BAB III PERMASALAHAN
3.1.
Data Hasil Survey Untuk
menunjang
pembahasan
agar
dapat
dipertanggung
jawabkan, maka diperlukan studi perbandingan guna memperoleh lebih banyak masukan yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menyelesaikan masalah-masalah yang timbul. Hasil survey ini dilakukan
dengan
tiga
cara
yaitu
observasi
lapangan
dengan
pengamatan, wawancara, dan melalui internet. Dalam menentukan program kebutuhan akan sarana pendidikan peneliti melakukan studi banding antara sekolah khusus tunarungu SLB-B Pembina Tingkat Provinsi Sumedang Jawa Barat, SLB-B Pangudi Luhur dengan sekolah umum SMA Plus Pembangunan Jaya, Bintaro, Tangerang.
3.1.1. SLB-B Pembina Tingkat Provinsi Sumedang Jawa Barat
Lokasi
: JL. Margamukti Licin, Kec. Cimalaka, Sumedang, Jawa Barat.
Pemilik
: Hak Milik Disdik Provinsi Jawa Barat.
Lingkup pelayanan
: Sumedang dan Luar Kota.
Sasaran Pelayanan
: Tunarungu/ Wicara.
Satuan Pendidikan
: TKLB, SDLB, SMPLB, SMALB.
Luas Bangunan
: 25.000 m2.
Tanggal Dibangun
: 20 November 1984.
Logo
Gambar 3.1.1. Logo SLB-B Pembina Tingkat Provinsi Sumedang Jawa Barat
60
Visi : Menjadi
SLB
N
Pembina
yang
Berkualitas,
Unggul
dan
menghasilkan Lulusan yang terampil serta mampu bersaing di masyarakat berlandaskan Imtag dan Iptek di tahun 2011.
Misi :
Meningkatkan kualitas pendidikan sehingga mampu memiliki personal yang terampil dan berakhlak baik.
Memberi
kesemrepatan
kepada
mengembangkan kemampuannya
siswa
untuk
sehingga ia
mampu
mandiri untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Memberi kesempatan kepada siswa untuk dapat menguasai berbagai jenis keterampilan produktif.
Meningkatkan pengelolaan unit produksi dalam menunjang lulusan yang berkualitas.
Meningkatkan semangat keunggulan dan kompetitif.
Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana dalam mendukung penguasaan iptek.
Memebrdayakan lingkungan sekolah dalam mewujudkan wawasan wiyata mandala.
3.1.2. SLB-B Pangudi Luhur, Kembangan Jakarta Barat
Lokasi
: Jl. Pesanggrahan Raya 125, Kembangan, Jakarta Barat.
Pemilik
: FIC.
Lingkup Pelayanan
: DKI Jakarta dan Luar Kota.
Sasaran Pelayanan
: Tunarungu Wicara.
Satuan Pendidikan
: TKLB, SDLB, SMPLB, SMALB.
Luas bangunan
: 9.000 m2.
Tanggal Dibangun
: 8 Agustus 1989.
Logo
61
Gambar 3.1.2. Logo SLB-B Pangudi Luhur, Kembangan Jakarta Barat
Visi : Lembaga Pendidikan Anak Tunarungu Pangudi Luhur Jakarta merupakan lembaga pendidikan dan pendampingan bagi siswa tunarungu agar berkembang menjadi PRIBADI yang berkualitas tinggi, beriman, berwatak, dan berbudi pekerti yang luhur, sehingga mampu berintegrasi dalam masyarakatnya.
Misi : Lembaga Pendidikan Anak tunarungu Pangudi Luhur Jakarta mengupayakan
karya
pendampingan
dan
pendidikan
siswa
tunarungu untuk berkembang menjadi PRIBADI yang berkualitas tinggi, beriman, berwatak, dan berbudi pekerti yang luhur dengan terlaksananya kegiatan pendidikan dan pembelajaran yang bermutu, berencana, tertib, disiplin, dan konsisten. 3.1.3. SMA Plus Pembangunan Jaya, Bintaro
Lokasi
: Jl. Taman Makam Bahagia, ABRI, Bintaro Jaya, Sektor IX, Pondok Aren, Tangerang Selatan.
Pemilik
: Grup Jaya.
Lingkup Pelayanan
: DKI Jakarta, Tangerang dan Luar Kota.
Sasaran Pelayanan
: Non Tunarungu.
Satuan Pendidikan
: SMA RSBI.
Luas bangunan
: 10.500 m2.
Tanggal Dibangun
: 01 Juli 1997.
Logo
62
Gambar 3.1.3. Logo SMA Plus Pembangunan Jaya
Visi : Menjadi sekolah terbaik di tingkat nasional yang aktif mewujudkan insane Indonesia yang Gemar belajar, kreatif, mandiri, dan berbudi pekerti luhur.
Misi : 1. Mengembangkan berbagai lembaga yang unggul dalam bidang pendidikan,
pelatihan,
dan
penyebarluasan
IPTEK
bagi
masyarakat. 2. Menunjang pertumbuhan kawasan yang dikembangkan oleh Grup Jaya. 3. Mengintegrasikan seluruh aspek pendidikan dari tingkat pra sekolah
samapai
dengan
perguruan
tinggi
secara
berkesinambungan, sehingga menghasilkan insane Indonesia yang unggul: gemar belajar, mandiri, kreatif dan berbudi pekerti luhur. 4. Berlandaskan asas nirlaba dan mandiri untuk berkembang dengan menerapkan manajemen profesional. 5. Menjadi wadah bagi Grup Jaya dalam mewujudkan tanggung jawab sosialnya dan sekaligus menjadi tempat bagi karyawan untuk berkarya, berprestasi, dan mengembangkan diri secara terus menerus. 3.2.
