Musim Semi Merah Dyaz Afryanto
***
2 Dyaz Afryan
Musim Semi Merah Oleh: Dyaz Afryanto Copyright © 2015 by Dyaz Afryanto
Penerbit Nulisbuku.com
Desain Sampul : Alf Sukatmo ( @Be_Illustrated )
Diterbitkan melalui: www.nulisbuku.com
Musim Semi Merah 3
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA Lingkup Hak Cipta: Pasal 2 1. Hak Cipta merupakan eksklusif bagi Pencipta dan Pemegang Hak Cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya, yang timbul secara otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Ketentuan Pidana: Pasal 72 1. Barangsiapa dengan sengaja atau tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masingmasing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah). 2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)
4 Dyaz Afryan
Prakata Pertemuan dan kehilangan adalah keseimbangan. Terjatuh untuk cinta dan bangkit untuk rasa. Satu musim sebagai awal dimana semuanya bisa terjadi. Musim Semi yang kusebut sebagai waktu dimana semuanya ada menjadi satu. Ketika bunga-bunga bersemi menutup ranting-ranting yang patah, ketika sepoi-sepoi angin menerbangkan airmata. Merah sebagai sesuatu yang menyala, keberanian untuk kata-kata tertulis menjadi sebuah sajak. Musim Semi Merah menjadi bagian ketika aku jatuh cinta pada matanya yang terisi oleh biru langit, putih awan, jingga senja dan banyak keindahan. Meninggalkan rindu di kornea matanya, dan mataku tak lelah terjaga untuk selang waktu yang lama. Musim-musim akan selalu punya cerita untuk kita dan di Musim Semi Merah ini aku memiliki semua rasa. Berpuisilah!! @dyazafryan
Musim Semi Merah 5
Kepada Mereka Tak ada yang sempurna, namun kita selalu punya jalan untuk menjadikan sesuatu jadi lebih baik. Allah Subhanahu wa Ta'ala adalah segala yang menjadikannya baik. Segala ucap syukur tak pernah lelah terhenti. Kedua orang tua yang selalu mensupport setiap hal-hal positif dalam hidup saya. Kakak yang selalu percaya bahwa saya adalah adik yang berpotensi. Semua sahabat terbaik dalam hidup saya, mendukung dan menjadi bagian tawa, sedih dan bahagia. Agung, Edwin, Billy, Mahmud dan semuanya. Teman-teman Lovaboration dan Words of Poetica yang mengenalkan saya pada menulis. Teman-teman Malam Puisi Palembang yang setia memajukan dan melestarikan puisi. Teman-teman rekan seprofesi Fotografi yang tak akan saya lupakan. Ucapan terima kasih tak lupa saya tuliskan disini untuk Om Alf Sukatmo yang bersedia membuat cover buku ini. Terima kasih banyak Om. Sekali lagi terima kasih untuk semua elemen-elemen pembentuk semesta puisi di buku ini.
6 Dyaz Afryan
DAFTAR ISI : 1. Aku yang Giat Menulis Tentang Kau 2. 6 Sajak Pendek tentang Kesepian Melebihi Diamnya Engkau. 3. Di Halaman, Aku Mencatat Rindu 4. Aku Tak Ingin Menjadi Sebab Airmatamu (Lagi) 5. Perihal Kebahagiaan 6. Aku yang Ingin Tahu Banyak Tentangmu. 7. Bagaimana Jika 8. Bulan Hilang dari Punggungmu 9. Puisi yang Kau Benci 10. Bungkam Pada Pertanyaan 11. Cerita Lelaki Tentang Cinta Pada Kekasihnya 12. Cinta yang Lebih Lama 13. Airmata 14. Di Satu Malam Saat Hujan Turun Dalam Ingatan yang Penuh Dengan Kegelisahan 15. Dialog Subuh 16. Doa Tidur 17. Ia Hanya Akan Menganggapku Seperti Halnya Dia Musim Semi Merah 7
18. Manusia Kuno 19. Ingatkan Aku. 20. Mimpi yang Merenggut Nyatamu 21. Jatuh Cinta 22. Kota Sepi 23. Kumakamkan Engkau di Kepalaku 24. Mereka-mereka yang Tak Ingin Dilupakan 25. Layakkah Ini Kunamai Puisi? 26. Lelaki yang Memenuhi Isi Kepalanya 27. Awal Sebuah Akhir 28. Luka yang Ia Suka 29. Meliburkan Sajak 30. Menikmati Pagi 31. Tentang Puisi yang Tak Sampai 32. Bom Waktu 33. Menjadi Puisi 34. Musim Semi Merah 35. Padam 36. Pagi dan Sisa-sisa Hujan dibalik Dedaunan 37. Kembalikan Diriku, Padaku.
8 Dyaz Afryan
38. Perempuan yang Masih Jadi Sebab Rindunya 39. Pertanyaan di Ujung Kemarau 40. Seperti Ini Saja Denganmu. 41. Sesederhana Engkau, Hatimu, dan Segala Tentang Kita. 42. Selamat Pagi, Kamu 43. Senja Menuju Senja 44. Sore Pertama di Bulan Juni 45. Seperti Menikahi Sepi 46. Tak Perlu Kau Baca 47. Taman Kupu-Kupu 48. Tradisional 49. Yang Kau Anggap Ada, Tak Selalu Bisa Setia 50. Setelah Musim Semi
***
Musim Semi Merah 9
***
10 Dyaz Afryan
Di setiap gelap yang kau temui, izinkan aku menjadi terang. Ketika di ujung pintu rindu, kau tak akan kehilangan arah.
Musim Semi Merah 11
Aku yang Giat Menulis Tentang Kau Bisa saja waktu membunuhku saat ini juga. Ia bersama jarak menusukku dalam dalam dengan rindu. Aku bisa apa selain mendoakan kita, lalu menghapus hujan disudut mata yang lama-lama menjadi lautan. Kunang kunang tidur dalam kegelisahan, begitu juga aku yang mencatat banyak rindu disudut kamar. Beberapa hari tanganku bekerja dengan giat menulis tentang kau. Bagaimana kau melengkungkan senyummu, saat kau memainkan jemariku, bahkan pelukan yang melingkari pundakku. Di kotaku, aku menanam resah atas mata yang belum mampu menatapmu lekat-lekat. Di kotamu, kau menebar banyak benih benih rindu dan terbang menujuku. Hendakkah kau pulang bersamanya? Melepas rindu yang lama terpenjara. Menghapus airmata yang telah lelah jatuh. Kekasihku.. Sampai kau berdiri tepat didepanku, bahkan telah pergi memunggungiku. Rindu tak lelah bekerja dikepalaku.
12 Dyaz Afryan