BAB III P E RA N D AN T A NG G U N GJ A W A B P E R US A HA A N PT. KARYA TANAH SUBUR TERHADAP TIMBULNYA PENYAKIT AKIBAT KERJA A. Peran dan Tanggungjawab Perusahaan Dalam Mengelola Sistem K3 Pada Perusahaan PT. Karya Tanah Subur 1. Peran Pimpinan Perusahaan PT. Karya Tanah Subur Dalam Mengelola Sistem Keselamatan Undang-undang, peraturan, pengawasan, rekomendasi, nasehat, riset, peranan, konferensi, seminar, lokakarya, dan lain-lain tidak ada artinya, jika di tempat kerja tidak ada usaha untuk meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja. Perusahaan harus aktif dengan segala organisasinya untuk membuat tempat kerja yang selamat. Pimpinan perusahaan atau pengurus perusahaan harus menjadi pemimpin aktivitas keselamatan. Setiap orang diperusahaan harus tahu bahwa pimpinan perusahaan tidak hanya tertarik kepada produksi, kepada kualitas dan kuantitas produk, kepada pencegahan terbuangnya material, kepada pemeliharaan mesin-mesin, dan peralatan dengan baik tetapi juga kepada keselamatan. Untuk keselamatan di tempat kerja terdapat komponen-komponen penting yaitu tanggungjawab pimpinan perusahaan, pelimpahan wewenang kepada staf pengawasan, status dan kegiatan panitia keselamatan, peranan ahli keselamatan dan lain-lainnya. 74) 74)
Suma’mur, “Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan” (Jakarta : Haji Masagung 1981),
hal. 311.
Universitas Sumatera Utara
Materi bagi peningkatan keselamatan di tempat kerja adalah perencanaan yang baik oleh pimpinan perusahaan, penerapan cara-cara kerja yang aman oleh tenaga kerja, keteraturan dan kerumahtanggaan yang baik dan pemasangan pagar pengaman atau pelindung, terhadap mesin-mesin yang berbahaya. Pimpinan perusahaan harus mengorganisasi proses secara efisien dengan mengkombinasikan produksi maksimum dengan biaya minimum dan dengan memasukan keselamatan kerja tidak sebagai ekstra tetapi merupakan suatu bagian dari proses. Kebiasaan berkerja secara benar harus ditimbulkan oleh latihan kerja yang tepat dan selanjutnya diteruskan dalam praktek di tempat kerja. Keteraturan dan ketata-rumah-tanggaan sebagaimana juga alat-alat pengamanan penting bagi produksi dan juga keselamatan. Mengenai aspek psikologis kondisi kerja yang berakibat ketenangan mental sangat membantu meningkatkan keselamatan. Pada perusahaan besar mungkin terdapat bagian keselamatan dalam organanisasi perusahaan atau seorang ahli keselamatan kerja, dan biasanya bagian Personalia bertanggungjawab tentang pengangkatan tenaga kerja baru dan mengenai latihan kerja di dalam perusahaan. Peran dari pimpinan perusahaan untuk mengelola sistem keselamatan kerja dapat dilakukan dengan aneka pendekatan antara lain : 75)
75)
Ibid, hal. 292.
Universitas Sumatera Utara
a) Perencanaan b) Ketata-rumah-tanggaan yang baik dan teratur c) Pakaian kerja d) Peralatan perlindungan diri e) Pemakaian warna, peringatan, tanda-tanda, dan label f) Penerangan g) Ventilasi dan pengaturan suhu h) Kebisingan i) Bekerja pada ruang wadah yang besar
Perencanaan Pada Fase ini ahli keselamatan sudah ikut aktif dan adanya nasehat dari pengawas keselamatan sangat membantu dan perencanaan yang baik penting bagi keselamatan kerja untuk menghindari kecelakaan akibat kerja. Banyak hal yang mempengaruhi keselamatan dan produksi dan haruslah diperhitungkan pada banyak tingkat perencanaan seperti lokasi, fasilitas untuk pengolahan dan untuk penyimpanan material dan peralatan, lantai, penerangan, ventilasi, lif, ketel uap, bejana bertekanan, instalasi listrik, mesin-mesin, fasilitas perawatan perbaikan, dan pencegahan kebakaran. Contoh perencanaan yang tepat sebagai berikut : 1) Untuk Pabrik Pengolah Karet, bensin dipakai dan bukan benzene. Hal ini menguntungkan, dapat mencegah resiko kebakaran 2) Untuk Bengkel Mobil, dipakai minyak tanah untuk pembersihan dan bukan bensin agar dikurangi kemungkinan kebakaran
Universitas Sumatera Utara
Ketata-Rumah-Tanggaan yang Baik dan Teratur Pemeliharaan tata-rumah-tangga yang baik dan keteraturan adalah sangat penting bagi keselamatan kerja. Jika bagi segala sesuatunya disediakan tempat dan segala sesuatunya berada di tempat yang
diperuntukan
baginya
dan
kecelakaan
kerja
cenderung
menghilang. Contoh Ketata-rumah-tanggaan yang yang baik dan berakibat perbaikan-perbaikan dalam keselamatan kerja, yaitu : 76) a) Wadah yang tepat untuk oli yang tertumpah atau keluar dari kebocoran dan ditaruh di bawah tong yang berisikan oli pelicin dalam kamar mesin mencegah lantai berlumuran oli dan juga menghindari kemungkinan terpeleset. b) Usaha mengurangi uap dalam ruangan pencelupan tekstil tidak hanya membantu memudahkan penglihatan dan meningkatkan keselamatan kerja tetapi juga membantu mengurangi biaya perbaikan dan perawatan bangunan. c) Pada pekerjaan perbaikan atau perawatan kendaraan bermotor, kecelakaan terkena alat akan pecah dengan penyediaan kotak untuk alat-alat kerja.
