BAB III – Sistem Organisasi dan Manajemen Proyek
BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK Dalam penyelenggaraan suatu proyek, kegiatan yang akan dihadapi sangat kompleks. Hal ini tentu memerlukan suatu manajemen yang baik sehingga pada akhirnya proyek dapat berjalan sesuai dengan rencana. Pelaksanaan proyek harus diselenggarakan secara menyeluruh mulai dari perencanaan, pembangunan fisik, sampai dengan pemeliharaan yang melibatkan bermacam-macam unsur dan komponen pendukung. Salah satu bagian dari manajemen proyek yang memegang peranan cukup penting adalah organisasi proyek. Sebuah proyek akan berhasil jika di dalamnya terdapat pengorganisasian yang baik. Pengorganisasian tersebut merupakan pengelolaan proyek dengan tujuan mengatur tahap–tahap pelaksanaan pekerjaan dalam mencapai sasaran. Sedangkan organisasi proyek merupakan suatu sistem yang melibatkan banyak pihak yang bekerja sama dalam melaksanakan serangkaian kegiatan. Oleh karena itu unsur –unsur yang terlibat dalam pengelolaan harus saling bekerja sama dan mempunyai rasa tanggung jawab terhadap tugas, kewajiban serta wewenang yang telah diberikan sesuai bidang dan keahlian masing-masing. Keuntungan dari adanya organisasi dalam suatu proyek adalah :
Pekerjaan dapat dilaksanakan secara matang.
Pekerjaan yang tumpang tindih dapat dihindari dengan dilaksanakannya pembagian tugas serta tanggung jawab sesuai keahlian.
Meningkatkan pendayagunaan dana, fasilitas, serta kemampuan yang tersedia secara maksimal. III - 1 http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III – Sistem Organisasi dan Manajemen Proyek
Proyek konstruksi adalah sekumpulan aktivitas yang saling berhubungan dimana terdapat titik awal dan titik akhir serta hasil konstruksi tertentu. Proyek biasanya bersifat lintas fungsi organisasi sehingga membutuhkan bermacam keahlian (skill) dan berbagai profesi dan organisasi. Proyek adalah aktivitas sementara dan personil, material serta sarana untuk menjadikan atau mewujudkan sasaran-sasaran (goals) proyek dalam kurun waktu tertentu yang kemudian berakhir. Yang termasuk tahapan proyek adalah survey (survey), inivestigation (investigasion), konstruksi (construction), operasi (operation), pemeliharaan (maintenance). Proyek memiliki karakteristik tertentu yaitu: Unik. Pada dasarnya tidak ada dua proyek yang benar-benar sama, karena dipengaruhi oleh berbagai macam faktor (tujuannya, lokasi proyek, prasarana yang tersedia, teknologi yang digunakan serta waktu penyelenggaraan). - Tidak berulang. Kegiatan penyelenggaraan proyek adalah kegiatan yang sekali selesai dan bersifat spesifik, dengan demikian pengalaman yang diperoleh tidak selalu dapat digunakan sepenuhnya pada proyek yang lainnya meskipun proyek tersebut sejenis. - Kendala - kendala yang kuat Kendala yang ada proyek antara lain keterbatasan biaya, kualitas yang diharapkan selalu baik dan dapat dipertanggung jawabkan secara teknis, serta terbatasnya waktu pelaksanaan, sehingga sulit dicapai ketiga kendala tersebut dalam pelaksanaan proyek.
III - 2 http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III – Sistem Organisasi dan Manajemen Proyek
3.1. Pihak-pihak yang Terkait Secara garis besar unsur-unsur yang terlibat dalam pelaksana pembangunan proyek meliputi pemberi tugas / pemilik proyek (Owner), konsultan perencana, kontraktor utama dan konsultan pengawas. Keempat unsur pengelola proyek tersebut mempunyai wewenang dan tanggung jawab sesuai
kedudukan dan
fungsinya. Hubungan kerja dalam proyek Menara Astra adalah sebagai berikut : -
Pemilik Proyek
: PT. Astra International Tbk.
-
Konsultan Struktur
: Arup Singapore Pte, Ltd
-
Kontraktor utama
: Joint Operation a. Shimizu Corporation
(60%)
b. Total Bangun Persada
(40%)
-
Konsultan Manajemen
: PT. Tethagra Adyatama
a.
