BAB III MUSIK POPULER BATAK TOBA
3.1 Latar Belakang musik populer Di Indonesia ada kemungkinan bahwa sebuah melodi tertentu itu dipakai sebagai nyanyian di gereja pada waktu kebaktian minggu, sedangkan di Eropa dapat dipakai sebagai nyanyian rakyat. Itu semua terjadi karena kemajuan zaman atau dapat juga dengan cara disampaikan seseorang kepada yang lain, yang merupakan proses yang berkesinambungan 1. Nyanyian rakyat dapat dituliskan dalam berbagai versi (gaya) terhadap masyarakat yang bersangkutan, dimana lagu tersebut tetap sesuai untuk musik rakyat. Suatu lagu biasanya diciptakan tiap tahun dalam tiap generasi, tetapi sering hanya sebagian yang muncul dan diterima masyarakat sebagai musik rakyat. Bisa saja pencipta musik rakyat tersebut tidak dikenal oleh masyarakat, tetapi dapat diterima sebagai lagu rakyat atau musik rakyat. Mereka tidak mempermasalahkan siapa pencipta musik rakyat, karena mereka
menyukai melodi, menerimanya
yang
penting
yang dapat mencetuskan dan
mencerminkan kehidupan mereka. 2 Pencipta lagu rakyat di bagi atas dua kelompok, yaitu: 1) Pengarang sendiri
1
RuthApolina Sitompul. “Musik Populer Barat dalam Kehidupan Generasi Muda di Medan: Suatu Kajian
Musikologis”. Sripsi S1 Fakultas Kesenian Univ HKBP Nommensen Medan: 1996. 2
Ibid , 1996
Universitas Sumatera Utara
2) Masyarakat Setelah musik rakyat diterima oleh masyarakat dan merupakan suatu kebutuhan hidup bagi mereka, maka musik tersebut membaur dan hidup di antara mereka. Seperti kita ketahui manusia sebagai anggota masyarakat selalu berubahubah sesuai dengan perkembangan zaman. Maka dengan sendirinya musik rakyat yang menjadi bagian dari kehidupan masyarakat turut terhimbas dengan perubahan tersebut. Perubahan tersebut antara lain diakibatkan akulturasi, migrasi yang meliputi perubahan alat-alat musik dan gaya musiknya. Musik rakyat dalam perkembangannya, dapat dituliskan dalam berbagai versi atau gaya bagi masyarakat yang bersangkutan, sehingga musik rakyat itu selalu disenangi dan tetap hidup sebagai musik populer dalam masyarakat. Sejarah musik rakyat selalu berubah secara cepat atau lambat, dan dapat terjadi di berbagai tempat atau daerah. Ada beberapa hal yang mengakibatkan perubahan pada musik tersebut, antara lain: 1) Perubahan pada komposisi; 2) Perubahan pada repertoar; 3) Perubahan pada pemakaian alat-alat musik. Hal-hal di atas dapat terjadi pada aspek lirik, ornamentasi, harmoni, frasa dari musik yang baru dan perubahan dari skala nadanya 3. Kelompok masyarakat pada umumnya menerima nyanyian rakyat, yang akan tetap dipertahankan tanpa diubah dan di kemudian hari diciptakan kembali setelah masuknya pengaruh teknologi modern. Lagu rakyat harus diterima kalau
3
ibid, 1996
Universitas Sumatera Utara
tidak akan dilupakan dan hilang, jika tidak dapat diterima oleh masyarakat maka dapat dirubah sesuai selera atau keinginan dari mereka4. Musik rakyat mempunyai fungsi sebagai inspirasi untuk gaya musik populer dalam bentuk musik seperti: blues, jazz, gospel, country, rock dan beberapa ragam musik populer lainnya, sehingga gaya yang penting darimusik populer dipengaruhi dari musik rakyat. Sehingga pada dasarnya konsep yang ada dalam musik rakyat merupakan awal hadirnya musik populer 5. Setelah berakhirnya Perang Dunia ke II, perubahan sosial hampir terjadi di seluruh dunia, keadaan tersebut akan memberikan peluang atau kesempatan bagi masyarakat untuk mulai mengamati aspek budaya dan sosial yang baru. Pada umumnya munculnya era industrialisasi merupakan suatu masa yang sangat penting dalam dunia musik, dengan perkembangan teknologi modern maka pengaruhnya sangat besar bagi perkembangan dunia musik, diantaranya piringan hitam, radio, televisi dan sebagainya. Sehingga bentuk dari segala jenis musik populer berkembang dengan pesat dan cepat ke seluruh dunia6. Setelah masyarakat mulai tertarik dan senang akan hiburan yang muncul melalui siaran radio, televisi dan media cetak, maka masyarakat mulai mengetahui betapa perlunya musik populer sebagai bagian dari kehidupan mereka. Dengan munculnya perusahan rekaman maka semakin banyak pencipta musik populer yang mulai berpartisipasi untuk menciptakan hasil karya lagunya. Dalam rangka sejarah musik populer, fungsi sosial, fungsi komersial menjadi kriteria utama 7.
4
Ibid , 1996 Ibid, 1996 6 Ibid, 1996 7 Ibid, 1996 5
Universitas Sumatera Utara
Masuknya musik Barat ke Asia Tenggara dan wilayah-wilayah lainnya di dunia pada akhir abad 19, terasa jelas pengaruhnya terhadap tiap kebudayaan di dunia dan sejak revolusi industri, dunia musik dipengaruhi oleh teknologi, politik, ekonomi, sosial dan sebagainya. Masyarakat di dunia sekarang ini sudah diperkenalkan untuk mengetahui mengenai tiap-tiap gaya musik melalui mass media, radio dan televisi, misalnya musik jazz, reggae, blues, rock n roll, rap, country, disco, heavy metal, soul dan lain-lain. Maka dengan adanya berbagai ragam jenis musik populer, masyarakat umumnya akan menerima segala jenis musik tersebut sesuai dengan selera masing-masing 8.
3.2 Pengertian musik populer Istilah populer sering dikaitkan dengan kata atau istilah lain, baik itu nama seorang tokoh, nama artis, atau juga nama produksi. Istilah populer mempunyai banyak pengertian. Misalnya menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) pengertian populer: 1 dikenal dan disukai oang banyak (umum), contohnya lagulagu,
2 sesuai dengan kebutuhan masyarakat pada umumnya; mudah
dipahami orang
banyak:
contohnya ilmu pengetahuan -; 3 disukai dan
dikagumi orang banyak: contohnya pahlawan. Demikian juga dalam tulisan Poerwadarminta (1985: 765); 1. Dikenal dan disukai orang banyak, misalnya sebagai pengisi waktu akan diputarnya piringan hitam dengan lagu-lagu.
8
Ibid, 1996
Universitas Sumatera Utara
2. Mudah dipahami orang banyak; secara mudah; misalnya tiap terbit memuat berbagai-bagai ilmu pengetahuan. 3. Mudah dipahami orang banyak; secara mudah; misalnya tiap terbit memuat berbagai-bagai ilmu pengetahuan yang. 4. Suka bergaul dengan orang banyak misalnya meskipun berpangkat tinggi tetapi sekali di kampung ini Pendapat-pendapat diatas tidak ditemukan adanya pertentangan, tetapi saling menunjang. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa populer adalah tenar atau terkenal, artinya diketahui dan digemari oleh masyarakat banyak. Dalam konteks musik sering ditemukan istilah populer. Istilah tersebut juga mengandung arti yang sama dengan pernyataan di atas yang dapat diartikan sebagai musik yang dikenal. Tetapi pengertian musik populer sangat luas cakupannya, musik tersebut ditulis oleh seorang pencipta lagu populer dengan maksud untuk dipertunjukkan dan dinyanyikan oleh satu orang atau lebih, umumnya tanpa perlu banyak mempelajari teori musik dan tekniknya. Penyanyi musik populer akan diiringi oleh alat-alat musik seperti orkestra kecil, ansambel dan band 9. Musik populer mempunyai hubungan yang erat dengan mass media, teknologi dan media elektronik dan industri musik sejak abad ke 20 dan mempunyai daya tarik yang luas serta tidak ada batas etnis, siapa saja dapat mendengarnya 10.
9
Ibid 1996 Ibid 1996
10
Universitas Sumatera Utara
Kata populer di dalam musik populer yang artinya lagu yang sedang trend dan terkenal di masyarakat pada suatu periode waktu tertentu. Istilah musik populer diberikan pada musik, sejak 1880 di USA dan awal abad ke 20 di Eropa.Musik populer adalah musik yang digemari, perkembangannya melalui teknologi yaitu media elektronik 11. Dalam perkembangannya di Amerika, musik populer menjadi trend yang mendominasi secara internasional. Selama abad ke 20, khususnya musik populer yang penting telah banyak dipengaruhi dari bentuk-bentuk tradisi Amerika Utara dan Eropa, baik dari segi gaya maupun teknik, sedikitnya hingga tahun 1960an. Dalam perkembangan musik populer juga diwarnai dengan berbagai jenis seni, antara lain: budaya etnis (yaitu musik sakral, musik rakyat), musik populer yang berakar dari suatu proses campuran antara berbagai sumber, dan musik populer yang mengarah ke musik populer barat, seperti jazz, pop, rock12. Menurut Dieter dalam bukunya “Apresiasi Musik Populer” (1995) dituliskan disana bahwa istilah musik populer otomatis merupakan musik populer seperti suatu gaya (fenomena) tertentu. Pada dasarnya fenomena musik populer harus dikaitkan dengan perkembangan bisnis musik (kemungkinan rekaman, peredaran… sejajar dengan perkembangan teknologi di Barat pada abad 20). Jika musik populer (yang berhubungan dengan perkembangan media massa audiovisual) diperdalam secara historis, maka istilah “Barat” cukup tepat karena sumbernya adalah budaya Amerika serta Eropa. Kenyataan bahwa sekarang ini
11
Nency Loretta Pasaribu. “Instrumen Tin Whistledan Panpipe Dalam Komposisi Musik Populer: Sebuah Analisis Komposisi”, Skripsi S1, Medan. Fakultas Kesenian Univ HKBP Nommensen, 2000: 20-21 12 Ibid 1996
Universitas Sumatera Utara
musik populer Barat telah disebarluaskan di seluruh dunia, justru suatu gejala perdagangan, bukan kualitas musik itu sendiri. Pengertian istilah musik populer yang lain, digunakan dalam pandangan umum dalam tulisan bahasa Inggris untuk membedakan musik “rakyat” dengan musik yang berhubungan dengan kaum elit, jelas dibutuhkan suatu istilah atau penyempitan istilah ini, untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk musik baru yang muncul pada abad ke 20 yang menpunyai hubungan erat dengan media massa. Dengan mengacu kepada konsep luas musik populer sebagai musik rakyat, para redaktur musik populer menulis, setidaknya ada perubahan yang kualitatif yang signifikan, baik dalam arti yang dianggap melekat pada istilah maupun dalam proses berkat mana musik memperoleh kehidupannya, ketika kelompok masyarakat mengalami industrialisasi. Dari sudut pandang ini, musik populer merupakan tipikal masyarakat dengan pembagian kerja yang relatif sudah sangat berkembang dan perbedaan yang jelas antara produser dan konsumen dimana produk-produk budaya sebagian besar diciptakan para profesional, di jual ke pasar massa dan direproduksi melalui media massa 13. Pernyataan di atas mengartikulasikan sebagian ciri pembeda paling penting dari musik populer, terutama kaitannya dengan diseminasi oleh media massa, dan reproduksi produk-produk musik populer (terutama rekaman) secara besar-besaran untuk pemasaran sebagai komoditas. Akan tetapi, dugaan korelasi antara industrialisasi dan musik populer haruslah dikualifikasikan agar pernyataan itu berlaku secara global. Misalnya di India, memiliki perkembangan industri alat 13
Peter Manuel. Popular Musics of the Non-Western World. New York, Oxford University Press, 1988: 2-3.
Universitas Sumatera Utara
berat yang sudah berkembang, tetapi musik film cukup populer di beberapa daerah pedesaan yang tidak mengalami industrialisasi karenaterpencil.Serupa halnya industrialisasi sangat terbatas di Afganistan, tetapi jenis musik populer perkotaan (kiliwali), yang disebarkan terutama melalui radio dan kaset, jelas memang muncul di sana14. Kriteria yang membedakan lebih spesifik dari musik populer ditawarkan oleh Nettl, defenisi kerja dari musik populer di masyarakat Barat memiliki beberapa unsur: 1) pada pokonya bersifat perkotaan dalam asal muasal dan orientasi audiens; 2) ditampilkan oleh musisi professional namun tidak sangat terlatih yang biasanya tidak menganut pandangan intelektual dalam pekerjaannya; 3) mempunyai hubungan gaya dengan musik seni kebudayaannya, tetapi tingkatan kecanggihan yang lebih rendah ; 4) pada abad ke 20, setidaknya difusi media massa penyiaran dan rekaman. Biasanya diasumsikan bahwa musik populer telah eksis sebelum media massa ini ada, tetapi sulit, dalam periode sebelum abad ke 20 di Eropa dan Amerika, membedakan ketiga gaya (musik klasik, musik folk dan musik populer) 15. Unsur-unsur pokok di atas mungkin merupakan dasar untuk defenisi kerja dari musik populer di masyarakat non Barat maupun masyarakat Barat, dengan kualifikasi dan klarifikasi tertentu. Kita harus, misalnya, mengesampingkan gagasan pembelajaran otodidak dari “pelatihan” yang dideskripsikan Nettl sebagai terbatas, karena pendidikan dan pelatihan musisi yang belajar sendiri mungkin intensif. Lebih jauh, musik populer mungkin juga lebih canggih dalam parameter 14 15
Ibid, 1998 Ibid, 1998
Universitas Sumatera Utara
tertentu daripada musik seni kebudayaannya; selain dari pada kecanggihan dalam hal-hal seperti produksi dan mixing rekaman (yang tidak akan selalu dianggap sebagai parameter ekstra-musikal), ada, sebagai contoh jenis-jenis kompleksitas irama tertentu dalam lagu James Brown (yang dimaksud bukan jazz) yang tidak ditemukan dalam simfoni Mozart (walaupun sebaliknya bisa berlaku). Selain itu, dunia musik yang pada pokoknya berdifusi melalui media massa cukup berbeda dan substansial, sehingga kita juga mungkin ingin mengekslusikan dari defenisi kita tentang genre musik populer terkait yang disebutkan oleh Nettl yang mendahului media, yang menganggapnya sebagai musik falk perkotaan atau, bila perlu, dalam kategori sendiri16. Kriteria pembeda musik populer lainya, yang pertama adalah perbedaan yang lebih berarti di masyarakat tradisional daripada dalam budaya Barat - bahwa musik populer cenderung merupakan musik hiburan sekuler yang produksi dan konsumsinya pada hakekatnya tidak terkait dengan fungsi atau ritual daur-hidup tradisional khusus. Lebih jauh, musik populer di masyarakat kapitalis biasanya melibatkan ‘sistem bintang’ dimana di dalamnya media mempromosikan pemujaan pribadian seputar gaya hidup, kebiasaan atau kehidupan pribadi si musisi, pada pokoknya, promosi ini bertujuan untuk menjauhkan musisi dari publik untuk merajut aura khayalan dan keglamouran seputar dirinya. Akhirnya fitur karakteristik musik populer omset tertinggi repertoar (lagu) merupakan ciri
16
Ibid, 1998
Universitas Sumatera Utara
khas dari musik populer, dimana media mempromosikan kepentingan terusmenerus dalam rilis terbaru seorang artis17. Perbedaan masih tetap tidak jelas (ambigu) dalam kasus-kasus tertentu. Keroncong Indonesia dan fado 18. Musik klasik dan musik folk juga bisa dimodifikasi bersamaan sebagai rekaman komersial dan disebarluaskan secara luas melalui media massa, dan jelas ada banyak penganut fanatik musik seni seperti ini yang jarang menonton pertunjukan langsung. Yang membedakan genre ini dari musik populer mungkin didasarkan pada faktor-faktor seperti keuntungan yang relatif rendah dari penjualan bagi pemusik dan komposer, hubungan peripheral musik folk dengan Portugis, misalnya telah ada sebagai musik rakyat perkotaan jauh sebelum munculnya media massa. Akan tetapi Keroncong dan fado, sejak itu keduanya terserap ke dalam repertoar rekaman dan penyiaarkan dan dipasarkan, dikonsumsi seperti musik pop lainnya. Fado modern “ditingkatkan” dengan iringan orkestra atau dengan hasil sintesa dalam gaya pop yang khas, tetapi banyak rekaman fado dan juga keroncong tidak didasarkan pada faktor-faktor seperti keuntungan yang relatif rendah dari penjualan bagi pemusik dan komposer, hubungan peripheral musik folk dengan berbeda secara substansial dalam gaya atau orkestrasi dari gaya tradisionalnya. Apakah keroncong maupun fado dalam kita mempertimbangkannya sebagai musik populer sekalipun
17
Ibid, 1998 Fado jenis musik folklor Portugis (jenis lagu) yang berhubungan dengan perkembangan keroncong. Musik ini dengan kesan melancolis biasanya dipentaskan dengan dua jenis gitar (“viola” dari Spanyol dan “guitarra” dari Portugis). Jika viola selalu main melodi, guitarra kebanyakan memainkan akor-akor tonika-dominan-tonika-dominan, terus-menerus. Sub dominan dibunyikan hanya pada berbagai saat. Prinsip demikan juga menonjol pada keroncong. Selain itu gaya vokal sangat diwarnai dengan vibrato yang keras (dianggap sebagai kuatnya ekspresi emosi) (Dieter, 2004: 581-582) 18
Universitas Sumatera Utara
bentuknya saat ini serupa atau identik dengan bentuk yang akan kita sebut bentuk folk.? Musik klasik dan musik folk juga bisa dimodifikasi bersamaan sebagai rekaman komersial dan disebarluaskan secara luas melalui media massa, dan jelas ada banyak penganut fanatik musik seni seperti ini yang jarang menonton pertunjukan langsung. Yang membedakan genre ini dari musik populer mungkin didasarkan pada faktor-faktor seperti keuntungan yang relatif rendah dari penjualan bagi pemusik dan komposer, hubungan peripheral musik folk dengan Pasar komoditas terutama, bahwa musik tradisional berkembang secara bebas dari media massa 19. Ciri pembeda paling penting dari musik populer adalah hubungan erat dengan media massa. Musik populer, sebagaimana kita menggunakan istilah ini, muncul berbarengan dengan media, yang pada pokoknya disebarluaskan melalui media, tertanam dalam industri musik yang dilandasi pemasaran atas dasar komoditas massa 20. Lagu populer yang baru muncul pertama kali di Eropa dan USA abad ke 19 berkaitan dengan penyebaran sheet music (lembaran kertas musik) dan, sampai tingkat tertentu, media reproduksi pertama yaitu music box dan player piano(piano otomatis). Akan tetapi, evolusi yang tepat dari sebagian besar musik populer terjadi dalam kaitan eratnya dengan lahirnya phonograph (gramopon, pikap). Pada tahun 1900 phonograph dipasarkan secara luas untuk digunakan di rumah-rumah di seluruh Eropa dan USA, pada tahun 1910 juga marak di dunia ke 19 20
Ibid, 1998 Ibid, 1998
Universitas Sumatera Utara
tiga. Seiring menyebarnya media, dampaknya pada musik dengan sendirinya meningkat. Baik genre tradisional maupun genre modern yang direkam pada discs(piringan hitam)–rentan terhadap batasan-batasan waktu. Studio sendiri merupakan konteks pertunjukan baru, yang diisolasi dari audiens aktual. Pertunjukan musik, yang direkam dan direproduksi sebagai objek suara diasingkan dari pemusiknya, yang sering tidak memegang kendali atas pengedarannya. Begitu pertunjukan musik menjadi komoditas yang bisa diperjualbelikan dalam skala besar, dunia pertimbangan keuangan baru memasuki praktek pembuatan musik. Sifat dialektik antara ekonomi dan estetika berubah secara drastis. Satu kelas sosio ekonomi memantapkan kontrol keuangan sampai tingkat yang tidak diperkirakan sebelumnya atas dunia musik, hampir setengah rekaman yang terjual saat itu diproduksi oleh hanya lima perusahaan multinasional (CBS, EMI, Polygram, WEA dan RCA) 21. Dalam banyak kebudayaan, teknologi rekaman mempunyai dampak yang dramatis pada kehidupan musik dalam periode singkat setelah peluncurannya. Seiring dengan meningkatnya teknologi, perdagangan internasional pun mengalami
peningkatan,
dan
minat
pada
phonograph
meningkat,
perusahaanperusahaan rekaman merambah sebagian besar ke dunia sedang berkembang. Tidak banyak negara di mana rekaman tidak dipasarkan secara luas22. Walaupun radio mungkin bukan media massa pertama terbentuk di negara tertentu, namun biasanya radiolah yang paling tersebar luas, secara umum 21 22
Ibid, 1998 Ibid, 1998
Universitas Sumatera Utara
menyebarluaskan lebih banyak musik kepada lebih banyak orang dari pada media lain. Audiens siaran radio mungkin dibatasi di negara-negara miskin oleh biaya kepemilikan, tetapi satu radio bisa melayani banyak pendengar. Misalnya di India, sudah merupakan pemandangan umum di sebuah kota melihat puluhan atau lebih pendengar berdiri di sekitar kios rokok atau buah pinang, sambil mendengar dengan penuh perhatian transistor si pemilik kios 23. Peranan sinema juga turut memberi kontribusi kepada pentingnya arti sinema sebagai media untuk penyebarluasan musik populer. Daya tarik sinema, dan
kemampuannya
menambah
semacam
dimensi
visual baru pada
musik, beberapa musik populer berkembang dengan hubungan yang erat dengan sinema, selain musik film India, meliputi musik perkotaan Arab modern, tango, dangdut Indonesia dan musik massa China 24. Televisi bisa melengkapi atau, dalam sebagian kasus, menggantikan penyebaran musik populer melalui sinema. Di Negara USA yang kaya, televisi dideskripsikan sebagai “tangan budaya utama dari masyarakat Amerika”, di negara yang belum maju, akses ke televisi mungkin terbatas pada kelas menengah ke atas. Tetapi bahkan di Negara-negara sedang berkembang seperti Mesir, televisi bersama radio bisa merupakan penyebarluasan utama 25. Di Indonesia, ABRI melihat nilai strategis dari TVRI untuk lebih menyebarluaskan proses pengintegrasian ABRI dan rakyat melalui hiburan musik. Siaran ABRI pertama kali pada tanggal 10 Nopember 1966 yang diberi nama Variate Show. Pada tahun 1967 nama Variate Show diganti menjadi Kamera Ria, 23
Ibid 1998 Ibid, 1998 25 Ibid,1998 24
Universitas Sumatera Utara
suatu acara hiburan musik yang diselingi dengan berita-berita ringan kegiatan ABRI 26. Video, merupakan media yang semakin luas untuk penyebarluasan musik populer, terutama di Asia Selatan, di mana musik sedemikian sering tercakup dalam musikal sinematik. Teknologi kaset, muncul akhir 1960-an, sama revolusionernya dengan radio. Cassette player relatif murah daripada phonograph, biaya yang potensial rendah dari produksi kaset 27.
3.3 Perkembangan musik barat di tanah Batak Catatan awal missionaris menyebutkan bernyanyi himne (ende) atau nyanyian jemaat, bermain harmonium dan penggunaan musik tiup (brass band) memberikan informasi yang mendalam kepada misisonaris mengenai kepekaan musikal orang-orang Batak sebelum bertemu dengan budaya Barat. Salah satu sumber tersebut ditemukan dalam surat-surat dan jurnal dari missionaris Needham sebagai berikut, setiap selasa malam Petrus (orang Kristen Batak Toba) seorang guru laki-laki
memberikan pelajaran
bernyanyi kepada 40 orang
perempuan muda, semua perempuan muda yang lebih besar diajarkan suara alto, dan selebihnya suara sopran, dia (Petrus) mengajarkan itu semua tanpa bantuan instrumen apapun. Sejauh ini, mereka tahu apa itu menyanyi keras dan lembut, telinga yang benar, tetapi tidak ada perasaan28.
26
Muhammad Mulyadi. “Industri Musik Indonesia”: Suatu Sejarah. Jakarta, 2009. Peter Manuel. Popular Musics of the Non-Western World. New York, Oxford University Press, 1988 28 Wiiliam Robert Hodges Jr, Replacing Lament, Becoming Hymns): The Changing Voice Of Grief In PreFuneral Wakes Of Protentant Toba Batak (North Sumatra, Indonesia). A Dissertation submitted in partial 27
satisfaction of the requirements for the degree Doctor of Philosophy in Music, Unniversity of California Santa Barbara, 2009: 149-151.
Universitas Sumatera Utara
Needham juga mengatakan selama perjalanan darat ke Pansur Napitu ia berhenti di Pea Raja (kantor pusat HKBP sekarang), ia mendengar musik tiup memainkan nyanyian jemaat dan kerumunan orang Kristen pribumi yang berkumpul untuk menerima kami. Needham juga mengungkapkan sesuatu dari sikap missionaris mengenai kemampuan musik orang-orang Batak Toba kapasitas musik orang-orang Batak Toba sangat luar biasa, mengingat mereka tidak pernah menggunakan not sampai bangsa Eropa datang. Di tempat lain ia menulis, Bartimeus dan Konrad (guru Batak Toba), dengan 28 pria, 12 orang diantaranya anak-anak baru, masuk ke dalam ruangan dan menyanyikan 2 lagu jemaat untuk natal, dan itu benar-benar indah mendengar nyanyian kisah kelahiran Yesus dengan hati, dan indah, mengingat tiga bulan lalu mereka tidak pernah mendengan nyanyian itu 29. Usere Batakkirche eine singende Kirche ist, artinya: “kami gereja Batak adalah gereja yang bernyanyi” adalah ekpresi yang sering digunakan para missionaris RMG ketika menggambarkan keberhasilan mereka bekerja diantara orang-orang Batak Toba dan tradisi gereja yang berkembang. Quentmeier menyatakan
missionaris
Nommensen
dan
Johannsen
yang
pertama
memperkenalkan choralesatau nyanyian jemaat protestan kepada orang-orang Batak yang baru masuk Kristen. Awalnya Sembilan nyanyian jemaat yang diterjemahkan ke dalam bahasa Batak Toba untuk dinyanyikan, hal ini terjadi antara 1860-an atau awal 1870-an 30.
29 30
Ibid, 2009 Ibid, 2009
Universitas Sumatera Utara
Nyanyian jemaat berikutnya koleksi 90 nyanyian jemaat tanpa notasi yang datang melalui korespondensi pribadi dengan Apelt, berjudul Ende-ende
ni
Halak Kristen na di Tanobatak Angka na morhatatoba (nyanyian jemaat Kristen di Tanah Batak berbahasa Toba). Nyanyian jemaat berikutnya adalah tahun 1901 berisi teks nyanyian jemaat berjumlah 278 yang diedit oleh Meerwaldt. Tahun 1923 oleh Meerwaldt juga mengedit kembali dengan tambahan 53 nyanyian jemaat (meskipun tanpa notasi). Akhirnya, tahun 1935 versi baru nyanyian jemaat dicetak di Laguboti (RMG telah mendirikan percetakan) berjumlah 375 dengan notasi dengan judul buku Boekoe Ende ni Halak Kristen na di Tano Batak (Buku Lagu Orang Kristen di Tanah Batak). Awalnya buku nyanyian jemaat ini dicetak sebanyak 6.000 eksemplar habis terjual, Quentmeier mengatakan dua tahun kemudian 10.000 eksemplar dicetak dalam rangka untuk memenuhi permintaan. Sistem notasi dari buku nyanyian yang sudah disebutkan di atas, saat ini menggunakan sistem not balok dan not angka. Tidak ada catatan yang mana dari ke dua notasi diatas yang lebih duluan digunakan. Orang-orang Kristen Batak lebih akrab dengan sistem notasi angka dibandingkan dengan notasi balok, menunjukan ada kemungkinan bahwa sistem notasi angka telah lebih awal digunakan di kalangan orang-orang Batak Protestan. Sistem not angka adalah yang paling umum digunakan untuk nyanyian jemaat dan belajar koor. Catatan sejarah menunjukkan dengan jelas bahwa missionaris Jerman memperkenalkan juga musik tiup (brass band) dan organ pompa (poti marende) tahun 1880an yang ke duanya menggunakan sistem notasi balok. Dalam semua
Universitas Sumatera Utara
kemungkinan ke dua sistem diperkenalkan di sekitar waktu yang sama tetapi dikembangkan secara mandiri dalam situasi konteks yang spesifik. Nyanyian jemaat tersebut sangat banyak memainkan peranan penting dalam penciptaan dan pemeliharaan rasa identitas agama dan budaya, seperti yang berkembang dan dinyatakan tidak hanya dalam konteks ibadah Kristen tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari nyanyian jemaat digunakan dalam perayaan seperti hari ulang tahun, perkawinan, migrasi, pindah tempat atau memasuki rumah baru, tahun baru, panen produktif dan dinyanyikan sehari-hari sebagai hiburan terhadap diri sendiri dan lain-lain di dalam maupun di luar gereja. Koor atau paduan suara juga menjadi ekspresi nyata dari masyarakat Batak. Di gereja HKBP misalnya koor jemaat diatur sedemikian rupa berdasarkan tata ibadah gereja. Koor dipimpin oleh seorang dirigen koor yang dipilih dan diangkat oleh kumpulan koor tersebut, dan diawasi oleh pendeta beserta guru jemaat (guru huria). Pada saat kebaktian minggu di HKBP jemaat setidaknya menyanyikan nyanyian jemaat 7 lagu jemaat, koor-koor dikumandang oleh kelompok koor yaitu: koor ama (koor bapak-bapak), koor ina (koor ibu-ibu), koor naposobulung (koor orang muda yang belum berkeluarga), koor gabungan (koor gabungan dari beberapa sektor yang ada pada sebuah gereja tersebut). Musik tiup (brass band), selain penjelasan di atas, instrumen musik tiup yang awal hanya terdiri dari sebuah trumpet, yang digunakan untuk mengiringi kebaktian di gereja yang dimainkan oleh Johannsen (putra Nommensen) di Pea Raja Tarutung. Karena kuatnya minat, kemampuan dan ekspresi orang Batak
Universitas Sumatera Utara
Toba dalam bermusik, jumlah instrumen tiup itu ditingkatkan jumlahnya menjadi empat buah, setidaknya menjadi sebuah ensambel musik tiup. Dalam hal repertoar (buku musik) yang awal mengacu kepada buku musik (buku logu yang bernotasi balok) untuk organ pompa, yang digunakan dalam mempelajari notasi
balok dan
mengiringi nyanyian
jemaat. Berdasarkan
keterangan di atas, ensambel musik tiup ini juga mengiringi nyanyian jemaat setiap kebaktian minggu di gereja Pea Raja pada masa itu. Pada era pendudukan Jepang, musik tiup selain digunakan untuk kegiatan gereja juga digunakan mengiringi kegiatan-kegiatan para militer Jepang yang hendak berperang, dengan iringan musik tiup maka semangat para tentara semakin meningkat. Instrumen musik tiup ini bukan berasal dari gereja, tetapi dibawah oleh militer Jepang. Pada saat pasar malam di sekitar Balige, militer Jepang menggelar musik tiup sebagai hiburan, para pemain musik tiup yang terlibat diberi honorarium oleh pihak Jepang, saat itu fungsi ensanbel tiup diperluas menjadi bagian dari hiburan di luar gereja 31. Ada juga ensambel musik tiup yang didirikan secara komersial tahun 1952 di Balige oleh pengusaha toko emas, dinamakan Surabaya Musik dan menyusul Bethesda Musik dengan mengambil nama kelompok Mannen Koor (paduan suara bapak-bapak) Bethesda di HKBP Balige 32.
31
Teddy Jaya Simanjuntak. “Respon Masyarakat Batak Toba Atas Masuknya Instrumen Saksofon Dalam Lagu-Lagu Populer Batak Toba. Medan, skripsi Fakultas Bahasa dan Seni Univ HKBP Nommensen, 2004 32 Monang Asi Sianturi, “Ensembel Musik Tiup Pada Upacara Adat Batak Toba, Analisis Perubahan Struktur Penyajian dan Repertoar Musik”, Medan. Tesis S2 Prodi Penciptaan dan Pengkajian Seni USU 2012
Universitas Sumatera Utara
Akhirnya ensambel musik tiup Tambunan yang di Balige merambah ke kota Medan untuk mengiringi acara adat. Di Medan juga sudah ada ensambel musik tiup mengiringi acara kematian, khusus untuk lagu-lagu rohani yang terdiri dari pegawai kepolisian. Ensambel ini disebut dengan Korps Musik Brimob asuhan Detasemen Mobil Kepolisisan Sumatera Utara, sekitar tahun 1978-1986. Sejak berdirinya musik tiup di kota Medan, komposisi instrumen terdiri dari: trumpet sopran, trumpet tenor, trombone, tuba, bassoon dan saxsophone (yang menyusul kemudian). Tahun 1990, Immanuel Musik membuat perubahan dengan menyertakan gitar bas sebagai pengganti bassoon atau tuba dengan dengan pemakaian amplifier.
3.4 Musik populer Batak Toba Musik merupakan bagian dari kebudayaan atau setiap kebudayaan memiliki musik. Musik adalah bagiandari kebudayan yang dapat mencerminkan aspek sosial kemasyarakatan, karena musikadalah perilaku sosial yang kompleks dan universal. Dikatakan seperti itu, karena musik mampu mengekspresikan berbagai hal yang terjadi dalam sistem sosial dan mempunyai fungsi yang sangat luas. Contohnya musik yang diadakan untuk menghibur masyarakat seperti pada festival, konser, atau pergelaran, untuk upacara pernikahan, untuk upacara yang bersifar ritual, hiburan dan lain-lain, tergantung kepada konteks penyajian dan jenis musik yang disajikan dan dibutuhkan. Seiring dengan perkembangan musik saat ini, jenis musik yang sangat pesat perkembangannya adalah jenis musik populer. Musik populer dapat
Universitas Sumatera Utara
berkembang dengan pesat karena diminati dan dimengerti oleh masyarakat dari berbagai tingkatansosial misalnya dari kalangan bawah sampai kalangan atas khususnya generasi muda. Selain diminati dan dimengerti, segala sesuatu yang berhubungan dengan musik populer dapat dengan cepat menyebar luas ditengahtengah masyarakat, yang menyebarluaskannya melalui media seperti radio, televisi, surat kabar, majalah, dan lain-lain. Istilah populer berhubungan dengan musik rakyat, foklor atau lagu rakyat yang dinyanyikan, diterima oleh sekelompok masyarakat dan merupakan nyanyian yang disukai oleh masyarakat tersebut. Lagu pop, jenis lagu yang sedang dan paling populer di masyarakat pada suatu priode tertentu. Biasanya akrab dengan dunia remaja dan cepat menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi. Mungkin dari segi keetnisan “musik populer” masa kini yaitu musik pop/rock tidak dapat disebut folklor ,karena musik popoler merupakan karya musik yang diciptakan oleh seorang atau sekelompok orang yang kemudian karya musik tersebut dikenal masyarakat melalui media massa, baik itu media cetak atau media elektronik secara tidak terbatas pada satu kelompok masyarakat. Budaya massa atau budaya populer adalah kebudayaan yang didukung oleh masyarakat secara umum, dan biasanya berkaitan erat dengan teknologi dan waktu kontemporer, yangtermasuk salah satu budaya populer adalah musik etnik daerah, yang dalam kasus kajian ini adalah budaya musik pupuler Batak Toba. Perubahan pada perkembangan zamanmerupakan bagian dari sejarah munculnya budaya musik populer Batak Toba, dengan berinteraksinya musik
Universitas Sumatera Utara
tradisional Batak Toba dengan musik Barat, berinteraksi melalui masuknya lembaga Gereja. Munculnya budaya musik populer Batak Toba mempunyai berbagai fungsi seperti hiburan, inkulturasi budaya, ekonomi, estetika dan lainlainnya. Salah satu jenis musik populer daerah (secara umum) disebut “pop daerah”. Musik ini merupakan versi daerah (regional) dari musik pop indonesia. Musik pop daerah dekat (dan kadang-kadang sama) dengan pop Indonesia dari segi melodi, harmoni,instrumentasi dasar, dan sebagainya. Disebut sebagai musik “ pop daerah “ yang berasal dari daerah tertentu bukan disebut sebagai “pop indonesia” justru karena musiknya menggunakan bahasa lokal dan kadang-kadang menggunakan instrumen atau timbre yang dianggap khas daerah tersebut. Musik populer Batak Toba adalah musik yang tumbuh dan berkembang ditengah-tengah masyarakat Batak Toba. Lirik lagunya menggunakan bahasa Batak Toba dan perpaduan dua ensambel antara musik tradisi Batak Toba dan musik Barat atau mencakup musik tradisional dan musik populer. Dalam perkembangannya dibantu oleh berbagai media massa. Pada masa sekarang ini struktur musik populer Batak Toba cenderung menggunakan tangga-tangga nada diatonik Barat, dengan menggunakan lirik lagu atau syair dalam daerah Batak Toba. Juga perpaduan antara dua ensambel antara musik tradisi Batak Toba dan musik Barat. Pengaruh musik Barat diadopsi sedikit-banyaknya mempengaruhi musik Batak Toba, sehingga menimbulkan istilah-istilah atau identitas sendiri pada musik populer Batak Toba.
Universitas Sumatera Utara
Seiring dengan perkembangan musik populer Batak Toba , maka terjadi kecenderungan usaha untuk menggunakan gendre atau gaya-gaya musik yang sedang digemari masyarakat sekarang. Penggunaan musik populer yang lazim misalnya: pop,rock,disco,jazz,country, dangdut dan lain-lain, dapat dilihat dari jenis penjualan kaset di toko-toko kaset. Kaset-kaset musik populer Batak Toba diproduksi dengan berbagai gaya musik. Perubahan musik tradisional Batak Toba terjadi sejak masuknya agama Kristen ke tanah Batak, semenjak kedatangan misionaris asal Jerman yang bernama I.L. Nomensen tepatnya pada tanggal 7 November 1863 kedaerah Silindung. Kedatangan misionaris-misionaris khususnya I.L. Nomensen yang sukses menyebarkan agama Kristen, berdampak pada masyarakat Batak Toba yang sudah menganut agama Kristen. Mereka mulai menyanyikan lagu-lagu gereja. Hingga sekarang sudah banyak lagu-lagu gereja yang diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia melalui buku-buku nyanyian rohani. Di antaranya Chorale Jerman yang berjudul Ein Feste Burg ciptaan Martin Luther, pada tahun 1525. Pada bagian lampiran 3, lagu Ein Feste Burg telah diaransir kembali oleh J.S Bach pada tahun 1716 yang kemudian diterjemahkan pada buku KidungJemaat, yang berjudul Allahmu benteng yang teguh, yang juga terdapat dalam bahasa Batak Toba , pada buku ende yang berjudul Ende Taringot tu Harajaon ni Debata. Perubahan sektor agama ini , sedikit-banyaknya mempengaruhi musik tradisi masyarakat Batak Toba. Dalam musik Batak Toba pengaruh tersebut mulai tampak adanya perubahan gaya disebabkan oleh pengaruh dari lagu-lagu gerejani
Universitas Sumatera Utara
yang menggunakan harmoni sistem Barat yaitu lagu-lagu gereja pada iringan musik saat kebaktian yang menggunakan melodi Barat. Hal ini dikarenakan para misionaris lebih menekankan pendidikan melalui musik karena mereka menganggap orang Batak terkenal suka nyanyian, seiring perkembangannya kemudian dengan menggunakan lirik lagunya dalam bahasa Batak Toba. Sistem harmoni Barat itu dibawa oleh para misionaris kedalam gereja Batak yang di adopsi masyarakat Batak Toba hingga muncul dalam lagu Batak Toba yang wilayah nadanya sudah mulai
berkembang. Yang didukung oleh pendapat
Hodges bahwa kristenisasi, urbanisasi,modernisasi dikalangan orang Batak Toba lebih kurang terjadi secara bersamaan dengan kecepatan yang luar biasa. Perubahan pada musik Batak Toba mengalami perkembangan baik pada istrumen vocal dan instrumental yang juga disesuaikan dengan perkembangan zaman. Penggunaan instrumen yang modern seperti instrumen gitar, keyboard memungkinkan pencipta, penikmat dan pemain musik Batak Toba menikmati dari apa yang dikatakan modernisasi musik Batak Toba. Hal ini didukung dengan pernyataan Karl Edmund mengatakan bahwa dalam suku Batak Toba umumnya musik tradisional berhubungan dengan gondang, yang artinya merupakan iringan tari (tortor). Sedangkan lagu daerah Batak Toba sudah sedikit menjauh dari pola ini dan barbaur Barat. Masuknya kebudayaan modern besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan musik Batak Toba. Seni populer dalam keadaan tertentu, membuat perubahan pada bentuk asli seni tradisional dengan berbagai cara: ada yang muncul sebagai tiruan dan kontinuitas dari seni tradisional, ada pula yang muncul dalam bentuk
Universitas Sumatera Utara
baru,
seperti
pada
musik
populer
Batak
Toba.
Ada
beberapa
yang
menggabungkan atau memasukkan unsur musik tradisional, dan tidak jarang pula muncul dalam bentuk baru atau hasil kreativitas. Pda umumnya setelah pengaruh adanya persinggungan dengan budaya musik Barat, berbagai elemen baru ini masuk kedalam musik populer Batak Toba. Perkembangan sistem komunikasi mengambil peran, sehingga seni dapat tersebar dengan meluas dinikmati dan diminati. Setelah ditemukannya media komunikasi seperti radio, televisi, internet, dan peran industri musik populer maka seni musik populer Batak Toba meluas persebarannya. Bahkan seni ini sudah diminati baik oleh masyarakat Batak Toba yang juga turut mendukung keberadannya atau minimal sebagai peminat musik populer Batak Toba. Perkembangan dari sektor teknologi tentunya berimbas pada perubahan musik Batak Toba. Terutama sejak hadirnya radio siaran yang resmi berdiri tanggal 16 juni 1925 di Batavia (sekarang Jakarta). sejak masuknya radio di Indonesia yang merupakan titik awal perkembangan musik populer Batak Toba. Berbagai Jenis irama yang disiarkan melalui siaran radio yang tentunya menghadirkan motivasi bagi pemusik Batak Toba untuk membuat musik Batak Toba menjadi sesuatu yang baru. Para pemusik ini sering mendengar berbagai macam jenis irama seperti : chacha, jazz, rumba, waltz, tango, seriosa, keroncong, dan lain-lain. Dampaknya irama ini diterapkan dalam praktik musik popular Batak Toba. Itu juga suatu kesempatan untuk memperkenalkan lagu-lagu Batak Toba kepada masyarakat di tanah air khususnya masyarakat Batak Toba.
Universitas Sumatera Utara
Pada masa ini di kota Medan, lagu-lagu Batak yang mulai diperdengarkan melalui radio, dimana untuk pertama kalinya muncul pada tanggal 10 Januari 1939 yang dimainkan oleh musik band Batak Hawaii Tapiannauli pimpinan F.Toenggoel Hutabarat akan tetapi tidak ada keterangan yang pasti tentang musik apa yang disiarkan pertama kali. Pada masa ini musikpopuler Batak Toba mulai diperdengarkan di radio, yang pada awalnya direkam pada bentuk piringan hitam, adalah karya –karya Romulus Lumbantobing(ayah dari Gordon Lumbantobing). Dialah orang Batak yang pertama merekam lagu-lagunya ke dalam piringan hitam. Nama-nama seperti Nahum Situmorang dengan lagunya Sitogol, Alusi Au dan Lissoi, Siddik Sitompul (Sdis) O Tano Batak, Ismail Hutajulu, Marihot Hutabarat Dago Inang Sarge, Cornel Simanjuntak O Ale Alogo adalah komponis Batak Toba dari era 1940-an. Mereka dianggap sebagai pelopor lagu populer Batak Toba. Sebagian besar musik mereka memiliki struktur melodi dan harmoni musik Barat. Kebanyakan syair pada lagu-lagu mereka disusun dalam bahasa Batak Toba yang disebut dengan gaya Tapanoeli Modern. Hal ini dapat dilihat dari lagu yang berjudul Lissoi, lagu ini digarap oleh Nahum Situmorang dalam irama Waltz dengan metrum ¾ yang pada musik klasik Barat, meter
3/4
disebut
sebagai irama Waltz. 3.5 Perkembangan lagu populer Batak Toba karya Dakka Hutagalung mulai tahun 1970 sampai sekarang Munculnya siaran radio di Indonesia pada tahun 1925, dapat dikatakan masyarakat negeri ini mulai mengenal industri musik modern. Disiarkannya
Universitas Sumatera Utara
musik keroncong, lagu Melayu, orkes gambus, gaya Hawaiian dan lain-lain dapat didengar oleh lapisan masyarakat luas. Pendengar siaran radio juga terkena imbas gaya musik populer dari belahan dunia lain terutama Eropa, Amerika, Amerika Latin dan Caribia 33. Satu reputasi yang membanggakan bagi orang-orang Batak turut sertanya Nahum Situmorang dalam barisan Perintis Kemerdekaan sebagai anggota Kongres Pemuda pada tahun 1928 dan mengikuti sayembara untuk menciptakan
lagu
Kebangsaan.
Meskipun
sebagai
pemenang
ke
dua
(dimenangkan W.R . Supratman) tetapi prestasi tersebut cukup membuat harum nama orang-orang Batak dalam musik dan juga sebagai motivator terhadap pemusik-pemusik orang Batak yang lainya
untuk mencipta, bernyanyi dan
bermain musik 34. Tidak hanya sebatas sayembara tingkat Nasional, Nahum Situmorang di tingkat daerah juga berperan sangat aktif. Nahum sering mengikuti sayembara/perlombaan yang diselenggarakan di Medan, hal ini dibuktikannya dengan memenangkan sayembara Sumatera Keroncong Concours tahun 1936 di Medan 35. Beberapa lagu Batak yang sudah diciptakan pada masa ini adalah Tumba Goreng salah satu lagu yang terkenal dari Nahum diciptakannya pada tahun 1932, yang dipimpin oleh Raja Buntal Sinambela. Sabatolang (Sipirok 6 Februari 1939), Tung Sega Do (Laguboti 10 Desember 1939) ciptaan dari Ismail Hutajulu. Masa itu pada situasi yang lain pencipta dan pemusik orang-orang Batak semakin menunjukkan kinerjanya dalam musik. Beberapa tokoh orang Batak yang
33
Ibid, 2009 Nahum’s Songs. Kumpulan Lagu Tapanuli Modern Ciptaan Nahum Situmorang. Jakarta, Yayasan Pewaris Nahum Situmorang, 1994 35 Ibid, 1994 34
Universitas Sumatera Utara
lain aktif membina permainan musik di luar kota Medan adalah Ismail Hutajulu (pencipta lagu- lagu Tapanuli). Ismail Hutajulu dan Adian Silalahi membawa seperangkat instrumen musik tiup ke desa Tambunan Balige. Adian Silalahi kemudian mengumpulkan beberapa pemuda untuk dibina dan dididik memainkan instrumen musik tiup di kedai-kedai kopi dan di rumah kediaman penduduk secara non formal. Menyaksikan binaan dan didikan tersebut, maka seorang penduduk di desa Tambunan memberikan seperangkat instrumen tiup yang dibeli dari Amerika. Akhirnya dibentuklah ensambel tiup di desa ini, yang sering difungsikan sebagai mengiringi kebaktian di gereja dan hiburan untuk berbagai kegiatan seperti pertandingan olah raga antar desa atau kecamatan. Anggota dari ensambel musik tiup ini terdiri dari para pemuda, orang tua36. Sejak hadirnya Ismail Hutajulu dan Adian Silalahi, ensambel musik tiup di desa Tambunan lebih hidup khususnya di luar gereja pada kegiatan pesta perkawinan. Pemakaian partitur dalam membaca notasi balok sangat ditekankan kepada semua pemain musik. Tetapi Adian Silalahi juga mengajarkan beberapa lagu rakyat yang dihafal oleh setiap pemain untuk kebutuhan acara-acara hiburan 37. Sementara itu Romulus Lumbantobing pada tahun 1936 mengadakan perjalanan ke Singapura dan bandnya yang baru Hot Stompers, merekam 40 lagu-lagu keroncong diatas piringan hitam dan terjual di seluruh Indonesia.
36
Teddy Jaya Simanjuntak. “Respon Masyarakat Batak Toba Atas Masuknya Instrumen Saksofon Dalam Lagu-Lagu Populer Batak Toba. Medan, skripsi Fakultas Bahasa dan Seni Univ HKBP Nommensen, 2004 37 Monang Asi Sianturi, “Ensembel Musik Tiup Pada Upacara Adat Batak Toba, Analisis Perubahan Struktur Penyajian dan Repertoar Musik”, Medan. Tesis S2 Prodi Penciptaan dan Pengkajian Seni USU 2012
Universitas Sumatera Utara
Setelah perjalanannya dari
Singapura ia kembali ke Medan dan membentuk
band namanya Jolly Syncopators dengan gaya Hawaiian dimana para pemain musiknya terdiri dari musisi orang-orang Batak yang tampil di sekitar Medan selama beberapa tahun. Tokoh lain yang juga aktif pada dekade ini adalah Taralamsyah Saragih (1918-1993), beliau aktif di dunia seni suara dan tari. Ia menjadi pemimpin kelompok musik Siantar Hawaiian Band dan orkes keroncong (1936-1941) di kota Pematang Siantar. Berhasil merekam 6 piringan hitam (Odeon) berisikan lagu-lagu daerah Simalungun dan Karo. Tahun 1939 siaran radio 38 dimulai di kota Medan, band Batak Hawaiian Tapiannaoeli pimpinan F. Toenggoel Hutabarat untuk pertama kali disiarkan 39. Catatan ini tidak menerangkan tentang musik apa yang dimainkan mereka, tetapi
berdasarkan
nama
band
yang
digunakan
kemungkinan
mereka
membawakan lagu-lagu bergaya Hawaiian, k eroncong atau musik yang sejenis. Pada masa 1940-an lagu-lagu perjuangan seperti Butet, Mariam Tomong, Erkata Bedil, Piso Surit, Inang Sarge dan sebagainya adalah lagu-lagu yang populer pada masa itu di Sumatera Utara dan khususnya di Medan. Lagu
38
Radio adalah medium terpenting untuk penyebarluasan rekaman musik populer pada 1930-an. Lagu Melayu yang direkam dan disiarkan di radio didominasi oleh tiga jenis orkes utama dekade 1930-an: orkes harmonium, orkes gambus, dan orkes Melayu. Musisi tiga jenis orkes ini berperan membangun fondasi dangdut, sementara musisi pop (populer Barat), langgam (populer daerah), keroncong (group musik dawai), lagu-lagu Tapanuli atau ensambel-ensambel regional Melayu apapun, cenderung tidak begitu aktif dalam dangdut (Weintraub, 2012: 39-40). 39 Ivo Panggabean. “Musik Populer Batak-Toba Suatu Observasi Musikologi-Discografis” skripsi S1, Medan. Fakultas Kesenian Universitas HKBP Nommensen, 1994.
Universitas Sumatera Utara
Butet juga sering dinyanyikan Gesang dan groupnya Bintang Surabaya pada saatsaat bernyanyi keliling di pulau Jawa40. Sementara itu
lagu-lagu populer Batak ciptaan komponis Nahum
Situmorang dan nyanyian Karo ciptaan Jaga Depari mulai populer, dan banyak menarik perhatian komponis Cornel Simanjuntak yang banyak menciptakan lagu lagu perjuangan, selalu diperingati dengan menampilkan ciptaan-ciptaanny. Suatu hal yang menarik dengan Nahum pada dekade ini, lagu perjuangannya yang berjudul Gyugun Laskar Rakyat yang diciptakannya pada tahun 1944 melodinya disadur menjadi lagu Hallo-Hallo Bandung. Dapat disebutkan di sini pencipta utama lagu-lagu populer Batak dekade 1940-1950 adalah Sidik Sitompul (1904-1974) (populer dikenal S Dis), Nahum Situmorang (1908-1969), Ismail Hutajulu, Cornel Simanjuntak (1920-1946), Taralamsyah Saragi (1918-1993). Masa ini juga ditandai dengan pergolakan dan perubahan sosial politik yang luar biasa termasuk perang dunia ke dua, pendudukan Jepang di Indonesia, deklarasi kemerdekaan 1945 dari Belanda dan perang kemerdekaan. Dapat dikatakan juga masa 1940-1960 ini sebagai masa-masa awal yang sangat aktif dari penciptaan dari lagu-lagu populer Batak. Beberapa lagu-lagu populer Batak dari Ismail Hutajulu yang dikenal oleh orang-orang Batak pada masa itu antara lain; Tillo-Tillo (Balige 2 September 1942), Pamola-Mola (Balige 4 September 1943), Mangoli Ahu (Parongil 12 Juni 1942), Lungun (Sumbul 5 Oktober 1942), Ala Tipang (3 Maret 1942), Di Duda Sega (5 Maret 1942), Di 40
IzHarry Agusjaya Moenzir. Gesang, Mengalir Meluap Sampai Jauh, Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama, 2010: 89
Universitas Sumatera Utara
Gotap Ho (Sidikalang 17 April 1942) 41, We Radja Doli (Sidikalang 2 September 1942)127. Pada saat ini juga Taralamsyah Saragih menjadi pemimpin kelompok musik Siantar Geki (1942-1946), membantu musik tentara Kutaraja (19491951) 42. Pada dekade ini muncul Gordon Tobing (1925-1993), seorang tokoh yang sangat aktif dalam dunia musik, yang kemudian akan membawa harum nama bangsa Indonesia pada masa 1950-an di dunia lewat suarannya. Gordon Tobing sebagai vokalis sangat terkenal, yang mulai naik pentas pada permulaan tahun 1940-an, khususnya dalam memperkenalkan lagu-lagu rakyat Indonesia dan lagu lagu Batak, sejak masa mudanya sudah yakin bahwa lagu-lagu rakyat tetap dapat bertahan dan tetap dapat diterima serta dinikmati bilamana aransemennya dapat disesuaikan dengan zamannya 43. Setelah Kemerdekaan Indonesia, keberadaan musik tiup di Balige yang dibina ole Ismail Hutajulu dan Adian Silalahi semakin berkembang dan diperluas untuk seni pertunjukan opera. Para pemain opera dengan pemain musik tiup bekerja sama menyelaraskan iringan untuk lagu rakyat. Ensambel tiup dianggap sebagai pengiring permainan musik tradisi untuk mengiringi jalannya cerita-cerita rakyat yang dibawakan. Instrumen yang dimainkan dalam ensambel musik tiup ini terdiri dari trumpet sopran dan alto (sistem klep), trombone bariton dan trombone tenor, tuba, bassoon dan bass drum double headed. Sejak kehadiran Ismail Hutajulu dan Adian Silalahi ensambel musik tiup ini semakin menuju
41
Kumpulan Lagu-Lagu Batak Jilid I, 2005 geoogle. Com, 2013. 43 Media Record. 42
Universitas Sumatera Utara
professional yang diberi nama Verenighing Music Silalahi yang berlokasi di desa Tambunan44. Pencipta musik populer Batak pada tahun 1950-an semakin meningkat. Masa paling aktif dari Nahum Situmorang menciptakan lagu-lagunya, sampai dengan tahun 1960 ada sekitar kurang lebih 100 judul lagu-lagu Batak yang diciptakannya, beberapa diantaranya yang dikenal oleh masyarakat adalah Andor Gotillo, Ansideng-Ansideng, Borhat Ma Si Doli Tu Luat Na Dao, Bulan Pardomuan, Dengke Julung-Julung, Di Ingot Ho Dope, Dorma Sijunde Do Sihabiaran, Endengkon Di Radio Bege, Ee.. Dang Maila Ho, Indot Do Pahu, Napinalu Tulila, Nunga Lao Nunga Lao, O Doli-Doli, Partungkang dan lain lain 45. Demikian juga dengan Ismail Hutajulu, ada sekitar 32 judul lagu yang diciptakannya pada masa tersebut. Sedangkan Taralamsyah Saragih dari datadata yang dapat dikumpulkan oleh penulis telah menciptakan lagu-lagu Batak dalam bahasa sub-suku Simalungun antara lain; Eta Mangalap Boru, Parmaluan, Hiranan,
Inggou Parlajang, Tarluda, Parsonduk Dua, Padan Na, So
Suhun,Tading Maetek, Parmuhunan, Paima Na So Saud, Sihala Sitaromtom, Sanggulung Balunbalun, Ririd Panonggor, Marsalop Ari, Munguti Namatua, Pindah-Pindah, Inggou Mariah, Huhur Marsirahutan, Poldung Sirotap, Padan, Bujur Jehan, Simodak Odak. Setelah mengadakan siaran berkala lagu-lagu daerah Simalungun di RRI Medan, pada tahun 1959 ia membentuk orkes Na Laingan
44 45
Sianturi 2012 Nahum’s Songs, 1994
Universitas Sumatera Utara
untuk musik Simalungun dan merekan lagu-lagu Simalungun dan Karo ke dalam piringan hitam Lokananta 46. Sejak tahun 1953 Gordon Tobing sebagai seorang seniman dan pejuang bangsa telah berhasil memperkenalkan nama Indonesia di forum internasional melalui lagu-lagu dalam bahasa Batak antara lain Butet, Mariam Tomong, Lisoi, O Tao Na Tio, lagu-lagu rakyat Indonseia antara lain “Tja-Tja Marica-Nona Manis-Potong Bebek Angsa” di benua Eropa, Afrika, Asia, Amerika Latin dan Australia. Gordon bahkan meninggalkan lagu-lagu
tersebut
dalam
bentuk
rekaman untuk studio-studio radio dan TV setempat. Berpuluh-puluh kota telah dikunjunginya antara lain Tokyo, Osaka, Shanghai, Manila, Phnom Phenh, Bangkok, Karatji, Kairo, Alexandria, Berlin, Warsawa, Praha, Bukares, Budapes, Moskow, Amsterdam, Habana, Meksiko, Kuala Lumpur, Singapura, Perth dan lain-lain. Tahun 1970 Dakka Hutagalung muncul dengan karya karyanya yang sangat kita akrab kita dengar hingga sekarang. Karir Dakka Hutagalung di mulai dengan membentuk Trio pada yang diberi nama Trio Golden Heart. Personil trio Golden Heart tersebut adalah : Dakka Hutagalung, Star pangaribuan, Ronald Tobing. Sekalipun ada beberapa grop dan penyanyi Batak yang juga dikenal pada masa itu, namun Trio Golden Heart memiliki tempat tersendiri di hati masyarakat Batak. Lagu-lagu mereka sangat digemari, terutama lagu Batak, dan lagu-lagu Rohani Batak yang diambil dari buku Ende. Dari masa ke masa Trio Golden
46
google.com, 2013.
Universitas Sumatera Utara
Heart tidak hanya menghasilkan lagu-lagu batak saja, namun juga album pop Indonesia, irama Melayu, bahkan Dangdut. Namun album Batak tetaplah mendominasi, dan menjadi trademark mereka. Selama kiprahnya, Trio Golden Heart telah menghasilkan 28 album yang terdiri dari lagu pop Batak, Rohani, Melayu, bahkan irama dangdut juga ada. Pada masa Dakka Hutagalung membentuk Trio Golden Heart, Ia sudah mulai mencipta lagu-lagu pop Batak dengan berbagai tema kehidupan. Penggunaan instrumentasi dalam musik popular Batak awalnya memakai instrumen-instrumen akustik. Hal ini dapat kita lihat dari latar belakang sebelumnya dimana instrumen musik keroncong sangat mempengaruhi orangorang Batak. Instrumen-instrumen tersebut antara lain: gitar, ukulele, biola dan akordion dan lain-lain. Instrumen gitar akustik juga memegang peranan yang sangat penting sebagai instrmen pengiring lagu-lagu populer Batak pada masa itu. Selain pengiring juga sebagai pembawa melodi saat dua gitar dimainkan (melodi intro, musik tengah atau mengisi bagian-bagian lagu pada birama-birama misalnya akhir lagu) ataupun digunakan sebagai iringan bas. Didalam menciptakan lagu Dakka Hutagalung menggunakan Gitar Akustik sebagai media pendukung di dalam mencipta lagu. Begitu juga dengan alat musik Trio Golden Heart adalah gitar akustik. Gaya musik yang Dakka Hutagalung ciptakan pada masa itu di pengaruhi akord-akord musik barat. Beberapa lagu karya Hutagalung yang sangat dikenal masyarakat Batak Toba pada saat itu adalah lagu “Sibaganding”. Lagu itu dinyanyikan oleh Trio Golden heart yang pada masa itu trio Goden Heart ini satu-
Universitas Sumatera Utara
satunya trio yang berhasil masuk dapur rekaman. Lagu lagu ciptakan Dakka Hutagalung diterima baik oleh masyrakat batak Toba pada saat itu. Hingga saat ini Dakka Hutagalung masi aktif di dalam menciptakan lagu, baik lagu Batak maupun lagu-lagu Indonesia. Melalui
wawancara
dengan
Dakka
Hutagalung
hal-hal
yang
mempengaruhi beliau di dalam mencita lagu adalah: kisah pribadi, permintaan konsumen dan kehidupan masyarakat budaya Batak Toba. Dakka berkata “ ciptaan saya yang paling banyak itu pada tahun 1983 sampai tahun 2000 dikarenakan banyaknya para penyanyi yang meminta menciptakan lagu untuk mereka bawakan sesuai dengan permintaan mereka” (wawancara 1 juni 2016). Dalam mencipta lagu Dakka berkata “saya sangat mandiri di dalam mencipta lagu, saya sanagat berusaha untuk tidak meniru karya orang lain, saya menciptakann lagu sesuai dengan warna, karakter dan berdasarkan apa yang saya pikirkan saja”. Hingga sekarang ciptaan Dakka Hutagalung sudah mencapai 250 buah lagu. Itu terdiri dari berbagai tema kehidupan, diantaranya tema percintaan, tema kasih sayang anak terhadap anak, keindahan alam dan juga lagu rohani. 3.6 Ende dalam masyarakat Batak Toba Nyanyian-nyanyian rakyat dari Masyarakakat Batak Toba sering disebut juga dengan ende 47. Pembagian ende batak Toba ke dalam beberapa jenis antara
47
Yang dimaksud dengan ende dalam konteks ini adalah nyanyian-nyanyian rakyat masyarakat Bata Toba. Pengertian tentang ende di luar dari konteks di atas adalah: istilah ende di dalam buku
Universitas Sumatera Utara
lain: 1) Ende Parorot (lagu pengasuh), meliputi Ende Mandideng (nina bobo)-lagu untuk mendorong anak-anak tidur, serta lagu-lagu yang dinyanyikan sambil bermain dengan anak anak yang masih muda untuk mendorong mereka tumbuh sehat dan kuat. Ende Sipaingot (pesan)-lagu-lagu yang paling sering dinyanyikan oleh seorang ibu untuk anak perempuannnya yang akan melangsungkan pernikahan. Lirik lagunya menyampaikan rekomendasi untuk tugas sebagai istri kepada suami, orang tua, sikap yang tepat dari istri, cara merawat
rumah.
2) Ende Pargaulan (lagu cinta, pacaran), sering ringan, menggoda hati, lagu antara kelompok campuran dari orang-orang muda secara solo- chorus. 3) Ende Tumba/Embas, lagu-lagu yang dinyanyiakan orang muda sebagai iringan untuk tari tumba atau embas, menari sambil membuat lingkaran di halaman kampung (halaman ni huta) pada hari-hari menjelang pernikahan pasangan muda. Gadis remaja membentuk lingkaran dalam dan remaja laki-laki membentuk lingkaran luar sekitar gadis-gadis. Sebuah keranjang beras yang sudah lama difungsikan sebagai gendang dan penari bertepuk tangan bersama di bawah paha mereka sambil bergerak sesuai lingkaran dengan lambat ke kanan dan ke kiri. Nyanyian itu sering merupakan solo-chorus, liriknya juga spontan diciptakan, dan penyanyi menggunakan lagu ini sebagai cara memberikan nasehat kepada pasangan yang akan menikah, menggoda satu sama lain, atau sebagai cara mengekspresikan keinginan terbaik dan perpisahan bagi mereka yang statusnya segera berubah. ende yaitu nyanyian jemaat misalnya di HKBP, di dalam musik populer Batak istiah ende itu digunakan juga misalnya “ende ni si Nahum Situmorang”(lagunya Nahum Situmorang).
Universitas Sumatera Utara
4) Ende Sibaran (lagu sedih, penderitaan, atau nasib buruk), terdiri dari banyak sub genre yang spesifik untuk keadaan penyanyi, apakah itu nasib buruk, kemiskinan, penyakit, atau kesedihan atas kematian, dinyanyikan secara solo. Melalui lagu-lagu penyanyi akan menceritakan kisah mereka sebagai cara memunculkan simpati dari pendengar tetapi juga sebagai cara untuk mengekspresikan dan melepaskan mereka dari kesedihan. Adalah umum dari lagu ini disertai dengan menangis-baik oleh penyanyi dan mungkin bagi orang-orang yang mendengarkan. 5) Ende Pasu-pasu (lagu berkat), lagu-lagu yang sering dinyanyikan oleh orang tua yang lanjut usia yang ditujukan kepada keturunannya. Mereka menyatakan harapan bahwa para dewa akan memberkati dan melindungi, memperkuat dan meningkatkan generasi sekarang dan masa depan keturunan/marga mereka. 6) Ende Hata (recitativ, lagu kata), permainan lagu, lagu yang dinyanyikan oleh seorang yang lebih dewasa, sering tanpa melodi tetap, penyanyi melafalkan lirik berirama berpasangan dengan makna yang sering tidak berhubungan di antaranya. 7)
Ende Andung (lagu ratapan), lagu-lagu terutama (meskipun tidak secara
eksklusif) dinyanyikan oleh perempuan digunakan untuk meratapi kematian, menggunakan khusus kosa kata (sebagian besar metaforik) yang dikenal sebagai hata andung (kata ratapan), menceritakan kisah hidup almarhum untuk pelayat yang berkumpul sebelum pemakaman/disemayamkan. Ende andung melodinya datang secara spontan sehingga penyanyinya haruslah penyanyi yang cepat tanggap dan terampil dalam sastra menguasai beberapa motif-motif lagu yang penting untuk jenis nyanyian ini. Tidak terbatas pada ritual penguburan, lagu
Universitas Sumatera Utara
ratapan yang dinyanyikan saat mengembala (andung parmahan), bekerja di ladang (andung parbabo), ketika terlibat di dalam menenun ulos (andung martonun), mengnyadap tuak (andung paragat), lagu ratapan saat akan menikah (andung ni boru muli) saat dinyanyikan calon pengantin pada saat menjelang pernikahan, sebagai sebuah keluh kesah, yang ditujukan kepada ibunya dan keluarga pada saat berkumpul, menyatakan kesedihan dia akan meninggalkan keakraban keluarganya untuk memulai hidup baru dengan suaminya. Di luar genre dari ende tradisional diatas, ada ende yang berhubungan dengan kegiatan mendayung solu bolon (sampan besar tradisional) saat melakukan perjalanan di atas perairan Danau Toba, lagu-lagu yang dikenal secara kolektif sebagai ende ni parluga, dan ende mencari pekerjaan, makanan dan penginapan (ende ni pangardang). Dalam perkembangan awal dari musik populer Batak, jenis ende-ende di atas banyak menginspirasi para pencipta-pencipta awal dari musik populer Batak. Sebagai contoh ende parorot yang menginspirasi para pencipta antara lain Modom Ma Damang (diciptakan 29 September 1957) oleh Ismail Hutajulu, Modom Ma Damang Unsok oleh Nahum Situmorang. Ende tumba antara lain Tumba Do, Tumba Goreng oleh Nahum 48. Untuk ende sibaran cukup banyak tercipta, antara lain Sulu Di Na Golap judul lain Pandokkon Ni Sibaran (Medan 25 Desember 1955), Ro Do Au Mandulo Ho (Indrapura, 2 Mei 1953), Marbahir (Sibolga, 5 September 1978) oleh Ismail Hutajulu. Nahum juga terinspirasi oleh ende sibaran antara lain;
Sada Ma
48
Nahum’s Song’s, Kumpulan Lagu-lagu Tapanuli Modern Ciptaan Nahum Situmorang, Jakarta. Yayaysan Pewaris Nahum Situmorang,1994.
Universitas Sumatera Utara
Ilungki, Sapata Ni Si Doli, Na Hinali Bangkudu, Sapata Ni Napuran, Tumagon Na Ma Mate,
oleh Dakka Hutagalung Dang Turpukkta Hamoraon (1978),
Boasa(trio Goleden Heart,1974), Di Dia Rongkappi (1978), oleh Paul Hutabarat Molo Huingot Sude, oleh Firman Marpaung Bulan Pardomuan, Sun Napuranna, oleh Gongga Sitompul Sirang marale-ale dan banyak lagi oleh pencipta-pencipta lainnya
BAB IV BIOGRAFI DAKKA HUTAGALUNG 4.1 Biografi Dalam disiplin ilmu sejarah biografi dapat didefenisikan sebagai sebuah riwayat hidup seseorang. Sebuah tulisan biografi dapat berbentuk beberapa baris kalimat saja, namun juga dapat berupa tulisan yang lebih dari satu buku. Perbedaannya adalah, biografi singkat hanya memaparkan tentang fakta -fakta kehidupan seseorang dan peranan pentingnya dalam masyarakat.Sedangkan biografi yang lengkap biasanya memuat dan mengkaji informasi –informasi
Universitas Sumatera Utara
penting, yang dipaparkan lebih detail dan tentu saja dituliskan dengan penulisan yang baik dan jelas. Sebuah biografi biasanya menganalisia dan menerangkan kejadian kejadian pada hidup seorang tokoh yang menjadi objek pembahasannya. Dengan membaca biografi, pembaca akan menemukan hubungan keterangan dari tindakan yang dilakukan dalam kehidupan seseorang tersebut, juga mengenai cerita -cerita atau pengalaman -pengalaman selama hidupnya. Suatu karya biografi biasanya becerita tentang kehidupan orang terkenal dan orang tidak terkenal, dan biasanya biografi tentang orang yang tidak terkenal akan menjadikan orang tersebut dikenal secara luas, jika didalam biografinya terdapat sesuatu yang menarik untuk disimak oleh pembacanya, namun demikian biasanya biografi hanya berfokus pada orang orang atau tokoh-tokoh terkenalsaja.Tulisan biografi biasanya bercerita mengenai seorang tokoh yang sudah meninggal dunia, namun tidak jarang juga mengenai orang atau tokoh yang masih hidup. Banyak biografi yang ditulis secara kronologis atau memiliki suatu alur tertentu, misalnya memulai dengan menceritakan masa anak-anak sampai masa dewasa seseorang, namun ada juga beberapa biografi yang lebih berfokus pada suatu topik-topik pencapaian tertentu.Biografi memerlukan bahan-bahan utama dan bahan pendukung. Bahan utama dapat berupa benda-benda seperti surat-surat, buku harian, atau kliping koran. Sedangkan bahan pendukung biasanya berupa biografi lain, buku-buku referensi atau sejarah yang memaparkan peranan subjek biografi tersebut. Beberapa aspek yang perlu dilakukan dalam menulis sebuah biografi antara lain: (a) Pilih seseorang yang menarik perhatian anda; (b) Temukan fakta-
Universitas Sumatera Utara
fakta utama mengenai kehidupan orang tersebut; (c) Mulailah dengan ensiklopedia dan catatan waktu. Sebelum menuliskan sebuah biografi seseorang, ada beberapa pertanyaan yang dapat dijadikan pertimbangan, misalnya: (a) Apa yang membuat orang tersebut istimewa atau menarik untuk dibahas. (b) Dampak apa yang telah beliau lakukan bagi dunia atau dalam suatu bidang tertentu juga bagi orang lain. (c) Sifat apa yang akan sering penulis gunakan untuk menggambarkan orang tersebut. (d) Contoh apa yang dapat dilihat dari hidupnya yang menggambarkan sifat tersebut. (e) Kejadian apa yang membentuk atau mengubah kehidupan orang tersebut. (f) Apakah beliau memiliki banyak jalan keluar untuk mengatasi masalah dalam hidupnya. (g) Apakah beliau mengatasi masalahnya dengan mengambil resiko,atau karena keberuntungan. (h) Apakah dunia atau suatu hal yang terkait dengan beliau akan menjadi lebih buruk atau lebih
jika orang tersebut hidup ataupun tidak hidup,
bagaimana, dan mengapa demikian. Lakukan juga penelitian lebih lanjut dengan bahan-bahan dari studi perpustakaan atau internet untuk membantu penulis dalam menjawab serta menulis biografi orang tersebut dan supaya tulisan si peneliti dapat dipertanggungjawabkan, lengkap dan menarik. Terjemahan Ary (2007) dari situs
Universitas Sumatera Utara
(www.infoplease.com/homework/wsbiography.html). Berikut ciri-ciri biografi : 1. Biografi memiliki struktur yang terdiri atas : orientasi, peristiwa atau masalah, serta reorientasi. 2. Biografi memuat berdasarkan informasi fakta serta disajikan dalam bentuk narasi. 3. Faktualnya (fakta) berdasarkan pengalaman hidup seseorang yang diceritakan dalam tokoh biografi tersebut. 4 hal yang harus dicermati dalam teks biografi, yaitu : 1. Judul biografi 2. Hal yang menarik serta mengesankan yang ditampilkan dalam kehidupan tokoh yang diceritakan 3. Hal yang mengagumkan serta mengharukan yang muncul dalam kehidupan tokoh yang diceritakan 4. Hal yang dapat dicontoh atau diteladani dari kehidupan tokoh. :http://woocara.blogspot.com/2015/05/pengertian-biografi-ciri-ciri-biografistruktur-teks-biografi.html#ixzz4QAXZq4vg
Struktur teks biografi yang terdiri dari orientasi, peristiwa dan masalah, reorientasi. 1. Orientasi Berikut Orientasi merupakan bagian dimana menjelaskan tentang pengenalan tokoh, berisi gambaran awal tentang tokoh yang diceritakan dalam biografi tersebut.
Universitas Sumatera Utara
2. Peristiwa dan Masalah Bagian peristiwa atau kejadian merupakan bagian yang berisi tentang sebuah peristiwa atau kejadian yang pernah dialami, termasuk didalamnya memuat tentang masalah yang pernah dihadapinya dalam mencapai tujuan serta cita-citanya. Hal-hal yang menarik, mengagumkan, mengesankan, dan mengharukan yang pernah dialami tokoh juga diuraikan dalam bagian ini.
3. Reorientasi Reorientasi merupakan bagian penutup. Bagian ini berisi tentang pandangan penulis terhadap tokoh yang diceritakan tersebut. Reorientasi bersifat opsional, yang artinya pada bagian ini boleh ada atau tidak. (http://woocara.blogspot.com/2015/05/pengertian-biografi-ciri-ciribiografi-struktur-teks-biografi.html#ixzz4QAatsaU5)
4.2 Biografi Dakka Hutagalung Dakka Hutagalung lahir pada tanggal 20 oktober 1948 di sebuah desa Sibaganding Pahae Kabupaten Tapanulin Utara Sumatera Utara. Dakka Hutagalung adalah anak tertua dari pasangan suami istri yang bernama Johannes Hutagalung dan Remala br Sitompul. Memiliki dua saudara laki-laki yang bernama Darwin Hutagalung dan Toto Hutagalung serta satu saudari perempuan
Universitas Sumatera Utara
yang bernama Titi Hutagalung. Perkerjaan orang tua dari Dakka Hutagalung adalah anggota TNI-AD. Nama Dakka diambil dari kenyataan, ketika Dakka Hutagalung lahir jari tangannya bercabang (jempol pada tangan kiri), atau disebut Hiperdakkiti (hiperdakkiti disebut bila jumlah jarinya enam). Dalam bahasa Batak bercabang diartikan Dakka, karena lahir dalam kondisi hiperdakkiti itu, maka orang tuanya memberi nama Dakka. Ia memulai pendidikannya di salah satu Sekolah Dasar di kota Medan. Kegiatan Dakka sedari kecil Dakka suka menyanyi dan bermain gitar. Lalu Dakka Hutagalung melanjutkan pendidikan ke jenjang Sekolah Menengah Pertama di kota Medan. Ia bersekolah di SMP Negeri 6 Medan, di sekolah tersebut semakin terlihat bakat dari seorang Dakka Hutagalung, terlihat dengan banyak nya prestasi yang Ia peroleh dalam ajang seni yang diikuti dari sekolah tersebut.Sewaktu masih sekolah di SMP dia pernah menjadi juara kedua nyanyi (vokal solo) dalam ajang Pesta Paduan Suara gerejawi (Perparawi) yang diadakan di Medan. Pada masa mengikuti pendidikan SMA yang juga di medan Dakka Hutagalung semakin menekuni dunia seni dengan ikut paduan suara di gereja sebagai paduan suara Naposo Bulung. Dakka Hutagalung juga sering menjadi pelatih Vocal Grop di berbagai gereja pada masa itu,dan dapat menambah penghasilan buat Dakka Hutagalung dan keluarga. Namun peristiwa G-30-S/PKI membuat semuanya berantakan. Dakka akhirnya merantau ke Jakarta untuk melanjutkan sekolah. Tetapi memang minatnya sudah ke musik. Hanya saja, persaingan di Ibu Kota sangat berat.
Universitas Sumatera Utara
Dakka Hutagalung juga pernah menduduki perkuliahan di salah satu Akademi Bahasa Asing di Bandung. Ia memilih jurusan Bahasa Inggris, akan tetapi kegiatan seni lebih banyak menyita waktu sehingga Dakka Hutagalung tidak bisa menyelesaikan pendidikannya. Selanjutnya Dakka Hutagalung kembali mengikuti pendidikan di Akademi Musik di Taman Ismail Marzuki Jakarta. Pada tahun 1970 Dakka Hutagalung membentuk satu Trio Batak yang diberi nama Trio Golden Heart. Personil grup penyanyi trio ini adalah: Dakka Hutagalung, Star Pangaribuan, dan Ronald Tobing.Sekalipun ada beberapa vocal group dan penyanyi Batak yang juga terkenal di masa itu, namun Trio Golden Heart memiliki tempat tersendiri di hati banyak masyarakat Batak.
Gambar 4.1 Sampul Album Trio Golden Heart Sumber : Arsip Dakka Hutagalung Lagu -lagu mereka sangat digemari, terutama lagu Batak, dan lagu-lagu rohani Batak yang diambil dari Buku Ende. Di masa keemasannya, Trio Golden
Universitas Sumatera Utara
Heart tidak hanya menghasilkan album lagu-lagu Batak, namun juga album pop Indonesia, irama Melayu, bahkan dangdut. Namun album Batak tetaplah mendominasi, dan menjadi trademark mereka. Selama kiprahnya, Trio Golden Heart telah menghasilkan 28 album terdiri dari pop Batak, rohani, Melayu. Bahkan irama dangdut juga ada. Pada masa Dakka Hutagalung membentuk trio Golden Heart, Ia sudah mulai mencipta lagu-lagu pop Batak dengan berbagai tema kehidupan. Terbentuknya Trio Golden Heart adalah karena banyak orang Batak Toba (termasuk Trio Goden Heart)tidak merasa nyaman untuktampil solo dan sudah membudaya untuk bernyanyi secara bersama – sama. Atas dasar inilah dibentuk kelompok bernyanyi untuk menutupi kekurangan satu denganyag lain (wawancara 1 Juni 2016). Beberapa judul lagu yang dinyanyikan oleh Trio Golden Heart : 1. Aha 2. Doli-doli Namarbaju 3. Loas Au 4. Luat Pahae 5. Molo Masihol Au tu Ho 6. Sirimbur Rara 7. Itang Do 8. Huta Bayu na Uli 9. Rope Au Inang 10. Boru jawa 11. Hu Andung ma Damang 12. O Tulang 13. Kota Siantar 14. Sing Sing So 15. On Ma Hape Tikkina Sirang 16. Di Jou Ma Au 17. Anakhon Hu 18. Didia Jumpang Au 19. Hu ingot Dope 20. Boasa
Universitas Sumatera Utara
21. Aut Au Nappuna Bulan 22. Didia Rokkaphi 23. Dang Turpukta Hamoraon
Gambar 4.2 Sampul Album Trio Golden Heart – Ro Pe Au Inang Sumber : pencarian internet Dan masih banyak lagi judul-judul lagu yang di bawakan oleh Trio Golden Heart. Dakka Hutagalung berkata bahwa Trio Golden Heart adalah Trio yang pertama sekali memasuki dapur rekaman kala itu untuk lagu-lagu Batak Toba, walaupun pada masa sebelumnya tahun 1950-an sudah muncul trio The King, pimpinan Gongga Sitompul yang cukup terkenal pada masa itu tetapi tidak sampai kedapur rekaman. Pada masa bergabung dengan Trio Golden Heart
Dakka
Hutagalung sudah mulai mencipa lagu, Motivasi Dakka Hutagalung adalah ayahnya. Karya pertama sekali yang diciptakan bersama dengan Sang Ayah yaitu “Sibaganding Tua” yang dinyanyikan pertama kali oleh Trio Golden Heart. Akan tetapi lagu yang dinyanyikan Golden Heart tidak semuanya hasil ciptaan dari Dakka Hutagalung. Trio Golden Heart mengeluarkan sampai 28 album yang direkam dalam piringan hitam. Iringan musik Trio Golden Heart umumnya menggunakan istrumen gitar akustik. Pada masa proses terjadinya rekaman Trio Golden Heart membutuhkan kerja keras banyak pihak, disamping kerja keras personilnya yang pada masa itu
Universitas Sumatera Utara
hanya diiringi dengan tiga gitar, dalam pengembangannya lewat televisi Republik Indonesia kemudian radio Republik Indonesia dan pers, akan tetapi pers lebih berperan diwilayah Sumatera Utara, karena personil Trio Golden Heart belum pernah ke Sumatera Utara pada waktu itu, jadi produser yang melakukan promosi lewat pers di Sumatera Utara pada waktu itu, seperti Koran waspada, mimbar umum yang mempromosikan show pertama Trio Golden Heart tepatnya tahun 73 di Sumatera Utara. Dakka Hutagalung menikah dengan seorang wanita cantik dari suku Banten yang bernama Irma Sumaya yang sudah diangkat menjadi boru Batak, di angkat menjadi pariban dari Dakka Hutagalung sendiri yaitu Sitompul. Mereka memiliki 6 orang anak yang sudah beranjak dewasa bahkan sudah ada yang berumah tangga, (Tio Hutagalung, Pasomara Hutagalung, Esta Hutagalung, Romi Hutagalung, Modhi Hutagalung, dan Bram Hutagalung). Anak pertama sampai dengan anak ke empat sudah menikah, sementara anak ke lima bekerja dan anak ke 6 masih berkuliah di Jakarta.
Gambar 4.3 Dakka Hutagalung dan Irma Sumaya (istri)
Universitas Sumatera Utara
Sumber : Arsip Dakka Hutagalung
Gambar 4.4 Dakka Hutagalung dan Irma Sumaya (istri) Sumber : Arsip Dakka Hutagalung
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.5 Dakka Hutagalung, Irma Sumaya (istri), Modhy Hutagalung (anak), Bram Hutagalung (anak) Sumber : Arsip Dakka Hutagalung Menurut Dakka Hutagalung melalui wawancara 1 Juni 2016 di kediamannya di Serpong, Tanggerang beliau sudah menciptakan lebih dari 250 lagu, tapi sayangnya lagu-lagu yang diciptakan beliau tidak diarsipkan.
4.3 Karya Dakka Hutagalung Dalam perjalanan hidupnya, Dakka Hutaglaung sangat banyak sekali menciptakan lagu-lagu baik dalam bahasa Batak Toba maupun bahasa Indonesia. Menurut Dakka Hutagalung ada beberapa lagu yang Ia ubah teks dari bahasa Batak toba mejadi bahasa Indonesia dengan irama dan melodi yang sama. Dakka Hutagalung dalam menciptakan lagu-lagunya menggunakan instrumen Gitar sebagai pengiring, dan ia sangat lihai bila memainkan Gitar saat mencipta lagu. Berikut ini adalah judul dari lagu-lagu yang diciptakan oleh Dakka Hutagalung:
1. Sirngom (Andolin Sibuea, 1992) 2. Ada Apa Dengan Mu 3. Arlojimi (2011) 4. Aha So Aha (2005) 5. Aku Rindu Kasihmu (2005) 6. Asa Sahat Tu Ho Ma (1984) 7. Alus (1992) 8. Aha do Au di Ho (2004) 9. Aha (1987) 10. Aku Bukan Bonsai (Maya Angela, 1984) 11. Asalma Olo Ho di Au (1978) 12. Anakhon Hu (1974) 13. Amang Siadopan (1984)
Universitas Sumatera Utara
14. Aut Au Nappuna Bulan (1975) 15. Tatapma (Herty Sitorus, 1978) 16. Aha Dope (1979) 17. Aut Sura Baoa Au 18. Apakah Arti Hidup (1973) 19. Au Dohot Ho (1989) 20. Angguk di Bagas Ekkel (Lae’s trio, 1978) 21. Apusi Ilumi (1978) 22. Alusima 23. Berengma 24. Biar Manis Kau Dengar (1990) 25. Baen Au Tama 26. Borngin Parsirangan 27. Bandit Lapa-lapa (1994) 28. Boan Au 29. Buni di Ate-ate (1989) 30. Boasa (Golden Heart,1974) 31. Bulan 32. Bodat na Ngalian (1974) 33. Balada Kandang Hina (1976) 34. Dinda Dimana (2010) 35. Damang Na Burju (2011) 36. Dang Andunganhu Ho 37. Diam Tentram (2009) 38. Di Bawah KakiMu 39. Di lambung Mi 40. Didia Rokkaphi (Rita Butar-butar, 1978) 41. Damang si Adopan (1992) 42. Da Inda I Do (1989) 43. Di Ingot Ho Do (1975) 44. Dirippu Ho Do Au Na Oto (1999) 45. Tabahlah Mama (Julius sitanggang, 1981) 46. Dago-dago (1985) 47. Didia Ho (1971) 48. Danau Toba (1981) 49. Dalan Na Sittong (1984) 50. Dang Turpukta Hamoraon (Emilia Contessa, 1979) 51. Didia Jumpang Au (1971) 52. Dang Tarbahen (1975) 53. Dia Panggil Namamu 54. Damang 55. Ende Silua 56. Guru Di Ho Ma Au 57. Gariada 58. Gambas si Sapponggol (1975) 59. Hir Ni Hodokmi
Universitas Sumatera Utara
60. Dia Dan Dia ( Julius Sitanggang, 1982) 61. Holong 62. Holong Na Tarjua 63. Hita Do Hita 64. Habang Ma Ho (2010) 65. Ho Nama Hasian (2007) 66. Hu Sombahon Ngolukki 67. Haholongi Inang Mi (2005) 68. Ho Do Bulan (1983) 69. Holonghu Tu Ho (2001) 70. Gellengta I Do Hamoraon (Prima Trio, 1975) 71. Horas Bah 72. Ho Do Paulaean 73. Ho Do Mataniarikku (1978) 74. Hasian (1990) 75. Horas Sai Horas 76. Ho Do Raja Hu (1978) 77. Hodo Sasude 78. Haruskah Berbalik Arah 79. Holan Tu Ho (1990) 80. Gareja Bolon (Eddy Silitonga, 1978) 81. Holing Naso Tubu 82. Inginnya Aku di Sisimu 83. Ikkon (2009) 84. Idama Ilu-ilukku (2007) 85. Ima Tutu-Ida Tutu (1995) 86. Ikon Hulului (1974) 87. Ilu - ilu 88. Inang Ni Dakdanak Hu (1979) 89. Jangan Menjaring Angin (1979) 90. Ho Do Mata Mual Hu (Betharia Sonata, 1982) 91. Jakkon Ma ale Tuhan 92. Jalan Yang Benar (1984) 93. Jaloonmu Do Muse Jalan Yaag Benar (1984) 94. Kalas Lima 95. Tadikkon Ma au (Nainggolan Sister, 1989) 96. Kau Tuhanku 97. Kau Bapaku 98. Kaulah Rajaku (1979) 99. Layakkan Aku Tuhan 100. Huboan Pe Ho Tu Bulan 101. Laskar Kristus (2011) 102. Lam (1979) 103. Melangkahlah 104. Marnini Marnono 105. Mengapa Kau Pergi (1986)
Universitas Sumatera Utara
106. Mentari dan Rembulan (1983) 107. Manjaku (2001) 108. Matahari dan Rajawali 109. Mana (1983) 110. Hu Ingot Dope (Golden Heart, 1974) 111. Malos Bunga-Bunga (1978) 112. Mailbox Cintakki 113. Molo Mate Au (1979) 114. Manalah Mungkin (1983) 115. Mataniari dohot Rajawali 116. Maup Tudia Do Holongmu 117. Mama dan Papa 118. Molo Ro Borngin I (1971) 119. Naboha Do Au 120. Ho (Charles Simbolon, 1989) 121. Nyanyian Doa 122. Nyanyian Jantung (1981) 123. Nga Sataon Hu Taon (2001) 124. Nahuparsitta 125. Nang Saribu Taon (1975) 126. Ninna Da Oppung 127. O Tuhan Mauliate 128. O Tuhanku 129. Pesta Natal 130. Netty (2000) 131. Pikkiri Denggan 132. Paubaonku Nama I 133. Paima Ma Au (2007) 134. Pitu Ulos Paroppa (1978) 135. Pariban 136. Paeleng Jo Tuson 137. Rindu Setengah Mati (2010) 138. Raphon Ho 139. Roma Ho Muse (2010) 140. Kota Balige (Angela Group, 1978) 141. Rege Tumba (1979) 142. Rasa Itu Selalu Ada 143. Selamat Ari Hatutubu (2010) 144. Sahat Tu Borngin On (2010) 145. Sahat Tu Sadarion (2010) 146. Sonang Toktong 147. Sahat Tu Namate Au 148. SekehendakMu Tuhan (2004) 149. Segala Puji Bagimu (2010) 150. Lupahon Ma (Trio Lasidos, 1974) 151. Suara Cinta (1984)
Universitas Sumatera Utara
152. Songon Bulan (1978) 153. Sada-sada 154. Sipata (1974) 155. Sapata (1977) 156. Sai Saut Ma 157. Siraya Katumba (1983) 158. SMS Parsirangan 159. Sumolsol So Marlaba 160. Masihol (Betharia Sonata, 1978) 161. Sihol Hi 162. Sihol Satonga Mate 163. Sibaganding Hatutubu (1970) 164. Selamat Tinggal Ma Di Ho (2005) 165. Si Marolop Do Au 166. Satu-satu 167. Setitik Embun 168. Tong Do Tarutang 169. Tao I 170. Nuaeng Di Ho (Trio Bimbo,1984) 171. Tangis Ni Ate-ate (2000) 172. Tuhanku Trimakasih 173. Tuhan Adalah Kasih 174. Tung Lomom O Tuhan 175. Tarduru (1978) 176. Tu Aha Pasuang Ilu 177. Tangiang Tu Dainang 178. Tu Ise Ma (1972) 179. Tano Batak Na Uli (1978) 180. Perahu Cinta (Trio Ambisi, 1998) 181. Tahalashon Ma (1990) 182. Tao Toba (1981) 183. Tu Aha Ta Uduti 184. Tabahen Ma Na Denggan 185. Tu Toru Ni Pat Mi 186. Tangis Negri Permata (2002) 187. Tibu Do Au Ro (1973) 188. Tudiama Luluan (1975) 189. Tibu Nama Au Ro (1975) 190. Pikkiri (Emilia Contessa, 1992) 191. Tembang Rindu 192. Tiur (2005) 193. Togihon Au Tuhan 194. Tangis Apa Lagi 195. Unang Hatahon (1973) 196. Unang Be Jua Au 197. Ulinai Tano Batak (2005)
Universitas Sumatera Utara
198. Unang (1974) 199. Ulinai Ho Hape 200. Sinondang Ni Bulan (Golden Heart, 1972) 201. Unang Jo 202. Uli Ni Rupami 203. Jesus Do Dame 204. Jesus Do Haporusan Hu 205. Jesus Kristus Tuhan Ki 206. Yang Tersayang (1981) Dalam menciptakan lagu Dakka sangat mandiri. Dia selalu berusaha untuk menciptakan lagu tanpa meniru lagu lain. Dakka menciptakan lagu sesuai dengan karakter,
warna,
dan
berdasarkan
apa
yang
ada
dipikirannya.Didalam
menciptakan lagu, Dakka Hutagalung membuat klasifikasi penciptaan yaitu ciptaan yang bertema cinta, rohani, nasihat dan ungkapan kasih keluarga. Seorang Dakka menciptakan lagu yang memiliki makna yang tersurat dan tersirat dibalik penggunaan tanda dalam kehidupan manusia sehari-hari. Dakka dapat menjelaskan persoalan yang berkaitan dengan penggunaan tanda, isi pesan dan cara penyampaiannya. Makna lagu dapat digunakan oleh Dakka untuk menyampaikan sesuatu pesan. Pemancaran makna dan pesan itu melibatkan semua bentuk perlakuan dan konteks kewujudannya baik dalam bentuk bahasa ataupun perbuatan, atau keduaduanya sekaligus. Dihubungkan dengan syair atau teks adalah kata-kata yang asli dibuat oleh Dakka Hutagalung. Secara umum banyak lagu Dakka Hutagalung., namun berdasarkan temanya biasanya dapat diklasifikasikan sebagai berikut: (a) tentang kasih sayang seorang ibu (b) tema percintaan (c) tema perjuangan (d) tema gambaran keindahan alam
Universitas Sumatera Utara
(e) tema religi dan lain sebagainya.
4.4 Gambar sampul album lagu-lagu ciptaan Dakka Hutagalung
Gambar 4.6 Sampul Album Dakka Hutagalung – Huboan Pe Ho Tu Bulan Sumber : Arsip Dakka Hutagalung
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.7 Sampul Album Dakka Hutagalung – Tribute Tu Damang Dainang Sumber : Arsip Dakka Hutagalung
Gambar 4.8 Sampul Album AMIGOS – Tabahlah Mama Sumber : Arsip Vico Pangaribuan
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.9 Sampul Album Style Voice – Taparsangapi Sumber : Arsip Willy Hutasoit
Gambar 4.10 Sampul Album Retta Sitorus – Sapata Sumber : Arsip Dakka Hutagalung
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.11 Sampul Album Jack dan Dewi Marpaung – Sapata Sumber : Arsip Dakka Hutagalung
Gambar 4.12 Sampul Album Golden Voice – Sipata Sumber : Arsip Arvindo Simatupang
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.13 Sampul Album Vicky Sianipar – Toba Dream 5 Sumber : Arsip Vicky Sianipar
Gambar 4.14 Sampul Album Emilia Contessa – Didia Rokkapi Sumber : Arsip Dakka Hutagalung
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.15 Sampul Album Style Voice – Aha (Alus) Sumber : Arsip Willy Hutasoit
Gambar 4.16 Sampul Album Rita Butar Butar – Didia Rokkaphi Sumber : Arsip Dakka Hutagalung
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.17 Sampul Album Dewi Marpaung – Didia Rokkap Hi Sumber : Arsip Dakka Hutagalung
Gambar 4.18 Sampul Album Eddy Silitonga – Tabahkan Hatimu Sumber : Arsip Dakka Hutagalung
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.19 Sampul Album Vicky Sianipar & Delago – Sipata Sumber : Arsip Vicky Sianipar
4.5 Eksistesi dan opini masyarakat tentang karya Dakka Hutagalung Menurut Dakka Hutagalung melalui wawancara 1 Juni 2016 di kediamannya di Serpong,Tangerang beliau sudah menciptakan lebih dari 250 lagu, tapi sayangnya lagu-lagu yang diciptakan beliau tidak diarsipkan, juga disebabkan oleh usia saat penulis menanyakan siapa saja nama-nama penyanyi yang telah menyanyikan karya lagu-lagu ciptaannya, beliau sering sekali mengatakan kata “sudah lupa “ dan itu sangat disayangkan. Banyaknya hasil dari Karya-karya lagu Dakka Hutagalung tidak sebanding dengan kehidupan perekonomiannya, di usianya yang sudah 68 tahun, Dakka Hutagalung beserta istrinya Irma Sumaya dan Bram Hutagalung masih tinggal di
Universitas Sumatera Utara
rumah kontrakan di daerah Serpong Tangerang Banten. Dakka Hutagalung tidak memiliki pekerjaan tambahan untuk melanjutkan perekonomian didalam kehidupannya sehari-hari. Ia dan istrinya hanya berharap dari penghasilan Dakka Hutagalung dari hasil orang-orang yang akan membeli lagu-lagu ciptaannya. Merurut Dakka Hutagalung setiap karyanya hanya dihargai dengan jumlah yang sangat sedikit yakni perlagu Rp 2.500.000 (dua juta lima ratus ribu rupiah), dan pekerja seni yang memakai lagu beliau menerapkan dengan sistim beli putus (tidak memiliki hak royalti). Itu dibenarkan oleh Willy Hutasoit melalui wawancara tanggal 7 Juni 2016, Willy Hutasoit beberapa kali menyanyikan lagu hasil karya Dakka Hutagalung yang mana sistem pembayarannya adalah langsung bayar perlagu seharga dua juta lima ratus ribu rupiah. Willy Hutasot sangat mengagumi sosok dari seorang Dakka Hutagalung melalui karya lagu ciptaannya. Willy berkata makna setiap syair dari lagu yang dikarang oleh Dakka Hutagalung sangat mendalam sekali, bahasa dan kata-kata yang dirangkai oleh Dakka Hutagalung dalam setiap lagunya sangat indah sekali, dan Willy Hutasoit juga mengatakan lagu-lagu dari Dakka Hutagalung sangat fenomenal karena karyakarya beliau masih sangat Familiar dan digemari oleh para pecinta musik Batak Toba. Dari segi teks, Willy Hutasoit juga membandingkan karya Dakka Hutagalung dengan beberapa pencipta lagu Batak Toba lainnya, Willy mengatakan bahwa karya dari seorang Dakka Hutagalung sangat menghargai bahasa dan beliau tidak melecehkan suatu suku adat dari bahasa/teks lagu yang beliau ciptakan, bahasa yang dapat diterima oleh para pecinta musik Batak Toba. Bahasa yang dipergunakan oleh Dakka Hutagalung sangat halus sekali. Willy
Universitas Sumatera Utara
berkata kelebihan dari ciptaan Dakka Hutagalung, beliau sangat pandai merangkai kata-kata dan mengkombinasikan dengan irama lagu yang enak didengar oleh penggemarnya. Mengenai kehidupan Dakka Hutagalung saat ini, Willy berpendapat kehidupan hasil dari yang dia dapat (materi) tidak sesuai dengan nama besar seorang Dakka Hutagalung yang sudah menciptakan begitu banyak lagu pop Batak, yang mana melalui lagu-lagu ciptaan beliau banyak artis dan penyanyi yang bisa menyambung hidup dengan memakai lagu-lagu karya ciptanya. Willy juga ber opini, semestinya seorang Dakka Hutagalung yang sudah begitu banyak menciptakan lagu-lagu pop Batak Toba, bisa mendapatkan upah yang lumayan untuk menyambung perekonomian keluarganya, itu bisa diperoleh dari royalti karaoke, NSP, dan lain-lain. Akan tetapi kenyataan yang penulis juga lihat kehidupan dari seorang Dakka Hutagalung sendiri sangat jauh dari kemewahan dan Nama besar beliau. Vicky sianipar juga memberi pendapat tentang karya Dakka Hutagalung. Viky Sianiparlahir di Jakartapada 26 Juni1976merupakan seorang penyanyidan komponis,
berkebangsaan
Indonesia.
Dia
merupakan
penyanyi
atau
musisi/komponis bersuku BatakToba, yang mampu memainkan berbagai alat musik modern dan tradisional. Berkarier di dunia musik sejak tahun 2002,dan telah mengeluarkan lima album yaitu Toba Dream(2002), Toba Dream II Didia Ho(2003), Datanglah KerajaanMu(2004), Viky Sianipar Featuring Dipo Pardede(2007), Toba Dream III(2008).
Universitas Sumatera Utara
Seperti pada lagu O Tao Tobaciptaan Nahum Situmorang yang diaransement ulang oleh Viki Sianiparyang dinyanyikan oleh Johnson Hutagalung dan Mega Sihombingdan juga pada lagu Sinanggar Tuloyang dinyanyikan Arie Syafdengan
menggunakan
penggabungan
instrumen
tradisional
seperti
sulimBatakdipadukan dengan alat instrumen modern atau yang berasal dari kebudayaan
Barat,seperti
seperangkat
alat
banddan
program
keyboard
synthesizer,kemudian pada lagu O Tano Bataklagu ini digarap oleh Vicky Sianipar dengan bentuk rockdengan memasukkan unsur-unsur orkestra Barat. Yang tetap dipertahankan pada lagu ini adalah instrumen tradisi beserta style aslinya,notasi vokaldan liriklagu yang dibuat oleh penciptanya Vicky Sianiapar memberi komentar yang lain mengenai Dakka Hutagalung, bahwa menurut Vicky sendiri karya Dakka Hutagalung bagus untuk kalangan orang tua saja, baik musik dan teks, untuk kalangan muda-mudi tata bahasa yang Dakka ciptakan sudah terlalu sulit diterima, apalagi bila dinyanyikan atau disuguhkan kepada kaum muda yang sudah lahir di perantauan(contoh luar Sumatera Utara), dari segi penyajian musik sendiri, Vicky berpendapat kaum muda juga kurang meminati, untuk itu Vicky mengubah jenis musik dari Dakka Hutagalung untuk lagu Didia Rokkap Hi menjadi lagu yang beraliran rock dan tidak dinyanyikan orang Batak tapi dinyanyikan oleh vocalis rock Indonesia Cennil. Lagu yang juga diubah oleh Vicky adalah lagu Sipata yang dinyanyikan oleh musisi Jerman yaitu Herman Delago, yang tentunya seizin dari pencipta yaitu Dakka Hutagalung. Menurut Vicky, Dakka Hutagalung cukup berani untuk memutuskan hidup pada jalur industri musik pada tahun 1970-an, karena
Universitas Sumatera Utara
minimnya pada saat itu penghargaan terhadap musisi (tidak ada Royalti) pada saat itu. Untuk eksistensi dari karya lagu Dakka Hutaglaung, Vicky berpendapat bahwa setiap lagu karya Dakka Hutagalung agar dapat diterima kalangan muda sekarang harus dikemas sedemikian rupa sesuai dengan perkembangan industri musik. Karena menurut Vicky berhasil tidaknya suatu karya musik apabila di barengi dengan kemasan yang didesain sedemian rupa. Karya musik Dakka Hutagalung untuk masa dahulu cukup baik menurut Vicky Sianipar tapi tidak begitu baik untuk masa sekarang ini. Dari hasil wawancara dengan Vico Pangaribuan (personil Amigos) tanggal 7 Juni 2016 di Jakarta, Vico memberi tanggapan positif terhadap setiap Karya lagu-lagu Dakka Hutagalung, Amigos sangat mengapresiasi setiap karya Dakka Hutagalung, karena begitu banyaknya karya Dakka yang luar biasa dan itu di nikmati oleh para pecinta lagu-lagu Batak Toba. Menurut Vico, lagu yang sangat Fenomenal yang diciptakan beliau adalah Didia Rokkap hi, karena semua kalangan baik tua dan muda mengetauhui betul lagu tersebut. Vico juga memberi opini, apabila kelak Dakka Hutagalung meninggal dunia beliau (Dakka Hutagalung) sudah bisa mendapat pengghargaan sebagai Komponis Batak Toba seperti Nahum Situmorang dan Tilhang. Musik dan lagu yang Dakka Hutagalung murni adalah musik pop, berbeda dengan Tilhang yang menciptakan musik original Batak Toba, demikian ungkapan Vico Pangaribuan. Untuk kehidupan Dakka Hutagalung, Vico Pangaribuan sangat menyayangkan sekali, bahwa Dakka Hutagalung tidak pandai dalam urusan management keuangan, itu terbukti dengan seorang Dakka Hutagalung yang sudah begitu menciptakan karya-karya besar
Universitas Sumatera Utara
hanya bisa tinggal di sebuah rumah kontrakan dan hanya memiliki sepeda motor untuk transportasi mereka sekeluarga. Hasil wawancara dengan Jannerson girsang mengatakan “Tak bisa dipungkiri, Dakka Hutagalung juga telah mempopulerkan penyanyi-penyanyi Batak melalui lagu-lagu ciptaanya. Misalnya, artis Rita Butar Butar, melejit diblantika musik Batak setelah melantunkan tembang "Didia Rongkap Hi" yang tidak lain adalah karya nyata komponis Dakka Hutagalung. Tidak jauh beda dengan artis Julius Sitanggang, namanya melejit setelah melantunkan tembang "Tabahlah Mama", juga karya besar komponis Dakka Hutagalung. Rekson Silaban ( Mantan Komisaris PT Jamsostek) Beliau merupakan Panitia penyelenggara kegiatan “40 Tahun Dakka Hutagalung Berkarya” pada tahun 2011 mengatakan “nasib pecipta lagu daerah di Indonesia semakin memprihatinkan. Ironisnya, pemerintah seakan tak peduli. Adalah Dakka Hutagalung, salah satu maestro musik Batak yang telah menciptakan lebih dari dua ratus lagu, hingga kini masih tinggal di rumah sewaan. Sementara, para pembajak musik dan pengelola tempat hiburan yang terus mendulang rupiah berkat lagu karya Dakka. "Pemerintah tidak mampu memperjuangkan nasib pencipta lagu. Sebuah lagu yang diciptakannya hanya dihargai antara Rp1,5-2 juta. Bandingkan dengan pemain keyboard yang menyanyikan lagunya di pesta, kafe dan tempat-tempat hiburan. Hanya beberapa jam sudah dapat honor sekian ratus ribu. Beberapa kali show, maka penyanyinya dapat duit jauh lebih banyak dari penciptanya. Bahkan,
Universitas Sumatera Utara
kehidupan Dakka Hutagalung juga tidak sepadan dengan nama besarnya. Masih menempati sebuah rumah kontrakan di Tangerang,".
Joy Tobing Salah satu penyanyi wanita batak jebolan ajang lomba menyanyi disalah satu stasiun swasta berpandapat bahwa (wawancara 30-122016)berpendapat bahwa karya Dakka Hutagalung dari segi teks memeliki pesan yang sangat mendalam bagi setiap penikmat lagu pop batak karya Dakka Hutagalung. Dari segi music Dakka Hutagalung memiliki bakat musicalitas yang sangat tinggi yang merupakan talenta dari Tuhan.Untuk kehidupan Dakka Hutagalung Joy Tobing berpendapat bahwa “beliau sangat rendah hati dan tidak pernah terlalu memikirkan biaya untuk setiap lagu yag akan saya nyanyikan”.
Universitas Sumatera Utara
BAB V ANALISIS MAKNA TEKS LAGU
5.1 Pengertian Syair / Teks Lagu
Di dalam kamus musik mengemukakan syair adalah teks atau katakatalagu (Suharto 1992 : 131), dengan kata lain suatu komponis puisi yang sering dilakukan oleh pencipta musik. Tanpa syair/teks maka tidak dapat diketahui makna maupun tujuan dari sebuah komposisi musik, karena syair/teks merupakan inti dari sebuah lagu. Selain syair atau teks adalah kata kata yang asli dibuat oleh si pengarang lagu (Badudu 1996 : 1455). Pendapat lain juga mengemukakan bahwa syair adalah kata kata keluar dari hati, mulut serta diurapi oleh lidah (Migdolf 2002 : 52). Syair/teks adalah kata kata yang terdapat dalam sebuah komposisi musik, melalui syair/teks maka dapat diketahui makna dan tujuan sebuah lagu. Atas dasar itu, penulis melakukan analisis yaitu makna syair/teks secara detil yang terdapat dalam karya lagu lagu Dakka Hutagalung yang berkaitan dengan pola sajak, pola meter dan gaya bahasa yang dipergunakan. Selain itu bahasa syair/teks yang digunakan adalah bahasa Batak Toba, dalam hal ini penulis berusaha mengartikan kata demi kata ke dalam bahasa Indonesia. Nyanyian atau lagu adalah salah satu bidang kajian di dalam disiplin etnomusikologi.
Lagu
melatarbelakanginya,
biasanya misalnya
berkait lagu-lagu
erat
dengan
berbahasa
bahasa
Inggris
yang pastilah
Universitas Sumatera Utara
mencerminkan kebudayaan orang-orang Inggris atau masyarakat yang berbahasa Inggris di seluruh dunia, termasuk juga nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Demikian pula lagu-lagu Batak Toba tentu saja mencerminkan kebudayaan Batak Toba dan juga masyarakat Batak secara umum. Studi teks nyanyian berhubungan juga dengan makna-makna kebudayaan. Makna-makna ini ada yang sifatnya langsung dan sebagai makna sebenarnya atau makna denotatif, atau juga makna-makna lain atau makna konotatif di samping makna denotatif tadi. Dalam teks nyanyian terdapat kata-kata yang digayakan sesuai dengan nyanyiannya. Artinya adalah kata-kata yang terdapat dalam satu nyanyian biasanya dikomposisikan mengikuti alur melodinya. Misalnya untuk memanjangkan suku kata mengikuti beberapa melodi, yaitu dalam teknik melismatik, maka digunakanlah beberapa nada untuk satu suku kata tersebut. Sebaliknya jika satu suku kata diwakili oleh satu nada saja, maka teknik seperti ini disebut dengan silabik. Teks nyanyian, biasanya agak berbeda dengan bahasa yang digunakan oleh masyarakat pendukung bahasa tersebut sehari-harinya, walau tetap memiliki hubungan kultural. Teks nyanyian ini kadangkala berkaitan dengan mantra yang sifatnya rahasia dan memiliki kaitan dengan dunia supernatural. Ada pula di antara teks nyanyian tersebut diciptakan berdasarkan kepada puisi-puisi yang lazim terdapat di dalam setiap kebudayaan, dengan ciri dan strukturnya yang khas. Ada pula teks nyanyian tersebut yang diciptakan secara bersama-sama dengan tujuan utama komunikasi verbal sambil bernyanyi dalam sebuah aktivitas tertentu. Misalnya lagu Rasa Sayange yang dinyanyikan dengan menggunakan pantun
Universitas Sumatera Utara
yang diciptakan secara spontanitas oleh setiap orang yang ikut di dalam nyanyian tersebut. Kajian terhadap teks nyanyian pastilah melibatkan kajian pula terhadap bahasa yang digunakan di dalam nyanyian tersebut. Kegiatan mengkaji teks nyanyian di dalam etnomusikologi berkait erat dengan disiplin linguistik dan sastra sebagai disiplin yang juga memberikan perhatian utama terhadap nyanyian dalam bentuk komunikasi verbal ini. Teks nyanyian juga mendapatkan perhatian dalam ilmu komunikasi. Bahwa teks nyanyian ini dapat dipandang sebagai salah satu bentuk komunikasi verbal yang tumbuh dan berkembang di dalam kebudayaan masyarakat pendukungnya. Demikian pula yang terjadi di dalam kasus musik populer Batak Toba yang menjadi fokus kajian penulis dalam tesis ini. Teks nyanyian inilah sebagai ciptaan dan ciri khas dari lagu-lagunya, yang melodi dasarnya diadopsi dari budaya musik populer Barat. Teks nyanyian dalam bahasa Batak Toba ini tentu saja mencerminkan aspek-aspek komunikasi verbal di dalam konteks kebudayaan populer, dan industri musik. Tema yang selalu dikembangkan dalam konteks ini adalah tema yang umum dan universal yang terjadi di dalam kebudayaan manusia. Di antara tema itu adalah jatuh cinta, putus cinta, pujian terhadap orang-orang yang dicintai, hubungan cinta yang tidak direstui, penghianatan cinta, kisah tentang manusia, dan hal-hal sejenis. Adapun lagu-lagu yang dikaji maknanya adalah sepuluh lagu-lagu karya Dakka Hutagalung. Studi ini penting untuk melihat sejauh apa kreativitas teks (puisi) untuk nyanyian yang dikembangkan oleh para pencipta lagu populer Batak
Universitas Sumatera Utara
Toba. Selain itu juga untuk melihat apakah temanya sama dengan teks lagu populer asalnya dengan bahasa Indonesia. Atau teks tersebut juga merupakan terjemahan bebas dari teks asalnya. Atau tema yang diusung bahkan antonim (berlawanan) dengan teks nyanyian asalnya. Inilah yang menjadi menarik untuk dikaji dalam konteks ini. Dalam menciptakan lagu Dakka sangat mandiri. Dia selalu berusaha untuk menciptakan lagu tanpa meniru lagu lain. Dakka menciptakan lagu sesuai dengan karakter, warna, dan berdasarkan apa yang ada dipikirannya. Didalam menciptakan lagu, Dakka Hutagalung membuat klasifikasi penciptaan yaitu ciptaan yang bertema cinta, Rohani, Nasihat dan ungkapan kasih keluarga. Seorang Dakka menciptakan lagu yang memiliki makna yang tersurat dan tersirat dibalik penggunaan tanda dalam kehidupan manusia sehari-hari. Dakka dapat menjelaskan persoalan yang berkaitan dengan penggunaan tanda, isi pesan dan cara penyampaiannya. Makna lagu dapat digunakan oleh Dakka untuk menyampaikan sesuatu pesan. Pemancaran makna dan pesan itu melibatkan semua bentuk perlakuan dan konteks kewujudannya baik dalam bentuk bahasa ataupun perbuatan, atau keduaduanya sekaligus. Dihubungkan dengan syair atau teks adalah kata-kata yang asli dibuat oleh Dakka Hutagalung. Menurut penulis syair atau teks adalah rangkaian kata-kata yang memperkuat komposisi musik dan juga merupakan sarana komunikasi si pencipta lagu, melalui syair maka dapat diketahui makna, pesan, tujuan dari sebuah lagu atau banyak hal yang bisa diungkapkan dan dikomunikasikan lewat syair atau teks.
Universitas Sumatera Utara
Secara umum banyak lagu Dakka Hutagalung., namun berdasarkan temanya biasanya dapat diklasifikasikan sebagai berikut: (a) tentang kasih sayang seorang ibu (b) tema percintaan (c) tema perjuangan (d) tema gambaran keindahan alam (e) tema religi dan lain sebagainya. Dihubungkan dengan syair atau teks adalah kata-kata yang asli dibuat pengarang lagu.
49
Syair adalah teks
atau kata-kata lagu, dengan kata lain suatu komposisi puisi yang sering dilagukan. Syair yang memperkuat komposisi musik, dapat dikatakan tanpa syair akan sulit mengetahui makna atau tujuan dari sebuah lagu. Sigmund Freud dalam Migdolf mengemukakan bahwa syair lagu adalah kata yang keluar dari hati dan keluar dari mulut serta diiringi oleh lidah.50. Lagu lagu ciptaan dari Dakka Hutagalung sampai saat ini sudah ada sekitar 250 lagu. Analisis teks lagu Pop Batak karya Dakka Hutagalung juga menggunakan teori teks Gillian Brown dan Georges Yule mengatakan bahwa teks adalah realisasi wacana, mereka menganggap teks sebagai rekaman verbal suatu tindak komunikasi. Sedangkan menurut De Beugrande dan Desler Teks adalah suatu peristiwa komunikasi yang mempunyai kriteria teks tualitas yaitu, Kohesi, koherensi, intensosioalitas, akseptabilitas, intertekstualitas, dan situasionalitas. Menurut Alan P. Merriam ada10 Fungsi Musik& Penjelasannya 1.
Fungsi Pengungkapan EmosionalDisini musik berfungsi sebagai suatu media bagi seseorang untuk mengungkapkan perasaan atau emosinya. Dengan kata lain, si pemain dapat mengungkapkan perasaan atau emosinya melalui musik.
49 50
Badudu Zain, 1996. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. 1455 Migdolf, 2002, hal. 52.
Universitas Sumatera Utara
2.
Fungsi Penghayatan Estetis Musik merupakan suatu karya seni. Suatu karya dapat dikatakan karya seni apabila musik tersebut memiliki unsur - unsur keindahan atau estetika di dalamnya. Melalui musik kita dapat merasakan nilai - nilai keindahan baik melodi ataupun dinamikanya.
3.
Fungsi Hiburan Musik memiliki fungsi hiburan, mengacu kepada pengertian bahwa sebuah musik pasti mengandung unsur - unsur yang bersifat menghibur. Hal ini dapat dinilai dari melodi ataupun liriknya.
4.
Fungsi Komunikasi Musik memiliki fungsi komunikasi berarti bahwa sebuah musik yang berlaku di suatu daerah kebudayaan mengandung isyarat - isyarat tersendiri yangn hanya diketahui oleh masyarakat pendukung kebudayaan tersebut. Hal ini dapat dilihat dari teks ataupun melodi musik tersebut.
5.
Fungsi Perlambangan Musik memiliki fungsi dalam melambangkan suatu hal. Hal ini dapat dilihat dari aspek - aspek musik tersebut, misalnya tempo sebuah musik. Jika tempo sebuah musik lambat, maka kebanyakan teksnya menceritakan hal - hal yang menyedihkan sehingga musik itu melambangkan akan kesedihan.
6. Fungsi Reaksi Jasmani Jika sebuah musik dimainkan, musik itu dapat merangsang sel - sel saraf manusia sehingga menyebabkan tubuh kita bergerak mengikuti irama musik tersebut. Jika musinya cepat maka gerakan kita cepat, demikian juga sebaliknya. 7.
Fungsi yang berkaitan dengan Norma Sosial Musik berfungsi sebagai media pengajaran akan norma - norma atau peraturan - peraturan. Penyampaian kebanyakan melalui teks - teks nyanyian yang berisi aturan - aturan.
Universitas Sumatera Utara
8.
Fungsi Pengesahan Lembaga Sosial Fungsi musik disini berarti bahwa sebuah musik memiliki peranan penting dalam suatu upacara. Musik merupakan salah satu unsur yang penting dan menjadi bagian dalam upacara, bukan hanya sebagai pengiring.
9.
Fungsi Kesinambungan Budaya Fungsi ini hampir sama dengan fungsi yang berkaitan dengan norma sosial. Dalam hal ini, untuk berisi tentang ajaran ajaran untuk meneruskan sebuah sistem dalam kebudayaan terhadap generasi selanjutnya.
10. Fungsi
Pengintegrasian
MasyrakatMusik
memiliki
fungsi
dalam
pengintegrasian masyarakat. Suatu musik jika dimainkan secara bersama sama, tanpa disadari musik tersebut menimbulkan rasa kebersamaan diantara pemain atau penikmat musik itu.
5.2 Analisis makna teks lagu “Buni ni ate ate” Naeng do ho sai hu pasiding, Jauh di dalam hatiku ingin menghindarimu Alai maniak ate ate Tetapi itu terlalu menyakitkan hatiku Nungga tung balga, Terlalu besar Jala tung bagas, Dan juga begitu dalam Holong ni rohakku Rasa cintaku padamu Naeng do ho hu halupahon, Ingin hatiku melupakanmu, Sihol hi so boi hu taon Rindu di hatiku tidak tertahan Lam dao au lao manadikkon ho, Semakin aku menjauh darimu, Lam ganda sitaonon
Universitas Sumatera Utara
Semakin ku menderita Bereng ma, dison buni di ate – ate kon, Lihatlah, di dalam hatiku yang paling dalam, Simpan dope goarmu Tersimpan namamu Bereng ma, di son peak di ate – ate kon Lihatlah, di dalam hatiku, Simpan dope gombarmu Tersimpan gambar wajahmu Dang tarbahen au hape, Ternyata aku tidak dapat Mangalupahon ho Melupakanmu Dang tarbaen au, Aku tidak bisa, Dang tarbaen au lao pasidingkon ho Aku tidak bisa, menghindari dirimu 5.2.1 Makna lagu “Buni di Ate – ate “ menurut Dakka Hutagalung Menurut hasil wawancara bersama dengan Dakka hutagalung ( 1 Juni 2016 ) lagu ini diciptakan sekitar tahun 1986 di Jakarta berdasarkan pengalaman pribadi Dakka Hutagalung sendiri. Dakka Hutagalung menciptakan lagu ini untuk seorang wanita yang sangat dicintainya. Lagu ini mengisahkan tentang perjuangan seorang lelaki yang sangat ingin melupakan / menghindari wanita yang sangat dicintainya, tetapi tidak mampu untuk melupakan wanita tersebut. Semakin berusaha melupakan sang kekasih hati semakin rindu dan semakin merasa tersiksa di dalam hati. Apabila kita melihat arti dari kata “buni di ate – ate dan peak di pusu – pusu “ adalah jauh di lubuk hati yang paling dalam, tersembunyi, tak dapat diunggkapkan dengan kata – kata, sementara “peak” memiliki arti menyatu dengan tubuh dan tak bisa dipisahkan.
Universitas Sumatera Utara
Lagu ini disangat melekat di hati pecinta lagu Batak baik kalangan orang tua maupun anak – anak muda. Itu terbukti dari hasil penelitian di berbagai tempat hiburan yang penulis datangi dan hasil wawancara dengan penyanyi lokal Gok Parasian Malau ( 9 Juli 2016 ) yang menyatakan, bahwa tidak pernah absen untuk menyanyikan lagu ini apabila mereka tampil di Champoin café dan café – café lainnya, lagu-lagu karya Dakka Hutagalung yang juga sering dinyanyikan karena permintaan dari para pengunjung cafe diantaranya adalah: Didia Rokkaphi, Buni di Ate-ate, Pikkiri, Huboan pe Ho tu Bulan, Mailbox Cinta Hi, Sipata, Sapata, Marboru Jawa, Husolsoli, dan lagu-lagu lainnya. 5.2.2 Struktur teks Struktur teks pada lagu Buni ni ate -ate terbagi dalam 16 bait, Pada bait 1 terdapat 6 kata, pada bait ke 2 terdapat 4 kata,pada bait ke 3 terdapat 3 kata, pada bait ke 5 terdapat 2 kata, pada bait ke 6 terdapat 4 kata, pada bait ke 7 terdapat 6 kata, pada bait ke 8 terdapat 6 kata, pada bait ke 9 terdapat 3 kata, Pada bait ke 10 terdapat 2 kata,pada bait ke 11 terdapat 8 kata, pada bait ke 12 terdapat 2 kata, pada bait ke 13 terdapat 8 kata, pada bait ke 14 terdapat 4 kata, pada bait ke 15 terdapat 2 kata, pada bait ke 16 terdapat 3 kata, pada kalimat 17 terdapat 6 kata. Struktur teks pada lagu Buni Ni Ate - Ate terdiri dari Verse,Bridge dan chorus denagn bentuk lagu yang diulang–ulang. 5.2.3 Teks dan konteks
Judul Lagu
Teks
Konteks
Buni Ni Ate –
Ate – Ate,
Usaha Melupakan Kekasih Tetapi
Ate
Holong,Mangalupahon, Menimbulkan Rasa Cinta Yang
Universitas Sumatera Utara
Semakin Mendalam
5.2.4 Fungsi lagu/ teks dalam musik “Buni ni ate – ate”
Jenis Fungsi
Lagu Buni
Bait
Teks
2,3,9,11
Maniak, Balga, Bagas,
Ni Ate – Ate Fungsi Pengungkapan
Ya
Estetis Fungsi Pengungkapan
Buni,Peak Ya
13,15
Dang Tarbaen Ahu,
Ya
2,3,8,12
Ate – Ate, Bagas, Balga,
Emosional Fungsi Hiburan Fungsi Perlambangan
Ganda, Gombar Fungsi Komunikasi Fungsi Terkait dengan Reaksi Jasmani Fungsi dan Kaitan dengan Norma – Norma Sosial Fungsi Pengesahan Fungsi Kesinambungan
Universitas Sumatera Utara
Fungsi Pengintegrasian Masyarakat Fungsi Pendidikan
5.3. Analisis makna teks lagu “Pikkiri” Pikkiri nanget, pikkiri manat ito, Coba berpikir sejenak, Unang sumolsol muse di pudi ito Agar tidak menyesal di kemudian hari Ai aha ma au ito, ise ma au di ho Aku bukan siapa siapa untuk mu Na pojjot do au ito, na pojjot so na bolon Aku hanya manusia biasa Rimangi dengan, rimangi di rohami Coba hayati di dalam hatimu Molo tarilu muse di pudi haccit doi Sungguh sakit bila menangis di kemudian hari Na pogos do au ito, na dangol do au ito Aku miskin, dan sangat sengsara Na sukkot do au tahe, na sukkot so na timbo Aku hanya manusia biasa Unang, unang hatahon tu au holong roham di au Jangan, jangan katakan sayang padaku Molo ikkon marsirang hita na dua Bila nanti akan berpisah juga Unang, unang husippon tu au holong roham di au Jangan, jangankau bisikkan cinta padaku Molo ikkon marsirang alani sinadongan Apabila kita harus berpisah 5.3.1. Makna lagu “ Pikkiri “ menurut Dakka Hutagalung
Universitas Sumatera Utara
Menurut wawancara dengan Dakka Hutagalung ( 3 juni 2016 ) makna dalam syair lagu ini adalah, sebelum melangkah dalam suatu hubungan yang serius ( sepasang kekasih ) harus sama sama mengenal pasangannya, hubungan harus di landasi saling terbuka satu dengan yang lain, agar jangan terjadi penyesalan di kemuadian hari oleh sebab harta dan kekayaan. 5.3.2 Struktur Teks Struktur teks pada lagu Pikkiri terbagi dalam 18 bait, Pada bait 1 terdapat 2 kata, pada bait ke 2 terdapat 3 kata, pada bait ke 3 terdapat 1 kata, pada bait ke 4 terdapat 5 kata, pada bait ke 5 terdapat 5 kata, pada bait ke 6 terdapat 5 kata, pada bait ke 7 terdapat 5 kata, pada bait ke 8 terdapat 2 kata, Pada bait ke 9 terdapat 3 kata, pada bait ke 10 terdapat 7 kata, pada bait ke 11 terdapat 5 kata, pada bait ke 12 terdapat 5 kata, pada bait ke 13 terdapat 1 kata, pada bait ke 14 terdapat 8 kata, pada bait ke 15 terdapat 6 kata, pada kalimat 16 terdapat 1 kata, pada bait ke 17 terdapat 8 kata, pada bait ke 18 terdapat 5 kata. Struktur teks pada lagu pikkiri terdiri dari Verse,Bridge dan chorus denagn bentuk lagu yang diulang–ulang. 5.3.2 Teks Dan Konteks Judul
Teks
Konteks
Lagu Pikkri
Pikkri, Napogos, Marsirang
Sepasang kekasih yang menjalin hubungan harus saling terbuka satu sama lain
5.3.4 Fungsi Lagu / Teks Dalam Lagu “Pikkiri”
Universitas Sumatera Utara
Jenis Fungsi
Lagu
Bait
Teks
Pikkiri Fungsi Pengungkapan
Ya
7,8,15,16
Estetis Fungsi Pengungkapan
Na Potjot,Na Bolon, Na sukkot, Na Timbo
Ya
17,21,
Unang
Fungsi Perlambangan
Ya
4,7,8
Pudi, Potjot, Bolon
Fungsi Komunikasi
Ya
1,5,6,9,10,17,
Pikkiri, Ai Aha Ma
20,23
Ahu, Ise Ma Ahu,
Emosional Fungsi Hiburan
Rimangi, Unang Hatahon, Hita Na Dua Fungsi Terkait dengan Reaksi Jasmani Fungsi dan Kaitan dengan Norma – Norma Sosial Fungsi Pengesahan Fungsi Kesinambungan Fungsi Pengintegrasian Masyarakat Fungsi Pendidikan
Ya
1,2,10
Pikkiri, Rimangi
5.4. Analisis makna teks lagu “Didia Rokkap Hi” Ahama na marsigorgor di roham, Apakah yang ada di hatimu Ale inang pangittubu
Universitas Sumatera Utara
Oh ibu ku Umbaen sai marsak ho, