Tinjauan Umum dan Rencana Pengembangan
BAB III TINJAUAN UMUM DAN RENCANA PENGEMBANGAN DAERAH PERENCANAAN 3.1 Administrasi Wilayah Kota Bandung Kota Bandung terletak di provinsi Jawa Barat dan merupakan ibukota provinsi. Kota Bandung terletak diantara 107o32’38,91’’Bujur Timur dan 6o55’19,94’’ Lintang Selatan. Lokasi Kota Bandung cukup strategis jika dilihat dari segi komunikasi, perekonomian maupun keamanan. Kota Bandung seluas 167,29 km2 berada di daerah cekungan Bandung, di daerah pengaliran Sungai Citarum. Beberapa sungai mengalir di Kota Bandung diantaranya S. Cibeureum, S. Cikapundung, S. Cidurian, dan S.Cipamokolan. Wilayah administrasinya dibatasi oleh : -
Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Bandung
-
Sebelah timur berbatasan dengan Cimahi
-
Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Bandung
-
Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Bandung
Pada bagian utara – timur Kota Bandung lebih didominasi oleh perkantoran pemerintah, sekolahan dan perguruan tinggi, serta perumahan. Sedangkan dibagian selatan lebih banyak kegiatan perdagangan, industri, dan perumahanperumahan (mayoritas golongan menengah).
Daerah perencanaan jaringan distribusi air minum ini meliputi 11 kecamatan di kawasan Bandung Selatan yaitu Kecamatan Bandung Kulon, Babakan Ciparay, Bojongloa Kaler, Bojongloa Kidul, Astana Anyar, Regol, Bandung Kidul, Margacinta, Rancasari, Ujungberung, dan Cibiru.
3.2 Topografi Secara topografi Kota Bandung terletak pada ketinggian rata-rata +791 m di atas permukaan laut (dpl), titik tertinggi di daerah Utara dengan ketinggian +1.050 m dpl dan terendah di sebelah Selatan dengan ketinggian +675 m dpl. Di wilayah Kota Bandung
III-1
Tinjauan Umum dan Rencana Pengembangan
bagian selatan, permukaan tanah relatif datar, sedangkan di wilayah kota bagian utara berbukit-bukit. Kondisi topografi Kota Bandung secara umum miring dari utara ke selatan.
3.3 Geologi dan Tanah Keadaan geologi dan tanah yang ada di Kota Bandung dan sekitarnya terbentuk pada Zona Kwartair dan mempunyai lapisan tanah aluvial hasil letusan Gunung Tangkuban Perahu. Menurut pembagian fisiografi daerah Jawa oleh Van Bemmelan (1949), Kota Bandung termasuk Zona Bandung merupakan dataran tinggi yang ditempati oleh endapan danau dan dikelilingi oleh perbukitan dan gunung api muda. Sedang keadaan tanah di Bandung bagian utara umumnya merupakan jenis andosol, di bagian selatan serta timur terdiri atas sebaran jenis aluvial kelabu dengan bahan endapan tanah liat, di bagian tengah dan barat tersebar jenis andosol.
