Rest Area di kawasan hutan jati Saradan Madiun
BAB III TINJAUAN LOKASI [1]
GAMBARAN SEGMEN JALAN RAYA SARADAN MADIUN Jalan
raya
saradan
merupakan jalan nasional yang menghubungkan antara Provinsi Jawa Tengan dengan Provinsi Jawa Timur. Jalan raya saradan melintasi Kawasan hutan jati sector II kecamatan Saradan kabupaten nasional
Madiun. yang
Jalan melintasi
Kawasan hutan jati ini jalan nasional yang menghubungkan kecamatan Caruban dengan kecamatan Nganjuk provinsi Jawa Timur merupakan jalur nasional rawan kecelakaan, dimana jalan ini memiliki lebar jalan yang sempit sebagai jalan nasional, juga kurangnya lengkapnya fasilitas jalan seperti rambu-rambu lalu lintas dan penerangan jalan waktu malam hari. Jalan yang bergelombang dan situasi hutan yang sering diasumsikan orang sebagai situasi seram memotivasi banyak terjadinya kecelakaan lalu lintas di daerah ini. Saat melintasi jalan raya saradan jarang ditemukan tempat yang menyediakan persinggahan ataupun sejanis rest area. SPBU pun sulit ditemui disepanjang ruas jalan ini. Jarak antara SPBU cabang caruban dengan cabang perbatasan kecamatan Saradan dengan kabupaten Nganjuk sangat jauh, bila ditempuh dengan kendaraan bisa mencapai waktu 30-45 menit.
Yuanita Setyo Atri
26
Rest Area di kawasan hutan jati Saradan Madiun
Dari permasalahan yang muncul tersebut maka ide untuk membuat desain rest area ini dikembangka, diharapkan bisa mengatasi untuk membantu menanggulangi maslah yang telah ada sebelumnya yang timbul di sepanjang ruas jalan raya saradn tersebut. Dasar pertimbangan pemilihan site di salah satu ruas jalan raya saradan kecamatan Saradan Kabupaten Madiun antara lain :
Jalur nasional Site mempunyai potensi keramaian lalu lintas yang relatif tinggi karena site dilewati oleh jalur nasional yang menghubungkan provinsi Jawa Tengah dengan provinsi Jawa Timur.
Kelangkaan area singgah maupun SPBU di daerah Saradan
Space yang mencukupi
Potensi alam yang memungkinkan untuk menunjang kegiatan relaksasi
Yuanita Setyo Atri
27
Rest Area di kawasan hutan jati Saradan Madiun
Perkembangan Panjang Jalan Kabupaten Tahun NO
URAIAN
SAT 2002
1
JALAN ASPAL a. Kondisi Baik b. Kondisi Sedang c. Kondisi Rusak
Km Km Km JUMLAH
2
JALAN BATU a. Kondisi Baik b. Kondisi Sedang c. Kondisi Rusak
Km Km Km
JALAN TANAH a. Kondisi Baik b. Kondisi Sedang c. Kondisi Rusak
112,8 40,9 32,7
Km Km Km
JML PANJANG JLN
Km
4 JEMBATAN a. Kondisi Baik b. Kondisi Sedang c. Kondisi Rusak d. Kondisi Rusak Berat
Km Drum
225,36 254,90 92,84
263,30 172,15 142,00 577,45
37,90 111,90 48,85
37,10 110,35 48,85
198,65
12,3 20,8 96,95
196,30
130,05
159,65
7,50 93,35 56,80 157,65
814,30
931,40
931,40
Buah Buah Buah Buah JUMLAH
2004
573,10
186,40
JUMLAH
5 JALAN DESA SWADAYA a. Pemeliharaan Jalan b. Bantuan aspal untuk jalan desa
277,25 167,45 53,15 497,85
JUMLAH 3
2003
12,30 20,80 126,55
115 107 2 0
138 106 2 0
45,00 188,00 24,00 0
224,00
246,00
257,00
207,82 2.203,00
61,00 2.584,00
161,70 1.903
Tabel 3.1. Data Perkemabangan Jalan Kabupaten Madiun Sumber : Dinas PU Bina Marga dan Cipta Karya Kabupaten Madiun ( 2005 )
Yuanita Setyo Atri
28
Rest Area di kawasan hutan jati Saradan Madiun
1.1. Letak Berada di salah satu ruan jalan raya Saradan Madiun tepatnya dikawasan katok kecamatan Saradan dan TPK (Tempat Pemotongan Kayu) Saradan.
Gambar 3.3. Site hutan jati Saradan Sumber: google earth & Analisa pribadi
1.2. Topografi Wilayah ini merupakan lahan Kawasan hutan jati dengan ekosistem alam yang masih asli. Lahan hutan jati ini merupakan hutan produksi kayu jati yang dikelola oleh badan perhutani Saradan. Site yang terpilih memliki luas Kawasan hutan yang terbentang seluas 20,6 hektar dimana kondisi tanahnya yang kurang stabil, jenis tanahnya subur dengan kontur landai dengan penurunan kontur 50cm tiap 1km nya. Site dipenuhi dengan vegetsi jati yang masih memiliki umur penanaman 6 tahun. Tanah yang relatif landai mempunyai potensi sebagai pengadaan suatu fasilitas rest area ini. Pada site terdapat pasar kayu yang dikola oleh Departemen Perhutani Saradan, dimana kios kayu tersebut sudah sangat pasif (sedikit pedagang yang masih aktif berjualan dilapaknya). Pedagang kayu ini merupakan pendududk asli Kecamatan Saradn yang memanfaatkan hasil alam sebagai pengahsilan utamanya.
Gambar 3.4. Kios Kayu KPU Saradan Sumber: dokumen pribadi
Yuanita Setyo Atri
29
Rest Area di kawasan hutan jati Saradan Madiun
1.3. Kondisi Ffisik dan Tata Ruang
Permikiman
Gambar 3.5. kondisi citra udara site hutan jati Sumber: google earth
Gambar 3.6. Eksisting Site Sumber: dokumen pribadi
Yuanita Setyo Atri
30
Rest Area di kawasan hutan jati Saradan Madiun
Luas site +20,6 Ha
Site merupakan lahan yang ditanamin pohon jati milik Perhutanani Kabupaten Madiun Kecamatan Saradan. Lahan hutan jati ini memiliki jenis tanah yg kurang stabil sehingga tidak jarang terjadi longsor saat hujan, sehingga perlu pengolahan site yang baik untuk menunjang adanya rest area di lokasi ini dengan meminimalkan perubahan kondisi site dan vegetasi yang telah ada.
[2]
Batas-batas site : Sebelah Utara
: pemukiman penduduk
Sebelah Selatan
: lahan hutan jatii
Sebelah Timur
: lahan hutan jati
Sebelah Barat
: lahan huatn jati
STRATEGI PERENCANAAN
Gambar 3.7. site yang terpilih Sumber: google earth
Secara umum potensi pengadaan fasilitas penunjang bagi pengguna jalan raya Saradan di Kabupaten Saradan Madiun dapat dikelompokkan dalam dua kategori yaitu katagori utama dan penunjang.Sebagai katagori utama, berupaya mengembangkan kawasan yang memiliki potensi dengan memadukan unsur alam dengan pengadaan
Yuanita Setyo Atri
31
Rest Area di kawasan hutan jati Saradan Madiun
fasilitas dengan bahan local dan modern yang sesuai dengan ekosistem alam hutan jati. Sebagai katagori penunjang, sistem pengembangannya sesuai dengan kemampuan dan peruntukannya. Potensi alam penunjang yang dikembangkan di luar kawasan hutan/ kawasan hijau utama, ialah pada sepanjang jalur darat antar provinsi menuju Surabaya yang melewati kawasan hutan jati Saradan sektor II ini. Permasalahan yang berkaitan dengan lokasi kecamatan Saradan, Madiun ini berada di tengah kawasan hijau atau lebih tepatnya kawasan hutan produksi kayu jati, di satu sisi cukup menguntungkan dengan keberadaan daerah ini yg dilewati oleh jalur utama antar provinsi dan potensi alam yang memadahi, tetapi di sisi lain relatif “terisolir” karena kawasan ini rawan kecelakaan dan berada ditengah hutan. Strategi yang diusung yaitu :
Pengembangan potensi kawasan yang diprioritaskan pengembangannnya, baik dalam skala nasional, wilayah maupun lokal.
Memeratakan dan mengembangkan sistem interaksi antar wilayah terutama pada wilayah yang secara geografis relatif terisolir serta sektor perhubungan.
Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam dan mengkolaborasikan potensi alam tersebut dengan kemajuan teknologi yang sesuai dengan ekosistem alam hutan jati
Yuanita Setyo Atri
32
REST AREA SEBAGAI FASILITAS TRANSIT BAGI PENGGUNA JALAN RAYA SARADAN KAWASAN HUTAN JATI MADIUN Disusun Oleh : YUANITA SETYO ATRI I 0205126 Menyetujui, Surakarta, 26 Januari 2010
Pembimbing II
Pembimbing I
Kahar Sunoko, ST. MT
Ir. Hardiyati, MT
NIP. 19690320 199503 1 002
NIP. 19561209 198601 2 001
Pembantu Dekan I
Ketua Jurusan Arsitektur
Fakultas Teknik
Fakultas Teknik
Ir. Nugroho Djarwanti, MT
Ir. Hardiyati, MT
NIP. 1956112 198403 2 007
NIP. 19561209 198601 2 001
JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009
ii
Puji Syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas terselesaikannya Tugas Akhir ini terkhusus ku persembahkan tuk MAMI tersayang yang slalu dihatiku dan tak akan tergantikan walau pun kau telah pulang ke surga bersama BAPA,…slalu ku ingin kau tersenyum dengan manis dan yang slalu mengiringiku dengan doa dan kasih sayang yang takkan terlupakan…kan kuwujudkan mimpi dan harapanku ini MI hanya untuk mu…. Ku mencintaimu slalu dan slalu tuk selamanya MY LOVELY MOM
Terimakasih ku ucapkan tuk : Tuhan Yesus Kristus yang slalu mengiringi tiap langkah hidupku dan slalu menggadeng tanganku dan tak pernah terlepaskan….terimakasih Tuhan buat sgala karunia yg KAU berikan padaku…kupersembahkan hasil TA ku ini sebagai korban syukurku kepadaMU…tiada yang indah tanpaMU Tuhan…sgalanya KAU jadikan indah pada waktunya…ku cinta KAU dengan seluruh jiwa ku. Especially for u MOM…terimakasih tuk sgalanya yang tlah kau berikan wat nita mi…betapa ku rindu kau ada disini slalu disisiku,ku ingin membuatmu bangga mi, puji Tuhan mi akhirna nita jadi sarjana seperti impian mami… Makasih buat BABE yang udah mendoakan & membiayai nita mpe jadi sarjana, walaupun sering ku mengecewakanmu tapi ku ingin buktikan bahwa nita juga mampu menggapai mimpi setinggi mungkin dengan jadi arsitek wanita. Ku sayang koe be…
My sister Sist TINA n keluarga – makasih tuk doa n supportnya, hehe adekmu ini akan selalu semangat n ceria demi kalian yang kusayang…hehehe seringlah pulang solo…(kappa…tete nita uadah jd sarjana…makasih dah sering telepon tete wat ngasi semangat) Keluarga SUPIT (sist IRA n mas ONAD) – aku slalu pengen seperti kalian yg selalu ceria jd pasangan…makasih bayak wat doa, support yg takkan terlupakan disaat aku down tuk TA, hehe makasih udah sering telepon tuk hibur nita…kalian selalu buatku tersenyum dan mengajariku tuk slalu mengucap syukur…hehee makasih buat kado tahun barunya y….hehehe asik ponakan baru!!! Sist NDUT_yanSRI_MArkonaH_dek YolaNDa…hehehe sebutanmu kok akehmen to ndut….makasih y adekku yang paling kusayang,yang selalu menemaniku, maaf ku sering melupakkanmu…hehehe g enek koe opo dadine aku iki,hehe makasih y dah sering ditemeni begadang n sering kuperbudakmu tuk membantuku menggambar n mewarna… u are d’best sist for me…love u ndut.
iii
Kaluarga Besar Sastri Sulamto – mbah n para tante n om (dari mami) – terimakasih buat doa & perhatian kalian yg slalu ingatkan nita tuk lakukan yang terbaik tuk meraih cita2. Keluargabesar dari mami yg slalu ceria n heboh…hehehe makane aku juga ketularan heboh..hehehehe saiki jd arsitek heboh om te Keluarga Beras Wano Wijoyo – mbah/om/tante (dr babe) – trimakasih wat doa n support kalian wat nita hingga nita jadi seperti skrng ni. Keluarga barunya om bari n tante-hehe ojo nyuwun traktiran wae…gentian kalian yg traktir aku lho…ceria bgt kalian nek aku memoir kerumah…hehehehe penghiburku saat TA Del Horno & mbak indah….kalain pasangan bulet2 hehe..makasih y om dah dibantuin buat 3D…love u pull pokoke om Om Awas…weh omku sing ngakune paling ganteng sak sipil’04 ki – matur nuwun y om dah sering bantu nita dari ngater,jemput,n dikongkon2 pas TA n ultahku hehe aku jd kaya punya kakak cow baru…senangnya akhirna bisa ngrasain punya kakak cow hehe… Dosen pembimbing Bu_Nunuk & P_Kahar…terimakasih buat bimbingan selama TA&seminar…sudah mau mendengar keluh kesahku bu/pak…kalian takkkan terlupakan bagiku…dosen yg ngangeni pol…pokoke sketsa…hehe The Gread Four Rizka_une cil – hehe walaupun koe jauh diBAnten…makasih wat support n doanya y…raih mimpi setinggi mungkin y ne…miss u Nida_SiBos – maasih y bos dah sering jengukin di Studio…cie2 yg udahjd pegawai bank…miss u…tunggu aku diSemarang Lia_une gede – tinggal kita yg distudio ne…akhirna kita bareng lulusna…wisudanya juga…hehehe.makasih y udah jadi best friend, koe slalu ada saat keadaan apapun…maafkan akaku yg sering melu[akanmu…love u sist Hehe GUDEL ASIA….makasih y my gud-gud yang sudah membantu banyak hal…dari jd assisten mpe babysiterku…hahaha…g enek koe py aku ngrampungke TAku n menemani hari2ki sekarang ni(mbolang girl)…makasih banyak gud-gud wat doa-support-pinjaman barang2 wat TA…kebersamaan yg indah bersama d’gudel’s….Smangat gud-gud Bondeng_Rani,HIda,Endah,Mimi,KD n cah kantin ..makasih at support,n doanya…hehe kalian penggembira yg aling cespleng penghilang stress pas TA or kapanpun….hahahaa BTP juga cespleng SAKIR club..(bayu_yogi_fathoni_gugun,dkk)- makasih wat refensi,doa,n supportnya yo cah…do gek ndang TA genti…ayo nyakir….bagi ilmu eker-eker…wekawekawekaweka…. Khusus wat RIKA/bayu – makasih wat masukan n support hehehe yg sering kucurhatin,…hehehe makasih wat segalanya (hehe dah mau dengerin curhatku) y yu…semangat rika!!!!!!!!….
iv
Abet_mama_indi_dian – makasih kalian sudah memberiku keluarga baru yg tidak pernah kubayangkan sebelumnya..hehehe bisa bertemu kalian yg suka cerita…khusus wat abet , makasih sudah menemani TA n akhir kuliahku,& jg 6thn6blnku…sayangku slalu ada buat kamu. Teman-teman Studio 116-makasih wat kebersamaan yg menyenangkan saat studio….iu takkan terlupakan…kedombyengan nek do neng studio bilik cew2 centil-biliknya nadra yg sering dikunjungi tamubiliknya 04(mas erwan dkk)hehe sering nyetel kotbah,bilik edannya pak lurah dkk…musih antah berantah(dangdut-campursari mpe rock…hahahaha) ruame pol cah nek neng studio… Cah ARCH’05 – makasih wat kebersamaan selama di jurusan arch…miss u all…ayo ngumpul2 maneh cah Cah maket_lutfhi dkk…makasih yo le wis dibantuin buat maket….YO mAyAn nuk Maketmu…hahahahaha Rizkhi arch’05…thanx y kid ah dibatuin wat 3D…bagus kok 3Dmxna tapi kok Cuma sepro kawasan tok…hehehe Dosen Lab.Struktur yg heboh…n semua dosen yg tak bs kusebut semuanya…- terimakasih buat bimbingan dan kebesersamaan selama di kampus arsitektur…keluarga baru ini akan slalu ada dihatiku…hehe dosen2 heboh…. PAku P_oni/soedwiwahjono – maksih pak tuk bimbingannya selama 4thn..terimakasih sudah menyempatkan datng tuka acara pendadaran & yudisium…hehe saya ucapkana banyak terimakasih Petugas Pengajaran (p_bejo,mas toni,dkk)…- hehe kalian heboh bgt…kampus rame nek ketemu kalian..hahahaha nyenangke…p.bejo tuk salam dari p.hohok…hehehe
Semua pihak yang memberiku semangat, doa, n support selama kuliah dan berada dikampus arsitek…terimakasih telah membuat hidupku tambah berwarna…tugas akhir ini ku persembahkan sebagai ucapan terimakasihku untuk kalian semua…terimakasih banyak atas segala bantuan,doa n support yang telah diberikan sehingga terwujud impian nita menjadi sarjana arsitek di UNS ini… Tuhan Beserta Kita
v
KATA PENGANTAR
Salam sejahtera dan Puji Nama Tuhan Yesus Kristus, atas anugerah,berkat dan penyertaanNya sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik sebagai salah satu persyaratan mendapatkan gelar strata satu di Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret. Dalam penulisan ini, penyusun menghaturkan banyak terima kasih kepada: 1.
Ir. Hardiyati, MT selaku ketua Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret & Pembimbing I Tugas Akhir.
2.
Kahar Sunoko, ST. MT, selaku Dosen Pembimbing II Tugas Akhir.
3.
Ir. Soedwiwahjono, MT , selaku Dosen Pembimbing Akademis
4.
Sri Yuliani, ST, M AppSc, & Yosafat Winarto, ST. MT selaku Ketua Panitia Tugas Akhir Jurusan Arsitektur FT-UNS.
5.
Civitas Akademika Jurusan Arsitektur Universitas Sebelas Maret Surakarta.
6.
Bapak dan ketiga saudara perempuanku yang selalu member support.
7.
Semua pihak yang telah membantu selama proses penyusunan Tugas Akhir. Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Penyusun berharap
semoga laporan ini dapat memberikan kemanfaatan bagi kita semua. Amin.