Pemberi Tugas / Pemilik Proyek (Owner) Pemberi tugas / pemilik proyek (Owner) adalah seseorang atau badan hukum atau instansi yang memiliki proyek dan menyediakan dana untuk merealisasikannya. Antara pemilik proyek (Owner) dengan kontraktor, kontraktor berkewajiban melaksanakan pekerjaan sesuai kontraknya dengan baik, tepat waktu, dan dapat dipertanggung jawabkan pada waktu penyerahan pekerjaan. Sedangkan owner membayar biaya pelaksanaan kepada kontraktor dan sub kontraktor sesuai dengan kontrak. Kontrak yang dipakai antara pemilik proyek (Owner) dengan kontraktor adalah kontrak Lump Sum Fixed Price. Pemilik proyek mempunyai tugas dan kewajiban sebagai berikut : - Mengendalikan proyek secara keseluruhan untuk mencapai sasaran baik III - 3 http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III – Sistem Organisasi dan Manajemen Proyek
segi kualitas fisik proyek maupun batas waktu yang telah ditetapkan. - Mengadakan kontrak dengan kontraktor yang memuat tugas dan kewajiban sesuai prosedur. - Menunjuk kontraktor pemenang tender untuk melaksanakan proyek tersebut. - Menyediakan dana yang diperlukan untuk merealisasikan proyek. - Menandatangani surat perjanjian pemborongan dan surat perintah kerja. - Menetapkan pekerjaan tambahan atau pengurangan pekerjaan. - Mengeluarkan semua instruksi dan menyerahkan semua dokumen pembayaran kepada kontraktor - Menerima hasil pekerjaan dari pelaksanaan proyek atau kontraktor. b.
Kontraktor Kontraktor adalah pihak yang diserahi tugas untuk melaksanakan pembangunan proyek oleh owner melalui prosedur pelelangan. Pekerjaan yang dilaksanakan harus sesuai dengan kontrak (rencana kerja dan syarat syarat serta gamba - gambar kerja) dengan biaya yang telah disepakati. Antara kontraktor dengan sub kontraktor, kontraktor sebagai pelaksana dapat memberikan bagian (sub) pekerjaannya sesuai kesepakatan dalam kontrak kerja. Kontraktor mempunyai tugas dan kewajiban sebagai berikut: - Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan peraturan dan syarat - syarat yang telah ditetapkan dalam dokumen kontrak. - Membuat gambar kerja (shop drawing) sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan. - Membuat dokumen tentang pekerjaan yang telah dilaksanakan dan III - 4 http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III – Sistem Organisasi dan Manajemen Proyek
diserahkan kepada owner. - Membuat laporan hasil pekerjaan berupa laporan kemajuan proyek. - Mengasuransikan pekerjaan dan kecelakaan kerja bagi tenaga kerja. - Melakukan perbaikan atas kerusakan atau kekurangan pekerjaan akibat kelalaian selama pelaksanaan dengan menanggung seluruh biayanya. 3.2. Sistem Tender dan Kontrak 3.2.1. Tahap Tender Dalam pelaksanaan proyek Menara Astra, owner terlebih dahulu melakukan pemilihan terhadap pihak –pihak yang terlibat dan saling bekerjasama satu dengan yang lainnya dalam rangka pelaksanaan pembangunan proyek. Sistem pemilihan tersebut dilakukan dengan cara pelelangan. Pada umumnya, proses pelelangan dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain : 1.
Pelelangan umum, pelelangan umum merupakan jenis pelelangan yang sifatnya terbuka untuk seluruh pihak dalam mengakukan penawaran sesuai ketentuan yang berlaku. Sistem pelelangan ini biasanya diumumkan melalui media cetak atau media elektronika.
2.
Pelelangan terbatas, pelelangan terbatas merupakan jenis pelelangan yang hanya memberikan kesempatan pada pihak – pihak tertentu yang berkualitas dan bonafit, dalam arti telah terpilih untuk memasukkan penawaran.
Penunjukkan langsung, merupakan pelelangan dengan system penunjukkan langsung oleh rekanan owner. Dimana penunjukkan ini hanya berlaku pada satu pihak yang memenuhi klasifikasi dan prestasi sebagai pihak yang akan melaksanakan suatu proyek yang ditawarkan.