3.4 Iklim dan Cuaca Iklim Kota Bandung dipengaruhi oleh iklim pegunungan yang lembab dan sejuk. Temperatur rata-rata 23,4oC, dengan rata-rata temperatur maksimal 28,7 oC dan minimal 19,8 oC serta curah hujan rata-rata 190,2 mm dengan jumlah hari hujan rata-rata 20 hari per bulannya (keadaan tahun 2005). Suhu udara rata-rata di Kota Bandung dapat dilihat pada Tabel 3.1. Sedangkan curah hujan, kelembaban dan penyinaran matahari di Kota Bandung dapat dilihat pada Tabel 3.2. Tabel 3.1 Suhu Udara Rata-Rata di Kota Bandung Temperatur (oC) Bulan Rata-rata Maks. Min. Januari 23,3 28,0 20,4 Februari 23,1 28,5 20,2 Maret 23,6 28,8 20,3 April 23,7 29,2 20,0 Mei 23,8 29,3 19,8 Juni 23,4 28,5 20,0 Juli 22,8 28,5 18,7 Agustus 23,4 29,0 19,1 September 23,6 29,3 19,3 Oktober 23,5 29,2 19,6 Nopember 23,5 28,6 20,0 Desember 23,2 27,9 20,1 Rata-rata 2005 23,4 28,7 19,8 Sumber : Kantor Badan Meteorologi dan Geofisika Stasiun Bandung,2005
III-2
Tinjauan Umum dan Rencana Pengembangan
Tabel 3.2 Curah hujan, Kelembaban dan Penyinaran Matahari di Kota Bandung Curah Hujan Kelembaban Nisbi Penyinaran, Bulan (mm) (%) LPM (%) Januari 168,2 83,0 49 Februari 416,7 85,0 54 Maret 307,7 84,0 57 April 166,9 83,0 60 Mei 190,6 82,0 68 Juni 201,6 85,0 60 Juli 76,3 80,0 71 Agustus 64,2 77,0 75 September 145,3 79,0 64 Oktober 114,9 81,0 57 Nopember 225,8 81,0 53 Desember 204,7 84,0 35 Rata-rata 2005 190,2 82,0 59 Sumber : Kantor Badan Meteorologi dan Geofisika Stasiun Bandung,2005
3.5 Hidrologi dan Geohidrologi Kotamadya Bandung terletak dalam cekungan Bandung, merupakan bagian dari daerah wilayah Sungai Citarum atau Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum. Berdasarkan keadaan hidrologis dan air tanahnya merupakan struktur tertutup. Dari lereng perbukitan di utara mengalir beberapa sungai diantaranya Sungai Cibeureum dan Sungai Cikapundung sebagai sumber air baku Perusahaan Daerah Air Minum Kota Bandung.
Beberapa mata air dan sumur dalam juga memberikan kontribusi air untuk penyediaan air minum di Kota Bandung. Keadaan muka air tanah telah mengalami penurunan akibat penyedotan yang berlebihan. Sumber air lainnya yang mengalir dari selatan dan menjadi sumber air untuk PDAM Kota Bandung adalah Sungai Cisangkuy yang disadap di Cikalong. Sungai ini tidak melalui Kota Bandung. Rencananya, PDAM Kota Bandung akan membangun IPAM di daerah Cimenteng, Kabupaten Banjaran untuk kemudian langsung dialirkan ke kawasan Bandung Selatan. Air baku IPAM ini berasal pula dari Sungai Cisangkuy.
Sumber air baku lainnya yang dimanfaatkan oleh PDAM Kota bandung adalah Sungai Cikapundung Hilir yang mengalir dari utara ke selatan. Sungai Cikapundung hilir adalah pertemuan dari 3 anak sungai yaitu S. Cikapundung Hulu, S. Cikawari dan S. Cigulung
III-3
Tinjauan Umum dan Rencana Pengembangan
yang menyatu pada ketinggian +1.080 m. Di daerah Ciburial bertemu dengan anak-anak Sungai Cikapundung yaitu S. Ciputri dan S. Cipanengah.
Selanjutnya muara S. Cikapundung adalah S. Citarum yang berada di daerah Dayeuhkolot dengan jarak sekitar 18 km dari lokasi tapak ke arah Selatan. Sungai Cikapundung memiliki luas daerah tangkapan 118,12 km2. DAS Cikapundung berasal dari pegunungan yang memanjang dari barat ke timur yaitu Gunung Tangkuban Perahu, Gunung Keramat, Gunung Lingkung, Gunung Bukit Tunggul. DAS Cikapundung mempunyai sumber air yang cukup untuk mengalir pada musim kering karena berasal dari pegunungan yang cukup luas dan cukup tinggi. DAS ini juga ditandai oleh tanah endapan yang subur dan peresapan yang cukup tinggi.
