BAB III SOSIAL BUDAYA
A. KEPENDUDUKAN Penduduk sebagai subyek maupun objek pembangunan merupakan variabel dependen yang utama, karenanya informasi mengenai kependudukan menjadi sesuatu yang penting untuk dicermati. Informasi data kependudukan merupakan kebutuhan dasar untuk melakukan sebuah perencanaan dalam sebuah masyarakat. Dari data kependudukan tersebut dapat dibuat sebuah proyeksi beberapa tahun kedepan, sehingga perencanaan tidak hanya digunakan untuk kebutuhan sesaat saja namun dapat diimplementasikan dalam jangka waktu tertentu. Proyeksi penduduk tersebut bukan merupakan ramalan, tetapi perhitungan ilmiah yang didasarkan pada asumsi-asumsi tertentu berdasarkan komponen-komponen laju pertumbuhan penduduk. 1. Jumlah rumah Tangga dan Penduduk Pertumbuhan penduduk berkaitan dengan kemiskinan dan
kesejahteraan
masyarakat. Pengetahuan tentang aspek-aspek dan komponen demografi seperti fertilitas, mortalitas, morbiditas, migrasi, ketenagakerjaan, perkawinan, dan aspek keluarga dan rumah tangga akan membantu para penentu kebijakan dan perencana program untuk dapat mengembangkan program pembangunan kependudukan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat yang tepat sasaran. Sensus penduduk tahun 1971 yang mencatat jumlah penduduk Kabupaten Lombok Tengah sebanyak 476.486 jiwa. Angka ini meningkat menjadi 576.910 jiwa pada sensus penduduk 1980. Sepuluh tahun kemudian, pada tahun 1990 menjadi 678.746 jiwa dan menjadi 860.209 jiwa pada sensus penduduk 2000. Pertumbuhan penduduk menurut sensus penduduk dapat dilihat pada gambar berikut:
Pertumbuhan Penduduk Menurut Sensus Penduduk 1,000,000 800,000 600,000 400,000 200,000 0 Pertumbuhan Penduduk
1971
1980
1990
2000
476,486
576,910
678,746
860,209
Sumber: Badan Pusat Statistik Kab. Lombok Tengah, Tahun 2013
Berdasarkan data sensus penduduk Tahun 2000, pada tahun 2012 jumlah penduduk Kabupaten Lombok Tengah terproyeksi sebanyak 875.231 jiwa dengan rumah tangga berjumlah 262.683 RT. Jika dibandingkan dengan luas wilayah 1.208,39 km², dapat diketahui bahwa kepadatan penduduk di Kabupaten Lombok Tengah adalah 742 Jiwa/Km² yang artinya bahwa secara rata-rata setiap kilometer persegi luas wilayah dihuni 742 jiwa, ini menunjukkan bahwa Kabupaten Lombok Tengah termasuk wilayah dengan katagori padat penduduk (>250 Jiwa/Km²). Jika ditinjau perkecamatan, penduduk terbanyak dan tepadat berada di Kecamatan Praya dengan jumlah 105.518 jiwa dan rumah tangga sebanyak 29.503 dengan kepadatan 1.722 Jiwa/Km². Sedangkan penduduk paling sedikit dan paling jarang berada di Kecamatan Batukliang Utara dengan penduduk 48.304 jiwa dan rumah tangga sebanyak 14.605 dengan kepadatan 265 Jiwa/Km². Rincian jumlah penduduk, jumlah rumah tangga dan kepadatan penduduk menurut kecamatan tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.1. Jumlah Penduduk, Rumah Tangga dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2012 Kecamatan
Luas Wilayah (km²)
1
Praya Barat
152,75
70.418
20.862
461
2
Praya Barat Daya
124,97
52.135
16.067
417
3
Pujut
233,55
98.534
28.966
422
4
Praya Timur
82,57
63.653
19.598
771
5
Janapria
69,05
71.501
22.259
1.035
6
Kopang
61,66
76.639
22.945
1.243
7
Praya
61,26
105.518
29.503
1.722
8
Praya Tengah
65,92
60.984
18.412
925
9
Jonggat
71,55
90.585
28.106
1.266
10
Pringgarata
52,78
64.492
19.092
1.222
11
Batukliang
50,37
72.468
22.268
1.439
12
Batukliang Utara
181,96
48.304
14.605
265
1.208,39
875.231
262.683
742
Jumlah
Jumlah Penduduk
Jumlah
No
Rumah Tangga
Kepadatan (Jiwa/Km²)
Sumber: BPS Kabupaten Lombok Tengah, Tahun 2013
Secara umum sebaran penduduk di Kabupaten Lombok Tengah hampir merata di setiap kecamatan dengan prosentase sebaran yang bervariasi antara 6% sampai dengan 12%. Adapun persentase sebaran penduduk perkecamatan dapat dilihat pada gambar berikut:
Sebaran Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2012 Batukliang 8%
Batukliang Utara 6%
Praya Barat 8%
Pringgarata 8% Jonggat 10%
Praya Tengah 7%
Praya 12%
Praya Barat Daya 6% Pujut 11%
Praya Timur 7% Kopang 9%
Sumber: BPS Kabupaten Lombok Tengah, Tahun 2013
Janapria 8%
2. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dengan jumlah penduduk perempuan akan menghasilkan indikator angka sex ratio. Tahun 2012 angka sex ratio Kabupaten Lombok Tengah terhitung sebesar 90. Angka ini menunjukkan bahwa setiap 100 orang penduduk perempuan terdapat 90 orang penduduk laki-laki, dengan kata lain penduduk perempuan masih mendominasi. Jika dilihat menurut kecamatan, angka sex ratio tertinggi terdapat di Kecamatan Jonggat dan Praya yakni sebesar 93 dan yang terendah di Kecamatan Kopang dan Batukliang sebesar 85. Tabel Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio Tahun 2012 No
Kecamatan
Penduduk Laki-laki
Penduduk Perempuan
Jumlah Penduduk
1
Praya Barat
33.728
36.690
70.418
92
2
Praya Barat Daya
24.703
27.432
52.135
90
3
Pujut
47.316
51.218
98.534
92
4
Praya Timur
30.377
33.276
63.653
91
5
Janapria
33.014
38.487
71.501
86
6
Kopang
35.269
41.370
76.639
85
7
Praya
50.731
54.787
105.518
93
8
Praya Tengah
29.233
31.751
60.984
92
9
Jonggat
43.641
46.944
90.585
93
10
Pringgarata
30.655
33.837
64.492
91
11
Batukliang
33.370
39.098
72.468
85
12
Batukliang Utara
22.565
25.739
48.304
88
Jumlah
414.602
460.629
875.231
90
Sex Ratio
Sumber: BPS Kabupaten Lombok Tengah, Tahun 2013
Berdasarkan kelompok umur, penduduk paling banyak berada pada kelompok umur 0-4 Tahun sebanyak 92.412 jiwa dan yang paling sedikit berada pada kelompok 75+ sebanyak 11.712 jiwa. Rincian penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin dapat dilihat pada piramida penduduk berikut ini:
Piramida Penduduk
Menurut Kelompok Umur Tahun 2012 75 + 70 – 74 65 – 69
9,150 13,584 15,225
20,151
45 – 49
22,695
22,405
40 – 44
25,002
26,685
35 – 39
31,412
30,663
30 – 34
36,642
30,529
25 – 29
39,341
32,279
20 – 24
00 – 04
6,725
15,033
50 – 54
05 – 09
5,875 12,623
55 – 59
10 – 14
6,579
8,195
60 – 64
15 – 19
5,133
44,104
28,946
39,354
39,997
41,121
44,575
42,012
44,553
42,231
46,960
45,452
Perempuan Laki-laki
Sumber: BPS Kabupaten Lombok Tengah, Tahun 2013
3. Jumlah Penduduk Menurut Administrasi Kependudukan Administrasi
Kependudukan
adalah
rangkaian
kegiatan
penataan
dan