76)
Ibid, hal. 294.
Universitas Sumatera Utara
Pakaian Kerja Pakaian kerja termasuk sepatu seringkali tidak memadai untuk melakukan pekerjaan. Tenaga kerja kadang-kadang bekerja sambil berpakaian tua yang sudah usang bagi dipakai sehari-hari. Keadaan ini selain merugikan dilihat dari keselamatan juga menunjukan suatu mutu yang rendah.
Peralatan Perlindungan Diri Cara pencegahan kecelakaan kerja terbaik adalah peniadaan bahaya seperti pengamanan mesin atau peralatan lainnya. Dan alat pelindungan diri misalnya : kaca mata, sepatu pengaman, sarung tangan, topi pengaman, sekor, pelindung telinga, pelindung paru-paru, dan alat perlindungan lainnya.
Pemakaian Warna, Peringatan, Tanda-tanda, dan Label Pemakaian warna dipakai untuk keselamatan dalam hal ini terdapat penggunaan warna sebagai berikut : 77) 1. Warna menandakan daerah bahaya, jalan keluar, lalu lintas angkutan dan lainnya. 2. Warna yang tepat
dapat memperbaiki indra penglihatan seperti
di tempat kerja, di jalan-jalan lalu lintas. 3. Merah untuk tanda berhenti, Jingga untuk menunjukan bahaya, dan Putih untuk garis-garis jalan. 77)
Ibid, hal. 298.
Universitas Sumatera Utara
Peringatan dan tanda-tanda juga dapat untuk berbagai tujuan dan dapat membawa suatu pesan instruksi,peringatan, dan pemberian keterangan secara umum. Contohnya peringatan ”Dilarang Merokok dan Awas Tekanan Tinggi”. Label dapat diberi pada bahan-bahan yang berbahaya misalnya pada bahan-bahan yang beracun, korosif, dapat terbakar, atau lainnya.
Penerangan Penerangan merupakan suatu aspek lingkungan fisik bagi keselamatan kerja, penerangan yang tepat dan disesuaikan dengan pekerjaan berakibat produksi yang maksimal dan ketidakefisienan yang minimal dan dengan begitu membantu mengurangi terjadinya kecelakaan.
Ventilasi dan Pengaturan Suhu Ventilasi merupakan suatu cara meniadakan debu-debu yang eksplosif dan pengaturan suhu udara membantu mencegah keadaan terlalu dingin atau terlalu panas yang dapat membantu timbulnya kecelakaan.
Kebisingan Kebisingan mempengaruhi konsentrasi dan dapat membantu terjadinya kecelakaan. Kebisingan yang lebih dari 85 dB(A) dan dapat mempengaruhi daya dengar dan menimbulkan ketulian.
Universitas Sumatera Utara
Bekerja Pada Ruang atau Wadah yang Besar Bekerja di dalam ruang yang besar untuk pengolahan bahan-bahan sangat berbahaya, bila tidak disertai usaha keselamatannya dan untuk pengamanannya perlu diterapkan cara bekerja khusus dengan tali dan sabuk pengaman.
2. Peran Perusahaan Dalam Mengelola Sistem Kesehatan Peran dari pimpinan perusahaan untuk mengelola sistem kesehatan kerja dapat dilakukan dengan aneka pendekatan antara lain : 78) a) Kebersihan perusahaan b) Alat-alat pelindung diri c) Evaluasi lingkungan dengan pengukuran-pengukuran
a) Kebersihan Perusahaan Kebersihan dalam perusahaan sangatlah bermanfaat dalam mengurangi kecelakaan-kecelakaan dan penyakit akibat kerja sebagian besar dapat dicegah, kebersihan dalam industri mengandung arti adanya fakta bahwa tingkat kebersihan sesuatu perusahaan sangat tergantung dari pada kepandaian perusahaan itu dalam menggunakan bahan-bahan sampah industri yang pada hakikatnya tidak lain dari pada pembuangan atau pemborosan bahan-bahan, kebersihan tersebut meliputi kebersihan luar dan dalam gedung, seperti air minum, WC, tempat mencuci, loker, gang-gang, dan tempat istirahat. 78)
Suma’mur, “Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja” (Cetakan ke-2) (Jakarta : Gunung Agung 1967), hal. 221.
Universitas Sumatera Utara
Karena kecelakan tidak terjadi secara kebetulan, melainkan ada sebabnya, oleh karena hal itu kecelakaan dapat dicegah asal kita cukup kemauan untuk mencegahnya dan sebab-sebab kecelakaan harus diteliti dan ditemukan agar untuk selanjutnya dengan usaha koreksi yang ditujukan terhadap sebab-sebab kecelakaan dapat dicegah dan tidak terulang kembali agar kecelakaan tidak terjadi sangat memerlukan peran dari berbagai pihak salah satunya adalah peran pimpinan perusahaan.
b) Alat-alat Pelindung Diri Cara pencegahan kecelakaan kerja terbaik adalah peniadaan bahaya seperti pengamanan mesin atau peralatan lainnya. Dan alat pelindungan diri misalnya : kaca mata, sepatu pengaman, sarung tangan, topi pengaman, sekor, pelindung telinga, pelindung paru-paru, dan alat perlindungan lainnya. Adapun alat perlindungan diri haruslah memenuhi persyaratan anatar lain : a. Enak dipakai b. Tidak mengganggu kerja c. Dan memberikan perlindungan efektif terhadap jenis bahaya
c) Evaluasi Lingkungan dengan Pengukuran-pengukuran Evaluasi lingkungan kerja ditujukan kepada faktor fisik, kimia, dan lain-lainnya. Adapun faktor fisik meliputi suara, radiasi, suhu, tekanan, dan penerangan, Sedangkan faktor kimia meliputi debu, uap, gas, larutan, padat, awan, kabut, dan lainnya.