Surakarta, 26 Januari 2010
Yuanita Setyo Atri
vi
Rest Area di kawasan hutan jati Saradan Madiun
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
i
PERSEMBAHAN
ii
TERIMA KASIH
iii
KATA PENGANTAR
vi
DAFTAR ISI
viii
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR TABEL
xv
DAFTAR SKEMA
xvi
BAB I
1
[1]
JUDUL
1
[2]
PEMAHAMAN JUDUL
1
2.1. Pemahaman Rest Area
1
2.2. Pemahaman Fasilitas
1
2.3. Pemahaman Transit
1
2.4. Pemahaman Pengguna
2
LATAR BELAKANG
2
[3]
3.1. Kebutuhan Manusia Akan Zona Relaksasai Seiring dengan Meningkatnya Mobilitas Jalur Darat Antar Provinsi.
2
3.2. Potensi Jalan Raya Saradan Madiun yang Termasuk Jalur Rawan Kecelakaan
[4]
Sebagai Lokasi Pengadaan Rest Area Yang Ideal.
5
3.3. Potensi Alam Hutan Jati Sebagai Kawasan Relaksasi
6
3.4. Pengkolaborasian Antara Tema Alam dengan Bahan Modern
7
PERMASALAHAN DAN PERSOALAN
7
4.1. Permasalahan
8
4.2. Persoalan
8
4.2.1. Perencanaan
Yuanita Setyo Atri
1
8 vii
Rest Area di kawasan hutan jati Saradan Madiun
[5]
[6]
[7]
[8]
4.2.2. Perancangan
8
TUJUAN DAN SASARAN
9
5.1. Tujuan
9
5.2. Sasaran
9
LINGKUP DAN BATASAN PEMBAHASAN
9
6.1. Lingkup Pembahasan
10
6.2. Batasan Pembahasan
10
METODE PEMBAHASAN
10
7.1. Tahap Pengumpulan Data
10
7.2. Tahap Pengungkapan Masalah
11
7.3. Analisa Data
11
7.4. Tahap Perencanaan dan Perancangan
11
SISTEMATIKA PELAPORAN
12
TINJAUAN DASAR REST AREA
13
1.1. Pemahaman Rest Area
13
1.2. Sasaran
13
1.3. Standarisasi Rest Area
14
BAB II [1]
a. Standarisasi Luasan Minimum Rest Area
14
b. Standarisasi Fasilitas Rest Area
16
c. Standarisasi Pemilihan Tapak Rest Area
16
d. Jenis Kendaraan yang Masuk Rest Area
17
e. Waktu Pelayanan Rest Area
17
f.
17
Skup Pelayanan Rest Area
1.4. Kegiatan Dalam Rest Area
17
a. Kegiatan Pengelola
18
b. Kegiatan Tamu
18
Yuanita Setyo Atri
viii
Rest Area di kawasan hutan jati Saradan Madiun c. Kegiatan Pelaku Usaha 1.5. Pengelompokan Pewadahan Fisik Kegiatan Didalam Rest Area
19
a. Tuntutan Rest Area sebagai Pewadahan Fisik
19
b. Kebutuhan Ruang Secara Umum di Dalam Rest Area
20
1.6. Status Pengelolaan dan Struktur Organisasi
[2]
19
22
a. Status Pengelolaan
22
b. Struktur Organisasi
22
1.7. Tuntutan Bangunan
22
STUDY KOMPARASI
23
2.1. Rest Area Tol Cikampek
23
2.2. Rest Area Mangkang, Semarang
24
TINJAUAN LOKASI
26
1.1. Letak
29
1.2. Topografi
29
1.3. Kondisi Fisik dan Tata Ruang
30
STRATEGI PERENCANAAN
31
ARAH PERENCANAAN
33
1.1. Fungsi
33
1.2. Tujuan
33
1.3. Sasaran
33
MANFAAT PERENCANAAN
34
2.1. Bagi Penggunjung
34
2.2. Bagi Masyarakat Sekitar
34
2.3. Bagi PEMDA
34
BAB III [1]
[2]
BAB IV [1]
[2]
Yuanita Setyo Atri
ix
Rest Area di kawasan hutan jati Saradan Madiun [3]
PENERAPAN ARSITEKTUR DALAM PERENCANAAN DESAIN
35
3.1. Transformasi Pada Tampilan Keseluruhan Kawasan
35
3.2. Konsep Tampilan Fisik Bangunan
35
PROGRAM PERENCANAAN
36
4.1. Merancanakan Kegiatan Transit
36
4.2. Merencanakan Kegiatan Relaksasi
36
4.3. Merencanakan Kegiatan Akomodasi
36
PENDEKATAN PROGRAM KEGIATAN
36
5.1. Kegiatan Transit
36
5.2. Kegiatan Relaksasi
38
5.3. Kegiatan Akomodasi
38
PELAKU KEGIATAN
39
6.1. Pengunjang
39
6.2. Pengelola
39
[7]
LINGKUP PELAYANAN
40
[8]
TUNTUTAN BANGUNAN
40
[9]
TRANSFORMASI FUNGSIONAL
41
9.1. Lansekap
41
9.2. Sistem Struktur, Konstruksi dan Bahan
42
PENDEKATAN LOKASI
43
[1]
KRITERIA SITE TERPILIH
44
[2]
ANALISA PENDEKATAN PENGOLAHAN SITE
45
2.1. Eksisting Site
45
2.2. Pencapaian Terhadap Site
46
2.3. Sirkulasi Pada Site
52
2.4. Orientasi dan View
56
[4]
[5]
[6]
[10]
BAB V
Yuanita Setyo Atri
x
Rest Area di kawasan hutan jati Saradan Madiun 2.5. Lansekap
57
2.6. Zonning
63
KEGIATAN DALAM REST AREA
70
3.1. Pengelompokan Kegiatan
70
3.2. Pola Kegiatan
70
3.3. Kebutuhan Ruang Berdasarkan Pengelompkan Kegiatan
73
ORANISASI RUANG
78
4.1. Organisasi Ruang Makro
78
4.2. Organisasi Ruang Mikro
78
[5]
PENETUAN DAYA TAMPUNG
83
[6]
BESARAN RUANG & POLA HUBUNGAN RUANG
84
[7]
BENTUK DAN TAMPILAN BANGUNAN
85
[8]
STRUKTUR DAN KONSTRUKSI
91
[9]
SISTEM UTILITAS
97
9.1. Jaringan Listrik
97
9.2. Jaringan Air Bersih
98
9.3. Jaringan Air Kotor
99
9.4. Drainase
100
9.5. Sistem Komunikasi
100
9.6. Sistem Pengamanan Kebakaran
101
9.7. Sistem Penangkal Petir
103
9.8. Sistem Keamanan Kawasan
103
[3]
[4]
DAFTAR PUSTAKA
Yuanita Setyo Atri
104
xi
Rest Area di kawasan hutan jati Saradan Madiun DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1.
23
Gambar 2.2.
25
Gambar 2.3.
25
Gamabr 3.1.
26
Gambar 3.2.
27
Gambar 3.3.
29
Gambar 3.4.
29
Gambar 3.5.
30
Gambar 3.6
30
Gambar 3.7.
31
Gambar 4.1.
42
Gambar 4.2.
42
Gambar 4.3.
43
Gambar 4.4.
43
Gambar 5.1.
44
Gambar 5.2.
44
Gambar 5.3.
45
Gamabr 5.4.
46
Gambar 5.5.
46
Gambar 5.6.
47
Gambar 5.7.
48
Gambar 5.8.
49
Gambar 5.9.
49
Gambar 5.10.
49
Gambar 5.11.
50
Gambar 5.12.
50
Gambar 5.13.
50
Yuanita Setyo Atri
xii
Rest Area di kawasan hutan jati Saradan Madiun Gambar 5.14.
51
Gambar 5.15.
51
Gambar 5.16.
52
Gambar 5.17.
54
Gambar 5.18.
54
Gamabr 5.19.
54
Gambar 5.20.
55
Gambar 5.21.
55
Gambar 5.22.
55
Gambar 5.23.
55
Gambar 5.24.
56
Gambar 5.25.
57
Gambar 5.26.
57
Gambar 5.27.
58
Gambar 5.28.
58
Gambar 5.29.
59
Gambar 5.30.
59
Gambar 5.31.
60
Gambar 5.32.
60
Gambar 5.33.
61
Gambar 5.34.
62
Gambar 5.35.
62
Gamabr 5.36.
62
Gambar 5.37.
63
Gambar 5.38.
64
Gambar 5.39.
64
Gambar 5.40.
65
Gambar 5.41.
65
Yuanita Setyo Atri
xiii
Rest Area di kawasan hutan jati Saradan Madiun Gambar 5.42.
66
Gambar 5.43.
66
Gambar 5.44.
67
Gambar 5.45.
67
Gambar 5.46.
69
Gambar 5.47.
86
Gambar 5.48.
87
Gambar 5.49.
87
Gambar 5.50.
87
Gambar 5.51.
87
Gambar 5.52.
88
Gambar 5.53.
88
Gambar 5.54.
89
Gambar 5.55.
90
Gambar 5.56.
90
Gambar 5.57.
90
Gambar 5.58.
92
Gambar 5.59.
92
Gambar 5.60.
93
Gambar 5.61.
93
Gambar 5.62.
93
Gambar 5.63.
94
Gambar 5.64.
95
Gambar 5.65.
95
Gambar 5.66.
96
Gambar 5.67.
97
Yuanita Setyo Atri
xiv
Rest Area di kawasan hutan jati Saradan Madiun DAFTAR TABEL Tabel 1.1.
