BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan Permasalahan pekerja anak di Indonesia akan semakin pelik jika dibiarkan saja. Semakin hari semakin meningkat jumlah anak yang menjadi pekerja, jika tidak dilindungi oleh undang-undang, maka semakin besar pula peluang pengekploitasian hak asasi anak dan memperbesar angka kemiskinan penduduk baik di desa maupun di kota. Banyak penyebab anak sebagai pekerja, salah satu yang paling mendasar adalah alasan kebutuhan sosial-ekonomi, selain seorang anak memutuskan untuk menjadipekerja anak adalah keinginan sendiri. Pekerja anak tersebar pada beberapa sektor baik formal maupun informal dengan tingkat pendapatan rendah dan perlindungan ketenagakerjaan yang tidak pasti. Salah satu bentuk pekerja anak yang tergolong bentuk pekerjaan terburuk bagi anak yaitu bekerja sebagai pekerja rumah tangga anak (PRTA). Hal tersebut dikarenakan bekerja sebagai PRTA sebagian besar merupakan pekerjaan yang mengeksploitasi anak sehingga hak-hak yang seharusnya di dapatkan oleh anak terampas. Hak-hak yang terampas tersebut seperti hak memperoleh pendidikan, hak bermain, hak mendapatkan cinta kasih dari orang tua, dan hak untuk mengembangkan bakat kepribadiannya. Anak-anak yang bekerja sebagai PRTA sangat rawan terhadap tindak kekerasan, eksploitasi (waktu dan beban pekerjaan yang berat), pemaksaan kehendak, dan bahkan pelecehan seksual. Melihat kondisi seperti ini, semua pihak yang terkait harus segera mengembil tindakan untuk mengetasi masalah sosial anak ini.
42 http://alhada-fisip11.web.unair.ac.id/
3.2 Saran Untuk mengatasi masalah pekerja anak dan anak putus sekolah, seyogianya pemerintah mengeluarkan kebijakan yang berpihak pada rakyat kecil, seperti menyediakan lapangan kerja, memberikan bekal keterampilan dan modal usaha yang dapat dikembangkan, misalnya melalui koperasi unit desa. Hal yang tidak kalah penting adalah sosialisasi atau kampanye mengenai pentingnya pendidikan. Memberikan pemahaman tentang arti pendidikan bagi generasi lanjut sangat mendesak dilakukan. Hal ini mengingat para orang tua dan anak cenderung berpikir pendek, yakni bekerja mencari uang untuk bertahan hidup. Sosialisasi bisa dilakukan siapa saja, baik oleh lembaga pemerintahan maupun organisasi kemasyarakatan.
43 http://alhada-fisip11.web.unair.ac.id/
DAFTAR PUSTAKA Abercrombie, Nicholas, Stephen Hill & Bryan S. Turner, 2010. Kamus Sosiologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Suyanto, Bagong. 2013. Masalah Sosial Anak. Jakarta: Kencana Prenada Media Group Suyanto, Bagong. 2013. Anak Perempuan yang Dilacurkan: Korban Eksploitasi di Industri Seksual Komersial. Yogyakarta: Graha Ilmu. Hafid. 2004. Hentikan Eksploitasi terhadap Anak-anak. Artikel pada Pikiran-Rakyat Sabtu, 26 Juni 2004. Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Nomor 5 Tahun 2001 Tanggal 8 Januari 2001 Tentang Penanggulangan Pekerja Anak. Laporan Amerika Serikat Tentang Pelaksanaan Hak Asasi Manusia Di Indonesia
Tahun
1998. Kedutaan Besar Amerika Serikat. Jakarta. Nandi. 2006. Pekerja Anak dan Permasalahannya. Jurnal “GEA” Jurusan Pendidikan Geografi, 6: 1-10 Supenti, Titin. 2003. Data dan Analisis Perkembangan Pekerja Anak Tahun 2002-2003. Pusdatinaker, Balitfo. UU No. 21 Tahun 2000 Tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh.
44 http://alhada-fisip11.web.unair.ac.id/
LAMPIRAN KAMIS, 30 MEI 2013 | 20:15 WIB
PRT Anak Disiksa Majikan Selama 3 Bulan
TEMPO.CO, Pontianak- Marchela, 17 tahun, pekerja rumah tangga asal Dusun Sanamarote Barat Daya, Desa Owelasin, Kabupaten Rotendaou Nusa Tenggara Timur (NTT) mengalami penyiksaan selama tiga bulan oleh majikannya sendiri, ST, 40-an tahun, di Kota Pontianak, Kalimantan barat. Dia berhasil melarikan diri dan ditemukan warga di hutan dalam keadaan pingsan karena dehidrasi, Kamis, 30 Mei 2013.
Setelah siuman, Marchela menuturkan, ia bekerja di Pontianak sejak 7 Februari lalu. Edi, kenalannya yang membawa Marchela keluar desa. "Edi yang membawa saya ke Pontianak untuk bekerja menjadi seorang pembantu, namun Edi tidak bilang digaji berapa saya perbulannya," kata Marchela. Namun, setelah bekerja ditempat majikannya tersebut, Edi tak pernah lagi tampak batang hidungnya.
Marchela mengisahkan, dia kerap mendapatkan perlakuan kasar dari majikannya. Kaki dan punggungnya dipukul jika dia terlambat bangun pagi. Selama tiga bulan bekerja, Marchela tak pernah menerima gaji.
45 http://alhada-fisip11.web.unair.ac.id/
Tak kuat dengan siksaan yang kerap didapatnya, Marchela pun melarikan diri kemarin sekitar pukul 08.00 WIB. Lantaran tak tahu jalan di Kota Pontianak, ia justru memilih masuk ke hutan untuk menghindari pencarian majikannya.
Marchela berhasil diselamatkan warga di dalam hutan setelah pingsan akibat belum makan dan dehidrasi. Marchela dibawa ke kantor polisi. Ia juga kini didampingi dan ditampung oleh Yayasan Nanda Dian Nusantara. “Saya ingin polisi bisa memenjarakan majikan saya,” katanya.
Direktur Utama Yayasan Nanda Dian Nusantara (YNDN) Kalimantan Barat, Devi Tiomana mengatakan, selain pasal penganiayaan, sang majikan yang kini masih diburu polisi itu dapat dikenakan UU Perlindungan Anak lantaran mempekerjakan anak dibawah umur. "Termasuk Edi, yang membawa Marchela dari kampungnya," kata Devi.
Hingga berita ini diturunkan, YNDN masih mengadvokasi Marchela untuk melaporkan kasusnya secara resmi ke Polresta Pontianak.
ASEANTY PAHLEVI
46 http://alhada-fisip11.web.unair.ac.id/