III - 5 http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III – Sistem Organisasi dan Manajemen Proyek
3.2.2. Tahap Kontrak Kontrak adalah perjanjian pemborongan pekerjaan antara pihak pemberi tugas (owner) dengan kontraktor. Kontrak ini dibuat setelah pemberi tugas (owner) menetapkan / menunjuk pemenang pelelangan. Penetapan pemenang pelelangan dilaksanakan dengan cara mengeluarkan surat pelulusan pekerjaan / surat perintah kerja (gunning). Tahap ini merupakan tahap kesepakatan antara owner dengan kontraktor. Kesepakatan tersebut diikat oleh surat perjanjian yang diatur dalam dokumen kontrak beserta dan bersifat menyeluruh / lumpsum. Perjanjian yang terdapat dalam dokumen kontrak beserta dengan lampirannya merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Adapun dokumen kontrak tersebut terdiri atas : -
Surat perjanjian (kontrak)
-
Surat keputusan penunjukan pemenang lelang
-
Surat keputusan penetapan pemenang lelang
-
Surat penawaran
-
Daftar kuantitas RAB harga penawaran yang disetujui Spesifikasi teknis dan gambar-gambar
-
Berita acara hasil lelang
-
Berita acara pembukaan penawaran
-
Berita acara penjelasan
-
Syarat-syarat umum kontrak
-
Syarat-syarat khusus kontrak
-
Jaminan pelaksanaan dan lain-lain yang dipersyaratkan
III - 6 http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III – Sistem Organisasi dan Manajemen Proyek
Pada saat ini kebutuhan proyek konstruksi terdapat beberapa jenis sistem kontrak, antara lain: a.
Kontrak unit price. Yaitu semua jenis kontrak yang harga satuan pekerjaannya sudah ditentukan. Pembayaran
dilakukan
berdasarkan
kuantitas
pekerjaan
yang
telah
dikerjakan. b.
Kontrak lump sum fixed price. Semua pekerjaan tercantum dalam dokumen kontrak dan dilaksanakan oleh Kontraktor dengan jumlah imbalan tetap. Tetapi jika pemilik yang menyebabkan perubahan maka dipertimbangkan dalam pekerjaan tambah kurang.
c.
Kontrak biaya tambah upah yang dinegosiasikan (Negotiated Cost Plus and Fee Contract). Kontraktor menyetujui untuk melaksanakan pekerjaan dengan mendapatkan upah yang tetap ataupun bervariasi yang telah mengandung laba dan biayabiaya umum perkantorannya dengan mendapatkan penggantian terhadap biaya lapangan sesuai dengan biaya nyata.
d.
Kontrak owner builder. Merupakan jenis kontrak yang pemiliknya sekaligus sebagai kontraktor, sehingga dapat mengerjakan proyeknya dengan kekuatan sendiri atau dengan mensubkan pekerjaan tertentu pada sub kontraktor.
e.
Kontrak design and build. Pada kontrak jenis ini owner hanya menyampaikan gagasan spesifikasi dan luas lahan. Setelah itu kontraktor merancang dan mengerjakannya. Pada III - 7 http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III – Sistem Organisasi dan Manajemen Proyek
sistem ini perusahaan bertanggung jawab penuh baik desain ataupun konstruksinya. Pembayarannya dilakukan pada saat proyek sudah selesai dan owner hanya tinggal menggunakannya. 3.3. Struktur Organisasi Proyek merupakan suatu kegiatan usaha yang kompleks, sifat nya tidak rutin, memiliki keterbatasan terhadap waktu, anggaran dan sumberdaya serta memiliki spesifikasi tersendiri atas produk yang akan dihasilkan. Dengan adanya keterbatasan-keterbatasan dalam mengerjakan suatu proyek, maka sebuah organisasi proyek sangat dibutuhkan untuk mengatur sumberdaya yang dimiliki agar dapat melakukan aktivitas-aktivitas yang sinkron sehingga tujuan proyek bias tercapai.Organisasi proyek juga dibutuhkan untuk memastikan bahwa pekerjaan dapat diselesaikan dengan cara yang efisien, tepat waktu dan sesuaidengan kualitas yang diharapkan. Oleh karena itu pengorganisasian sangat penting sekali pada suatu proyek konstruksi. Dengan adanya struktur organisasi dapat memperoleh keuntungan pekerjaan dapat dilaksanakan secara matang, Pekerjaan yang tumpang tindih dapat dihindari dengan dilaksanakannya pembagian tugas serta tanggungjawab sesuai keahlian, meningkatkan pendayagunaan dana, fasilitas, serta kemampuan yang tersedia secara maksimal sehingga akan didapat pekerjaan yang sesuai dengan sasaran. Secara umum pembangunan Menara Astra, PT Astra International Tbk merupakan owner. Dalam hal ini proyek tersebut termasuk proyek swasta yang dibangun melalui Joint Operations antara Shimizu Corporation dan Total Bangun
III - 8 http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III – Sistem Organisasi dan Manajemen Proyek
Persada sebagai kontraktor dan PT Tethagra Adyatama sebagai Manajamen Konstruksi dari proyek Menara Astra. Struktur Organisasi yang terdiri dari owner, konsultan dan kontraktor sebagai berikut : 3.3.1. Struktur Organisasi Manajemen Proyek Struktur organisasi proyek secara umum dapat diartikan dua orang atau lebih yang melaksanakan suatu ruang lingkup pekerjaan secara bersama – sama dengan kemampuan dan keahliannya masing – masing untuk mencapai suatu tujuan sesuai yang direncanakan. Dengan adanya organisasi kerja yang baik diharapkan akan memberikan hasil efisien, tepat waktu serta dengan kualitas tinggi. Suatu proyek kontruksi yaitu proyek fisik yang dicapai dengan kegiatan kontruksi merupakan suatu sistem. Sedangkan sistem itu sendiri secara konseptual berpengertian adanya perangkat atau kelompok yang menyangkut beberapa unsure yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan bersama. Proyek konstruksi yang mempunyai tujuan menghasilkan suatu bangunan fisik yang memenuhi dan persyaratan melalui suatu ruang lingkup pekerjaan tertentu yang dilakukan beberapa orang atau beberapa kelompok orang. Untuk proyek – proyek besar yang harus dilaksanakan oleh beberapa kontraktor, maka pemilik proyek dapat memberikan kepercayaan yang penuh pada suatu badan yang disebut Manajemen Konstruksi (MK) yang bertindak dan atas nama pemilik sebagai manajer.
III - 9 http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III – Sistem Organisasi dan Manajemen Proyek
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Manajemen Proyek
3.3.2. Struktur Organisasi Manajemen Konstruksi (MK) Manjemen Konstruksi adalah ilmu yang mempelajari dan mempraktikan aspekaspek manajerial dan teknologi industri konstruksi. Manajemen konstruksi juga dapat diartikan sebagai sebuah modal bisnis yang dilakukan oleh konsultan konstruksi dalam memberi nasehat dan bantuan dalam sebuah proyek pembangunan. Construction Management Association of America (CMAA) menyatakan bahwa ada tujuh kategori utama tanggung jawab seorang manajer konstruksi, yaitu perencanaan
proyek
manajemen,
manajemen
harga,
manajemen
waktu,
manajemen kualitas, administrasi kontrak, manajemen keselamatan, dan dan praktik profesional.
III - 10 http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III – Sistem Organisasi dan Manajemen Proyek
Gambar 3.2 Struktur Organisasi Manajemen Konstruksi (MK)
III - 11 http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III – Sistem Organisasi dan Manajemen Proyek
3.3.3. Struktur Organisasi Joint Operation Salah satu bentuk perjanjian kerja sama kontruksi yang sangat berkembang di Indonesia adalah kerja sama operasi (KSO). Pasal 1 angka 6 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/2011 tentang Pedoman Persyaratan Pemberian Izin Perwakilan Badan Usaha Jasa Kontruksi Asing mengatur bahwa kerja sama operasi (Joint Operation) adalah kerja sama antara satu atau lebih BUJK (Badan Usaha Jasa Konstruksi), bersifat sementara untuk menangani satu atau beberapa proyek dan tidak merupakan suatu badan hukum baru berdasarkan perundang – undangan Indonesia.
