KATA PENGANTAR Buku Profil Daerah Kota Surakarta merupakan gambaran seluruh potensi dan sumberdaya yang dimiliki oleh Kota Surakarta yang disusun dengan mengolah database 8 kelompok data Sistem Informasi Profil Daerah Kota Surakarta. Dengan ketersediaan data dan informasi profil Daerah Kota Surakarta ini diharapkan dapat menjadi salah satu pendukung bagi pengambilan keputusan dan kebijakan baik di Daerah maupun di Pusat, dan dapat meningkatkan komitmen pemerintah daerah untuk membangun pola kerja berbasis data dan informasi, serta akan meningkatkan kapasitas daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di daerah. Hal tersebut sesuai dengan amanat
UU No. 32 Tahun 2004 Tentang
Pemerintahan Daerah, Pasal 152 ayat 1, yang berbunyi Perencanaan Pembangunaan Daerah harus didasarkan pada data dan informasi yang akurat serta dapat dipertanggungjawabkan.
Dengan pengoptimalan dan
peningkatan sistem informasi pemerintah daerah akan memperkuat kerja sama baik antar Pemerintah Daerah maupun dengan Pemerintah Pusat. Data yang tersaji dalam buku ini merupakan data yang terekam sampai dengan akhir tahun 2011, sehingga secara bertahap selalu diusahakan pembaharuannya serta penyempurnaan kualitas maupun kuantitasnya. Kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan buku ini, kami mengucapkan terima kasih dan semoga bermanfaat bagi penyelenggaraan pemerintah dan pelayanan kepada masyarakat. Kami berharap dukungan ini akan terus berlanjut sehingga kualitas dan kuantitas data dan informasi yang tersaji akan semakin baik. .
Surakarta,
i
Desember 2011
PROFIL DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2011
BAPPEDA KOTA SURAKARTA i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................... DAFTAR ISI ...................................................................................
i ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................. A. Latar Belakang ............................................................ B. Tujuan, Sasaran dan Manfaat ......................................
1 1 1
BAB II Selayang Pandang Kota Surakarta ............................... A. Sejarah Kota Surakarta .................................................. B. Sejarah Pemerintah Kota Surakarta ............................... C. Visi dan Misi Kota Surakarta ........................................... D. Visi dan Misi Walikota Surakarta ..................................... E. Solo-Eco Cultural City ....................................................
4 4 7 8 12 15
BAB III Geografi dan Pemerintahan ........................................ A. Geografi .................................................................... 1. Lahan persawahan ................................................. 2. Lahan Kering .......................................................... 3. Lahan Industri........................................................ B. Pemerintahan ............................................................. 1. Organisasi Pemerintahan ......................................... 2. Pegawai Negeri Sipil................................................ 3. Pejabat Struktural dan Fungsional............................
17 17 19 19 20 21 21 21 22
BAB IV Sosial Budaya............................................................... A. Kependudukan .......................................................... 1. Jumlah Penduduk ................................................... 2. Komposisi Penduduk............................................... 3. Sebaran Penduduk ................................................. 4. Lapangan Usaha dan Ketenagakerjaan .................... B. Kesehatan .................................................................. 1. Sarana Kesehatan .................................................. 2. Sarana Industri, distribusi obat dan alkes ................. 3. Tenaga Kesehatan .................................................. 4. Lapangan Usaha dan Ketenagakerjaan .................... C. Pendidikan .................................................................. D. Kesejahteraan ............................................................. E. Keagamaan .................................................................
24 24 24 25 26 28 32 32 37 37 38 39 49 52
ii
BAB V Sumber Daya Alam ....................................................... A. Pertanian .................................................................. B. Pertambangan dan Energi ............................................ C. Lingkungan Hidup, Tata Ruang dan Pertanahan ............
55 55 60 61
BAB VI Infrastruktur ................................................................ A. Perumahan dan Permukiman .................................... B. Pekerjaan Umum ....................................................... C. Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi ............................ D. Perhubungan dan Transportasi ...................................
63 63 64 66 68
BAB VII Industri, Perdagangan, Keuangan , Koperasi dan …. Investasi ........................................................................ A. Industri . ................................................................... B. Perdagangan ............................................................. C. Lembaga Keuangan dan Koperasi ............................... D. Investasi ................................................................... E. Pengelolaan Aset Barang Daerah ................................
69 69 70 73 74 75
BAB VIII Ekonomi dan Keuangan ............................................ A. PDRB . ...................................................................... B. APBD ........................................................................ C. Pedapatan Asli Daerah ............................................... D. Pajak Daerah ............................................................. E. Dana Perimbangan.....................................................
76 76 81 82 83 84
BAB IX Politik, Hukum dan Keamanan .................................... A. Suprastruktural dan Infrastruktural Politik ................... B. Hukum ...................................................................... C. Keamanan .................................................................
85 85 87 88
BAB X Insidensial ...................................................................... A. Bencana Alam ........................................................... B. Penyakit Menular ........................................................ BAB XI PENUTUP .......................................................................
89 89 89 90
Daftar Tabel Daftar Gambar
iii
SIPD Kota Surakarta Tahun 2011
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam
rangka
memantapkan
penyelenggaraan
pemerintahan
daerah
berdasarkan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah maka dilakukan kerjasama antara Pusat dan Daerah dalam hal penyediaan database yang dikemas dalam bentuk Sistem Informasi Profil Daerah (SIPD). Sistem Informasi Profil daerah (SIPD) adalah suatu sistem pengelolaan data dan informasi profil daerah untuk mendukung perencanaan, pengendalian dan analisa kinerja pembangunan daerah dengan memanfaatkan teknologi informasi. Pengembangan Data dan Informasi profil daerah, diharapkan dapat meningkatkan kapasitas daerah, komunikasi data dan informasi antar daerah, dan antar daerah dengan pusat.
SIPD merupakan salah satu program kegiatan yang diberlakukan secara nasional.
Kegiatan
ini,
berorientasi
pada
upaya
penggalian
database
perencanaan lingkup Provinsi dan Kabupaten/Kota. Oleh karena itu, kegiatan ini menjadi program bersama antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. SIPD pada dasarnya memiliki nilai yang sangat strategis bagi kepentingan Pusat dan Daerah, apabila keseluruhan aspek data yang telah ditetapkan dapat dipenuhi. Karena didalamnya, SIPD berisi data-data mendasar yang mampu memberikan gambaran (profile) kondisi suatu daerah. Sehingga berbagai potensi daerah yang ada, dapat dikembangkan lebih lanjut ke arah yang lebih tepat dalam rangka mendukung eksistensi daerah yang bersangkutan.
B.
Tujuan, Sasaran dan Manfaat
Tujuan dari kegiatan Penyusunan Profil Daerah adalah : 1. Menyediakan dukungan data dan informasi bagi pengambilan keputusan dan kebijakan, baik di daerah maupun di pusat 2. Meningkatkan komitmen Pemerintah Daerah untuk membangun pola kerja berbasis data dan informasi
Bappeda Kota Surakarta
1
SIPD Kota Surakarta Tahun 2011
3. Membangun database profil daerah Kota Surakarta yang mengambarkan seluruh potensi dan sumber daya yang dimiliki oleh Kota Surakarta 4. Mengembangkan sistem informasi pengelolaan database profil daerah.
Sasaran kegiatan Penyusunan Profil Daerah adalah : 1. Meningkatnya kapasitas daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di daerah 2. Tersedianya data dan informasi secara cepat dan mudah bagi pengambilan keputusan dan penyusunan kebijakan di daerah 3. Terbangunnya sistem informasi database profil daerah 4. Terlaksananya manajemen pengelolaan database profil daerah yang baik dan akurat.
Manfaat kegiatan Penyusunan Profil Daerah adalah : 1. Sebagai bahan acuan dalam menentukan sector unggulan daerah dan menentukan program-program strategis daerah. 2. Sebagai bahan masukan masukan dalam penyusunan dokumen perencanaan baik jangka pendek, menengah maupun jangka panjang. 3. Sebagai bahan evaluasi dan penilaian terhadap kinerja pembangunan daerah.
Mencermati tujuan, sasaran dan manfaat kegiatan SIPD tersebut, maka tidak hanya pusat yang akan diuntungkan, namun daerah secara langsung juga sangat
diuntungkan.
Bersama
data
dan
informasi,
maka
penyusunan
perencanaan pembangunan di Provinsi Kabupaten/Kota, dapat lebih akurat dan mendekati kebutuhan riil masyarakat. Oleh Karena itu, Bappeda Kota Surakarta sebagai instansi yang mengkoordinir kegiatan SIPD, berkewajiban untuk mengembangkan sistem ini lebih lanjut secara implementatif teknis, sehingga berbagai tujuan dan sasaran yang akan dicapai dapat direalisasikan secara optimal. Hal ini yang mendasari penyusunan buku profil daerah Kota Surakarta. Pembangunan daerah Kota Surakarta akan terlaksana dengan baik, terarah dan sinergis jika didukung dengan perencanaan yang matang dan profesional. Bappeda Kota Surakarta
2
SIPD Kota Surakarta Tahun 2011
Sejalan dengan berlakunya otonomi daerah, maka pemerintah Kota Surakarta memiliki kewenangan yang lebih luas dan mandiri untuk menentukan arah pembangunan kotanya. Berdasarkan tugas dan fungsi pokok Bappeda dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah, serta dalam rangka mewujudkan visi dan misi Pemerintahan Kota Surakarta, maka Bappeda menetapkan visi berikut : "TERWUJUDNYA
PERENCANAAN
DAERAH
YANG
VISIONER,
DEMOKRATIS, TERPADU, DINAMIS DAN BERKELANJUTAN YANG DAPAT
MENJADI
ACUAN
BAGI
INSTANSI
PEMERINTAH
KOTA,
INSTANSI VERTIKAL DAN MASYARAKAT” Guna mewujudkan Visi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Surakarta ditetapkan Misi sebagai berikut : 1. Menyusun Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan Daerah Jangka Panjang, Menengah dan Pendek secara Demokratis dan Berkeadilan. 2. Meningkatkan
kapasitas
Institusi
Perencanaan
keserasian
Perencanaan
yang
kredibel
dan
professional. 3. Meningkatkan
Pembangunan
Daerah
Lintas
Sektoral, Lintas Wilayah melalui kerja sama dan Partisipasi Masyarakat. Untuk mendukung pembangunan Kota Surakarta sesuai dengan visi dan misi di atas, maka perlu disusun Profil Daerah Kota Surakarta dengan memberikan uraian kondisi wilayah Kota Surakarta serta potensi yang dimiliki sehingga diharapkan dapat meningkatkan daya tarik dan membuka peluang investasi ke Kota Surakarta.
Bappeda Kota Surakarta
3
SIPD Kota Surakarta Tahun 2011
BAB II SELAYANG PANDANG KOTA SURAKARTA A.
Sejarah Kota Surakarta Kota Surakarta didirikan pada tahun 1745, ditandai dengan dimulai pembangunan
Keraton
Mataram
sebagai ganti keraton di Kartasura yang hancur akibat pemberontakan Massa Gerendi (Sunan Kuning) yang didukung
orang-orang
Tionghoa
guna melawan kekuasaan Pakubuwono (PB) II yang bertahta di Kartasura pada tahun 1742. Sunan Kuning juga dibantu oleh kerabat-kerabat Keraton yang tidak setuju dengan sikap Paku Buwono II yang mengadakan kerjasama dengan Belanda. Salah satu pendukung pemberontakan itu adalah Pangeran Sambernyowo (RM Said) yang merasa kecewa karena daerah Sukowati yang dulu diberikan oleh Keraton Kartosuro kepada ayahandanya dipangkas. Akibat dari pemberontakan ini Raja Mataram Paku Buwono II terdesak mundur hingga ke Jawa Timur tepatnya wilayah Ponorogo. Paku Buwono II meminta bantuan Belanda yang diwakili oleh VOC untuk menumpas pemberontakan ini. Dengan bantuan pasukan Kompeni dibawah pimpinan Mayor Baron van Hohendrof serta Adipati Bagus Suroto dari Ponorogo pemberontakan berhasil dipadamkan Kartasura direbut kembali, tapi keraton sudah hancur dan dianggap "tercemar". Raja Mataram Sunan Pakubuwana II memerintahkan Tumenggung Honggowongso dan Tumenggung Mangkuyudo dibantu dengan pasukan Belanda J.A.B. van Hohendorff
berusaha untuk
mencari lokasi ibu kota Kesultanan Mataram yang baru. Pada tahun 1745, dengan berbagai pertimbangan fisik dan supranatural, Paku Buwono II memilih Desa Sala – sebuah desa di tepi sungai Bengawan Solo-sebagai daerah yang terasa tepat untuk membangun istana yang baru. Bappeda Kota Surakarta
4
SIPD Kota Surakarta Tahun 2011
Sejak saat itulah, desa Sala segera berubah menjadi Surakarta Hadiningrat. Pembangunan kraton baru ini menurut catatan menggunakan bahan kayu jati dari kawasan Alas Kethu, hutan di dekat Wonogiri Kota dan kayunya dihanyutkan melalui sungai. Secara resmi, keraton mulai ditempati tanggal 17 Februari 1745 (atau Rabu Pahing 14 Sura 1670 Penanggalan Jawa, Wuku Landep, Windu Sancaya). Pada
tahun
1755
M,
dengan
adanya
Perjanjian
Giyanti
yang
ditandatangai tanggal 13 Februari 1755, Mataram dipecah menjadi Surakarta dan Yogyakarta. Dengan perjanjian Salatiga tahun 1767, maka Surakarta Hadiningrat dipecah lagi menjadi Kasunanan dan Mangkunegaran, dengan sebutan masing-masing Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat dan Pura Mangkunegaran. Kasunanan
Tahta
Surakarta
keraton
Hadiningrat
dipegang oleh seorang raja dengan Gelar
Pakubuwana
Mangkunegaran
dan
Pura
dipegang
oleh
Mangkunegoro.
Dengan memperhatikan latar belakang sejarah, maka tidak heran apabila Kota Surakarta sampai saat ini menjadi pusat perekonomian dan perdagangan yang sangat strategis, seiring dengan semakin tumbuh dan berkembangnya daerah yang mengitarinya. Kota Surakarta menjadi barometer nasional dalam berbagai bidang kehidupan, baik budaya, ekonomi, sosial maupun politik.
Bappeda Kota Surakarta
5
SIPD Kota Surakarta Tahun 2011
Lambang Daerah:
Arti Lambang : Warna hijau berarti hidup, warna-warna putih, kuning, merah, dan hitam melukiskan nafsu diantara beberapa nafsu manusia. Semuanya berarti hidup harus dapat menguasai nafsunya.
Makna dari lukisan : 1. Perisai mewujudkan lambang perjuangan dan perlindungan. 2. Tugu lilin menyala melukiskan kebangunan dan kesatuan kebangsaan. 3. Keris melambangkan kejayaan dan kebudayaan. 4. Panah berarti selalu waspada. 5. Jalur mendatar berombak berarti Bengawan Sala. 6. Bintang kanan kiri melukiskan bintang dilangit dan berarti kesejahteraan. 7. Bambu runcing menggambarkan perjuangan rakyat. 8. Kapas dan padi melukiskan pakaian dan makanan yang berarti : Do'a kearah kemakmuran.
Jumlah 6 dari daun, bunga dan buah kapas berarti bulan 6,
jumlah 16 dari buah padi berarti tanggal 16 9. Kain adalah hasil kerajinan terpenting dari Kota Besar Surakarta dan Sidomukti mengandung arti do'a keluhuran
Lukisan yang terdapat dalam lingkaran jorong merupakan surya sangkala memet: 1. Anak panah diatas busur dengan bergerak, berarti " rinaras" dan berwatak enam. 2. Air berarti "waudadi" atau "dadi" dan berwatak empat Bappeda Kota Surakarta
6
SIPD Kota Surakarta Tahun 2011
3. Mulai pangkal panah sampai ujung tugu merupakan bentuk lurus berarti " terus " dan berwatak sembilan 4. Tugu lilin berarti "manunggal" dan berwatak satu
Secara lengkap berbunyi : "RINARAS DADI TERUS MANUNGGAL" yang berarti tahun 1946
B.
Sejarah Pemerintah Kota Surakarta Tanggal 16 Juni merupakan hari jadi Pemerintahan Kota Surakarta.
Secara de facto tanggal 16 Juni 1946 terbentuk Pemerintah Daerah Kota Surakarta yang berhak mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri, sekaligus menghapus kekuasaan Kerajaan Kasunanan dan Mangkunegaran. Secara
yuridis
Kota
Surakarta
terbentuk
berdasarkan
penetapan
Pemerintah tahun 1946 Nomor 16 /SD, yang diumumkan pada tanggal 15 Juli. Dengan berbagai pertimbangan faktor-faktor historis sebelumnya, tanggal 16 Juni 1946 ditetapkan sebagai hari jadi Pemerintah Kota Surakarta.
Balaikota Surakarta
Bappeda Kota Surakarta
7
SIPD Kota Surakarta Tahun 2011
Tabel 1 Perkembangan Pemerintah Kota Surakarta NO 1.
PERIODE Periode Pemerintah Daerah Surakarta 16 Juni 1946 sampai berlakunya Undang-undang Nomor 16 Tahun 1947
2
Periode Pemerintah Harminte Surakarta. Berlakunya Undang-undang Nomor 16 Tahun 1947 sampai berlakunya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1948
3
Periode Pemerintah Daerah Surakarta. Berlakunya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1948 sampai berlakunya Undang-undang Nomor 1 Tahun 1957
4
Periode Pemerintah Daerah Kotapraja Surakarta. Berlakunya Undangundang Nomor 1 Tahun 1957 sampai berlakunya Undang-undang Nomor 18 Tahun 1965
5
Periode Pemerintah Kotamadya Surakarta. Berlakunya Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 sampai dengan berlakunya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999
6
Periode Pemerintah Kota Surakarta. Berlakunya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah, UU Nomor 32 Tahun 2004, sampai sekarang.
C.
Visi dan Misi Kota Surakarta Berdasarkan kondisi, tantangan dan modal dasar yang dimiliki oleh Kota
Surakarta, maka visi dan misi pembangunan jangka panjang kurun waktu 20052025 sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 2 tahun 2010 tentang RPJPD Kota Surakarta Tahun 2005-2025 adalah : ” Surakarta Kota Budaya, Mandiri, Maju dan Sejahtera”. Surakarta
sebagai
Kota
Budaya
mengandung
maksud
bahwa
pengembangan Kota Surakarta memiliki wawasan budaya dalam arti luas,
Bappeda Kota Surakarta
8
SIPD Kota Surakarta Tahun 2011
dimana seluruh komponen masyarakat dalam setiap kegiatannya menjunjung tinggi nilai-nilai luhur, berkepribadian, demokratis-rasional, berkeadilan sosial, menjamin Hak Asasi Manusia (HAM) dan menegakkan supremasi hukum dalam tatanan masyarakat yang berke-Tuhanan Yang Maha Esa. Mandiri dalam visi itu dapat diartikan bahwa daerah mampu mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi dengan mengandalkan kemampuan dan kekuatan sendiri, dengan mengoptimalkan berbagai potensi sumber daya yang dimiliki. Kemandirian dapat terwujud melalui pembangunan yang mengarah kepada kemajuan ekonomi
yang bertumpu kepada potensi yang dimiliki
dengan didukung oleh sumberdaya manusia yang berkualitas dan mampu memenuhi tuntutan kebutuhan dan kemajuan pembangunannya. Maju, bagi suatu daerah dapat ditinjau dari berbagai indikator, antara lain dari indikator sosial tingkat kemajuan suatu daerah dapat diukur dari kualitas sumber daya manusianya yang memiliki kepribadian dan aklaq mulia, berkualitas dengan tingkat pendidikan yang tinggi yang memiliki kemampuan untuk mengembangkan daya cipta rasa dan karsanya dalam mensikapi berbagai tantangan kehidupan. Sejahtera dalam hal ini memiliki dimensi lahir maupun batin, dimana sejahtera lahir diartikan terpenuhi segala kebutuhan sandang, pangan dan papan, terpenuhinya kebutuhan dasar di bidang pendidikan, kesehatan, dan tersedianya lapangan kerja sehingga dapat meningkatan pendapatan perkapita serta kemampuan daya beli. Sedangkan untuk sejahtera batin diartikan sebagai terpenuhinya kebutuhan rohaniah dan kehidupan keagamaan sesuai dengan keyakinan masyarakat masing-masing dengan tingkat toleransi yang tinggi. Untuk mewujudkan visi pembangunan di atas ditempuh melalui misi sebagai berikut : 1. Mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas Sumber daya manusia yang berkualitas ditandai antara lain dengan semakin tingginya rata-rata tingkat pendidikan dan derajat kesehatan
Bappeda Kota Surakarta
9
SIPD Kota Surakarta Tahun 2011
masyarakat,
semakin
tingginya
kemampuan
dan
penguasaan
ilmu
pengetahuan dan teknologi, serta berdaya saing tinggi yang dilandasi oleh semakin
tingginya
nilai-nilai
moralitas
masyarakat
sebagai
cermin
masyarakat berbudaya dan berakhlaq mulia sesuai nilai-nilai falsafah Pancasila yang berlandaskan kepada keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. 2. Mewujudkan peningkatan kualitas pelayanan umum Peran dan fungsi pemerintahan daerah adalah meningkatkan mutu pelayanan umum di berbagai aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
Tingginya
kualitas
pelayanan
umum
dapat
dinilai
berdasarkan indikator-indikator kinerja antara lain seperti akuntabilitas, responsibilitas, transparansi, efisiensi dan efektivitas pelayanan dan lain sebagainya, yang kesemuanya berorientasi kepada kebutuhan masyarakat yang dilayani. 3. Mewujudkan keamanan dan ketertiban Keamanan dan ketertiban sangat menentukan keberhasilan pembangunan di segala bidang. Indikator semakin mantapnya tingkat keamanan dan ketertiban antara lain ditandai dengan semakin menurun dan terkendalinya tingkat gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat; meningkatkan kesiapsiagaan, kewaspadaan masyarakat maupun aparat keamanan dan ketertiban masyarakat di dalam mengantisipasi berbagai kemungkinan tindak kejahatan dan kriminalitas; semakin meningkatnya kesadaran dan kepatuhan
hukum,
kehidupan
berpolitik
masyarakat
dalam
rangka
mendukung terciptanya keamanan dan ketertiban dan meningkatnya ketahanan
masyarakat
terhadap
berbagai
ancaman
kejahatan
dan
kriminalitas; 4. Mewujudkan perekonomian daerah yang mantap Perekonomian daerah yang mantap
sangat menentukan keberhasilan
pembangunan daerah. Perekonomian daerah yang mantap ditandai dengan semakin meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita serta membaiknya struktur perekonomian masyarakat. Semakin maju dan Bappeda Kota Surakarta
10
SIPD Kota Surakarta Tahun 2011
berkembangnya UMKM dan Koperasi sebagai soko guru perekonomian daerah; serta semakin berkembangnya berbagai lembaga penunjang perekonomian daerah; 5. Mewujudkan lingkungan hidup yang baik dan sehat Lingkungan hidup yang baik dan sehat ditandai dengan semakin meningkatnya ruang-ruang publik yang dipergunakan sesuai dengan fungsinya atau peruntukannya; semakin tertatanya infrastruktur kota yang berkarakter Surakarta (city branded); semakin terkendalinya pemanfaatan ruang sesuai dengan Peraturan Daerah tentang Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK); semakin meningkatnya pola pengembangan dan pengelolaan persampahan kota; semakin meningkatnya pola pengendalian terhadap pencemaran dan perusakan lingkungan; semakin optimalnya program-program pengelolaan RTH (Ruang Terbuka Hijau); meningkatnya kualitas lingkungan hidup yang baik dan sehat; semakin optimalnya program pengembangan sistem informasi dan sistem pendaftaran tanah; semakin menurunnya kasus-kasus sengketa atau konflik-konflik masalah pertanahan. 6. Mewujudkan perlindungan sosial Pembangunan daerah selain telah berhasil meningkatkan kesejahteraan masyarakat harus senantiasa waspada terhadap timbulnya ekses sosial semakin maraknya penyandang tuna sosial. Untuk itu proses pembangunan harus dapat menjamin terciptanya perlindungan sosial bagi seluruh warga masyarakat dengan melibatkan secara aktif pemberdayaan masyarakat. Hal itu dilakukan dengan harapan dapat meningkatkan ketahanan sosial masyarakat perdagangan
dalam
menghadapi
bebas
yang
tantangan
global
sewaktu-waktu
dapat
dan
pengaruh
mengintervensi
kepentingan dalam negeri. 7. Mewujudkan ketersediaan sarana dan prasarana perkotaan yang cukup dan berkualitas Kebutuhan sarana dan prasarana serta fasilitas pelayanan publik semakin meningkat seiring dengan perkembangan penduduk dan kemajuan aktivitas Bappeda Kota Surakarta
11
SIPD Kota Surakarta Tahun 2011
sosial budaya dan ekonomi masyarakat. Untuk itu diperlukan ketersediaan sarana prasarana perkotaan yang cukup yang meliputi pemenuhan kebutuhan perumahan layak dan dapat terjangkau, sarana prasarana lingkungan seperti sanitasi, ruang hijau, air bersih dan persampahan, sarana telekomunikasi, sarana perhubungan dan transportasi, sarana prasarana berkaitan dengan energi alternatif dan tenaga listrik yang dibutuhkan masyarakat luas. D. VISI DAN MISI WALIKOTA Berdasar pada visi dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Surakarta Tahun 2005 – 2025; visi pembangunan daerah dalam RPJM Daerah Kota Surakarta Tahun 2010-2015 menggambarkan arah pembangunan atau kondisi masa depan daerah yang ingin dicapai (desired future) dalam masa jabatan selama 5 (lima) tahun. Visi Walikota dan Wakil Walikota Surakarta selama kurun waktu 2010-2015 adalah: “ Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat dan Memajukan Kota Dilandasi Spirit Solo sebagai Kota Budaya ”. Makna sejahtera memiliki dimensi lahir maupun batin, di mana sejahtera lahir diartikan sebagai terpenuhinya segala kebutuhan sandang, pangan dan papan, dan juga terpenuhinya kebutuhan dasar di bidang pendidikan, kesehatan, dan tersedianya lapangan kerja sehingga dapat meningkatan pendapatan per kapita serta kemampuan daya beli. Sedang untuk sejahtera batin diartikan sebagai terpenuhinya kebutuhan rohaniah dan kehidupan keagamaan sesuai dengan keyakinan masyarakat masingmasing dengan tingkat toleransi yang tinggi. Masyarakat Surakarta akan menjadi sejahtera, jika berbagai indikator terkait yang mendukung peningkatan kesejahteraan, menunjukkan ke arah peningkatan dari waktu ke waktu. Indikator sosial tingkat kesejahteraan suatu masyarakat dan daerah dapat diukur dari kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)-nya memiliki kepribadian
Bappeda Kota Surakarta
dan aklaq mulia, cerdas,
12
SIPD Kota Surakarta Tahun 2011
berkualitas, memiliki tingkat pendidikan dan ketrampilan yang tinggi sehingga mampu untuk mengembangkan daya cipta rasa dan karsanya dalam mensikapi berbagai tantangan kehidupan. Masyarakat semakin sejahtera jika tingkat kualitas SDM yang secara universal diukur dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI) semakin tahun semakin meningkat. IPM/HDI merupakan ukuran dalam bentuk indeks komposit yang menggabungkan Indeks Kesehatan (tingkat harapan hidup), Indeks Pendidikan (tingkat melek huruf dan rerata lama sekolah), dan Indeks Penghidupan yang Layak (standar hidup). IPM/ HDI dipakai oleh Negara-negara di seluruh dunia untuk
mengukur
kualitas
SDM
dan
juga
mengklasifikasikan suatu negara ke dalam
dapat
digunakan
untuk
negara maju, atau negara
berkembang atau negara terbelakang dan juga untuk mengukur pengaruh kebijaksanaan ekonomi terhadap peningkatan kualitas hidup. Spirit Solo sebagai Kota Budaya mengandung maksud bahwa Kota Surakarta akan dikembangkan sebagai kota yang berwawasan budaya dalam arti yang luas, dimana seluruh komponen masyarakatnya dalam setiap kegiatannya menjunjung tinggi nilai-nilai luhur, berkepribadian demokratis-rasional, berkeadilan sosial, menjamin Hak Asasi Manusia (HAM) dan menegakkan supremasi hukum dalam tatanan masyarakat yang berkeTuhanan Yang Maha Esa. Konsep Solo sebagai Kota Budaya juga bermakna bahwa Solo Masa Depan yang mempunyai Solo Masa Lalu (Solo’s Future is Solo’s Past). Pengembangan Kota Surakarta sebagai Kota Budaya memiliki dimensi utama yaitu secara individu mampu menjunjung tinggi moralitas dan perilaku terpuji, budi pekerti luhur dan secara sosial memiliki budaya komunikasi yang baik, kekerabatan yang akrab dan wawasan budaya yang luas. Selain itu diupayakan
pelestarian budaya dalam arti melestarikan,
mempertahankan dan mengembangkan seni dan budaya yang telah ada serta melindungi cagar-cagar budaya. Bappeda Kota Surakarta
13
SIPD Kota Surakarta Tahun 2011
Misi Walikota dan Wakil Walikota Surakarta selama kurun waktu 2010-2015 sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 12 Tahun 2010 tentang RPJMD Kota Surakarta Tahun 2010-2015 adalah sebagai berikut: 1. Mengembangkan dan meningkatkan ekonomi kerakyatan melalui pengembangan Menengah
dan
sektor
riil,
Koperasi
pemberdayaan (UMKMK)
Usaha
dengan
Mikro,
fasilitasi
Kecil, kredit,
menuntaskan penataan PKL, melanjutkan program revitalisasi pasar tradisional, meningkatkan kemampuan manajemen pedagang pasar serta mempromosikan keberadaan pasar dan pedagang. 2. Pengembangan budi pekerti, tata krama dan tata nilai budaya Jawa melalui ranah pendidikan, keteladanan, penyelengaraan event-event dan program-program pendukung lainnya. 3. Memperkuat karakter kota dengan aksentuasi Jawa dan melestarikan aset-aset budaya, baik yang tangible (bendawi) maupun intangible (tak bendawi). 4. Meningkatkan pelayanan dan perluasan akses masyarakat di bidang pendidikan, antara lain dengan program sekolah gratis, sekolah plus, bantuan pendidikan masyarakat, pengembangan sarana dan prasarana pendidikan, meningkatkan kualitas tenaga pendidik dan kependidikan 5. Meningkatkan pelayanan dan perluasan akses masyarakat di bidang kesehatan, di antaranya melalui program Pelayanan Kesehatan Masyarakat Surakarta (PKMS), meningkatkan kualitas kesehatan bersertifikasi ISO, makin memberdayakan Posyandu Balita dan Lansia, perbaikan gizi masyarakat serta menekan angka kematian ibu dan bayi. 6. Meningkatkan akses ke lapangan kerja dengan titik berat pada menciptakan wirausahawan-wirausahawan baru melalui pelatihan, bantuan permodalan dan membangun jejaring pemasaran produk.