Permasalahan Di
dalam
perencanaan
dan
perancangan
suatu
kawasan
bangunan sekolah terdapat berbagai permasalahan yang dihadapi, baik itu akibat dari fungsi yang beragam di dalam bangunan tersebut maupun usaha-usaha untuk memecahkan permasalahan-permasalahan yang tengah dihadapi sekarang ini di dalam perencanaan dan perancangan bangunan sekolah.
63
3.2.1. Tinjauan Terhadap Aspek Manusia Desain
interior
merupakan
suatu
bidang
keilmuan
yang
mempelajari hubungan antara bangunan (arsitektur) dengan manusia yang melakukan aktivitas tertentu di dalamnya. Manusia melakukan hampir semua kegiatan atau aktivitasnya. Seperti kegiatan belajar di sekolah. Dalam proses perencanaan tata ruang, manusia merupakan tokoh utama yang berperan menempati atau menggunakan ruang. Manusia akan melewatkan sebagian hidupnya di dalam ruang dan mengatur diri mereka sendiri secara naluriah. Permasalahannya adalah memperhatikan perancangan fisik agar karakter ruang menjadi sesuai. Membatasi kegiatan dan tingkah laku manusia untuk memenuhi keinginannya. 3.2.2. Tinjauan Terhadap Aspek Lingkungan Permasalahan yang timbul di dalam lokasi bangunan/ tapak, yang di dalamnya terdapat bermacam-macam kegiatan yang berbeda-beda yang pada dasarnya masih memiliki saling keterkaitan. Optimasi penggunaan lahan juga berkaitan dengan pengolahan sirkulasi di dalam lokasi bangunan. Karena kelebihan dari suatu bangunan gedung sekolah ini adalah dominan dalam pemisahan sistem sirkulasi antara pedestrian dan
kendaraan.
Sehingga
kegiatan-kegiatan
yang
terjadi
dapat
berlangsung dengan lancar dan aman serta tidak saling mengganggu dan memperhatikan aspek fungsional. Aspek pencapaian ke lokasi ini juga menjadi permasalahan yang penting karena masing-masing fungsi/ kegiatan di dalam lokasi bangunan sekolah. Sehingga diperlukan sistem pencapaian ke lokasi dan masuk ke bangunan (entrance) yang dapat turut memecahkan permasalahan ini terhadap lingkungan disekitarnya. 3.2.3. Tinjauan Terhadap Aspek Bangunan Di dalam suatu aspek bangunan yang terdiri berbagai macam kegiatan, perencanaan dan perancangan bangunananya harus dapat menunjukkan karakter dari masing-masing kegiatan yang dapat dikenali
64
dengan jelas dan mudah. Hal ini berkaitan dengan penampilan dari bangunan sekolah yang direncanakan. Perencanaan dan perancangan bangunan dari masing-masing kegiatan merupakan permasalahan yang harus dipecahkan, dimana bangunan-bangunan tersebut harus dapat memenuhi kriteria-kriteria dan batasan-batasan yang dibutuhkan bagi fungsi dan kegiatan dilakukan.
3.3.
Aspek Manusia
Perbandingan Sekolah Sekolah
yang
dianalisa
adalah
sekolah
menengah
yang
diantaranya merupakan ruang kelas dan jumlah siswa yang ada di dalam sekolah tersebut, rinciannya dibuat dalam bentuk tabel diantaranya sebagai berikut : No Analisa
4
Usia Kapasitas Siswa di dalam Kelas Kapasitas Ruang Belajar Jam Belajar
5
Jumlah Siswa SMA
1 2 3
SLB-B
SLB-B
SMA Plus
Pembina
Pangudi
Pembangunan
Luhur
Jaya
17 - 21 tahun 4 - 8 Murid
16 - 23 tahun 10 - 12 Murid
3 Kelas
9 Kelas
07.30 - 12.40 Wib Lebih dari 14 murid
07.40 - 15.00 Wib 66 Murid
14 - 21 tahun 25 Murid - 30 Murid 12 Kelas 07.00 - 15.30 Wib 629 Murid
Tabel 3.3. Aspek Manusia Perbandingan Sekolah
65
3.3.1. Struktur Organisasi 3.3.1.1. SLB-B Pembina Tingkat Provinsi Sumedang Jawa Barat
Bagan 3.3.1.1. Struktur Organisasi SLB-B Pembina Tingkat Prov. Sumedang. Sumber: SLB-B Pembina
3.3.1.2. SLB-B Pangudi Luhur, Kembangan Jakarta Barat
Bagan 3.3.1.2. Struktur Organisasi SLB-B Pangudi Luhur. Sumber : SLB-B Pangudi Luhur
66
3.3.1.3. SMA Plus Pembangunan Jaya, Bintaro
Bagan 3.3.1.3. Struktur Organisasi SMA Plus Pembangunan Jaya. Sumber: SMA Plus Pembangunan Jaya
3.4.