Universitas Sumatera Utara
Evaluasi faktor penyebab sakit yang bersifat kimia dapat dilakukan dengan cara, yaitu : 1. Subyektif oleh indra manusia 2. Dengan menggunakan hewan 3. Dengan memakai alat detektor dan indikator 4. Dan dengan pengambilan sample dan pemeriksaan laboratorium
B. Dampak Dari Tidak Terlaksananya Pelaksanaan K3 Pada Perusahaan PT. Karya Tanah Subur Dampak dari tidak terlaksananya pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja pada perusahaan antara lain : 79) 1. Timbulnya penyakit akibat kerja 2. Terjadinya kecelakaan kerja 3. Turunnya produksi dan produktivitas kerja 1. Timbulnya Penyakit Akibat Kerja Penyakit Kerja adalah penyakit yang timbul akibat pekerjaan seseorang baik saat atau setelah berkerja. 80) Keserasian sebaik-baiknya yang berarti menjamin keadaan kesehatan dan produktivitas kerja setinggi-tinginya, maka perlu ada keseimbangan yang menguntungkan dari faktor, yaitu : 81) Penyakit kerja dapat juga disebabkan oleh kapasitas kerja, beban kerja dan pemajanan lingkungan kerja, kapasitas kerja yang baik seperti status kesehatan kerja dan gizi kerja serta kemampuan fisik yang 79)
Ibid, hal. 53. Ibid 81) J.M Harrington dan F.S. Gill, ”Buku Saku Kesehatan Kerja”, Edisi ke-3, Penerbit Buku Kedokteran EGC, hal. 73. 80)
Universitas Sumatera Utara
prima diperlukan agar terhindar dari timbulnya penyakit akibat bekerja sedangkan beban kerja meliputi beban kerja fisik maupun mental, sedangkan kondisi lingkungan kerja (misalnya panas, bising, debu dan alat kimia lainnya) dapat menimbulkan gangguan atau penyakit kerja. 82) Dalam ruangan atau tempat kerja (lingkungan kerja) terdapat faktor-faktor yang menjadi sebab penyakit akibat kerja sebagai berikut : 83) a. Golongan Fisik seperti : 1. Suara dapat menyebabkan pekak atau tuli, 2. Radiasi sinar radioaktif menyebabkan penyakit susunan darah dan kelainan kulit 3. Suhu yang terlalu tinggi dapat menyebabkan heat stoke atau hyperpyresia dan suhu yang rendah menyebabkan frostbite 4. Tekanan yang tinggi menyebabkan ‘caisson disease’ 5. Penerangan lampu yang kurang baik menyebabkan kelainan kepada indera penglihatan b. Golongan Chemis seperti : 1. Debu menyebabkan pneumoconioses diantaranya silicosis 2. Uap menyebabkan metal fume fever atau keracunan 3. Gas menyebabkan keracunan oleh CO dan H2S 4. Larutan menyebabkan Dermatis 5. Awan atau Kabut misalnya racun serangga (insecticides) dan racun jamur menyebabkan keracunan 82)
Abdul Rachman, “Pedoman Studi Hiperkes pada Instutusi Pendidikan Tenaga Kerja Sanitasi” (Jakarta, 1990). 83) Suma’mur, “Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja” (Cetakan ke-2) (Jakarta : Gunung Agung, 1967), hal. 53.
Universitas Sumatera Utara
c. Golongan Infeksi misalnya oleh bibit penyakit anthax atau brucella pada pekerja penyamak kulit d. Golongan Fisiologis yang disebabkan oleh kesalahan konstruksi mesin, sikap badan kurang baik, salah melakukan pekerjaan dan lain-lain yang bisa menyebabkan kelelahan fisik dan lambat laun menyebabkan perubahan fisik tubuh pekerja. e. Golongan Mental-Psikologis adapun hal ini terlihat pada hubungan yang kurang baik atau misalnya keadaan membosankan monotoni. Dan menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER-01/Men/1981 mencantumkan 30 jenis penyakit akibat kerja, sedangkan Keputusan Presiden RI No. 22/1993 tentang Penyakit yang timbul karena Hubungan Kerja memuat jenis penyakit yang sama, ditambah : Penyakit yang disebabkan bahan kimia lainnya termasuk bahan obat. Jenis penyakit akibat kerja tersebut adalah : 84) 1. Pneumokonisis yang disebabkan oleh debu mineral pembentukan jaringan perut yang merupakan faktor utama penyebab cacat dan kemudian 2. Penyakit paru dan saluran pernafasan yang disebabkan oleh debu logam keras 3. Penyakit paru dan saluran pernafasan yang disebab debu kapas, vlas, henep, dan sisal (bisinosis) 4. Asma akibat kerja yang disebabkan oleh penyebab sentitasi dan zat peransang yang dikenal berada dalam proses pekerjaan. 84)
Peraturan Menaker No. Per 01/MEN/1981 Tentang Kewajiban Melapor Penyakit Akibat Kerja.