Bappeda Kota Surakarta
14
SIPD Kota Surakarta Tahun 2011
7. Membuka lapangan kerja baru dengan menciptakan iklim investasi yang makin kondusif (Kota Ramah Investasi) dan suasana kota yang aman dan damai. 8. Meningkatkan sarana dan prasarana kota antara lain jalan dan jembatan, transportasi, air bersih, sanitasi dan drainase, penuntasan pemugaran Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), penertiban hunian tak berizin,
pengembangan
ruang
terbuka
hijau
dan
pengelolaan
persampahan 9. Pengembangan brand image kota dengan melakukan penataan kawasan wisata, budaya dan perdagangan serta meningkatkan eventevent bertaraf nasional dan internasional
E. Solo – Eco Cultural City Eco
Cultural
City
pengembangan
adalah
kota
yang
sebuah
konsep
menggabungkan
nuansa budaya yang ramah lingkungan. Eco Cultural
City
mengantisipasi
salah isu
satu
upaya
pemanasan
untuk global.
Pemerintah Kota Surakarta mencanangkan Solo Eco Cultural City sebagai upaya yang dilakukan untuk menghentikan pemanasan global yang dampaknya juga dirasakan di Solo dengan perubahan iklim yang cukup ekstrem. Eco Cultural City tersebut menyentuh dua isu, pengembangan berperspektif ekologis untuk pertumbuhan kota dan pengembangan kota dengan perspektif kultural. Dalam periode pertama Pemerintah Kota Surakarta menitikberatkan penguatan tradisi. Terutama penguatan konsep “Solo Masa Lalu adalah Solo Masa Kini. Salah satunya adalah dengan menjadikan kawasan perkantoran menjadi pelopor untuk mengubah dari pagar tembok
Bappeda Kota Surakarta
15
SIPD Kota Surakarta Tahun 2011
permanen ke pagar hidup. Pagar hidup menampilkan suasana yang lebih bersahabat, ramah dan terkesan asri serta memberikan kesan hijau dari sebuah kota. Sebagai contoh penggantian pagar beton menjadi pagar hijau yang dilaksanakan di Dinas Kebersihan dan Pertamanan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), dan Dinas Koperasi dan UKM. Kawasan sekolah juga menjadi objek pembangunan taman hijau dalam rangka mewujudkan program Solo-Eco Cultur City. Salah satunya SMKN 4, SMKN 5 dan SMKN 6, dengan penanaman pepohonan di depan pagar sekolah dan tanaman rambat di sepanjang pagar sekolah.
SMKN 5
Di Tahun 2011 anggaran untuk Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) sebesar Rp. 2.166.575.000,00 dan setelah perubahan sebesar Rp. 2.469.275.000,00. Anggaran tersebut dipergunakan untuk Penataan RTH sebesar
Rp.
883.800.000,00;
1.580.475.000,00
dan
Pemeliharaan
Peningkatan
peran
serta
RTH
sebesar
masyarakat
Rp. dalam
pengelolaan RTH sebesar Rp. 5.000.000,00.
Bappeda Kota Surakarta
16
SIPD Kota Surakarta Tahun 2011
BAB III GEOGRAFI DAN PEMERINTAHAN
A.
Geografi
Dari sisi letak geografis, Kota Surakarta atau Kota Solo berada di cekungan antara lereng pegunungan Lawu dan pegunungan Merapi dengan ketinggian sekitar 92 m di atas permukaan laut, terletak di antara 110 45'15" - 110 45'35" Bujur Timur dan 70'36" - 70'56" Lintang Selatan. Kota
Surakarta
dibelah dan dialiri oleh 3 (tiga) buah sungai besar, yaitu Sungai Bengawan Solo, Kali Jenes, dan Kali Pepe. Kota Surakarta di bagian selatan dibatasi oleh Kabupaten Klaten dan Sukoharjo, bagian timur dibatasi oleh Kabupaten Karanganyar dan Sukoharjo, bagian utara dibatasi oleh Kabupaten Boyolali dan Karanganyar, dan bagian barat dibatasi oleh Kabupaten Karanganyar. Kota Surakarta dibagi menjadi 5 wilayah kecamatan yang terdiri dari 51 wilayah kelurahan. Dengan luas sekitar 4.406.06 ha, Kota Surakarta memiliki lahan yang cukup datar dimana 3.537,09 ha atau 80,3 % berupa ahan dengan kemiringan 0-2%, sedangkan sisanya 867,98 ha atau 19,7% berupa lahan dengan kemiringan 215%. Luasan setiap kecamatan secara rinci dapat dilihat sebagai berikut : Tabel 1. Luasan wilayah kecamatan No. 1. 2. 3. 4. 5.
KECAMATAN Laweyan Serengan Pasarkliwon Jebres Banjarsari
Jml Kelurahan 11 7 9 11 13
Luas Wilayah (%) 863,83 ha (19.62%) 319,4 ha (7.25%) 481,52 ha (28,57%) 1.258,18 ha (28,57%) 1.481,1 ha (33,63%)
Sumber : Bappeda Kota Surakarta (31 Desember 2011)
Pada tahun 2011 dari luas area Kota Surakarta, penggunaanya terbagi untuk lahan persawahan 135,03 ha (3,07%), ladang (tegalan) 126,02 ha (2.86%),
Bappeda Kota Surakarta
17
SIPD Kota Surakarta Tahun 2011
permukiman 2.809.64 ha (63,82%), lahan industri 97,72 ha (2,22%), usaha lain 1.231,41 ha (27,97%) dan belum/tidak diusahakan 2,71 ha (0,06%).
sawah ladang permukiman industri usaha lain belum diusahakan
Gambar 1. Penggunaan Lahan
Dari penggunaan lahan wilayah Kota Surakarta, terbesar adalah untuk permukiman, dalam kurun waktu lima tahun terjadi peningkatan penggunaan lahan untuk permukiman, Tahun 2007 sebesar 2.706.75 ha dan di Tahun 2011 sekarang ini menjadi sebesar 2.809.64 ha, terjadi perluasan lahan permukiman sebesar 102.89 ha (3.66%), ini dikarenakan kebutuhan akan tempat tinggal terus meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk. Tabel. 2 Perkembangan Tata Guna Lahan GUNA LAHAN 1. Lahan Persawahan 1). Sawah Teririgrasi 2). Sawah Tadah Hujan 3). Pasang Surut 4). Sawah Lainnya 2. Lahan Kering 1). Rawa-rawa 2). Ladang (Tegalan) 3). Perkebunan 4). Permukiman 5). Usaha Lain 6). Padang Rumput 7). Belum/Tidak Diusahakan 3. Lahan Industri (Kaw. Industri)
2007
2008
20.06 129,26 -
19,01 127,16 -
89,73 2.706,75 169,60 101,42
86,42 2.713,21 399.44 101,42
TAHUN 2009
2010
2011
18,94 126,52 -
132,51 4,05 0 0
130,98 4,05 -
84,73 2.715,61 399,44 101,42
0 126,02 0 2.809,64 399,44 0 2,71 97,72
126,02 2.809,64 1.231,41 2,71 97,72
Sumber = Badan Pertanahan Kota Surakarta (31 Desember 2011)
Bappeda Kota Surakarta
18
SIPD Kota Surakarta Tahun 2011
1. Lahan Persawahan Pada tahun 2011 luas lahan persawahaan tercatat hanya sebesar 135,03Ha yang terbagi atas lahan sawah teririgasi 130,98 ha (97,01 %), dan sawah tadah hujan seluas 4,05 ha (2,99 %). Mulai tahun 2010 sampai dengan tahun 2011 keberadaan sawah irigasi mulai menggeser sawah tadah hujan. Tabel 3 Luas Lahan Sawah Menurut Jenis Irigasi No 1 2 3 4
2007
Jenis Sawah Sawah Teririgrasi Sawah Tadah Hujan Pasang Surut Sawah Lainnya Total Luas Lahan
2008
2009
2010
20.06 129.26
19.01 127.16
18.94 126.52
149.32
146.17
145.46
2011
132.51 4.05
136.56
Keterangan
130.98 4.05
135.03
Sumber = Badan Pertanahan Kota Surakarta (31 Desember 2011) 160 140 120 100 80
Sawah Tadah Hujan Sawah Teririgasi
60 40 20 0 2007
2008
2009
2010
2011
Gambar 2. Grafik penurunan tanah Sawah di Kota Surakarta Meskipun demikian secara periodik telah terjadi alih fungsi dari lahan sawah menjadi lahan bukan sawah yang ditunjukkan dengan luas sawah irigasi pada tahun 2007 luas total sawah 149.32 Ha berubah fungsi sehingga pada tahun tahun 2011 luas sawah menyusut menjadi 135.03 Ha. Hal ini diduga disebabkan karena penggunaan untuk lahan permukiman, untuk ladang maupun usaha lain dan fasilitas umum maupun sarana kerja yang terkait dengan penggunaan lahan di luar sektor pertanian 2. Lahan Kering Lahan kering yang ada di Kota Surakarta sebagian besar penggunaannya adalah lahan pemukiman seluas 2.809.64 ha (67,38%), lahan untuk usaha lain
Bappeda Kota Surakarta
19
SIPD Kota Surakarta Tahun 2011
sebesar 1.231,41 ha (29,53%), hanya sedikit yang digunakan untuk ladang 126,02 ha (3,02%) dan hanya 2.71 ha (0.06%) yang belum diusahakan.
2809.64 1231.41 126.02
Ladang
2.71
Permukiman
Usaha Lain
2011
Belum diusahakan
Gambar 3. Penggunaan Lahan Kering di Kota Surakarta tahun 2011
Tabel 4 Luas Penggunaan Lahan Kering di Kota Surakarta No 1 2 3 4 5 6 7 8
Jenis Lahan Kering Rawa-rawa ladang Perkebunan Pemukiman Usaha Lain Padang Rumput Industri / kawasan industri Belum / tidak digunakan
2006
2007
2008
2009
2010
89.83
89.73
86.42
84.73
84.73
2,689.51 440.4
2,706.75 169.6
2,715.61 399.4
2,751.61 399.4
2,751.61 399.4
101.42
101.42
101.42
101.42
101.42
Sumber = Badan Pertanahan Kota Surakarta (31 Desember 2011)
Luas lahan kelima kecamatan, sebagian besar bahkan lebih dari separuh lahannya digunakan untuk lahan perumahan. Untuk Kecamatan Jebres lahan untuk Jasa 14 % merupakan lahan untuk jasa dimana lahan ini digunakan untuk Perguruan Tinggi UNS, STSI, Solo Technopark dan Terminal Peti Kemas. Pada kecamatan ini juga masih terdapat tanah tegalan 6,5% di Kelurahan Mojosongo, berupa perkebunan rakyat yang banyak diusahakan untuk kayu jati 3. Lahan Industri Lahan industri di Kota Surakarta pada Tahun 2011 sebesar 97,72 ha, jika dibandingkan dengan Tahun 2010 tidak mengalami perubahan luasan, tetapi jika dilihat kurun waktu lima tahun sejak tahun 2007 seluas 101,42 sampai
Bappeda Kota Surakarta
20
SIPD Kota Surakarta Tahun 2011
sekarang mengalami penurunan sebesar 3,7 ha. Penurunan lahan industri dalam kurun waktu lima tahun terakhir dapat dilihat dalam gambar grafik di bawah ini. 102 101 100 99 98 97 96 95 2007
2008
2009
2010
2011
Gambar 4. Penurunan Luasan Lahan Industri
B. Pemerintahan 1. Organisasi Pemerintahan Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta, dalam struktur kepemerintahan Kota Surakarta dipimpin oleh seorang Walikota dan seorang Wakil Walikota. Dalam pelaksanaan tugas pemerintahan dibantu Sekretariat Daerah (Setda) yang membawahi 3 asisten. Untuk pelaksanaan teknis pemerintahan daerah, walikota dibantu oleh Lembaga Teknis Daerah yang terdiri atas 14 Dinas, 5 Badan, 3 Kantor, 9 Bagian dan 1 Inspektorat.
2. Pegawai Negeri Sipil Jumlah Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Kota Surakarta jika dilihat dari tahun ke tahun terjadi fluktuasi. Tetapi secara umum jumlah PNS meningkat dari total 9.042 orang PNS pada tahun 2007 bertambah menjadi 10.160 orang PNS pada tahun 2011, hal ini disebabkan adanya beberapa hal diantaranya penambahan pegawai dari honorer dan pengangkatan guru lebih banyak daripada jumlah PNS yang pensiun atau purna tugas
Bappeda Kota Surakarta
21
SIPD Kota Surakarta Tahun 2011
Tabel 5 Jumlah Aparatur Pemerintahan Kota Surakarta Jumlah PNS
2007
1). Golongan I 2). Golongan II 3). Golongan III 4). Golongan IV Total
81 1.359 4.786 2.816 9.042
2008
2009
2010
2011
313 1.813 5.135 3.074 10.335
312 1.647 4.880 3.319 10.158
421 1.818 4.752 3.565 10.556
412 1.667 4.393 3.688 10.160
keterangan orang orang orang orang orang
Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kota Surakarta (31 Desember 2011) Untuk perkembangan jumlah PNS di Kota Surakarta dari Tahun 2007 sampai dengan 2011 dari golngan I sampai dengan golongan IV dapat dilihat seperti gambar grafik berikut :
6000 5000 2007
4000
2008
3000
2009
2000
2010
1000
2011
0 Gol I
Gol II
Gol III
Gol IV
Gambar 5. Grafik Perkembangan Aparatur Pemkot Surakarta
3. Pejabat Struktural dan Fungsional Formasi jabatan Struktural dan Fungsional Perangkat Daerah di Kota Surakarta tercatat secara keseluruhan sejak tahun 2007 terjadi kenaikan hingga 2011, hal ini dikarenakan terjadi pengembangan struktur organisasi di lingkungan Pemerintah Kota Surakarta sesuai dengan Perda Nomor 6 Tahun 2008 Tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta.
Bappeda Kota Surakarta
22
SIPD Kota Surakarta Tahun 2011
Tabel 6 Formasi Jabatan Struktural di Lingkungan Pemkot Surakarta Jumlah Pejabat
2007
1). Eselon II 2). Eselon III 3). Eselon IV 4). Eselon V
2008
23 120 727
18 120 680
2009
2010
26 128 737 35
2011
26 129 737 35
30 131 750 35
keterangan orang orang orang orang
Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kota Surakarta (31 Desember 2011) Sedangkan untuk jabatan fungsional perkembangan selama kurun waktu lima tahun terakhir dapat dilihat dalam gambar grafik sebagai berikut :
10000 8000 6000
Jabatan Fungsional
4000 2000 0 2007
2008
2009
2010
2011
Gambar 6. Grafik Perkembangan Jabatan Fungsional Pegawai Dari jumlah Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Kota Surakarta sebanyak 10.160 pegawai sampai 2011, yang menjabat jabatan struktural dari eseleon I sampai dengan eselon IV hanya sekitar 946 pegawai (9,31%) sedangkan sebagian besar adalah non-struktural / fungsional sebanyak 9.214 pegawai (90.69%).
Bappeda Kota Surakarta
23
SIPD Kota Surakarta Tahun 2011
BAB IV SOSIAL BUDAYA
Pada Bab Sosial Budaya ini menyajikan data-data kependudukan, data kesehatan, data pendidikan, kebudayaan dan oleh raga, data kesejahteraan social dan data keagamaan. A.
Kependudukan Data penduduk sangat penting karena menjadi dasar dalam perencanaan
kebutuhan sarana publik (transportasi, pendidikan, kesehatan dll), dan juga sebagai dasar perencanaan kebutuhan masyarakat lainnya seperti sandang, papan, produk industri, jasa dan sebagainya menuju masyarakat yang berkualitas. Tujuan ini sejalan dengan visi pembangunan yang menempatkan penduduk sebagai sasaran pembangunan dan sekaligus pelaku pembangunan. Dengan data kependudukan yang valid (benar dan akurat) dan selalu diperbaharui, maka diharapkan semua perencanaan, yang berdasarkan data kependudukan, menjadi perencanaan yang sesuai dengan kebutuhan dan tepat sasaran. 1.
Jumlah Penduduk Data penduduk Kota Surakarta termasuk yang dinamis, selalu mengalami
perubahan dari waktu ke waktu, karena itu perlu diperbarui (update) secara berkala dengan mekanisme pengumpulan data secara berjenjang dari tingkat kelurahan, kecamatan hingga tingkat kota. Menurut data yang diperbarui melalui
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, pada tahun 2011 jumlah
penduduk Kota Surakarta tercatat 536.498 orang. Jumlah ini menandakan terjadi
penambahan
jumlah
penduduk
sebesar
4.982
orang
(0,94%)
dibandingkan dengan data penduduk tahun sebelumnya yang tercatat tahun 2010 sebesar 531.516 orang. Perkembangan penduduk data dari tahun 2007 hingga tahun 2011 Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Bappeda Kota Surakarta
24
SIPD Kota Surakarta Tahun 2011
Tabel 7 Pertumbuhan Jumlah Penduduk Kota Surakarta Penduduk
2007
Laki-laki Perempuan Total Pertumbuhan
2008
278.391 284,174 562.565
2009
278.761 284,501 563.262 0.12
256.553 263.415 519.968 (7,69)
2010 262.341 269.175 531.516 2.22
2011 265.166 271.332 536.492 0.94
Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Surakarta (31 Desember 2011) 4 2 0 -2
2007
2008
2009
2010
2011 Pertumbuhan
-4 -6 -8 -10
Gambar 7. Grafik pertumbuhan penduduk
2. Komposisi Penduduk Komposisi penduduk Kota Surakarta
pada tahun 2011 jumlah penduduk
perempuan lebih banyak dibandingkan penduduk laki-laki dengan sex ratio sebesar 1,14 %, ini mengalami peningkatan sex ratio sebesar 0.26 % jika dibandingkan dengan tahun 2010 yang memiliki sex ratio sebesar 0,88 %. Dilihat dalam kurun waktu lima tahun dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 jumlah penduduk perempuan di Kota Surakarta selalu lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk laki-laki. Di Tahun 2011 sekarang ini Jumlah penduduk wanita tercatat sebesar 271.332 jiwa (50,57%) dan penduduk lakilaki tercatat 265.166 (49,43%). Walaupun jumlah penduduk perempuan selalu lebih banyak, dengan melihat perbedaan angka angka tersebut komposisi jumlah penduduk perempuan dan laki-laki tidak berbeda secara signifikan.
Bappeda Kota Surakarta
25
SIPD Kota Surakarta Tahun 2011
285000
290000
280000
285000
275000 270000
280000 275000
265000
270000
260000
265000
255000 250000
260000 255000
245000
250000 2007
2008
2009
2010
Laki-Laki Perempuan
2011
Gambar 8. Komposisi Penduduk Pria dan Wanita
3. Sebaran Penduduk Sebaran penduduk Kota Surakarta tersebar di 5 kecamatan 51 kelurahan. di tingkat kecamatan terlihat bahwa Kecamatan Banjarsari memiliki penduduk paling besar yaitu sebesar 170.430 jiwa, sedangkan Kecamatan Serengan memiliki penduduk paling kecil yaitu 50.559 jiwa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat tabel berikut ini Tabel 8 Sebaran Penduduk Tingkat Kecamatan No 1 2 3 4 5
Kecamatan Kec Laweyan Kec Serengan Kec Pasar Kliwon Kec Jebres Kec Banjarsari
Penduduk 94.576 50.559 83.559 137.374 170.430
Luas (km2) Kepadatan 8.64 10,946 3.19 15.849 4.82 17.335 12.58 10.920 14.81 11.507
Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Surakarta (31 Desember 2011)
Dari sebaran penduduk di atas diketahui kecamatan Banjarsari memiliki jumlah penduduk yang paling besar, tetapi karena daerahnya cukup luas maka tingkat kepadatan Banjarsari justru lebih rendah dibanding Kecamatan serengan yang memiliki jumlah penduduk terkecil. Wilayah paling padat penduduknya dalah Kecamatan Pasar Kliwon,
dan kepadatan penduduk paling kecil adalah
Kecamatan Jebres.
Bappeda Kota Surakarta
26
SIPD Kota Surakarta Tahun 2011
Berdasarkan kelompok umur, lebih dari setengah penduduk Surakarta adalah penduduk usia dewasa/produktif (15 - 64 th) tercatat sebesar 72,11 %, kemudian penduduk usia anak/sekolah (0 - 14 th) sebesar 24,55 %, dan usia tua/lansia (> 65) sebesar 6,35 %. Di tahun 2011, penduduk usia anak dan usia produktif mengalami kenaikan sebesar 9,66 % dan 0,01 % dibandingkan tahun sebelumnya, sedangkan penduduk usia tua/lansia mengalami penurunan sebesar 13.34 persen. Hal ini menunjukkan bahwa angka kelahiran sedikit meningkat. Penurunan jumlah penduduk usia tua/lansia bukan berarti usia harapan hidup penduduk Surakarta menurun dibanding tahun sebelumnya, sebab usia harapan di Kota Surakarta meningkat disbanding tahun sebelumnya. Penurunan jumlah usia tua/lansia ini dimungkinkan lebih karena migrasin ke daerah lain.
Tabel 9 Komposisi Penduduk menurut kelompok Usia
No Penduduk 1 2 3
0 - 14 Tahun Pertumbuhan (%) 15 - 64 Tahun Pertumbuhan (%) diatas 65 Tahun Pertumbuhan (%)
2007 192,611 339,707 30,242
2008 192,194 -0.22 340,795 0.32 30,273 0.10
2009
2010
2011
keterangan
107.537 -44,05 377.307 10,71 35.426 17,02
105,409 -1,98 386.822 2,52 39.285 10,89
115.593 9,66 386.860 0,01 34.045 -13.34
orang orang orang
Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Surakarta (31 Desember 2011)
Dengan peningkatan jumlah anak-anak ini akan membawa beberapa dampak, Pemerintah harus meningkatkan baik kualitas maupun kuantitas beberapa fasilitas untuk pendidikan, juga fasilitas publik yang disediakan untuk kelompok usia anak-anak seperti sekolah dan tempat bermain anak. Dengan meningkatnya jumlah penduduk anak usia sekolah ini anggaran Bantuan Pendidikan Masyarakat Kota Surakarta (BPMKS) yang merupakan program Pemerintah Kota Surakarta untuk meningkatkan derajat pendidikan akan meningkat. Program Pemerintah Kota Surakarta diharapkan akan menghasilkan mutu pendidikan (pengajaran dan pembelajaran) yang baik.
Dengan mutu
yang baik ini, nantinya akan menghasilkan sumber daya manusia yang mandiri, siap kerja, dan siap menghadapi persaingan di dunia usaha.
Bappeda Kota Surakarta
27
SIPD Kota Surakarta Tahun 2011
400000 350000 300000 250000 200000 150000 100000 50000 0
0-14 th 15-64 th >65
2007 2008 2009 2010 2011
Gambar 9. Grafik Jumlah Penduduk Menurut kelompok Usia
Banyaknya
usia
produktif
membawa
konsekuensi
banyaknya
lapangan
pekerjaan yang dibutuhkan. Ketersediaan akan lapangan pekerjaan ini bila tidak memadai maka angka pengangguran akan terus meningkat dan dapat membawa efek penyakit sosial (kriminalitas).
4. Lapangan Usaha dan Ketenagakerjaan Kota Surakarta sebagai salah satu kota besar di Indonesia memiliki struktur tenaga kerja yang hampir sama, yaitu didominasi oleh sektor perdagangan rumah makan dan hotel. Dari tabel perkembangan lapangan usaha ini terlihat sektor perdagangan dan jasa relatif tinggi dalam kurun waktu lima tahun terakhir walaupun terjadi sedikit penurunan tenaga kerja yaitu sebesar 7.125 orang atau sekitar 6,69%, tetapi sektor ini masih mampu menyerap tenaga kerja lebih dari 99 ribu orang atau sekitar 42,08 %. Lapangan usaha sektor ini sejak tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 selalu menempati urutan pertama di Kota Surakarta dan rata-rata menyerap tenaga kerja diatas 40%.
Bappeda Kota Surakarta
28
SIPD Kota Surakarta Tahun 2011
Tabel 10. Pekerjaan Penduduk Menurut Lapangan Usaha No
LAPANGAN USAHA
1
Pertanian, kehutanan, perkebunan dan perikanan 2 Pertambangan dan penggalian 3 Industri pengolahan 4 Listrik , gas dan air 5 Bangunan 6 Perdagangan besar, eceran, rumah makan dan hotel 7 Angkutan, penggudangan dan komunikasi 8 Keuangan, asuransi, usaha sewa bangunan, tanah dan jasa perusahaan 9 Jasa kemasyarakatan 10 Rumah Usaha 11 Lainnya
2007
2008
2009
2010
1.560
1.743
1.743
-
-
-
58.238 486 10.042 111.887
44.222 604 7.134 108.870
44.222 604 7.134 108.870
17.665
18.221
6.274
55.003 -
2.608
2011
Ket
1.366
orang
-
orang
42.065 700 9.217 106.426
46.189 315 10.251 99.300
orang orang orang orang
18.221
16.815
15.570
orang
8.745
8.745
9.157
9.091
orang
61.562 -
61.562 -
59.780 0 0
53.916 -
orang orang orang
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Surakarta (31 Desember 2011)
Sektor kedua yang terbesar menyerap tenaga kerja adalah sektor jasa kemasyarakatan. Sektor ini mampu menyerap lebih dari 53 ribu tenaga kerja atau sebesar 22,85% dari total tenaga kerja. Perkembangan sektor ini juga relatif stabil walaupun terjadi penurunan. Untuk sektor jasa pengolahan menempati urutan ketiga dengan 19,57 %, dan jika dilihat dari tahun 2010 sebanyak 42.065 orang, tahun ini mengalami kenaikan 9,8 % dengan 46.189 orang. Pada tahun 2011, ketiga sektor ini mampu menyerap tenaga kerja yang cukup besar yaitu dikisaran 84%. Dari delapan sektor yang ada, nampaknya kota Surakarta sudah mulai meninggalkan sektor pertanian. Jika dilihat perkembangannya sektor ini mengalami penurunan yang sangat sigifikan yaitu sebesar 47,62%. Di tahun 2010 jumlah tenaga kerja yang bekerja di bidang ini sebesar 2.608 orang dan ditahun 2011 sebanyak 1.366 orang. Hal ini dikarenakan lahan pertanian yang mulai beralih fungsi ke sektor perumahan, industri atau bangunan untuk sektor jasa. Kejadian ini merupakan fenomena
Bappeda Kota Surakarta
29
SIPD Kota Surakarta Tahun 2011
yang wajar terhadap sebuah kota yang tumbuh besar menjadi kota metropolitan, dimana sektor yang lebih banyak berkembang adalah sektor perdagangan, jasa dan industri
asa kemasyarakatan, 53916 keuangan,asuransi,sewa bangunan,tanah dan jasa perush, 9091 angkutan,pergudangan,k omunikasi, 15570 perdagangan,rumah makan,hotel, 99300
2011 bangunan, 10251
listrik, gas,air, 315 industri pngolahan, 46189 Pertanian, kehutanan,perkebunan, 1366
Gambar 10. Pekerjaan menurut lapangan usaha
Keadaan ketenagakerjaan di Kota Surakarta jika dilihat dalam lima tahun terakhir mengalami penurunan. Menurut data Dinsosnakertrans, angkatan kerja pada tahun 2007 sebanyak 287.913 orang menjadi 258.573 orang pada tahun 2011. Ini mengalami penurunan sebesar 10,19 %. Bila dibandingkan dengan tahun 2010 dengan jumlah 275.546 orang, angkatan kerja mengalami penurunan sebesar 6,16 %. Sedang
jumlah
angkatan
penganggur
terbuka
juga
mengalami
penurunan, tahun 2010 terdapat sebanyak 28.778 orang, turun dibandingkan tahun 2011 yang berjumlah 22.575 orang. Penurunan ini dikarenakan sudah ada pemulihan kondisi ekonomi yang sempat turun akibat adanya krisis ekonomi, dan terbukanya kesempatan kerja baru, terutama miningkatnya masyarakat yang berwiraswasta membuka lapangan usaha baru sendiri. Menurunnya angkatan penganggur terbuka di Kota Surakarta ini membawa dampak positif terhadap terhadap keadaan yang kondusif untuk investasi di
Bappeda Kota Surakarta
30
SIPD Kota Surakarta Tahun 2011
Kota Surakarta. Untuk TKI di luar negeri Tahun ini mengalami peningkatan lebih dari tiga kali lipat dibanding tahun 2010. Kasus PHK semakin berkurang, tahun 2010 terdapat 36 kasus PHK dengan jumlah tenaga kerja di PHK sebanyak 78 orang, sedangkan tahun 2011 hanya terjadi 12 kasus PHK dengan jumlah tenaga kerja di PHK sebanyak 25 orang. Kondisi ketenagakerjaan di Kota Surakarta dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 11. Kondisi Ketenagakerjaan No 1
Ketenagakerjaan Penduduk 15 tahun
2007
2008
2009
2010
2011
Ket
394.320
418.201
251.101
423.800
387.050
orang
287.913
277.675
277.675
275.546
258.573
orang
-
-
-
-
- orang
26.770
26.574
26.574
28.778
22.575 orang
-
-
-
20
63 orang
keatas 2
Angkatan Kerja
3
Setengah Penganggur (Kesempatan Kerja)
4
Penganggur Terbuka
5
TKI Diluar Negeri (Penempatan TKI)
6
PHK
-
-
-
36
12
kasus
7
Jumlah TK PHK
-
-
-
78
25
orang
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Surakarta (31 Desember 2011)
Angkatan kerja adalah penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja dan atau mencari pekerjaan.
Penduduk yang bekerja adalah penduduk usia 15 tahun ke atas yang melakukan kegiatan ekonomi dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan, paling sedikit 1 jam (tidak terputus) dalam seminggu yang lalu dari saat dilakukan survey.
Mencari pekerjaan atau pengangguran terbuka adalah seseorang yang tidak bekerja dan pada saat survey orang tersebut sedang mencari pekerjaan
Setengah pengangguran
adalah orang yang bekerja kurang dari 35
jam/minggu.
Bappeda Kota Surakarta
31
SIPD Kota Surakarta Tahun 2011
Gambar 11. Bagan komposisi penduduk menurut status pekerjaan Penduduk Kota Surakarta (536.492 orang)
Penduduk Usia Kerja (15 ke atas) 386.860 orang (72,1%) Angkatan kerja 258.573 orang (66,4%)
Bekerja 235.998 (91,3%) Bekerja Penuh
B.
