang dan Jatinangor. 98
Rachmat Djoko Pradobo, dan Siti Sundari Maharto, Prosa Kesusastraan Indonesia Modern Sebelum Perang Dunia II, Laporan Penelitian LP UGM, 1976, hlm. 37 99 Drs. Jiwa Atmaja, op.cit., hlm. 22
62
3.3.6 Gaya Bahasa Bahasa yang digunakan novel ini terdiri dari percampuran bahasa Indonesia, inggris, Minang, Arab dan Melayu. Meskipun bahasa Indonesia keseluruhan cerita terdapat juga selipan-selipan bahasa Inggris. Selipan itu ada yang berupa istilah misalnya Cloudy Pingky yang terdapat dalam halaman 33 yaitu : Ping Diam, walau dalam hati ia terusik juga dengan gelar “Cloudy Pingky itu. Ping yang mendung tebal. Selain dalam bentuk istilah terdapat dialog-dialog singkat berbahasa Inggris yang
masih
dapat dipahami pembaca.
Seperti pada
halaman 95 : Excuse us please.” Saat ping dengan diam melipat sajadah, si pirang mewakili tatap ingin tahu yang lain. ‘Yes?” Pingkan memasukkan sajadahnya ke dalam tas. “What are you doing?” “I am praying to my god” “Is your god awall?” “Of course no” “Does your god live in a toilet”100 Bahasa Arab dalam novel ini sifatnya lebih kepada ungkapan seperti
salam
(assalamu’alaikum)
puji-pujian
(al-Hamdullilah
Subhanallah dll) dan kalimat syahadat. Sedangkan bahasa Minang memang jumlahnya lebih sedikit bila dibandingkan tiga bahasa yang telah disebutkan di atas. Bahasa Minang ini terdapat dalam halaman 12, 85, 93, 144 dan halaman 190 dan itupun hanya berupa kalimat/dialog pendek. 100
Maimon Herawati, Op.cit, hlm. 95
63
Selain ke empat jenis diatas terdapat lagi 2 bahasa sebagai selingan. Kita katakan selipan karena selain hanya 1 atau 2 kalimat dalam novel ini, dialog itupun tidak memegang peranan penting dalam cerita. Kedua bahasa tersebut adalah bahsa Melayu yang terdapat dalam halaman 93 dan 186 dan satu kalimat bahsa Sunda yang ada pada halaman 208. 3.4
Sinopsis Novel Pingkan Sehangat Mentari Musim Semi Pingkan Rahma yang akrab dipanggil Pingkan/Ping adalah seorang gadis Padang yang meneruskan studi ke Perth Australia. Meskipun awalnya kakak Pingkan, Uni Lis memaksa karena alasan agama yang dikhawatirkan akan goyah namun akhirnya Pingkan jadi ke Perth dan tinggal bersama kakak angkatnya, Tom. Tom dahulu pernah tinggal di Padang sebagai pelajar pertukaran budaya. Baik sebelum maupun sesudah aktif kuliah banyak kejadian-kejadian yang membentuk Pingkan menjadi seorang da’i. Aktifitas dakwah Ping dimulai dari orang-orang terdekatnya. Pingkan merasa tidak sreg dengan pola hidup yang dijalani Tom dan pacarnya, Beth. Mereka tinggal serumah tanpa ada ikatan pernikahan. Kemudian. Pingkan mencoba berbicara dengan Tom. Namun pembicaraan itu justru membuat hubungan mereka agak renggang sehingga Pingkan merasa tidak nyaman. Ternyata tidak hanya Tom saja yang menolak pernikahan tersebut, dari pihak Beth-pun belum mau dengan alasan mendahulukan karir. Alasan saran dari Uni Lis, Pingkan 64
tetap berusaha dan akhirnya berkat bantuan keluarga di Padang Pingkan tidak jadi pulang ke Padang karena Tom memutuskan menikahi Beth. Sementara Tom dan Beth sibuk dengan kehidupan pengantin baru, hubungan Pingkan dengan nenek Laura tetangga Pingkan makin dekat. Nenek Laura yang kesepian gembira karena mendapatkan cucu baru dan Pingkan-pun mendapat figur nenek yang dia rindukan di Padang. Begitu juga ketika Pingkan ada masalah dengan bosnya di Bell’s Café, Pingkan langsung bercerita dengan nenek Lauren. Mr J ternyata terinfeksi Virus HIV/AIDS sehingga membuat ia marah-marah di Bell’s Cafe. Pingkan yang menolak mengenakan seragam berupa rok pendeknya tidak luput dari semprotannya Mr J. Karena menderita AIDS, beberapa teman kerja Pingkan meminta Mr Bell untuk memecat Mr J. namun saat-saat itu Pingkan tampil menghibur dan menjadi sahabat bagi Mr J. Pingkan juga bicara kepada Mr. Bell dan mengatakan bahwa ia tidak setuju pemecatan Mr. J karena tindakan itu tidak berperasaan. "Kenapa tidak ada rasa kasih? Saling membantu saat kesusahan?" tambahan makin berani. Mau dikeluarin dari sini, peduli amat. Ping akan cari kerja yang sama di tempat lain. "Bagaimana jika itu terjadi pada diri kita?" tambahnya dengan suara basah. Mendengar kata-kata yang diucapkan Pingkan, kemudian Mr. Bell tersentuh dan membatalkan pemecatan atas Mr.j.