Gambar 3.3 Struktur Organisasi Joint Operation
III - 12 http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III – Sistem Organisasi dan Manajemen Proyek
3.4. Pengawasan dan Pengendalian Logistik Pengawasan dan pengendalian logistik meliputi penyediaan material sesuai sepesifikasi dan pengadaan peralatan memadai tepat waktu. Hal ini sangat penting untuk menunjang kelancaran proses dan hasil optimal serta efisien. Dalam hal ini bidang logistik harus bekerja sama dengan bidang kualitas kontrol (quality control) kontraktor dan konsultan. Perusahaan pembangunan sangat memerlukan pengontrolan yang teratur dan teliti supaya bisa diketahui, masih ada atau tidaknya stok alat dan bahan bangunan di gudang dan di tempat penyimpanan barang. Alat dan bahan yang masuk atau keluar harus dicatat secara teliti berikut ukuran, merek, dan jumlah atau volumenya. Catatan barang - barang diperlukan untuk pengontrolan stok dan untuk kalkulasi. Untuk pengendalian material menggunakan material schedule, schedule pengiriman barang dan equipment schedule. -
Material schedule adalah rencana pemakaian bahan / material untuk suatu pekerjaan mencakup jumlah sesuai dengan pekerjaan yang dilaksanakan.
-
Equipment schedule adalah rencana pemakaian peralatan sesuai dengan kebutuhan serta waktu pemakaiannya.
-
Schedule pengiriman barang adalah rencana pengiriman barang oleh supplier.
Sebelum dilakukan pembelian material untuk digunakan dalam proses kontruksi, terlebih dahulu dilakukan pemilihan pemasok (supplier) material konstruksi. Langkah awal dalam pemilihan pemasok adalah menyiapkan daftar calon pemasok material yang telah dipilih dan dianggap pantas.
III - 13 http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III – Sistem Organisasi dan Manajemen Proyek
3.4.1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Persediaan Material Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi jumlah persediaan material bangunan, antara lain : a.
Perkiraan kebutuhan material bangunan
b.
Daya tahan material bangunan
c.
Resiko penyimpanan
d.
Harga material
e.
Kebijaksanaan pembelian material bangunan
f.
Tingkat kesulitan perolehan material bangunan
3.4.2. Tujuan Pengadaan Material Bangunan Adapun tujuan pengadaan material bangunan adalah sebagai berikut : a.
Pembelian dengan harga terbaik
b.
Persediaan yang berkesinambungan
c.
Pemeliharaan mutu
d.
Biaya pengadaan material terendah
e.
Menjaga hubungan yang baik dengan pemasok (supplier)
Setelah dilakukan pembelian material bangunan dari pemasok (supplier), maka material bangunan tersebut disimpan ditempat penyimpanan material bangunan yang telah ditentukan. Jika dibutuhkan pembelian material bangunan, maka bagian logistik memesan material yang diperlukan tersebut kepada pemasok (supplier). Kami juga melampirkan beberapa contoh form yang digunakan pada bagian logistik di proyek Menara Astra, diantaranya Form Permintaan Barang dan Form Kartu Stok.
III - 14 http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III – Sistem Organisasi dan Manajemen Proyek
3.5. Sistem Pengupahan Pada Proyek Menara Astra, sistem pengupahan dilakukan setiap 2 minggu sekali, berdasarkan dari hasil progress (kemajuan pekerjaan), dibayarkan kepada masing – masing mandor, dan mandor membagikannya kepada masing – masing pekerja sesuai dengan pekerjaan yang mereka kerjakan. 3.6. Pengendalian Jadwal Proyek Penyusunan jadwal merupakan kegiatan penting dalam perencanaan suatu proyek. Jadwal yang telah disusun pada perencanaan proyek ini dapat dimanfaatkan untuk mengendalikan dan mengawasi waktu pelaksanaan proyek. Dalam hal ini jadwal yang telah dibuat menjadi pedoman progress report proyek tersebut. Dengan adanya jadwal kerja, diharapkan setiap kegiatan dapat dipersiapkan dan diawasi dengan baik. Fungsi pengendalian dapat dilihat pada kurva S. Jadwal kerja yang dipergunakan antara lain: a.
Persiapan penjadwalan konstruksi (preliminiary construction schedule) Pihak kontraktor membuat bagan persiapan (preliminiary horizontal barchart) yang menggambarkan jadwal pelaksanaan secara umum.
b.
Penjadwalan harga satuan (unit price schedule) Dipersiapkan sesuai waktu yang disepakati dalam kontrak, dimana isinya memuat: - Jenis pekerjaan - Sub kontraktor yang bertanggung jawab -
Harga material per unit
III - 15 http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III – Sistem Organisasi dan Manajemen Proyek
c.