Universitas Sumatera Utara
5. Alveolitis allergika yang disebabkan oleh faktor dari luar akibat penghirupan debu organik 6. Penyakit berilium yang disebabkan persenyawaan yang beracun 7. Penyakit kadmium yang disebabkan persenyawaan yang beracun 8. Penyakit krom yang disebabkan persenyawaan yang beracun 9. Penyakit fosfor yang disebabkan persenyawaan yang beracun 10. Penyakit yang disebabkan oleh mangan, arsen, raksa, timbal, flour, karbon difusida, benzana, alkohol, gas/uap penyebab asfiksa 11. Penyakit yang disebabkan oleh derivat halogen, derivat nitro, nitrogliserin, atau ester asam nitrat 12. Kelainan pendengaran yang disebabkan kebisingan 13. Dan kelainan otot, urat, tulang persendian, pembuluh darah atau syaraf tepi yang disebabkan oleh getaran mekanik
2. Terjadinya Kecelakaan Kerja Kecelakaan adalah kejadian yang tak terduga dan tak diharapkan, sedangkan kecelakaan akibat kerja adalah kecelakaan yang berhubungan dengan hubungan kerja pada perusahaan. Oleh karena di belakang peristiwa itu tidak terdapat unsur kesengajaan, lebih dalam bentuk perencanaa, maka untuk itu peristiwa sabotase atau tindakan kriminal di luar ruang lingkup kecelakaan yang sebenarnya dan disertai kerugian material ataupun penderitaan paling ringan sampai paling berat.
Universitas Sumatera Utara
3. Menurunnya Produksi dan Produktivitas Kerja Keselamatan dan kesehatan kerja erat hubungannya dengan peningkatan produksi dan produktivitas. Produktivitas adalah perbandingan diantara hasil kerja (output) dan upaya yang digunakan (input). Keselamatan kerja dapat membantu peningkatan produksi dan produktivitas atas dasar : 85) a. Dengan tingkat keselamatan dan kesehatan kerja yang tinggi, kecelakaan ataupun penyakit kerja maupun cacat, dan kematian dapat dikurangi atau ditekan sekecil-kecilnya, sehingga pengeluaran pembiayaan yang tidak perlu dapat dihindari. b. Tingkat keselamatan dan kesehatan kerja yang tinggi sejalan dengan pemeliharaan dan pengunaan peralatan kerja dan mesin yang produktif dan efesien dan bertalian dengan tingkat produksi dan produktivitas yang tinggi. c. Pada berbagai hal, tingkat keselamatan yang tinggi menciptakan kondisi yang mendukung kenyamanan serta kegairahan kerja, sehingga faktor manusia dapat diserasikan dengan tingkat efisiensi yang tinggi pula. d. Praktek keselamatan dan kesehatan tidak bisa dipisahkan dari ketrampilan, keduanya berjalan dengan sejajar dan merupakan unsur-unsur esensial bagi kelangsungan proses produksi. 85)
Suma’mur “Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan” (Jakarta : CV. Haji Masagung, 1981), hal. 4.
Universitas Sumatera Utara
e. keselamatan dan kesehatan kerja yang dilaksanakan sebaik-baiknya dengan partisipasi pengusaha dan buruh akan membawa iklim keamanan dan ketenangan kerja, sehingga sangat membantu bagi hubungan buruh dan pengusaha yang merupakan landasan kuat terjadinya kelancaran produksi.
C. Konsekuensi Yuridis Atas Tidak Dipatuhinya Aturan K3 Pada Perusahaan PT. Karya Tanah Subur Di dalam undang-undang Keselamatan Kerja Pasal 15 Bab XI Ketentuan Penutup Memberikan ancaman pidana atas pelanggaran peraturan perundang-undangan dengan hukuman kurungan selama-lamanya 3 (tiga) bulan, dan denda setinggi- tingginya Rp 100.000,- (seratus ribu rupiah) karena dianggap tindak pidana pelangaran ancaman pidana dianggap terlalu berat. Selain adanya sanksi pidana juga ada juga sanksi administrasi yaitu berupa : 86) 1) Teguran dan peringatan tertulis 2) Pembatasan kegiatan usaha 3) Pembatalan persetujuan dan pembatalan pendaftaran 4) Penghentian sementara sebagian atau seluruh alat produksi 5) Dan pencabutan izin
86)
UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal 190.
