BAB III Perencanaan Jaringan VSAT Pada Bank Mandiri dengan CDMA
Pada Tugas Akhir ini, akan dilakukan perencanaan jaringan VSAT CDMA pada Bank Mandiri, dengan hasil akhir nanti akan didapatkan apakah perlu Bank Mandiri pada jaringan VSAT-nya berimigrasi dari metode TDMA ke CDMA jika setelah dianalisa bahwa metode CDMA dapat diimplementasikan pada jaringan VSAT. Dalam perencanaan ini ada beberapa faktor yang harus diperhatikan yaitu metode transmisi jaringan VSAT, perhitungan trafik , teknik komunikasi yang digunakan serta konfigurasi jaringan dari Bank Mandiri itu sendiri. Saat ini Bank Mandiri menggunakan metode TDMA dengan sistem RANDOM ALOHA dalam jaringan VSAT-nya. Dimana memiliki konfigurasi seperti dibawah ini :
Gb. 3.1 Konfigurasi Jaringan VSAT TDMA disisi Tx
Gb. 3.2 Konfigurasi Jaringan VSAT TDMA disisi Rx
Dibawah ini akan dibahas secara detail dari tiap faktor yang mempengaruhi perencanaan jaringan VSAT Bank Mandiri tersebut.
29
3.1
Metode Transmisi Jaringan VSAT
Metode transmisi yang umumnya digunakan untuk komunikasi antar kantor cabang khusus untuk mentrasmisikan data dan suara. Hal ini disebabkan karena transmisi gambar belum begitu sering digunakan untuk komunikasi antar kantor cabang.
3.1.1
Metode Transmisi Data
Metode ini dibagi atas 3 yaitu : 1. Broadcast Stasiun HUB akan mengirim data ke beberapa remote dan stasiun HUB ini tidak mengharapkan adanya jawaban kembali dari remote-remote VSAT karena kemungkinan data yang dikirim berupa informasi pengumuman. Jaringan yang dipakai adalah star satu arah melalui kanal outbound.
2. Sistem Pemusatan Pusat akan menerima dan mengumpulkan informasi dari beberapa remote VSAT melalui kanal inbound, lalu memprosesnya untuk kemudian dikirim kembali ke setiap stasiun remote yang membutuhkan. Jaringan yang dipakai adalah star dua arah.
3. Antar Remote Informasi dikirim antar remote VSAT,hal ini dilakukan karena remote VSAT mungkin dianggap mampu berperan sebagai pusat kerja yang bersifat disentralisasi. Jaringan yang digunakan biasanya jaringan mesh dengan arah single hop (antar remote) dan bisa juga jaringan star dengan arah double hop dari VSAT-HUB-VSAT. Disini HUB hanya berfungsi sebagai pengontrol jaringan. Pada Bank Mandiri, dengan konfigurasi jaringan STAR maka setiap remote yang ingin berkomunikasi harus melalui HUB, dan HUB ini terletak di Cikarang dan HUB Gatotsubroto berfungsi sebagai main HUB .
30
3.2
Teknik Komunikasi Yang Digunakan
3.2.1
Metode Akses
Metode Akses yang digunakan pada Tugas Akhir ini adalah CDMA (Code Division Multiple Accsess) merupakan teknik akses jamak yang berdasarkan spektral tersebar, dimana sinyal informasi disebar pada pita frekuensi yang lebih besar daripada pita sinyal aslinya (informasi).
3.2.1.1 Prinsip Dasar Spread Spectrum
Spread spektrum adalah teknik memancarkan sinyal pada pita frekuensi yang jauh lebih lebar dari pita frekuensi yang dibutuhkan pada transmisi standar
(misal : TDMA, FDMA). Pada perencanaan ini
menggunakan CDMA 2000-1x dikarenakan realisasinya lebih sederhana dibandingkan
teknik
modulasi
lainnya.