65
Saat pesta selamat datang yang lalu, Pingkan berkenalan dengan James teman yang ternyata seorang fotografer. Pingkan mendapat tawaran menjadi model dari James. Tawaran ini membuat Tom dan Beth cekcok. Tom tidak setuju karena mengkhawatirkan Pingkan sedangkan Beth menyuruh Tom menyerahkan keputusan kepada Pingkan. Akhirnya Tom setuju Pingkan jadi model dengan pengawasan super ketat dari Tom. Uni Lis tidak begitu setuju dengan profesi baru Pingkan. Musim panas, pemilik Belle Agency mengajak para modelnya termasuk Pingkan untuk berlibur diatas kapal pesiarnya dalam acara Belle Summer Weekend. Keberangkatan Pingkan diantar nenek Lauren menyuruh Pingkan untuk berhati-hati terhadap laki-laki mata keranjang. Namun dalam acara tersebut Pingkan lebih memilih menyendiri dan membaca buku-buku keislaman karena Beth dan nenek Lauren sering mengajak diskusi dengannya tentang Islam. Saat liburan tersebut Pingkan dipaksa foto dengan mengenakan bikini, dan tentu saja ditolak olehnya. Pingkan kemudian memutuskan untuk keluar dari dunia model. Karena nenek Lauren sakit-sakitan Pingkan pindah ke rumah nenek Lauren untuk menemaninya. Tinggal serumah membuat diskusi tentang Islam antara nenek dan Pingkan semakin mendalam. Dan Uni Lis lah yang membantu jika mereka mendapat kesulitan. Hingga suatu siang akhirnya nenek Lauren memutuskan untuk pindah agama. “Bantu nenek” suara nenek hampir tidak terdengar.
66
“Ya? apa bisa Ping bantu Nek?” Ping medekatkan wajahnya. “Ashadualla Illaha Illallah…….” Pingkan tercengang. Sekarang? Hati Ping bergetar takut. Tetapi 5 jam kemudian nenek Lauren meninggal dan dimakamkan dengan cara Nasrani. Hal ini membuat Ping merasa berbeda. Uni Lis kemudian menyarankan Pingkan lebih aktif di Islamic Center. Akhirnya Pingkan memutuskan berkerudung. Pingkan mulai aktif kuliah dan kerepotan membagi waktu kuliah dan Ibadah dikarenakan jam-jam kuliah seringkali tidak memungkinkan untuk melakukan shalat. Seorang Yahudi bernama Diane tertarik ketika Pingkan shalat di depan toilet dan mulai bertanya-tanya tentang Islam. Ping juga mulai aktif di International Muslim Student Association (IMSA). Ketika pembacaan surat warisan ternyata ia terpilih sebagai ahli waris nenek Lauren. Lima bulan setelah kepergian nenek Lauren Pingkan tinggal di rumah warisan nenek yang sekaligus ia jadikan sekretariat IMSA. Dan ketika IMSA mengikuti acara fair di kampus Pingkan terlibat debat terbuka dengan kaum feminis. Ping-pun mampu mematahkan pendapat yang salah tentang Islam. Beth menjadi muallaf dengan nama baru Zaenab. Dia kemudian pergi ke Padang karena Tom tidak setuju dengan keputusannya karena ditinggal Beth Tom lari ke alkohol untuk menghilangkan stres, ia juga menuduh Pingkan lah biang keladi semua itu.
67
Hingga dalam suatu pertengkaran hebat Pingkan mengatakan pada Tom bahwa Beth sedang mengandung. Tom kemudian menyusul Beth/Zaenab ke Padang dan bersyahadat bersama. Karena saat Week fair Pingkan terlibat debat dengan kaum feminis kemudian Pingkan diundang untuk mengadakan diskusi dan dalam diskusi tersebut Pingkan sukses dan dapat menarik perhatian beberapa orang untuk mendiskusikan tentang Islam lebih lanjut. Di kampus Ping berkenalan dengan seorang gadis yang karakternya sama dengan Pingkan yang dulu. Reni namanya. Hubungan mereka tambah akrab dan Reni diajak Pingkan untuk lebih aktif di IMSA. Setelah melalui berbagai diskusi tentang Islam dengan Pingkan akhirnya Diane memutuskan untuk memeluk Islam. Dalam acara pengikraran syahadat di sekretariat IMSA, Stef juga hadir dan akhirnya setelah melihat orang-orang IMSA Stef memutuskan untuk memeluk Islam juga. Diane merubah namanya menjadi Asma dan Stef menjadi Husna. Setelah setahun berkeliling Eropa, Daphne kembali ke Australia, kemudian ia bersama Pingkan dan kawan-kawan mengadakan Camping. Daphne mengutarakan kegundahan hatinya dan ketertarikannya pada perilaku muslim seperti Pingkan dan Pierre, cowok yang ditaksirnya. Sepulang acara jalan-jalan Daphne, Reni cerita bahwa ia jatuh cinta dengan Brother Yusuf tapi Pingkan tidak setuju karena menurutnya cinta pada Sang Penciptalah yang bias dan harus di pupuk. Dan akhirnya Reni menerima pendapat Pingkan tersebut.
68
Menjelang Idul Fitri Pingkan, Reni dan Asma terlibat perkelahian dengan pemuda anti Asia hingga harus berurusan dengan polisi. Hal itu membuat keluarga di Padang memaksa Ping berlebaran di Padang dan ia tidak bisa menolak. Sewaktu di Padang Pingkan dikenalkan dengan seorang Ikhwan bernama Rizal. Rizal seorang yang sholeh beribadah dan penyabar tapi Pingkan akhirnya belum dapat menerima lamaran Rizal dengan alasan belum siap. Sedangkan Rizal menunggu sampai Pingkan siap. Menjelang kepulangan Pingkan ke Australia, ia diajak Uni Lis ke Jatinangor, kampus Uni Lis. Disini Pingkan ikut berdemo bersama Uni Lis dan teman-tema. Ketika demo ini ternyata Pingkan dan teman-temannya menjadi korban pemukulan yang dilakukan aparat keamanan.
69