Universitas Sumatera Utara
Jadi, pelanggaran terhadap undang-undang Nomor 1 tahun 1970 ini beserta peraturan pelaksanaannya dapat diancam dengan ancaman pidana, ancaman pidana tersebut tidak akan membuat efek jera bagi pengusaha yang melanggar UU tersebut, karena dilihat dari ancaman hukuman yang terlalu singkat dan denda yang dikenakan terlalu sedikit mengingat dimungkinkan banyak tenaga kerja pada suatu tempat kerja (perusahaan) yang mengalami cedera berat bahkan kematian serta juga menderita penyakit akibat kerja. Tidak adil jika semua masalah kesehatan dan keselamatan dilimpahkan kepada perusahaan saja, karena masalah K3 juga tanggungjawab pekerja sebagai objek dari K3. Untuk itu pekerja juga memiliki hak dan kewajiban terkait dengan K3 yaitu : 1. Memberikan keterangan apabila diminta oleh pengawas atau ahli K3 2. Memakai alat pelindung diri 3. Meminta pengurus untuk melaksanakan syarat-syarat K3 yang diwajibkan 4. Menyatakan keberatan terhadap pekerjaan dimana syarat-syarat K3 dan alat-alat pelindung diri tidak menjamin keselamatannya. Tentang pekerja penyandang cacat perusaha harus menyediakan keperluan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Apabila perusahaan tidak melaksanakan ketentuan dalam Pasal 14 UU No. 4 Tahun 1997 diancam dengan ancaman berupa pidana kurungan selama-lamanya 6 bulan dan denda setingi-tingginya Rp 200.000.000.- (dua ratus juta rupiah) karena mereka mempunyai kesamaan kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan sesuai dengan derajat kecacatannya. 87) 87)
UU No.4 Tahun 1999 tentang Penyandang Cacat Pasal 13
Universitas Sumatera Utara
BAB IV PERAN PEMERINTAH DALAM MELINDUNGI DAN MENCEGAH TERJADINYA KECELAKAAN KERJA PADA PT. KARYA TANAH SUBUR A. Fungsi dan Peran Pemerintah Daerah Dalam Melindungi dan Mencegah Terjadinya Kecelakaan Kerja Pada PT. Karya Tanah Subur 1. Fungsi Pemerintah Daerah Dalam Melindungi dan Mencegah Kecelakaan Kerja PT. Karya Tanah Subur Dengan kata singkat Pemerintah mempunyai fungsi yaitu Pembinaan dalam keselamatan kerja dan pencegahan kecelakaan. Fungsi ini meliputi : 88) a. Pengawasan b. Pendidikan c. Penyuluhan d. Penggalakan kerjasama e. Pembentukan organisasi f. Pengujian dan penelitian Pada tingkat daerah di Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perlindungan dan Perawatan Tenaga Kerja terdapat pengawas-pengawas keselamatan kerja yang memeriksa perusahaan-perusahaan tentang dipatuhinya ketentuan keselamatan kerja, selain itu ada juga pengawas perburuhan yang memeriksa tentang akibat kecelakaan kerja.
88)
Suma’mur “ Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan” (Jakarta : Haji Masagung, 1981),
hal. 319.
Universitas Sumatera Utara
Disamping itu ada juga organisasi Perusahaan Umum Asuransi Tenaga Kerja yang berkantor di Jakarta dan cabangnya di daerah-daerah kecelakaan akibat kerja dipertanggungjawabkan kepada Perusahaan Umum tersebut akan membayar ganti rugi serta ongkos perawatan dan lain-lainnya. Fungsi dari direktorat tersebut antara lain : 89) 1. Melaksanakan pembinaan, pengawasan serta penyempurnaan dalam penetapan norma keselamatan di bidang mekanik 2. Melakukan pembinaan, pengawasan serta penyempurnaan dalam bidang listrik 3. Melaksanakan pembinaan pengawasan serta penyempurnaan dalam penetapan norma keselamatan di bidang uap 4. Melaksanakan pembinaan pengawasan serta penyempurnaan dalam penetapan norma keselamatan di bidang pencegahan kebakaran
2. Peran Pemerintah Daerah Dalam Melindungi Keselamatan Kerja PT. Karya Tanah Subur Dalam keselamatan kerja dan pencegahan kecelakaan peran pemerintah sangatlah penting, Adapun peran tersebut adalah : 90) a. Pengumpulan dan pengunaan Informasi tentang sebab-sebab dan perincian keadaan kecelakaan kerja. b. Penelitian dengan menggunakan statistik kecelakaan menurut industri secara keseluruhan tentang bahaya-bahaya khusus yang ada dalam berbagai industri, faktor yang mempengaruhi peristiwa kecelakaan kerja dan pengaruh dari tindakan-tindakan untuk mencegahnya. 89) 90)
Ibid Ibid
Universitas Sumatera Utara
c. Penyelengaraan penelitian tentang cara-cara penyelidikan dengan bantuan lembaga-lembaga atau penitia-penitia yang dibentuk oleh cabang-cabang industri atau swasta. d. Penyelidikan tentang faktor fisik, fisiologi, dan psikologi dalam terjadinya kecelakaan. e. Pengalakan penelitian ilmiah untuk menemukan cara paling tepat bagi penyeluhan jabatan dan seleksi tenaga kerja dengan maksud agar metode itu dapat diterapkan. f. Pengadaan organisasi atau pusat untuk pengumpulan dan pengerjaan statistik yang bertalian dengan kecelakaan industri g. Pembentukan dan penggalakan kerjasama diantara segenap pihak yang bertalian dengan pencegahan kecelakaan dan terutama diantara pengusaha dan pekerja. h. Penyelengaraan
pertemuan
periodik
diantara
pemerintah,
pengusaha dan pekerja untuk menilai perkembangan keadaan dan membahas tindak lanjutnya i. Pengairahan penerapan usaha keselamatan dengan pembentukan organisasi seperti organisasi profesi keselamatan kerja, kerjasama organisasi pengusaha dengan pekerja j. Penciptaan dan pemeliharaan perhatian yang cukup terhadap keselamatan terhadap pekerja dengan ceramah-ceramah, publikasi, film, kunjungan perusahaan dan lain-lainnya
Universitas Sumatera Utara
k. Pengandaan dan peningkatan pameran keselamatan yang menetap l. Penanaman pengertian pada pengusaha untuk meningkatkan pendidikan tenaga kerja khususnya dalam keselamatan kerja dan pencegahan kecelakaan m. Pengadaan pedoman
pencegahan
kecelakaan
pada industri
menurut kekhususan atau cabang industri atau proses yang khusus n. Pemasukan
pelajaran
keselamatan
pada
umumnya
dalam
kurikulum sekolah-sekolah dasar untuk menanam kewaspadaan umum dan dalam kurikulum latihan kerja dalam pencegahan kecelakaan dan bantuan pertama pada kecelakaan o. Pengaturan ketentuan perundang-undangan yang menjamin standar keselamatan yang tinggi p. Penelahaan terhadap rencana pembangunan atau perubahan yang berarti dari suatu perusahaan q. Penyelenggaraan konsultasi dengan wakil organisasi pengusaha dan tenaga kerja sebelum pengaturan perundangan yang diterbitkan. r. Pemberian dorongan kerjasama tenaga kerja untuk berpartisipasi dalam pencegahan kecelakaan. s. Pembinaan dorongan agar lembaga asuransi bekerjasama dan berpartisipasi dalam pencegahan kecelakaan t. Dan lain-lainnya.