Aspek Lingkungan
3.4.1. SLB-B Pembina Tingkat Provinsi Sumedang Jawa Barat
Lokasi
Untuk dapat mencapai lokasi ini berada di pedesaan namun dekat dengan pusat kota letaknya sangat mudah dan strategis. Jalan yang ada di lokasi tersebut mudah dijangkau oleh kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Lokasi ini berada di JL. Margamukti Licin, Kec. Cimalaka, Sumedang, Jawa Barat.
Gambar 3.4.1. Peta Lokasi SLB-B Pembina Sumber: Ubersocial
67
3.4.2. SLB-B Pangudi Luhur, Kembangan Jakarta Barat
Lokasi
Secara garis besar lokasi ini berada di daerah perkotaan. Sehingga untuk dapat mencapai lokasi ini mudah dijangkau dan banyak dilalui oleh kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Dekat dengan pusat perbelanjaan maupun jalan tol Tangerang-Kebon Jeruk. Lokasinya berada di Jl. Pesanggrahan Raya 125, Kembangan, Jakarta Barat.
Gambar 3.4.2. Peta Lokasi SLB-B Pangudi Luhur Sumber: Google Map
3.4.3. SMA Plus Pembangunan Jaya, Bintaro
Lokasi
Lokasi ini berada di Jl. Taman Makam Bahagia, ABRI, Bintaro Jaya, Sektor IX, Pondok Aren, tangerang Selatan. Untuk dapat menemukan lokasi ini sangat mudah dan dekat dengan sentra bisnis, sekolah, dan perumahan yang ada disekitar sekolah tersebut. Untuk dapat mencapai lokasi ini dapat menggunakan kendaraan umum maupun kendaraan pribadi karena area ini mudah dijangkau.
68
Gambar 3.4.3. Peta Lokasi SMA Plus Pembangunan Jaya Sumber: SMA Plus Pembangunan Jaya
3.5.
Aspek Bangunan Aspek bangunan dalam gedung dari hasil pengamatan secara langsung adalah permasalahan pada tiap-tiap bangunan dan ruang yang disurvey sebagai pembanding berbeda-beda, maupun fasilitas yang ada di dalam bangunan tersebut. Untuk menarik kesimpulan tersebut dibuat dalam sistem tabel rinciannya sebagai berikut :
Orientasi Bangunan,
Sirkulasi Dalam Bangunan,
Utilitas Bangunan, dan
Fasilitas Yang Tersedia.
69
Pokok
SLB-B Pembina
Bahasan
SLB-B Pangudi Luhur
SMA Pembangunan Jaya
Aspek Bangunan
(+)
Arsitektur
Bagunan
mempertahankan
cirri
ini
khas
masih (+)
Arsitektur
desain modern
dan
bangunan mengalami
ini
terlihat
perubahan,
aslinya tanpa mengalami perubahan namun masih tetap mempertahankan pada bagian depan bangunan
façade yang menjadi ciri khas sekolah.
(+) Terdiri dari 1 lantai dan memiliki (+) Terdiri dari 3 lantai dan memiliki ruangan secara terpisah.
ruang secara terpisah.
(+) Bentuk bangunan horizontal dengan (+) Bentuk bangunan horizontal dengan sirkulasi linear.
sirkulasi linear dan radial.
(-) desain kuno dan tidak mengalami (-) Lahan parkir terlalu kecil, kendaraan perubahan. (-) Lahan parkir yang luas Orientasi
pribadi tidak mencukupi.
(+) Arsitektur bangunan dengan desain modern. (+) Terdiri dari 3 lantai dan memiliki
ruang
yang
berdekatan
saling
sehingga
memudahkan siswa. (+) Bentuk bangunan horizontal dengan
sirkulasi
radial
dan
linear. (-) kurangnya lahan parkir untuk kendaraan pribadi.
Akses untuk mencapai sekolah ini Akses untuk mencapai lokasi ini tidaklah Sekolah
ini
umumnya
70
Bangunan
tidaklah
sulit
karena
berdekatan sulit.
Bangunan
sekolah
ini
sangat disekelilingi
oleh
banyak
dengan kota Sumedang. Bangunan ini strategis dekat dengan restoran dan perumahan, ruko, dan sekolah. berada di sebelah utara dekat dengan perbelanjaan. Gunung Tampomas dan sekolah.
Mudah
dijangkau
oleh Mudah
dijangkau
kendaraan umum maupun kendaraan kendaraan pribadi.
umum
oleh maupun
kendaraan pribadi.
Sirkulasi
Menggunakan pola radial, pola ini menggunakan
Dalam
berpusat sehingga berbentuk teratur ruang-ruang tersebut serupa dalam hal dimana
Bangunan
dimana pola radial ini mirip satu sama ukuran, bentuk dan fungsinya.
dengan ruang-ruang lain secara
lain dalam hal bentuk dan panjangnya.
terpisah.
Utilitas Bangunan
pola
linear.
