BAB III PROFIL INSTITUSI MITRA
Pada bab ini akan dibahas profil institusi mitra yang memuat gambaran umum tentang RRI Surakarta, kronologis sejarah berdirinya RRI Surakarta, visi dan misi, struktur organisasi, dan jumlah pegawai. A. Gambaran Umum Tentang RRI Surakarta RRI Surakarta merupakan salah satu stasiun radio yang berada di kota Surakarta. RRI Surakarta secara resmi lahir pada tabggal 11 September 1945, beralamatkan Jl. Abdul Rachman Saleh 51, Surakarta. RRI Surakarta memiliki tiga format siaran, yaitu PRO 1, PRO 2, dan PRO 3. PRO 1 AM 972 KHz FM 101 MHz, memiliki format yang berisi informasi, pendidikan, budaya dan hiburan. Usia pendengar 5 tahun ke atas. Pendidikan pendengar, yaitu TK ke atas. Status sosial pendengar, yaitu menengah ke bawah. Sasaran wilayahnya, yaitu
Eks. Karesidenan Surakarta. Dengan station call,
Inilah Radio Republik Indonesia Pro 1 Surakarta. Sedangkan Positioning RRI Radio Republik Milik Bangsa. PRO 2 FM 105.5 MHz , memiliki format yang berisi Informasi dan Musik. Usia pendengar 12 - 45 tahun ke atas. Pendidikan pendengar, yaitu SLTP ke atas. Status sosial pendengar, yaitu menengah ke bawah. Sasaran wilayahnya, yaitu Eks. Karesidenan Surakarta. Dengan station call, Inilah Radio Republik Indonesia Pro 2 Surakarta. Sedangkan Positioning RRI Radio Republik Milik Bangsa. PRO 3 FM 105.9 MHz, memiliki format yang berisi news and current affairs. Usia pendengar 20-50 tahun . Pendidikan pendengar, yaitu SLTA ke atas. Status
28
29
sosial pendengar, yaitu menengah ke bawah. Sasaran wilayahnya, yaitu Eks. Karesidenan Surakarta. Dengan station call, Inilah Radio Republik Indonesia Pro 3 Surakarta. Sedangkan positioning sumber berita terpercaya. B. Kronologis Sejarah Berdirinya RRI Surakarta Berawal dari kegemaran Sri Paduka Mangkunegoro VII menikmati alunan gending-gending Jawa, maka tanggal 1 April 1933 atas perintahnya lahirlah Solosche Radio Vereenigiing (SRV) dengan ketua Ir. Sarsito Mangunkusumo. Keberadaan SRV sangat diminati, bahkan mampu menggelorakan semangat perjuangan masyarakat. Dari sinilah mengilhami para pemikir dan peminat seni serta pejuang untuk mendirikan konsul-konsul di berbagai tempat yang dari konsul ini selanjutnya menjelma menjadi perkumpulan penyiaran radio seperti di Semarang, Yogyakarta, Purwokerto, termasuk di Solo sendiri juga berdiri perkumpulan Siaran Radio Indonesia (SRI) di bawah asuhan pangeran Surjo Hamidjojo, Mulyadi Djojomartono, dkk. Makin banyaknya penggemar radio, SRV membangun gedung megah di atas tanah seluas 5000m persegi terletak di jalan Marconi (sekarang Abdul Rahman Saleh No. 51 yang juga gedung RRI Surakarta hingga sekarang) pemberian Sri Paduka Mangkunegoro. Peletakan batu pertama pembangunan gedung RRI dilakukan tanggal 15 September 1935 dan diresmikan penggunaannya tanggal 25 Agustus 1936. Berkat sajian SRV, kelompok-kelompok seni karawitan makin berkembang, namun ketika tanggal 2 Maret 1942, Belanda kembali masuk ke Solo membumi hanguskan obyek-obyek penting, tak terkecuali pemancar dan alat-alat SRV.
30
Tetapi berkat usaha keras pemimpin teknik SRV OETOJO dan SOEGOTO pemancar seberat 2 ton dapat diselamatkan dengan dibawa berjalan kaki sambil menyelinap sampai ke desa Mbalong, Matesih- Karanganyar, sekitar 20 km ke arah timur kota Solo. Disinilah untuk mengenang sejarah RRI Surakarta, tahun 1988 dibangun monumen yang selalu dikunjungi karyawan RRI Surakarta setiap tahun sebagai salah satu kegiatan memperingati hari radio. Akhir tahun 1942, Jepang masih berkuasa, SRV kembali mengudara di bawah pimpinan R. Maladi, dengan gending Puspowarno sebagai pembuka dan Ayakayakan Kaloran sebagai penutup. Setelah itu hubungan dengan radio lainpun dipererat,
maka sejak tahun 1944, 3 radio Semarang, Yogyakarta, dan Solo
melakukan pertemuan rutin tiap bulan guna kemajuan siaran. Justru langkah inilah yang
membuat curiga pimpinan organisasi Hoso Kyoku Kankri, dan
meminta R. Maladi untuk mempertanggungjawabkan siarannya. Alasan tepat yang disampaikan oleh R. Maladi menghantarkan Jepang tetap memberi ijin SRV untuk terus mengudara, dengan jangkauan yang lebih luas. SRV sempat tidak mengudara ketika Jepang menunjukkan tanda-tanda kalah dengan sekutu. Baru pada tanggal 11 September 1945 radio lahir kembali dengan 8 radio, yakni Jakarta, Bandung, Purwokerto, Yogyakarta, Surakarta, Malang, Surabaya, dan Semarang. Sementara tanggal 1 Oktober 1945, Jepang dengan surat resmi menyerahkan segala pengelolaan atas radio kepada R.Maladi.
31
C. Visi dan Misi RRI Surakarta Visi yang dimiliki RRI Surakarta sendiri adalah mewujudkan lembaga penyiaran publik radio republik Indonesia sebagai radio berjaringan terluas, pembangun karakter bangsa, berkelas dunia. Sedangkan Misi dari RRI Surakarta adalah sebagai berikut. 1. Memberikan pelayanan informasi terpercaya yang dapat menjadi acuan dan sarana. Kontrol sosial masyarakat dengan memperhatikan kode etik jurnalistik/kode etik penyiaran. 2. Mengembangkan siaran pendidikan untuk mencerahkan, mencerdaskan, dan memperdayakan serta mendorong kreatifitas masyarakat dalam kerangka membangun karakter bangsa. 3. Menyelenggarakan siaran yang bertujuan menggali, melestarikan dan mengembangkan budaya bangsa, memberikan hiburan sehat bagi keluarga, membentuk budi pekerti dan jati diri bangsa di tengah arus globalisasi. 4. Menyelenggarakan program siaran berperspektif gender yang sesuai dengan budaya bangsa, dan melayani kebutuhan kelompok minoritas. 5. Memperkuat program siarandi wilayah perbatasan
untuk menjaga
kedaulatan NKRI. 6. Meningkatkan kualitas siaran luar negeri dengan program siaran yang mencerminkan politik negara dan citra positif bangsa. 7. Meningkatkan partisipasi publik dalam proses penyelenggaraan siaran mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi program siaran.
32
8. Meningkatkan kualitas audio dan rnemperluas jangkauan secara nasional dan internasional dengan mengoptimalkan sumber daya teknologi yang ada dan
mengadaptasi
perkembangan
teknologi
penyiaran
serta
mengefisiensikan pengelolaan operasional maupun pemeliharaan perangkat teknik. 9. Mengembangkan organisasi yang dinamis, efektif, dan efisien
dengan
sistem manajemen sumber daya (SDM, sarana dan prasarana, keuangan, dokumen) berbasis teknologi informasi dalam rangka mewujudkan tata kelola lembaga yang baik (good corporate governance). 10. Memperluas jejaring dan kerjasama dengan berbagai lembaga di dalam dan luar negeri yang saling menguntungkan (mutual benefit). 11. Memberikan pelayanan jasa-jasa yang terkait dengan penggunaan dan pemanfaatan aset negara secara proporsional dan akuntabel serta menggali sumber-sumber penerimaan lain untuk mendukung operasional siaran dan meningkatkan kesejahteraan pegawai. D. Struktur Organisasi Struktur organisasi RRI Surakarta adalah sebagai berikut. 1. Kepala
: Dra. Chrisma Rini, MM.
2. Kasubag Tata Usaha
: Dra. Sri Rochimah, MM.
a. Kaur Keuangan
: Rokhimin
b. Kaur SDM
: Basuki Rohmad, SE.
c. Kaur Umum
: Lilis Suryani, SH, MM.
33
3. Kasi Siaran a. Kasubsi Perencanaan
: Soelistyono, S.PT. : Purwanto, S.PT.
dan Evaluasi Programa b. Kasubsi Programa 1
: Tri Sejati, SE, MM.
c. Kasubsi Programa 2
: Rr. Kusumo Winahyu, SH, MM.
4. Kasi Pemberitaan a. Kasubsi Berita Ulasan
: Drs. Herman Ady R, MM. : Dra. Murni Handayani, MM.
dan Dokumentasi b. Kasubsi Liputan dan
: Bambang Sugeng, S.PT.
Olahraga c. Kasubsi Pengembangan
: Ciptati Sri Handayani, S.Sos.
Berita 5. Kasi Teknologi dan Media
: Nurul Huda, BE.
Baru a. Kasubsi Teknik Studio
: Suparmin
dan Multimedia b. Kasubsi Teknik
: Yoseph Budi Rianto, S.PT.
Transmisi dan Distribusi c. Kasubsi Sarana Prasarana : Muh. Djazuli, SE, M.Si. Penyiaran 6. Kasi Layanan dan
: Ir. Nunik Sri Hardiatmini. MM
Pengembangan Usaha a. Kasubsi Layanan Publik
: Istiyono, A.Ma.
34
b. Kasubsi Komunikasi
: Drs. Jaka Marwata
Publik c. Kasubsi Pengembangan
: Endang Fatmiyatun, A.Md
Usaha E. Jumlah Pegawai Berikut jumlah Pegawai yang disajikan dalam Tabel 1. Tabel 1 Jumlah Pegawai RRI Surakarta Unit Kerja
Jumlah (Orang)
Sub Bagian Tata Usaha
62
Seksi Siaran
113
Seksi Pemberitaan
26
Seksi Teknologi dan Media Baru
57
Seksi Pelayanan dan Usaha
10
Jumlah Total Pegawai
286