BAB III Profile Institusi Mitra
A. Sejarah Singkat Kabupaten Boyolali Kabupaten Boyolali berdiri sejak tanggal 5 Juni 1847, berawal dari adanya peraturan baru tentang pemerintahan dusun atau pemerintahan diluar kuthanegara, yang kemudian adanya pembagian pemerintahan dari keraton Surakarta menjadi 6 daerah pemerintahan yaitu : Surakarta, Karangayar, Sragen, Sukoharjo, Apel dan Boyolali pada saat itu. Pusat administrasi nya berada di kecamatan kota Boyolali.. Sehingga menjadikan Kabupaten Boyolali mendapatkan tanah yang subur dan hasil ternak yang melimpah sehingga menjadikan Boyolali sebagai daerah yang kaya potensi. Kabupaten Boyolali sendiri merupakan daerah dengan lumbung padi terbesar di pulau Jawa.Letak nya yang strategih yang di lalui jalan transportasi regional dan nasional yang menghubungkan kota Surakarta dengan Kota Semarang serta Surakarta dengan Yogyakarta hal ini menjadikan roda perekonomian yang strategis di Jawa Tengah. Luas Kabupaten Boyolali sendiri kurang lebih 101.510,20 Ha yang terdiri dari 22.830,83 Ha area persawahan,78.679,37 Ha area tanah kering, yang terbagi menjadi 19 kecamatan dan 267 desa atau kelurahan. Terletak 25 km arah barat Kota Surakarta. Perbatasan Kabupaten Boyolali sebelah utara berbatasan dengan kabupaten Semarang dan Kabupaten Grobogan, Bagian Timur berbatasan dengan daerah Kabupaten Sragen, Kabupaten Karangayar, Kabupaten Surakarta, dan Kabupaten Sukoharjo.Bagian selatan berbatasan dengan daerah Yogyakarta dan Kabupaten Klaten. Daerah Tenggara berbatasan dengan daerah kabupaten Magelang dan Kabupaten Semarang. Kota Boyolali
diapit oleh dua gunung ,gunung Merapi dan Gunung Merbabu yang sampai saat ini masih aktif keberadaan nya. Asal mula nama BOYOLALI sendiri menurut cerita serat Babad Pengging Serat Mataram, nama Boyolali tak disebutkan. Demikian juga pada masa Kerajaan Demak Bintoro maupun Kerajaan Pengging, nama Boyolali belum dikenal. Menurut legenda nama BOYOLALI berhubungan dengan ceritera Ki Ageng Pandan Arang (Bupati Semarang pada abad XVI. Alkisah, Ki Ageng Pandan Arang yang lebih dikenal dengan Tumenggung Notoprojo diramalkan oleh Sunan Kalijogo sebagai Wali penutup menggantikan Syeh Siti Jenar. Oleh Sunan Kalijogo, Ki Ageng Pandan Arang diutus untuk menuju ke Gunung Jabalakat di Tembayat (Klaten) untuk syiar agama Islam. Dalam perjalananannya dari Semarang menuju Tembayat Ki Ageng banyak menemui rintangan dan batu sandungan sebagai ujian. Ki Ageng berjalan cukup jauh meninggalkan anak dan istri ketika berada di sebuah hutan belantara beliau dirampok oleh tiga orang yang mengira beliau membawa harta benda ternyata dugaan itu keliru maka tempat inilah sekarang dikenal dengan nama SALATIGA. Perjalanan diteruskan hingga sampailah disuatu tempat yang banyak pohon bambu kuning atau bambu Ampel dan tempat inilah sekarang dikenal dengan nama Ampel yang merupakan salah satu kecamatan di Boyolali. Dalam menempuh perjalanan yang jauh ini, Ki Ageng Pandan Arang semakin meninggalkan anak dan istri. Sambil menunggu mereka, Ki Ageng Beristirahat di sebuah Batu Besar yang berada di tengah sungai. Dalam istirahatnya Ki Ageng Berucap “ BAYAWIS LALI WONG IKI” yang dalam bahasa indonesia artinya “Sudah lupakah orang ini”.Dari kata Baya Wis Lali/ maka jadilah nama BOYOLALI. Batu besar yang berada di Kali Pepe yang membelah kota Boyolali mungkinkah ini tempat beristirahat Ki