penertiban dalam penerbitan dokumen dan data kependudukan melalui Pendaftaran Penduduk, Pencatatan Sipil, Pengelolaan Informasi penduduk serta pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan publik & Pembangunan sektor lain. Adanya administrasi kependudukan dalam hal ini merupakan perwujudan fungsi pelayanan publik negara untuk melegitimasi eksistensi penduduk. Sehingga secara filosofi haruslah dimaknai sebagai bentuk tanggung jawab pemerintah untuk memberikan status legalitas konstitusional penduduk dalam kehidupan kenegaraan. Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pada hakikatnya berkewajiban memberikan perlindungan dan pengakuan terhadap penentuan status pribadi dan status hukum atas setiap Peristiwa Kependudukan dan Peristiwa Penting yang dialami oleh Penduduk Indonesia yang berada di dalam dan/atau di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bahwa untuk memberikan perlindungan, pengakuan, penentuan status pribadi dan status hukum setiap Peristiwa Kependudukan dan Peristiwa Penting yang dialami oleh Penduduk Indonesia dan Warga Negara Indonesia yang berada di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, perlu dilakukan pengaturan tentang Administrasi Kependudukan. Bahwa pengaturan
tentang Administrasi Kependudukan hanya dapat terlaksana apabila didukung oleh pelayanan yang profesional dan peningkatan kesadaran penduduk, termasuk Warga Negara Indonesia yang berada di luar negeri. Berdasarkan data Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Lombok Tengah, secara administrasi sampai dengan akhir tahun 2012 penduduk Lombok Tengah sejumlah 1.188.508 orang dengan yang terdiri dari 589.850 orang laki-laki dan 598.658 perempuan dengan kepala keluarga sebanyak 361.304 orang. Rincian penduduk menurut kecamatan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel Jumlah Penduduk Menurut Administrasi Kependudukan Tahun 2012 No
Kecamatan
Penduduk Laki-laki
Penduduk Perempuan
Jumlah Penduduk
1
PRAYA
79.802
80.254
160.056
2
JONGGAT
59.276
59.625
118.901
3
BATUKLIANG
52.639
53.023
105.662
4
PUJUT
68.200
69.126
137.326
5
PRAYA BARAT
42.852
43.850
86.702
6
PRAYA TIMUR
39.262
40.344
79.606
7
JANAPRIA
44.651
45.728
90.379
8
PRINGGARATA
41.720
41.731
83.451
9
KOPANG
52.858
54.519
107.377
10
PRAYA TENGAH
40.867
41.533
82.400
11
PRAYA BARAT DAYA
31.433
32.763
64.196
12
BATUKLIANG UTARA
36.290
36.162
72.452
589.850
598.658
1.188.508
Jumlah
Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab. Lombok Tengah, Tahun 2013
Untuk mengukur pelayanan kependudukan yang diberikan oleh pemerintah Kabupaten Lombok Tengah kepada masyarakat, perlu dilihat berapa jumlah penduduk yang ber-KTP. Pemilikan KTP bukan saja merupakan pemenuhan hak perorangan tetapi juga untuk keperluan tertib administrasi kependudukan. Sampai dengan akhir tahun 2012 baru 638.951 orang dari 870.381 orang Penduduk Wajib KTP yang sudah memiliki KTP atau sebesar 73,41%. Progres tahunan pencapaian pelayanan kependudukan di sektor kepemilikan KTP dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel Kepemilikan Kartu Tanda Penduduk (KTP) Tahun 2012 Penduduk Tahun
Wajib KTP
Yang Memiliki KTP
% yang memiliki KTP
2008
491.993
326.830
66,43
2009
642.969
356.245
55,41
2010
716.124
459.866
64,22
2011
818.024
566.549
69,26
2012
870.381
638.951
73,41
Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab. Lombok Tengah, Tahun 2013
Pada tahun 2011 Kabupaten Lombok Tengah telah menerbitkan KTP dengan Sistem SIAK. Dengan sistem ini, nomor induk kependudukan berlaku secara nasional sehingga apabila seorang penduduk yang sudah memiliki KTP yang diterbitkan oleh suatu Kabupaten/kota akan terdeteksi dan sistem tidak akan memproses apabila yang bersangkutan ingin memiliki KTP Kabupaten Lombok Tengah tanpa mencabut KTP yang sudah dimiliki. Pada tahun 2012, sistem SIAK ini dikembangkan sesuai arahan dari Pemerintah Pusat dengan diterapkannya e-KTP. Proses konversi menjadi e- KTP ini masih berlangsung, dan diharapkan akan selesai pada tahun 2013. Pelayanan lain yang dilaksanakan di bidang kependudukan adalah registrasi penduduk. Untuk meregistrasi penduduk yang baru lahir maka perlu diterbitkan Akta kelahiran. Akta ini dikeluarkan bagi seluruh penduduk yang lahir di kabupaten Lombok Tengah. Progres tahunan pencapaian pelayanan kependudukan di sektor kepemilikan Akta Kelahiran dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel Kepemilikan Akta Kelahiran Tahun 2012 Tahun
Jumlah Penduduk
Yang Memiliki Akta Kelahiran
% yang memiliki Akta Kelahiran
2008
894.535
264.358
29,55
2009
927.344
292.651
31,56
2010
974.176
330.350
33,91
2011
1.101.092
430.177
47,55
2012
1.188.508
482.921
40,63
Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab. Lombok Tengah, Tahun 2013
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sampai dengan akhir tahun 2012 penduduk yang memiliki Akta Kelahiran baru mencapai angka 40,63%, capaian yang masih rendah ini disebabkan karena mutasi penduduk yang cukup tinggi dimana tidak seluruh penduduk Lombok Tengah dilahirkan seluruhnya di Lombok Tengah serta penduduk yang telah berusia lanjut yang belum memiliki Akta Kelahiran. Untuk pencatatan kelahiran seseorang sesuai ketentuan saat ini berdasarkan “asas peristiwa” sehingga penduduk Kabupaten Lombok Tengah yang melahirkan di luar Lombok Tengah maka pencatatan kelahirannya di luar Kabupaten Lombok Tengah (tempat kelahiran anak). 4. Ketenaga Kerjaan Tenaga kerja adalah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kondisi ekonomi wilayah karena tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi dalam suatu perekonomian. Dalam perencanaan pembangunan, data ketenagakerjaan memegang peranan penting. Tanpa tenaga kerja tidaklah mungkin program pembangunan dapat dilaksanakan. Ketersediaan data ketenagakerjaan yang semakin lengkap dan tepat akan memudahkan pemerintah dalam membuat rencana pembangunan mengingat jumlah dan komposisi tenaga kerja selalu mengalami perubahan seiring dengan berlangsungnya proses demografi antar waktu. Ketenagakerjaan juga merupakan salah satu prioritas pemerinah sesuai dengan tripel track strategy yaitu terwujudnya pemerinahan yang pro poor, pro growth dan pro job. Untuk maksud tersebut dibutuhkan informasi ketenagakerjaan yang rinci. Karena itu, penyajian data ketenagakerjaan dilakukan untuk memetakan secara terpilah dan rinci sehingga didapatkan pemahaman bersama terhadap permasalahan ketenagakerjaan dalam