Jadwal pemeriksaan dan tes (schedule of inspection and test) Memuat identifikasi peraturan dan metode tes serta lokasi laboratorium tes. Untuk mengoptimalkan pelaksanaan proyek, maka diusahakan penggunaan waktu yang efektif dan efisien mungkin, sehingga perlu dilaksanakan pengawasan dan pengendalian waktu. Penjadwalan yang baik dan sesuai dengan tujuannya adalah sebagai sarana mengontrol sebagai salah satu fungsi konsultan, dimana keterlambatan- keterlambatan pekerjaan dapat disadari dan diatasi, kemudian dapat mengambil langkah-langkah alternatif. Untuk penerapannya dilapangan antara kurva S yang berisi perencanaan awal dengan penerapannya dilapangan sesuai. Pekerjaan cepat atau tidaknya itu sesuai dengan permintaan owner.
3.7. Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Pengawas ini dilakukan untuk setiap pekerjaan yang dilakukan.baik oleh kontraktor maupun pihak manajemen kontraktor. Pengawasan dilakukan dengan membandingkan kualitas pekerjaan yang dilaksanakan dengan spesifikasi mutu pekerjaan yang direncanakan. Bila terjadi kesalahan dalam pelaksanaan atau mutu pekerjaan tidak sesuai dengan spesifikasi, maka diberikan teguran secara lisan dan tertulis kepada kontraktor. Pengawasan pelaksanaan meliputi pengawasan terhadap semua pekerjaan di lapangan. 3.8. Penerapan K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) Sebagai kontraktor pelaksana baik Shimizu maupun Total menyadari bahwa keberlangsungan Proyek Menara Astra, memiliki kondisi kerja yang berisiko tinggi yang dikarenakan proses kerja yang berlangsung sangat rumit dan menggunakan berbagai macam teknologi yang sangat rawan terhadap kecelakaan. III - 16 http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III – Sistem Organisasi dan Manajemen Proyek
Oleh karena itu pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) sangat penting untuk dilaksanakan. Diharapkan pelaksanaan K3 dapat mengembangkan suatu system kerja yang disiplin, aman, bersih, sehat, demi keselamatan dan kesehatan seluruh tenaga kerja. K3 perlu diperhatikan secara seksama mengingat besarnya kerugian yang dapat terjadi akibat suatu kecelakaan. Kecelakaan dapat menimpa semua orang yang ada di proyek tersebut, tanpa kecuali. Selain itu timbul kerugian yang harus ditangani yaitu: a.
Kerugian material, meliputi: - Biaya pengobatan dan perawatan korban kecelakaan kerja. - Biaya kompensasi atau uang duka terhadap keluarga pekerja yang meninggal dunia. - Biaya reparasi alat yang rusak. - Biaya ekstra bila terjadi keterlambatan proyek.
b.
Kerugian non-material, meliputi: - Citra proyek atau perusahaan menjadi kurang baik. - Menyita waktu dan konsentrasi kerja untuk menyelesaikan masalah dengan pihak yang berwajib. - Menurunkan motivasi kerja dan rasa aman pekerja lain bila sering terjadi kecelakaan.
Ditinjau dan sisi kemanusiaan. Tujuan K3 adalah untuk mengurangi rasa sakit dan tidak nyaman yang terjadi sewaktu sedang melaksanakan pekerjan. Namun dengan dilakukannya program K3 secara disiplin oleh setiap tenaga kerja, maka bukanlah suatu hal yang mustahil untuk tercapainya prestasi zero accident yaitu tingkat kecelakaan yang tidak ada sama sekali. III - 17 http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III – Sistem Organisasi dan Manajemen Proyek
3.8.1. Tujuan Pelaksanaan K3 a.
Menjamin agar pada pelaksanaan proyek tidak terjadi kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
b.
Menjamin produktivitas tidak terganggu.