Ageng Pandan Arang. Mungkin tak ada yang bisa menjawab dan sampai sekarang pun belum pernah ada meneliti tentang keberadaan batu ini.Demikian juga sebuah batu yang cukup besar yang berada di depan Pasar Sunggingan Boyolali, konon menurut masyarakat setempat batu ini dulu adalahtempat untuk beristirahat Nyi Ageng Pandan Arang. Dalam istirahatnya Nyi Ageng mengetuk-ngetukan tongkatnya di batu ini dan batu ini menjadi berlekuk-lekuk mirip sebuah dakon (mainan anak-anak tempo dulu). Karena batu ini mirip dakon, masyarakat disekitar Pasar Sunggingan menyebutnya mBah Dakon dan hingga sekarang batu ini dikeramatkan oleh penduduk dan merekapun tak ada yang berani mengusiknya. Penetapan Hari Jadi Kabupaten Boyolali tidaklah mudah. Untuk menetapkan hari jadi yang selalu diperingati setiap tanggal 5 pada bulan Juni memakan waktu yang cukup lama dan perlu penelusuran sejarah yang panjang. Penetapan Hari Jadi Kabupaten Boyolali sebelumnya telah dilakukan penelitian oleh Lembaga Penelitian Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penelitian ini didasarkan atas SuratPerjanjian Kerja sama antara Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Boyolali dengan Lembaga Penelitian UNS pada 11 September 1981. Setelah melakukan penelusuran sejarah, selanjutnya pada 23 Pebruari 1982 di Gedung DPRD Kabupaten Boyolali diselenggarakan seminar tentang SEJARAH HARI JADI KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BOYOLALI. Dalam seminar ini telah disimpulkan tanggal 5 Juni 1847 merupakan Hari Jadi Kabupaten Boyolali. Selanjutnya melalui Rapat Paripurna DPRD pada tanggal 13 Maret1982 telah ditetapkan Peraturan Daerah Tingkat II Kabupaten Boyolali Nomor 3 Tahun 1982 tentang Sejarah dan Hari Jadi Kabupaten Boyolali. Perda tersebut telah diundangkan
melalui Lembaran Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Boyolali pada tanggal 22 Maret 1982 Nomor 5 Tahun 1982 Seri D Nomor 3.
B. Visi dan Misi Pemerintah Seketariat Daerah kabupaten Boyolali Sebagai Instansi Pemerintah Seketariat Daerah Kabupaten Boyolali mempunyai visi dan misi instansi. Adapun visi dan misi Instansi Pemerintah ini adalah sebagai berikut: a. Visi Seketariat Daerah Kabupaten Boyolali Terkoordinasi nya tata kelola pemerintahan yang baik dalam mewujudkan Boyolali yang lebih sejahtera, berdaya saing, dan pro investasi b. Misi Seketariat Daerah Kabupaten Boyolali 1. Meningkatkan koordinasi dalam penyelenggaraan urusan pemerintah daerah. 2. Mendorong penyelenggaraan pemerintah yang efektif , efesien, dan akuntabel. 3. Menyususn kebijakan yang mendukung Boyolali lebih sejahtera, berdaya saing. Dann pro investasi. 4. Meningkatkan kapabilitas dan profesionalisme aparat pemerintah.
c. Motto, Slogan dan Logo Seketariat Daerah Kabupaten Boyolali. Motto “ Kerja dengan iklas dan amanah sudah budaya kami” Slogan “ Ayo Keja Dengan Iklas Dan Amanah “ “ Ayo keja Dengan Semangat Dan Iklas “
Logo
Lambang Daerah Kabupaten Boyolali ditetapkan dalam Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 1968. tanggal 17 Juni 1968.