Dimana menggunakan ruang
pola ini
linear, menyebar
Sistem penyediaan isntalasi listrik Sistem penyediaan isntalasi listrik oleh Sistem penyediaan isntalasi oleh PLN. Tidak
PLN.
tersedianya
splinkler,
fire
detector, alat pemadam dan alarm. Instalasi Plambing air bersih melalui air PAM. Tersedianya pembuangan riolering kota.
listrik oleh PLN dan genset
Tersedianya
splinkler,
dan
alarm
pencegah kebakaran.
air
kotor
dan
Instalasi Plambing air bersih melalui
melalui
Instalasi
splinkler,
Fire
detector, alat pemadam, dan alarm. Instalasi Plambing air bersih
air PAM. septictank
Tersedianya
Air
kotor
melalui riolering kota.
yang
dibuang
melalui air PAM. Tersedianya septictank dan Instalasi
Air
kotor
yang
dibuang melalui riolering kota. Fasilitas
Ruang Kepala sekolah, Ruang Tata Ruang Kepala Sekolah TKLB-SDLB, Ruang Kepala Sekolah, Ruang
71
Yang
Usaha, Ruang Guru, Ruang Rapat Ruang Kepala Sekolah SMALB, Ruang Wakil Kepala Sekolah, Ruang
Tersedia
Pertemuan,
Ruang
Komputer,
Ruang
Pemasaran,
Laboratorim Wakil Kepala Sekolah. Tata Usaha, Tata ISO,
GOR
Usaha,
Ruang
Ruang Ruang Penjualan Alat Bantu Dengar, Administrasi, Ruang Pertemuan, (Gedung Ruang Guru, Ruang Kelas TKLB, Ruang Ruang Komputer, Ruang Lab
Serbaguna), Masjid, Pos Jaga, Lobby, Kelas SDLB, Ruang Kelas SMPLB,
Fisika, Ruang Lab Kimia, Ruang
Ruang Kelas TKLB hingga SMALB, Ruang Kelas SMALB, Ruang Menjahit, Agama Islam, Ruang Agama Ruang
IPA,
Ruang
MIPA,
Ruang Ruang Tata Boga., Dapur, Kantin, Toilet, Kristen,
Bermain, Ruang Audiometri, Ruang Ruang Audiologi,
Ruang
Sumber,
Makan
Bersama
Siswa
TK, Ruang
Lapangan
Olahraga,
Auditorium,
Lapangan
Ruang Ruang Makan Bersama Siswa SMPLB- Basket, Perpustakaan, Kantin,
Gugus, Ruang BKPBI (musik dan SMALB,
Ruang
BKPBI
(Musik
dan Toilet, SSC (School Science
irama), Ruang Olah Raga Tenis Meja, Irama).Ruang Kuliah/ Pertemuan, Ruang Center) yang memiliki Galeri Lapangan voli, Kantin, Dapur, Ruang Café Pangudi Luhur, Ruang Serbaguna, Sosial,
Galeri
Fisika,
Galeri
makan, Bengkel kerja, Studio Music, Lapangan Olahraga, Ruang Audiologi, Matematika, Galeri Kimia dan Wisma,
Rumah
Kepala
Sekolah, Ruang Terapi, Ruang Latihan Membaca Galeri
Rumah Dinas Penjaga Sekolah, Rumah (Deteksi
Intervensi
Dini),
Ruang
Fisika,
dinas guru, Asrama putra/putrid, Dapur Psikologi, Ruang Seni Budaya, Ruang Bahasa; asrama, Pos jaga,
Komputer/ Elektro, Perpustakaan, Ruang Ruang
Parkir mobil/ motor.
Rapat,
Ruang
Workshop,
Auditorium,
Taman
Praktek, Ruang UKS.
Bermain,
Biologi.
Laboratorium
Kimia,
Biologi,
dan
Ruang
Komputer,
Multi
Media,
Ruang Perpustakaan,
Green
House,
Ruang Taman Insecta, Rumah Jamur, Multi Purpose Hall Aula, Kantin,
72
Ruang UKS.Out door class. Program
Otomotif.
Bidang Kekhususan : memberikan
Unggulan
Tata Boga
treatment Bina Persepsi bunyi dan
Enterpreneurship.
Tata busana.
Irama (BPBI), Auditory Verbal dan
Liberal Art.
Kriya Keramik.
Bina Wicara secara kontinyu dan
Sustainable Eco
ICT.
konsisten.
Seni Musik.
Bidang Pengembangan Keterampilan :
Kriya Kayu.
Tata boga, tata busana, Elektronika,
Kecantikan.
membatik, komputer, melukis, sanggar
Akupresur.
kreatifitas. Mulai dari produk sampai
Science Workshop.
Development.
pada pemasarannya. Bidang pengembangan budi pekerti (mental spiritual) meliputi: 1. Kegiatan kepramukaan. 2. Pembinaan Seksualitas. 3. Kristianitas (bagi yang beragama Kristen). 4. Budi pekerti. 5. Widyawisata, filltrip, dll. Tabel 3.5. Perbandingan Aspek Bangunan Sekolah
73
3.5.1. SLB-B Pembina Tingkat Provinsi Sumedang Jawa Barat
Bentuk Bangunan Aspek bangunan yang ada pada sekolah tersebut masih
mempertahankan bentuk dan desain aslinya. Namun juga mengalami perubahan pada sisi bangunan yang lama.
