Bab III Objek Penelitian 3.1
Pendekatan penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yang merupakan sebuah penyelidikan mengenai masalah sosial atau masalah manusia yang berdasarkan pada pengujian sebuah teori yang terdiri dari variabel-variabel, diukur dengan angka, dan dianalisis dengan prosedur statistik untuk menentukan apakah generalisasi prediktif teori benar. Metode kuantitatif adalah pendekatan ilmiah terhadap pengambilan keputusan manajerial dan ekonomi. Pendekatan ini berangkat dari data yang diproses dan disajikan menjadi informasi yang berharga bagi pengambilan keputusan. Pemrosesan dan manipulasi data mentah menjadi informasi yang bermanfaat inilah yang merupakan jantung dari analisis kuantitatif. (Kuncoro, 2011:3) Pendekatan metode kuantitatif terdiri atas: 1. Merumuskan masalah 2. Menyusun model 3. Mendapatkan data 4. Mencari solusi 5. Menguji solusi 6. Menganalisis hasil 7. Menggunakan model untuk prediksi dan kebijakan Satu tahapan tidak harus diselesaikan secara menyeluruh sebelum tahap selanjutnya dimulai. Dalam banyak kasus, satu atau lebih tahapan ini perlu dimodifikasi sebelum hasil akhir diimplementasikan. Akibatnya, semua tahapan yang berurutan akan berubah. Misalnya, pengujian solusi mungkin memberikan indikasi bahwa model atau daya yang digunakan tidak benar. Artinya, semua tahapan setelah perumusan masalah perlu dimodifikasi (Kuncoro, 2011:4)
25
26
3.2
Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah tipe deskriptif. Dengan metode analisis isi. Secara umum Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang ada pada saat sekarang (Sujana Ibrahim, 1989:65). Penelitian deskriptif berupaya memperoleh deskripsi yang lengkap dan akurat dari suatu situasi (Kuncoro, 2011:17). Desain formal diperlukan untuk meyakinkan bahwa deskripsi mencakup semua tahapan yang diinginkan. Desain ini juga diperlukan untuk mencegah dikumpukanya data yang tidak perlu. Kendati penekanan analisisnya adalah pada deskripsi data, studi semacam ini tidak hanya mengumpulkan data. Penelitian deskriptif berfokus pada pemecahan masalah-masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian dilaksanakan. Dalam penelitian ini peneliti berusaha menyaksikan dan mencerna peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatianya, kemudian menggambarkanya sebagaimana adanya. Variabel yang diteliti dalam metode tersebut menggunakan konsep bukan variabel bebas atau terikat. Konsep disini memiliki indikator-indikator sebagai acuan analisa dan memiliki definisi operasional. Analisis deskriptif dapat menggunakan analisis distribusi frekuensi yaitu menyimpulkan berdasarkan hasil rata-rata. Hasil penelitian deskriptif sering digunakan, atau dilanjutkan dengan melakukan penelitian yang bersifat analitik. Jenis penelitian yang termasuk dalam kategori deskriptif adalah studi kasus.