WARNA: Lambang Daerah Kabupaten Boyolali memakai lima warna yakni: hijau, putih, kuning, hitam dan merah. Paduan warna-warna itu berarti: Bahwa kemakmuran, keadilan, kewibawaan yang diridloi Tuhan Yang Maha Esa adalah selalu diperjuangkan oleh rakyat Boyolali dengan penuh keberanian, kesucian dan cinta kasih, menuju kebahagiaan yang abadi. GAMBAR:
1. Perisai berbentuk bulat telur tegak dalam kebudayaan asli Indonesia melambangkan jiwa kesatria atau pahlawan untuk mempertahankan diri dalam perjuangan dan memberi perlindungan. 2. Mata rantai yang berkait-kaitan satu sama lain merupakan lingkaran yang tidak terputus, melambangkan silsilah keturunan manusia yang turun-temurun. Sedang jumlah mata rantai 45 melambangkan persatuan yang berlandaskan jiwa dan semangat UUD Tahun 1945. 3. Bintang bersudut lima berwarna kuning emas disebut Nur Illahi melambangkan kepercayaan Ke-Tuhanan Yang Maha Esa. 4. Pada bidang atas dilukiskan Maha Mer berujud gunung kembar MeruApi (Merapi) dan Meru-Babu (Merbabu) adalah menunjukkan letak geografis Daerah Kabupaten Boyolali dan melambangkan keagungan serta kebesaran jiwa warga daerahnya. 5. Daun tembakau dari jenis yang terkenal, setongkol jagung dan kepala lembu perah, merupakan hasil utama pertanian dan peternakan di daerah Kabupaten Boyolali, serta mewujudkan surya sangkala terbentuknya Kabupaten Boyolali tahun 1847 yang berbunyi “Kaswareng weh madya tunggal”. 6. Bambu runcing berdiri tegak dengan pangkasan ke depan dan beruas lima, melambangkan senjata utama dan sifat keberanian rakyat dalam kebenaran dengan secara terbuka serta tulus ikhlas berdasarkan Pancasila.
7. Pengapit perisai menggambarkan dua hajat hidup manusia yang disebut dalam himne ialah sandang dan pangan yang dilukiskan dalam bentuk 17 buah kapas, 8 helai daun kapas, 19 butir padi 4 batang jerami dan 5 helai daun padi yang keseluruhannya menyatakan hari kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 8. Sasanti Kata ditulis dengan huruf latin berwarna merah diatas pita putih dalam bahasa Jawa yang bernunyi “BOYA-LALI”. Boya berarti tidak, lali berarti lupa. 9. Sesanti kata Boyolali mengandung maksud bahwa para pelaku pemerintahan dalam menjalankan tugas dan wewenangnya selalu waspada, demikian juga rakyat selalu patuh, taat dan penuh kewaspadaan dalam melaksanakan kewajibannya. Sedangkan Boyolali adalah nama daerah kabupaten Boyolali. 10. Lambang dilukiskan di atas daun Lambang yang berbentuk perisai bersudut lima berwarna coklat muda kekuning-kuningan berpelisir merah-putih dengan arti: o
Daun Lambang bersudut lima berbentuk paku adalah stylering dari lingga yang melambangkan kekuasaan yang teguh dan kehidupan manusia.
o
Warna coklat muda adalah warna batugilang (batu bercahaya), ialah batu tempat duduk penguasa Negara pada waktu memberi keadilan dan mengatur kemakmuran bagi rakyat.
o
Pelisir merah dan putih melambangkan keberanian dan kesucian.
d. Struktur Organisasi Seketariat Daerah Kabupaten Boyolali Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau instansi dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan instansi. Struktur organisasi menggambarkan dengan jelas pemisah kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi. Dalam struktur organisasi yang baik harus menjelaskan hubungan wewenang siapa melapor kesiapa sehingga dapat terlihat tanggung jawab masing-masing bagian. Struktur instansi pemerintah yang baik akan menunjang pengelolaan instansi yang baik pula. Dengan demikian diharapkan akan mencapai hasil yang maksimal baik dalam kualitas maupun kuantitas. Untuk mencapai tujuan instansi dibutuhkan struktur organisasi yang baik, karena dalam struktur organisasi terdapat hubungan antara orang-orang yang menjalankan aktivitas organisasi yang menggambarkan hubungan masing-masing kegiatan atau fungsi. Pemerintah Seketariat Daerah Kabupaten Boyolali merupakan merupakan unsur pembantu pimpinan Pemerintah Kabupaten Boyolali yang dipimpin oleh Sekretaris Daerah, berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati. Sekretariat Daerah Kabupaten Boyolali bertugas membantu Bupati dalam melaksanakan tugas penyelenggaraan pemerintahan, administrasi, organisasi dan tata laksana serta memberikan pelayanan administrasi kepada seluruh Perangkat Daerah Kabupaten
Boyolali. Sekretaris Daerah untuk Kabupaten diangkat dan diberhentikan oleh Gubernur atas usul Bupati. Sekretariat Daerah Kabupaten Boyolali terdiri atas sebanyak-banyaknya 3 Asisten; di mana Asisten masing-masing terdiri dari sebanyakbanyaknya 4 bagian.