3.8.2. Pihak Penyelenggara K3 Pada prinsipnya penyelenggaraan K3 dibebankan pada pihak kontraktor, namun hal ini tidak berarti bahwa K3 manjadi tanggung jawab satu pihak saja. Kontraktor bertanggung jawab dalam penyediaan peralatan pengaman kerja dan mengusahakan kebersihan kerja, akan tetapi setiap orang yang terlibat dalam pelaksanaan proyek wajib memiliki kesadaran dan tanggung jawab untuk melaksanakan K3. Pada Proyek Menara Astra, tugas menjalankan dan mengevaluasi K3 menjadi tanggung jawab tim safety yang dipimpin oleh manajernya. Manajer safety bertanggung jawab langsung kepada project manager. Pelaksanaan harian K3 dilapangan ditangani oleh tim safety dan bukan oleh tim security meskipun mempunyai tugas sendiri yaitu menjaga keamanam pekerja dan barang-barang dan ancaman fisik, bahaya kebakaran, pencurian gangguan dari orang lain di dalam maupun di luar proyek. 3.8.3. Pelaksanaan K3 pada Proyek 1.
Memenuhi kelengkapan administrasi K3. - Kegiatan untuk memenuhi kelengkapan administrasi K3 ini antara lain: - Pendaftaran proyek ke kementrian tenaga kerja setempat - Sebelum melakukan aktivitas pekerjaan di lapangan, pihak proyek wajib melapor dan mendaftar ke kementrian tenaga kerja setempat, karena kementrian tenaga kerja adalah instansi pemerintah yang berwenang dan III - 18 http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III – Sistem Organisasi dan Manajemen Proyek
bertanggung jawab menangani masalah K3. - Pendaftaran dan pembayaran BPJS - Pendaftaran
dan
pembayaran
asuransi
lainnya,
misal
CAR
(construction all risks), PA (personal accident) - Keterangan lain dipakai untuk alat berat atau ringan dan alat-alat yang dimaksud adalah seperti mobil bus/truk, tower crane dan sebagainya. - Pemberitahuan kepada pemerintah / lingkungan setempat pemerintah yang dimaksud
terdiri
dan
unsur
departemen
dalam
negeri
(lurah/camat/bupati/walikota), kepolisian (polsek/polres/ polwil /polda), dan TNI (babinsa/binamas/koramil/kodim). 2.
Penyusunan safety plan untuk proyek Tujuan safety plan adalah agar proyek dalam pelaksanaannya nanti aman dari kecelakaan dan penyakit sehingga menghasilkan produktivitas kerja tinggi. Safety plan berisi antara lain: - Pembukaan. - Gambaran proyek. - Pokok perhatian untuk kegiatan K3. - Resiko kecelakaan dan pencegahannya. - Tata cara pengoperasian peralatan. - Alamat instansi terkait. - Rumah sakit. - Polisi. - Depnaker. - Pemadam kebakaran. III - 19 http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III – Sistem Organisasi dan Manajemen Proyek
3.8.4. Penginformasian dan Pengenalan K3 Pelaksanaan K3 pada Proyek Menara Astra yang dapat dilihat langsung adalah pemasangan tulisan ”Safety First” ”Area wajib helm“ dan spanduk bertulisan lain. Hal ini merupakan daya dan upaya lain untuk selalu mengingatkan para pekerja untuk menjaga keselamatannya. Namun seringkali tulisan ini tidak dibaca karena sudah dianggap biasa saja. Oleh karena ini kontraktor mengadakan program pengenalan K3 bagi tenaga kerja dan karyawannya. Program pengenalan K3 dan house keeping dilaksanakan pada saat seseorang baru masuk menjadi karyawan atau pada waktu tertentu. Program ini dilaksanakan oleh manajer safety setiap bulan dengan safety talk untuk seluruh pekerja dan karyawan. Selain itu juga dilakukan program safety talk untuk para pekerja oleh safety manager. Safety manager adalah petugas yang ditunjuk oleh project manager yang secara terus menerus mengadakan pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan dilihat dari segi K3. Safety manager berwenang menegur dan memberikan instruksi langsung kepada site manager, bila ada pelaksanaan yang mengandung bahaya terhadap keselamatan kerja. Pada proyek ini untuk pengawasan pelaksanaan K3 diadakan safety patrol yaitu suatu tim K3 yang melaksanakan patroli setiap hari. Dalam patroli masing-masing anggota safety patrol mencatat hal-hal yang tidak sesuai ketentuan/yang memiliki risiko kecelakaan. Selain itu juga diadakan safety meeting yaitu rapat dalam proyek yang membahas hasil/laporan dan safety meeting adalah perbaikan atas pelaksanaan kerja yang tidak sesuai dengan ketentuan K3 dan perbaikan system kerja untuk mencegah penyimpanan tidak terulang kembali. Untuk program pendekatan K3 bagi orang baru di proyek (termasuk pekerja dan karyawan) dinamakan safety induction. Dan III - 20 http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III – Sistem Organisasi dan Manajemen Proyek
juga diadakan tool box meeting yaitu pengarahan tentang K3 yang ditujukan kepada para pekerja dan karyawan yang akan berada di wilayah kerja. Selain itu diantara jam kerja pada setiap jamnya petugas safety selalu mengingatkan tentang keselamatan dan kesehatan pada pekerja. Selain keselamatan dan kesehatan kerja, traffic management pun merupakan tanggung jawab manajer safety. 3.8.5. Alat-alat dan Sarana Keselamatan Kerja Sarana peralatan K3 yang harus disediakan oleh pihak kontraktor terdiri dari: 1.