hal jumlah dan besaran target sasaran, tempat tinggal dan jenis kelamin dari target sasaran. Diharapkan dengan adanya informasi ketenagakerjaan yang lebih rinci, peningkatan kualitas angkatan kerja dan perluasan kesempatan kerja yang dilakukan dapat dilakukan dengan tepat sasaran yang lebih efektif dan efisien dan optimal. Sampai dengan akhir tahun 2012 penduduk usia kerja di Kabupaten Lombok Tengah berjumlah 609.448 orang dengan rincian menurut kelompok umur sebagai berikut: Tabel Penduduk Usia Kerja Menurut Kelompok Umur Tahun 2012 Kelompok Umur
Laki-Laki
15 – 19
39.997
41.121
81.118
20 – 24
28.946
39.354
68.300
25 – 29
32.279
44.104
76.383
30 – 34
30.529
39.341
69.870
35 – 39
30.663
36.642
67.305
40 – 44
26.685
31.412
58.097
45 – 49
22.405
25.002
47.407
50 – 54
20.151
22.695
42.846
55 – 59
15.033
15.225
30.258
60 – 64
12.623
13.584
26.207
65 – 69
8.195
9.150
17.345
70 – 74
5.875
6.725
12.600
75+
5.133
6.579
11.712
278.514
330.934
609.448
Jumlah
Perempuan
Jumlah
Sumber : Badan Pusat Statistik Kab. Lombok Tengah, Tahun 2013
Menurut data Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Lombok Tengah, pada tahun 2012 tercatat sebanyak 8.775 orang pencari kerja terdaftar. Angka ini menunjukkan tren yang menurun jika dibandingka dengan angka tahun-tahun sebelumnnya dimana pada tahun 2011 tercatat sebanyak 14.070 orang pencari kerja terdaftar dan pada tahun 2011 tercatat 16.650 orang pencari kerja terdaftar. Adapun rincian pencari kerja tahun 2012 menurut tingkat pendidikan dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel Pencari Kerja Terdaftar di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2012 Kecamatan
Tingkat Pendidikan SD
SLTP
SLTA
SM/Diploma
Sarjana
Jumlah
Praya Barat
823
100
30
57
38
1.048
Praya Barat Daya
324
51
56
50
37
518
Pujut
818
64
48
43
35
1.008
Praya Timur
336
50
27
39
19
471
Janapria
442
36
41
24
38
581
Kopang
484
43
39
21
37
624
Praya
921
84
64
78
57
1.204
Praya Tengah
648
41
44
24
21
778
Jonggat
560
35
12
28
45
680
Pringgarata
620
39
40
29
16
744
Batukliang
553
40
35
21
29
678
Batukliang Utara
357
43
10
16
15
441
6,886
626
446
430
387
8.775
Jumlah
Sumber : Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Lombok Tengah, Tahun 2013
Dari 8.775 orang pencari kerja sebagaimana pada tabel di atas telah ditempatkan sebanyak 8.107 orang, 200 orang dihapus dan 468 orang sisanya belum ditempatkan dengan mayoritas penempatan tenaga kerja ke luar negeri. Untuk mengetahui kondisi ketenagakerjaan di Kabupaten Lombok Tengah salah satunya dapat diukur melalui Tingkat Kesempatan Kerja (TKK). Pada Tahun 2012 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja sebesar 66,21 % dengan Tingkat kesempatan kerja sebesar 94,06%. Angkatan kerja yang mendapatkan kesempatan kerja pada Tahun 2012 masih didominasi sektor pertanian sebesar 59,12%; sektor industri sebesar 12,87%; sektor perdagangan sebesar 11,10%; sektor jasa sebesar 8,20% dan sektor lainnya sebesar 8,7%.. B. KESEHATAN Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat, yaitu hak rakyat untuk memperoleh akses atas kebutuhan pelayanan kesehatan. Pembangunan Kesehatan juga harus dipandang sebagai suatu investasi dalam kaitannya untuk mendukung peningkatan kualitas sumber daya manusia dan pembangunan ekonomi serta memiliki peran penting dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Kualitas sumber daya manusia secara utuh dapat dilihat dari aspek fisik dan aspek non fisik. Kualitas fisik penduduk dapat dilihat dari derajat/tingkat kesehatan penduduk di suatu wilayah. Angka harapan hidup sebagai indikator derajat kesehatan sangat ditentukan oleh beberapa indikator kesehatan yang dapat dijadikan sebagai tolok ukur derajat kesehatan penduduk diantaranya adalah harapan hidup, angka kematian bayi serta angka kematian ibu melahirkan. Keberhasilan program kesehatan dan program pembangunan sosial ekonomi daerah pada umumnya dapat dilihat dari peningkatan usia harapan hidup penduduk dari daerah tersebut. Meningkatnya perawatan kesehatan melalui Puskesmas, meningkatnya daya beli masyarakat akan meningkatkan akses terhadap pelayanan kesehatan, mampu memenuhi kebutuhan gizi dan kalori, mampu mempunyai pendidikan yang lebih baik sehingga memperoleh pekerjaan dengan penghasilan yang memadai, yang pada gilirannya akan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan memperpanjang usia harapan hidupnya. 1. Angka Harapan Hidup Tinggi rendahnya Angka Umur Harapan Hidup menggambarkan tinggi rendahnya taraf hidup suatu daerah, semakin tinggi Angka Harapan Hidup di suatu daerah maka kondisi kesehatan di daerah tersebut akan semakin baik pula. Angka harapan hidup penduduk Lombok Tengah menunjukkan arah perbaikan dimana usia harapan hidup selalu mengalami peningkatan seiring perkembangan waktu. Pada periode 2008-2012 usia harapan hidup penduduk Lombok Tengah meningkat rata-rata sebesar 0,43 perahun. Berikut adalah perkembangan Angka Harapan hidup Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2008 sampai dengan tahun 2012.
Angka Harapan Hidup (AHH) Tahun 2008 - 2012 61.96 61.52 61.09 60.66 60.24
2008
2009
2010
2011
2012
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Nusa Tenggara Barat, Tahun 2013
2. Angka Kematian Bayi Angka Kematian Bayi atau Infant Mortality Rate adalah kematian bayi di bawah usia 1 tahun tiap 1.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Bayi merupakan salah satu indikator terhadap persediaan, pemanfaatan dan kualitas pelayanan prenatal. Tahun 2008 Angka Kematian Bayi di Kabupaten Lombok Tengah 16,9 perseribu kelahiran hidup dan menjadi 12,1 perseribu kelahiran hidup pada tahun 2012. Berikut adalah perkembangan Angka Kematian Bayi dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012.
Angka Kematian Bayi (AKB) Tahun 2008 - 2012
16.9 10.6
2008
2009
12.1 8.7
8.2
2010
2011
Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Lombok Tengah, Tahun 2013
2012
3. Angka Kematian Ibu Angka Kematian Ibu atau Maternal Mortility Rate ( MMR ) menunjukkan jumlah kematian ibu pada setiap 100.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Ibu ini dipergunakan untuk menggambarkan status gizi dan kesehatan ibu, keadaan sosial ekonomi, kondisi kesehatan lingkungan serta fasilitas dan tingkat pelayanan prenatal. Tahun 2008 Angka Kematian Ibu di Kabupaten Lombok Tengah 106 persepuluhribu kelahiran hidup dan menjadi 107 persepuluhribu kelahiran hidup pada tahun 2012. Berikut adalah perkembangan Angka Kematian Ibu dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012.