Pengangguran Terbuka 22.575 (8,7%)
Lansia 34.045 orang (6.3%)
Penduduk usia Kurang 15 th 115.593 orang (21,6%)
Bukan angkatan kerja 128.287 orang (33,6%)
Hanya sekolah
Hanya mengurus Rumah tangga
lainnya
Setengah Pengangguran
Kesehatan
Dalam upaya meningkatkan kualitas kesehatan penduduk, pemerintah Kota Surakarta berupaya menyediakan sarana dan prasarana kesehatan disertai tenaga kesehatan yang memadai baik kualitas maupun kuantitas. Upaya ini bertujuan agar tempat pelayanan kesehatan mudah dikunjungi dengan biaya yang relatif terjangkau oleh masyarakat. Selain meningkatkan prasarana dan sarana kesehatan salah satu upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakatnya adalah dengan Program PKMS (Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Surakarta). PKMS ini terbagi dalam dua jenis, yaitu untuk masyarakat miskin berhak mendapatkan Kartu PKMS Gold, dan PKMS Silver bagi masyarakat yang tidak masuk kategori penduduk miskin dan bukan PNS. 1. Sarana Kesehatan 1.1. Posyandu Jumlah posyandu untuk tahun 2011 mengalami peningkatan 1 unit dari tahun 2010 sebanyak 599 unit menjadi 600 unit pada tahun 2011. Jumlah posyandu sejak tahun 2007 slalu meningkat sampai dengan tahun
Bappeda Kota Surakarta
32
SIPD Kota Surakarta Tahun 2011
2011. Keberadaan posyandu umumnya berada pada tingkat RW. Hampir semua RW yang ada di wilayah Kota Surakarta telah ada posyandu sebagai ujung tombak unit pelayanan kesehatan berbasis kemasyarakatan.
600 598 596 594 592 590 588 586 584 2007
2008
2009
2010
2011
Gambar 12. Perkembangan posyandu di Surakarta
Dengan data ini terlihat partisipasi masyarakat dalam pembangunan kesehatan mandiri cukup tinggi, ini terbukti dengan jumlah posyandu aktif sebesar 600 unit yang tersebar di 51 kelurahan. Kegiatan posyandu dalam membina kesehatan masyarakat berupa pemberian imunisasi, penimbangan bayi, pemberian gizi bayi dan informasi kesehatan kepada masyarakat. Posyandu juga membina kader –kader kesehatan masyarakat yang akan terus – menerus mengawasi kondisi kesehatan masyarakat di sekitarnya.
1.2. Puskesmas Jumlah Puskemas Induk pada tahun 2011 tidak mengalami peningkatan dibanding tahun 2010 yaitu 17 unit. Demikian juga untuk Puskemas Pembantu (Pustu) dan Puskesmas keliling, dibandingkan dengan tahun 2010 jumlahnya sama yaitu 25 unit puskesmas pembantu dan 17 unit puskesmas keliling. Daftar puskesmas, wilayah kelurahan dan alamat seperti pada tabel di bawah ini :
Bappeda Kota Surakarta
33
SIPD Kota Surakarta Tahun 2011
Tabel 12. Puskesmas di Kota Surakarta
PUSKESMAS 1. Pajang P3372010101 ISO 9001:2008 2. Penumping P3372010202 3. Purwosari P3372010203 4. Jayengan P3372020202 5. Kratonan
P3372020202 6. Gajahan
P3372030201 7. Sangkrah P3372030202 ISO 9001:2008 8.Purwodiningratan
KALURAHAN
ALAMAT
Pajang, Laweyan, Jl. Sidoluhur no. 29 Songgalan Karangasem, Sondakan RT 03/IV
NO. TELP. (0271) 714594
Bumi ,Sriwedari , Penumping, Panularan
Jl. Ki Ageng Mangir Gg. II Penumping
714832
Purwosari ,Jajar, Kerten
Jl. Flamboyan Dalam no. 2 RT 002/XI
716333
Kartopuran RT 12 / V
641257
Kemlayan, Jayengan, Tipes Serengan Kratonan, Danukusuman, Joyontakan Jl. Pringgodani no. 34 (57113) Joyosuran, Pasarkliwon Jl. Veteran no. 46 (57115) Gajahan, Baluwarti, Kauman, Kampung Baru
655539 654077
Sangkrah, Semanggi, Kedunglumbu
Jl. S. Indragiri RT 04 RW I (57119)
655061
Purwodiningratan , Gandekan, Sudiroprajan, Kepatihan Kulon, Kepatihan Wetan, Tegal Harjo
Jl. Suryo no. 49 (57128)
647545
P3372040201 9. Ngoresan P3372040202 ISO 9001:2008 10.Sibela
Jebres
Mojosongo
Jl. Kartika IV no. 2 RT 03 RW 18
Jl. Sibela Timur no. 1, Perum. Mojosongo
646919
854252
P3372040103 ISO 9001:2008
Bappeda Kota Surakarta
34
SIPD Kota Surakarta Tahun 2011
PUSKESMAS 11.Pucangsawit
KALURAHAN
P3372050202 ISO 9001:2008 14.Gilingan
NO. TELP. (0271) 648990
Pucangsawit, Sewu, Jagalan
Jl. Waringin no. 1 RT 03 RW 13 Pucangsawit
Nusukan
Jl. Sriwijaya Utara III / 5 (57135)
717736
Manahan, Mangkubumen
Jl. Srigunting VII / 11 (57139)
719313
Gilingan, Punggawan, Kestalan
Bibis Wetan RT 03 / 19
637025
Banyuanyar, Sumber
Jl. Bone Utama no. 38
711244
Setabelan Keprabon Ketelan Timuran
Jl. D.I. Panjaitan no. 5
641033
Kadipiro
Jl. Kelud Barat RT 06 RW 13 Kadipiro
7060514
P3372040204 12.Nusukan P3372050201 ISO 9001:2008 13.Manahan
ALAMAT
P3372050203
15.Banyuanyar P3372050104 ISO 9001:2008 16.Setabelan P3372050205 17.Gambirsari P3372050206
Jumlah sarana kesehatan di Kota Surakarta sebagai berikut : Tabel 13 Jumlah Sarana Kesehatan yang ada di Kota Surakarta No
Sarana Kesehatan
a Posyandu b Polindes c Puskesmas 1). Induk 2). Pembantu 3). Keliling
2007 2008 2009 2010 2011 keterangan 590 0
592 0
594 0
599 0
600
unit
15 26 15
15 26 15
17 25 17
17 25 17
17 25 17
unit unit unit
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Surakarta (31 Desember 2011)
Bappeda Kota Surakarta
35
SIPD Kota Surakarta Tahun 2011
10
20
15
0
26
15
2007
15
26
15
2008
17
25
17
2009
17
25
17
2010
17
25
17
2011
30
40
Pus.Induk
Pustu
50
60
70
Puling
Gambar 13. Perkembangan Puskesmas Kota Surakarta
1.3 Rumah Sakit Data Rumah Sakit Umum Pemerintah untuk type A sebanyak 1 unit (RS Muwardi) dan rumah sakit tipe D sebanyak 1 unit. Untuk rumah sakit umum daerah di tahun 2011 ini ada penurunan 1 unit rumah sakit yaitu untuk tipe D. Untuk rumah sakit umum swasta, Kota Surakarta memiliki rumah sakit tipe B sebanyak 1 unit, tipe C sebanyak 7 unit dan tipe D sebanyak 1 unit. Untuk rumah sakit khusus tahun 2011 terdapat 3 unit. Dibandingkan tahun 2010 untuk rumah sakit swasta ada peningkatan 1 unit untuk tipe B, tetapi untuk tipe C dan D terjadi penurunan jumlah masing-masing 2 unit dan 1 unit. Tabel 14 Jumlah Rumah Sakit Menurut Tipe Rumah Sakit
No
Rumah Sakit
a. Rumah Sakit Umum Daerah 1). Tipe A 2). Tipe B 3). Tipe C 4). Tipe D b. Rumah Sakit Umum Swasta 1). Tipe A 2). Tipe B 3). Tipe C 4). Tipe D c. Rumah Sakit Khusus
2007 2008 2009 2010 2011 keterangan 1 1 0 2
1 0 0 2
1 0 0 2
1 0 0 2
1 0 0 1
Unit Unit Unit Unit
0 0 9 2 3
0 0 9 2 3
0 1 8 2 3
0 0 9 2 3
0 1 7 1 3
Unit Unit Unit Unit Unit
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Surakarta (31 Desember 2011)
Bappeda Kota Surakarta
36
SIPD Kota Surakarta Tahun 2011
2. Sarana Industri, Distribusi Obat dan Alat Kesehatan Secara umum sarana industri kesehatan pada tahun 2011 meningkat jumlahnya dibanding dengan tahun 2010 yaitu apotek sebanyak 150 unit, penyalur obat kesehatan sebanyak 9 unit, cabang penyalur alat kesehatan sebanyak 13 unit, gudang farmasi sebanyak 1 unt. Sedangkan yang mengalami penurunan adalah jumlah toko obat dari 24 di tahun 2010 menjadi 20 di tahun 2011. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat tabel dibawah ini.
Tabel 15. Sarana Industri Kesehatan SARANA INDUSTRI KESEHATAN 1. Industri Farmasi a. Farmas b. Apotik c. Narkotika d. Gudang Farmasi 2. Industri & Distribusi Obat & Alat Kesehatan a. Apotik b. PBF c. Produsen Alat Kesehatan d. Penyalur Obat Kesehatan e. Cabang Penyalur Alat Kesehatan f. Sub Cabang Penyalur Alat Kesehatan g. Gudang Farmasi h. Toko Obat 3. Pedagang Farmasi a. Pedagang Besar Farmasi b. Pedagang Besar Narkotika c. Apotik d. Toko Obat
2007
2008
2009
2010
2011
Ket
0 0 0 0
0 0 0 0
0 0 0 0
0 0 0 2
0 0 7 0
buah buah buah buah
124 0 0 0 0
134 0 0 0 0
138 0 0 0 0
143 0 0 0 0
150 0 9 13
unit unit unit unit unit
0
0
0
0
-
unit
1 20
1 24
1 24
1 24
1 20
unit unit
28 0 0 0
28 0
34 0 0 0
48 0 0 0
49 150 20
unit unit unit unit
0
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Surakarta (31 Desember 2011)
3. Tenaga Kesehatan Tenaga kesehatan disini terdiri dari tenaga dokter, keperawatan, gizi, farmasi teknis medis, kesehatan masyarakat, dan sanitasi. Secara umum jumlah tenaga
Bappeda Kota Surakarta
37
SIPD Kota Surakarta Tahun 2011
kesehatan dari tahun 2007 s/d 2011 meningkat, dibandingkan tahun 2010 jumlah tenaga kesehatan tahun 2011 meningkat 1,82 % Tabel 16. Tenaga Kesehatan di Kota Surakarta No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Tenaga Kesehatan 2007 2008 2009 2010 Dokter Umum 250 269 279 279 Dokter Spesialis 382 364 364 364 Dokter Gigi 57 63 66 66 Perawat 1.971 1.995 2.019 2.019 Bidan 276 238 273 273 Ahli Kesehatan Masyarakat 45 48 53 53 Apoteker 80 81 83 83 Ahli Gizi 65 61 63 63 Analis Laboratorium 152 157 162 162 Ahli Rontgen 58 57 57 57 Mantri Kesehatan 0 0 0 0 Ahli Penyehatan 41 40 42 42 Lingkungan JUMLAH 3.377 3.373 3.461 3.461 Sumber : Dinas Kesehatan Kota Surakarta (31 Desember 2011)
2011 424 140 68 1.944 338 81 151 76 168 58 76
Ket orang orang orang orang orang orang orang orang orang orang orang orang
3.524
orang
Untuk tahun 2011 jumlah tenaga dokter yang ada di wilayah Surakarta mengalami penurunan dari sisi jumlah, Tahun 2010 jumlah dokter sebanyak 709 dokter menjadi 632 di tahun 2011, penurunan jumlah dokter sebesar 10,86%. Walaupun dokter jumlah dokter umum mengalami peningkatan sebesar 52 % dan dokter gigi meningkat 3 %, karena jumlah dokter spesialis turun mencapai 61,5 % maka secara komulatif jumlah dokter mengalami penurunan jumlah. Tidak hanya tenaga dokter yang mengalami penurunan jumlah, tenaga Perawat juga berkurang dari 2.019 di tahun 2010 menjadi 1.944 di tahun 2011 atau turun 3,7%. Untuk tenaga kesehatan yang mengalami kenaikan cukup besar adalah apoteker sebesar 81,9 %, Ahli penyehatan lingkungan 80,9%, Ahli Kesehatan Masyarakat 52,8 %, Bidan 23,8% dan Ahli gizi 20,6%. Sedangkan
Bappeda Kota Surakarta
38
SIPD Kota Surakarta Tahun 2011
untuk Analis laboratorium dan Ahli rontgen juga mengalami peningkatan walaupun jumlahnya hanya sedikit yaitu 3,7% dan 1,7% .
C. Pendidikan 1. Sarana Pendidikan Kualitas
pendidikan
meningkatkan kualitas
yang
memadai
diperlukan
penduduk
untuk
hidup mereka. Tingginya permintaan jasa pendidikan
menuntut tersedianya penyelenggara pendidikan yang makin bermutu. Kebijakan pemerintah untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia ini didasarkan kepada pemikiran bahwa pendidikan tidak sekedar menyiapkan peserta didik agar mampu masuk dalam pasaran kerja, namun lebih dari itu, pendidikan merupakan salah satu pembangunan watak bangsa (national character building), seperti kejujuran, keadilan, keikhlasan, kesederhanaan dan keteladanan. Dengan meningkatnya pendapatan penduduk dan semakin majunya ilmu pengetahuan, maka masyarakat mulai menuntut adanya peningkatan sarana dan mutu pendidikan. Pemerintah beserta pihak swasta harus mampu memenuhi kebutuhan pendidikan tinggi yang berkualitas. Untuk itu beberapa upaya pemerintah telah banyak dilakukan antara lain pengadaan sarana dan peralatan belajar, penyempurnaan kurikulum, penataran guru, dan perbaikan gedung sekolah dasar. Kesadaran masyarakat terhadap pendidikan bagi anak-anaknya cukup tinggi. Dilihat selama kurun waktu lima tahun dari tahun 2007 sampai sekarang jumlah siswa TK mengalami kenaikan sampai dengan tahun 2010 dan baru mengalami penurunan di tahun 2011, jika dibandingkan dengan tahun 2010, tahun 2011 memang mengalami penurunan jumlah siswa sebanyak 518 siswa. Ini bukan berarti menurunnya tingkat pendidikan penduduk tetapi lebih pada berkurangnya anak usia taman-kanak.
Bappeda Kota Surakarta
39
SIPD Kota Surakarta Tahun 2011
Tabel 17. Jumlah Sekolah, Murid, Guru dan Rasio Guru/Siswa TK No. 1
2
3
4
Taman Kanak-Kanak Jumlah Sekolah Negeri Swasta Jumlah Siswa Negeri Swasta Jumlah Jumlah Guru Negeri Swasta Jumlah Rasio Guru : Siswa Negeri Swasta
2007 22 276 243 14.561 14.804
2008
2009
2 286
2010
2 286
2011
Ket
2 286
2 280
buah buah
245 245 234 15.091 15.091 15.362 15.336 15.336 15.596
242 14.836 15.078
orang orang orang
14 1.045 1.059
18 1.165 1.183
18 1.165 1.183
17 2.413 2.430
17 1.208 1.125
orang orang orang
5,76 7,18
7,35 7,72
7,35 7,72
7,26 15,71
7,02 8,14
% %
Sumber : Dinas Dikpora Kota Surakarta (31 Desember 2011)
1225
2011
15078
282 2430
2010
15596
288
Jml Guru
1183
2009
15336
288
Jml Sekolah
1183
2008
15336
288 1059
2007
Jml Siswa
14804
298
Gambar 14. Grafik jumlah Sekolah, Siswa dan Guru TK 16 14 12 10 8
Negeri Sw asta
6 4 2 0 2007
2008
2009
2010
2011
Gambar 15 Rasio guru : siswa TK
Bappeda Kota Surakarta
40
SIPD Kota Surakarta Tahun 2011
Pada jenjang Sekolah Dasar (SD),
Dari Tahun 2007 sampai dengan
tahun 2011 jumlah sekolah negeri dan swasta untuk jenjang SD didominasi oleh pendidikan Negeri. Tahun 2011 dominasi sekolah negeri sebesar 71,22 % dimana jumlah SD negeri terdapat 193 unit sekolah dan swasta hanya 78 unit (28,78%). Jumlah murid SD Negeri sebanyak 43.308 orang dan SD swasta 22.908 orang. Jumlah guru SD negeri sebanyak 2.466 guru sehingga tingkat rasio guru terhadap murid sebesar 5,69 %. Sedangkan jumlah guru SD swasta sebanyak 1420 guru. Dengan demikian maka tingkat rasio guru dan siswa sebesar 6,20 %
Tabel 18. Jumlah Sekolah, Murid, Guru dan Rasio Guru/Siswa SD No. 1
2
3
4
Sekolah Dasar Jumlah Sekolah Negeri Swasta Jumlah Siswa Negeri Swasta Jumlah Jumlah Guru Negeri Swasta Jumlah Rasio Guru : Siswa Negeri Swasta
2007 194 78 44.060 20.385 64.445
2008
2009
190 77
190 77
2010
2011
Ket
193 77
193 78
buah buah
42.913 44.563 43.492 21.745 22.249 22.961 64.658 66.812 66.453
43.308 22.908 66.216
orang orang orang
2.368 1.181
2.379 1.346
2.379 1.346
2.425 1.399
2.466 1.420
3.549
3.725
3.725
3.824
3.886
orang orang orang
5,37 5,79
5,54 6,19
5,34 6,05
5,58 6,09
5,69 6,20
% %
Sumber : Dinas Dikpora Kota Surakarta (31 Desember 2011) 100000 10000 Jml Sekolah
1000
Jml Sisw a 100
Jml Guru
10 1 2007
2008
2009
2010
2011
Gambar 16. Grafik jumlah Sekolah, Siswa dan Guru SD
Bappeda Kota Surakarta
41
SIPD Kota Surakarta Tahun 2011
Swasta Negeri
2011
2010
Swasta Negeri
2009
Swasta Negeri Swasta
2008
Negeri Swasta Negeri
2007 1
2
3
4
5
6
7
Gambar 17. Rasio guru : siswa SD
Pada jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP), Jumlah sekolah negeri dan swasta untuk jenjang SMP didominasi oleh pendidikan swasta sebesar 61,97 % dimana pada tahun 2011 jumlah SMP Swasta berjumlah 47 sedangkan jumlah SMPN sebanyak 27 unit. Tetapi jika dibandingkan dengan jumlah murid yang masuk, maka jumlah murid SMP Negeri jauh lebih banyak yang masuk ke sekolah negeri dengan porsi untuk SMP Negeri hingga 57 % pada tahun 2011. hal ini menunjukkan bahwa sekolah lanjutan negeri masih lebih diminati oleh masyarakat dibandingkan dengan sekolah swasta.
Jumlah siswa SMP sejak
tahun 2007 mengalami penurunan dengan rata-rata penurunan 0,49%. Tahun 2011 rasio guru terhadap siswa SMP Negeri sebesar 7,10 % sedangkan untuk SMP swasta sebesar 7,95 %.
Bappeda Kota Surakarta
42
SIPD Kota Surakarta Tahun 2011
Tabel 19. Jumlah Sekolah, Murid, Guru dan Rasio Guru/Siswa SMP No. 1
2
3
4
Sekolah Menengah Pertama Jumlah Sekolah Negeri Swasta Jumlah Siswa Negeri Swasta Jumlah Jumlah Guru Negeri Swasta Jumlah Rasio Guru : Siswa Negeri Swasta
2007
2008
27 44
2009
27 44
2010
27 45
2011
Ket
27 45
27 47
buah buah
19.479 14.728
19.393 18.901 18.830 14.729 14.713 14.772
18.199 14.321
34.207
34.122 33.614 33.602
32.520
orang orang orang
1.306 1.119
1.326 1.149
1.326 1.149
1.341 1.176
1.293 1.138
2.425
2.475
2.475
2.517
2.431
orang orang orang
6,70 7,60
6,84 7,80
7,02 7,81
7,12 7,96
7,10 7,95
% %
Sumber : Dinas Dikpora Kota Surakarta (31 Desember 2011) 3000
34500
2500
34000
2000
33500
1500
33000
1000
32500
500
32000
Jml Sekolah Jml Guru Jml Siswa
0
31500 2007
2008
2009
2010
2011
Gambar 18. Grafik jumlah Sekolah, Siswa dan Guru SMP 10
7,6
7,8
6,7
6,84
7,81 7,02
7,96 7,12
7,95 7,1 Negeri
5
Sw asta
0 2007
2008
2009
2010
2011
Gambar 19. Rasio guru : siswa SMP
Bappeda Kota Surakarta
43
SIPD Kota Surakarta Tahun 2011
Untuk Sekolah SMU jumlah sekolah sekolah negeri tidak mengalami perunahan hanya SMU swasta yang mengalami penurunan sebesar 13,8%, jumlah murid dan jumlah guru secara umum juga mengalami penurunan. Jumlah siswa SMU secara umum sejak tahun 2007 mengalami penurunan rata-rata 5.98%. Tahun 2011 adalah yang paling besar penurunannya rata-rata 20%, untuk SMU negeri sebesar 15,63% dan 24,39 untuk SMU swasta. Sedangkan jumlah guru SLTA secara umum juga mengalami penurunan 5%. Tahun 2011 penurunan ratarata sebesar 16%.
Tabel 20. Jumlah Sekolah, Murid, Guru dan Rasio Guru/Siswa SMU No. 1
2
3
4
Sekolah Menengah Umum Jumlah Sekolah Negeri Swasta Jumlah Siswa Negeri Swasta Jumlah Jumlah Guru Negeri Swasta Jumlah Rasio Guru : Siswa Negeri Swasta
2007
2008
2009
2010
2011
Ket
8 31
8 29
8 30
8 29
8 25
buah buah orang orang orang
9.040 10.942
8.855 8.855 8.508 10.408 10.408 10.003
7.178 8.252
19.982
19.263 19.263 18.511
15.430
704 992
687 931
687 931
695 929
595 765
1.696
1.618
1.618
1.624
1.360
orang orang orang
7,79 9,07
7,76 8,95
7,76 8,95
8,17 9,29
8,29 9,27
% %
Sumber : Dinas Dikpora Kota Surakarta (31 Desember 2011) 100000 10000 Jml Sekolah
1000
Jml Sisw a 100
Jml Guru
10 1 2007
2008
2009
2010
2011
Gambar 20. Grafik jumlah Sekolah, Siswa dan Guru SMU
Bappeda Kota Surakarta
44
SIPD Kota Surakarta Tahun 2011 12 10 8 Negeri
6
Sw asta 4 2 0 2007
2008
2009
2010
2011
Gambar 21. Rasio guru : siswa SMU Di Kota Surakarta selain SMU, sekolah kejuruan juga menjadi alternatif masyarakat yang ingin memberikan pendidikan bagi putra-putrinya. Jika dibandingkan dengan SMU, minat masyarakat hampir berimbang untuk menyekolahkan anaknya ke SMK. Selain memberikan pengetahuan umum sekolah kejuruan juga memberikan pendidikan ketrampilan yang mencukupi sehingga lulusan SMK dapat bersaing di dunia usaha. Bisa dilihat di tahun 2011, dengan jumlah sekolah 47 buah, SMK mempunyai jumlah siswa sebanyak 21.213 orang, bila dibandingkan dengan sekolah SMU sejumlah 33 yang menampung siswa sebanyak 15.430 murid, prosentase ratio sekolahan dan jumlah siswa hampir sama sekitar 0.02%. Tabel 21. Jumlah Sekolah, Murid, Guru dan Rasio Guru/Siswa SMK No. 1
2
3
4
Sekolah Menengah Kejuruan Jumlah Sekolah Negeri Swasta Jumlah Siswa Negeri Swasta Jumlah Jumlah Guru Negeri Swasta Jumlah Rasio Guru : Siswa Negeri Swasta
2007
2008
2009
2010
2011
Ket
9 33
9 35
9 38
9 38
9 38
buah buah orang orang orang
7.781 13.748
8.746 8.746 9.827 14.258 14.258 14.542
8.924 12.289
21.529
23.004 23.004 24.369
21.213
737 1.184
786 1.192
786 1.192
1.029 1.047
759 1.112
1.921
1.978
1.978
1048
2.076
orang orang orang
9,47 8,61
8,99 8,36
8,99 8,36
10,47 7,20
8,51 9,05
% %
Sumber : Dinas Dikpora Kota Surakarta (31 Desember 2011)
Bappeda Kota Surakarta
45
SIPD Kota Surakarta Tahun 2011
25000 20000 15000 10000 5000 0
2007
2008
2009
2010
2011
42
44
47
47
47
Jml Siswa
21529
23004
23004
24369
21213
Jml Guru
1921
1978
1978
2076
1871
Jml Sekolah
Gambar 22. Grafik jumlah Sekolah, Siswa dan Guru SMK
12 10 8 Negeri
6
Swasta 4 2 0 2007
2008
2009
2010
2011
Gambar 23. Rasio guru : siswa SMK
Untuk sebaran sekolahan, jumlah murid dan jumlah guru untuk TK, SD, SMP, SMU dan SMK dapat dilihat pada tabel berikut :
Bappeda Kota Surakarta
46
SIPD Kota Surakarta Tahun 2011
Tabel 22. Jumlah Sekolah, Murid, Guru dan Rasio Guru/Siswa SD Tahun 2011 No. 1
2
3
4
Sekolah Menengah Kejuruan Jumlah Sekolah Negeri Swasta Jumlah Siswa Negeri Swasta Jumlah Jumlah Guru Negeri Swasta Jumlah Rasio Guru : Siswa Negeri Swasta
Laweyan Banjarsari Serengan
45 9
Jebres
Ps.Kliwon
Ket
buah buah
57
19
43
29
23
10
14
22
10.761 4.717
13.826 7.249
3.991 2.579
9.434 2.420
5.296 5.943
15.478
21.075
6.570 11.854
11.239
602 304
759 451
229 149
555 196
321 320
906
1.210
378
751
641
5,59 6,44
5,49 6,22
5,74 5,78
5,88 8,10
6,06 5,38
orang orang orang orang orang orang % %
Sumber : Dinas Dikpora Kota Surakarta (31 Desember 2011)
Tabel 23. Jumlah Sekolah, Murid, Guru dan Rasio Guru/Siswa SMP Tahun 2011 No. 1
2
3
4
Sekolah Menengah Kejuruan Jumlah Sekolah Negeri Swasta Jumlah Siswa Negeri Swasta Jumlah Jumlah Guru Negeri Swasta Jumlah Rasio Guru : Siswa Negeri Swasta
Laweyan Banjarsari Serengan Jebres
6 9
Ps.Kliwon
Ket
buah buah
9
2
7
3
13
5
11
7
4.605 3.481
6.141 4.642
1.333 1.554
4.354 1.960
1.766 1.684
8.086
10.783
2.887
6.314
4.450
298 232
467 349
92 139
306 226
130 192
530
816
231
532
322
6.47 6.66
7.60 7.52
6.90 8.94
7.03 11.53
7.36 7.15
orang orang orang orang orang orang % %
Sumber : Dinas Dikpora Kota Surakarta (31 Desember 2011)
Bappeda Kota Surakarta
47
SIPD Kota Surakarta Tahun 2011
Tabel 24. Jumlah Sekolah, Murid, Guru dan Rasio Guru/Siswa SMU Tahun 2011 No. 1
2
3
4
Sekolah Menengah Umum/Atas Jumlah Sekolah Negeri Swasta Jumlah Siswa Negeri Swasta Jumlah Jumlah Guru Negeri Swasta Jumlah Rasio Guru : Siswa Negeri Swasta
Laweyan Banjarsari Serengan
Jebres
Ps.Kliwon
Ket
buah buah
0 9
5
1
2
0
8
0
5
4
0 3.880
4181 1.629
927 0
2070 1.059
0 1.684
3.880
5.810
927
3.129
1.684
0 300
337 189
68 0
190 124
0 152
300
526
68
314
152
0 7.73
8.06 11.60
7.34 0
9.18 11.71
orang orang orang orang orang orang % %
0 9.03
Sumber : Dinas Dikpora Kota Surakarta (31 Desember 2011)
Tabel 25. Jumlah Sekolah, Murid, Guru dan Rasio Guru/Siswa SMK Tahun 2011 No. 1
2
3
4
Sekolah Menengah Kejuruan Jumlah Sekolah Negeri Swasta Jumlah Siswa Negeri Swasta Jumlah Jumlah Guru Negeri Swasta Jumlah Rasio Guru : Siswa Negeri Swasta
Laweyan Banjarsari Serengan Jebres
4 10
Ps.Kliwon
Ket
buah buah
2
1
1
1
17
4
5
2
3.410 3.524
3.128 4.423
1.040 1.557
650 1.941
696 844
6.934
7.551
2.597
2.591
1.540
234 313
310 412
72 155
90 154
53 78
547
722
227
244
131
6.68 8.88
9.91 9.31
6.92 9.96
13.85 7.93
7.61 9.24
orang orang orang orang orang orang % %
Sumber : Dinas Dikpora Kota Surakarta (31 Desember 2011)
Bappeda Kota Surakarta
48
SIPD Kota Surakarta Tahun 2011
Sebaran murid SD terbanyak ada di Kecamatan Banjarsari, sebanyak 21.075 siswa yang dilayani oleh sejumlah guru sebanyak 1.210 orang.