3.3
Metode Penelitian Metode dalam penelitian ini adalah metode analisis isi. Secara umum analisis isi kuantitatif dapat didefinisikan sebgai bentuk teknik penelitian ilmiah
yang
ditujukan untuk mengetahui gambaran karakterisrik isi dan menarik inferensi dari isi. (Neuendorf, 2002:10) berpendapat, Analisis isi: adalah sebuah peringkasan (summarizing), kuantifikasi dari pesan yang didasarkan pada metode ilmiah (diantaranya objektif – intersubjektif, reliabel,valid, dapat digeneralisasikan, dapat direplikasi dan pengujian hipotesis) dan tidak dibatasi untuk jenis variabel tertentu atau konteks dimana pesan dibentuk dan ditampilkan (Eriyanto 2011 : 16). Sedangkan menurut Krippendorff (2006:8) Analisis isi adalah suatu teknik penelitian untuk membuat inferensi yang dapat direplikasi (ditiru) dan sahih datanya dengan memperhatikan konteksnya (Eriyanto, 2011 : 15)
27
Menurut (Berelson, 1952), analisis isi merupakan suatu teknik penelitian yang dilakukan secara sistematik, objektif, dan deskrispsi kuantatif isi komunikasi yang tampak (manifest), (Eriyanto 2011 : 15). Menurut (Berelson, 1993)metode analisis isi adalah (Eriyanto, 2011:16): a) Objektif dicapai dengan menggunakan kategori analisis yang tepat sehingga orang yang berlainan dapat menggunakanya untuk menganalisis yang sama dan memperoleh hasil yang sama pula. Hasil penelitian bergantung pada prosedur penelitian dan bukan pada orangnya. b) Sistematik berarti satu prosedur tertentu serta diterapkan dengan cara yang sama pada semua isi yang dianalisis, kategori diterapkan sehingga semua isi yang relevan dianalisis. c) Kuantitatif berarti mencatat nilai–nilai bilangan atau frekuensi untuk melukiskan berbagai jenis isi yang diidentifikasikan. d) Isi yang nyata berarti merupakan isi yang tersurat, yang harus dikoding seperti apa yang tersurat dan bukan apa yang dirasakan oleh orang yang melakuakn analisis isi. Dari definsi di atas penulis memahami bahwa analisis isi adalah teknik penelitian yang dilakukan secara objektif, sistematik dan deskripsi kuantitatif yang terdapat pada pesan /topik yang ada Menurut Eriyanto (Eriyanto 2011:16), yang dikutip dalam buku yang berjudul “Analisis Isi”, mengatakan bahwa Analisis isi mempunyai ciri-ciri yang penting yaitu: a) Objektif Penelitian dilakukan untuk mendapatkan gambaran dari suatu isi secara apa adanya. Penelitian menghilangkan bias, keberpihakan, atau kecenderungan tertentu dari peneliti (Eriyanto:2011:16-30). Ada dua aspek penting dari objektivitas, yakni validitas dan realibilitas. • Validitas berkaitan dengan apakah analisis isi mengukur apa yang benar-benar ingin diukur.
28
• Reliabilitas berkaitan dengan apakah analisis isi akan menghasilkan temuan yang sama biarpun dilakukan oleh orang yang berbeda dan waktu yang berbeda.
b) Sistematis Sistematis bermakna semua tahapan dan proses penelitian telah dirumuskan secara jelas, dan sistematis (Riffe, Lacy dan Fico 1998:20). Kategori diturunkan dari variabel, dan variabel diturunkan berdasarkan teori. c) Replikabel Penelitian dengan temuan tertentu dapat diulang dengan menghasilkan temuan yang sama pula. Temuan yang sama ini berlaku untuk penelitian yang berbeda, waktu yang berbeda, dan konteks yang berbeda. d) Manifestasi isi yang tampak Neuendorf (2002:23) dan Krippendorff (2006:20) menyatakan bahwa analisis isi dapat dipakai untuk melihat semua karakteristik dari isi, baik yang tampak (manifest) ataupun yang tidak tampak (latent). e) Perangkum Analisis isi umumnya dibuat untuk membuat gambaran umum karakteristik dari suatu isi/pesan. f) Generalisasi Analisis isi dilakukan untuk mengeneralisasi hasil, terutama jikalau menggunakan sampel. Hasil dari analisis isi dimaksud untuk memberikan gambaran populasi. Metode analisis isi adalah metode yang digunakan untuk meriset atau menganalisis isi komunikasi secara sistematik, objektif dan kuantitatif serta isi yang nyata. Sitematik berarti bahwa segala proses analisis harus tersusun melalui proses yang sistematik, mulai dari penentuan isi komunikasi yang dianalisis, cara menganalisisnya, maupun kategori
yang dipakai
untuk menganalisis. Objektif berarti periset harus
mengesampingkan faktor-faktor yang bersifat subjektif sehingga hasil analisis benar-
29
benar objektif dan bila dilakukan riset lagi oleh orang lain maka hasilnya relatif sama serta yang diriset dan dianalisis adalah isi yang tersurat (tampak).