Angka Kematian Ibu (AKI) Tahun 2008 - 2012
107
109
106
80
74
2008
2009
2010
2011
2012
Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Lombok Tengah, Tahun 2013
4. Fasilitas Kesehatan Upaya pemenuhan layanan kesehatan tidak terlepas dari ketersediaan Fasilitas Kesehatan di bidang kesehatan. Di kabupaten Lombok Tengah sampai dengan tahun 2012 telah tersedia 2 (dua) Rumah Sakit Umum yang terdiri dari 1 (satu) Rumah Sakit Pemerintah yakni Rumah Sakit Umum Daerah dan (satu) Rumah Sakit Swasta yakni Rumah Sakit Islam Yatofa. Selain Rumah Sakit, upaya pemerataan pelayanan kesehatan difokuskan pada penyediaan Pusat Kesehatan Masyarakat atau yang lebih dikenal dengan Puskesmas. Jumlah Puskesmas di Kabupaten Lombok Tengah sebanyak 25 buah yang kesemuanya merupakan Puskesmas Perawatan atau Puskesmas yang melayani rawat inap. Untuk mendukung fungsi Puskesmas maka disediakan fasilitas penunjang berupa Puskesmas Pembantu, Poskesdes dan Puskesmas Keliling. Sampai dengan akhir tahun 2012 di Kabupaten Lombok Tengah telah tersedia 30 unit Puskesmas Keliling, 94 unit Puskesmas Pembantu dan 119 unit Poskesdes. Sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan Ibu Hamil, Bayi dan Balita dibentuk
Pos Pelayanan Terpadu atau yang familiar dengan nama Posyandu, menurut data Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah sampai dengan tahun 2012 terdapat 1.506 unit Posyandu dengan rincian posyandu menurut strata di setiap kecamatan sebagai berikut: Tabel Jumlah Posyandu Menurut Strata Tahun 2012 No
Kecamatan
Strata Posyandu Pratama
Madya
Purnama
Mandiri
Jumlah
1
Praya
44
34
48
9
135
2
Jonggat
63
55
26
1
145
3
Batukliang
15
106
0
4
124
4
Pujut
31
122
41
5
199
5
Praya Barat
38
76
0
0
114
6
Praya Timur
41
111
4
2
158
7
Janapria
36
58
23
0
117
8
Pringgarata
45
40
14
2
101
9
Kopang
50
51
20
2
123
10
Praya Tengah
43
39
22
1
105
11
Praya Barat Daya
60
39
2
0
101
12
Batukliang Utara
9
71
3
0
83
475
802
203
26
1.506
Jumlah
Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Lombok Tengah, Tahun 2013
Selain rumah sakit, puskesmas, pustu, poskesdes dan posyandu sebagai bentuk pemerataan pelayanan kesehatan terdapat juga bebera fasilitas pelayanan kesehatan lainnya yaitu Rumah Bersalin, Klinik atau Balai Pengobatan, Praktek Dokter, Apotek, Gudang Farmasi Kesehatan, Toko Obat dan lainnya. Jumlah fasilitas layanan kesehatan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel Jumlah Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2012 No
Fasilitas Kesehatan
Pengelola Pemerintah
Swasta
Jumlah
1
Rumah Sakit Umum
1
1
2
2
Rumah Sakit Jiwa
--
--
--
3
Rumah Sakit Bersalin
--
--
--
4
Rumah Sakit Khusus Lainnya
--
--
--
5
Puskesmas Perawatan
25
--
25
6
Puskesmas Non Perawatan
--
--
--
7
Puskesmas Keliling
30
--
30
8
Puskesmas Pembantu
94
--
94
9
Rumah Bersalin
--
4
4
10
Balai Pengobatan/Klinik
--
21
21
11
Praktik Dokter Bersama
--
2
2
12
Praktik Dokter Perorangan
--
71
71
13
Praktk Pengobatan Tradisional
--
5
5
14
Poskesdes
119
--
119
15
Posyandu
1.506
--
1.506
16
Apotek
1
19
20
17
Toko Obat
--
10
10
18
Gudang Farmasi Kesehatan
1
--
1
19
Industri Obat Tradisional
--
--
--
20
Industri Kecil Obat Tradisional
--
--
--
Jumlah
1.777
133
1.910
Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Lombok Tengah, Tahun 2013
5. Sumber Daya Kesehatan Pengembangan sumber daya manusia merupakan salah satu prioritas dari fokus prioritas pembangunan kesehatan. Tenaga kesehatan merupakan bagian terpenting dalam peningkatan pelayanan kesehatan di Kabupaten Lombok Tengah, peningkatan kualitas harus menjadi prioritas utama sehingga peningkatan pelayanan kesehatan dapat dicapai sepenuhnya salah satu faktor yang perlu mendapat perhatian khusus adalah jumlah dan kualitas tenaga kesehatan yang ada. Sampai saat ini kebutuhan tenaga kesehatan masih belum sepenuhnya terpenuhi, hal tersebut bisa dilihat dari ratio ketenagaan per 100.000 penduduk. Gambaran ratio petugas kesehatan dengan penduduk berdasarkan
ratio
kebutuhan tenaga kesehatan dengan masyarakat yang dilayani terutama tenaga kesehatan tekhnis seperti dokter, bidan, perawat dan petugas farmasi (Apoteker), sarjana kesehatan, dengan perincian sebagai berikut : Tabel Jumlah dan Rasio Tenaga di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2012 No
Tenaga Kesehatan
Jumlah
Ratio per 100.000 penduduk
1
Dokter Spesialis
14
1,5
2
Dokter Umum
48
5,5
3
Dokter Gigi
17
2,1
4
Perawat
511
58,1
5
Bidan
197
22,1
6
Ahli Penyehatan Lingkungan
64
6,4
7
Ahli Kesehatan Masyarakat
63
6,4
8
Apoteker dan Tenaga Kefarmasian
38
3,9
9
Ahli Gizi
67
7,1
10
Tenaga Teknisi Medis
73
7,6
11
Fisioterapis
5
0,6
12
Bidan Desa
112
12,1
Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Lombok Tengah, Tahun 2013
6. Pelayanan Keluarga Berencana Salah satu strategi MPS (Making Pregnancy Safer) adalah setiap WUS mempunyai akses terhadap pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan dan penanggulangan komplikasi keguguran. Ini artinya Pelayanan Program Keluarga Berencana (KB) dan merupakan salah satu pilar dari 4 pilar Safe Motherhood. Pelayanan Keluarga Berencana (KB) diharapkan dapat memutuskan rantai sebab tidak langsung kematian ibu dan bayi, dimana mengurangi faktor risiko (4 terlalu) : Terlalu sering hamil, terlalu banyak anak, terlalu muda dan terlalu tua untuk kehamilan. Tingkat pencapaian pelayanan keluarga berencana dapat dilihat dari cakupan peserta KB yang sedang menggunakan alat/metode kontrasepsi (KB aktif), pasangan berstatus menikah (pasangan usia subur/PUS) yang sedang menggunakan alat KB dapat dilihat pada grafik berikut:
Cakupan peserta KB baru menggunakan alat/metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) maupun non MKJP di kabupaten Lombok Tengah adalah 27,9%, peserta KB baru tertinggi di kecamatan Batukliang sebesar 38,6 % sedangkan terendah di kecamatan Jonggat sebesar 17,9 % Cakupan peserta KB aktif di kabupaten Lombok Tengah pada tahun 2012 adalah sebesar 66,6 % bila dibandingkan dengan target SPM berarti cakupan tahun ini masih belum mencapai target SPM 2012 sebesar 72%, bila dilihat dari masing-masing kecamatan, capaiannya masing-masing kecamatan yang sudah mencapai target SPM adalah Praya Tengah, Jonggat, Praya Barat Daya, dan Pujut.
7. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak a. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil K-1 Akses bumil (K-I) adalah jumlah kunjungan baru ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal Pertama kali dalam usia kehamilan 12 minggu, di bandingkan dengan jumlah ibu hamil yang ada di wilayah kerja, dalam satu tahun. Pencapaian akses bumil (K-1) tahun 2011 adalah 94,80% atau sebanyak 21.261 orang Bumil, dari target sasaran Ibu hamil sebanyak 22.425 orang. Target K1 yang diharapkan sebesar 95% (Target KIA Kabupaten Lombok Tengah). Sedangkan capaian K-1 kabupaten Lombok Tengah tahun 2012 sebesar 99,5% (20.911 bumil), Ini berarti bahwa pencapaian K1 sudah mencapai target yang di harapkan. Dari 25 Puskesmas yang ada, pencapaian K1 tertinggi tahun 2012 adalah Puskesmas Sengkol dengan pencapaian sebesar 118,2 % dan terendah dicapai oleh Puskesmas Mantang yaitu 90,0%.
b. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil K-4 Cakupan Bumil (K4) adalah jumlah kunjungan ibu hamil sebanyak dua kali atau lebih pada trimester III, yang mendapat pelayanan antenatal, di bandingkan dengan jumlah ibu hamil yang ada di wilayah kerja selama satu tahun. Pencapaian K4 tahun 2011 sebanyak 86,3 % (19.348). Capian K4 tahun 2012 sebesar 93.35% ( 19.650 bumil) pencapaian K-4 secara kabupaten telah mencapai target SPM (92%). c. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Periode persalinan merupakan salah satu periode yang berkontribusi besar terhadap angka kematian ibu di Indonesia, kematian saat bersalin dan 1 minggu pertama diperkirakan 60 % dari seluruh kematian ibu (maternal mortality : who, when, where and why; Lancet 2006). Sedangkan dalam target MDG’s salah satu upaya yang harus dilakukan untuk meningkatkan kesehatan ibu adalah menurunkan angka kematian ibu menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 dari 425 per 100.000 kelahiran hidup 1992 (SKRT) serta meningkatkan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan menjadi 90 % pada tahun 2015 dari 40 % pada tahun 1992 (BPS). Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah pertolongan persalinan yang aman yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dengan kompetensi kebidanan. Jumlah persalinan normal di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2011 adalah sebanyak 17.583 orang atau sebesar 82,1 % . Sedangkan Pencapaian pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
tahun 2012 ` sebesar 93.2% (18.700) telah mencapai target SPM 2012 (92%) dan mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2011. d. Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas (KF3) Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pelayanan pada ibu mulai 6 jam sampai 42 hari pasca persalinan oleh tenaga kesehatan. Untuk deteksi dini komplikasi pada ibu nifas diperlukan pemantauan pemeriksaan terhadap ibu nifas dengan melakukan kunjungan nifas minimal sebanyak 3 kali dengan distribusi waktu ; 1) Kunjungan nifas pertama (KF1) pada 6 jam setelah persalinan sampai 3 hari ; 2) Kunjungan nifas ke-2 (KF2) dilakukan dalam waktu hari 4 sampai dengan hari ke 28 setelah persalinan dan 3) Kunjungan nifas ke-3 (KF3) dilakukan dalam waktu hari ke 29 sampai dengan hari ke 42 setelah persalinan. Pelayanan kunjungan nifas didifinisikan sebagai kontak ibu nifas dengan tenaga kesehatan baik di dalam gedung
maupun
di
luar
gedung
fasilitas
kesehatan
(termasuk
bidan
di
desa/polindes/poskesdes dan kunjungan rumah). Pelayanan kesehatan ibu nifas yang diberikan meliputi :1) Pemeriksaan tekanan darah, nadi, respirasi
dan suhu; 2)
Pemeriksaan tinggi fundus uteri ;3) Pemeriksaan lokhia dan pengeluaran pervaginam lainnya; 4) pemeriksan payudara dan anjuran ASI Eklusif 6 bulan : 5) Pemberian kapsul vitamin A 200.000 IU sebanyak 2 kali dan 6) pelayanan KB pasca persalinan Cakupan pelayanan ibu nifas pada tahun 2011 adalah 87,9 % (18.813 orang), sedangkan cakupan tahun 2012 sebesar 92.9 (19.525 orang) telah mencapai target SPM 2012 (92%), jika dibandingkan dengan capaian sebelumnya mengalami peningkatan. e. Pelayanan Neonatal Neonatus atau bayi baru lahir (0 -28 hari) merupakan golongan umur yangmemiliki resiko gangguan kesehatan paling tinggi. Sebagian besar Kematian bayi terjadi pada usia ini. Kematian pada usia ini sangat di pengaruhi oleh derajat kesehatan ibu pada saat hamil,
pertolongan persalinan serta kondisi yang berkaitan dengan
perawatan bayi baru lahir. Oleh sebab itu kesehatan ibu hamil sebelum melahirkan, perlu di perhatikan, agar dapat menekan kematian neonatal pada saat lahir nanti. Pelayanan pada kunjungan neonatus sesuai dengan standard yang mengacu pada Manajemen terpadu balita muda (MTBM) yang meliputi pemeriksaan tanda vital, konseling perawatan bayi baru lahir dan ASI ekslusif, injeksi vit. K1 dan imunisasi (jika belum diberikan saat lahir) penanganan dan rujukan kasus serta penyuluhan perawatan
neonatus di rumah tangga dengan menggunakan buku KIA. Cakupan Kunjungan neonatal lengkap di Kabupaten Lombok Tengah sebesar 95,9 %, tertinggi adalah Puskesmas Mantang sebesar 99,8 % dan terendah adalah Puskesmas Ganti
sebanyak 90,7% .
Gambaran capaian neonatus masing-masing puskesmas di Kabupaten Lombok Tengah dapat dilihat pada grafik berikut:
f.
Pelayanan Kesehatan Bayi Pelayanan kesehatan bayi adalah pelayanan kesehatan sesuai standar oleh tenaga kesehatan (dokter, bidan, dan perawat) minimal 4 kali dalam setahun yaitu 1 kali saat berumur 29 hari-3 bulan, 1 kali pada umur 3-6 bulan, 1 kali pada umur 6-9 bulan, dan 1 kali pada umur 9-11 bulan. Pelayanan kesehatan yang diberikan meliputi pemberian imunisasi dasar (BCG, DPT/ HB 13, polio 1-4 dan campak), stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang bayi (SDIDTK) bayi, dan penyuluhan perawatan kesehatan bayi, Indikator ini merupakan penilaian terhadap upaya peningkatan akses bayi memperoleh akses kesehatan dasar, mengetahui sedini mungkin adanya kelainan atau penyakit, pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit serta peningkatan kualitas hidup bayi. Pada tahun 2012 cakupan pelayanan kesehatan bayi di Kabupaten Lombok Tengah sebesar 106.0 %, sudah mencapai target SPM tahun 2012 sebesar 90%, dengan capaian tertinggi puskesmas Kuta sebesar 152.3% dan terendah puskesmas Teruwai sebesar 73.9%.
Gambaran cakupan pelayanan kesehatan bayi masing-masing puskesmas di Kabupaten Lombok Tengah dapat dilihat pada grafik berikut:
g. Pelayanan Kesehatan Anak Balita Pelayanan kesehatan anak balita adalah pelayanan kesehatan pada anak balita umur 12-59 bulan sesuai standar meliputi pemantauan pertumbuhan minimal 8x setahun, pemantauan perkembangan minimal 2x setahun dan pemberian Vitamin A 2x setahun (bulan pebruari dan agustus). Pemantauan pertumbuhan dilakukan melalui penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan di posyandu, puskesmas dan rumah sakit, bidan praktek swasta serta sarana/ fasilitas kesehatan lainnya, Pemantauan perkembangan dapat dilakukan melalui SDIDTK (stimulasi, deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang) oleh petugas kesehatan, pemberian vitamin A dilaksanakan oleh petugas kesehatan di sarana kesehatan. Pada tahun 2012 cakupan pelayanan kesehatan anak balita (1-4 tahun) sebesar 74.5 % sudah mencapai target SPM sebesar 65%, Tetapi dilihat dari Capaian puskesmas masih ada yang belum mencapai target SPM tahun 2012 yaitu puskesmas Aik mual, Mangkung, Penujak, Batunyala, Pengadang, Muncan, Bonjeruk, Puyung, darek, batujangkih, Teruwai, Teratak, Pringgarata, Bagu. Cakupan pelayanan kesehatan anak balita per puskesmas dapat dilihat pada grafik berikut:
C. PENDIDIKAN Pendidikan merupakan salah satu bidang penting dalam pembangunan nasional maupun daerah. Sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas merupakan modal yang sangat berharga bagi pembangunan, baik pembangunan manusia itu sendiri maupun pembangunan ekonomi. SDM yang berkualitas akan membawa dampak pada kemajuan bidang teknologi, kesehatan, ekonomi dan kesejahteraan masyarakat secara umum. Hal ini dikarenakan penduduk yang memiliki pendidikan yang cukup akan mempengaruhi kemampuan mereka dalam menghasilkan barang dan jasa, melakukan inovasi teknologi, merancang dan merekayasa perekonomian dan pada hidup,
menjaga
keteraturan
sosial,
lingkungan
mengembangan akhirnya