3.6 Kependudukan 3.6.1 Jumlah dan Perkembangan Penduduk Jumlah penduduk di kawasan Bandung Selatan yang termasuk di dalam daerah perencanaan, meliputi 11 kecamatan yaitu Kecamatan Bandung Kulon, Babakan Ciparay, Bojongloa Kaler, Bojongloa Kidul, Astana Anyar, Regol, Bandung Kidul, Margacinta, Rancasari, Ujungberung, dan Cibiru selama 10 tahun terakhir ditunjukkan oleh Tabel 3.3. Tabel 3.3 Jumlah Penduduk 11 Kecamatan di Bandung Selatan Jumlah penduduk Kepadatan penduduk Luas Tahun 2 (jiwa) (jiwa/km2) (km ) 1996 48,15 371856 7723 1997 45,37 366453 8077 1998 48,15 372041 7727 1999 48,07 386272 8035 2000 45,37 502560 11077 2001 45,37 510468 11251 2002 44,07 372785 8458 2003 48,02 535213 11146 2004 48,03 525536 10943 2005 48,02 448035 9331 Sumber : BPS Kota Bandung,2005 dan Hasil Perhitungan
3.6.2 Kepadatan dan Penyebaran Penduduk Dengan luas kawasan Bandung Selatan sebesar 81,65 km2 dan dengan jumlah penduduk pada tahun 2005 sebanyak 883.087 jiwa, maka kepadatan penduduk rata-rata di kawasan
III-4
Tinjauan Umum dan Rencana Pengembangan
Bandung Selatan tahun 2005 adalah sebesar 14.615 jiwa/ km2. Distribusi kepadatan penduduk ditujukkan oleh Tabel 3.4. Tabel 3.4 Distribusi Kepadatan Penduduk kawasan Bandung Selatan Luas Jumlah penduduk Kepadatan penduduk Kecamatan 2 (jiwa) (jiwa/ km2) (km ) Bandung Kulon 6,46 125931 19494 Babakan Ciparay 7,45 127149 17067 Bojongloa Kaler 3,03 118949 39257 Bojongloa Kidul 6,26 74625 11921 Astana Anyar 2,89 73993 25603 Regol 4,3 78690 18300 Bandung Kidul 6,06 50116 8270 Margacinta 10,87 11827 1088 Rancasari 13,17 64665 4910 Cibiru 10,81 79972 7398 Ujungberung 10,35 77170 7456 Jumlah 81,65 883087 Rata-rata 14615 Sumber : BPS Kota Bandung, 2005
3.6.3 Agama Agama yang berkembang di Kota Bandung adalah Islam, Katolik, Protestan, Hindu dan Budha. Komposisi berdasarkan banyaknya sarana peribadatan yang ada pada tahun 2005 dapat dilihat pada Tabel 3.5. Tabel menunjukkan mayoritas penduduk beragama Islam. Tabel 3.5 Komposisi Pemeluk Agama di Bandung Selatan Tahun 2005 Kecamatan Mesjid Mushola Langgar Gereja Pura Vihara Bandung Kulon 104 25 234 4 Babakan Ciparay 105 8 106 Bojongloa Kaler 107 7 58 7 3 Bojongloa Kidul 83 10 42 2 Astana Anyar 80 7 25 5 6 Regol 86 19 13 8 4 Bandung Kidul 41 6 45 1 Margacinta 73 13 52 1 Rancasari 68 4 74 Cibiru 88 12 112 Ujungberung 95 4 62 2 1 Jumlah 930 115 823 30 1 13 Sumber : BPS Kota Bandung, 2005
III-5
Tinjauan Umum dan Rencana Pengembangan
3.6.4 Sosial Ekonomi Kota Bandung telah dilengkapi oleh berbagai macam fasilitas yaitu fasilitas pendidikan, kesehatan, peribadatan, perdagangan dan jasa, seni dan olahraga, umum dan rekreasi serta kegiatan industri. a. Fasilitas Pendidikan Fasilitas pendidikan di kawasan Bandung Selatan (2005) dapat dilihat pada Tabel 3.6. Tabel 3.6 Fasilitas Pendidikan di Bandung Selatan Tahun 2005 Kecamatan TK SD SLTP SMU SMK Bandung Kulon 17 43 4 2 2 Babakan Ciparay 13 50 5 1 Bojongloa Kaler 13 23 8 5 Bojongloa Kidul 8 26 5 2 3 Astana Anyar 18 43 6 1 5 Regol 15 46 13 7 3 Bandung Kidul 9 14 3 2 1 Margacinta 28 37 6 4 7 Rancasari 18 18 2 1 Cibiru 21 36 9 6 4 Ujungberung 22 31 11 3 1 Jumlah 182 367 72 33 27 Sumber : BPS Kota Bandung, 2005