Faktor Udara dan Cahaya Banyaknya Bukaan Jendela dan Sirkulasi udara yang masih
alami menjadikan bangunan ini tampak terlihat asri dengan cahaya yang cukup. Bangunan ini dikelilingi oleh Gunung Tampomas dan Sekolah yang ada disekitarnya. Sekolah ini jarang menggunakan penghawaan buatan seperti penggunaan AC karena daerah tersebut sangat berhawa sejuk pada siang hari. Cahaya yang digunakan pada ruang ini menggunakan cahaya alami dan sangat terbatas dengan penggunaan cahaya buatan. Sebab sekolah ini mendapatkan banyak cahaya pada siang hari. Lampu yang digunakan pada ruang tersebut menggunakan lampu pijar seperti pada ruang kelas dan lampu TL pada tiap-tiap ruang tidak semua ruang menggunakan lampu TL.
Gambar 3.5.1. Façade Bangunan SLB-B Pembina Sumber: Dok. Pribadi
Faktor Suara Suasana yang terjadi pada sekolah ini adalah suara angin yang
berhembus pada pagi dan siang hari. Kebisingan di sekolah ini tidak terlalu bising (sedang), karena lalu lintas untuk menuju sekolah ini hanya berjarak beberapa meter dari sekolah lain. Sekolah ini tidak
74
memperhatikan faktor suara yang masuk dalam ruangan sehingga suara yang keluar masuk ini bisa dari segala arah.
Kondisi Sekitar Tapak Kondisi tapak yang ada pada bangunan SLB-B Pembina antara
yaitu :
Timur
: Gunung Tampomas.
Utara
: Lapangan Sepak Bola.
Selatan
: Perumahan.
Barat
: SLB-A dan SLB-C Pembina (tunanetra dan tunagrahita).
3.5.2. SLB-B Pangudi Luhur, Kembangan Jakarta Barat
Bentuk Bangunan Desain bangunan pada SLB-B Pangudi Luhur ini arsitektur
facadenya terlihat modern dilihat dari bentuk bangunan. Bangunan ini tidak mengalami banyak perubahan hingga sekarang. Namun pada ruang interiornya mengalami perubahan.
Faktor Udara dan Cahaya Udara di sekolah sirkulasi udara yang cukup. Bisa dikatakan udara
disini terlihat sangat panas sehingga membutuhkan penghawaan buatan. Dengan banyaknya bukaan jendela yang ada pada bangunan ini cahaya yang masuk ke dalam ruangan bisa dari segala arah sehingga udara yang masuk inilah membuat suasana ruang menjadi panas. Dibutuhkan penghawaan buatan untuk dapat menghindari udara dan cahaya yang keluar masuk ruangan. Cahaya yang digunakan pada ruangan ini menggunakan cahaya lampu buatan seperti lampu TL dan lampu pijar di beberapa ruang.
75
Gambar 3.5.2. Façade Bangunan SLB-B Pangudi Luhur Sumber: Dok. Pribadi
Faktor Tata Suara Sekolah ini tidak memperhatikan faktor akustik ruang untuk menghindari kebisingan. Sebab ruang-ruang yang ada di sekolah ini sangat bising saat siswa melakukan aktivitas pada beberapa ruang seperti ruang BKPBI (Musik dan Irama) agar siswa tunarungu mampu menyerap suara yang masuk ke dalam telinganya. Suara ini mampu terdengar di seluruh ruangan sekolah tersebut. Berbeda saat berada di luar sekolah kebisingan ini terjadi pada lalu lintas kendaraan yang tidak jauh dari sekolah ini.
Kondisi Sekitar Tapak Kondisi tapak yang ada pada bangunan SLB-B Pembina antara
yaitu :
Timur
: Restoran Sadwich Bakar.
Utara
: Perumahan Kembangan.
Selatan
: Restoran Seafood.
Barat
: Makam Puri.
76
3.5.3. SMA Plus Pembangunan Jaya, Bintaro
Bentuk Bangunan Pada saat memasuki sekolah ini tampak banyak desain visual
yang menarik. Secara arsitektur bangunan ini terlihat sangat bergaya modern dengan bukaan jendela di beberapa ruangan.
Faktor Udara dan Cahaya Sirkulasi udara di sekolah ini cukup baik dengan penghawaan
udara yang tidak terlalu panas. Di dalam bangunan ini semua ruangan menggunakan penghawaan buatan dengan menggunakan AC sehingga sirkulasi cahaya yang masuk ke dalam ruangan tidak membuat ruangan tersebut terlihat tidak baik bagi kesehatan. Penggunaan cahaya lampu pada sekolah ini menggunakan lampu TL disemua ruang dan lampu pijar.
Gambar 3.5.3. Façade Bangunan SMA Pembangunan Jaya Sumber: Dok. Pribadi
Faktor Tata Suara Berbeda
dengan
sekolah
umumnya,
sekolah
memperhatikan kebisingan suara dari luar
ini
sangat
karena lokasi ini
berdekatan dengan jalan raya. Material akustik yang digunakan pada ruaang-ruang ini menggunakan material yang mahal sehingga bisa dikatakan sekolah ini dapat menjadi pilihan karena suara yang masuk ini sangat kedap suara.
77
Kondisi Sekitar Tapak Kondisi tapak yang ada pada bangunan SLB-B Pembina antara
yaitu :
3.6.
Timur
: Ruko.
Utara
: Perumahan Graha Bintaro Jaya.
Selatan
: Home Schooling Kak Seto.
Barat
: Balai Desa Parigi.