Pada
CDMA
2000-1x
menggunakan lebar pita frekuensi 1,25 MHz sedangkan AMPS hanya 30 KHz untuk menyalurkan sinyal suara. Proses pelebaran pita frekuensi ini disebut dengan spreading. Terdapat dua teknik utama dalam spread spectrum yaitu frequency
hopping dan DS-CDMA (yang lebih dikenal sebagai CDMA). Pemancar sistem spread spektrum menggunakan pola semi acak yang hanya dikenali oleh bagian penerima tertentu saja. Pola acak tersebut pseudo-random atau dalam sistem spread spektrum dikenal dengan pseudo-noise (PN). Pola acak yang dibangkitkan oleh pemancar sistem spread spektrum merupakan deretan data biner yang berharga polar (-1 dan +1) atau non polar (0 dan 1).
Frequency hopping diperoleh dengan mengubah frekuensi pembawa berdasarkan waktu dengan pola yang mendekati acak atau random. Sedangkan CDMA diperoleh dengan memodulasi sinyal informasi dengan spreading sequence yang dikenal sebagai pseudo noise (PN) sinyal digital yang menjadikan sinyal informasi berpita lebar dan berbentuk seperti derau (noise).
31
Pada sistem CDMA digunakan PN yang berbeda untuk setiap kanal. Adapun PN yang digunakan harus memiliki sifat : 1. Memiliki panjang kode (periode pengulangan) yang sama 2. Bersifat orthogonal atau semiorthogonal satu sama lainnya.
3.2.1.2 Blok Diagram Jaringan VSAT CDMA
Jaringan VSAT pada CDMA (Code Division Multipe Acsses) memiliki sedikit perbedaan jika dibandingkan dengan TDMA (Time
Division Multiple Acsses). Dimana pada CDMA terdapat spreading pada Tx (Transceiver) dan
dispreading pada Rx (Receiver) seperti pada gambar berikut :
Gb. 3.3 Konfigurasi jaringan VSAT CDMA disisi Tx
Gb.3.4 Konfigurasi jaringan VSAT CDMA disisi Rx
3.2.1.3 Processing Gain (PG)
Processing Gain pada spread spectrum adalah parameter utama yang merupakan ukuran kinerja sistem komunikasi (figure of merit) yang dapat dihitung bila lebar pita frekuensi yang digunakan (spread
32
bandwidth), Bwrf dan kecepatan informasi Rb diketahui. Processing Gain dapat diperhitungkan dengan persamaan berikut :
BWrf
PG =
Rb
Processing Gain ini dikenal juga sebagai spreading factor yang akan menentukan jumlah kanal atau pengguna yang dapat ditangani pada sebuah sistem. Sebagai contoh adalah CDMA 2000-1x, yang mpunyai pita frekuensi 1,25 Mhz dengan chip rate 1.2288 MHz, dengan kecepatan data 9600 bps maka diperoleh Processing Gain sebesar 21 dB (134 kali).Faktor
Processing Gain inilah yang membedakan antara akses jamak CDMA dengan yang lainnya.
3.2.1.4 FEC ( Forward Error Corection )
Pada Tugas Akhir ini, FEC yang digunakan adalah FEC
Convolutional Coding yang merupakan salah satu tipe dari FEC yang banyak
digunakan
pada
sistem
satelit
karena
mudah
untuk
diimplementasikan dan mempunyai Coding Gain yang cukup besar. Pada perancangan Tugas Akhir ini menggunakan FEC dengan code rate R= 3 dan BER yang ditentukan sebesar 10-7 dan K (konstrain length) 4 = 9, maka berdasarkan table tersebut coding gain yang didapat = 4,8 dB.
