PENYAKIT AKIBAT KERJA YANG SERING TERABAIKAN Beberapa Definisi Penyakit Akibat Kerja : Penyakit Akibat Kerja (PAK) (Occupational Diseases) menurut ILO, 1996 : Adalah penyakit yang diderita sebagai akibat pemajanan faktor-faktor yang timbul dari kegiatan pekerjaan. Penyakit Akibat Kerja (Occupational Diseases) menurut Permennaker No. Per. 01/Men/1981 : Adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja. Penyakit Yang Timbul Karena Hubungan Kerja (Keputusan Presiden No. 22 tahun 1993) : Adalah penyakit yang disebabkan karena pekerjaan atau lingkungan kerja. Penyakit Berhubungan dengan Pekerjaan (Work Related Diseases) : Adalah penyakit yang dicetuskan, dipermudah atau diperberat oleh pekerjaan.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Tenaga Kerja 1.
Beban Kerja : berupa beban fisik dan mental
2. Lingkungan Kerja : berupa lingkungan Fisik, Kimia, Biologi, Ergonomi, Psikologi 3. Kapasitas Kerja : berupa Ketrampilan, Kesegaran jasmani & rohani, Status kesehatan/gizi, usia, Jenis kelamin dan Ukuran tubuh
Faktor Munculnya Penyakit Akibat Kerja : 1. Faktor Fisik : – – – – –
Suara tinggi/bising : menyebabkan ketulian Temperatur/suhu tinggi : menyebabkan Hyperpireksi, Milliaria, heat Cramp, Heat Exhaustion, Heat Stroke. Radiasi sinar elektromagnetik : infra merah menyebabkan katarak, ultraviolet menyebabkan konjungtivitis, radioaktrif/alfa/beta/gama/X menyebabkan gangguan terhadap sel tubuh manusia. Tekanan udara tinggi : menyebabkan Coison Disease Getaran :menyebabkan Reynaud’s Disease, Gangguan proses metabolisme, Polineurutis.
halaman 1 dari 5
2. Faktor Kimia : – – – – –
Asal : bahan baku, bahan tambahan, hasil antara, hasil samping, hasil (produk), sisa produksi atau bahan buangan. Bentuk : zat padat, cair, gas, uap maupun partikel. Cara masuk tubuh dapat melalui saluran pernafasan, saluran pencernaan, kulit dan mukosa Masuknya dapat secara akut dan secara kronis Efek terhadap tubuh : iritasi, alergi, korosif, Asphyxia, keracunan sistemik, kanker, kerusakan/kelainan janin, pneumoconiosis, efek bius (narkose), Pengaruh genetic.
3. Faktor Biologi: – – – –
Viral Diseases : Rabies, Hepatitis Bakterial Diseases : Anthrax, Leptospirosis, Brucellosis, TBC, Tetanus Fungal Diseases : Dermatophytoses, Histoplasmosis Parasitic Diseases : Ancylostomiasis, Schistosomiasis.
4. Faktor Ergonomi/fisiologi: – –
Akibat : cara kerja, posisi kerja, alat kerja, lingkungan kerja yang salah, Kontruksi salah. Efek terhadap tubuh : kelelahan fisik, nyeri otot, deformitas tulang, perubahan bentuk, dislokasi.
5. Faktor mental Psikologi: –
Akibat : Organisasi kerja (type kepemimpinan, Hubungan kerja, Komunikasi, keamanan), Type kerja (monoton, berulang-ulang, kerja berlebihan, kerja kurang, kerja shif, terpencil) – Manifestasinya berupa stress
Contoh Penyakit yang termasuk Ketegori Penyakit Akibat Kerja : 1.
Penyakit allergi/hipersensitif – lokasinya biasanya disaluran pernapasan dan kulit – Disebabkan oleh bahan kimia – Contoh : penyakit asma, penyakit jamur
2. Dermatitis Kontak : – Ada 2 jenis yaitu iritan dan allergi – Lokasi di kulit 3. Penyakit Paru : – Dapat berupa : Bronchitis kronis, emfisema, karsinoma bronkus, fibrosis, TBC, mesetelioma, pneumonia, Sarkoidosis. – Disebabkan oleh bahan kimia, fisis, microbiologi.