3
Tabel 1.2.
4
Tabel 2.1.
14
Tabel 2.2.
14
Tabel 2.3.
15
Tabel 2.4.
15
Tabel 2.5.
15
Tabel 2.6.
15
Tabel 2.7.
16
Tabel 3.1.
28
Tabel 5.1.
73
Tabel 5.2.
74
Tabel 5.3.
75
Tabel 5.4.
76
Tabel 5.6.
76
Tabel 5.7.
77
Tabel 5.8.
77
Tabel 5.9.
77
Yuanita Setyo Atri
xv
Rest Area di kawasan hutan jati Saradan Madiun DAFTAR SKEMA Skema 2.1.
22
Skema 4.1.
39
Skema 4.2.
40
Skema 5.1.
70
Skema 5.2.
71
Skema 5.3.
71
Skema.5.4.
72
Skema 5.5.
72
Skema 5.6.
72
Skema 5.7.
73
Skema 5.8.
78
Skema 5.9.
78
Skema 5.10.
79
Skema.5.11.
79
Skema 5.12.
80
Skema 5.13.
81
Skema 5.14.
82
Skema 5.15.
82
Skema 5.16.
98
Skema 5.17.
99
Skema 5.18.
99
Skema 5.19.
100
Skema 5.20.
101
Skema.5.21.
102
Yuanita Setyo Atri
xvi
Rest Area di kawasan hutan jati Saradan Madiun
BAB I PENDAHULUAN [1]
JUDUL Rest Area sebagai Fasilitas Transit Bagi Pengguna Jalan Raya Saradan, Kawasan Hutan Jati Sektor II Madiun.
[2]
PEMAHAMAN JUDUL 2.1. Pemahaman Rest Area a. Rest
: istirahat, tidur / tidak beraktifitas.1
b. Area
: wilayah geografis, daerah.2
c. Rest area o Merupakan istilah yang dipergunakan bagi suatu tempat yang disediakan
untuk
transit
dengan
tujuan
beristirahat
bagi
pengguna/pengemudi kendaraan bermotor yang sedang dalam perjalanan3 . o Tempat untuk beristirahat selama dalam perjalanan, berada di tempat titik lelah mengemudi4 . o Tempat istirahat dan pelayanan wisata (tip wisata)5 . 2.2. Pemahaman Fasilitas 6 Adalah prasarana atau wahana untuk melakukan atau mempermudah sesuatu. 2.3. Pemahaman Transit Adalah sutu kegiatan yang biasanya dilakukan untuk hanya sekedar berhenti disitu tempat untuk tujuan tertentu dalam waktu yang singkat7
1 2 3 4 5 6 7
Martin hamanster with Astant from Ferguse Max Gauran, Oxford Learner Pocket Dictionary Siscompiler WJS. Poerwodarminto, 1986. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Balai Pustaka : Jakarta. Kedaulatan Rakyat, 30 Juni 1997 Drs. Giyarso, Pimpinan proyek rest area di Tegal WJS. Poerwodarminto, 1986. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Balai Pustaka : Jakarta. Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas (www.wikipedia.com) Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas (www.wikipedia.com)
Yuanita Setyo Atri
1
Rest Area di kawasan hutan jati Saradan Madiun
2.4. Pemahaman Pengguna Adalah orang atau user yang menggunakan objek yang ditunjuk8. Dengan demikian, Rest Area sebagai Fasilitas Transit bagi Pengguna Jalan Raya Saradan, Kawasan Hutan Jati Sektor II merupakan suatu tempat atau prasarana yang didesain sebagai salah satu wujud untuk menampung segala fasilitas persinggahan dengan waktu yang tidak ditentukan sehingga dapat menunjang kenyamanan para traveller saat melintasi kawasan hutan jati Saradan Madiun. Suatu usaha untuk menyediakan fasilitas transit dengan pendekatan desain kombinasi bangunan yang menggunakan bahan modern/fabrikasi dengan bangunan dengan bahan alam untuk mengimbangi ekosistem hutan jati sebagai setting sitenya. [3]
LATAR BELAKANG 3.1. Kebutuhan Manusia Akan Zona Relaksasai Seiring dengan Meningkatnya Mobilitas Jalur Darat Antar Provinsi. Kota-kota besar di Indonesia yang terdapat di satu lokasi geografis tertentu dan memiliki jarak antar kota sesuai dengan kondisi geografisnya. Masing-masing tempat memiliki karakteristik sendiri baik dari segi kondisi alam, budaya, arsitektural dan perilaku penduduknya. Salah satu perilaku manusia yang sering dilakukan adalah mobilitas atau perpindahan dari suatu tempat ke tempat yang lain. Penghuni suatu daerah belum tentu adalah penduduk asli melainkan perantau dari daerah lain. Sehingga perilaku yang sering terjadi adalah fenomena pulang kampung (mobilitas). Pengertian mobilitas dari ilmu transportasi dan perencanaan transportasi tidak dapat disaranai dengan konsep “penyambungan ruang” dan bersamaan ditempatkan dengan berbagai mobilitas-kendaraan. Kendaraan membebaskan manusia dari keterbatasan kemungkinan bergerak yang dimilikinya secara alami dan dengannya dapat secara langsung meledakkan ruang aksinya. Tidak ada keterkaitan antara kekakuan waktu dan jadwal
8
Asumsi penulis laporan
Yuanita Setyo Atri
2
Rest Area di kawasan hutan jati Saradan Madiun
perjalanan dan kesempitan ruang rel dari sarana transport massa. Ada mitos kebebasan gerak individu mensaranakan perasaan “penguasaan terhadap ruang dan waktu”. Dalam hal ini kedudukan sebuah kendaraan masih dihubungkan dengan lamanya penantian, dan kemajuan motorisasi memberikan kenaikan taraf mampu bebas masyarakat untuk “dalam waktu yang singkat selalu lebih jauh berjalan”.
Table 1.1. data perhitungan volume kendaraan yang melintas di JL.Raya Saradan/Agustus 2007 dari Dinas Jasa Marga
Mobilitas tidak hanya memberikan kemungkinan perubahan tempat, melainkan juga untuk keperluan pertukaran tempat secara periodik dan sepanjang hari dari bagian besar penduduk kota, yang terkumpul karena pemisahan ruang fungsi hidup secara elementer; tempat tinggal, kerja, kesibukan dan penjemputan. MisaInya juga berada dalam kebergantungan yang erat satu sama lain dengan berbagai struktur pemukiman dan karenanya membentuk persambungan dari keterpisahan ruang tersebut. Penduduk di kota tersebut juga memiliki profesi yang beragam. Salah satunya profesi yang dituntut untuk melakukan mobilitas tinggi misalnya sopir angkutan antar daerah, antar kota maupun antar provinsi. Sehingga sebagian besar waktu hidupnya dihabiskan di jalan. Dan setiap tahun semakin meningkat pula pengguna jalan dengan ditunjukkannya peningkatan pemilikan kendaraan pribadi yang terkait erat dengan kegiatan mobilitas yang diakukan masyarakat sebagai pengguna jalan. Sumber, artikel “Keterkaitan Mobilitas dengan Pembangunan System Transportasi”, 26-27 Desember 2006. Mobilitas yang tinggi tersebut mendorong terjadinya kepadatan lalu lintas barang dan manusia di seluruh dunia. Melihat perkembangan yang ada dari kepadatan lalu lintas tersebut, semakin banyak ditemukan fakta yang
Yuanita Setyo Atri
3
Rest Area di kawasan hutan jati Saradan Madiun
menunjukkan bahwa jalan raya justru menjadi ladang pembunuhan manusia modern. World Health Organization (WHO) mencatat bahwa 1 juta orang diseluruh dunia meninggal setiap tahun di jalan raya akibat kecelakaan, dimana 40 % diantaranya berusia dibawah 25 tahun. Pada tahun 2020 angka tersebut diperkirakan akan meningkat menjadi 1,4-1,6 juta jiwa manusia melayang di jalan raya. Posting Tulisan Honda Writing Competition 2008.