Universitas Sumatera Utara
3. Peran dan Tugas Balai K3 Balai K3 merupakan salah satu unit organisasi dari Depnaker dan Transmigrasi RI yang mempunyai tugas melaksanakan analisa, pengkajian, pelayanan teknis dan pengembangan sumber daya manusia dan penyebaran informasi di bidang keselamatan kerja dan higene perusahaan, ergonomi dan keselamatan kerja. Balai K3 juga memiliki berbagai fasilitas pendukung seperti perpustakaan, fasilitas latihan dan penginapan. Adapun visi dan misi dari Balai K3 antara lain : 91) a. Peningkatan pendukung kebijakan standart K3 b. Peningkatan derajat kesehatan tenaga kerja c. Peningkatan kwalitas dan kwantitas SDM di bidang K3 d. Peningkatan pengujian pelayanan teknis, dan informasi di bidang K3 e. Peningkatan kwalitas dan kwantitas SMK3 f. Dan peningkatan analisis, pengkajian, dan perekayaan teknologi
4. Pencegahan Terjadinya Kecelakaan Kerja Pencegahan kecelakaan kerja dapat dilakukan dengan cara : a. Peraturan Perundangan yaitu ketentuan yang diwajibkan mengenai kondisi kerja pada umumnya, perencanaan, konstruksi, perawatan dan pemeliharaan, pengawasan, pengujian, dan cara kerja peralatan industri, tugas-tugas pengusaha dan buruh, latihan, supervisi, PPPK dan pemeriksaan kesehatan. 91)
Ibid
Universitas Sumatera Utara
b. Standarlisasi yaitu penetapan standar resmi, setengah resmi, atau tidak resmi mengenai misalnya konstruksi yang memenuhi syarat-syarat keselamatan, jenis-jenis peralatan industri tertentu, praktek-praktek
keselamatan
dan
higene
umum
atau
alat
pelindungan diri c. Pengawasan
yaitu pengawasan tentang dipatuhinya ketentuan
perundang-undangan yang diwajibkan d. Penelitian Teknik yang meliputi sifat dan cir-ciri bahan-bahan yang berbahaya, penyelidikan tentang pagar pengaman, pengujian alat perlindungan diri, penelitian tentang pencegahan peledakan gas dan debu atau penelaahan tentang bahan- bahan dan desain paling tepat untuk tambang- tambang pengangkat dan peralatan pengangkat lainnya e. Riset Medis yang meliputi terutama penelitian tentang efek-efek fisiologis dan patologis, faktor-faktor lingkungan dan teknologis, dan keadaan fisik yang mengakibatkan kecelakaan. f. Penelitian Psikologis yaitu penyelidikan tentang pola-pola kejiwaan yang menyebabkan terjadinya kecelakaan. g. Penelitian secara statistic untuk menetapkan jenis-jenis kecelakaan yang terjadi, banyaknya, mengenai siapa saja, dalam pekerjaan apa saja, dan apa saja penyebabnya.
Universitas Sumatera Utara
h. Pendidikan yang menyangkut pendidikan keselamatan dalam kurikulum
teknik,
sekolah-sekolah
perniagaan
atau
kursus
pertukangan i. Latihan-latihan yaitu latihan-latihan praktek bagi tenaga kerja, khususnya tenaga kerja yang baru dalam keselamatan kerja j. Pengairahan yaitu pengunaan aneka cara penyuluhan atau pendekatan lain untuk menimbulkan sikap untuk selamat k. Asuransi yaitu insentif financial untuk meningkatkan pencegahan kecelakaan misalnya dalam bentuk pengurangan premi yang dibayar oleh perusahan, jika tindakan keselamatan sangat baik l. Usaha Keselamatan dan kesehatan kerja pada tingkat perusahaan yang merupakan ukuran utama efektif tidaknya penerapan keselamatan dan kesehatan kerja, pada perusahaanlah kecelakaan itu terjadi, sedangkan pola-pola kecelakaan pada suatu perusahaan sangat tergantung kepada tingkat kesadaran dan keselamatan kerja oleh semua pihak yang bersangkutan. Jelaslah, bahwa untuk mencegah kecelakaan diperlukan kerjasama aneka keahlian dan profesi seperti pembuat Undang-Undang, Pengawai Pemerintah, Ahli-ahli Teknik, Dokter, Ahli Ilmu Jiwa, Ahli Statistik, Guru-guru, dan kerjasama antara pengusaha dengan buruh.