b. Fasilitas Kesehatan Fasilitas kesehatan Kota Bandung (2005) dapat dilihat pada Tabel 3.7. Kecamatan Bandung Kulon Babakan Ciparay Bojongloa Kaler Bojongloa Kidul Astana Anyar Regol Bandung Kidul Margacinta Rancasari Cibiru Ujungberung Jumlah
Tabel 3.7 Fasilitas Kesehatan di Bandung Selatan Tahun 2005 RS RS Bersalin Bidan Puskesmas Posyandu Apotik 5 13 3 90 1 19 3 89 3 4 32 2 67 6 2 2 19 1 55 2 1 1 11 4 70 5 3 15 3 69 22 2 9 3 38 5 1 3 31 2 78 6 1 25 4 55 3 30 4 80 4 1 3 19 2 66 5 5 28 223 31 757 58
Sumber : BPS Kota Bandung, 2005
III-6
Tinjauan Umum dan Rencana Pengembangan
c. Fasilitas Perdagangan dan Jasa Jenis-jenis sarana perekonomian yang ada saat ini antara lain pasar, pertokoan, restoran atau rumah makan, cafe dan sebagainya. Fasilitas perdagangan dan jasa di Kota Bandung pada tahun 2003 dapat dilihat pada Tabel 3.8. Tabel 3.8 Fasilitas Perdagangan dan Jasa di Bandung Selatan Tahun 2005 Jenis Jumlah (Unit) Warung/Toko 10476 Bank 79 Pasar 48 Koperasi 1456 Asuransi 35 Terminal 2 Supermarket 46 Restoran* 2555 (*) : L/kursi/hari Sumber : BPS Kota Bandung, 2005
d. Fasilitas Seni dan Olahraga Sarana kesenian di Kota Bandung sangat beragam mulai dari karawitan, teater, pedalangan, pertunjukkan rakyat, seni musik, seni tari, seni lukis dan seni rupa yang tersebar di berbagai kecamatan. Sedangkan mengenai sarana olahraga di Kota Bandung terdiri dari lapangan indoor dan outdoor, diantaranya terdiri dari kolam renang, bilyard center, bowling, stadion dan lapangan golf. Fasilitas olahraga di Kota Bandung pada tahun 2003 dapat dilihat pada Tabel 3.9. Tabel 3.9 Fasilitas Olahraga di Bandung Selatan Tahun 2005 Jenis Jumlah (Unit) Kolam Renang 15 Bilyard Center 40 Bowling 3 Stadion 6 Lapangan Golf 3 Sumber : BPS Kota Bandung, 2005
e. Fasilitas Umum dan Rekreasi Objek dan daya wisata di Kota Bandung terdapat sebanyak 45 buah. Fasilitas umum dan rekreasi di Kota bandung pada tahun 2003 dapat dilihat pada Tabel 3.10.
III-7
Tinjauan Umum dan Rencana Pengembangan
Tabel 3.10 Fasilitas Umum dan Rekreasi di Bandung Selatan Tahun 2005 Jenis Balai Pertemuan Kantor Pos Kantor Polisi Bioskop Hotel/Penginapan** (**) : L/bed/hari
Jumlah (Unit) 1560 30 78 8 11965
Sumber : BPS Kota Bandung, 2005
f. Kegiatan Industri Kegiatan industri di Kota Bandung terdiri dari industri besar, sedang dan rumah tangga. Jumlah kegiatan industri di Kota Bandung dapat dilihat pada Tabel 3.11. Tabel 3.11 Jumlah Kegiatan Industri di Bandung Selatan pada Tahun 2005 Jenis
Unit
Industri Besar & Sedang
538
Industri Rumah Tangga
10503
Sumber : BPS Kota Bandung, 2005
3.7 Proyeksi Pengembangan Daerah Perencanaan Untuk menentukan kebutuhan air bersih di suatu daerah secara tepat diperlukan suatu analisis terhadap perkembangan daerah tersebut di masa depan. Hal ini dimaksudkan agar jaringan distribusi air bersih yang direncanakan dapat memenuhi kebutuhan dengan tepat sesuai peruntukkannya.
Besarnya kebutuhan air pada tiap-tiap wilayah di daerah Bandung Selatan dapat diketahui dari Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Bandung tahun 2013 yang dibuat oleh Pemerintah Kota Bandung pada tahun 2004. RTRW ini berisi gambaran pengembangan wilayah suatu daerah pada tahun 2013. Meskipun periode perencanaan jaringan distribusi dibuat untuk 20 tahun yaitu hingga tahun 2025, namun RTRW yang telah ada dianggap representatif.