Table 1.2. Data jumlah komulatif kendaraan bermotor,2003-2007 (Dep. Pehub 2007-POLRIDesember 2007)
Pelaku mobilitas atau disebut traveller yang menggunakan alat transportasi darat seperti motor, mobil, bus, truk yang menempuh perjalanan jauh misalnya antar kota Jakarta-Surabaya akan mengalami kejenuhan di beberapa tempat sehingga harus berhenti untuk mengisi bahan bakar bagi kendaraan yang ditumpanginya serta beristirahat sejenak. Selagi mengisi bahan bakar bagi kendaraan yang ditumpangi biasana traveller juga menyempatkan diri untuk istirahat sejenak untuk memulihkan tenaga dan mengembalikan konsentrasi untuk melanjutkan perjalanan lagi. Apabila masalah pengisian bahan bakar kendaraan dan beristirahat diabaikan dikhawatirkan akan menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan seperti gangguan lalu lintas yang disebabkan karena kendaraan yang ditumpangi mogok kehabisan bahan bakar dan kecelakaan akibat pengemudi mengantuk (human error). Dalam peraturan
Yuanita Setyo Atri
4
Rest Area di kawasan hutan jati Saradan Madiun
perundangan mengenai Lalu Lintas dan Angkutan Jalan ada ketentuan yang menyebutkan bahwa setiap mengemudikan kendaraan selama 4 jam harus istirahat selama sekurang-kurangnya setengah jam, untuk melepaskan kelelahan, tidur sejenak ataupun untuk minum kopi ataupun makan ataupun ke kamar kecil/toilet (Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas) Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya peningkatan jumlah kecelakaan di jalan setiap tahunnya. Faktor tersebut antara lain adanya paradigma berpikir masyarakat instan di jaman modern, mulai lunturnya sensitifitas dalam berkendara, dan minimnya etika berkendara untuk tertib, saling menghormati, saling menghargai, sehingga mengakibatkan semakin tergerusnya rasa kepemilikan akan sesuatu. Faktor-faktor diatas mempunyai hubungan kausalitas atau sebab akibat yang saling berkaitan antara satu sama lain. Faktor tersebut dapat disederhanakan menjadi 3 faktor utama penyebab kecelakaan, yaitu manusia, kendaraan, dan lingkungannya. Diantara ketiga faktor tersebut, faktor kesalahan manusia (human error) merupakan penyebab kecelakaan yang tertinggi yakni 86,8 % dari total kecelakaan yang terjadi, dimana hal ini berkaitan erat dengan etika berkendara di jalan raya. Sumber : Posting Tulisan Honda Writing Competition 2008. Dan pada keadaan tersebut secara naluriah, manusia akan membutuhkan waktu sejenak untuk istirahat sejenak untuk melepas lelah sebelum melanjutkan perjalanan hingga sampai tujuan agar terhindar dari kecelakaan akibat human error. 3.2. Potensi Jalan Raya Saradan Madiun yang Termasuk Jalur Rawan Kecelakaan Sebagai Lokasi Pengadaan Rest Area Yang Ideal. Jalan raya Saradan merukapan jalan raya yang menghubungkan antara provinsi Jawa Tengan dengan Jawa Timur dimana jalan raya ini merupakan jalur utama yang dilalui angkutan transportasi darat menuju daerah Ngajuk, Kediri, Surabaya dan sekitarnya. Selama melintasi daerah ini yang paling banyak ditemui yaitu kawasan hutan jati. Jalan raya Saradan ini merupakan jalan raya yang melintasi kawasan hutan jati sehingga selama melewati kawasan ini hanya suasana hutan yang sepi yang ditemui. Jalur Madiun-Surabaya yang rawan
Yuanita Setyo Atri
5
Rest Area di kawasan hutan jati Saradan Madiun
akan terjadi kecelakaan lalu lintas antara lain di jalur Saradan-Madiun tepatnya di Km 134-135 Desa Nampuh, Kecamatan Gemarang, Km 138-142 Desa Sidorejo, Kecamatan Saradan, Km 145-150 Desa Kaligunting, Kecamatan Mejayan. Menurut Bambang pengamat perkembangan lalu lintas antar daerah, Saradan memiliki kontur jalan yang tidak rata. Selain itu, banyaknya tanjakan yang diikuti tikungan tajam membuat kawasan ini sangat rawan terjadinya kecelakaan lalu lintas. Apalagi dikawasan ini juga masih ada beberapa titik jalan yang berlubang yang diperparah dengan banyaknya pohon tua disepanjang jalan yang dikawatirkan akan roboh sewaktu-waktu. Menurut Kasat Lantas Polres Madiun, AKP Purwadi, rawannya jalur di wilayah Madiun disebabkan beberapa hal, antara lain jalan bergelombang dan rusak, tingkat kepadatan kendaraan yang meningkat serta sempitnya jalur lalu lintas. Penentuan titik rawan tersebut yang dapat dijadikan potensi sebuah ruas jalan raya dapat menjadi lokasi berdirinya sebuah rest area, dimana factor utama yang menyebabkan terjadinya kecelakaan yaitu factor kelelahan berkendaraan sehingga dibutuhkan sarana/fasilitas yang dapat mewadahi kegiatan persinggahan dan peristirahatan untuk menghindari human error. (Lampiran
No.
15
Keputusan
Direktur
Jenderal
BinaMarga
No.
76/KPTS/Db/1999 Tanggal20 Desember 1999). 3.3. Potensi Alam Hutan Jati Saradan Madiun Sebagai Kawasan Relaksasi Masih banyak potensi alam di daerah Madiun yang bisa dikembangkan sebagai penambahan pendapatan daerah. Kawasan hijau yang masih banyak ditemui di daerah Madiun ini sangat berpotensi bagi terciptanya suasana asri dan teduh. Begitu pula saat melintasi daerah Saradan Madiun maka akan banyak dijumpai kawasan hutan jati yang terdapat di setiap sisi kanan dan kiri jalan saat melintasi jalan lintas daerah ini. Udara yang masih asri saat memasuki daerah itu bisa menyegarkan pikiran dan suasana bagi pemakai jalan yang melintasinya. Suasana alam yang masih asri tersebut berpotensi sebagai zona relaksasi pengguna jalan untuk memulihkan ataupun menghilangkan kelelahan
Yuanita Setyo Atri
6
Rest Area di kawasan hutan jati Saradan Madiun
saat mengemudi. Udara yang bersih yang bisa membantu melancarankan peredaran darah ke otak merupakan faktor penting agar tidak terjadi human error saat berkendaraan. 3.4. Pemadupadanan Bahan Hasil Kemajuan Teknologi dengan Potensi Lokal Hutan Jati Sebagai Sumber Bahan Alami Pengimbang Keberadaan Ekosistem Alam Hutan Jati Saradan Madiun. Ekosistem alam semakin tercemar dengan adanya karya manusia yang semakin tak bertanggung jawab pada alam. Itu salah satu alasan terjadinya global warming dimana isu itu yang sedang berkembang saat ini di dunia. Dari isu tersebut maka keberadaan alam sangat berharga bagi keseimbangan dan keberlangsungan kehidupan makhluk hidup. Hutan jati adalah salah satu dari banyak jenis ekosistem yang harus dilestarikan karena dari hutan jati tersebut banyak pula potensi yang dapat digali seperti produksi kayu yang amat bermanfaat bagi pembangunan dalam konsep alam ataupun natural. Pengadaan fasilitas di daerah hutan jati Saradan nantinya akan sangat mempengaruhi keberadaan ekosistem yang telah ada sebelumnya sehingga dibutuhkan sebuah konsep desain yang dapat mewakili desain dengan pengadaan suatu karya arsitektur yang dibangun dengan menyesuaikan alam (desain mengkuti keadaan alam yang telah ada dengan meminimalkan perubahan ekosistem alam). Desain konsep alam biasa dicapai dengan pengkolaborasian pemakaian bahan bangunan yang berasal dari alam maupun bahan bangunan fabrikasi yang dapat dibentuk sesuai dengan bentukan alam sehingga alam dan bangunan bisa seiring tanpa harus saling mengganggu satu sama lain dalam hal fungsi ataupun yang lainnya. Dengan pengadaan konsep pengkolaborasian bahan dalam desain tersebut diharapkan kondisi alam hutan jati tidak tercemar dengan adanya pengadaan fasilitas rest area ini, hal tersebut dapat mendorong pengunjung yang singgah untuk menjelajahi konsep alam yang bisa seiring dengan perkembangan modern sehingga membangkitkan kepedulian terhadap kelestarian alam.
Yuanita Setyo Atri
7
Rest Area di kawasan hutan jati Saradan Madiun
[4]
PERMASALAHAN DAN PERSOALAN 4.1
Permasalahan Bagaimana menerapkan dan merancang suatu tempat/kawasan yang menyediakan berbagai fasilitas sebagai suatu Rest Area di kawasan hutan jati sektor II Saradan Madiun dengan meminimalisir terjadinya perubahan tatanan alam yang ada sehingga dapat menonjolkan ekspresi alam sesungguhnya dengan mengkolaborasikan bahan fabrikasi dengan potensi lokal sebagai suatu tema sarana persinggahan/transit yang menyenangkan dan memiliki daya tarik, sehingga menarik minat pengunjung terhadap obyek tersebut.
4.2
Persoalan 4.2.1. Perencanaan
Mengaplikasikan konsep kolaborasi alam dan modern pada desain lokasi kawasan Rest Area hutan jati Saradan sektor II Madiun sebagai kawasan persinggahan yang nyaman dan aman untuk disinggahi.
Menentukan kegiatan-kegiatan yang akan hadir dalam kawasan Rest area sebagai tempat transit ini, yaitu kegiatan-kegiatan dalam kegiatan transit yang disesuaikan dengan konsep alam hutan jati.
Menentukan fasilitas-fasilitas yang sesuai dengan jenis kegiatan yang akan berlangsung pada kawasan Rest Area hutan jati Saradan sektor II, Madiun.
4.2.2. Perancangan
Menentukan tata letak bangunan pada kawasan (siteplan/konsep lansecape) berikut sirkulasi kawasan sesuai dengan penzoningan hasil dari analisis site yang terdiri dari pengolahan tapak, konsep orientasi, matahari, angin, kebisingan, pencapaiaan dan tata letak vegetasi jati yg telah ada berdasarkan pada kegiatan utama yaitu transit dan relaksasi.
Menentukan
program
ruang
bangunan
dan
fasilitas-fasilitas
penunjang yang sesuai dengan fungsinya sebagai Rest Area.
Yuanita Setyo Atri
8
Rest Area di kawasan hutan jati Saradan Madiun
Menentukan suasana kawasan yang natural dan fisik bangunan eksterior maupun interior yang memperhatikan aspek kenyamanan sehingga
mendukung
kegiatan
bagi
pengunjung,
dengan
perancangan sarana Rest Area hutan jati Saradan sector II, Madiun yang mampu memberikan suasana natural yang menyatu dengan habitat alam hutan jati, melalui : -
Bentuk bangunan (pola tata masa) dan tata ruang luar
-
Pengaturan pola sirkulasi, maupun finishing ruang
-
Eksterior bangunan pemilihan material bangunan serta landscape.