halaman 2 dari 5
4. Penyakit Hati dan Gastro-intestinal : – Dapat berupa : kanker lambung dan kanker oesofagus (tambang batubara dan vulkanisir karet), Cirhosis hati(alkohol, karbon tetraklorida, trichloroethylene, kloroform) – Disebabkan oleh bahan kimia 5. Penyakit Saluran Urogenital : – Dapat berupa : gagal ginjal(uap logam cadmium & merkuri, pelarut organik, pestisida, carbon tetrachlorid), kanker vesica urinaria (karet, manufaktur/bahan pewarna organik, benzidin, 2naphthylamin). – Disebabkan bahan kimia. 6. Penyakit Hematologi : – Dapat berupa : anemia (Pb), lekemia (benzena) – disebabkan bahan kimia 7. Penyakit Kardiovaskuler : – Disebabkan bahan kimia – Dapat berupa : jantung coroner (karbon disulfida, viscon rayon, gliceril trinitrat, ethylene glicol dinitrat), febrilasi ventricel (trichlorethylene). 8. Gangguan alat reproduksi : – Dapat berupa : infertilitas (ethylene bromida, benzena, anasthetic gas, timbal, pelarut organic, karbon disulfida, vinyl klorida, chlorophene), kerusakan janin (aneteses gas, mercuri, pelarut organik) keguguran (kerja fisik) – Disebabkan bahan kimia dan kerja fisik 9. Penyakit muskuloskeletal : – Dapat berupa : sindroma Raynaud (getaran 20 – 400 Hz), Carpal turnel syndroma (tekanan yang berulang pada lengan), HNP/sakit punggung (pekerjaan fisik berat, tidak ergonomis). – Disebabkan : kerja fisik dan tidak ergonomis. 10. Gangguan telinga : – Dapat berupa : Penurunan pendengaran (bising diatas NAB) – Disebabkan faktor fisik 11. Gangguan mata : – Dapat berupa : rasa sakit (penataan pencahayaan), conjungtivitis (sinar UV), katarak (infra merah), gatal (bahan organik hewan, debu padi), iritasi non alergi (chlor, formaldehid). – Disebabkan faktor fisik, biologi.
halaman 3 dari 5
12. Gangguan susunan saraf : – Dapat berupa : pusing, tidak konsentrasi, sering lupa, depresi, neuropati perifer, ataksia serebeler dan penyakit motor neuron (cat, carpet-tile lining, lab. Kimia, petrolium, oli). – Disebabkan bahan kimia 13. Stress : – Dapat berupa : neuropsikiatrik; ansietas, depresi (hubungan kerja kurang baik, monoton, upah kurang, suasana kerja tidak nyaman) – Disebabkan faktor mental psikologi 14. Infeksi : – Dapat berupa : pneumonia (legionella pada AC), leptospirosis (leptospira pada petani), brucellosis, antrakosis (brucella, antrak pada peternak hewan). – Disebabkan oleh faktor biologi 15. Keracunan : – Dapat berupa keracunan akut (CO, Hidrogen sulfida, hidrogen sianida), kronis (timah hitam, merkuri, pestisida). – Disebabkan oleh bahan kimia.
Cara Mendeteksi adanya Penyakit Akibat Kerja : Untuk menentukan apakah penyakit yang diderita oleh tenaga kerja adalah termasuk Penyakit Akibat Kerja atau bukan maka perlu melalui beberapa tahapan seperti bagan dibawah ini :
halaman 4 dari 5
Seringkali bahkan sebagian besar perusahaan di Indonesia belum patuh pada peraturan terkait dengan permasalahan ini sehingga belum melakukan pemeriksaan kesehata baik tahap awal saat pekerja akan diterima sebagai pekerja di perusahaan tersebut, maupun pemeriksaan berkala yang seharusnya dilakukan minimal 1 tahun sekali maka langkah-langkah yang harus dilakukan sebelum menetapkan apakah penyakit tersebut termasuk kategori Penyaki Akibat Kerja (PAK) atau bukan sesuai definisi PAK diatas adalah seperti bagan dibawah ini :
Sesuai dengan Permennakertrans No. Per. 01/MEN/1981 bahwa : Pengurus dan Badan yang ditunjuk wajib melaporkan PAK kepada Dirjen Binawas Laporan PAK paling lama 2 x 24 Jam setelah dibuat diagnosa
Adapun tata cara dalam Pelaporan Penyakit Akibat Kerja sesuai Peraturan Perundanga yang berlaku adalah sebagai berikut : Laporan tahap I tidak lebih 2 x 24 jam sejak menerima diagnosis dari dokter yang merawat (KK2 Form Jamsostek 3) Laporan tahap II tidak lebih 2 x 24 jam setelah menerima surat keterangan dokter (KK3 Form Jamsostek 3a) Pengajuan pembayaran : FC kartu peserta, surat keterangan dokter (bentuk KK5 Form Jamsostek 3c), kwitansi, dokumen lain Apabila terjadi perbedaan pendapat besarnya prosentase cacat dapat meminta penetapan pegawai pengawas Berdasarkan pertimbangan medis dokter penasehat, pegawai pengawas membuat penetapan dan memerintahkan melaksanakan penetapan Demikian sedikit informasi terkait Penyakit Akibat Kerja, mulai dari Pemahaman mengenai definisi PAK, Jenis-jenis PAK, Cara Mendeteksi PAK sampai dengan tata cara melaporkan PAK kepada instansi pemerintah sesuai dengan Peraturan Perundangan yang berlaku. Semoga informasi ini bermanfaat buat kita semua. Salam EHS Sentral Sistem
halaman 5 dari 5