Eb/No Uncoded
R = 1/3
R = 1/2
R = 2/3
R=¾
BER
K7 =
K8 =
K5 =
K6 =
K6 =
K8 =
K6 =
K9 =
6.8
10-3
4.2
4.4
3.3
3.5
2.9
3.1
2.6
2.6
9.6
10
-5
5.7
5.9
4.3
4.6
4.2
4.6
3.6
4.2
11.3
10-7
6.2
6.5
4.9
5.3
4.7
5.2
3.9
4.8
7
7.3
5.4
6
5.2
6.7
4.8
5.7
(dB)
-
Upper bound
Tabel 3.1 Coding Gain Soft Decision
33
3.3
Teknik Modulasi
3.3.1
Modulasi QPSK ( Quadrate Phase Shift Keying )
Teknik modulasi yang digunakan dalam perencanaan ini adalah QPSK ( Quadrate Phase Shift Keying ) dimana pada modulasi QPSK ( Quadrate Phase Shift Keying) sinyal pembawa mempresentasikan empat keadaan fasa untuk menyatakan empat simbol. Satu simbol QPSK terdiri dari 2 bit yaitu “00”, ”01”, ”10” dan “11”. Setiap dua bit akan mengalami perubahan fasa sebesar 90° sedangkan kecepatan bit informasinya sebesar dua kali kecepatan simbolnya. 3.3.2
Bandwidth QPSK
Pada modulasi QPSK, besarnya m=2 (2m = 4) sehingga bandwidth yang dibutuhkan untuk perubahan fasa tiap detik adalah : BWQPSK =
Rb(1+ α ) 2
dimana : α
= Roll of factor yang menyatakan unjuk kerja sebuah modulator
Rb
= Kecepatan transmisi (bit/s)
Sedangkan probability of bit error (BER) dari modulasi QPSK dapat dirumuskan sbb : ⎛ 2 Eb PB (e) = Q ⎜⎜ ⎝ No
⎞ ⎟ ⎟ ⎠
…………. 3.3
dimana : Eb = Energi per bit (w/bit)
34
No = Rapat daya derau sistem (w/Hz) 3.4 Perhitungan Trafik
Trafik ini digunakan untuk menghitung kebutuhan trafik akan layanan data sebagai berikut: Jumlah Offered traffic data =
jumlah pxthroughp utx8bit / byte 3600
….3.4
Dimana : Througput adalah rata-rata jumlah byte yang dibutuhkan oleh setiap pelanggan selama jam sibuk (byte/BH/Subs). Dalam prakteknya throughput tidak mungkin 100 % dan jaringan data juga mengalami blocking, maka offered traffic untuk layanan data diatas harus ditambah agar dapat mengantisipasi blocking yang terjadi Jika diasumsikan bahwa blocking yang terjadi sebesar B, maka offered traffic untuk layanan data didaerah urban sebesar : Offered traffic data real = jumlah Offered traffic data + (B x jumlah Offered
traffic data)
Untuk total kebutuhan trafik dimana merupakan jumlah kebutuhan trafik data dan kebutuhan trafik suara. Total Offered Traffic = Offered Traffic Data Real + Offered Traffic Voice
3.5
Jaringan Bank Mandiri
Bank Mandiri memiliki sejumlah kantor cabang yang terbagi atas 2 tipe yaitu Kantor Cabang Utama (KCU) dan Kantor Cabang Pembantu (KCP). KCU umumnya terletak di kota-kota besar di Indonesia. Antena KCU dan KCP akan mengirim informasi data langsung hanya ke kantor
35
pusat.
Pada
ATM,
seperti
di
mal-mal
jaringan
komunikasinya
dihubungkan melalui VSAT ke kantor pusat, tetapi bila ATM terletak di area bank maka jaringan komunikasinya dihubungkan dengan modem ke bank tersebut.
Data Bank Mandiri sampai dengan Januari 2010 : Kantor Cabang :1.105 di seluruh Indonesia (KCU : 503 dan KCP:602) ATM
: 4600 ATM
Kantor Pusat
: 1 (berlokasi di Jakarta)
3.5.1 Jenis Layanan Pada Bank Mandiri
Beberapa jenis layanan yang tersedia pada Bank Mandiri antara lain : 1. Penyimpanan dan penarikan uang melalui tabungan dan lain-lain. 2. Layanan kartu ATM, kartu kredit untuk bertransaksi melalui mesin ATM. 3. Layanan transaksi melalui E-chanel diantaranya ATM mandiri, Call Mandiri, SMS Mandiri dan Internet Mandiri.
3.5.2 Jenis Transaksi pada Bank Mandiri
Beberapa jenis transaksi yang dilakukan pada Bank Mandiri antara lain: 1. Pada Kantor Cabang secara umum :
Penyetoran dan penarikan uang
Transfer uang sesama Bank ataupun antar Bank
Pembayaran Payment Point
dan lain- lain
2. Pada ATM secara umum
Penarikan uang dan transfer
Pembayaran Payment point
Pembayaran kartu kredit
Perubahan PIN, Cek saldo
dan lain-lain
36