Universitas Sumatera Utara
B. Sebab-sebab dan Kerugian Akibat Terjadinya Kecelakaan Pada PT. Karya Tanah Subur 1. Sebab-Sebab Terjadinya Kecelakaan Kerja Sebab-sebab terjadiannya kecelakaan kerja antara lain ada dua yaitu penyebab langsung (immediete causes) dan penyebab dasar (basic cause). 1) Penyebab Langsung (Immediete Cause) Penyebab langsung ada dua faktor yaitu : a. Kondisi berbahaya (unsafe condition) yaitu tindakan yang akan menyebabkan kecelakaan seperti : 92) 1. Keamanan yang tidak memadai 2. Peralatan yang tidak seharusnya 3. Ventilasi kurang 4. Sistem tanda peringatan kurang memadai 5. Iklim kerja tidak sesuai 6. Getaran 7. Kebisingan cukup tinggi 8. Pakaian tidak sesuai 9. Ketata-rumah-tangaan yang buruk (poor house keeping) 10. Dan Lingkungan yang berbahaya b. Tindakan Berbahaya (unsafe act) atau tindakan yang tidak standar adalah tingkah laku, atau perbuatan yang akan menyebabkan kecelakaan, misalnya : 93) 92)
Benet Silalahi & Rumondang Silalahi, ”Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja” (Jakarta : PT. Pustaka Binaman Presindo; 1985), hal. 24. 93) Ibid
Universitas Sumatera Utara
1. Mengoperasikan alat tanpa wewenang 2. Gagal untuk memberi peringatan 3. Bekerja dengan kecepatan yang salah 4. Menyebabkan alat keamanan tidak berfungsi 5. Memindahkan alat-alat keselamatan, 6. Menggunakan alat yang rusak 7. Menggunkan alat dengan cara yang salah 8. Dan kegagalan memakai alat pelindung
2) Penyebab Dasar (Basic Cause) Penyebab dasar ada dua faktor yaitu : b. Faktor manusia/pribadi antara lain karena kurangnya kemampuan fisik, mental, dan psikologi. Lemahnya ilmu pengetahuan dan ketrampilan, stres, motivasi yang tidak cukup c. Faktor kerja atau lingkungan yaitu tidak cukup kepimpinan dan pengawasan, tidak cukup rekayasa (engineering), tidak cukup pembelian barang atau alat, tidak cukup perawatan dan tidak cukup standar kerja dan penyalahgunaan.
2. Kerugian Akibat Terjadinya Kecelakaan Kerja Sedangkan kerugian akibat Kecelakaan kerja ada lima kerugian yaitu :
Universitas Sumatera Utara
a. Kerusakan adalah dimana terjadinya kerugian baik dari pihak pekerja maupun dari pihak pengusaha yang bisa berupa fisik, materil, moril, dan lain-lain. b. Kekacauan organisasi adalah terjadinya kekacauan di dalam tubuh organisasi baik langsung atau tidak langsung. c. Keluhan dan kesedihan adalah dimana menyebabkan seseorang merasa kesedihan dan keeluhan yang bisa diakibatkan oleh pekerjaan atau lainnya d. Kelainan dan cacat adalah tidak berfungsinya sebagian dari anggota tubuh tenaga kerja yang menderita kecelakaan baik cacat sementara maupun cacat total. e. Kematian adalah yaitu kecelakaan yang mengakibatkan penderitanya bisa meninggal dunia.
C. Klasifikasi Kecelakaan Kerja Klasifikasi kecelakaan kerja menurut Organisasi Internasional tahun 1962 adalah sebagai berikut : 94) 1. Menurut Jenis Kecelakaan a. jatuh b. tertimpa benda jatuh c. menginjak atau terantuk d. terjepit 94)
Suma’mur, “Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan” (Jakarta : Haji Masagung, 1981), hal. 7.