3.7.1 Wilayah Pengembangan di Bandung Selatan Untuk mendukung struktur ruang yang direncanakan, wilayah Kota Bandung dibagi menjadi 6 (enam) wilayah pengembangan (WP), yaitu wilayah yang secara geografis berada dalam satu pusat pelayanan pusat sekunder.
III-8
Tinjauan Umum dan Rencana Pengembangan
Sumber : RTRW Kota Bandung tahun 2013, 2004
Gambar 3.1 Pembagian Wilayah Pengembangan III-9
Tinjauan Umum dan Rencana Pengembangan
Adapun pembagian WP di Kota Bandung adalah sebagai berikut: 1. WP Bojonagara dengan pusat WP adalah Pusat Sekunder Setrasari, mencakup Kecamatan Andir, Sukasari, Cicendo dan Sukajadi. 2. WP Cibeunying dengan pusat WP adalah Pusat Sekunder Sadang Serang, mencakup Kecamatan Cidadap, Coblong, Bandung Wetan, Cibeunying Kidul, Cibeunying Kaler dan Sumur Bandung. 3. WP Tegallega dengan pusat WP adalah Pusat Sekunder Kopo Kencana, mencakup Kecamatan Astana Anyar, Bojongloa Kidul, Bojongloa Kaler, Babakan Ciparay dan Bandung Kulon. 4. WP Karees dengan pusat WP mencakup Kecamatan Regol, Lengkong, Batununggal dan Kiaracondong. 5. WP Ujungberung, mencakup Kecamatan Cicadas, Arcamanik, Ujungberung, Cibiru dan Kelurahan Mekar Mulya Kecamatan Rancasari. 6. WP Gedebage, mencakup Kecamatan Bandung Kidul, Margacinta dan Rancasari di luar Kelurahan Mekar Mulya.
Sistem pusat pelayanan Kota Bandung direncanakan terdiri atas 2 (dua) pusat primer dan 6 (enam) pusat sekunder. Dua pusat primer yang direncanakan adalah Inti Pusat Kota di bagian barat dan Gedebage di bagian timur. Dengan mengembangkan 2 pusat primer, maka struktur pusat pelayanan Kota Bandung akan bergeser dari satu pusat (monosentrik) menjadi dua pusat (duosentrik).
III-10
Tinjauan Umum dan Rencana Pengembangan
Keterangan : : Pusat Primer : Pusat Sekunder
Sumber : RTRW Kota Bandung tahun 2013, 2004
Gambar 3.2 Rencana Struktur Tata Ruang
III-11
Tinjauan Umum dan Rencana Pengembangan
Adanya dua pusat ini dimaksudkan untuk lebih mendorong perkembangan kota ke arah timur agar perkembangan kota antara bagian barat dan timur dapat lebih merata. Pengembangan Pusat Primer Gedebage juga merupakan upaya untuk mengurangi ketergantungan yang sangat tinggi terhadap Inti Pusat Kota. Pengembangan pusat-pusat sekunder pada setiap Wilayah Pengembangan berfungsi sebagai penyangga dua pusat primer, dan meratakan pelayanan pada skala bagian wilayah kota.