Susunan Organisasi Susunan Organisasi Sekretariat Daerah terdiri dari: a. Sekretaris Daerah b. Asisten Sekretaris Daerah c. Bagian d. Subbagian dan e. Kelompok Jabatan Fungsional.
1)
Asisten Pemerintahan terdiri dari : 1. Bagian Pemerintahan Umum dan Otonomi Daerah Bagian Pemerintahan Umum dan Otonomi Daerah mempunyai tugas pokok menyusun bahan kebijakan, pedoman, petunjuk umum, pembinaan penyelenggaraan pemerintahan umum, pengembangan otonomi daerah, kerjasama daerah dan pertanahan. 2.Bagian Pemerintahan Desa Membuat dan mengatur seluruh kebijakan dalam Pemerintahan desa di Boyolali. Dalam lingkup Personil staf aparat desa, system keuangan dan pengolahan aset desa. 1. Bagian Hukum dan Hak Asasi Manusia.
Bagian Hukum dan Hak Asasi Manusia mempunyai tugas pokok memfasilitasi penyusunan rancangan produk hukum daerah, memfasilitasi penegakan hukum dan Hak Asasi Manusia, pengawasan produk hukum daerah, melakukan kajian hukum, memberikan bantuan hukum, melakukan sosialisasi produk hukum, melakukan evaluasi produk hukum daerah, serta mengelola dan pengembangan jaringan informasi dan dokumentasi hukum.
2)
Asisten Ekonomi, Pembangunan, dan Kesejahteraan Rakyat terdiri dari: 1. Bagian Perekonomian Bagian Perekonomian mempunyai tugas pokok menyusun bahan kebijakan pedoman dan petunjuk teknis pembinaan serta pemantauan perkembangan di bidang bina ekonomi daerah, pertanian daerah, dan pengembangan potensi daerah. 2. Bagian Pembangunan Bagian Pembangunan mempunyai tugas pokok menyusun bahan kebijakan pedoman dan petunjuk teknis pembinaan serta pengendalian administrasi yang meliputi perencanaan dan pelaporan, pendataan dan evaluasi serta pengendalian pembangunan. 3. Bagian Kesejahteraan Rakyat. Bagian Kesejahteraan Rakyat mempunyai tugas pokok menyusun bahan kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis dibidang Sosial dan Keagamaan, Pendidikan dan Kebudayaan, Pemuda dan Olah Raga, ketenagakerjaan dan transmigrasi serta Bina Kesehatan dan Pemberdayaan Perempuan.
3)
Asisten Administrasi terdiri dari : 1. Bagian Umum Melaksanakan urusan keuanagan ,rumah tangga, dan perlengkapan , serta melaksanakan kegiatan tata usaha pimpinan dan umum di lingkungan Seketariat Daerah 2. Bagian Organisasi dan Kepegawaian Bagian Organisasi dan Kepegawaian mempunyai tugas pokok menyusun konsep kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis di bidang kelembagaan, kinerja aparatur, lingkungan
penataan ketatalaksanaan, dan pelayanan publik di
pemerintah
daerah
serta
urusan
kepegawaian
dan
ketatausahaan di lingkungan Sekretariat Daerah. 3. Bagian Hubungan Masyarakat dan Protokol. Bagian Humas dan Protokol mempunyai tugas pokok menyusun bahan kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis di bidang kehumasan, pelayanan informasi, keprotokolan, urusan sandi dan telekomunikasi. e. Jam Kerja Seketariat Daerah kabupaten Boyolali Waktu atau jam kerja Pemerintah Seketariat Daerah Kabupaten Boyolali secara umum diatur sesuai dengan kebutuhan Instansi dan peraturan perundangan yaitu 40 jam seminggu, jumlah tersebut dalam pelaksanaanya diatur sebagai berikut:
Senin-Kamis : Pukul 07.30 – 15.30 WIB, termasuk istirahat 1 jam
Jum’at
: Pukul 07.00 – 11.30 WIB
Sabtu
: Libur
Minggu
: Libur
Setiap Pagi untuk Staff Pemerintah kabupaten Boyolali wajib mengikuti Apel Pagi yang dimulai pukul 07.15 , dan melaksanakan Senam pagi pada Hari Jumat. Dan ketentuan untuk menjaga kelestarian Bahasa Ibu, Staff Pemerintah kabupaten Boyolali setiap hari Kamis diwajibkan untuk berbahasa Jawa.