Yang melekat pada orang, yaitu: a. Helm, helm pengaman wajib dikenakan oleh semua orang tanpa kecuali yang berada di lokasi proyek. Helm harus berjumlah sama dengan jumlah pekerja ditambah beberapa cadangan untuk tamu-tamu dan orang-orang yang datang sesekali. b. Safety shoes, harus dipakai oleh semua orang yang berada di lokasi proyek seperti helm. Jumlah harus sesuai dengan jumalah pekerja yang ada. c. Sarung tangan, digunakan sesuai dengan jenis pekerjaan seperti tukang las, tukang listrik, dan lain-lain. d. Sabuk pengaman (body harnes), digunakan untuk pekeja di tempat tinggi. e. Kacamata las, wajib digunakan oleh tukang las pada pekerjaan baja dan pembesian. f. Masker, wajib digunakan oleh tukang 1, tukang cat, penyemprot anti rayap dan lain-lain. g. Kotak P3K, berguna untuk pertolongan pertama. Diletakan di tempattempat yang mudah terlihat dan terjangkau.
III - 21 http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III – Sistem Organisasi dan Manajemen Proyek
2.
Sarana peralatan lingkungan, yaitu: a. Tabung pemadam kebakaran , digunakan apabila terjadi kecelakaan dan kecerobohan kerja yang menimbulkan nyala api. Tabung ini harus diletakan ditempat yang mudah terlihat dan terjangkau, seperti di pos satpam. b. Pagar pengaman , dipasang disekeliling area proyek dan pada daerahdaerah dimana terjadi perbedaan kontur tanah yang tinggi akibat pekerjaan galian. Bentuk pagar yang digunakan adalah batang-batang besi dipasang berdiri dan dihubungkan dengan tali tambang berwarna kuning. Pagar ini diperlukan untuk lokasi antara lain lubang di lantai, lubang di sumur galian tanah, tepi bangunan tinggi. c. Pemeliharaan jalan kerja dan jembatan kerja, jaringan pengaman pada bangunan tinggi.
3.
Rambu-rambu peringatan, fungsi rambu-rambu peringatan antara lain untuk : a. Peringatan bahaya dari atas. b. Peringatan bahaya benturan kepala. c. Peringatan bahaya longsoran. d. Peringatan bahaya api / kebakaran. e. Peringatan tersengat listrik. f. Peringatan untuk memakai alat pengaman kerja.
Selain itu K3 juga mencakup program house keeping yaitu penataan lingkungan yang meliputi perencanaan tata letak fasilitas - fasilitas untuk melaksanakan pekerjaan dan pengelolaan kebersihan linigkungan kerja di proyek antara lain adalah : III - 22 http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III – Sistem Organisasi dan Manajemen Proyek
1.
Perencanaan tata letak (Lay out planning), perencanaan tata letak harus diatur sedemikian rupa sehingga orang dan alat yang berkerja tidak saling terganggu, tetapi justru saling mendukung, agar pelaksanaan kerja dengan produktivitas tinggi dan aman dapat dicapai.
2.
House keeping, kebersihan dan kerapihan tempat kerja merupakan syarat K3. Sarana keberhasilan dan kerapihan untuk program K3 adalah: - Penyediaan air bersih yang cukup. - Penyediaan toilet/WC yang bersih. - Penyediaan musholla yang besih dan terawat. - Penyediaan toilet / WC untuk pekerja proyek. - Penyediaan bak-bak sampak pada lokasi yang diperlukan. - Pembuatan saluran pembuangan limbah pembersihan sampah-sampah secara teratur.
III - 23 http://digilib.mercubuana.ac.id/