Penggunaan analisis isi mempunyai beberapa manfaat atau tujuan yaitu: a)
Menggambarkan isi komunikasi, mengungkapkan kecenderungan yang ada pada isi komunikasi baik melaui cetak maupun elektronik.
b)
Membandingkan isi media dengan dunia nyata, melakukan pengujian terhadap apa yang ada di dalam dengan situasi aktual yang ada di dunia nyata.
c)
Mendukung studi efek media massa, riset yang digunakan untuk melihat apakah pesan-pesan di media massa tersebut menumbuhkan sikap-sikap yang serupa di antara para penggunanya. Analisis isi kuantitatif digunakan untuk membedah muatan teks komunikasi yang bersifat manifest (nyata). Dalam Analisis isi kuantitatif yang dipertimbangkan hanya “apa yang dikatakan” (what) akan tetapi tidak dapat menyelidiki “bagaimana ia dikatakan” (how). (Kriyantono, 2008: 235). Penelitian ini akan meneliti program acara talkshow Apa Kabar Indonesia Pagi episode 22 Agustus 2013 dengan topik “Airsoftgun Illegal” dan apakah acara tersebut sesuai dengan kode etika jurnalistik dan P3SPS
3.4
Variabel Penelitian Didalam penelitian ini hanya menggunakan konsep sebagai pengganti variabel. Konsep secara umum dapat didefinisikan sebagai abstraksi atau representasi dari suatu objek atau gejala sosial. Konsep semacam gambaran singkat dari realitas sosial, dipakai untuk mewakili suatu realitas kompleks. Konsep ini ada yang sederhana tetapi ada juga yang kompleks. Apa pun, konsep merupakan representasi yang dipakai oleh ahli atau ilmuwan untuk menggambarkan suatu gejala. Para ahli menggambarkan atau mempresentasikan gejala ini dengan sebuah konsep yang disebut “objektivitas” (Eriyanto, 2011 : 175). Konsep kerap kali abstrak sehingga tidak dapat dilihat atau diukur secara langsung. Agar ia dapat diukur secara langsung peneliti menurunkanya secara operasional. Definisi operasional adalah apa yang akan
30
peneliti lakukan untuk menjawab konsep secara empiris.(Frank fort-Nachmias, 1996:30) Proses operasionalisasi adalah kegiatan menurunkan dari abstrak ke konkret. Hal ini karena analisis isi hanya dapat dilakukan dengan mengamati aspek-aspek yang konkret yang dilihat secara nyata dan dapat diobservasi oleh peneliti. Konsep yang abstrak karenanya dioperasionalisasikan menjadi indikator-indikator yang dapat diamati secara empiris (Eriyanto, 2011:177) Komponen Konsep pada penelitian tersebut ada dua yaitu
Kode Etika
Jurnalistik Indonesia dan Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standard Program Siaran (P3SPS) yang merupakan konsep yang akan diturunkan menjadi beberapa indikator sebagai berikut.
NO
Komponen Konsep
Dimensi
Indikator
1
Kode Etika
Pasal 3
Akurat
Jurnalistik
Berimbang Jujur Mempertimbangkan hati nurani Pasal 5
Mengevakuasi informasi berdasarkan kelayakan berita Menolak sensasi Adanya
berita
menyesatkan Adanya
isi
tayangan
yang
memutarbalikkan fakta Adanya Fitnah Adanya
Tayangan
Cabul Adanya
Tayangan
31
Sadis Menayangkan gambar
yang
menyesatkan pemirsa Menayangkan materi suara yang menyesatkan pemirsa Adanya
rekayasa
peristiwa Adanya
unsur
SARA Menyatakan secara jelas
berita
yang
bersifat fakta Menyatakan secara jelas
berita
yang
bersifat analisis Menyatakan secara jelas
berita
yang
bersifat komentar Menyatakan secara jelas
berita
yang
bersifat opini Berita dicampuradukan dengan advertorial Meralat
kepada
kesempatan pertama pemberitaan akurat
setiap tidak
32
Memberikan kesempatan
hak
jawab kepada pihak yang dirugikan Hak
jawab
yang
diberikan
kepada
pihak
yang
dirugikan
bersifat
proporsional Berita
disajikan
dengan santun Gambar
yang
disajikan
pada
berita patut Menghormati embargo
off
the
record Pasal 10
menunjukkan identitas
kepada
sumber berita jika diperlukan 2
P3SPS
Pasal 10
Etika Profesi dalam tayangan
tidak
menimbulkan dampak
negative
pada masyarakat Pasal 11
Menjaga independensi
isi
siaran Menjaga netralitas isi siaran
Tabel 3.1 Indikator Penelitian
33
3.5
Populasi dan Sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2007:61). Populasi adalah semua anggota dari objek yang ingin diketahui isinya (Eriyanto,2011:109) 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah semua pernyataan yang muncul dalam program talkshow Apa Kabar Indonesia Pagi episode 22 Agustus 2013 dengan topik Airsoftgun Illegal. 2. Sampel Sampel penelitian ini merupakan sampel jenuh dengan kata; lain populasi juga akan dijadikan sampel. Sampel adalah suatu himpunan bagian (subset) dari unit populasi (Mudrajad Kuncoro, 2011:26) Sedangkan menurut Sugiyono (2007:81), sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Apa yang dipelajari dari sampel akan diberlakukan untuk populasi . Dari pendapat-pendapat diatas peneliti memahami bahwa Populasi adalah semua anggota dari objek yang ingin diketahui isinya melalui sebuah penelitian, sedangkan sampel adalah berberapa bagian yang mewakili data-data yang diteliti.
3.6
Teknik Pengumpulan Data Mengambil data dari program tersebut berupa video tayangan program Apa Kabar Indonesia Pagi yang mana akan dilihat apakah sesuai dengan P3SPS pasal 10 dan 11 dan Kode Etika Jurnalistik pasal 3, 5, dan 10. Apakah didalam tayang itu terdapat hal-hal yang tidak sesuai dengan pasal2 dari kedua kitab aturan tersebut.
34
3.7
Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini, peneliti melakukan analisis data secara bertahap dan sistematis. Tahapan-tahapan dalam melakukan analisis data adalah sebagai berikut: A. Menentukan sampel penelitian. B. Melakukan uji kategori. C. Menghitung hasil uji kategori yang telah disepakati oleh dua koder. D. Menganalisis hasil sampel ke dalam tabel dan dianalisis dalam bentuk persentase untuk mengetahui kecenderungan kategori berita. E. Membuat kesimpulan penelitian.
3.8
Keabsahan Penelitian Dalam formula Holsti (Eriyanto,2011:290), angka realibilitas minimum yang ditoleransi adalah 70%. Artinya jika hasil perhitungan menunjukkan angka realibilitas diatas 70% berarti realibel. Untuk memenuhi syarat obyektivitas, hasil perhitungan dari proses unit analisis perlu diuji kembali. Adapun rumus yang dipakai dalam perhitungan tingkat keterpercayaan intercoder pada penelitian ini menggunakan intercoder reliability dari Holsti :
CR = 2(M) N1+N2
Keterangan : CR
: Coefisien Reliability
M
: Jumlah pernyataan yang disetujui oleh pengkoding dan peneliti
N1,N2 : Jumlah pernyataan yang diberi kode oleh pengkoding dan peneliti Holsti (1969) melaporkan reliable yang ia buat dengan rumusan sebagai berikut: 2 (jumlah pengkoding) x M (kesepakatan pengkoding) : N1+N2 (jumlah item yang dikoding) minimal 70 persen.
35
Untuk membantu reliabilitas penelitian ini peneliti dibantu oleh dua penguji (hakim) yang melakukan tugas sebagaimana seorang coder terhadap topik dalam episode yang menjadi sampel. Dan dua orang penguji tersebut, adalah: -
Coder 1
: Mohammad Nizam Farizki
-
Coder 2
: Ahmad Ridwan
-
Dan Peneliti sendiri akan menjadi koder untuk membandingkan hasil dari penghitungan reliabilitas.
Dalam penelitian ini peneliti mengambil koder dari kedua wartawan majalah yang juga mengerti dan memahami di bidang media penyiaran serta keduanya memahami dunia airsoftgun itu sendiri sehingga memiliki keterkaitan dalam ruang lingkup penelitian.
36