bermuara pada peningkatan kualitas hidup manusia secara keseluruhan. 1. Kondisi Umum Pendidikan a. Jumlah Sekolah Ketersediaan fasilitas pendidikan berupa sekolah merupakan persyaratan utama agar kegiatan belajar dan mengajar dapat berjalan dengan baik. Sampai dengan tahun 2012 Jumlah sekolah di Kabupaten Lombok Tengah menurut jenjang pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel Jumlah Sekolah Pada Tiap Jenjang Pendidikan Tahun 2012 No 1
2
3
4
Jenjang Pendidikan
Pengelola
Akreditasi
Negeri
Swasta
Jumlah
A
B
C
TK sederajat
5
402
407
n/a
n/a
n/a
a. TK
5
292
297
n/a
n/a
n/a
b. RA
--
110
110
n/a
n/a
n/a
SD sederajat
581
283
864
14
248
249
a. SD
577
10
587
8
170
164
b. MI
4
273
277
6
78
85
SLTP sederajat
85
267
352
10
103
69
a. SMP
80
42
122
10
38
16
b. MTs
5
225
230
--
65
53
SLTA sederajat
30
183
213
13
59
42
a. SMA
18
22
40
6
13
9
b. MA
3
140
143
6
44
32
c. SMK
9
21
30
1
2
1
Sumber: Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kab. Lombok Tengah, Tahun 2013
Adanya lembaga sekolah mutlak didukung oleh ketersediaan fasilitas ruang kelas guna mendukung proses belajar mengajar. Sampai dengan tahun 2012 jumlah ruang kelas yang tersedia di Kabupaten Lombok Tengah menurut jenjang pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel Jumlah Ruang Kelas Pada Tiap Jenjang Pendidikan Tahun 2012 No 1
2
3
4
Kondisi
Jumlah Ruang Kelas
Baik
Rusak Ringan
Rusak Berat
TK sederajat
612
314
201
97
a. TK
435
212
150
73
b. RA
177
102
51
24
SD sederajat
4.767
2.930
1.308
556
a. SD
3.249
2.013
838
398
b. MI
1.518
890
470
158
SLTP sederajat
1.939
1.230
558
151
a. SMP
883
612
209
62
b. MTs
1.056
618
349
89
SLTA sederajat
991
774
184
33
a. SMA
395
313
70
12
b. MA
395
313
70
12
c. SMK
201
148
44
9
Jenjang Pendidikan
Sumber: Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kab. Lombok Tengah, Tahun 2013
b. Tenaga Pendidik Tersedianya fasilitas pendidikan berupa sekolah dan ruang kelas tidak akan berarti jika tidak didukung oleh ketersediaan Tenaga Pendidik dalam hal ini Guru. Ketersediaan Guru sebagai pelaku pendidikan merupakan salah satu faktor keberhasilan dalam penyelenggaraan layanan pendidikan. Untuk mengukur ketersediaan tenaga pengajar yang mengajar di sekolah pada suatu daerah tertentu digunakan Indikator Rasio Guru per Sekolah. Rasio Guru per Sekolah didefinisikan sebagai perbandingan antara jumlah tenga pengajar dibandingkan dengan jumlah sekolah pada suatu jenjang pendidikan tertentu. Makin rendah nilai rasio, berarti makin terbatas juga jumlah tenga pengajar yang mengajar di suatu sekolah tertentu. Berikut adalah Jumlah Guru dan Rasio Guru per Sekolah di Kabupaten Lombok Tengah dirinci menurut satuan pendidikan:
Tabel Jumlah Guru dan Rasio Guru per Sekolah Menurut Satuan Pendidikan Tahun 2012 Jumlah Guru
Rasio Guru per Sekolah
TK sederajat
1.695
4,16
a. TK
1.181
3,98
b. RA
514
4,67
SD sederajat
10.728
12,42
a. SD
6.873
11,71
b. MI
3.385
12,22
SLTP sederajat
7.185
20,41
a. SMP
2.647
21,70
b. MTs
4.538
19,73
SLTA sederajat
5.248
24,64
a. SMA
1.336
33,40
b. MA
3.071
21,48
c. SMK
841
28,03
No 1
2
3
4
Jenjang Pendidikan
Sumber: Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kab. Lombok Tengah, Tahun 2013
Dari data di atas dapat dilihat bahwa Tenaga Guru paling terbatas berada pada satuan pendidikan Taman Kanak-kanak sedangkan pada jenjang pendidikan SLTA rasio ketersediaan guru menunjukkan angka 24,64 ini artinya bahwa secara rata-rata setiap sekolah tersedia 24,64 orang guru. Jika dibandingkan dengan Rasio Guru PNS maka angka ini jauh lebih besar dimana sebagian besar guru yang mengajar adalah guru non-PNS yang mengajar pada sekolah-sekolah swasta. Berikut adalah perkembangan rasio guru PNS dari tahun 2008 sampai dengan 2012:
Rasio Guru PNS
pada tiap Satuan Pendidikan Tahun 2008-2012 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0
14 15 12
12
16
16
15
15
11
11
6
6
2010
2011
16
9
8
7
2
1 2008
2009 TK
SD
SLTP
6 5 2012
SLTA
Sumber: Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kab. Lombok Tengah, Tahun 2013
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa terjadi penurunan rasio ketersediaan guru PNS per sekolah pada tahun 2012 terutama di jenjang pendidikan SD dan SLTP, hal ini disebabkan karena banyaknya guru PNS yang memasuki usia pensiun pada tahun 2012.
c. Peserta Didik Peserta didik dalam hal ini murid merupakan faktor kunci penyelenggaraan layanan pendidikan. Pada tahun 2012 jumlah murid yang bersekolah di Kabupaten Lombok Tengah menurut jenjang pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel Jumlah Murid Menurut Jenjang Pendidikan Tahun 2012 No 1
2
3
4
Jenjang Pendidikan
Pengelola
Jenis Kelamin
Negeri
Swasta
Jumlah
Laki-laki
Perempuan
TK sederajat
340
16.434
16.774
8.237
8.537
a. TK
340
11.969
12.309
5.994
6.315
b. RA
--
4.465
4.465
2.243
2.222
SD sederajat
91.768
26.412
118.180
61.061
57.119
a. SD
90.597
625
91.222
47.280
43.942
b. MI
1.171
25.787
26.958
13.781
13.177
SLTP sederajat
23.647
26.510
50.157
25.280
24.877
a. SMP
21.233
3.475
24.708
13.113
11.595
b. MTs
2.414
23.035
25.449
12.167
13.282
SLTA sederajat
16.495
18.001
34.496
17.883
16.613
a. SMA
10.634
3.310
13.944
7.223
6.721
b. MA
1.239
13.153
14.392
6.737
7.655
c. SMK
4.622
1.538
6.160
3.923
2.237
Sumber: Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kab. Lombok Tengah, Tahun 2013
Rasio Murid Terhadap Sekolah Untuk mengukur ketersediaan ketersediaan sekolah pada suatu daerah dan jenjang pendidikan tertentu digunakan Indikator Rasio Murid Terhadap Sekolah. Rasio Murid Terhadap Sekolah didefinisikan sebagai perbandingan antara jumlah sekolah dibandingkan dengan jumlah murid yang bersekolah pada suatu jenjang pendidikan tertentu. Makin rendah nilai rasio, berarti makin terbatas juga ketersediaan sekolah pada suatu daerah tertentu. Berikut adalah Rasio Murid Terhadap Sekolah di Kabupaten Lombok Tengah dirinci menurut satuan pendidikan dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012:
Tabel Rasio Murid Terhadap Sekolah Menurut Jenjang Pendidikan Tahun 2008-2012 No 1
2
3
4
Jenjang Pendidikan
Rasio Murid Terhadap Sekolah 2008
2009
2010
2011
TK sederajat
2012 41
a. TK
42
54
62
40
41
b. RA
32
33
34
41
41
SD sederajat
137
a. SD
171
166
163
158
155
b. MI
90
87
90
95
97
SLTP sederajat
142
a. SMP
260
243
220
232
203
b. MTs
117
117
89
111
111
SLTA sederajat
162
a. SMA
406
378
376
362
349
b. MA
114
114
49
98
161
c. SMK
291
197
200
209
205
Sumber: Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kab. Lombok Tengah, Tahun 2013
Rasio Murid Terhadap Kelas Untuk mengukur rata-rata besarnya kelas disuatu daerah di gunakan Rasio Murid Terhadap Kelas. Rasio Murid Terhadap Kelas adalah Perbandingan antar jumlah siswa dengan kelas pada jenjang pendidikan tertentu. Nilai ideal untuk rasio ini adalah 32 yang berarti bahwa untuk 1 kelas idealnya ditempati oleh 32 orang murid. Padatahun 2012 jenjang pendidikan SD dan MI rasio murid perkelas sebesar 23, SMP dan MTs sebesar 28, dan pada jenjang pendidikan menengah masing-masing SMA 33, MA 25 dan SMK 29. Rasio Murid Terhadap Guru Untuk mengetahui rata-rata guru yang dapat melayani siswa disuatu sekolah digunakan indikator Rasio Murid Terhadap Guru. Rasio ini merupakan perbandingan antar jumlah siswa dengan guru pada jenjang pendidikan tertentu. Rasio Murid Terhadap Guru di Kabupaten Lombok Tengah dirinci menurut satuan pendidikan dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel Rasio Murid Terhadap Guru Menurut Jenjang Pendidikan Tahun 2008-2012 No 1
2
3
4
Jenjang Pendidikan