Aspek Ruang
Ruang Belajar Fasilitas ruang belajar merupakan ruang terbuka atau tertutup untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran teori dan praktik (Depdiknas, 2008). Ruang kelas adalah ruang untuk pembelajaran teori dan praktik yang tidak memerlukan peralatan khusus (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.33, 2008). Ruang kelas dapat mewadahi kegiatan belajar mengajar yang terwadahi di dalamnya tidak atau sedikit menggunakan alat peraga/ praktek. Sebagai ruang kegiatan teori, maka ruang kelas memiliki persyaratan yang berkaitan dengan perilaku sosial tunarungu, elemen-elemen arsitektur, dan pembentuk ruang seperti bentuk ruang, besaran ruang, warna, pencahayaan, penghawaan, sistem akustik, lantai, dinding, pintu, jendela, plafon, ruang sirkulasi, perabot, elemen dekoratif, dan sistem keamanan.
Sarana dan Prasarana Sekolah Di dalam saran dan prasarana sekolah ini terdapat beberapa fasilitas penting yang digunakan pada bangunan sekolah salah satunya adalah fasilitas penunjang yang merupakan hasil data survey sebagai pembanding antara ruang yang satu dengan ruang yang lainnya. Fasilitas ini guna melengkapi ruang kelas yang ada di dalam bangunan sekolah tersebut dimana kegiatan belajar mengajar ini lebih banyak digunakan di dalam kelas maupun diluar kelas lainnya. Bentuk,
interior
atau
arsitektur
bangunan
sekolah
tersebut
disesuaikan dengan kondisi bangunan sekolah atau kondisi siswa yang berkaitan dalam awal pendirian sekolah.
78
Perbedaan Aspek Ruang Pada Ruang Kelas SEKOLAH
ASPEK RUANG
SLB-B Pembina
SLB-B Pangudi Luhur
SMA Pembangunan Jaya
Plafon
Menggunakan kayu multiplek/ triplek 9
Menggunakan kayu multiplek/ triplek 9 Menggunakan kayu triplek/ mutiplek yang
mm. Penggunaan lampu pada ruang
mm pada plafon dengan rangka kayu difinishing
dengan
kelas ini masih menggunakan lampu
dan kayu yang dipakai ini mudah sekali berwarna
putih.
neon
jarang
rusak dan tidak tahan air. Untuk multiplek ini mudah dilepas pasang.
hanya
pemakaian
sehingga
menggunakan
sangat
lampu
TL
lampu
menggunakan pemakaian
cat kayu
menggunakan Lampu yang dipakai pada ruang kelas ini
menggunakan lampu pijar berbentuk
lampu PL atau lampu TL dititik ruang menggunakan lampu TL di beberapa
bohlam atau lampu PL. Mengingat
kelas dan penggunaan LCD, kipas sudut
kawasan sekolah ini cukup sejuk dan
angin yang ditempelkan di plafon pada berbagai peralatan seperti penggunaan
cahaya yang masuk menyebabkan
berbagai
ruang kelas tidak terlihat gelap pada
terkesan
siang hari. Penerangan cahaya yang
penghawaan
sudut.
Ruang
tidak
kelas
ruang.
Dan
ditempeli
dengan
ini LCD maupun pengeras suara.
memperhatikan
sehingga
sangat
79
cukup membuat ruang kelas ini terlihat
membutuhkan banyak udara di dalam
terang.
ruang tersebut.
Lantai
Menggunakan keramik biasa dengan corak berwarna putih berukuran 40 x 40 cm. Ruang kelas ini jadi terlihat luas
dan
memiliki
ruang
gerak
dikarenakan dengan jumalah siswa yang sangat sedikit.
Untuk
pemakaian
ruang
kelas
Untuk
pemakaian
ruang
kelas
menggunakan keramik biasa dengan
menggunakan keramik biasa dengan
ukuran 60 x 60 cm berwarna cream.
ukuran 40 x 40 cm berwarna putih.
Ruang kelas ini jadi terkesan mengecil
Ruang kelas ini jadi terkesan sangat luas
disebabkan
dan memiliki ruang gerak yang cukup
banyaknya
perabotan
pada ruang kelas tersebut.
sehingga ruang kelas ini terlihat lebih memberikan semangat dengan dinding yang tepat.
Dinding
Warna
dinding
yang
digunakan
Dinding yang dipakai pada ruang
80
adalah warna perpaduan putih dan
ini menggunakan dinding beton
cream. Ruang yang ada di dalam
yang diplester dengan Finshing cat
menggunakan dinding beton yang
kelas ini terlihat monoton dan tidak
warna kuning dan warna kombinasi
diplester
ada suasana yang terlihat di dalam
antara kuning dan orange.
Pengaplikasian dinding yang berbeda
area kelas. Pintu dan jendela yang digunakan
Faktor
pemicu
ruang
kelas
pada
dengan
Finshing
catl.
penataan
membuat suasana kelas lebih hidup,
ruang
menyenangkan, dan akrab, juga lebih
namun
bebas untuk berkreatif. Warna biru
adalah
adalah kayu jati yang tahan lama dan
bukannya
tidak mudah lapuk saat terkena sinar
terlihat mengecil saat memasuki
terang,
matahari atau hujan. Pintu yang
ruang
kelas
membuat siswa betah berada di
dipilih menggunakan bukaan pintu
pada
peletakan
angle
yang kurang tepat. Untuk bagian
(satu)
untuk
ruang
kelas
karena lebih praktis penggunaannya.
pintunya agar
terlihat
Dinding yang dipakai pada ruang ini
luas
permasalahannya furnitur
menggunakan 2
memudahkan
barang-barang
pintu
pemindahan
seperti
setengah lingkaran.
interior
meja
dan
pastel
inilah
yang
dalam ruang kelas.
Pada pintu digunakan dengan pintu
ini
kebutuhan.
2
digunakan
sesuai
Bukaan
jendela
menghadap keatas dan terkesan tertutup
mengingat
kelas
ini
menggunakan penghawaan AC pada siang hari.
81
Perabot
Furnitur yang dipakai untuk ruang
Furnitur yang dipakai untuk ruang
Furnitur yang dipakai untuk ruang kelas
kelas
kelas
pelengkap
ini antara lain papan tulis biasa dengan
membutuhkan sebuah meja dan kursi
aksesroris ruang kelas, papan tulis
menggunakan spidol, LCD, Komputer,
untuk beberapa murid, papan tulis
biasa dengan menggunakan spidol/
Layar LCD, komputer, meja dan kursi
biasa dengan menggunakan spidol,
kapur, meja dan kursi guru, meja dan
guru,
meja dan kursi untuk guru wali kelas
kursi
penyimpanan
pelengkap aksesoris ruang kelas yang
saat proses belajar mengajar dan
peralatan siswa, rak buku, dan rak tas,
terlihat lebih simpel dan elegen juga
beberapa
juga tersedianya peralatan baru seperti
terlihat
LCD,
penyimpanan sendiri di luar kelas untuk
kelas.
tidak
terlalu
aksesoris
banyak
dalam
hanya
ruang
Penataan perabotan ruang
ini
antara
siswa,
Layar
lain
lemari
LCD,
dan
perabotan
komputer.
kelas ini cukup berantakan dengan
Penataan
pada
lemari
penataan perabotan yang salah
penyimpanan siswa dengan rak buku/
meja
dan
modern.
kursi
Dan
siswa
memiliki
juga
rak
menyimpan peralatan seperti buku atau baju olah raga.
tas tidak cocok sehingga ruang kelas ini jadi terlihat sempit dan membatasi ruang
gerak.
Harus
disediakan
perabotan yang sesuai dengan jumlah
82
siswa
yang
ada
di
ruang
kelas
tersebut. Warna
Menggunakan warna pastel (warna Warna
kombinasi
yang
berbeda Warna yang dipakai pada ruang kelas
lembut) antara putih dan cream
yaitu
warna
orange
yang memiliki kontras lebih soft
pada
semua
area
kelas
menggunakan warna biru langit yang
karena
melambangkan warna kayu dan
cerah sesuai dengan efek psikologis
tanah.
dampak
tunarungu
dampak
tenang, menyegarkan dan bersih.
warna
dikombinasikan
pembangunannya dengan
warna
kekuningan ruang
Memberikan antara
lain
ini posisi dinding dibelakang kelas
memberikan
efek
yang
putih. Dampak Negatif pemilihan
psikologis
warna pastel ini adalah ruang jadi
negatif memberikan Kesan kurang Posisi dinding disamping kiri dan
terlihat lebih luas dampak negatif
memberikan keberhasilan, Dampak
kanan
psikologisnya membuat sifat warna
positif memberikan kesan hangat
menggunakan
menjadi tidak netralisir, dan tidak
dan ramai.
antara
serta
depan 2
kuning
warna
orange
yang
energi
positif,
dan
warna
putih
memberikan
dari pemakaian warna pastel ini
warna Pastel memberikan suasana
memacu kreatifitas.
adalah suasana ruang jadi terlihat
ruang yang ruang semakin hangat Dampak
tentram dan lebih lega.
dan
akrab
dengan
kombinasi
dan
kreatif. Sedangkan dampak Positif Dampak positif dari penggunaan
mudah
kelas
positif
dari
memberikan sifat yang menyegarkan,
lingkungan yang ada disekitarnya.
bersih
Sedangkan dampak negatif pemicu
dampak
warna pastel adalah kurangnya rasa
hambatan dan dingin.
dan
Efisiensi.
negatif
Sedangkan
menjadi
pemicu
humor, dan kurangnya kecanggihan. Tabel 3.6. Perbedaan Aspek Ruang Pada Ruang kelas.
83
Perbedaan Aspek Sarana dan Prasarana Sekolah SEKOLAH
ASPEK RUANG
SLB-B Pembina
SLB-B Pangudi Luhur
SMA Pembangunan Jaya
Kepala Sekolah
84
(-) Ruangannya terlalu kecil sehingga (-)
Terlalu
banyak
menggunakan (-) Banyak menggunakan furniture
kurang leluasa untuk ruang pertemuan furniture yang tidak terlalu penting. penting antara kepsek dan tamu. (-)
Furniturenya
terutama
kurang
pada
(-)
Perabotan
nyaman karena
sofa
terlihat
banyaknya
(-) Pada ruang kerja penataan dekorasi
kurang
rapi, terlihat kurang rapi.
buku
yang (-) disebelah ruang kerja terdapat ruang
masih berserakan.
menggunakan gaya desain lama.
penerima
ditutupi
dengan
(-) Kurang menampilkan kesan lega, menggunakan partisi kayu tradisional.
(-) Kurang menonjolkan kesan luas ruang terlihat kaku. pada ruangan.
tamu
(-) Terlalu banyak mencampuri dekorasi
(-) Banyaknya furniture menyebabkan tradisional
(+) Interior yang sederhana namun ruang ini terkesan sempit.
dan
modern
sehingga
terkesan kurang nyaman dilihat
tidak mempertegas kesan kuat pada (+) Adanya dekorasi pada ruang yang (+)
Ruang
terlihat
sangat
modern
ruang
menonjolkan ciri khas sekolah.
(+) Ruang terlihat lebih rapi tanpa
(+) Warna ruang yang kurang terlihat (+) Ruang terlihat lebih luas dengan
banyak perabotan.
menarik
namun
namun kurang berkelas.
melegakan pewarnaan cat dinding yang tepat.
(+) Ruang jadi terlihat lega dengan dikarenakan adanya penonjolan warna (+) Memberikan kesan mewah terutama warna krem sehingga menampilkan pada cat dinding. kesan luas pada ruang.
(+) Sofa dan perabotan penunjang
(+) Ada toilet di dalam ruang kerja.
sebagai media kerja terlihat monoton
pada sofa diruang kerja.
dan sederhana.
85
Perpustakaan
(-) Meja masih menggunakan gaya (-) Penempatan rak buku yang terlalu (-) Alas lantai menggunakan karpet lama menggunakan penutup antar meja tinggi sehingga untuk mengambil buku (-) Ada perekam CCTV yang mengawasi satu dengan yang lainnya.
dibutuhkan tangga.
(-) Furniturenya kurang tertata dengan (-)
Lantai
siswa di dalam perpustakaan.
terlalu
licin
karena (-) Penataan rak buku kurang rapi dan
rapi karena tidak banyak buku yang menggunakan parket kayu asli. tersedia di perpustakaan ini.
sangat sedikit.
(-) Tidak ada kursi sebagai sandaran (+) Penataan meja dan kursi yang
(-) Ruang ini terlalu kecil, untuk dapat untuk membaca. bergerak jadi terbatas.
mudah dipindah-pindahkan.
(+) Ruang terlihat lebih luas karena (+)
(+) Adanya pengawas di depan ruang mengalami beberapa kali renovasi. perpustakaan yang mengahap meja (+) dan kursi membaca.
Ada
1
set
komputer
sebagai
media
belajar.
perpustakaan.
Penyusunan
membuat siswa betah dalam membaca. sehingga
komputer
dekat (+) Ada pengawas di dalam ruang
pengawas.
(+) penataan meja yang seadanya (+)
Ada
siswa
buku terlihat dengan
rapi (+) Untuk masuk perpustakaan siswa
mudah diharuskan absen di laci yang tersedia
86
(+)
Tidak
menyediakan
adanya
laci
yang mengambil buku.
absen
siswa
sesuai dengan kelas.
saat (+) Untuk membaca bisa dilakukan
membaca namun tersedia penyewaan bersama dengan duduk lesehan. buku.
(+)
Untuk
masuk
ke
ruang
perpustakaan siswa diharuskan absen dilaci yang tersedia sesuai dengan kelas masing-masing. Pertemuan/ Guru
(-)
Penataan
meja
guru
seperti layaknya ruang kelas.
bersama (-) Penataan perabotannya dicampur (-) Penataan meja dibuat dengan huruf dengan ruang dapur.
U memudahkan guru dalam berdiskusi
(-) Perabotannya terlihat kurang rapi (-) Ruang ini menggabungkan antara dengan guru lainnya. dan kurang memberikan kesan hangat kelas SMPLB dan SMALB dengan guru (-) Dapat digunakan sebagai ruang rapat dan akrab.
yang sama.
kecil bila diperlukan.
87
(-) Tidak ada Perabotan elektronik (-) seperti TV sebagai sarana hiburan.
Penataan
berdekatan
rak
buku
dengan
perabotan elektronik seperti TV, LCD, Komupter,
(+) Ruang terlihat lebih luas dengan elektronik seperti TV. tidak banyak menampilkan perabotan (+) lain. (+)
Perabotan
terlalu (-) Banyak menggunakan perabotan
dll dalam satu ruang.
pada
meja
dibuat (+) Guru saat mengajar bila berada
panjang untuk memberikan suasana diruang ini lebih banyak berdiskusi Penataan
sederhana.
perabotannya
terlihat kearaban.
dengan guru lainnya saat jam istirahat.
(+) Ruang admin dan guru digabung (+) Ada ruang untuk beristirahat seperti menjadi 1 ruang. (+)
Antara
digabung
meja menjadi
kasur dan 1
kursi meja
kecil
dibelakang
lemari
guru penyimpanan. (meja (+)
Adanya
pengeras
suara
yang
disesuaikan dengan ukuran luas ruang disambung pada tiap kelas maupun di yang ada di dalamnya).
koridor.
(+) ada rak buku yang menyimpan (+) berbagai buku pendidikan.
Penataan
barang
yang
terlalu
banyak menyebabkan ruang ini terkesan ramai karena diruangan ini sangat luas sehingga
memungkinkan
para
guru
melakukan aktivitas saat jam istirahat mengajar.
Tabel 3.7. Perbedaan Aspek Sarana dan Prasarana Sekolah.
88