Merancang karakter kawasan sesuai dengan karakter alam hutan jati
Menentukan konsep sistem konsep utilitas yang mampu mendukung keberadaan sarana Rest Area hutan jati Saradan sector II, Madiun dan system maintenance khusus terhadap seluruh sarana pada kawasan ini agar tidak merusak ekosistem alam hutan jati yang telah ada.
[5]
TUJUAN DAN SASARAN 5.1
Tujuan Mewujudkan konsep perencanaan dan perancangan Rest Area sebagai
Fasilitas Transit yang mendukung kegiatan yang bersifat relaksasi tanpa batasan waktu bagi pengguna jalan raya Saradan, Kawasan Hutan Jati Sektor II Madiun. 5.2
Sasaran Mengaplikasikan konsep tema bangunan ekosistem alam hutan jati terhadap lokasi sarana Rest Area yang menyediakan fasilitas transit / persinggahan.
Menentukan kegiatan-kegiatan yang akan hadir dalam kawasan Rest area sebagai tempat transit ini, yaitu kegiatan-kegiatan dalam kegiatan transit.
Menentukan fasilitas-fasilitas yang sesuai dengan jenis-jenis kegiatan yang akan berlangsung pada Rest Area hutan jati Saradan sektor II, Madiun.
Yuanita Setyo Atri
9
Rest Area di kawasan hutan jati Saradan Madiun
[6]
LINGKUP DAN BATASAN PEMBAHASAN 6.1 Lingkup Pembahasan Pembahasan diorientasikan untuk menjawab permasalahan dalam lingkup disiplin ilmu arsitektur dan aspek terkait yang sesuai dengan tujuan dan sasaran sarana dan prasarana Rest Area hutan jati Saradan sektor II Madiun. 6.2 Batasan Pembahasan Pembahasan yang dilakukan memiliki batasan-batasan yang terdiri dari :
Pembahasan konsep perencanaan dan perancangan sarana dan prasarana Rest Area hutan jati sector II Madiun sebagai area perencanaan
Pembahasan konsep ekosistem alam hutan jati yang menyangkut pengkolaborasian antara pemakaian desain yang bertemakan alam dengan bangunan modern yang ramah dengan alam.
[7]
METODE PEMBAHASAN 7.1. Tahap Pengumpulan Data Tahap Pengumpulan Data yaitu tahap yang dipakai dalam pembuatan perencanaan dan perancangan Rest Area, dimana tahapan pengumpulan data ini meliputi data sekunder dan data primer. a. Data Sekunder Studi literatur, merupakan bentuk studi yang mengacu dari kepustakaan-kepustakaan yang mempunyai kaitan/relevansi dengan topik judul yaitu Rest Area. Dalam studi literatur ini, kepustakaan yang dipakai adalah berkaitan tentang kegiatan persinggahan yang berisifat relaksasi dan rekreatif dengan segala fasilitas yang cenderung memperhatikan keberadaan factor alam yang telah ada. Sumber-sumber literatur tersebut diuraikan secara diskripsi dengan kuantitas dan kualitas yang ringkas dan isinya yang berkaitan langsung dengan topik. Literatur yang dimaksud dapat berupa buku-buku yang relevan, informasi up to date dari internet, maupun dari brosur.
Yuanita Setyo Atri
10
Rest Area di kawasan hutan jati Saradan Madiun
b. Data Primer Data Primer merupakan data yang diperoleh secara langsung pada pihak/instansi yang bersangkutan.
Wawancara Merupakan cara perolehan data melalui wawancara dengan nara sumber yang bersangkutan dengan area studi yaitu dengan masyarakat maupun pihak terkait, serta mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan sarana persinggahan maupun rest area yang sudah ada saat ini.
Pengamatan Lapangan Merupakan cara pengumpulan data melalui pengamatan secara langsung di lapangan yaitu dengan mensurvei beberapa rest area maupun tempat persinggahan yang berada di sepanjang jalan raya Saradan Madiun, dimana nantinya dipakai sebagai cross check dengan data-data lain yang telah diperoleh.
7.2. Tahap Pengungkapan Masalah Mengungkapkan permasalahan yang ada baik kondisi eksisting site maupun kecenderungan perubahan kondisi yang akan timbul akibat keberadaan Rest Area yang akan direncanakan, untuk kemudian dilakukan pemecahannya. 7.3. Analisis Data Data dan informasi yang diperoleh dianalisa sesuai dengan permasalahan yang dihadapi dengan menggunakan teori-teori yang dibutuhkan guna mendapatkan pemecahan masalah, yang kemudian dituangkan dalam konsep perencanaan dan perancangan. 7.4. Tahap Perencanaan dan Perancangan Mentransformasikan konsep-konsep dasar yang diperoleh dalam tahap analisis sebagai pemecahan permasalahan dan persoalan yang timbul sehubungan dengan perencanaan dan perancangan Rest Area yang selanjutnya diwujudkan dalam bentuk desain bangunan.
Yuanita Setyo Atri
11
Rest Area di kawasan hutan jati Saradan Madiun
[8]
SISTEMATIKA PELAPORAN Bab I
Mengungkapkan judul, pemahaman judul, latar belakang, rumusan permasalahan dan persoalan, tujuan dan sasaran, metodologi dan strategi desain, serta sistematika pelaporan.
Bab II
Mengungkapkan tinjauan teori rest area sebagai teori preseden empirik tempat persinggahan dan rekreasi yang menyenangkan dan memiliki daya tarik sebagai landasan teori dalam perencanaan dan perancangan obyek Rest Area.
Bab III
Membahas tentang tinjauan kabupaten Madiun khususnya daerah Saradan sebagai lokasi perencanaan dan membahas kondisi fasilitas wisata yang sudah ada sebagai kajian.
Bab IV
Mengungkapkan strategi desain perencanaan sesuai dengan idealisme yang akan diterapkan dalam desain nantinya.
Bab V
Mengungkapkan analisa pendekatan konsep serta konsep perencanaan dan perancangan sebagai usaha pemecahan masalah dengan meninjau tujuan dan sasaran yang akan dicapai.
Yuanita Setyo Atri
12
Rest Area di kawasan hutan jati Saradan Madiun
BAB II TINJAUAN TEORI [1]
TINJAUAN DASAR REST AREA 1.1. Pemahaman Rest Area Tempat istirahat atau dikenal secara lebih luas sebagai rest area merupakan tempat beristirahat sejenak untuk melepaskan kelelahan, kejenuhan, ataupun hanya sekedar singgah untuk kegiatan metabolisme dalam serangkaian menempuh perjalanan jarak jauh. Tempat istirahat ini banyak ditemukan di jalan tol ataupun dijalan nasional dimana para penggunan jalan dapat singgah saat mereka melintas dijalan tersebut. Istilah Rest Area didefinisikan sebagai:
Merupakan istilah yang dipergunakan bagi suatu tempat yang disediakan untuk transit dengan tujuan beristirahat bagi pengguna/pengemudi kendaraan bermotor yang sedang dalam perjalanan1.
Tempat untuk beristirahat selama dalam perjalanan, berada di tempat titik lelah mengemudi2 .
Tempat istirahat dan pelayanan wisata (tip wisata)3 .
1.2. Sasaran Rest Area dapat dimanfaatkan oleh pengguna jalan pengemudi maupun penumpang sebagai tamu untuk beristirahat dan kegiatan lain selama berhenti sejenak dari perjalanan. Rest Area kadang digunakan untuk beberapa tujuan lain diantaranya layanan pom bensin / SPBU, makanan atau restoran, penginapan dan pusat informasi sehingga di dalam rest area juga terdapat pelaku usaha dan penyedia jasa. Selain itu dikelola oleh pengelola setempat.
1
Kedaulatan Rakyat, 30 juni 1997
2
Drs. Giyarso, pimpinan proyek Rest Area di Tegal
3
WJS. Poerwodarminto, 1986. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Balai Pustaka : Jakarta.
Yuanita Setyo Atri
13
Rest Area di kawasan hutan jati Saradan Madiun
Sehingga dapat dikelompokkan menjadi 3 golongan utama pengguna Rest Area yaitu :
Pengelola
Tamu / pemakai ( traveller) -
Pengemudi kendaraan bermotor : pemakai kendaraan pribadi maupun bus pariwisata dan angkutan berat antar provinsi.
-
Penumpang kendaraan bermotor : penumpang kendaraan pribadi maupun bus dan sopir dan kernet angkutan berat antar provinsi.
Penyedia jasa dan pelaku usaha
1.3. Standarisasi Rest Area a) Standarisasi Luasan Minimum Rest Area Definisi standarisasi oleh Departemen Pekerjaan Umum (disertai lampiran No. 15 Keputusan Direktur Jendral Bina Marga) pusat dalam seminar yang diikuti pejabat dinas Pariwisata se-propinsi Jawa Timur. Tipe Luas Minimum Fasilitas pelayanan Areal terbuka
A (m²) 5500 795 2100
B (m²) 2600 230 1050
C (m²) 1750 35 500
Parkir
2600
1300
1200
Table 2.1. data standard luasan minimum rest area Sumber : lampiran No. 15 Keputusan Direktur Jendral Bina Marga
1) Standarisasi Luasan Toilet Umum Tipe fasilitas rest area C B A
Orang <45 46-70 >71
Jumlah Urinal Toilet pria (hush) (hush) Min. 5 Min. 2 Min. 10 Min. 3 15-20 5-7
Toilet wanita (hush) Min. 5 Min. 10 15-20
Luas standart (m2) Min. 120 Min. 240 290-350
Table 2.2. data standard luasan minimum toilet rest area Sumber : lampiran No. 15 Keputusan Direktur Jendral Bina Marga
Yuanita Setyo Atri
14
Rest Area di kawasan hutan jati Saradan Madiun
2) Standarisasi Luasan Tempat Duduk, Telepon Umum, Mushola, Taman Tipe fasilitas rest area C B A
Jumlah
Luasan Minimum
Tempat duduk
Telepon umum (minimum_buah)
Mushola (m2)
Taman (m2)
>20 >30 >40
1 2 3
9 15 21
500 1000 5000
Table 2.3. data standard luasan minimum tempat duduk telopon umum, mushola dan taman rest area Sumber : lampiran No. 15 Keputusan Direktur Jendral Bina Marga
3) Standarisasi Luasan Minimum Restoran Tipe fasilitas rest area C B A
Jumlah Penunjung Tempat duduk <100 70 100-250 130 >250 190
Luasan Minimum (m2) 400 650 800
Table 2.4. data standard luasan minimum restoran rest area Sumber : lampiran No. 15 Keputusan Direktur Jendral Bina Marga
4) Standarisasi Luasan Minimum Kios Tipe fasilitas rest area C B A
Jumlah Penunjung Tempat duduk <100 30 100-250 50 >250 80
Luasan Minimum (m2) 140 190 250
Table 2.5. data standar luasan minimum stan kios rest area Sumber : lampiran No. 15 Keputusan Direktur Jendral Bina Marga
5) Standarisasi Luasan Minimum SPBU Tipe fasilitas C &B A
Jumlah flowmeter minimum (buah) 4 4
Ruang pengisian bahan bakar minimum (m2) 300 300
Kantor umum (m2) 120 120
Ruang cuci untuk mobil/bengkel minimum (m2) 80
Lainlain (m2)
Luas total minimum (m2)
50 50
470 550
Table 2.6. data standar luasan minimum SPBU rest area Sumber : lampiran No. 15 Keputusan Direktur Jendral Bina Marga
Yuanita Setyo Atri
15
Rest Area di kawasan hutan jati Saradan Madiun
b) Standarisasi Fasilitas di Dalam Rest Area Tipe Fasilitas minimum yang disediakan
Fasilitas tambahan
A
B
C
KM Papan informasi wisata Taman Tempat parkir Mushala Warung/rumah makan Telepon Meja piknik P3K Pompa bensin Kios
KM Papan informasi wisata Taman Tempat parkir Mushala Warung/rumah makan Telepon Meja piknik
KM Papan informasi wisata Taman Tempat parkir
Bengkel kecil Gazebo Kolam&taman
Kios Pompa bensin
Warung/kios Meja piknik
Table 2.7. data standarisasi fasilitas rest area Sumber : lampiran No. 15 Keputusan Direktur Jendral Bina Marga
c) Standarisasi Pemilihan Tapak Untuk Rest Area Adalah suatu standar di dalam menentukan tapak ideal bagi rest area, yang meliputi berbagai faktor baik segi fisik maupun sarana dan prasarana. Faktrofaktor tersebut adalah :
Faktor bentuk Bentuk ideal adalah persegi panjang dengan rasio 3:2
Faktor keamanan dan keselamatan -
Berada pada jalan yang relatif lurus datar
-
Minimum berjarak 500 m dari tikungan atau persimpangan
-
Jarak lahan + 15m dari sisi bahu jalan sebelah luar yang diperkeras
-
Jalan masuk dan keluar tidak mengganggu lalu lintas jalan raya dan tersendiri.
Faktor kualitas fisik dasar -
Kestabilan tanah
-
Menghindari lahan yang curam ( jalan yang menanjak menghilangkan kesan istirahat)
Yuanita Setyo Atri
16
Rest Area di kawasan hutan jati Saradan Madiun
Faktor aksesibilitas dan prasarana Yaitu tersedianya : -
Jalan raya
-
Air bersih
-
Drainase dan limbah
-
Listrik
-
Telepon
d) Jenis-Jenis Kendaraan yang Masuk Rest Area Jenis kendaraan yang masuk rest area adalah semua jenis kendaraan bermotor kecuali truk, karena truk umumnya, karean truk umumnya memiliki tempat pangkalan dan transit sendiri. e) Waktu Pelayanan Rest Area Karena fungsi rest area sebagai tempat singgah atau transit bagi orang yang sedang melakukan perjalanan sedangakan waktu pejalanan adalah tidak terbatas maka waktu pelayanan Rest Area adalah 24 jam non stop. f) Skup pelayanan Rest Area Rest area memiliki skup pelyanan regional dari daerah/provinsi yang bersangkutan serta daerah/provinsi yang disekitarnya. Ini verarti bahwa rest area dapat pula melayani pengendara kendaraan bermotor yang melintasi daerah tersebut, walaupun ia berasal dari daerah/provinsi lain (lintas provinsi), karena adanya tingkat kemajemukan yang tinggi bagi daerah asal pengendara endaraan bermotor di jalan raya. Skup pelayanan ini sangat berpengaruh terhadap klasifiksi rest area. 1.4. Kegiatan di dalam Rest Area Seperti yang telah disebutkan bahwa terdapat 3 golongan pengguna Rest Area dimana masing-masing golongan melakukan aktivitas yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhannya.
Yuanita Setyo Atri
17
Rest Area di kawasan hutan jati Saradan Madiun
a) Kegiatan pengelola
Datang menggunakan kendaraan pribadi maupun umum diwadahi oleh jalan / alur kendaraan
Parkir kendaraan diwadahi oleh halaman parkir
Mengerjakan tugas kantor diwadahi oleh kantor pengelola
Tugas lapangan seperti mengatur lalu lintas alur transportasi dalam kawasan rest area diwadahi oleh pos-pos
Berkoordinasi antar anggota pengelola seperti rapat dan pertemuan rutin diwadahi oleh hall atau ruang pertemuan
Makan & Minum diwadahi oleh restoran, warung makan, pedagang kaki lima, asongan
Metabolisme diwadahi oleh KM/WC
Sholat diwadahi oleh Masjid atau Mushola
b) Pemakai atau Tamu
Datang menggunakan kendaraan pribadi maupun umum diwadahi oleh jalan / alur kendaraan
Parkir kendaraan diwadahi oleh halaman parkir
Istirahat (duduk, rebahan, tiduran) diwadahi oleh gazebo khusus, gazebo umum, teras dan play ground
Makan & Minum diwadahi oleh restoran, warung makan, pedagang kaki lima, asongan
Sholat diwadahi oleh Masjid atau Mushola
Mengecek kendaraan mengganti bagian yang rusak diwadahi oleh bengkel
Metabolisme diwadahi oleh KM/WC
Mengisi bahan bakar Premium, Pertamax, Pertamax Plus, Solar, Gas diwadahi oleh SPBU
Belanja kebutuhan untuk perjalanan / oleh-oleh diwadahi oleh toko-toko pusat oleh-oleh
Menelepon diwadahi oleh warung telekomunikasi (wartel) dan counter hp dan voucher
Yuanita Setyo Atri
18
Rest Area di kawasan hutan jati Saradan Madiun
c) Penyedia jasa dan pelaku usaha
Datang menggunakan kendaraan pribadi maupun umum diwadahi oleh jalan / alur kendaraan
Parkir kendaraan diwadah oleh halaman parkir
Menyiapkan dagangan diwadahi oleh kios-kios atau blok pertokoan
Transaksi bisnis jual beli dan tawar menawar diwadahi oleh kios-kios atau blok pertokoan
Makan & Minum diwadahi oleh restoran, warung makan, pedagang kaki lima, asongan
Sholat diwadahi oleh Masjid atau Mushola
Metabolisme Metabolisme diwadahi oleh KM/WC
1.5. Pengelompokan Pewadahan Fisik Kegiatan Didalam Rest Area a) Tuntutan Rest Area terhadap Pewadahan Fisik Di dalam penciptaan karya-karya arsitektur yang terkait dengan kegiatan istirahat dan persinggahan (Rest), dituntut adanya beberapa aspek didalamnya yang disesuaikan dengan karakter mode itu sendiri, yaitu:
Fungsional Bagaimana bangunan itu bekerja sesuai dengan fungsi di dalamnya sehingga user dapat merasakan kenyamanan.
Struktural Bilamana bangunan itu dibentuk agar dapat memenuhi kegunaan atau kegiatannya dan menunjang fungsi.
Dekoratif Bagaimana memberi daya tarik pada desain bangunan namun tetap tidak mengganggu aspek fungsional dan strukturalnya.
Yuanita Setyo Atri
19
Rest Area di kawasan hutan jati Saradan Madiun
b) Kebutuhan Ruang Secara Umum di Dalam Rest Area Terdapat beberapa macam kegitan dalam aktivitas persinggahan bagi treveller pengguna jalan bebas hambatan yaitu:
Kegiatan koordinasi Meliputi kegiatan pengkoordinasian yang dilakukan oleh pihak pengelola dengan para staf untuk mengelola dan mengembangkan usaha rest area tersebut dalam suatu ikatan kerjasama yang baik demi tercapainya tujuan bersama.