Rasio Murid Terhadap Kelas 2008
2009
2010
2011
2012
a. TK
80
74
68
10
10
b. RA
7
7
8
8
11
a. SD
28
24
23
15
13
b. MI
10
8
10
8
7
a. SMP
25
24
24
9
9
b. MTs
7
8
9
5
5
a. SMA
35
32
32
11
10
b. MA
9
8
10
5
4
c. SMK
34
38
27
8
7
TK sederajat
SD sederajat
SLTP sederajat
SLTA sederajat
Sumber: Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kab. Lombok Tengah, Tahun 2013
2. Indikator Capaian Kinerja Pendidikan Keberhasilan penyelenggaraan layanan pendidikan dapat dilihat dari indikator makro dan indikator pemerataan pendidikan. Secara makro, ukuran yang sangat mendasar dari tingkat pendidikan adalah kemampuan baca tulis penduduk dan rata-rata lama sekolah penduduk usia 15 tahun ke atas. Kemampuan baca tulis penduduk Lombok Tengah terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, Pada tahun 2008 dari 71,16 persen meningkat menjadi 73,92 persen tahun 2012 atau terjadi kenaikan sebesar 3,54 persen. Pertumbuhan kemampuan baca tulis penduduk usia 15 tahun ke atas atau yang lebih dikenal dengan Angka Melek Huruf dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 dapat dilihat pada grafik berikut:
Angka Melek Huruf Tahun 2008 - 2012
73.92 72.88
71.16
71.20
2008
2009
71.48
2010
2011
2012
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Nusa Tenggara Barat, Tahun 2013
Demikian pula dengan angka rata-rata lama sekolah yang terus mengalami peningkatan dari 5,35 pada tahun 2008 menjadi 6,19 pada tahun 2012. Ini menunjukkan bahwa secara umum Rata-rata lama sekolah penduduk Kabupaten Lombok Tengah sudah lebih tinggi dari tingkat/jenjang pendidikan Sekolah Dasar. Pekembangan rata-rata lama sekolah dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 dapat dilihat pada grafik berikut:
Rata-rata Lama Sekolah Tahun 2008 - 2012
6.19 5.99
5.35 2008
5.46
2009
5.65
2010
2011
2012
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Nusa Tenggara Barat, Tahun 2013
Selain dua indikator makro tersebut, hal lain yang mengindikasikan keberhasilan penyelenggaraan layanan pendidikan adalah indikator pemerataan dan perluasan akses
pendidikan. Indikator kunci yang menggambarkan pemerataan dan perluasan akses pendidikan adalah Angka Partisipasi baik Angka Partisipasi Kasar (APK) maupun Angka Partisipasi Murni (APM). Angka Partisipasi Kasar (APK) Angka Partisipasi Kasar (APK) adalah Persentase jumlah siswa pada jenjang pendidikan tertentu dibandingkan dengan penduduk kelompok usia sekolah. Angka ini menunjukkan tingkat partisipasi penduduk secara umum di suatu tingkat pendidikan. APK merupakan indikator yang paling sederhana untuk mengukur daya serap penduduk usia sekolah di masing-masing jenjang pendidikan dengan kriteria Makin tinggi APK berarti makin banyak anak usia sekolah yang bersekolah disuatu daerah, atau makin banyak anak usia di luar kelompok usia sekolah tertentu bersekolah di tingkat pendidikan tertentu. Pekembangan Angka Partisipasi Kasar (APK) pada setiap jenjang pendidikan dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 dapat dilihat pada grafik berikut:
Angka Partsipasi Kasar (APK) Tahun 2008-2012
2008
2009
2010
2011
2012
SD dan MI
110.65
117.15
118.11
114.01
113.67
SMP dan MTs
93.92
99.42
99.71
99.53
101.85
SMA MA dan SMK
58.81
59.57
66.85
60.04
71.51
Sumber: Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kab. Lombok Tengah, Tahun 2013
Tingginya angka partisipasi murni pada jenjang pendidikan SD dan MI yang melebihi 100% disebabkan karena adanya sisiwa di luar usia sekolah, daerah kota, atau daerah perbatasan. Hal ini akan berimplikasi pada rendahnya APK jenjang pendidikan di atasnya. Angka Partisipasi Murni (APM) Angka Partisipasi Murni (APM) adalah persentase siswa dengan usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikannya dari jumlah penduduk di usia yang sama.
APM menunjukkan partisipasi sekolah penduduk usia sekolah di tingkat pendidikan tertentu. Seperti APK, APM juga merupakan indikator daya serap penduduk usia sekolah di setiap jenjang pendidikan. Tetapi, jika dibandingkan APK, APM merupakan indikator daya serap yang lebih baik karena APM melihat partisipasi penduduk kelompok usia standar di jenjang pendidikan yang sesuai dengan standar tersebut. APM di suatu jenjang pendidikan didapat dengan membagi jumlah siswa atau penduduk usia sekolah yang sedang bersekolah dengan jumlah penduduk kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang sekolah tersebut. Pekembangan Angka Partisipasi Murni (APM) pada setiap jenjang pendidikan dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 dapat dilihat pada grafik berikut:
Angka Partsipasi Murni (APM) Tahun 2008-2012
98.89
92.93
76.27 40.93
2008
99.23
85.8
89.91
47.42
48.29
2009 SD dan MI
2010 SMP dan MTs
99.22 89.45
55.76
2011
99.23 89.47 61.67
2012
SMA MA dan SMK
Sumber: Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kab. Lombok Tengah, Tahun 2013
Selain beberapa indikator tersebut, indikator lain yang juga menggambarkan pelaksanaan layanan pendidikan adalah Angka Kelulusan dan Angka Drop Out atau Putus Sekolah Angka Kelulusan Angka Kelulusan adalah persentase murid yang diluluskan dibanding dengan jumlah murid tahun akhir yang mengikuti ujian pada jenjang pendidikan tertentu. Berikut adalah angka kelulusan dan Jumlah Putus Sekolah dari tahun 2010 sampai dengan 2012 menurut jenjang pendidikan tertentu:
Tabel Angka Kelulusan dan Jumlah Drop Out Menurut Jenjang Pendidikan Tahun 2010-2012 No
Jenjang Pendidikan
Angka Kelulusan
Jumlah Drop Out
2010
2011
2012
2010
2011
2012
2
SD sederajat
99,89
99,52
99,99
224
149
112
2
SLTP sederajat
99,29
99,30
99,53
168
124
61
3
SMA dan MA
97,43
97,55
99,10
135
132
86
4
SMK
92,72
92,86
95,11
160
122
84
Sumber: Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kab. Lombok Tengah, Tahun 2013
D. KESEJAHTERAAN SOSIAL 1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indeks komposit yang digunakan untuk mengukur capaian pembangunan manusia yang berbasis pada sejumlah komponen dasar kualitas hidup. Sebagai ukuran kualitas hidup, IPM dibangun melalui pendekatan tiga dimensi dasar, yaitu panjang umur dan sehat, pengetahuan dan kehidupan yang layak.Ketiga dimensi tersebut memiliki pengertian sangat luas karena terkait banyak faktor.Untuk mengukur dimensi kesehatan, digunakan indikator angka harapan hidup, selanjutnya untuk mengukur dimensi pengetahuan digunakan gabungan antara indikator angka melek huruf dan indikator rata-rata lama sekolah. Sedangkan untuk mengukur dimensi kehidupan yang layak digunakan indikator paritas daya beli (Purchasing Power Parity). Selama periode dua tahun terakhir, pencapaian angka IPM Kabupaten Lombok Tengah relatif terus membaik. Kondisi pada tahun 2008, angka IPM Kabupaten Lombok Tengah sebesar 59,70 poin menjadi 62,57 poin pada tahun 2012 atau naik 2,87 poin. Hal ini disebabkan karena sudah mulai terwujudnya optimalisasi dan sinergitas pola dan sasaran pembangunan manusia yang dikembangkan pemerintah dan masyarakat di Kabupaten Lombok Tengah selama ini. Peningkatan IPM tersebut tidak terlepas dari peningkatan komponen-komponen pembentuk IPM itu sendiri. Dimana pada tahun 2012 Angka Harapan Hidup telah mencapai 61,96. Angka Melek Huruf 73,92. Rata-rata Lama Sekolah 6,19. Dan Rata-rata pengeluaran Riil
Perkapita sebesar Rp. 632.970,-. Berikut adalah perkembangan IPM dan Komponen Pembentuknya dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 Tabel Perkembangan Indeks pembangunan Manusia (IPM) dan Komponen Pembentuknya Tahun 2008-2012
No.
Uraian
Tahun 2008
2009
2010
2011
2012
1
IPM
59,70
60,20
60,73
61,66
62,57
2
Angka Harapan Hidup
59,80
60,20
61,09
61,52
61,96
3
Angka Melek Huruf
71,20
71,20
71,48
72,88
73,92
4
Rata-rata lama sekolah
5,40
5,40
5,65
5,99
6,19
Rata-rata pengeluaran
618.400
623.600
627.560
629.260
632.970
5
riil perkapita
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Nusa Tenggara Barat, Tahun 2013
2. Angka Kemiskinan Untuk mengukur tingkat kemiskinan digunakan persentase penduduk miskin yang menggambarkan perbandingan antara jumlah penduduk miskin dibanding dengan jumlah penduduk di suatu daerah. Pada tahun 2008 persentase pendudk miskin di Kabupaten Lombok Tengah sebesar 22,32%, angka ini menunjukkan tren penurunan setiap tahunnya dan menjadi 16,71% pada tahun 2012. Berikut adalah persentase penduduk miskin di Kabupaten Lombok Tengah dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012:
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Nusa Tenggara Barat; Tahun 2013
3. Tingkat Kesejahteraan Keluarga Hasil pendataan keluarga tahun 2012 yang dilaksanakan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Lombok Tengah menunjukkan penurunan jumlah keluarga pra sejahtera dari 118.427 keluarga pada tahun 2008 menjadi 11.214 pada tahun 2012. Sedangkan keluarga sejahtera I dan keluarga sejahtera II mengalami peningkatan masing-masing 92.447 dan 47.847 keluarga pada tahun 2008 menjadi 110.355 dan 63.494 keluarga pada tahun 2012, demikian pula halnya dengan keluarga sejatera III yang juga mengalami peningkatan sejak tahun 2008. Tingkat kesejahteraan keluarga dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 dapat dilihat dari tabel berikut:
Tabel Tingkat Kesejahteraan Keluarga Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2008-2012 Tahun
Pra-Sj
KS-I
KS-II
KS-III
KS-III+
2008
118.427
92.447
47.847
22.483
251
2009
118.386
95.357
50.680
25.146
264
2010
118.780
101.061
52.803
25.587
290
2011
120.140
109.532
59.491
27.026
305
2012
111.214
110.355
63.494
31.398
222
Sumber: Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kab. Lombok Tengah, Tahun 2013
4. Jumlah PMKS Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) adalah seseorang atau keluarga yang karena suatu hambatan, kesulitan atau gangguan tidak dapat melaksanakan fungsi sosialnya dan karenanya tidak dapat menjalin hubungan yang serasi dan kreatif dengan lingkungannya sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya (jasmani, rohani dan sosial) secara memadai dan wajar. Berikut adalah jumlah penduduk rawan sosia menurut jenis dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2012
Tabel Penduduk Rawan Sosial Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2010-2012 No
Jenis PMKS
Tahun 2010
2011
2012
1
Anak Balita Terlantar
1.261
602
783
2
Anak Terlantar
5.384
4.786
3.845
3
Anak Nakal
404
425
299
4
Anak Jalanan
357
298
203
5
Wanita Rawan Sosial Ekonomi
10.233
7.139
6.251
6
Korban Tindak Kekerasan
39
82
91
7
Lanjut Usia Terlantar
7.803
7.457
8.584
8
Penyandang Cacat
2.834
2.834
3.954
9
Tuna Susila
26
-
7
10
Pengemis
115
2
9
11
Gelandangan
43
75
5
12
Bekas Warga Binaan LAPAS
392
474
263
13
Korban Penyalahgunaan NAFZA
23
593
44
14
Keluarga Fakir Miskin
44.597
61.070
36.161
15
Keluarga Berumah Tidak Layak Huni
33.647
49.303
18.290
16
Keluarga Bermasalah Sosial Psikologi
27
38
183
17
Keluarga Komunitas Adat Terpencil
-
320
16
18
Keluarga Korban Bencana Alam
601
574
337
19
Keluarga Korban Bencana Sosial
-
-
31
20
Pekerja Migran Bermasalah Sosial
23
951
68
21
Orang Dengan HIV/AIDS
-
52
32
22
Keluarga Rentan
257
541
1.478
Sumber : Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Lombok Tengah, Tahun 2013
Penyandang Cacat Penyandang cacat adalah setiap orang yang mempunyai kelainan fisik dan/atau mental, yang dapat mengganggu atau merupakan rintangan dan hambatan baginya untuk melakukan secara selayaknya, yang terdiri dari Penyandang Cacat Fisik dan Penyandang Cacat Mental. Berikut adalah jumlah penyandang cacat di Kabupaten Lombok Tengah menurut jenis disabilitas dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2012:
Tabel Jumlah penyandang Cacat Menurut Jenis Disabilitas Tahun 2010-2012 No. 1.
Jenis Disabilitas
2010
2011
2012
a. Tuna Rungu
307
302
446
b. Tuna Wicara
403
403
470
c. Tuna Netra
259
253
376
d. Lum puh
-
-
558
e. Sum bing
-
-
205
1.196
1.213
958
a. Idiot
212
209
349
b. Gila
-
-
182
457
454
410
2.834
2.834
3.954
Cacat Fisik
f. Lainnya 2.
Tahun
Cacat Mental
c. Stress Jumlah Penyandang Cacat
E. AGAMA Mayoritas penduduk Kabupaten Lombok Tengah beragama islam dengan proporsi sebesar 99,66% atau sebanyak 895.061 orang sedangkan yang paling sedikit adalah Katolik sebanyak 96 orang atau 0,01% dari jumlah penduduk Kabupaten Lombok Tengah. Berikut adalah proporsi penduduk menurut keyakinan di Kabupaten Lombok Tengah pada tahun 2012: Tabel Jumlah Penduduk Menurut Agama di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2012 No.
Agama
Jumlah
Persentase
895.061
99,66
1
Islam
2
Kristen
188
0,02
3
Katolik
96
0,01
4
Hindu
2.619
0,29
5
Budha
115
0,01
898.079
100
Jumlah
Sumber: Kantor Kementrian Agama Kab. Lombok Tengah, Tahun 2013
Jumlah tempat ibadah di Kabupaten Lombok Tengah sebanyak 3.899 buah dengan perincian sebagai berikut: Tabel Jumlah Penduduk Menurut Agama di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2012 No.
Agama
Jumlah
1
Masjid
1.460
2
Langgar / Mushala
2.431
3
Gereja Kristen
0
4
Gereja Katolik
0
5
Pura / Kuil
8
6
Vihara / Cetya / Kelenteng
0
Jumlah Sumber: Kantor Kementrian Agama Kab. Lombok Tengah, Tahun 2013
3.899