Secara geografis pusat primer baru akan terletak pada wilayah Timur Kota Bandung namun tetap bersinergi/berkaitan dengan pusat dan sub pusat yang telah ada. Pusat baru ini berperan menunjang eksistensi kota yang telah ada/berkembang. Oleh karena itu harus didukung oleh sistem transportasi yang andal untuk mobilitas ulang-alik antara pusat baru dengan pusat lama. Sistem pusat kegiatan yang akan dikembangkan sebagai berikut: a. Pusat Primer Inti Pusat Kota Pusat Primer Inti Pusat Kota melayani Pusat Sekunder Setrasari, Sadang Serang, Kopo Kencana dan Turangga. Kebijakan dasar pengembangannya adalah urban renewal. Wilayah belakang Pusat Primer Inti Pusat Kota adalah: a. Pusat sekunder Setrasari, melayani: i. Kecamatan Andir ii. Kecamatan Sukasari iii. Kecamatan Cicendo iv. Kecamatan Sukajadi b. Pusat sekunder Sadang Serang, melayani: i. Kecamatan Cidadap ii. Kecamatan Coblong iii. Kecamatan Bandung Wetan iv. Kecamatan Cibeunying Kidul v. Kecamatan Cibeunying Kaler vi. Kecamatan Sumur Bandung c. Pusat sekunder Kopo Kencana, melayani: i. Kecamatan Astana Anyar ii. Kecamatan Bojongloa Kidul iii. Kecamatan Bojongloa Kaler iv. Kecamatan Babakan Ciparay
III-12
Tinjauan Umum dan Rencana Pengembangan
v. Kecamatan Bandung Kulon d. Pusat sekunder Turangga, melayani: i. Kecamatan Regol ii. Kecamatan Lengkong iii. Kecamatan Batununggal iv. Kecamatan Kiaracondong b. Pusat Primer Gedebage Pusat Primer Gedebage melayani Pusat Sekunder Arcamanik dan Margasari. Kebijakan dasar pengembangannya adalah urban development. Wilayah belakang Pusat Primer Gedebage adalah: a. Pusat sekunder Arcamanik, melayani : i. Kecamatan Cicadas ii. Kecamatan Arcamanik iii. Kecamatan Ujungberung iv. Kecamatan Cibiru b. Pusat sekunder Margasari, melayani: i. Kecamatan Bandung Kidul ii. Kecamatan Margacinta iii. Kecamatan Rancasari
Khusus untuk pusat primer yang baru yaitu Pusat Primer Gedebage, direncanakan minimal mempunyai fungsi-fungsi pelayanan sebagai berikut: 1. Pendidikan, meliputi: perguruan tinggi dan perpustakaan. 2. Kesehatan, meliputi: rumah sakit tipe b dan rumah sakit gawat darurat. Rumah sakit umum kelas b adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medis sekurang-kurangnya 11 spesialistik dan subspesialistik terbatas. Pelayanan medis spesialistik luas adalah pelayanan medis spesialistik dasar ditambah dengan pelayanan spesialisitik telinga, hidung, tenggorokan, mata, syarat, jiwa, kulit dan kelamin, jantung, paru, radiologi, anestesi, rehabilitasi medis, patologis klinis, patologi anatomi dan pelayanan spesialistik lain sesuai kebutuhan. 3. Peribadatan, meliputi: masjid wilayah dan tempat peribadatan lainnya. 4. Bina sosial, meliputi: gedung pertemuan umum.
III-13
Tinjauan Umum dan Rencana Pengembangan
5. Olahraga/rekreasi, meliputi: komplek olahraga dengan gelanggang olahraga, gedung hiburan dan rekreasi, bioskop, gedung kesenian, taman kota, gedung seni tradisional. 6. Pelayanan pemerintah, meliputi: kantor pemerintahan, kantor pos wilayah, kantor kodim, kantor telekomunikasi wilayah, kantor PLN wilayah, kantor PDAM wilayah, kantor urusan agama, pos pemadam kebakaran. 7. Perbelanjaan/niaga, meliputi: pusat perbelanjaan utama, pasar, pertokoan, pusat belanja, bank-bank, perusahaan swasta dan jasa-jasa lain. 8. Transportasi, meliputi: terminal dan parkir umum.
3.7.2 Fungsionalisasi Wilayah Bandung Selatan Berdasarkan RTRW Kota Bandung tahun 2013 tentang tata guna lahan, maka dapat dilakukan pengelompokkan wilayah berdasarkan fungsi di daerah Bandung Selatan, yaitu sebagai berikut : 1. sepanjang jalan sukarno-hatta, terusan pasir koja, buah batu, cicadas, dan ciwastra adalah kawasan jasa 2. daerah caringin-sukarno hatta, kopo, cibaduyut, moh. Toha, buah batu, cicadas, dan ciwastra adalah daerah perdagangan 3. daerah cigondewah dan margasuka adalah kawasan industri dan perdagangan berwawasan lingkungan 4. kawasan pusat primer Gedebage
III-14
Tinjauan Umum dan Rencana Pengembangan
Keterangan : : kawasan jasa : kawasan perdagangan : kawasan industri : kawasan Gedebage
Sumber : RTRW Kota Bandung tahun 2013, 2004
Gambar 3.2 Rencana Struktur Tata Ruang di Bandung Selatan
III-15
Tinjauan Umum dan Rencana Pengembangan
III-16