Kegiatan peristirahatan Kegiatan isrtirahat atau rehat sejenak menjadi tujuan utama bagi user rest area ini setelah manjalani atupun menghabiskan banyak waktu dalam perjalanan saat di jalan raya lintas kota maupun provinsi.
Kegiatan Rekreasi Kegiatan rekreasi sering dilakukan oleh pengunjung rest area sebagai salah satu kegiatan yang menjang untuk melepas kepenatan ataupun kejenuhan, sebagai salah satu kegiatan bermain bagi anak-anak setelah lama dalam perjalanan dan juga sebagai kegiatan untuk menjaga kebugaran mental.
Kegiatan peribadahan Kegitan peribadahan sering dilakukan saat treveller singgah ke suatu rest area untuk istirahat.
Kegiatan metabolisme Kegiatan metabolisme terkait dengan penggunaan fasilitas umum yang disediakan pada rest area tersebut yang salah satunya pamakaian KM/WC umum.
Kegiatan pemasaran Kegiatan pemasaran dapat terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu: -
Pemasaran fasilitas yang ditawarkan di rest area tersebut
-
Pemasaran produk-produk yang ditawarkan pada restaurant ataupun minimarket yang menjadi salah satu fasilitas perbelanjaan
-
Pemasaran jasa service bagi kendaraan maupun pengianapan, dll
Yuanita Setyo Atri
20
Rest Area di kawasan hutan jati Saradan Madiun
Kegiatan informasi dan promosi Kegiatan informasi adalah penyebarluasan tentang segala sesauatu yang berkaitan dengan service atau jasa yang ditawarkan dalam kegiatan rest area tersebut. Sedangkan kegiatan promosi dilakukan sebagai wahana untuk menawarkan produk-produk yang tersedia di rest area tesrebut oleh produsen yang terkait agar produsen dan pengunjung rest area saling bertemu. Kegiatan promosi dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain penyebaran pamphlet serta pemberian diskon bagi pelanggan.
-
Kegiatan parkir Kegiatan ini sangat terkait erat dengan mobilitas dan sirkulasi dari alat transportasi yang dipakai para traveler saat singgah ke rest area.
-
Kegiatan lain-lain Kegiatan yang sering dilakukan dalam suatu perjalanan sehingga juga diakomodasikan di Rest Area, antara lain : -
Belanja souvenir
-
Menelpon relasi atau kerabat
-
Perbaikan kendaraan, dll
Dari beberapa jenis kegiatan yang terwadahi di atas, dapat ditinjau mengenai kebutuhan ruang dalam pewadahan rest area, yaitu: -
Ruang yang mewadahi kegiatan koordinasi Ruang yang terbentuk lebih bersifat tertutup yakni tidak melibatkan orang yang tidak berkepentingan. Namun kegiatan ini dapat dilakukan pada peruangan indoor maupun outdoor.
-
Ruang yang mewadahi kegiatan promosi Dalam kegiatan promosi dibutuhkan ruang yang bersifat terbuka bagi khalayak umum, dapat diakses dengan mudah, dan dapat mewadahi kegiatan yang melibatkan banyak orang. Kegiatan ini juga dapat dilakukan pada peruangan indoor maupun outdoor.
-
Ruang yang mewadahi kegiatan Informasi Ruang yang terbentuk untuk mewadahi kegiatan Informasi harus bersifat informatif, terbuka, dan memiliki nilai aksesibilitas yang tinggi.
Yuanita Setyo Atri
21
Rest Area di kawasan hutan jati Saradan Madiun
-
Ruang yang mewadahi kegiatan pemasaran Dalam kegiatan pemasaran dibutuhkan peruangan yang bersifat komersial (menjual), memiliki daya tarik tinggi serta aksesibel. Peruangan pada kegiatan pemasaran ini pada umumnya berupa ruang-ruang indoor.
-
Ruang yang mewadahi kegiatan peristirahatan Ruangan ini sangat menuntut kenyamana yang sangat tinggi dimana keprivasian sangat diutamakan saat user singgah dan beristirahat untuk melepas lelah.
1.6. Status Pengelolaan dan Struktur Organisasi a) Status pengelolaan Rest area merupakan unit pelaksanaan di bidang pariwisata dalam lingkungan Departemen Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi. Menurut informasi dari Drs. Giyarso, pimpinan proyek dari rest area di Tegal, pentunjuk pelaksanaan bagii pengelolaan suatu rest area masih dalam tahap penyusunan. Namun secara teknis, rest area masih bisa dikelola oleh pemerintah daerah yang bersangkutan, dalamhal ini melalui Kanwil Depparpostel daerah,dinas pariwisata serta pula mengikutsertakan pihak swasta dalam pengelolaannya. b) Struktur Organisasi Berikut adalah diagram struktur organisasi di dalam rest area : Pimpinan Rest Area Sekretaris
Kabid Humas
Kabid Operasional
Kabid Keuangan/Adm
Devisi Rumah Devisi Keamanan Tangga Skema 2.1. data standarisasi fasilitas rest area Sumber : analisa pribadi
Devisi Teknik
Yuanita Setyo Atri
22
Rest Area di kawasan hutan jati Saradan Madiun
1.7. Tuntutan Bangunan Rest Area yang dibangun hendaknya memiliki karakteristik sebuah bangunan tempat istirahat / berhenti dari perjalanan jauh, antara lain :
Mudah dikenali, dengan menggunakan point of interest, menggunakan tanda atau sign yang jelas
[2]
Standar kenyamanan tinggi agar pemakai dapat beristirahat dengan maksimal
Suasana non-formal
Bersifat rekreatif
Pencapaian mudah
STUDI KOMPARASI 2.1. Studi Objek Rest Area Jalan Tol Cikampek km 19* (sumber: www.infotol.com) Tempat istirahat di Km 19/A Tol Cikampek berlokasi sekitar ruas Bekasi Timur-Cibitung Resmi di Buka tanggal 29 september 2005. Tempat peristirahatan yang ber-Tipe A tersebut didalamnya terdapat fasilitas: POM Bensin, Rumah Makan, Toilet, Mushola dll. Jadi apabila dalam perjalanan melintasi tol Cikampek dari arah Jakarta menuju Cikampek-Pantura maupun Bandung, dapat mengisi BBM, maupun beristirahat untuk menghilangkan lelah, untuk persiapan melanjutkan perjalanan. Diharapkan dengan dibukanya tempat peristirahatan yang baru di Km 19/A arah Cikampek, dapat menambah pelayanan dan kenyamanan pemakai jalan Tol yang akan melintasi Jalan Tol Jakarta-Cikampek.
Gambar 2.1. Rest Area tol Cikmpek 19/A Sumber ; www. Google.com
Yuanita Setyo Atri
23
Rest Area di kawasan hutan jati Saradan Madiun
2.2. Studi Objek Rest Area Mangkang, Semarang Rest Area Mangkang merupakan sebuah lahan seluas ± 13 hektar di kelurahan Wonosari Kecamatan Ngaliyan. Lahan ini memiliki posisi yang strategis yakni di Gerbang Barat (perbatasan Semarang - Kendal) dan berada di sisi sebelah selatan Jalan Nasional ( Jakarta-Surabaya ), sehingga merupakan simpul lokasi yang potensial dalam menangkap perjalan kommuter, baik lalulintas masuk dan ke luar kota Semarang. Selain itu lokasi ini berada di tepi sebelah Selatan jalan nasional Jakarta-Surabaya. Dari luasan lahan tersebut, saat ini ± 11,5 hektar dipergunakan sebagai Balai Benih dan Kebun. Sedangkan lahan seluas ± 1,5 hektar merupakan sawah tadah hujan dengan frekuensi panen 2 kali pertahun
Lokasi
: Kelurahan Wonosari Kecamatan Ngaliyan
Luas
: ± 13 Ha.
Status tanah : Sertifikat No. A.1618736
Kondisi fisik
: Balai Benih dan Kebun ± 11,5 Ha. Sawah tadah hujan ± 1,5 Ha.
Memiliki akses langsung ke Jalan Semarang – Kendal, dengan volume arus lalu lintas sebesar ± 54.275 kendaraan / hari. Lokasi pada Gerbang sebelah Barat merupakan simpul lokasi potensial dalam menangkap perjalanan kommuter baik lalu lintas masuk maupun keluar Kota Semarang. Berada pada lokasi yang memiliki sudut pandang yang menarik dari arah luar kota (dari perbatasan Kabupaten Kendal). Berdekatan dengan lokasi pengembangan Eks Terminal Truk Mangkang. Memiliki landscape kawasan yang masih nyaman dengan view ke arah Selatan adalah perbukitan berupa hamparan hutan jati. Merupakan kawasan yang terbebas dari bencana alam, khususnya banjir.
Yuanita Setyo Atri
24
Rest Area di kawasan hutan jati Saradan Madiun
LOKASI REST AREA MANGKANG
Gambar 2.2. Lokasi Rest Area Mangkang Semarang Sumber : www.google.kyla.com
Gambar rancangan rest area Mangkang Semarang Yang baru, sbb :
Gambar 2.3. sketsa rancangan rest area mangkang yang baru Sumber : www.google.kyla.com
Yuanita Setyo Atri
25
REST AREA SEBAGAI FASILITAS TRANSIT BAGI PENGGUNA JALAN RAYA SARADAN KAWASAN HUTAN JATI SEKTOR II MADIUN
Dikerjakan sebagai Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Universitas Sebelas Maret Disusun oleh :
YUANITA SETYO ATRI I0205126
JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET 2010