Universitas Sumatera Utara
e. gerakan berlebihan f. kontak suhu tinggi g. kontak aliran listrik h. kontak dengan bahan berbahaya
2. Menurut Jenis Media Penyebab a. Kecelakaan Penyebab Dari Faktor Mesin 1) pembangkit tenaga 2) mesin penyalur (transmisi) 3) mesin untuk mengerjakan logam 4) mesin pengolah kayu 5) mesin pertanian 6) mesin pertambangan 7) dan mesin-mesin yang lainnya
b. Alat Angkut dan Alat Angkat 1) mesin angkat dan peralatannya 2) alat angkutan di atas rel 3) alat angkat angkutan lain yang beroda terkecuali keretaapi 4) alat angkutan udara 5) alat angkutan air 6) dan alat angkuatan lainnya
Universitas Sumatera Utara
c. Peralatan lain 1) bejana bertekanan 2) dapur pembakaran dan pemanas 3) instalasi pendingin 4) instalasi listrik termasuk motor listrik 5) alat-alat listrik tangan 6) alat-alat kerja dan perlengkapanya, kecuali alat-alat listrik 7) tangga 8) perancah (steger)
d. Bahan, Subtansi dan Radiasi 1) bahan peledak 2) debu, gas, cairan, dan zat kimia. 3) benda-benda melayang 4) dan radiasi
e. Lingkungan Kerja 1) di luar bangunan 2) di dalam bangunan 3) di dalam bawah tanah
f. Penyebab Lainnya 1) hewan 2) dan penyebab yang belum termasuk golongan tersebut
Universitas Sumatera Utara
3. Menurut Sifat Luka atau Kelainan a. patah tulang b. keseleo/dislokasi c. rengang otot/urat d. luka dipermukaan e. gegar atau remuk f. memar g. amputasi h. luka bakar i. keracunan akut atau keracunan mendadak j. kematian/mati lemas k. pengaruh radiasi l. luka-luka yang banyak dan berlainan sifatnya m. dan lain-lain
4. Menurut Letak Kelainan di Tubuh a. kepala b. leher c. badan d. anggota gerak atas e. anggota gerak bawah f. banyak tempat g. kelainan umum h. dan letak lain yang tidak dapat dimasukan dalam klasifikasi tersebut
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan 1. Pelaksanaan dan Perlindungan K3 di PT. Karya Tanah Subur sudah sangat baik hal ini dapat dibuktikan dengan berkurangnya tingkat kecelakaan tiap tahunnya dan meningkatnya produksi dan produktivitas pekerja yang dapat dirasakan perbedaannya sebelum dan sesudah melaksanakan K3 dan SMK3 dengan baik. 2. Peran dan tanggungjawab perusahaan terhadap timbulnya Penyakit Akibat Kerja (PAK) pada Perusahaan PT. Karya Tanah Subur berperan aktif di setiap level manajerial untuk melaksanakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) terutama melalui
P2K3L dengan kegiatan Safety Patrol.
Apabila timbul Penyakit Akibat Kerja (PAK) maupun Kecelakaan Kerja Perusahaan PT. Karya Tanah Subur akan mengobati melalui pelayanan kesehatan yang terdapat di kebun yaitu Poliklinik, apabila tidak bisa ditangani oleh Polibun (Poliklinik Kebun) maka tenaga kerja yang bersangkutan yang mengalami kecelakaan kerja termasuk penyakit yang timbul akibat kerja akan dirujuk ke Rumah Sakit (RS) dengan biaya ditanggung sepenuhnya oleh perusahaan PT. Karya Tanah Subur dan setiap tahun para pekerja atau buruh selalu melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala.
Universitas Sumatera Utara
3. Peran pemerintah dalam melindungi Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dan mencegah terjadinya kecelakaan kerja antara perusahaan dengan Depnakertrans dan Balai K3 hanya dalam hal sertifikasi peralatan proses dan pengecekan kondisi lingkungan kerja serta Koordinasi dan konsultasi saja. Perusahaan dalam melindungi K3 dan mencegah terjadinya Kecelakaan Kerja bersama dengan Ahli K3 melaksanakan beberapa hal : a) Awareness K3 melalui Five Minute Talk, Training, dan Pengadaan Rambu-rambu dan poster yang menyangkut dengan pelaksanaan K3 dan SMK3 b) Pelaksanaan Unsafe Patrol untuk perbaikan kondisi lokasi kerja c) Teguran kepada Karyawan yang melakukan Unsafe Action d) Penyediaan APD yang layak sesuai Standart Keselamatan e) Pemberitahuan legal terkait K3 f) Sertifikasi operator/karyawan yang bekerja pada alat yang berdampak K3 besar seperti di pabrik yang berkaitan dengan alat boiler, crane, alat berat. g) Pemeriksaan kondisi fisik lingkungan kerja h) Penerapan aspek argonomi pada proses panen Dalam menerapkan K3 dan SMK3 pada PT. Karya Tanah Subur masih menghadapi berbagai macam kendala, misalnya :
Universitas Sumatera Utara
1) Kebiasaan karyawan dalam mentaati peraturan yang berkaitan dengan K3 2) Peraturan yang menyangkut dengan K3 masih dianggap sebagai beban dan aturan yang tidak menyenangkan 3) Pengetahuan tentang K3 oleh karyawan masih rendah 4) Budaya kerja yang belum budaya K3. Apabila budaya K3 diterapkan maka semua tindakan yang dilakukan karyawan menjadi lebih safety.
B. Saran 1. Perusahaan PT. Karya Tanah Subur harus tetap konsisten dalam melaksanakan
Perlindungan
Kesehatan
dan
Keselamatan
Kerja.
Kemungkinan terjadinya kecelakaan sangat besar, oleh sebab itu masalah kesehatan diperhatikan sebaik mungkin agar terhindar dari hal-hal yang dapat merugikan baik bagi pekerja maupun perusahaan. Karena Perusahaan PT. Karya Tanah Subur bergerak di bidang perkebunan yang menghasilkan barang mentah (minyak mentah/CPO). 2. Perusahaan hendaknya mengelola dengan baik sistem K3 baik melalui perencanaan, ketatarumahtanggaan yang baik dan teratur, menyediakan pakaian kerja, APD, dan bagi yang bekerja di dalam ruangan perusahaan harus membuat ventilasi dan pengaturan suhu serta penerangan dan mensosialisasi budaya K3 dalam melakukan pekerjaan agar terhindar dari resiko kecelakaan pekerjanya.
Universitas Sumatera Utara
3. Pemerintah daerah harus lebih mensosialisasikan, penyelenggaraan penelitian, pelatihan, penyuluhan, pengawasan, dan mengumpulkan semua data dan informasi yang menyangkut tentang K3 di suatu perusahaan agar dapat mengurangi, mencegah dann menihilkan resiko kecelakaan kerja (zero accident).
Universitas Sumatera Utara