Angka ini
dirasakan sudah cukup dengan nilai rasio murid : guru sebesar 1:17,4 artinya 1 guru mendidik 17 siswa SD. Untuk empat kecamatan lain, rasio murid dan guru dapat dihitung sebagai berikut = Laweyan memiliki rasio 1:17,1; Kecamatan Serengan memiliki rasio 1:17,4; Kecamatan Pasar kliwon memiliki rasio 1:17,5; Kecamatan Jebres memiliki rasio 1:15,7. Dilihat dari nilai rasio tersebut dapat disimpulkan bahwa masing-masing kecamatan telah memiliki rasio murid dan guru yang relatif sama. D. Kesejahteraan 1. Penduduk Rawan Sosial Tabel 26 Penduduk Rawan Sosial Wilayah Kota Surakarta No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
keterangan
2007
2008
2009
2010
2011
Fakir Miskin Balita Terlantar Anak Terlantar Lanjut Usia Terlantar Gepeng Penyandang Cacat Yatim/Piatu Panti Jompo Tempat rehabilitasi Sosial Jumlah Pekerja Sosial Jumlah Penderita HIV/AIDS Jumlah Penderita Narkoba
37,528 238 524 637 200 1,495
32,196 325 656 748 167 1,491
32,196 325 656 748 167 1,491
18,290 372 531 745 63 2,073
17.157 25 67 539 45 1.403
3 2 255 20 200
3 2 255 34 225
3 2 255 34 225
3 4 260 147
3 173 209 68 161
Keterangan KK jiwa jiwa jiwa jiwa jiwa jiwa jiwa jiwa jiwa jiwa jiwa
Sumber : Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Surakarta (31 Desember 2011)
Jika dilihat perkembangannya tampak bahwa jumlah keluarga fakir miskin di Kota Surakarta dari tahun 2007 hingga tahun 2011 secara terus menerus mengalami penurunan, terhitung mencapai 54,3% sejak tahun 2007. Penurunan terbesar adalah ditahun 2010 dari 32.196 KK ditahun 2009 menjadi 18.290 KK ditahun 2010, penurunan sebesar 43,2%.
Hal ini keberhasilan
program-program pembangunan dalam pengentasan kemiskinan. Beberapa program yang berhasil dalam pengentasan kemiskinan antara lain program
Bappeda Kota Surakarta
49
SIPD Kota Surakarta Tahun 2011
PKMS
(Pemeliharaan
Kesehatan
Masyarakat
Kota
Surakarta),
dengan
meningkatnya derajat kesehatan diikuti pula dengan peningkatan ekonomi masyarakat. Program lain yang juga memberikan andil dalam menekan angka kemiskinan adalan pemberian dana BPMKS (Bantuan Pendidikan Masyarakat Kota Surakarta), dengan kesempatan pendidikan yang terbuka bagi masyarakat miskin akan menciptakan sumber daya yang mampu meningkatkan taraf hidup mereka. Jika dibandingkan dengan Tahun 2010, secara keseluruhan penduduk rawan sosial Kota Surakarta saat ini mengalami penurunan. 40000 35000 30000 25000 20000
fakir miskin
15000 10000 5000 0 2007 2008 2009 2010 2011
Gambar 24 Grafik penurunan jumlah fakir miskin
Penduduk miskin di Kota Surakarta tersebar di wilayah 5 kecamatan 51 kelurahan. Penduduk miskin terbanyak ada di Kecamatan Banjarsari yaitu 43.872 penduduk, dan yang paling sedikit adalah kecamatan serengan sebanyak 12.680 penduduk. Dengan luas 1.481,1 ha, kecamatan Banjarsari mempunyai kepadatan penduduk miskin 2.96. Kecamatan Serengan dengan luas 319,4 ha mempunyai kepadatan penduduk miskin 3.96. Jika dilihat dari jumlah penduduk miskin Kecamatan Banjarsari adalah wilayah dimana terdapat paling besar jumlah penduduk miskin, tetapi jika dilihat dari luasan wilayah yang dimiliki, kepadatan penduduk miskin untuk kecamatan Banjarsari lebih kecil dibanding Kecamatan Serengan yang memiliki jumlah penduduk miskin paling sedikit.
Bappeda Kota Surakarta
50
SIPD Kota Surakarta Tahun 2011
Tabel 27. Jumlah penduduk miskin per kelurahan Tahun 2011 NO I 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 II 1 2 3 4 5 6 7 III 1 2 3 4 5 6 7 8 9 IV 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
KELURAHAN KECAMATAN LAWEYAN PAJANG LAWEYAN BUMI PANULARAN SRIWEDARI PENUMPING PURWOSARI SONDAKAN KERTEN JAJAR KARANG ASEM JUMLAH KECAMATAN SERENGAN JOYONTAKAN DANUKUSUMAN SERENGAN TIPES KRATONAN JAYENGAN KEMLAYAN JUMLAH KECAMATAN PASAR KLIWON JOYOSURAN SEMANGGI PASAR KLIWON GAJAHAN BALUWARTI KAMPUNG BARU KEDUNG LUMBU SANGKRAH KAUMAN JUMLAH KECAMATAN JEBRES KEPATIHAN KULON KEPATIHAN WETAN SUDIROPRAJAN GANDEKAN SEWU PUCANG SAWIT JAGALAN PURWODININGRATAN JEBRES MOJOSONGO TEGAL HARJO JUMLAH
Bappeda Kota Surakarta
JUMLAH RTS
ART 1,589 142 569 737 316 332 843 1,081 572 308 426 6,915
5,275 398 1,612 2,021 909 963 2,475 3,395 1,730 1,037 1,225 21,040
819 865 605 1,059 418 194 182 4,142
2,703 2,776 1,823 3,182 1,253 452 491 12,680
940 3,557 529 326 592 261 443 1,733 178 8,559
2,750 9,726 1,692 929 1,941 807 1,347 5,583 546 25,321
139 165 329 665 605 1,081 835 339 1,597 1,453 277 7,485
428 555 1,153 2,169 1,851 3,372 2,559 850 4,715 4,384 783 22,819
51
SIPD Kota Surakarta Tahun 2011
V 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
KECAMATAN BANJARSARI MANGKUBUMEN TIMURAN KEPRABON KETELAN PUNGGAWAN KESTALAN SETABELAN GILINGAN MANAHAN SUMBER NUSUKAN KADIPIRO BANYUANYAR JUMLAH JUMLAH PENDUDUK MISKIN KOTA SURAKARTA
854 235 363 417 304 231 377 2,028 732 1,079 2,426 3,945 709 13,700
2,680 734 1,114 1,313 992 620 1,215 7,109 2,227 3,516 7,746 12,132 2,474 43,872
40,801
125,732
Sumber : Bappeda Kota Surakarta ( 31 Desember 2011) Untuk wilayah kelurahan, Kelurahan Kadipiro dan Semanggi termasuk kelurahan dengan jumlah penduduk miskinnya paling banyak yaitu 12.132 jiwa dan 9.726 jiwa.
Kelurahan lainnya seperti Pajang, Sangkrah, Nusukan, dan
Gilingan termasuk memiliki jumlah penduduk miskin cukup tinggi yaitu antara 5000 jiwa hingga 6000 jiwa.
E. Keagamaan Pemeluk agama di Kota Surakarta cukup
beragam. Pemeluk agama
Islam masih dominan dengan jumlah 77%. Sedangkan pemeluk agama Kristen dan Katolik menempati urutan kedua dan ketiga masing-masing 14,6 % dan 7,7 %. Untuk pemeluk agama yang lain jumlahnya sangat kecil di bawah 1%. Sarana ibadah yang mengalami penambahan jumlah terbesar adalah masjid dengan 99 buah. Masjid hampir tersebar merata di setiap kelurahan yang di Kota Surakarta. Sedangkan untuk sarana ibadah gereja Nasrani mengalami kenaikan sebanyak 29 buah. Jumlah gereja Katolik pada tahun 2011 hanya mengalami kenaikan 1 buah dari tahun 2010. Sarana ibadah yang mengalami penurunan jumlah cukup banyak adalah mushola/langgar, pada tahun 2010 sebanyak 307 buah dan pada tahun 2011 menjadi 232 buah.
Bappeda Kota Surakarta
52
SIPD Kota Surakarta Tahun 2011
Penurunan ini disebabkan karena banyak mushola/langgar yang berubah status menjadi masjid. Tabel 28. Jumlah Pemeluk Agama dan Sarana Ibadah KETERANGAN 1. Jumlah Pemeluk Agama a. Islam b. Kristen c. Katolik d. Hindu e. Budha f. Konghucu g. Lainnya 2. Sarana Ibadah 1). Mesjid 2). Langgar/Mushola 4). Gereja Kristen 5) Gereja Katolik/Kapel 6). Pura/Kuil/Sanggah 7). Vihara/Cetya/Klenteng
2007
2008
2009
2010
2011
Ket
402.300 74.463 74.704 2.585 4.702 0 0
392.627 71.882 79.492 2.476 3.867 359 0
438.421 72.682 80.379 3.926 361 0 0
438.421 72.682 80.379 3.926 361 0 0
414.815 78.327 41.251 422 1.521 111 13
orang orang orang orang orang orang orang
437 237 153 3 2 5
437 237 135 3 2 5
505 214 166 17 2 10
502 307 166 8 4 12
601 232 195 9 3 8
buah buah buah buah buah buah
Sumber : Bagian Administrasi Kesra Setda Kota Surakarta ( 31 Desember 2011)
450000 400000 350000 300000 250000 200000 150000 100000 50000 0
Islam Kristen Katolik Hindu Buda Konghucu lainnya 2011 Gambar 25 Pemeluk agama di Kota Surakarta
Bappeda Kota Surakarta
53
SIPD Kota Surakarta Tahun 2011
Mesjid
700 600
Gereja kristen
500 Gereja katholik
400 300
Pura/kuil
200 Vihara/klenten g
100 0 2011
Mushola/langg ar
Gambar 26 Sarana Ibadah di Kota Surakarta
Bappeda Kota Surakarta
54
SIPD Kota Surakarta Tahun 2011
BAB V SUMBER DAYA ALAM
A.
Pertanian Kota Surakarta Sebagai salah satu kota besar
di Jawa Tengah,
mengalami pertumbuhan ekonomi dan penduduk karena migrasi yang cepat. Pertumbuhan ini mengakibatkan luas lahan produktif pertanian setiap tahun menurun. Penurunan ini disebabkan beralih fungsinya lahan sawah menjadi daerah pemukiman dan ekonomi. Penurunan lahan produksi pertanian mengakibatkan jumlah produksi beras dan singkong dan umbi-umbian juga turun. Area pertanian di Kota Surakarta sebagian besar digunakan untuk menanam padi dan singkong dan umbi-umbian.
Berikut ini data yang
menggambarkan turunnya potensi kedua komoditas pertanian ini. Tabel 29 Potensi Pertanian di Kota Surakarta
No
Pertanian
2007
2008
2009
2010
2011
keterangan
Potensi Padi 1 2 3 4
Luas Areal Produksi (Panen) Jumlah produksi Gabah Produksi beras Jumlah konsumsi Beras
227 1.249 712
213 975 556
265 1.351 770
240 1.272 725
133 732 417
18 180
18 180
17 170
12 144
13 76
ha ton ton ton/Thn
Potensi Singkong dan umbi 1 Luas Areal Produksi (Panen) 2 Jumlah produksi 3 Jumlah konsumsi
ha ton
Sumber : Dinas Pertanian Kota Surakarta (31 Desember 2011) Produksi beras Tahun 2011 mengalami penurunan yang cukup besar. Dari 725 ton di tahun 2010 menjadi 417 ton di tahun ini. Penurunan tersebut mencapai 42.45 %. Hal tersebut disebabkan karena turunnya lahan produksi sebesar 44,58%. Tetapi apabila dibandingkan antara penurunan lahan produksi dan hasil produksi beras, di tahun 2011 mengalami kenaikan produksi beras. Tahun 2010 produksi beras per hektarnya sebesar 3 ton, sedangkan tahun 2011 produksi beras 3,14 ton/ha.
Bappeda Kota Surakarta
Irigasi / pengairan di Kota Surakarta terdiri
55
SIPD Kota Surakarta Tahun 2011
atas irigasi setengah teknis dan non-teknis. Panjang total sarana irigasi ini dari tahun 2011 mengalami enurunan. Irigasi non teknis mengairi area pertanian seluas 27 ha sedangkan irigasi setengah teknis mengairi area pertanian seluas 76 ha. Untuk produksi singkong dan umbi-umbian mengalami penurunan sebesar 47,22%. Dengan luas lahan yang meningkat dibandingkan dengan tahun 2010 hasil produksi turun drastis. Tahun 2010 hasil produksi 12 ton/ha, sedangkan tahun 2011 hasil produksi 5,8 ton/ha. Penurunan lebih dari 50%.
1000 900 800 700 600 Singkong/umbi
500
Beras
400 300 200 100 0 2007
2008
2009
2010
2011
Gambar 27. Grafik hasil produksi beras dan singkong / umbi
Selain menghasilkan beras dan singkong, tahun 2011 di Kota Surakarta terdapat juga produksi hasil buah-buahan, banyaknya pohon dan hasil produksi buah-buahan. Diantaranya Pisang, Mangga, Rambutan dan sebagainya. Mangga merupakan komoditi buah-buahan terbesar di Kota Surakarta, di Tahun 2011 hasil produksi mangga sekitar 6.104 ku dengan banyak pohon 42.073 pohon. Produksi sekitar 0,15 ku/pohon. Penghasil buah kedua adalah pisang sebesar 4.337 ku dengan jumlah pohon 17.632 pohon.
Bappeda Kota Surakarta
56
SIPD Kota Surakarta Tahun 2011
Tabel 30. Jumlah pohon dan hasil produksi buah-buahan tahun 2011 BUAH-BUAHAN A
2) Jumlah produksi 3) Jumlah konsumsi
42.073
pohon
6.104
ku
-
ton
Rambutan 1). Banyaknya pohon (Panen) 2) Jumlah produksi
4.669
pohon
55
ku
-
ton
1). Banyaknya pohon (Panen)
6.647
ha
2) Jumlah produksi
2.735
ku
-
ton
3) Jumlah konsumsi C
KET
Mangga 1). Banyaknya pohon (Panen)
B
2011
Belimbing
3) Jumlah konsumsi D Pisang 1). Banyaknya pohon (Panen) 2) Jumlah produksi 3) Jumlah konsumsi E
pohon
4.337
ku
-
ton
Jeruk 1). Banyaknya pohon (Panen)
F
17.652
683
pohon
2) Jumlah produksi
-
ku
3) Jumlah konsumsi
-
ton
Pepaya 1). Banyaknya pohon (Panen)
2.387
pohon
2) Jumlah produksi
1.332
ku
-
ton
3) Jumlah konsumsi
Sumber : Dinas Pertanian Kota Surakarta (31 Desember 2011)
Sektor pertanian di Kota Surakarta juga diwarnai adanya produksi perikanan darat (sungai dan kolam) dengan jumlah luasan yang diusahakan 89,65 Ha. Luasan ini sejak 5 tahun terakhir hamper sama. Hasil ikan yang
Bappeda Kota Surakarta
57
SIPD Kota Surakarta Tahun 2011
dapat dipanen tahun 2011 sebanyak 18,87 ton. Jumlah ini meningkat 4,67 ton dibanding tahun 2010 yang memnghasilan 14,2 ton.
Tabel 31. Produksi perikanan Kota Surakarta PERIKANAN 1. Kolam - luas - Jumlah produksi - Jumlah rumah tangga perikanan 2. Perikanan Perairan Umum - Luas - Produksi (Rawa, Danau, Sungai dll) - Jumlah rumah tangga produksi Jumlah lahan Jumlah Produksi
2007
2008
2009
2010
2011
Ket
0,50 5,24 222,00
0,55 9.18 216
0,55 6,74 216
0,60 9 230
0,55 13,37 230
ha ton kk
89,10 3,54
89.10 4.62
89,10 5,80
89,10 5,20
89,10 5,50
ha ton
41
40
40
40
48
kk
89,6 8,78
89,65 13,8
89,65 12,54
89,7 14,2
89,65 18,87
ha ton
Sumber : Dinas Pertanian Kota Surakarta (31 Desember 2011)
90
20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0
89.5
89 2007
2008
2008
2010
Produksi ikan Luas lahan
2011
Gambar 28. Jumlah Produksi Ikan Tahun 2007-2011 Untuk memenuhi kebutuhan protein hewani, masyarakat Kota Surakarta memelihara beberapa hewan ternak seperti sapi potong, sapi perah, kambing dan domba. Untuk sapi potong jumlah populasi mengalami penurunan sebanyak 654 ekor atau sekitar 38,95%. Berdasarkan data yang ada jumlah sapi yang dipotong 2,5 kali lipat dari jumlah sapi yang ada di Kota Surakarta. Pada tahun 2011, kebutuhan akan hewan sapi potong sebesar 2.562
ekor
sedangkan jumlah sapi yang ada di kota ini pada tahun yang sama hanya 1.025
Bappeda Kota Surakarta
58
SIPD Kota Surakarta Tahun 2011
ekor sapi potong. Jadi kebutuhan protein hewan Kota ini masih banyak dipasok oleh kabupaten lain di sekitarnya. Untuk sapi perah populasi mengalami kenaikan 18,5 % dibandingkan tahun 2010. Dengan meningkatnya populasi sapi perah ini produksi susu sapi perah juga meningkat. Tahun 2010 menghasilkan 58.000 liter sedangkan tahun 2011 menghasilkan 63.000 liter, kenaikan produksi susu sekitar 8.6%. Jika dibandingkan tahun 2010 yang mempunyai produksi susu rata 414 liter/ekor tahun 2011 meningkat menjadi 416 liter/ekor. Kambing dan domba untuk tahun 2011 mengalami perkembangan yang berbanding terbalik, dimana ternak kambing meningkat sangat besar mencapai 266 % sedangkan untuk domba turun mencapai 56 % dari tahun 2010. Ini menunjukkan minat masyarakat untuk memelihara kambing lebih besar daripada domba.
7000 6000 ekor
5000
Sapi Potong Sapi perah Kambing Domba
4000 3000 2000 1000 0 2007 2008 2009 2010 2011
Gambar 29. Potensi Ternak Hewan di Kota Surakarta Hewan ternak yang banyak dipelihara penduduk Surakarta adalah ayam buras, hewan ini dapat hidup tanta memerlukan lahan khusus, hewan ini biasa dipeliara di halaman sekitar rumah. Jumlah ayam buras setiap tahun meningkat. Berbeda dengan ayam buras, ayam pedaging jumlahnya mengalami penurunan secara signifikan. Penurunan ini diakibatkan peternakan ayam pedaging membutuhkan lahan yang luas dan ini sulit tersedia di kota. Disamping itu
Bappeda Kota Surakarta
59
SIPD Kota Surakarta Tahun 2011
adanya wabah flu burung juga menekan populasi ayam pedaging yang sangat rentan terhadap penyakit ini.
60000
ekor
50000 40000
Ayam buras
30000
Ayam petelur
20000
Ayam pedaging Itik
10000 0 2007 2008 2009 2010 2011
Gambar 30. Potensi Unggas di Surakarta
B. Pertambangan dan Energi
Kebutuhan akan energi masyarakat Kota Surakarta sebagian besar berupa listrik dan bahan bakar minyak (BBM). PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) telah mampu memberikan pelayanan bagi seluruh rumah tangga dan perusahaan yang ada wilayah di Surakarta. Jangkauan pelayanan listrik telah mencapai 144.151 rt atau sekitar 97%. Sedangkan kebutuhan BBM dapat diperoleh di agen elpiji dan SPBU. Tahun 2011 agen elpiji 11 buah naik 100% dan depo minyak tidak ada, ini disebabkan karena program pemerintah yang mengkonversi pemakaian bahan bakar dari minyak tanah ke gas. Selain itu juga arena tingginya harga minyak tanah sehingga gas menjadi alternatif pengganti karena harganya terjangkau. SPBU di Kota Surakarta sebanyak 21 unit yang tersebar di 5 wilayah kecamatan.
Bappeda Kota Surakarta
60
SIPD Kota Surakarta Tahun 2011
C. Lingkungan Hidup, Tata Ruang dan Pertanahan Lingkungan hidup bagi masyarakat kota sudah menjadi kebutuhan pokok. Disamping sebagai penyeimbang pesatnya pertumbuhan dan perkemabangan kota, juga sebagai sarana rekreasi keuarga, tempat olah raga, sarana sosialisasi dan kegiatan sosial lainnya. Kota Surakarta memiliki area hijau berupa taman/ hutan kota sebagai paru-paru kota dengan luas 3,45 Ha. Luas taman ini jika dibandingkan dengan luas total kota Surakarta (44.040 Ha) hanya sebesar 0,0078%. Dengan nilai persentase ini terlihat sangat kecil, karena itu tentunya dengan kecilnya lahan hutan kota perlu kesadaran oleh masyarakat kota untuk berpartisipasi membantu menghijaukan kota dengan cara menanam pohon besar / keras di halaman rumah, di kantor maupun di tempat usaha. Sebagai kota budaya Surakarta memiliki tempat cagar budaya sebanyak 70 buah. Cagar budaya merupakan salah satu daya tarik baik bagi wisatawan maupun investor. Kasus pencemaran di Kota Surakarta perlu mendapat perhatian yang serius, karena tahun 2011 mengalami kenaikan kasus teruama kasus pencemaran udara. Jika pada tahun 2010 terjadi 1 kasus pencemaran udara, tahun 2011 meningkat menjadi 7 kasus pencemaran udara. Untuk kasus pencemaran air menurun dari 4 kasus di tahun 2010 menjadi 1 kasus di tahun 2011. Untuk pemanfaatan ruang, kawasan industri mengalami kenaikan yang cukup tinggi. Kenaikan ini juga diikuti dengan kenaikan industri yang telah memiliki Amdal. Sumber dari Badan Lingkungan Hidup menyebutkan, di Kota Surakarta sebanyak 245 buah telah memiliki Amdal. Kenaikan sebesar 194 industri. Tanah yang bersertifikat di wilayah Kota Surakarta menurut Badan Pertanahan Kota Surakarta dapat dilihat sebagai berikut :
Bappeda Kota Surakarta
61
SIPD Kota Surakarta Tahun 2011
Tabel 32. Status kepemilikan tanah Jumlah Tanah yang bersertifikat 1). Hak Milik 2). Hak guna Bangunan 3). Hak Guna Usaha 4). Hak pakai 5). Girik 6). Hak Pengelolaan 7). Hak Tanggungan 8). Wakaf
2007 137.982 12.813 1.317 -
2008 138.837 13.332 1.406 -
2009 152.981 14.597 1.621 467
2010 131.989 20.973 0 1.638 0 0 0 467
2011 122.216 10.628 0 1.656 0 0 0 489
Ket buah buah buah buah buah buah buah
Sumber : BPN Kota Surakarta (31 Desember 2011)
Bappeda Kota Surakarta
62
SIPD Kota Surakarta Tahun 2011
BAB VI INFRASTRUKTUR
Sarana dan prasarana fisik dasar yang baik
dapat
menjadi bagian penting
dalam pembangunan sektor lainnya. Ketersediaan dengan kualitas yang baik tentunya dapat mendorong dan memperlancar proses pembangunan ekonomi, kesehatan dan pendidikan serta bidang lainnya secara keseluruhan.
A. Perumahan dan Permukiman Dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat dan semakin lengkapnya sarana kebutuhan masyarakat, Kota Surakarta telah menjadi salah satu magnet bagi migrasi dari daerah lain, khususnya dari beberapa kabupaten di sekitarnya. Dengan kondisi ini permasalahan yang muncul adalah adanya kebutuhan perumahan sangat tinggi. Untuk mengatasi kebutuhan yang tinggi sedangkan daya tampung atau lahan kosong terbatas, maka Pemerintah Kota telah menyediakan rumah susun sewa. Sedangkan masyarakat juga berpartisipasi dengan menyediakan
rumah sewa bagi masyarakat yang belum mampu
membeli rumah tetapi bekerja di Kota Surakarta. Dari tahun 2007 sampai tahun 2011 rumah sewa mengalami kenaikan yang cukup tinggi, dari 176 unit menjadi 658 unit. Jika dihitung dari tahun 2010 saja kenaikan sebesar 43%. 700 600
unit
500 400
Rumah sewa
300 200 100 0 2007
2008
2009
2010
2011
Gambar 31. Grafik perkembangan rumah sewa
Bappeda Kota Surakarta
63
SIPD Kota Surakarta Tahun 2011
B. Pekerjaan Umum Kota Surakarta merupakan kota dengan basis pertumbuhan ekonomi di bidang perdagangan jasa dan industri. Bidang yang paling menonjol adalah bidang perdagangan. Sektor perdagangan ini akan terus tumbuh berkembang jika ditunjang dengan sektor perhubungan dan transportasi yang memadai, karena fungsi utama perhubungan dan transportasi ialah menjamin kelancaran hubungan transportasi yang baik antara pusat-pusat industri dengan daerah penghasil bahan baku dan pusat perdagangan hasil produksi. Tentunya hal ini hanya bisa dicapai jika adanya jaminan kualitas dari infrastruktur jalan, jembatan, terminal, gudang , dan sarana transportasi yang baik
Tabel 33 Perkembangan Status dan Kondisi Jalan dan Jembatan KETERANGAN
TAHUN
SATUAN
1
2
2007
2008
2009
2010
2011
3
4
5
6
7
1. Status Jalan a. Nasional
Km
13.15
13.15
13.15
13.15
b. Propinsi
Km
16.33
16.33
15,48
15.48
15.48
c. Kabupaten
Km
204.32
204.32
204.32
204.32
204.32
d. Desa/Lokal
Km
471.54
471.54
472.34
472.34
472.34
e. Toll
Km
469.03
469.03
-
-
13.15
-
2. Kondisi Jalan a. Aspal
Km
b. Hotmix
Km
468,73
469,03
c. Berbatu
Km
d. Kerikil e. Tanah
469.03
Km
97.55
97.55
98
98
98
Km
0,57
0,27
1,07
1.07
1.07
a. Panjang
Km
0,234
0,234
0.234
0.234
0.234
b. Jumlah
Buah
20
20
20
20
20
3. Jembatan
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kota Surakarta (31 Desember 2011) Sistem jaringan jalan di Kota Surakarta meliputi jalan nasional, propinsi, kabupaten dan lokal. Panjang jalan di Kota Surakarta sejak tahun 2007 hingga 2011 sedikit sekali mengalami perubahan. Jalan nasional tidak mengalami perubahan samasekali. Jalan Provinsi tahun 2007 16,33 km dan sampai tahun 2011 menjadi 15,48 km. Berdasarkan SK Mendagri (terakhir SK Mendagri Otda No. 55/2000), maka panjang jalan kabupaten juga tidak mengalami perubahan,
Bappeda Kota Surakarta
64
SIPD Kota Surakarta Tahun 2011
yaitu sebesar 204,32 Km. Untuk jalan lokal terdapat sedikit perubahan. Tahun 2007 panjang jalan 471,54 km ditahun 2011 menjadi 472,34 km. Status Jalan
Desa/Lokal 67%
Kabupaten 29% Propinsi 2%
Nasional 2%
Gambar 32. Persentase Panjang Jalan di Kota Surakarta Tahun 2011
Sedangkan untuk kondisi jalan dari tahun 2007 hingga tahun 2011 Kota Surakarta terdapat tiga kondisi yaitu jalan aspal termasuk didalamnya hotmix, jalan kerikil dan jalan tanah. Untuk jalan aspal tidak mengalami perubahan, pembangunan jalan lebih pada perbaikan untuk jalan yang telah rusak terutama jalan aspal yang berlobang. Kondisi jalan kerikil dan tanah cenderung sama belum ada perubahan yang sifnifikan.
Kerikil, 98
Tanah, 1.07
Aspal, 469.03
Aspal
Kerikil
Tanah
Gambar 33. kondisi jalan Kota Surakarta
Bappeda Kota Surakarta
65
SIPD Kota Surakarta Tahun 2011
C. Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi
Pariwisata telah menjadi salah satu sektor andalan bagi Kota Surakarta dalam meningkatkan pendapatan masyarakat dan pemerintah melalui pajak dan retribusi. Indikator yang dapat menunjukkan aktivitas kepariwisataan antara lain dapat dilihat dari jumlah kunjungan wisatawan serta rata-rata lama menginap para wisatawan selama berkunjung di Surakarta. Untuk kunjungan wisatawan baik asing maupun lokal, tahun 2011 meningkat secara signifikan. Jumlah wisatawan tahun 2010 sebanyak 741.104, tahun 2011 sebanyak 1.534.364. Peningkatan sebesar 107 %. Tabel. 34 Jumlah wisatawan di Kota Surakarta No. Wisatawan 1 Asing Asia Pasifik a Eropa b Amerika c Timur Tengah d Lainnya e JUMLAH 2 Domestik
2007 4.734 6.117 1.069 0 2 11.922 960.625
2008 3.290 5.612 576 0 4.381 13.859 1.029.003
2009
2010
4.515 7.014 722 0 580 12.831 530.178
22.583 718.521
2011 21.316 12.282 2.529 0 0 36.127 1.498.237
Sumber : Dinas Pariwisata Kota Surakarta (31 Desember 2011)
40000
1600000
35000
1400000
30000
1200000
25000
1000000
20000
800000
15000
600000
10000
400000
5000
200000
0
Asing Lokal
0 2007
2008
2009
2010
2011
Gambar 34. Grafik Kunjungan Wisatawan Asing dan Lokal
Bappeda Kota Surakarta
66
SIPD Kota Surakarta Tahun 2011
Objek wisata yang ada di Kota Surakarta cukup beragam, mulai dari wisata sejarah, pendidikan, alam,
belanja maupun wisata buatan/ modern.
Berdasarkan data Dinas Pariwisata objek wisata ada 17 tempat yang dapat dikunjungi oleh wisatawan, terdiri dari 12 wisata buatan dan 5 wisata budaya. Wisata budaya seperti Keraton Kasunanan, Keraton Mangkunegara,
Musium
Batik, dan Musium Pustaka Riyadi. Untuk wisata belanja Surakarta memiliki pusat belanja seperti Ngarsopuro, batik Pasar Klewer, Pasar Modern SGM, PGS. Taman rekreasi seperti Taman Satwataru Jurug, Taman Balekambang. Surakarta juga memiliki Objek wisata Kampoeng Batik Laweyan dan Kauman yang dapat dikategorikan wisata sejarah (bangunan Kuno), wisata Belanja (outlet batik) dan wisata pendidikan (proses membuat batik) Tabel 35. Obyek Wisata dan Hotel di Kota Surakarta NO 1
2
KETERANGAN Jumlah Obyek Wisata 1) Alam 2) Buatan 3) Budaya Jumlah Hotel 1) Hotel Bintang 2) Hotel Non Bintang
2007
2008
2009
2010
2011
0 8 -
0 8 0
0 15 0
0 15 0
0 12 5
18 101
18 106
19 106
22 110
20 131
Ket buah buah buah buah buah buah buah
Sumber : Dinas Pariwisata Kota Surakarta (31 Desember 2011)
Untuk akomodasi para wisatawan yang berkunjung ke Surakarta pada tahun 2011, Kota Surakarta memiliki 20 hotel berbintang dari bintang 1 sampai dengan bintang 4. Sedangkan jumlah hotel non-bintang 131 buah hotel terdiri melati I, II, dan III. Hotel non bintang mengalami kenaikan 21 hotel, peningkatan karena kebutuhan akan penginapan bagi para wisatawan yang meningkat. Untuk bidang pos dan telekomunikasi Kota Surakarta mempunyai 23 buah yang tersebar di wilayah Kota Surakarta. Untuk komunikasi terdapat beberapa radio dan BTS yang sebarannya dapat dilihat pada gambar dibawah.
Bappeda Kota Surakarta
67
SIPD Kota Surakarta Tahun 2011
Gambar 35. Peta Sebaran Media Komunikasi di Kota Surakarta
D. Perhubungan dan Transportasi Sarana dan prasarana perhubungan di Kota Surakarta tersedia dengan cukup memadai. Hal ini dapat dilihat dari adanya terminal bus, terminal petikemas, stasiun KA. Untuk angkutan jalan raya terminal bus kelas A sebanyak 1 buah dan kelas C sebanyak 5 unit. Alat angkut barang maupun penumpang berkembang melalui asosiasi pengusaha kendaraan angkutan. Tabel 36. Potensi perhubungan dan trasportasi Angkutan Jalan 1). Terminal - Kelas A - Kelas B - Kelas C 2). Bus (AKAP) 3). Jumlah Jembatan Timbang
2007 1 5 371 -
2008 1 5 351 0
2009 1 0 5 400 0
2010
2011 1
5 400 0
1 0 5 391
Ket unit unit unit unit buah
Sumber : Dinas Pariwisata Kota Surakarta (31 Desember 2011)
Bappeda Kota Surakarta
68
SIPD Kota Surakarta Tahun 2011
BAB VII INDUSTRI, PERDAGANGAN, KEUANGAN, KOPERASI DAN INVESTASI Penggerak ekonomi kota dimainkan oleh pihak swasta, koperasi dan usaha kecil menengah yang banyak tersebar Kota Surakarta. Berikut ini dijabarkan mengenai sektor industri, perdagangan, keuangan dan koperasi.
A. Industri Sektor industri di Kota Surakarta memegang
berperan cukup penting
sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi kota. Pengelompokan industri berdasarkan jumlah tenaga kerja dibagi menjadi tiga kelompok yakni industri besar, industri sedang, dan industri kecil dan industri rumah tangga. Industri besar adalah industri yang menyerap 100 atau lebih pekerja, industri sedang/menengah adalah industri dengan jumlah tenaga kerja antara 20 – 99 orang, dan industri kecil dan rumah tangga kurang dari 19 orang dan umumnya berasal dari anggota keluarga. 1.600 1.400 1.200 1.000
Industri kecil Industri Menengah Industri Besar
800 600 400 200 0 2007
2008
2009
2010
2011
Gambar 36. Grafik jumlah unit usaha industri kecil, menengah dan industri besar
Bappeda Kota Surakarta
69
SIPD Kota Surakarta Tahun 2011
30000 20000 10000 0 Industri Kecil
2007
2008
2009
2010
2011
25483
26167
26656
28283
28283
Industri Menengah
7770
7938
7957
7962
7962
Industri Besar
13272
13388
13893
13918
13918
Gambar 37. Grafik jumlah penyerapan tenaga kerja oleh industri kecil, menengah dan besar
Menurut jumlahnya maka industri kecil pada tahun 2011 terdapat 1.402 unit usaha dan mampu menyerap tenaga kerja hingga 28.283 tenaga kerja. Sedangkan sektor industri menengah jumlahnya tidak banyak kurang lebih 101 unit dan mampu menyerap tenaga kerja hingga 7.962 orang dan sektor industri besar , walaupun jumlahnya tidak banyak yaitu 54 unit tetapi sejumlah industri besar ini mampu menyerap tenaga kerja hingga 13.918 tenaga kerja. Jadi jika dilihat dari keterangan di atas, terbukti bahwa banyak industri besar yang mampu menyerap tenaga kerja warga Kota Surakarta dan sekitarnya.
B. Perdagangan
Untuk bidang ekonomi masyarakat Surakarta selain mengandalkan bidang industri
juga mengandalkan sektor perdagangan. Jumlah unit usaha
perdagangan yang ada di kota batik ini relatif banyak berkisar 380 unit usaha. Tetapi sektor perdagangan tidak memberikan multi efek yang besar terhadap ekonomi masyarakat Surakarta. Hal ini dapat terlihat dari kecilnya daya serap tenaga kerja yang hanya berkisar 5 ribu tenaga kerja.
Bappeda Kota Surakarta
70
SIPD Kota Surakarta Tahun 2011
1800 1600 1400 1200 1000 800 600 400 200 0 Pedagang Besar Pedagang Menengah Pedagang kecil
2007
2008
2009
2010
2011
74
120
177
119
8
149
176
209
152
52
1.144
1.179
1.340
1.101
320
Gambar 38. Grafik perkembangan unit usaha perdagangan kecil, menengah dan besar
Sejak terjadi konstraksi yang sangat signifikan terhadap jumlah pedagang akibat krisis ekonomi, perlahan namun pasti perkembangan potensi perdagangan di Kota Surakarta dari tahun ke tahun menunjukkan penurunan sangat drastis sampai dengan tahun 2011 Seiring dengan perkembangan ekonomi Surakarta dan unit usaha perdagangan dari tahun 2007 hingga 2011, penyerapan tenaga kerja baik pedagang kecil, menengah maupun besar sempat mengalamai pertumbuhan pada tahun 2009 tetapi pada tahun 2011 tejadi penurunan serapan tenaga kerja yang besar yaitu disektor perdagangan kecil dan sektor perdagangan besar yang mencapai 2 ribu lebih tenaga kerja.
Bappeda Kota Surakarta
71
SIPD Kota Surakarta Tahun 2011
14.000 12.000 10.000 8.000 6.000 4.000 2.000 0 Pedagang Kecil Pedagang Menengah Pedagang Besar
2007
2008
2009
2010
2011
2.250
2.400
6.240
5.635
1.759
855
975
1.856
3.411
2.447
1.010
1.175
4.666
3.126
873
Gambar 39. Grafik penyerapan tenaga kerja pada usaha perdagangan kecil, menengah dan besar
Untuk sarana Perdagangan seperti pasar tradisional, pasar grosir dan Mal jumlahnya relatif stabil. Sarana perdagangan swalayan mengalami dinamika yang cukup menarik, dimana ketika jumlah mall/plaza meningkat membawa dampak pada keberadaan unit swalayan mengalami penurunan. Hal ini dilihat pada grafik berikut ini 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0
Pasar Tradisional Pasar Swalayan Hypermarket Pasar Grosir Mall/Plaza
2007
2008
2009
2010
2011
Gambar 40. Jumlah Pasar Tradisional dan Modern di Kota Surakarta Tahun 2011
Bappeda Kota Surakarta
72
SIPD Kota Surakarta Tahun 2011
C. Lembaga Keuangan dan Koperasi
Perkembangan potensi koperasi Kota Surakarta pada tahun 2007 jumlah Koperasi sebanyak 570 unit, mengalami kenaikan di tahun berikutnya sebanyak 574 unit pada tahun 2008 unit. Tetapi badai krisis ekonomi nasional yang masih terasa sampai saat ini membawa dampak pada jumlah unit usaha koperasi, sehingga mengalami kontraksi di tahun 2009 tinggal 540 unit dan tahun 2011 mulai tumbuh berkembang menjadi 558 unit.
Hal ini menunjukkan bahwa
koperasi masih merupakan usaha yang menguntungkan.
Tabel 37. Jumlah Koperasi Aktif, Koperasi Pasif dan Koperasi Primer
No.
Jenis Koperasi
2007
2008
2009
2010
2011
1
Koperasi Aktif
532
536
502
508
521
2.
Koperasi Pasif
38
38
38
38
37
3.
Koperasi Primer
446
461
540
540
558
Sumber : Dinas Koperasi dan UMKM (31 Desember 2011) Lembaga keuangan terbagi menjadi dua yaitu lembaga keuangan perbankan dan lembaga keuangan non perbankan yang berupa modal ventura dan lembaga keuangan mikro. Perkembangan unit lembaga keuangan perbankan di Surakarta tidak banyak mengalami perubahan. Sejak tahun 2007 hingga tahun 2011, Bank yang beroperasi sebanyak 48 Bank dengan rincian 7 bank milik pemerintah, 35 bank nasional swasta, 3 bank asing dan 3 bank milik pemerintah daerah. Kota Surakarta memiliki 2 lembaga keuangan non bank berupa 2 perusahaan modal ventura dan beberapa lembaga keuangan mikro. Khusus lembaga keuangan mikro jumlah dari tahun 2007 hingga tahun 2011 jumlahnya mengalami kenaikan yang sangat tajam yaitu 11 lembaga di tahun 2007 menjadi 547 di tahun 2011.
Bappeda Kota Surakarta
73
SIPD Kota Surakarta Tahun 2011
D. Investasi
500000000 450000000 400000000 350000000 300000000 Eksport Import
250000000 200000000 150000000 100000000 50000000 0 2007
2008
2009
2010
2011
Gambar 41. Grafik pertumbuhan nilai ekspor dan impor Kota Surakarta
Perkembangan ekspor dari Kota Surakarta dari tahun 2007 hingga tahun 2011 mengalami fluktuasi naik turun.
Sebagian besar volume produk
dipasarkan ke pasar luar negeri melalui Tanjung Mas dan Tanjung Perak sebagian pelabuhan terdekat dengan Kota Surakarta. Tahun 2009 nilai ekspor Kota Surakarta mengalami penurunan yang signifikan , ini dikarenakan para pengusaha di Kota Surakarta juga mengalami dampak krisis ekonomi global yang dimulai dari krisis finansial di Amerika. Krisis ini membawa dampak pada penurunan dan pembatalan sebagian besar ekspor produk Surakarta ke berbagai negara tujuan ekspor. Tatapi pada tahun 2010 kinerja ekspor mulai bangkit kembali hingga menembus angka 150 juta $, dan pada tahun 2011 nilai ekspor kembali mengalami penurunan. Sedangkan import, menurut komoditas, tahun 2007 tercatat 1.264.000 juta $. Nilai impor ini sangat dipengaruhi oleh nilai tukar Dolar terhadap rupiah yang juga mengalami fluktuasi naik turun. Untuk tahun 2008 sampa dengan 2011 perkembangan impor di Kota Surakarta relatif sulit dicatat dengan kondisi sebenarnya, selain pelabuhan bongkar, atau bahkan pelaku impornya adalah
Bappeda Kota Surakarta
74
SIPD Kota Surakarta Tahun 2011
kantor pusat yang umumnya berada di luar Surakarta , juga karena tidak ada kewajiban bagi importer untuk melaporkan realisasi impornya, sehingga yang tercatat di statistik adalah realisasi dari importir yang secara rutin melaporkan ke Dinas Perindustrian Perdagangan Kota Surakarta sehingga hingga laporan ini dibuat data impor belum diperoleh untuk dibuatkan analisis dan laporan.
E. Pengelolaan Aset Barang Daerah
Jumlah asset bergerak dari tahun 2008 tercatat 10 unit dan tahun 2011 mengalami perubahan dimana jumlah aset bergerak mencapai 939 unit dan aset tidak bergerak berjumlah 2.212 unit ditahun 2007 dan di tahun 2011 mengalami penurunan yang signifikan menjadi 881 unit. bergerak juga mengalami perubahan yaitu
Nilai dari aset
tahun 2007 sebesar
Rp.
261.639.350,- juta pada tahun 2011 turun menjadi Rp. 196.322,-
juta,
sedangkan nilai aset tidak bergerak di tahun 2001 tercatat Rp. 5.293.666,- juta.
Bappeda Kota Surakarta
75
SIPD Kota Surakarta Tahun 2011
BAB VIII EKONOMI DAN KEUANGAN Tujuan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 adalah memberikan
otonomi
yang
luas
kepada
setiap
daerah
adalah
untuk
meningkatkan pelayanan publik dan menumbuh kembangkan serta memajukan ekonomi
daerah.
Dengan
pelaksanaan
otonomi
daerah
maka
sistem
pembiayaan, pengelolaan dan pengawasan daerah harus berubah dan lebih akuntable serta terencana. Pemerintah daerah diharapkan dapat meningkatkan kapasitas fiskal agar mampu mencukupi kebutuhan pendanaan pembangunan daerah dan melaksanakan pelayanan dasar
kepada masyarakat. Salah satu
upaya meningkatkan kapasitas pajak daerah adalah dengan meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesadaran pembayar pajak bagi masyarakat wajib pajak.
A. PDRB Jika bidang ekonomi daerah dibagi menjadi sembilan sektor, maka dari data PDRB kota Surakarta sektor yang memberikan penyumbang terbesar adalah sektor Perdagangan, hotel dan restoran (25,72%) dan sektor industri pengolahan (20,94%). Untuk lebih jelasnya proposi kontribusi masing-masing sektor dapat dilihat pada gambar berikut ini : Pertanian, peternakan, kehutanan, perikanan Pertambangan & penggalian 0,06 Industri pengolahan
0,03 13,74
20,94
11,3
Listrik, gas air bersih 2,61 Bangunan
11,13
14,49 25,72
Perdagangan hotel&restoran Pengangkutan dan komunikasi Keuangan,persewaan,jasa perusahaan Jasa-jasa lainnya
Gambar 42. Sebaran PDRB terhadap sembilan sektor ekonomi tahun 2011
Bappeda Kota Surakarta
76
SIPD Kota Surakarta Tahun 2011
Pada tahun 2011, kontribusi masing-masing sektor terhadap PDRB tidak merata. Sektor industri perdagangan, hotel dan restoran terlihat sebagai sektor yang paling besar dalam memberikan nilai tambah terhadap ekonomi daerah Kota Surakarta. Kontribusi sektor ini mencapai nilai 25,72%. Urutan kedua sebagai sektor yang memberikan kontribusi nilai tambah bagi ekonomi Surakarta adalah sektor industri pengolahan sebesar 20,94% , sektor industri bangunan 14,49% Perhitungan PDRB atas dasar harga konstan secara berkelanjutan dan berkala sangat berguna untuk mengetahui perkembangan sektor ekonomi riil. Karena pada perhitungan ini tidak terkandung perubahan harga barang atau bebas dari nilai inflasi barang, melainkan hanya perubahan indikator prodksinya saja. Oleh karena itu, diperlukan penetapan tahun dasar secara nasional sebagai acuan perbandingannya. BPS telah menetapkan tahun 2000 sebagai tahun dasarnya, sedangkan tahun dasar yang digunakan sebelumnya adalah tahun 1993. Selanjutnya dari gambar grafik PDRB atas dasar harga berlaku dibawah ini, kita dapat melihat pertumbuhan riil ekonomi Kota Surakarta. Ada dua sektor yang dominan yaitu sektor industri perdagangan, hotel dan restoran dan sektor industri pengolahan. Pada mulanya dari tahun 2007 hingga 2008 sektor industri pengolahan paling dominan dan terus tumbuh secara signifikan, tetapi sektor perdagangan, hotel dan restoran, juga mengalami pertumbuhan yang lebih tinggi, sehingga mulai tahun 2008 nilai PDRB sudah melewati sektor industri pengolahan.
Bappeda Kota Surakarta
77
SIPD Kota Surakarta Tahun 2011
30 Pertanian,peternakan,kehutana n,perikanan
25
Pertambangan&penggalian Industri pengolahan
20 Listrik,gas,air bersih Bangunan
15
Perdagangan,hotel&restoran
10
Pengangkutan&komunikasi Keuangan,persewaan,jasa perusahaan
5
Jasa lainnya
0 2007
2008
2009
2010
2011
Gambar 43. Grafik pertumbuhan sembilan sektor PDRB atas dasar harga berlaku
Sektor perdagangan, hotel dan restoran sejak tahun 2006 mengalami kenaikan yang sangat signifikan, yang setelah terjadinya penurunan ekonomi akibat
kejadian Bom Bali ke II pada bulan Oktober 2005, yang telah
menghancurkan dunia pariwisata di Bali dan mematikan semua perdagangan produk yang terkait dengan dunia pariwisata. Dampak pariwisata ini juga berpengaruh terhadap dunia pariwisata Kota Surakarta. Pada tahun 2011 ini walaupun mengalami penurunan 1,06 % dibandingkan tahun 2010 sektor ini masih merupakan sektor tertinggi yang memberikan nilai tambah terhadap ekonomi Surakarta. Sektor kedua yang memberikan nilai tambah (PDRB) terhadap ekonomi Surakarta adalah sektor industri pengolahan. Meskipun andil sektor industri masih lebih kecil dari sektor perdagangan, hotel dan restoran dan di tahun 2011 ini ada penurunan sebesar 4,71 %, tetapi sektor industri tetap merupakan salah satu penggerak pertumbuhan ekonomi potensial karena sifat industri yang mampu mendorong pembentukkan nilai tambah yang tinggi terhadap
Bappeda Kota Surakarta
78
SIPD Kota Surakarta Tahun 2011
ekonomi lainnya. Atau dengan kata lain sektor industri pengolahan memiliki keterkaitan dengan sektor yang lain sangat kuat. Sektor industri dapat menarik produksi bagi sektor sebelumnya sebagai pemasok bahan baku (backward linked), artinya jika produksi sektor industri meningkat maka akan memberikan dampak pada industri pertanian, pertambangan, dan listrik untuk menyediakan bahan baku dan energi bagi kegiatan industri. Begitu pula jika sektor industri pengolahan meningkat, maka sektor hulu setelah industri pengolahan seperti sektor transportasi, perdagangan, perbankan, jasa-jasa lainnya akan didorong untuk meningkat kinerja . daya dorong ini dikenal dengan istilah forward linked. Jadi sektor industri pengolahan memiliki multiefek (backward dan forward linked) yang sangat besar.
1000000 900000 800000 700000 600000 500000
2007
400000
2008 2009
300000
2010
200000
2011
Barang Lainnya
Alat Angk. Mesin & Peralatan
Logam Dasar Besi & Baja
Semen & Brg lain bukan logam
Pupuk, Kimia & Brg dr Karet
Kertas & Brg Cetakan
Brg Kayu & Hasil Hutan Lain
Tekstil, Brg Kulit & Alas Kaki
0
Makanan,Minuman
100000
Gambar 44. Grafik Pertumbuhan nilai tambah sektor industri pengolahan
Jika diuraikan lebih detail, sektor industri pengolahan di Kota Surakarta didominasi oleh sektor industri makanan dan minuman. Urutan kedua didominasi oleh sektor industri tekstil, barang lainnya dan industri kertas dan percetakan.
Bappeda Kota Surakarta
79
SIPD Kota Surakarta Tahun 2011
2500000 2000000 2007
1500000
2008 2009
1000000
2010 2011
500000 0 Perdagangan Besar & Kecil
Hotel
Restoran
Gambar 45. Grafik perkembangan nilai tambah sektor perdagangan, hotel dan restoran
Untuk sektor perdagangan , hotel dan restoran, subsektor perdagangan memegang peran yang dominan dalam perekonomian Kota Surakarta
Tabel 38. Pertumbuhan PDRB Perkapita No 1.
2.
Keterangan PDPRB dasar berlaku Jumlah
atas harga
2007 6.909.094,57
2008 7.901.886,06
2009 7.901.886.06
2010
2011
8.880.691,24
9.941.137
Ket. Rp. juta
562.565
563.262
519.968
531.516
499.337
orang
12.281.415,61
14.028.793,10
15.196.869,92
16.708.229,37
19.908.672,03
Rp.
Penduduk 3.
PDRB perkapita
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Surakarta (31 Desember 2011)
PDRB (Pendapatan Domestik Regional Bruto) merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat dan pertumbuhan pendapatan masyarakat. Pendapatan Nasional/Regional dapat digunakan sebagai bahan perencanaan pembangunan nasional dan regional, khususnya di bidang ekonomi. Nilai pendapatan nasional/regional juga dapat dipakai sebagai bahan evaluasi dari hasil pembangunan ekonomi yang telah dilaksanakan oleh berbagai pihak, baik pemerintah pusat/daerah, maupun swasta. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga
Bappeda Kota Surakarta
Walaupun
berlaku dapat
80
SIPD Kota Surakarta Tahun 2011
dijadikan
salah
satu
indikator
kemajuan
ekonomi
suatu
wilayah
dan
peningkatan kesejahteraan masyarakatnya, tetapi alat ini masih bersifat kasar. Jumlah penduduk merupakan faktor yang signifikan dalam menentukan kapasitas pendapatan perkapita. Untuk mengetahui income per kapita atas dasar harga berlaku dapat dihitung dari pembagian PDRB harga berlaku dibagi dengan jumlah penduduk. Jika dilihat dari data di atas, pendapatan masyarakat kota Surakarta naik dari tahun ke tahun dari Rp. 12,28 juta / tahun pada tahun 2007 menjadi Rp. 19,91 juta/ tahun pada tahun 2011.
B. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Jumlah anggaran pendapatan daerah Kota Surakarta dari tahun ke tahun lebih rendah dari pada anggaran belanja daerah. Kondisi ini terlihat dari sejumlah anggaran pendapatan berikut ini
Tabel 39. APBD Kota Surakarta APBD 1. Pendapatan
2007 603.158.341.050
2008 732.622.437.640
2009 799.442.931.600
2010 828.634.956.000
2011 1.005.258.538.000
2. Belanja
656.247.692.050
854.690.595.842
869.969.523.040
838.253.111.000
1.053.912.867.469
a Pendapatan
601.429.870.735
751.268.361.957
513.318.665.678
513.318.665.678
1.029.521.689.742
b Belanja
588.297.504.607
760.080.852.467
461.014.791.692
461.014.791.692
970.710.732.535
3. Realisasi
Sumber : DPPKA Kota Surakarta (31 Desember 2011)
1.200.000.000.000 1.000.000.000.000 800.000.000.000 600.000.000.000
Anggaran pendapatan
400.000.000.000
Anggaran Belanja
200.000.000.000 0 2007
2008
2009
2010
2011
Gambar 46. Grafik Peningkatan RAPBD
Bappeda Kota Surakarta
81
SIPD Kota Surakarta Tahun 2011
Jika dilihat kinerja realisasi anggaran daerah dapat kita bandingkan antara rencana dan realisasi untuk pendapatan dan belanja daerah. Kinerja realiasi pendapatan pada tahun 2008 lebih tinggi dari pada target, sedangkan untuk tahun 2009 dan 2010 terjadi penurunan kinerja yang sangat signifikan. Untuk Tahun 2011 realisasi pendapatan lebih tinggi dari pada target pendapatan sebesar 2,41 %. Sedangkan kinerja belanja selalu lebih rendah dari pada anggaran belanja yang sudah ditetapkan. Untuk lebih jelasnya lihat kinerja keuangan daerah sebagai berikut :
1.200.000.000.000 1.000.000.000.000 800.000.000.000
Anggaran pendapatan Realisasi Pendapatan Anggaran Belanja Realisasi Belanja
600.000.000.000 400.000.000.000 200.000.000.000 0 2007
2008
2009
2010
2011
Gambar 47. Grafik Kinerja Keuangan Daerah
C. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Surakarta Tahun 2011 sebesar Rp. 181.094.817.365,- yang meliputi pajak daerah, retribusi daerah, bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik daerah/BUMD dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Sumber PAD yang memberikan kontribusi terbesar
terhadap
PAD
Kota
Surakarta
adalah
pajak
daerah
sebesar
Rp.118.816.234.506,- proporsi konstribusi terhadap PAD sebesar 65,61 %,
Bappeda Kota Surakarta
82
SIPD Kota Surakarta Tahun 2011
retribusi daerah sebesar Rp. 47.819.336.160,- proporsi konstribusi terhadap PAD sebesar 26,40 %, lain-lain pendapatan asli daerah yang sah sebesar Rp.12.323.796.172,- proporsi konstribusi terhadap PAD sebesar 6,80 % dan untuk bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik daerah sebesar Rp. 2.135.450.527,- proporsi konstribusi terhadap PAD sebesar 1,18 %, lihat tabel.
Tabel 40. Pertumbuhan kompunen PAD dan Konstribusinya Keterangan
2007
2008
2009
Jt Rp
91.533.38
96.199.88
110.841
120.183,277 181.094,816
a.Pajak Daerah
Jt Rp
39.465.00
45.781.00.
51.463
53.512,500
118.816,234
65,61
b.Retribusi Daerah
Jt Rp
37.469.65
35.575.69
41.206
46.903,995
47.819,336
26,40
Jt Rp
3.587.10
4.393.80
3.282
3.298,557
2.135,450
1,18
Jt Rp
11.011.63
10.449.39
14.890
16.468,225
12.323,796
6,80
14,87
13,71
14
17,5
1. Total PAD
c. Bagian
Laba
Usaha
2010
2011
Konstribu
Satuan
si (%)
Daerah d.Lain-lain Pendapatan 2. Rasio PAD terhadap APBD
%
14
Sumber : DPPKA Kota Surakarta (31 Desember 2011)
D. PAJAK DAERAH Berdasarkan data yang tahun 2007 sampai dengan 2011 ada beberapa komponen pajak daerah mengalami kenaikan, seperti Pajak Kendaraan bermotor yang pada tahun 2011 ini mengalami kenaikan bahkan untuk bea balik nama kendaraan bermotor mengalami kenaikan yang cukup signifikan yaitu lebih dari 100 %. Untuk bea nalik nama kendaraan bermotor sangat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi khususya jual beli kendaraan baru maupun bekas dan upaya pemerintah untuk mendorong masyarakat dan memberikan kemudahan agar warga mau segera mengurus kepemilikan kendaraan yang dimiliki. Jika dilihat dari konstribusi pajak kendaraan bermotor memberikan konstribusi sebesar 38,98% yang diikuti bea balik nama kendaraan bermotor33,97% dan retribusi bahan bakar kendaraan bermotor sebesar 27,03%, sedangkan pendapatan dari bea pengambilan dan pemanfaatan air bawah tanah dan
Bappeda Kota Surakarta
83
SIPD Kota Surakarta Tahun 2011
permukaan masih kecil yaitu 0,02% karena mengalami penurunan, lihat tabel dibawah ini.
Tabel 41. Pertumbuhan Komponen Pajak Daerah dan Konstribusinya Sumber Pajak
Kontribu si
2008
2009
2010
2011
dan 15.337.250.409
17.702.219.861
14.304.865.520
18.889.145.000
27.426.125.162
38,98 %
2. Bea balik nama kendaraan 14.239.037.144
12.551.944.264
9.352.543.951
11.827.553.000
23.901.596.220
33,97 %
27,03 %
1. Kendaraan
bermotor
2007
kendaraan diatas air
bermotor &kendaraan diatas air 3. Bahan
bakar
kendaraan
9.368.192.446
16.599.804.683
12.902.529.655
16.305.563.000
19.016.406.247
4. Pengambilan & pemanfaatan air
333.071.903
356.171.157
264.877.744
371.743.000
15.949.158
bermotor 0,02 %
bawah tanah dan permukaan
Sumber : DPPKA Kota Surakarta (31 Desember 2011)
E. Dana Perimbangan Dana Perimbangan menjadi salah satu unsur pendukung pendapatan daerah yang sangat penting. Dana Perimbangan ini terdiri dari Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), Bagi Hasil Pajak dan Bagi Hasil Bukan Pajak. Adapun jumlah besaran dana Perimbangan di Tahun 2011 adalah Rp. 659.191.166.000,- yang terdiri dari DAU Rp. 560.479.269.000,- DAK Rp. 34.895.600.000,- Bagi hasil pajak Rp. 60.155.708.000,- dan Bagi Hasil Bukan Pajak Rp. 3.660.489.000,-. Melihat besarnya DAU yang diterima, menunjukkan Pemerintah Kota Surakarta dalam menyelenggarakan pemerintahan masih memiliki ketergantungan yang sangat besar terhadap Pemerintah Pusat.
Bappeda Kota Surakarta
84
SIPD Kota Surakarta Tahun 2011
BAB IX POLITIK, HUKUM DAN KEAMANAN
Dengan meningkatnya keberadaaan badan legislatif yang menjadi mitra sejajar dengan badan eksekutif, akan memberikan dampak yang besar bagi masyarakat jika fungsi badan legislatif ini berjalan dengan baik dan terjadi keharmonisan antara Badan legislatif dan eksekutif dalam melaksanakan dan mengawasi jalannya pemerintahan.
A. Suprastruktural dan Infrastruktural Politik Hasil dari pemilihan legislatif pada tahun 2009, menetapkan Anggota DPRD di Kota Surakarta berjumlah 40 orang. Dari hasil perhitungan perolehan suara, ada 8 Partai Politik yang mendapatkan kursi di DPRD. Dominasi jumlah kursi atau anggota DPRD didominasi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan 15 orang, Partai Demokrat 7 orang, Partai Golkar 4 orang, Partai Amanat Nasional 4 orang, Partai Keadilan Sejahtera 4 orang, Partai Damai Sejahtera 2 orang, Partai Hanura 2 orang dan Partai Gerindra 2 orang. Dari 8 Partai Politik yang ada, jumlah fraksi yang ada sebanyak 6 fraksi yang terdiri dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan 15 orang, Fraksi Partai Demokrat 7 orang, Fraksi Golkar Sejahtera yang merupakan gabungan Partai Golkar dan PDS 6 orang, Fraksi Partai Amanat Nasional 4 orang, Fraksi Partai Keadilan Sejahtera 4 orang, dan Fraksi Nurani Indonesia Raya yang merupakan gabungan Partai Hanura dan Partai Gerindra 4 orang.
Bappeda Kota Surakarta
85
SIPD Kota Surakarta Tahun 2011
Persentase Anggota Fraksi di Kota Surakartai
10% 37.5%
10%
10% 15%
Fraksi PDI-P Fraksi Partai Demokrat Fraksi Golkar Sejahtera
17.5%
Fraksi Partai Keadilan Sejahtera Fraksi PAN Fraksi Nurani Indonesia Raya
Gambar 48. Persentase anggota fraksi di Kota Surakarta
Tabel 42. Suprastruktural Politik Supra Struktur Politik 1). Jumlah Anggota DPRD 2). Jumlah Fraksi DPRD 3). Jumlah Anggota Per Fraksi Fraksi PDI-P Fraksi GOLKAR Sejahtera Fraksi PAN Fraksi Partai Demokrat Fraksi Partai Keadilan Sejahtera Fraksi Nurani Indonesia Raya (NIR) 4). Jumlah Anggota Berdasarkan Partai Politik PDI-P GOLKAR PAN Partai Demokrat Partai Keadilan Sejahtera Partai Damai Sejahtera Partai Gerindra Partai Hanura
2011 40 6
Ket orang buah
15 6 4 7 4 4
orang orang orang orang orang 4
15 4 4 7 4 2 2 2
orang orang orang orang orang orang orang orang
Sumber : Kantor Kesbangpol & Linmas Kota Surakarta (31 Desember 2011)
Bappeda Kota Surakarta
86
SIPD Kota Surakarta Tahun 2011
Tabel 43. Infrastruktur Politik Infra Struktur Politik 1). Partai Politik a). Jumlah Parpol di Dearah b). Jumlah Parpol Peserta Pemilu 2). Organisasi Kemasyarakatan a). Jumlah Orkemas berdasarkan Profesi b). Jumlah Orkemas berdasarkan Agama c). Jumlah Orkemas berdasarkan Fungsi d). Jumlah Orkemas berdasarkan Kegiatan 3). Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) a). Jumlah LSM Lokal b). Jumlah LSM Nasional c). Jumlah LSM Asing/Internasional yang beroperasi di Daerah 4). Jumlah Media Massa/Pers a). Lokal b). Nasional c). Asing/Internasional
2007
2008
24
24
401 132 -
2009
2010
2011
Ket
33
33
33 33
401 132 -
401 132 -
181 97 -
192 97 -
parpol parpol orgs orgs orgs orgs orgs
96 240 -
96 240 -
96 240 -
79 14 8
79 14 8
lsm lsm lsm
32 20 12
33 20 13
20 14 -
34 20 14
20 14 -
pers pers
Sumber : Kantor Kesbangpol & Linmas Kota Surakarta (31 Desember 2011)
Keberadaan dan keragaman partai-partai politik ini menjadi aset penting dalam menciptakan kondisi dan lingkungan politik dan demokrasi yang baik bagi masyarakat Surakarta. Sebagai gambaran yang ada saat ini jumlah wakil rakyat perempuan di DPRD sebanyak 10 orang, hal ini menunjukkan kaum perempuan memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi wakil rakyat. Prosesentase wakil rakyat perempuan mencapai 25 %, sehingga sudah mendekati kuota keterwakilan kaum perempuan (30%).
B. Hukum Upaya penegakan hukum di Kota Surakarta terus ditingkatkan dengan melakukan berbagai upaya seperti pencegahan, pembinaan, dan pemberian hukuman yang sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Dari data terakhir Pengadilan Negeri per 5 Desember 2011 jumlah kasus pelanggaran hukum yang terjadi di Kota Surakarta adalah kasus pidana 615, kasus perdata 445.
Bappeda Kota Surakarta
87
SIPD Kota Surakarta Tahun 2011
Tabel 44. Kasus Pelanggaran Hukum Kasus pelanggaran hukum a. Jumlah perkara dilaporkan 1) Pidana 2) Perdata 3) Politik dan Ham 4) Lalu lintas 5) Sengketa b. Jumlah perkara terselesaikan 1) Pidana 2) Perdata 3) Politik dan Ham 4) Lalu lintas 5) Sengketa
2009
2010
2011
Ket
28.573 531 364 1 27.778
426 380 0 1.694 0
615 445 42.740 -
perkara perkara perkara perkara perkara
512 311 1 27.778 -
390 412 0 1.694
561 391 42.740 -
perkara perkara perkara perkara perkara
Sumber : Pengadilan Negeri Surakarta (31 Desember 2011)
C. Keamanan Untuk bidang keamanan pada tahun 2011 ini di Kota Surakarta terjadi beberapa kasus yaitu
berupa unjuk rasa bidang politik sebanyak 19 kasus dan kasus
unjuk rasa dengan motif ekonomi ada 39 kasus. Unjuk rasa bidang politik menurun lebih dari 50 % sedangkan untuk unjuk rasa motif ekonomi cenderung sama disbanding tahun sebelumnya.
Tabel. 45 Unjuk Rasa di Kota Surakarta Unjuk Rasa a. bidang politik b. ekonomi
2007 15 1
2008 158 -
2009 30 6
2010 52 39
2011 19 39
Ket kasus kasus
Sumber : Kantor Kesbangpol & Linmas Kota Surakarta (31 Desember 2011)
Bappeda Kota Surakarta
88
SIPD Kota Surakarta Tahun 2010
BAB X INSIDENSIAL
A. Bencana Alam Kasus bencana alam yang menonjol di Kota Surakarta yaitu terjadinya bencana banjir yang terjadi pada awal tahun 2011. Bencana banjir yang terjadi karena meluapnya Sungai Bengawan Solo ini membawa dampak yang cukup luas bagi masyarakat Kota Surakarta, sehingga beberapa kelurahan dari 2 Kecamatan yang wilayahnya berada ditepi Sungai Bangawan Solo tercatat terendam banjir. Kelurahan yang mengalami banjir yang terjadi diawal tahun 2011 ini adalah Kelurahan Kedunglumbu,
Semanggi, Sangkrah, Gandekan, Kampung Sewu
dan Jebres.
B. Penyakit Menular Selama tahun 2011 Dinas Kesehatan Kota Surakarta mencatat kondisi luar biasa yang terjadi di Kota Surakarta yaitu tercatat ada 3 kasus kejadian luar biasa, dengan jumlah penderita sebanyak 63 orang yang tersebar di 3 Kecamatan dan 3 kelurahan.
Tabel 46. Kejadian Penyakit Menular di Kota Surakarta PENYAKIT MENULAR 1. Jumlah Kasus kejadian Luar Biasa 2. Jumlah Penderita 3. Jumlah Kabupaten yang terkena Kasus 4. Jumlah Kota yang terkena Kasus 5. Jumlah Kecamatan yang terkena Kasus
2007
2008 2
2
2009 2
2010 1
2011 3
Ket kasus
28.794
123.291
178
61
63
jiwa
14
-
7
1
-
kab
3
4
-
0
1
1
-
3
4
1
3
3
Sumber : DKK Kota Surakarta (31 Desember 2011)
Bappeda Kota Surakarta
89
SIPD Kota Surakarta Tahun 2010
BAB XI PENUTUP
Buku Profil Daerah Kota Surakarta telah kami susun dan sajikan dalam bentuk narasi deskripsi, tabel dan grafik. Kami berharap laporan yang berisikan 8 kelompok data dan 32 jenis data ini dapat digunakan untuk memperoleh gambaran data dan informasi tentang Kota Surakarta serta bermanfaat sesuai dengan harapan awal penyusunan buku laporan ini yakni pengoptimalan dan peningkatan sistem informasi pemerintah daerah untuk memperkuat kerja sama antar pemerintah daerah dengan pemerintah pusat. Buku ini juga diharapkan dapat menjadi pegangan dalam penyusunan program pembangunan Kota Surakarta. Beberapa saran perbaikan yang dapat dilakukan untuk memperbaiki buku profil ini di masa mendatang, antara lain : 1.
Pengumpulan data oleh Tim Kelompok Kerja lebih intensif, tepat waktu sesuai format data yang sudah disampaikan, sehingga pembuatan laporan profil Kota Surakarta dapat terselesaikan dengan baik sesuai jadwal yang telah disusun, tidak ada kendala dalam penyusunan yang dikarenakan data belum lengkap atau data belum masuk.
2.
Perlu adanya standar pendataan antar SKPD dengan BPS sehingga tidak terjadi
keraguan
dalam
membuat
analisis
dan
perencanaan
pembangunan Kami menyampaikan banyak terimakasih kepada seluruh SKPD di Kota Surakarta atas partisipasi dan penyediaan data yang diperlukan dalam penyusunan buku Profil Daerah Kota Surakarta.
Bappeda Kota Surakarta
90
SIPD Kota Surakarta Tahun 2010
DAFTAR TABEL Halaman : Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46.
Luasan wilayah kecamatan Perkembangan Tata Guna Lahan Luas Lahan Sawah Menurut Jenis Irigasi Luas Penggunaan Lahan Kering di Kota Surakarta Jumlah Aparatur Pemerintahan Kota Surakarta Formasi Jabatan Struktural di Lingkungan Pemkot Surakarta Pertumbuhan Jumlah Penduduk Kota Surakarta Sebaran Penduduk Tingkat Kecamatan Komposisi Penduduk menurut kelompok Usia Pekerjaan Penduduk Menurut Lapangan Usaha Kondisi Ketenagakerjaan Puskesmas di Kota Surakarta Jumlah Sarana Kesehatan yang ada di Kota Surakarta Jumlah Rumah Sakit Menurut Tipe Rumah Sakit Sarana Industri Kesehatan Tenaga Kesehatan di Kota Surakarta Jumlah Sekolah, Murid, Guru dan Rasio Guru/Siswa TK Jumlah Sekolah, Murid, Guru dan Rasio Guru/Siswa SD Jumlah Sekolah, Murid, Guru dan Rasio Guru/Siswa SMP Jumlah Sekolah, Murid, Guru dan Rasio Guru/Siswa SMU Jumlah Sekolah, Murid, Guru dan Rasio Guru/Siswa SMK Jumlah Sekolah, Murid, Guru dan Rasio Guru/Siswa SD Tahun 2011 Jumlah Sekolah, Murid, Guru dan Rasio Guru/Siswa SMP Tahun 2011 Jumlah Sekolah, Murid, Guru dan Rasio Guru/Siswa SMU Tahun 2011 Jumlah Sekolah, Murid, Guru dan Rasio Guru/Siswa SMK Tahun 2011 Penduduk Rawan Sosial Wilayah Kota Surakarta Jumlah penduduk miskin per kelurahan Tahun 2011 Jumlah Pemeluk Agama dan Sarana Ibadah Potensi Pertanian di Kota Surakarta Jumlah pohon dan hasil produksi buah-buahan tahun Produksi perikanan Kota Surakarta Status kepemilikan tanah Perkembangan Status dan Kondisi Jalan dan Jembatan Jumlah wisatawan di Kota Surakarta Obyek Wisata dan Hotel di Kota Surakarta Potensi perhubungan dan trasportasi Jumlah Koperasi Aktif, Koperasi Pasif dan Koperasi Primer Pertumbuhan PDRB Perkapita APBD Kota Surakarta Pertumbuhan kompunen PAD dan Konstribusinya Pertumbuhan Kompunen Pajak Daerah dan Konstribusinya Suprastruktural Politik Infrastruktur Politik Kasus Pelanggaran Hukum Unjuk Rasa di Kota Surakarta Kejadian Penyakit Menular di Kota Surakarta
Bappeda Kota Surakarta
17 18 19 20 22 23 25 26 27 29 31 34 35 36 37 38 40 41 43 44 45 47 47 48 48 49 51 53 55 57 58 62 64 66 67 68 73 80 81 83 84 86 87 88 88 89
91
SIPD Kota Surakarta Tahun 2010
DAFTAR GAMBAR
Halaman : Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37.
Gambar 38. Gambar 39. Gambar 40. Gambar 41. Gambar 42.
Penggunaan Lahan Grafik penurunan tanah Sawah di Kota Surakarta Penggunaan Lahan Kering di Kota Surakarta tahun 2011 Penurunan Luasan Lahan Industri Grafik Perkembangan Aparatur Pemkot Surakarta Grafik Perkembangan Jabatan Fungsional Pegawai Grafik pertumbuhan penduduk Komposisi Penduduk Pria dan Wanita Grafik Jumlah Penduduk Menurut kelompok Usia Pekerjaan menurut lapangan usaha Bagan komposisi penduduk menurut status pekerjaan Perkembangan posyandu di Surakarta Perkembangan Puskesmas Kota Surakarta Grafik jumlah Sekolah, Siswa dan Guru TK Rasio guru : siswa TK Grafik jumlah Sekolah, Siswa dan Guru SD Rasio guru : siswa SD Grafik jumlah Sekolah, Siswa dan Guru SMP Rasio guru : siswa SMP Grafik jumlah Sekolah, Siswa dan Guru SMU Rasio guru : siswa SMU Grafik jumlah Sekolah, Siswa dan Guru SMK Rasio guru : siswa SMK Grafik penurunan jumlah fakir miskin Pemeluk agama di Kota Surakarta Sarana Ibadah di Kota Surakarta Grafik hasil produksi beras dan singkong / umbi Jumlah Produksi Ikan Tahun 2007-2011 Potensi Ternak Hewan di Kota Surakarta Potensi Unggas di Surakarta Grafik perkembangan rumah sewa Persentase Panjang Jalan di Kota Surakarta Tahun 2011 Kondisi jalan Kota Surakarta Grafik Kunjungan Wisatawan Asing dan Lokal Peta Sebaran Media Komunikasi di Kota Surakarta Grafik jumlah unit usaha industri kecil, menengah dan industri besar Grafik jumlah penyerapan tenaga kerja oleh industri kecil, menengah dan besar Grafik perkembangan unit usaha perdagangan kecil, menengah dan besar Grafik penyerapan tenaga kerja pada usaha perdagangan kecil, menengah dan besar Jumlah Pasar Tradisional dan Modern di Kota Surakarta Tahun 2011 Grafik pertumbuhan nilai ekspor dan impor Kota Surakarta Sebaran PDRB terhadap sembilan sektor ekonomi tahun 2011
Bappeda Kota Surakarta
18 19 20 21 22 23 25 26 28 30 32 33 36 40 40 41 42 43 43 44 45 46 46 50 53 54 56 58 59 60 63 65 65 66 68 69 70 71 72 72 74 76
92
SIPD Kota Surakarta Tahun 2010
Gambar 43. Gambar 44. Gambar 45. Gambar 46. Gambar 47. Gambar 48.
Grafik pertumbuhan sembilan sektor PDRB atas dasar harga berlaku Grafik Pertumbuhan nilai tambah sektor industri pengolahan Grafik perkembangan nilai tambah sektor perdagangan, hotel dan restoran Grafik Peningkatan RAPBD Grafik Kinerja Keuangan Daerah Persentase anggota fraksi di Kota Surakarta
Bappeda Kota Surakarta
78 79 80 81 82 86
93
Laporan Sistem Informasi Profil Daerah Kota Surakarta Tahun 2007-2011 Semester 2 Kota Surakarta
No. Kelompok Data 1 2 1 DATA UMUM
Jenis Data
2007
2008
Tahun 2009
2010
2011
3
4
5
6
7
8
I. GEOGRAFI 1. Luas Wilayah a. Daratan b. Laut 12 mil 2. Topografi a. Luas Kemiringan Lahan 1). Datar (0 - 2 %) 2). Bergelombang (2-15%) 3). Curam (15-40%) 4). Sangat Curam (>40%) b. Ketinggian Diatas Permukaan Laut 3. Luas Penggunaan Lahan a. Wilayah Hutan 1). Hutan Lindung 2). Hutan Suaka Alam dan Wisata 3). Hutan Produksi Tetap 4). Hutan Produksi Terbatas 5). Hutan yang Dapat Dikonversi 6). Hutan Bakau 7). Hutan Rakyat 8). Hutan Negara Taman Nasional Karimunjawa b. Lahan Persawahan 1). Sawah Teririgrasi 2). Sawah Tadah Hujan 3). Pasang Surut 4). Sawah Lainnya c. Lahan Kering 1). Rawa-rawa 2). Ladang (Tegalan) 3). Perkebunan 4). Permukiman 5). Usaha Lain 6). Padang Rumput 7). Belum/Tidak Diusahakan d. Lahan Industri (Kaw. Industri) e. Lahan Pertambangan f. Danau/Telaga Alam g. Waduk (Buatan) h. Kolam Air Tawar I. Tambak Ikan j. Lahan Permukiman/Perkampungan k. Padang Rumput Alam l. Tanah Tandus/Tanah Rusak (tdk diusahakan) m. Tanah terlantar 4. Keadaan Iklim (rata-rata) a. Suhu udara rata-rata b. Kelembaban Udara rata-rata c. Curah hujan d. Kecepatan Angin 5. Jumlah Pulau a. Pulau Berpenghuni
Satuan 9
4.404,06 3.537,11 869,98 80-130 20.06 129,26 89,73 2.706,75 169,60 101,42 2.722,85 2.706,75 25,7-28,4 71.00 186,00 0,5 -
4.404,06 3.537,08 866.98 80-130 19,01 127,16 86,42 2.713,21 399.44 101,42 2.716,59 2.715,21 25,7-28,5 71.00 186,00 0,5 -
4.404,06 3.537,08 866 80-130 18,94 126,52 84,73 2.715,61 399,44 101,42 2.716,59 2.715,61 25,7-28,5 71 186,00 0,5 -
4.404,06 3.537,08 866,08 0 0 80-130 132,51 4,05 126,02 399,44 2,71 97,72 2.809,64 25,7-28,5 71 186,00 0,5 -
4404,06 3537,08 866,98 80 - 130 130,98 4,05 126,02 2.809,64 1.231,41 2,71 97,72 2.809,64 25,7 - 28,5 71,00 186,00 0,5 -
ha km2
ha ha ha ha m ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha juta m3 juta m3 ha ha ha ha ha ha 0c % mm/th knot buah buah
Keterangan 10 BPN BPN BPN BPN BPN BPN BPN BPN BPN BPN BPN BPN BPN BPN BPN BPN BPN BPN BPN BPN BPN BPN BPN BPN BPN BPN BPN BPN BPN BPN BPN BPN BPN BPN BPN BPN BPN BPN BPN BPN BPN BPN
1
2
3 b. Pulau Tidak Berpenghuni c. Pulau Bernama d. Pulau Tidak Bernama 6. Panjang Garis Pantai 7. Panjang Perbatasan Darat dengan Negara Lain 8. Panjang Garis Batas laut Propinsi II. PEMERINTAHAN (ADM PEMERINTAHAN, APARATUR NEG,ADM KEPEG.) 1. Administrasi Pemerintahan 1). Jumlah Kecamatan 2). Jumlah Kelurahan 3). Jumlah Desa 2.Aparatur Negara a. Jumlah PNS 1). Golongan I 2). Golongan II 3). Golongan III 4). Golongan IV b. Jumlah Pejabat Struktural 1). Eselon II 2). Eselon III 3). Eselon IV 4. Eselon V c. Jumlah Pejabat Fungsional d. Jumlah Pensiunan PNS 3. Organisasi Daerah 1). Jumlah Asisten 2). Jumlah Bagian 3). Jumlah Dinas 4). Jumlah Kantor 5). Jumlah Badan 6). UPT 4. Pelaksanaan asas Pemerintahan a. Asas Desentralisasi 1). Jumlah bidang kewenangan yang dilaksanakan 2). Jumlah Anggaran/dana b. Asas Dekonsentrasi 1). Kewenangan Pem. (psl 7 ayat (1) UU no. 22/1999 a). Jumlah bid. kewenangan yang dilaksanakan b). Jumlah dana 5. Kewenangan pemerintah Bidang lain Psl 7 ayat (2) UU 22/1999 a. Jumlah bidang kewenangan yang dilaksanakan b. Jumlah dana c. Jumlah perangkat pusat di Daerah 6. Asas tugas Pembantuan a. Tugas Pembantuan dari Pemerintah ke Propinsi 1). Jumlah tugas Pembantuan 2). Jumlah Dana b. Tugas Pembantuan dari Pemerintah ke Kab/Kota 1). Jumlah tugas Pembantuan 2). Jumlah Dana c. Tugas Pembantuan dari Pemerintah ke Desa 1). Jumlah tugas Pembantuan 2). Jumlah Dana d. Tugas Pembantuan dari Propinsi ke Desa 1). Jumlah tugas Pembantuan 2). Jumlah Dana e. Tugas Pembantuan dari Kabupaten ke Desa
4
5 -
5 51 81 1.359 4.786 2.816 23 120 727 0 5.947 140 2 4 15 8 4 1 6 5.556.086.233
6
7
8
-
-
-
-
5 51 313 1.813 5.135 3.074 18 120 680 0 5.603 276 0 2 4 15 4 1 7 9.341.688.710
5 51 409 1.824 4.984 3.282 26 128 742 35 5.650 258 3 8 15 6 4 2 5.100.000.000
5 51 393 1.699 4.510 3.545 26 129 737 35 6.061 15 3 9 15 8 4 0 2 1.178.525.000
5 51 412 1667 4393 3688 30 131 750 35 9,214 290 3 9 14 3 5 50 4 6.859.788.000
9 buah buah buah km km km
10 BPN BPN BPN BPN BPN BPN
kec. kel. desa
orang orang orang orang orang orang orang orang orang orang lembaga lembaga lembaga lembaga lembaga lembaga
unit rupiah
Bappeda Bappeda Bappeda BKD BKD BKD BKD BKD BKD BKD BKD BKD BKD BAG. ORGANISASI BAG. ORGANISASI BAG. ORGANISASI BAG. ORGANISASI BAG. ORGANISASI BAG. ORGANISASI BAPPEDA BAPPEDA
1
2
2
SOSIAL BUDAYA
3 1). Jumlah tugas Pembantuan 2). Jumlah Dana III. DEMOGRAFI 1. Jumlah Penduduk a. Laki-laki b. Perempuan 2. Usia a. 0 - 14 Tahun b. 15 - 64 Tahun c. diatas 65 Tahun 3. Kepadatan penduduk a. Rata-rata b. Kawasan perkotaan c. Kawasan perdesaan 4. Laju pertumbuhan penduduk a. Angka Kematian Bayi (AKB) b. Angka Kematian Ibu (AKI) c. Tingkat Migrasi (Masuk/Keluar) 5. Rata-rata usia harapan hidup a. Laki-laki b. Perempuan 6. Pekerjaan menurut lapangan usaha a. Pertanian, kehutanan, perkebunan dan perikanan b. Pertambangan dan penggalian c. Industri pengolahan d. Listrik , gas dan air e. Bangunan f. Perdagangan besar, eceran, rumah makan dan hotel g. Angkutan, penggudangan dan komunikasi h. Keuangan, asuransi, usaha sewa bangunan, tanah dan jasa perusahaan i. Jasa kemasyarakatan j. Rumah Usaha k. Lainnya 7.Ketenagakerjaan a. Penduduk 15 tahun keatas b. Angkatan Kerja 10 tahun keatas c. Setengah Penganggur (Kesempatan Kerja) d. Penganggur Terbuka e. TKI Diluar Negeri (Penempatan TKI) f. PHK g. Jumlah TK PHK h. Rata-rata Kebutuhan Hidup Minimum i. Rata-rata Upah Minimum Regional j. Pencari Kerja IV. KESEHATAN 1. Sarana Kesehatan a. Posyandu b. Polindes c. Puskesmas 1). Induk 2). Pembantu 3). Keliling 4). Perawatan d. Rumah Sakit Umum Daerah 1). Tipe A 2). Tipe B
4 -
5 -
6 -
7
8 -
9
10
278.391 284.174 192.611 339.707 30.242 11.792,36 11.792,37 71,10 69,10 1.560 58.238 486 10.042 111.887 17.665 6.274 55.003 394.320,00 287.913 26.770 646.775 590.000 23.718,00
278.761 284.501 192.194 340.795 30.273 12,783 13,783 3,63 49,01 0 71,10 69,10 1.743 44.222 604 7.134 108.870 18.221 8.745 61.562 418.201 277.675 26.574 674.351 674.300 -
256,553 263.415 107.537 377.307 35.426 11.814 11.814 36 4 1.233 71,10 69,10 1.743 44.222 604 7.134 108.870 18.221 8.745 61.562 251.101 277.675 26.574 674.351 674.300 -
262.341 269.175 105.409 386.822 39.285 12,063 12,063 0 66 4 1,233.00 72,07 0 2.608 42.065 700 9.217 106.426 16.815 9.157 59.780 423.800 275.546 0 28.778 20 36 78 819.130 785.000 11.301
590 0 15 26 15 1 1
592 0 15 26 15 1 0
594 0 17 25 17 1 0
599 0 17 25 17 0 1 0
600 0 17 25 17 1 -
265.166 & 49,43 orang & % 271.332 & 50,57 orang & % 115.593 & 21,55 orang & % 386.860 & 72,11 orang & % 34.045 & 6,35 orang & % 12.182 org/km2 12,182 org/km2 org/km2 68 /1000 klhiran hidup 4 /100000 klhiran hidup 4.309 72,17 tahun 72,5 tahun 1.366 orang orang 46.189 orang 315 orang 10.251 orang 99.300 orang 15.570 orang 9.091 orang 53.916 orang orang orang 387.050 orang & % 258.573 orang & % orang & % 22.575 orang & % 63 orang & % 12 kasus 25 orang & % 835.000 rupiah 826.252 rupiah 17.233 orang
dISPENDUKCAPIL dISPENDUKCAPIL dISPENDUKCAPIL dISPENDUKCAPIL dISPENDUKCAPIL dISPENDUKCAPIL dISPENDUKCAPIL dISPENDUKCAPIL dISPENDUKCAPIL dISPENDUKCAPIL dISPENDUKCAPIL dISPENDUKCAPIL dISPENDUKCAPIL BPS BPS BPS BPS BPS BPS BPS BPS BPS BPS BPS BPS BPS BPS BPS BPS BPS BPS BPS BPS BPS
unit unit unit unit unit unit unit unit unit
DKK SURAKARTA DKK SURAKARTA DKK SURAKARTA DKK SURAKARTA DKK SURAKARTA DKK SURAKARTA DKK SURAKARTA DKK SURAKARTA
1
2
2.
3.
4.
5.
6.
7.
3 3). Tipe C 4). Tipe D e. Rumah Sakit Umum Swasta 1). Tipe A 2). Tipe B 3). Tipe C 4). Tipe D f. Rumah Sakit Khusus g. Klinik/Praktek Dokter h. Klinik Keluarga Berencana i. Jumlah Rumah Tangga yang mendapat layanan air bersih Jumlah Industri Farmasi a. Farmasi/Apotik b. Narkotika c. Produksi Obat Tradisional d. Gudang Farmasi Kesehatan Masyarakat a. Jumlah Orang Sakit Jiwa/Penderita Gangguan Jiwa b. Jumlah Orang Kurang gizi/Gizi Buruk atau Gizi Kurang c. Jumlah Penderita Narkoba d. Jumlah Anak Balita (0 - 5 Tahun) e. Rata-rata Jumlah Penduduk yang Sakit Sarana Industri & Distribusi Obat & Alat Kesehatan a. Apotik b. PBF c. Produsen Alat Kesehatan d. Penyalur Obat Kesehatan e. Cabang Penyalur Alat Kesehatan f. Sub Cabang Penyalur Alat Kesehatan g. Gudang Farmasi h. Toko Obat Pedagang Farmasi a. Pedagang Besar Farmasi b. Pedagang Besar Narkotika c. Apotik d. Toko Obat Tenaga Kesehatan a. Dokter Umum b. Dokter Spesialis c. Dokter Gigi d. Perawat e. Bidan f. Ahli Kesehatan Masyarakat g. Apoteker h. Ahli Gizi i. Analis Laboratorium j. Ahli Rontgen k. Mantri Kesehatan l. Ahli Penyehatan Lingkungan m. Dukun Anak n. Bidan Desa Jumlah Penduduk Meninggal menurut wabah 1). Menurut Wabah Muntaber 2). Menurut Wabah Demam Berdarah 3). Menurut Wabah Infeksi Saluran Pernafasan 4). Menurut Wabah Campak 5). Menurut Wabah Malaria 6). Menurut Wabah Lainnya
4
5 0 2 0 0 9 2 3 65 77067 0 0 0 0 1.459 197/2.052 0 37.932 133.201 124 0 0 0 0 0 1 20 28 0 0 0 250 382 57 1.971 276 45 80 65 152 58 0 41 0 0 0 7 0 0 0 0
6 0 2 0 0 9 2 3 65 102.879 0 0 0 0 1.814 100/2.721 0 38.247 112.087 134 0 0 0 0 0 1 24 28 0 0 269 364 63 1.995 238 48 81 61 157 57 0 40 0 0 0 12 0 0 0 0
7 0 2 0 1 8 2 3 65 102.879 0 0 0 0 213 16 0 38.543 107.789 138 0 0 0 0 0 1 24 34 0 0 0 279 364 66 2.019 273 53 83 63 162 57 0 42 0 0 0 7 0 0 0 0
8 0 0 0 0 0 0 0 0 56 0 0 0 0 2 610 0 0 39.503 65.352 143 0 0 0 0 0 1 24 48 0 0 0 279 364 66 2.019 273 53 83 63 162 57 0 42 0 0 0 8 0 0 0 0
1 1 7 1 3 57 114.671 7 1.269 38.115 64.188 150 0 9 13 1 20 49 150 20 424 140 68 1.944 338 81 151 76 168 58 76 1 -
9 unit unit unit unit unit unit unit unit unit Rumah Tangga buah buah buah buah orang orang orang orang orang unit unit unit unit unit unit unit sarana unit unit unit unit orang orang orang orang orang orang orang orang orang orang orang orang orang orang orang orang orang orang orang orang
10 DKK SURAKARTA DKK SURAKARTA DKK SURAKARTA DKK SURAKARTA DKK SURAKARTA DKK SURAKARTA DKK SURAKARTA DKK SURAKARTA DKK SURAKARTA DKK SURAKARTA DKK SURAKARTA DKK SURAKARTA DKK SURAKARTA DKK SURAKARTA DKK SURAKARTA DKK SURAKARTA DKK SURAKARTA DKK SURAKARTA DKK SURAKARTA DKK SURAKARTA DKK SURAKARTA DKK SURAKARTA DKK SURAKARTA DKK SURAKARTA DKK SURAKARTA DKK SURAKARTA DKK SURAKARTA DKK SURAKARTA DKK SURAKARTA DKK SURAKARTA DKK SURAKARTA DKK SURAKARTA DKK SURAKARTA DKK SURAKARTA DKK SURAKARTA DKK SURAKARTA DKK SURAKARTA DKK SURAKARTA DKK SURAKARTA DKK SURAKARTA DKK SURAKARTA DKK SURAKARTA DKK SURAKARTA DKK SURAKARTA DKK SURAKARTA DKK SURAKARTA DKK SURAKARTA DKK SURAKARTA DKK SURAKARTA DKK SURAKARTA DKK SURAKARTA
1
2
3 V. PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN NASIONAL PEMUDA & OLAH RAGA 1. Pendidikan Umum a. Jumlah Sekolah 1). Taman Bermain/Play Group 2). Taman Kanak-kanak (TK) Negeri Swasta 3). Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Swasta 4). Sekolah Dasar (SD) Negeri Swasta 5). SLTP Negeri Swasta 6). SLTA Negeri Swasta 7). Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri Swasta 8). Perguruan Tinggi (PT) Negeri Swasta b. Jumlah Siswa/Mahasiswa 1). Taman Kanak-kanak (TK) Negeri Swasta 2). Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Swasta 3). Sekolah Dasar (SD) Negeri Swasta 4). Sekolah Lj. Tkt. Prtm (SLTP) Negeri Swasta 5). Sekolah Menengah Umum (SMU) Negeri Swasta 6). Sekolah Men. Kejuruan (SMK) Negeri Swasta 7). Perguruan Tinggi (PT) Negeri Swasta c. Jumlah Guru/Dosen 1). Taman Kanak-kanak (TK) Negeri Swasta 2). Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Swasta 3). Sekolah Dasar (SD) Negeri Swasta
4
5
6
7
8
9
67 22 276 1 16 194 74 27 44 8 31 9 33 9 33 243 14.561 80 582 44.060 20.385 19.479 14.728 9.040 10.942 7.781 13.748 0 14 1.045 63 395 2.368 1.181
79 2 286 1 16 190 77 27 44 8 29 9 35 9 36 245 15.091 87 908 42.913 21.745 19.393 14.729 8.855 10.408 8.746 14.258 0 18 1.165 63 395 2.379 1.346
89 2 286 1 16 190 77 27 45 8 30 9 38 9 38 245 15.091 87 908 44.563 22.249 18.901 14.713 8.855 10.408 8.746 14.258 0 18 1.165 63 395 2.379 1.346
90 2 286 1 16 193 77 27 45 8 29 9 38 0 0 234 15.362 95 107 43.492 22.961 18.830 14.772 8.508 10.003 9.827 14.542 0 0 17 2.413 37 276 2.425 1.399
140 2 280 1 16 193 78 27 47 8 25 9 38 0 0 242 14.836 146 1.049 43.308 22.908 18.199 14.321 7.178 8.252 8.924 12.289 0 0 17 1.208 35 234 2.466 1.420
10
buah buah buah buah buah buah buah buah buah buah buah buah buah buah buah
orang orang orang orang orang orang orang orang orang orang orang orang orang orang
orang orang orang orang orang orang
DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA
1
2
3 4). Sekolah Lj. Tkt. Prtm (SLTP) Negeri Swasta 5). Sekolah Menengah Umum (SMU) Negeri Swasta 6). Sekolah Men. Kejuruan (SMK) Negeri Swasta 7). Perguruan Tinggi (PT) Negeri Swasta d. Jumlah Kelas 1). TK dan sejenisnya 2). SD dan sejenisnya 3). SLTP dan sejenisnya 4). SLTA dan sejenisnya 5). PT dan sejenisnya 6). Lembaga pendidikan ketrampilan 7). Sekolah menegah kejuruan (SMK) e. Jumlah Ruang Kelas 1). TK dan sejenisnya 2). SD dan sejenisnya 3). SLTP dan sejenisnya 4). SLTA dan sejenisnya 5). PT dan sejenisnya 6). Lembaga pendidikan ketrampilan 7). Sekolah menegah kejuruan (SMK) f. Rasio Guru/Siswa 1). TK 2). SD 3). SLTP 4). SMU g. Rasio Siswa/Kelas 1). TK 2). SD 3). SLTP 4). SMU 2. Pendidikan Keagamaan a. Jumlah Sekolah 1). Madrasah Ibtidaiyah (MI) Negeri Swasta 2). Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri Swasta 3). Madrasah Aliyah(MA) Negeri Swasta 4). P. Tinggi Agama Islam (IAIN/STAIN/UNIV) Negeri Swasta 5). P. Tinggi Agama Kristen/Teologi Negeri Swasta 6). P. Tinggi Agama Katolik/Teologi Negeri Swasta
4
5 1.306 1.119 704 992 737 1.184 963 1.359 998 631 883 667 1.896 954 636 300 628,00 0,07 0,06 0,07 0,08 22 34 38 35 1 2 2 5 2 5 1 -
6 1.326 1.149 687 931 786 1.192 692 1.986 1.048 568 663 819 2.003 1.025 633 340 659 0,08 0,06 0,07 0,08 19 33 36 34 1 2 2 5 2 5 1 -
7 1.326 1.149 687 931 786 1.192 692 1.986 945 570 663 819 2.003 1.025 633 360 659 0,08 0,06 0,07 0,08 19 33 36 34 1 2 2 5 2 5 1 -
8 1.341 1.176 695 929 1.029 1.047 0 0 812 2.391 970 555 0 0 712 658 2.022 1.008 532 0 380 633 0,08 0,06 0,07 0,08 19 33 36 34 1 2 2 5 2 5 1 0 0 0 0 0
9 1.293 1.138 595 765 759 1.112 0 0 1.208 2.085 1.087 1.118 0 0 635 794 2.121 1.097 601 0 380 649 0,08 0,06 0,08 0.09 12 32 32 33 1 2 2 4 2 4 0 0 0 0 0 0
orang orang orang orang orang orang orang orang unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit % % % % % % % %
unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit
10 DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA
1
2
3 7). P. Tinggi Agama Hindu Negeri Swasta b. Jumlah Siswa/Mahasiswa 1). Madrasah Ibtidaiyah (MI) Negeri Swasta 2). Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri Swasta 3). Madrasah Aliyah(MA) Negeri Swasta 4). P. Tinggi Agama Islam (IAIN/STAIN/UNIV) Negeri Swasta 5). P. Tinggi Agama Kristen/Teologi Negeri Swasta 6). P. Tinggi Agama Katolik/Teologi Negeri Swasta 7). P. Tinggi Agama Hindu Negeri Swasta c. Jumlah Guru/Dosen 1). Madrasah Ibtidaiyah (MI) Negeri Swasta 2). Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri Swasta 3). Madrasah Aliyah(MA) Negeri Swasta 4). P. Tinggi Agama Islam (IAIN/STAIN/UNIV) Negeri Swasta 5). P. Tinggi Agama Kristen/Teologi Negeri Swasta 6). P. Tinggi Agama Katolik/Teologi Negeri Swasta 7). P. Tinggi Agama Budha Negeri Swasta 8). P. Tinggi Agama Hindu Negeri Swasta d. Rasio Guru/Siswa 1). MI 2). MTs 3). MA 4). SMU e. Rasio Siswa/Kelas 1). MI 2). MTs
4
5 237 394 890 779 1.657 525 11 26 59 142 169 119 0,06 0,12 0,113 27 36
6 248 382 1.764 765 1.533 508 13 26 121 131 167 104 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,06 0,10 0,13 0 27 32
7 248 382 1.764 765 1.533 508 3.116 13 26 121 131 167 104 124 0,06 0,10 0,13 27 32
8 0 0 284 398 1.798 733 1.463 532 0 0 0 0 0 0 0 0 15 27 122 133 163 114 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,06 0,10 0,13 0 28 32
9 0 0 316 454 1.884 639 1.480 178 0 0 0 0 0 0 0 0 15 26 120 131 162 69 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,05 0,10 0,14 0 31 25
unit unit
orang orang orang orang orang orang orang orang orang orang orang orang orang orang
orang orang orang orang orang orang orang orang orang orang orang orang orang orang orang orang % % % % % %
10 DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA
1
2
3.
4. 5.
6.
3 3). MA 4). SMU f. Rasio Siswa terhadap Penduduk menurut Usia Sekolah Tamatan Pendidikan a. SD b. SLTP c. SLTA d. PT 1). D1,D2 & D3 2). S1 3). S2 4). S3 Jumlah Buta Huruf/Aksara Kebudayaan a. Jumlah Suku/Etnis b. Jumlah Bahasa Lokal c. Jumlah Situs Bersejarah d. Jumlah Sanggar Kesenian e. Jumlah tokoh/pemangku Adat f. Jumlah Komoditas adat terpencil Pemuda dan Olah Raga a. Organisasi kepemudaan b. Jumlah Karang Taruna c. Jumlah Organisasi Olah Raga d. Sarana olahraga 1). Standar Internasional 2). Standar Nasional
VI. KESEJAHTERAAN SOSIAL 1. Jumlah penduduk miskin a. Perdesaan b. Perkotaan 2. Jumlah keluarga miskin a. Perdesaan b. Perkotaan 3. Penduduk Rawan Sosial dan Sarana 1). Fakir Miskin 2). Balita Terlantar 3). Anak Terlantar 4). Lanjut Usia Terlantar 5). Gepeng 6). Penyandang Cacat 7). Yatim/Piatu 8). Panti Jompo 9). Tempat rehabilitasi Sosial 10). Jumlah Pekerja Sosial 11). Jumlah Penderita HIV/AIDS 12). Jumlah Penderita Narkoba 13). Anak Nakal 4. Panti Asuhan 1). Panti Sosial Asuhan Anak 2). Panti Sosial Petirahan Anak 3). Panti Sosial Bina Remaja 4). Panti Sosial Tresna Wirda 5). Panti Sosial Bina Netra 6). Panti Sosial Bina Daksa 7). Panti Sosial Bina Grahita 8). Panti Sosial Bina Laras
4
5
6
7
8
31 0,71 10.100 9.487 8.105 2.845 1 76 95 2,00 50 57 39 3,00 4
30 0,74 9.657 10.370 5.957 3.460.00 0 1 76 95 2.00 50,00 57 39.00 3.00 4.00
30 1 9.657 10.370 5.957 3.460.00 1 76 95 2 50 57 39 3 4
27 0 0,74 9,625 10,636 5,997 0 0 0 0 2.00 0 0 0 0 0 0 50.00 57 39.00 3.00 4.00
27 0 0,76 9.924 10.173 12.934 0 0 0 0 350 0 0 0 0 0 0 50 57 39 3 4
107004,20,46 29764/22,07 37.528 238 524 637 200 1.495 3 2 255 20 200 11 0 0 3 3 5 2 2
107004,20,46 29764/22,07 32.196 325 656 748 167 1.491 3 2 255 34 225 11 0 0 3 3 5 2 2
106389/20,34 29582/21,94 32.196 325 656 748 167 1.491 3 2 255 34 225 10 0 0 3 3 2 2
0 106389/20,34 0 29582/21,94 18,290 372 531 745 63 2.073 0 3 4 260 0 147 0 10 0 0 0 3 0 1 2
0 125.732 & 23,65 0 41.160 & 28,08 17.157 25 67 539 45 1.403 0 173 209 68 161 0 0 12 3 2 2 2 2
9 % % % orang orang orang orang orang orang orang orang orang buah buah buah buah orang buah buah buah buah unit unit
10 DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA DISDIKPORA
orang & % orang & % orang & % kk & % kk & % kk & % orang kk jiwa jiwa jiwa jiwa jiwa jiwa jiwa jiwa jiwa jiwa jiwa jiwa buah buah buah buah buah buah buah buah
BAPPEDA BAPPEDA BAPPEDA BAPPEDA Dinsosnakertrans Dinsosnakertrans Dinsosnakertrans Dinsosnakertrans Dinsosnakertrans Dinsosnakertrans Dinsosnakertrans Dinsosnakertrans Dinsosnakertrans Dinsosnakertrans DKK Dinsosnakertrans Dinsosnakertrans Dinsosnakertrans Dinsosnakertrans Dinsosnakertrans Dinsosnakertrans Dinsosnakertrans Dinsosnakertrans Dinsosnakertrans Dinsosnakertrans
1
2
3 9). Panti Sosial Bina Rungu Wicara 10). Panti Sosial Pasca Lara Kronis 11). Panti Sosial Marsudi Putra 12). Panti Sosial Pamardi Putra 13). Panti Sosial Karya Wanita 14). Panti Sosial Bina Karya VII. AGAMA 1. Jumlah Pemeluk Agama a. Islam b. Kristen c. Katolik d. Hindu e. Budha f. Konghucu g. Lainnya 2. Sarana Ibadah 1). Mesjid 2). Langgar/Mushola 4). Gereja Kristen 5) Gereja Katolik/Kapel 6). Pura/Kuil/Sanggah 7). Vihara/Cetya/Klenteng 3. Pondok Pesantren 1). Jumlah 2). Santri 4. Jumlah Jemaah Haji
3
SDA
VIII. PERTANIAN, KEHUTANAN, KELAUTAN, PERIKANAN, PETERNAKAN, PERKEBUNAN 1. Pertanian a. Padi 1). Luas Areal Produksi (Panen) 2) Jumlah produksi Gabah 3) Produksi beras 4) Jumlah konsumsi Beras b. Jagung 1). Luas Areal Produksi (Panen) 2) Jumlah produksi 3) Jumlah konsumsi c. Kacang Kedelai 1). Luas Areal Produksi (Panen) 2) Jumlah produksi 3) Jumlah konsumsi d. Kacang Tanah 1). Luas Areal Produksi (Panen) 2) Jumlah produksi 3) Jumlah konsumsi e. Kacang Hijau 1). Luas Areal Produksi (Panen) 2) Jumlah produksi 3) Jumlah konsumsi f. Singkong dan umbi-umbian 1). Luas Areal Produksi (Panen) 2) Jumlah produksi 3) Jumlah konsumsi g. Bawang Merah 1). Luas Areal Produksi (Panen) 2) Jumlah produksi
4
5
6
7
8
1 0 0 1 1 1
1 0 0 1 1 1
1 0 0 1 1 1
1 0 0 1 1 1
3 0 0 0 0 1
402.300 74.463 74.704 2.585 4.702 0 0 437 237 153 3 2 5 5
392.627 71.882 79.492 2.476 3.867 359 0 437 237 135 3 2 5 21 0 2.433
438.421 72.682 80.379 3.926 361 0 0 505 214 166 17 2 10 25 3.497 1.015
438.421 72.682 80.379 3.926 361 0 0 502 307 166 8 4 12 25 3.234 675
414.815 78.327 41.251 422 1.521 111 13 601 232 195 9 3 8 28 3.660 863
227 1.249 712 0 15 38 0 -
213 975 556 17 42 0 18 180 -
265 1.351 770 17 42 17 170 -
240 1.272 725 0 10 30 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 12 144 0 0 0
133 732 417 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 13 76 0 0 0
9 buah buah buah buah buah buah
10 Dinsosnakertrans Dinsosnakertrans Dinsosnakertrans Dinsosnakertrans Dinsosnakertrans Dinsosnakertrans
orang orang orang orang orang orang orang
BAG. BAG. BAG. BAG. BAG. BAG. BAG.
buah buah buah buah buah buah
BAG. BAG. BAG. BAG. BAG. BAG.
buah orang orang
BAG. BAG. BAG.
KESRA KESRA KESRA KESRA KESRA KESRA KESRA KESRA KESRA KESRA KESRA KESRA KESRA KESRA KESRA KESRA
ha ton ton ton/thn ha ton ton ha ton ton ha ton ton ha ton ton ha ton ton ha ku
DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN
1
2
3 3) Jumlah konsumsi h. Bawang Putih 1). Luas Areal Produksi (Panen) 2) Jumlah produksi 3) Jumlah konsumsi i. Kentang 1). Luas Areal Produksi (Panen) 2) Jumlah produksi 3) Jumlah konsumsi j. Kubis 1). Luas Areal Produksi (Panen) 2) Jumlah produksi 3) Jumlah konsumsi k. Cabe 1). Luas Areal Produksi (Panen) 2) Jumlah produksi 3) Jumlah konsumsi l. Tomat 1). Luas Areal Produksi (Panen) 2) Jumlah produksi 3) Jumlah konsumsi m. Wortel 1). Luas Areal Produksi (Panen) 2) Jumlah produksi 3) Jumlah konsumsi n. Kacang Panjang 1). Luas Areal Produksi (Panen) 2) Jumlah produksi 3) Jumlah konsumsi o. Buncis 1). Luas Areal Produksi (Panen) 2) Jumlah produksi 3) Jumlah konsumsi p. Ketimun 1). Luas Areal Produksi (Panen) 2) Jumlah produksi 3) Jumlah konsumsi q. Mangga 1). Banyaknya pohon (Panen) 2) Jumlah produksi 3) Jumlah konsumsi r. Rambutan 1). Banyaknya pohon (Panen) 2) Jumlah produksi 3) Jumlah konsumsi s. Duku 1). Banyaknya pohon (Panen) 2) Jumlah produksi 3) Jumlah konsumsi t. Klengkeng 1). Banyaknya pohon (Panen) 2) Jumlah produksi 3) Jumlah konsumsi u. Belimbing 1). Banyaknya pohon (Panen) 2) Jumlah produksi 3) Jumlah konsumsi v. Durian
4
5
6 0 0 0 0 0
7
8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 42.073 6.104 4.669 55 0 0 0 0 0 0 6.647 2.735
9 ton ha ku ton ha ku ton ha ku ton ha ku ton ha ku ton ha ku ton ha ku ton ha ku ton ha ku ton pohon ku ton pohon ku ton pohon ku ton pohon ku ton ha ku ton
10 DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN
1
2
3 1). Banyaknya pohon (Panen) 2) Jumlah produksi 3) Jumlah konsumsi w. Pisang 1). Banyaknya pohon (Panen) 2) Jumlah produksi 3) Jumlah konsumsi x. Salak 1). Banyaknya pohon (Panen) 2) Jumlah produksi 3) Jumlah konsumsi y. Jeruk 1). Banyaknya pohon (Panen) 2) Jumlah produksi 3) Jumlah konsumsi z. Nanas 1). Banyaknya pohon (Panen) 2) Jumlah produksi 3) Jumlah konsumsi aa. Pepaya 1). Banyaknya pohon (Panen) 2) Jumlah produksi 3) Jumlah konsumsi ab. Industri Pengolahan Hasil Pertanian 2. Jenis Prasarana Irigasi/Pengairan a. Teknis - Primer - Sekunder - Tersier b. Non teknis c. 1/2 teknis 3. Kehutanan a. Hasil hutan non HPH 1) Kayu bulat 2) Kayu gergajian 3) Kayu Olahan 4) Hasil Hutan Ikutan - Rotan - Gondorukem - Terpentin - Damar - Kopal - Getah pinus - Minyak kayu putih - Daun kayu putih b. Luas Lahan Kritis c. Luas Lahan reboisasi d. Luas lahan penghijauan e. Luas kebakaran hutan f. Industri pengolahan Hasil Hutan 4. Kelautan dan Perikanan a. Perikanan Laut 1) Jumlah tangkapan 2) Jumlah Kapal Penangkap ikan 3) Jumlah Rumah Tangga Perikanan 4) Jumlah tempat Pelelangan Ikan b. Perikanan Darat 1) Tambak
4
5 28 76 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 28 76 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 28 76 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 28 76 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 17.652 4.337 0 0 0 683 0 0 0 2.387 1.332 0 0 0 27 76 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 pohon ku ton pohon ku ton pohon ku ton pohon ku ton pohon ku ton pohon ku ton buah
ha ha ha ha ha
(m) (m) (m) (m) (m)
m3 m3 m3 batang ton ton ton ton ton ton ton ha ha ha ha buah
ton unit kk unit
10 DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN
1
2
3 - luas - jumlah produksi Perikanan darat 2) Kolam - luas - Jumlah produksi - Jumlah rumah tangga perikanan 3) Karamba - Jumlah karamba - jumlah rumah tangga produksi 4). Perikanan Perairan Umum - Luas - Produksi (Rawa, Danau, Sungai dll) - Jumlah rumah tangga produksi c. Industri hasil Perikanan & Hasil Laut lainnya 1). Pengalengan ikan 2). Kapal ikan 3). Hasil laut non ikan d. Perusahaan Pengolahan perikanan e.Jumlah Hot Chery (rmh pembenihan) f. ekspor hasil perikanan 5. Peternakan a. Ternak Sapi Potong 1) Jumlah populasi 2) Jumlah pemotongan per tahun 3) Laju pertumbuhan populasi per tahun 4) Rata-rata kepemilikan b. Ternak Sapi perah 1) Jumlah populasi 2) Jumlah produksi susu per tahun 3) Laju pertumbuhan populasi per tahun 4) Rata-rata kepemilikan 5) Rata-rata produktivitas per ekor per hari c. Ternak Kerbau 1) Jumlah populasi 2) Jumlah pemotongan per tahun 3) Produksi kulit 4) Laju pertumbuhan populasi per tahun d. Ternak Kuda 1) Jumlah populasi 2) Jumlah pemotongan per tahun 3) Laju pertumbuhan populasi per tahun e. Ternak Kambing 1) Jumlah populasi 2) Jumlah pemotongan per tahun 3) Produksi kulit f. Ternak Domba 1) Jumlah populasi 2) Jumlah pemotongan per tahun g. Ternak Babi 1) Jumlah populasi 2) Jumlah pemotongan per tahun h. Unggas 1) Jumlah ayam Buras - jumlah populasi - jumlah produksi telur 2) Ayam Ras/Petelur - jumlah populasi - jumlah peternak
4
5 0 0 0,50 5,24 222,00 89,10 3,54 41 10 10 1.534 3.009,00 7 4 282 39,00 69,00 56 0,4 0 0 0 0 0 0 0 1.180,00 473 0 39,452 0 12.110 2
6 0 0 0,55 9.18 216 89.10 4.62 40 9 1 1.681 5.400 10 4 154 21 (-45) 19 0,4 0 0 0 0 0 0 0 1,156 583 0 40.680 14.110 2
7 0 0 0,55 6,74 216 89,10 5,80 40 9 1 1.635 5.420 3 4 133 54 14 17 1 0 0 0 0 0 0 0 1.833 626 0 0 53.100 12.000 2
8 0 0 0,06 9 230 0 0 89,10 5,20 40 0 0 0 12 2 0 1.679 9.360 5 3 140 58 11 20 1,7 0 0 0 0 0 0 0 1.834 0 0 656 0 0 0 6.000 0 0 0
0 0 0,55 13,37 230 89,10 5,50 48 12 1 1.025 2.562 7 2 156 63 24 22 2 0 0 0 0 0 0 0 6.724 288 39.469 -
9 ha ton ha ton kk ha ton ha ton kk unit unit unit unit unit ton
ekor ekor % ekor/pet ekor ribu liter % ekor/pet lt/ek/hr ekor ekor lembar % ekor ekor % ekor ekor lembar ekor ekor ekor ekor
ekor kg/th ekor/th peternak
10 DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN
1
2
3 - jumlah produksi telur - rata-rata kepemilikan per peternak 3) Ayam pedaging - jumlah populasi - Jumlah peternak - jumlah produksi daging - rata-rata kepemilikan per peternak 4) Itik - jumlah populasi - Jumlah peternak - produksi - rata-rata kepemilikan per peternak 5) Puyuh - jumlah populasi - Jumlah peternak - produksi 5) Kelinci - jumlah populasi - Jumlah peternak - produksi i. Industri Peternakan 1) Jumlah Perusahaan Pembibitan Ayam 2) Jumlah Perusahaan Penggemukan Sapi Potong 3) Jumlah Pabrik Makanan Ternak 4) Jumlah Industri Pengolah Susu (IPS) j. Jumlah Koperasi Peternakan k. Jumlah rumah potong hewan (RPH) 6. Perkebunan a. Karet 1) Luas Areal 2) Jumlah produksi 3) Jumlah Konsumsi b. Tea 1) Luas Areal 2) Jumlah produksi 3) Jumlah Konsumsi c. Kopi 1) Luas Areal 2) Jumlah produksi 3) Jumlah Konsumsi d. Sawit 1) Luas Areal 2) Jumlah produksi 3) Jumlah Konsumsi e. Tembakau 1) Luas Areal 2) Jumlah produksi 3) Jumlah Konsumsi f. Kakao 1) Luas Areal 2) Jumlah produksi 3) Jumlah Konsumsi g. Lada 1) Luas Areal 2) Jumlah produksi 3) Jumlah Konsumsi h. Vanili 1) Luas Areal
4
5 133.760 6.055 34.000 2 51 17.000 190 5 30.250 38 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 -
6 253.380 7.055 14.110 2 18,2 7.055 263 22 32.576 12 3 0,16 0 0 -
7 132.000 6.000 14.120 2 18,2 7.060 409 25 36.200 16 3 -
8 0 0 58.889 2 19,6 29.445 709 29 20561 24 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
610 21 12.810 29 3 -
9 kg/th ek/kk ekor peternak ton/bulan ek/pet ekor peternak kg/th ek/pet ekor peternak butir/th ekor peternak butir/th buah buah buah buah buah buah
ha ton ton ha ton ton ha ton ton ha ton ton ha ton ton ha ton ton ha ton ton ha
10 DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN
1
2
3 2) Jumlah produksi 3) Jumlah Konsumsi I. Tebu 1) Luas Areal 2) Jumlah produksi 3) Jumlah Konsumsi k. Kelapa 1) Luas Areal 2) Jumlah produksi 3) Jumlah Konsumsi l. Kapok 1) Luas Areal 2) Jumlah produksi 3) Jumlah Konsumsi m. Pala 1) Luas Areal 2) Jumlah produksi 3) Jumlah Konsumsi n. Cengkeh 1) Luas Areal 2) Jumlah produksi 3) Jumlah Konsumsi o. Aren 1) Luas Areal 2) Jumlah produksi 3) Jumlah Konsumsi p. Asam Jawa 1) Luas Areal 2) Jumlah produksi 3) Jumlah Konsumsi q. Cabe Jamu 1) Luas Areal 2) Jumlah produksi 3) Jumlah Konsumsi r. Casiavera 1) Luas Areal 2) Jumlah produksi 3) Jumlah Konsumsi s. Glagah Arjuna 1) Luas Areal 2) Jumlah produksi 3) Jumlah Konsumsi t. Jahe 1) Luas Areal 2) Jumlah produksi 3) Jumlah Konsumsi u. Jambu Mete 1) Luas Areal 2) Jumlah produksi 3) Jumlah Konsumsi v. Janggelan 1) Luas Areal 2) Jumlah produksi 3) Jumlah Konsumsi w. Jarak 1) Luas Areal 2) Jumlah produksi 3) Jumlah Konsumsi
4
5 113,25 168,16 1518,00 -
6 112,95 113,00 1518,00 -
7 112,95 17,77 0 -
8 0 0 0 0 0 104,07 15,58 0,00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
-
9 ton ton ha ton ton ha ton ton ha ton ton ha ton ton ha ton ton ha ton ton ha ton ton ha ton ton ha ton ton ha ton ton ha ton ton ha ton ton ha ton ton ha ton ton
10 DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN
1
2
3 x. Jenitri 1) Luas Areal 2) Jumlah produksi 3) Jumlah Konsumsi y. Kapas 1) Luas Areal 2) Jumlah produksi 3) Jumlah Konsumsi z. Kapulogo 1) Luas Areal 2) Jumlah produksi 3) Jumlah Konsumsi aa. Kemiri 1) Luas Areal 2) Jumlah produksi 3) Jumlah Konsumsi ab. Kemukus 1) Luas Areal 2) Jumlah produksi 3) Jumlah Konsumsi ac. Kenanga 1) Luas Areal 2) Jumlah produksi 3) Jumlah Konsumsi ad. Kencur 1) Luas Areal 2) Jumlah produksi 3) Jumlah Konsumsi ae. Kina 1) Luas Areal 2) Jumlah produksi 3) Jumlah Konsumsi af. Klembak 1) Luas Areal 2) Jumlah produksi 3) Jumlah Konsumsi ag. Kunyit 1) Luas Areal 2) Jumlah produksi 3) Jumlah Konsumsi ah. Laos/Lengkuas 1) Luas Areal 2) Jumlah produksi 3) Jumlah Konsumsi ai. Melati 1) Luas Areal 2) Jumlah produksi 3) Jumlah Konsumsi aj. Melinjo 1) Luas Areal 2) Jumlah produksi 3) Jumlah Konsumsi ak. Mendong 1) Luas Areal 2) Jumlah produksi 3) Jumlah Konsumsi al. Nilam 1) Luas Areal
4
5 -
6 -
7 -
8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 -
ha ton ton ha ton ton ha ton ton ha ton ton ha ton ton ha ton ton ha ton ton ha ton ton ha ton ton ha ton ton ha ton ton ha ton ton ha ton ton ha ton ton ha
10 DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN
1
2
3 2) Jumlah produksi 3) Jumlah Konsumsi am. Nipah 1) Luas Areal 2) Jumlah produksi 3) Jumlah Konsumsi an. Pandan 1) Luas Areal 2) Jumlah produksi 3) Jumlah Konsumsi ao. Pinang 1) Luas Areal 2) Jumlah produksi 3) Jumlah Konsumsi ap. Serat Karung 1) Luas Areal 2) Jumlah produksi 3) Jumlah Konsumsi aq. Sereh wangi 1) Luas Areal 2) Jumlah produksi 3) Jumlah Konsumsi ar. Siwalan 1) Luas Areal 2) Jumlah produksi 3) Jumlah Konsumsi as. Temulawak 1) Luas Areal 2) Jumlah produksi 3) Jumlah Konsumsi at. Wijen 1) Luas Areal 2) Jumlah produksi 3) Jumlah Konsumsi j. Industri pengolahan hasil Perkebunan 7. Kelembagaan teknologi tepat guna a. jumlah pos pelayanan teknologi Pedesaan b. Jumlah Warung Teknologi Desa IX. PERTAMBANGAN DAN ENERGI 1. Pertambangan Jumlah Produksi 1). Minyak mentah 2). Gas Alam 3). Batubara 4). Timah 5). Besi/baja/Pasir besi 6). Tembaga 7). Biji Nikel 8). Tembaga 9). Emas 10). Lainnya (Gol C) 2. Energi a. Sumber Energi Listrik 1). PLTA 2). PLTG 3). PLTU 4). PLTD
4
5
6
7
8
9 ton ton
10 DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN DISPERTAN
-
-
-
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
-
-
-
-
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
-
ha ton ton ha ton ton ha ton ton ha ton ton ha ton ton ha ton ton ha ton ton ha ton ton buah buah buah
ton ton ton ton ton ton ton ton ton ton
unit unit unit unit
1
2
3 5). PLTS 6). PLTMh b. Jangkauan Pelayanan energi Listrik 1). Listrik Pedesaan (jumlah desa) 2). Listrik Pedesaan (dalam prosentase) 3). Perkotaan (RT) 4). Perkotaan (dalam prosentase) c. Sarana Pelayanan Bahan Bakar 1). SPBU 2). Depo Minyak tanah 3). UPPDN Pertamina 4). Agen Elpiji 5). SPBE X. LINGKUNGAN HIDUP, TATA RUANG & PERTANAHAN 1. Lingkungan Hidup a. Jumlah Kawasan Lindung 1) Taman Nasional 2) Cagar Alam 3) Hutan Suaka alam 4) Hutan Lindung 5) Cagar Budaya b. Jumlah kasus pencemaran 1) Tanah 2) Air 3) Udara 4) Laut c. Plasma nutfah dilindungi 1) Hewan 2) Tumbuhan d. Plasma nutfah terancam punah 1) Hewan 2) Tumbuhan e. Plasma Nutfah endemik 1) Hewan 2) Tumbuhan 2. Tata Ruang a. Luas kawasan Lindung 1) Hutan 2) Bukan hutan b. Luas Kawasan Permukiman c. Luas Kawasan Industri d. Luas Kawasan Kumuh Perkotaan e. Luas lahan produktif f. Luas lahan kritis g. Jumlah industri yang sudah memiliki Amdal 3. Pertanahan Jumlah Tanah yang bersertifikat 1). Hak Milik 2). Hak guna Bangunan 3). Hak Guna Usaha 4). Hak pakai 5). Girik 6). Hak Pengelolaan 7). Hak Tanggungan 8). Wakaf
4
INFRA STRUKTUR
XI. PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN
4
5
6
7
8
818 100 17 1 1 -
818 100 -
-
0 0 0 0 139.740 96,61 21 11 0 0 00
0 0 144.151 97 21 11 1
0 0 0 0 70 6 4 0 2.731,02 160,60 101,42 257,04 15 137.982 12.813 1.317 -
0 0 0 0 70 2 4 0 2.157.846 215.350 34 138.837 13.332 1.406 -
0 0 0 0 70 1 2 1 0 2.171 238 38 152.981 14.597 1.621 -
0 0 0 0 70 0 4 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 96.325 12.312 0 0 0 51 131.989 20.973 0 1.638 0 0 0 467
0 0 0 0 70 0 1 7 0 29.910 245 122.216 10.628 0 1.656 0 0 0 489
9 unit unit desa (%) rt (%) buah buah buah buah buah
BAG. BAG. BAG. BAG. BAG.
10 PLN PLN PLN PLN PEREKONOMIAN PEREKONOMIAN PEREKONOMIAN PEREKONOMIAN PEREKONOMIAN
buah buah buah buah buah kasus kasus kasus kasus jenis jenis jenis jenis jenis jenis
ha ha ha ha ha ha ha buah
buah buah buah buah buah buah buah buah
DTRK BLH BLH BLH BLH DTRK BLH BPN BPN BPN BPN BPN BPN BPN BPN
1
2
3 1. Perumahan a. Status Kepemilikan rumah 1) Rumah milik sendiri 2) Rumah sewa b. Penyediaan Perumahan 1). Perumnas 2). KPR/BTN 3). Real Estate 4). Perorangan c. Kebutuhan Rumah XII. PEKERJAAN UMUM 1. Status Jalan a. Nasional b. Propinsi c. Kabupaten d. Desa/Lokal 2. Kondisi Jalan a. Aspal b. Hotmix c. Berbatu d. Kerikil e. Tanah f. Lainnya 3. Jembatan (Nas & Prop). a. Panjang b. Jumlah 4. Terminal Darat XIII. PARIWISATA, POS, TELEKOMUNIKASI & INFORMATIKA 1. Pariwisata a. Jumlah Obyek Wisata 1) Alam 2) Buatan 3) Budaya b. Jumlah Hotel 1) Hotel Bintang 2) Hotel Non Bintang c. Jumlah Wisatawan 1) Asing - Asia Pasifik - Eropa - Amerika - Timur Tengah - Lainnya 2) Domestik d. Jumlah Wisatawan Peserta Paket Wisata - Asia Pafisik - Eropa - Amerika - Timur Tengah - Lainnya e. Jumlah Penginap Hotel. - Bintang - Non Bintang 2. Pos dan Telekomunikasi a. Kantor Pos b. Telekomunikasi
4
5
6
7
8
9
176 -
272 -
466 0 -
460
658 -
13,15 16,33 204,32 471,54 469,73 97,55 0,57 0,234 20 -
13,15 15,48 204,32 471,54 469,03 97,55 0,27 0,234 20 12
13 15 204 472 469 98 1 0,234 20 12
13,15 15,48 204,32 472,34 469,03 98 1,07 0,234 20 12
13.15 15.48 204.32 472.34 469.03 98 1.07 0.234 20
8 8 18 101 4.734 6.117 1.069 0 2 960.625 23
0 8 0 18 106 3.290 5.612 576 0 4.381 1.029.003 23
0 15 0 19 106 4.515 7.014 722 0 580 530.178 23
0 15 d 22 110 0 0 0 0 0 718.521 0 0 0 0 0 0 0 23
0 12 5 20 131 21.316 12.282 2.529 0 0 1.498.237 0 0 0 0 0 414.094 519.454 23
unit unit unit unit unit unit unit
10 DPU
km km km km km km km km km km km buah buah
DPU DPU DPU DPU DPU DPU DPU DPU DPU DPU
buah buah buah buah buah buah buah orang orang orang orang orang orang orang orang orang orang orang orang orang orang unit
DISBUDPAR DISBUDPAR DISBUDPAR DISBUDPAR DISBUDPAR DISBUDPAR DISBUDPAR DISBUDPAR DISBUDPAR DISBUDPAR DISBUDPAR DISBUDPAR DISBUDPAR DISBUDPAR DISBUDPAR DISBUDPAR DISBUDPAR DISBUDPAR PT Pos
1
2
3 1). Kapasitas Sentral 2). Kapasitas Terpasang 3). Kapasitas Terpakai 4). Pelanggan 5). Telepon Umum 6). Telepon Koin 7). Telepon Kartu 8). Wartel 9). Warnet c. Jumlah pelanggan telepon Selullar d. Penyediaan Jaringan Internet (ISP) XIV. PERHUBUNGAN DAN TRANSPORTASI 1. Perhubungan 1. Transportasi Darat a. Angkutan Jalan 1). Terminal - Kelas A - Kelas B - Kelas C 2). Bus (AKAP) 3). Jumlah Jembatan Timbang b. Angkutan Penyeberangan 1). Dermaga - komersil - perintis 2). Kapal Ferry 2. Transportasi Laut a. Pelabuhan 1). Yang Diusahakan - peti kemas - semi peti kemas - non peti kemas 2). Yang Tidak Diusahakan 3). Pendaratan Ikan b. Kapal 1). Penumpang Pelni - Jumlah - Kapasitas Swasta - Jumlah - Kapasitas 2). Barang 3). Ikan c. Jumlah Menara Mercusuar 3. Transportasi Udara a. Bandara 1). Internasional 2). Domestik 3). Perintis
5
INDUSTRI, XV. INDUSTRI, PERDAGANGAN, PENGEMBANGAN USAHA PERDAGANGAN, L. NASIONAL, LEMBAGA KEUANGAN DAN KOPERASI KEUANGAN, KOPERASI, 1. Industri a. Industri Perdagangan Kecil 1). Unit Usaha 2). Tenaga Kerja 3). Nilai Produksi
4
5
6
7
8
4.365 15 -
15 -
43 18 -
0 0 0 0 0 0 0 43 18 0 0
1 0 5 371 -
1 0 5 351 0 -
1 0 5 400 0 -
1 0 5 400 0 -
1 0 5 391 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1.143 25.482 4.377.158
1.225 26.167 4.388.536
125 740 -
92 1.527 -
1.402 28.283 0
9 sst sst sst sst sst sst sst unit unit orang buah
PT PT PT PT PT PT PT PT PT PT PT
10 TeLKOM TeLKOM TeLKOM TeLKOM TeLKOM TeLKOM TeLKOM TeLKOM TeLKOM TeLKOM TeLKOM
unit unit unit unit buah
Dinas Dinas Dinas Dinas Dinas
unit unit unit
Dinas Dinas Dinas
unit unit unit unit unit
Dinas Dinas Dinas Dinas Dinas
unit unit
Dinas Dinas
orang orang unit unit unit
Dinas Dinas Dinas Dinas Dinas
unit unit unit
Dinas Dinas Dinas
Perhubungan Perhubungan Perhubungan Perhubungan Perhubungan Perhubungan Perhubungan Perhubungan Perhubungan Perhubungan Perhubungan Perhubungan Perhubungan Perhubungan Perhubungan Perhubungan Perhubungan Perhubungan Perhubungan Perhubungan Perhubungan Perhubungan Perhubungan
unit orang jt rp
Disperindag Disperindag Disperindag
1
2
2.
b.
3.
4.
5.
3 4). Nilai Investasi b. Industri Perdagang Besar 1). Unit Usaha 2). Tenaga Kerja 3). Nilai Produksi 4). Nilai Investasi c. Industri Menengah 1). Unit Usaha 2). Tenaga Kerja 3). Nilai Produksi 4). Nilai Investasi Perdagangan a. Perusahaan Kecil 1). Unit Usaha 2). Tenaga Kerja b. Perusahaan Menengah 1). Unit Usaha 2). Tenaga Kerja c. Perusahaan Besar 1). Unit Usaha 2). Tenaga Kerja Sarana Perdagangan a. pasar Tradisional b. Pasar Lokal c. pasar Regional d. Pasar Swalayan e. Hipermarket f. Pasar Grosir g. Mal/Plaza Pengembangan Usaha Nasional a. Koperasi 1). Jumlah koperasi aktif 2). Jumlah koperasi Tidak Aktif 3). Jumlah Induk koperasi 4). Jumlah koperasi Primer 5). Jumlah KUD 6). Jumlah Non KUD b. Jumlah Pengusaha 1). Pengusaha Kecil 2). Pengusaha Menengah 3). Pengusaha Besar c. Jumlah Penyerapan Tenaga Kerja 1). Usaha Kecil 2). Usaha Menengah 3). Usaha Besar Nilai Ekspor dan Impor Non Migas a. Ekspor b. Impor Lembaga Keuangan a. Jumlah Perbankan 1) Milik Pemerintah 2) Swasta Nasional 3) Swasta Asing 4) Milik Pemerintah Daerah b. Lembaga Non Perbankan 1). Modal Ventura 2). Lembaga Keuangan Mikro
4 45 13.272 1.017.089 102 7.770 1.148.724 1.144 2.250 149 855 74 1.010 40 30 1 2 1 532 38 0 446 0 0 6.412 0 0 262.321 0 44249981,08 1.264.000 5 10 2 1 2 11
5 48 13.388 115 7.938 1.179 2.400 176 975 120 1.175 40 33 1 2 1 536 38 0 461 0 0 6.412 0 0 262.321 0 447768288,70 5 10 2 1 2 11
6 18 3.374 19 253.269 1.340 6.240 209 1.856 177 4.666 42 31 1 2 2 508 38 0 540 0 0 53.970 612 0 161.910 4.282 38.728.084 5 10 2 1 2 11
7 0 1 25 0 1 25 1.101 5.635 152 3.411 119 3.126 40 9 2 3 2 508 38 0 540 0 0 6.055 11.000 0 161.910 4.282 156.283.009 5 10 2 1 2 11
8 38.228,472 54 13.918 0 1.386.00 101 7.962 320 1.759 52 2.447 8 873 42 0 0 9 2 3 2 521 37 0 558 0 0 8.647 1.084 0 53.826.324,55 7 35 3 3 1 547
9 jt rp unit orang jt rp jt rp unit orang
unit orang unit orang unit orang buah buah buah buah buah buah buah
buah buah buah buah buah buah orang orang orang orang orang orang jt us$ jt us$
buah buah buah buah unit unit
10 Disperindag Disperindag Disperindag Disperindag Disperindag Disperindag Disperindag Disperindag Disperindag Disperindag Disperindag Disperindag Disperindag Disperindag Disperindag Disperindag Disperindag Disperindag Disperindag Disperindag Disperindag Disperindag Dinkop dan UKM Dinkop dan UKM Dinkop dan UKM Dinkop dan UKM Dinkop dan UKM Dinkop dan UKM Dinkop dan UKM Dinkop dan UKM Dinkop dan UKM Dinkop dan UKM Dinkop dan UKM Dinkop dan UKM Disperindag Disperindag Bag.Perekonomian Bag.Perekonomian Bag.Perekonomian Bag.Perekonomian Bag.Perekonomian Bag.Perekonomian
1
2
3 XVI. PENGELOLAAN ASET/BARANG DAERAH 1. Jumlah Aset Daerah a. Aset Bergerak b. Aset Tidak Bergerak 2. Nilai Aset/Barang Daerah a. Aset Bergerak b. Aset Tidak Bergerak 3. Nilai Penyusutan a. Aset Bergerak b. Aset Tidak Bergerak XVII. BUMD, PERBANKAN DAERAH DAN LEMBAGA KEUANGAN DAERAH 1. Jumlah PMA 2. 3. 4. 5. 6. 7.
6
EKONOMI KEUANGAN
Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
PMDN BUMD BPD BPR PDAM LKD
XVIII. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 1. 2. 3. 4. 5. 6.
PDRB atas dasar harga berlaku PDRB tanpa migas atas dasar berlaku PDRB per kapita atas dasar harga berlaku PDRB per kapita tanpa migas atas dasar berlaku Laju pertumbuhan PDRB atas dasar konstan Distribusi persentase PDRB atas dasar menurut lapangan usaha a. pertanian, peternakan,, kehutanan, perikanan b. pertambangan & penggalian c. industri pengolahan d. listrik, gas, air bersih e. bangunan f. perdagangan, hotel & restoran g.pengangkutan & komunikasi h. keuangan, persewaan, jasa perusahaan I. Jasa-jasa
XIX. APBD 1. Pendapatan 2. Belanja 3. Realisasi a. Pendapatan b. Belanja XX. PAJAK 1. 2. 3. 4.
Kendaraan bermotor dan Kendaraan diatas Air Bea Balik Nama kendaraan bermotor & diatas air Bahan Bakar Kendaraan Bermotor Pengambilan & pemanfaatan Air Bawah tanah & permukaan
XXI. DANA PERIMBANGAN 1. Jumlah Dana Alokasi Khusus a. Pagu b. Realisasi 2. Jumlah Dana Alokasi Umum a. Pagu b. Realisasi 3. Jumlah Bagi Hasil Pajak a. Pagu
4
5
6
7
8
9
0 2.212 261.639.350 -
10 2.212 261.639.350 -
proses inventarisasi 812 261.639.350 -
0 813 261.639.350 -
939 881 196.322 5.293.666 0 0
10 16 4 1 10 1 72,00
15 18 4 1 10 1 72,00
15 18 4 1 10 1 72
15 18 4 1 87 1 -
15 18 3 2 12 1 -
6.909.094,57 6.909.094,57 11.738.351;79 11.738.531;79 143;93 0,07 0,04 27,26 2,25 12,28 26,17 9,96 9,90 12,07
7.901.886.06 7.901.886.06 13.220.433;14 13.220.433;14 152;13 0,06 0,04 26,39 2,26 12,82 26,62 9,89 9,89 12,02
7.901.886.06 7.901.86.06 13.220.433;14 13.220.433;14 152;13 0,06 0,04 26,39 2,26 13 27 10 10 12
8880691,24 8880691,24 16813058,71 16813058,71 5,9 0,06 0,04 25,65 2,31 12,99 26,74 10,06 10 12,15
9.941.137 9.941.137 19.909 19.910 5,94 0,06 0,03 20,94 2,61 14,49 25,72 11,13 11,30 13,74
603.158.341.050 656.247.692.050 601.429.870.735 588.297.504.607
732.622.437.640 854.690.595.842 751.268.361.957 760.080.852.467
799.442.931.600 869.969.523.040 513.318.665.678 461.014.791.692
828.634.956.000 838.253.111.000 513.318.665.678 461.014.791.692
1.005.258.538.000 1.053.912.867.469 1.029.521.689.742 970.710.732.535
15.337.250.409 14.239.037.144 9.368.192.446 333.071.913
17.702.219.861 12.551.944.264 16.599.804.683 356.171157
14.304.865.520 9.352.543.951 12.902.529.655 264.877.744
18.889.145.000 11.827.553.000 16.305.563.000 371.743.000
27.426.125.162 23.901.596.220 19.016.406.247 15.949.158
26.533 25.900 374.501 374.501 46.359
31.007 31.007 420.911 420.911 55.360
38.765 11.629 435.470 362.892 71.414
29118,4 428248,927 71.414.922
34.895.600.000 34.895.100.000 560.479.369.000 560.479.369.440 60.155.708.000
unit unit jt rp. jt rp. rp. rp.
10 DPPKA DPPKA DPPKA DPPKA DPPKA DPPKA
buah buah buah buah buah buah -
Kantor Penanaman KantorModal Penanaman Modal Bag. Adm Perekonomian Bag. Adm Perekonomian Bag. Adm Perekonomian Bag. Adm Perekonomian Bag. Adm Perekonomian
juta rp juta rp juta rp juta rp % % juta rp juta rp juta rp juta rp juta rp juta rp juta rp juta rp juta rp
BPS BPS BPS BPS BPS BPS BPS BPS BPS BPS BPS BPS BPS BPS
Rp Rp Rp Rp
DPPKA DPPKA DPPKA DPPKA
rp. rp. rp. rp.
DPPKA DPPKA DPPKA DPPKA
jt rp jt rp jt rp jt rp jt rp jt rp
1
2 4.
5.
6.
7.
8. 9.
3 b. Realisasi Jumlah bagi hasil Bukan pajak a. Pagu b. Realisasi Jumlah Dana Perimbangan a. Pagu b. Realisasi Jumlah Dana Perimbangan dari Propinsi ke kab/Kota a. Pagu b. Realisasi Jumlah Dana Perimbangan dari Propinsi ke Desa a. Pagu b. Realisasi Jumlah Alokasi APBD Propinsi ke Kab/Kota Jumlah Alokasi APBD Propinsi ke Desa
XXII. PENDAPATAN ASLI DAERAH 1. Total PAD a. Pajak Daerah b. Retribusi Daerah c. Bagian Laba Usaha Daerah d. Lain-lain pendapatan 2. Rasio PAD terhadap APBD XXIII. PINJAMAN DAERAH 1. Pinjaman Dalam Negeri 2. Pinjaman Luar Negeri 7
POLITIK, HUKUM & KEAMANAN
XXIV. POLITIK DALAM NEGERI & PENGAWASAN 1. Supra Struktur dan Infrastruktur Politik a. Supra Struktur Politik 1). Jumlah Anggota DPRD 2). Jumlah Fraksi DPRD 3). Jumlah Anggota Per Fraksi Fraksi PDI-P Fraksi GOLKAR Fraksi PDS Fraksi PAN Fraksi PKB Fraksi TN/Polri Fraksi Partai Demokrat Fraksi Partai Keadilan Sejahtera Fraksi Hanura dan Gerindra 4). Jumlah Anggota Berdasarkan Partai Politik PDI-P GOLKAR PAN PBB Partai Nahdatul Umat PDKB PKP PKB Partai Keadilan Partai Serikat Islam Indonesia Partai Masyumi Baru Partai Keadilan dan Persatuan Partai Nasional Indonesia Partai Keadilan dan Pembangunan Partai Kebangkitan Umat
4 50.050 662 828 463.051 461.077 52.072 50.921 50.921 -
5 60.045 2.129 1.436 545.504 549.496 40.618 47.211 59.812 -
6 38.655 3.378 2.584 549.029 415.761 61.649 24.625 1.165 -
7 3.075.210 531.857.459 47.394.013 23.115,029 -
8 63.909.307.839 3.660.489.000 6.098.660.497 659.191.166.000 665.382.437.776 -
39.465.00 33.969.65 3.587.10 11.011.63 14,87
45.781,00 35.575.69 4.393,80 10.449.39 13,71
51.463 41.206 3.282 14.890 14
53.512.500 46.903.995 3.298.557 16.468.225 14,00
118.816.234.506 47.819.336.160 2.135.450.527 12.323.796.172 18,0
19.797 5.556,00
-
-
-
40 6 15 5 4 7 5 4 15 5 7 -
40 6 15 5 4 7 5 4 15 5 7 -
40 6 15 6 4 7 4 4 15 5 4 -
40 6 15 6 4 7 4 4 15 4 4 -
40 6 15 6 4 7 4 4 15 4 4 -
9 jt rp jt rp jt rp jt rp jt rp jt rp jt rp jt jt jt jt
rp rp rp rp
10 DPPKA DPPKA DPPKA DPPKA DPPKA DPPKA DPPKA DPPKA DPPKA DPPKA
jt rp jt rp jt rp jt rp %
DPPKA DPPKA DPPKA DPPKA DPPKA
jt rp jt rp
DPPKA DPPKA
orang buah
KANTOR KANTOR
orang orang orang orang orang orang orang orang orang
KANTOR KANTOR KANTOR KANTOR KANTOR KANTOR KANTOR KANTOR KANTOR
orang orang orang orang orang orang orang orang orang orang orang orang orang orang orang
KANTOR KANTOR KANTOR KANTOR KANTOR KANTOR KANTOR KANTOR KANTOR KANTOR KANTOR KANTOR KANTOR KANTOR KANTOR
KESBANGPOL KESBANGPOL KESBANGPOL KESBANGPOL KESBANGPOL KESBANGPOL KESBANGPOL KESBANGPOL KESBANGPOL KESBANGPOL KESBANGPOL KESBANGPOL KESBANGPOL KESBANGPOL KESBANGPOL KESBANGPOL KESBANGPOL KESBANGPOL KESBANGPOL KESBANGPOL KESBANGPOL KESBANGPOL KESBANGPOL KESBANGPOL KESBANGPOL KESBANGPOL
1
2
3 Partai Pembangunan Persatuan Partai Demokrasi Indonesia Partai PBI Partai Persatuan Partai IPKI Partai Daulat Rakyat Partai Buruh Sosial Demokrasi Partai Merdeka Partai Persatuan Demokrasi Kebangsaan Partai Perempuan Indonesia Baru Partai Nasional Banteng Kemerdekaan Partai Demokrat Partai Penegak Demokrasi Indonesia Partai Persatuan Nahdatul Ulamah Partai Karya Peduli Bangsa Partai Keadilan Sejahtera Partai Bintang Reformasi Partai Damai Sejahtera Partai Patriot Pancasila Partai Serikat Indonesia Partai Persatuan Daerah Partai Pelopor Partai Gerindra Partai Hanura b. Infrastruktur Politik 1). Partai Politik a). Jumlah Parpol di Dearah b). Jumlah Parpol Peserta Pemilu 2). Organisasi Kemasyarakatan a). Jumlah Orkemas berdasarkan Profesi b). Jumlah Orkemas berdasarkan Agama c). Jumlah Orkemas berdasarkan Fungsi d). Jumlah Orkemas berdasarkan Kegiatan 3). Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) a). Jumlah LSM Lokal b). Jumlah LSM Nasional c). Jumlah LSM Asing/Internasional yang beroperasi di 4).Daerah Jumlah Media Massa/Pers a). Lokal b). Nasional c). Asing/Internasional 2. Karakteristik Politik Masyarakat 1). Jumlah Pemilih a). Pria b). Perempuan Pemilu 2009 jumlah laki-laki dan perempuan : - Legislatif - Pilpres Putaran I - Pilpres Putaran II 2). Tingkat Partisipasi Pemilih a). Pria b). Perempuan 3). Komposisi Anggota DPRD Berdasarkan Jenis Kelamin a). Pria b). Perempuan 4). Kecendrungan perilaku Politik Masyarakat dalam menyampaikan AspirasiPengawasan Politik 3. Jumlah a. Jumlah Perda yang sudah diterbitkan
4
5 1 4 4 4 24 401 132 96 240 32 20 12 -
6 1 4 4 4 24 401 132 96 240 33 20 13 -
7 7 4 2 2 2 33 401 132 96 240 20 14 193.264 238.705 431.969 193.264 238.705 30 10 8
8 7 4 2 2 2 33 181 97 79 14 8 34 20 14 30 10 9
7 4 2 2 2 33 33 192 97 79 14 8 20 14 431969 431969 193264 238705 30 10 14
9 orang orang orang orang orang orang orang orang orang orang orang orang orang orang orang orang orang orang orang orang orang orang orang orang
parpol parpol orgs orgs orgs orgs orgs lsm lsm lsm pers pers
orang orang orang orang orang orang orang orang orang
buah
10 KESBANGPOL KESBANGPOL KESBANGPOL KESBANGPOL KESBANGPOL KESBANGPOL KESBANGPOL KESBANGPOL KESBANGPOL KESBANGPOL KESBANGPOL KESBANGPOL KESBANGPOL KESBANGPOL KESBANGPOL KESBANGPOL KESBANGPOL KESBANGPOL KESBANGPOL KESBANGPOL KESBANGPOL KESBANGPOL KESBANGPOL KESBANGPOL KANTOR KESBANGPOL KANTOR KESBANGPOL KANTOR KESBANGPOL KANTOR KESBANGPOL KANTOR KESBANGPOL KANTOR KESBANGPOL KANTOR KESBANGPOL KANTOR KESBANGPOL KANTOR KESBANGPOL KANTOR KESBANGPOL KANTOR KESBANGPOL KANTOR KESBANGPOL KANTOR KESBANGPOL KANTOR KESBANGPOL KANTOR KESBANGPOL KANTOR KESBANGPOL KANTOR KESBANGPOL KANTOR KESBANGPOL KANTOR KESBANGPOL KANTOR KESBANGPOL KANTOR KESBANGPOL KANTOR KESBANGPOL BAG. HUKUM KANTOR KANTOR KANTOR KANTOR KANTOR KANTOR KANTOR KANTOR KANTOR KANTOR KANTOR KANTOR KANTOR KANTOR KANTOR KANTOR KANTOR KANTOR KANTOR KANTOR KANTOR KANTOR KANTOR KANTOR
1
2
3 b. Jumlah Perda yang bermasalah c. Jumlah temuan yang menyebabkan Kerugian Negara d. Jumlah Temuan yang sudah ditindaklanjuti XXV. HUKUM 1. Jumlah kasus pelanggaran hukum a. Jumlah perkara dilaporkan 1) Pidana 2) Perdata 3) Politik dan Ham 4) Lalu lintas 5) Sengketa b. Jumlah perkara terselesaikan 1) Pidana 2) Perdata 3) Politik dan Ham 4) Lalu lintas 5) Sengketa 2. Kelembagaan a. Jumlah pengadilan agama b. Jumlah pengadilan negeri c. Jumlah Pengadilan Tata Usaha Negara d. Lembaga Pemasyarakatan e. Kejaksaan Negeri f. Jumlah Pengadilan Tinggi g. Jumlah Kejaksaan Tinggi h. Rumah Tahanan Negara i. Balai Pemasyarakatan j. Kantor Imigrasi k. Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara l. Balai Harta Peninggalan XXVI. KEAMANAN, KETERTIBAN MASYARAKAT 1. Jumlah kriminalitas 2. Kasus pertikaian antar warga a. antar etnis b. antar wilayah desa c. antar agama d. antar simpatisan parpol e. antar pelajar 3. Unjuk Rasa a. bidang politik b. ekonomi 4. Kasus Pemogokan kerja
8
INSIDENSIAL
XXVII. PENGUNGSI 1. Jumlah Pengungsi Akibat 1). Banjir 2). Gunung Meletus 3). Longsor 4). Gempa 5). Konflik 2. Jumlah Lokasi Kabupaten Pengungsian 3. Jumlah Lokasi Kota Pengungsian 4. Jumlah Pengungsi kembali ke lokasi Asal 5. Jumlah Pengungsi yang direlokasi XXVIII. BENCANA ALAM 1. Jumlah Korban Bencana Alam
4
5
6
7
8
349 645
317 661
99 130
99 130
34 22
1 1 1 1 1 -
3 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0
28.573 531 364 1 27.778 512 311 1 27.778 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0
426 380 0 1.694 0 390 412 0 1.694 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0
615 445 42.740 561 391 42.740 1 1 1 1 1 1 -
15 1 -
158 -
928 30 6 -
52 39 -
19 39 -
31600 2 2 31.600,00 1.571
34.400 2 2 31.600,00 1.571
20.000 2 2 20.000 -
240.00 1 240 -
1 -
3,00
3,00
3
1.00
1
9 buah buah buah
10 BAG. HUKUM INSPEKTORAT INSPEKTORAT
perkara perkara perkara perkara perkara perkara perkara perkara perkara perkara buah buah buah buah buah buah buah buah buah buah buah buah
Pengadilan Negeri/5 engadilan Des Negeri/5 Des engadilan Negeri/5 Des engadilan Negeri/5 Des engadilan Negeri/5 Des engadilan Negeri/5 Des engadilan Negeri/5 Des engadilan Negeri/5 Des engadilan Negeri/5 Des engadilan Negeri/5 Des engadilan Negeri/5 Des engadilan Negeri/5 Des engadilan Negeri/5 Des engadilan Negeri/5 Des engadilan Negeri/5 Des engadilan Negeri/5 Des engadilan Negeri/5 Des engadilan Negeri/5 Des engadilan Negeri/5 Des engadilan Negeri/5 Des engadilan Negeri/5 Des engadilan Negeri/5 Des
kasus kasus kasus kasus kasus kasus kasus kasus kasus
Kantor Kesbangpol Kantor Kesbangpol Kantor Kesbangpol Kantor Kesbangpol Kantor Kesbangpol Kantor Kesbangpol Kantor Kesbangpol Kantor Kesbangpol Kantor Kesbangpol
orang orang orang orang orang lokasi lokasi orang kota
Kantor Kantor Kantor Kantor Kantor Kantor Kantor Kantor Kantor
Kesbangpol Kesbangpol Kesbangpol Kesbangpol Kesbangpol Kesbangpol Kesbangpol Kesbangpol Kesbangpol
kejadian
Kantor Kesbangpol
1
2
3 Jumlah Kabupaten lokasi Bencana Jumlah Kota lokasi Bencana Jumlah Kecamatan Lokasi bencana Jumlah Perkiraan Kerugian Akibat Bencana Kebutuhan Bantuan a. Dana b. Beras c. Mie Instan d. Minyak Goreng e. Obat-obtan f. Pakaian g. Material Bangunan h. Peralatan Darurat i. Air Bersih 7. Jumlah korban bencana alam yang kembali ke asal 8. Jumlah korban bencana alam yang Direlokasi 2. 3. 4. 5. 6.
XXIX. PENYAKIT MENULAR 1. 2. 3. 4. 5.
Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
Kasus kejadian Luar Biasa Penderita Kabupaten yang terkena Kasus Kota yang terkena Kasus Kecamatan yang terkena Kasus
XXX. PENCURIAN IKAN 1. Jumlah Kasus Pencurian Ikan 2. Jumlah Kapal Pencuri ikan yang Disita 3. Jumlah Lokasi Kabupaten Pencurian ikan XXXI. KEBAKARAN HUTAN 1. Luas Areal Hutan yang terbakar 2. Jumlah korban Jiwa 3. Jumlah Lokasi Kabupaten kebakaran hutan XXXII. PENCURIAN DAN PENYELUNDUPAN KAYU 1. Volume Kayu yang dicuri 2. Jumlah kasus 3. Jumlah Lokasi Kabupaten Pencurian dan Penyeludupan Kayu
4
5
3,00 463/16/341
6 5 -
7
5 21.938,5 846.063.490 45 500 680 2.500 2.190 10.176 1.571
8 1.00 2 -
1 2 -
2 28.794 14 3 -
2 123.291 4 3
2 178 7 4
1 61 1 0 1
3 63 1 3
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
9 kab kota kec jt rp.
Kantor Kantor Kantor Kantor
rp. ton kardus liter paket paket paket unit galon kk rumah
Kantor Kantor Kantor Kantor Kantor Kantor Kantor Kantor Kantor Kantor Kantor
10 Kesbangpol Kesbangpol Kesbangpol Kesbangpol Kesbangpol Kesbangpol Kesbangpol Kesbangpol Kesbangpol Kesbangpol Kesbangpol Kesbangpol Kesbangpol Kesbangpol Kesbangpol
kasus jiwa kab 1 3
DKK DKK DKK DKK DKK
ton ton kab
ha jiwa kab
m3 kasus kab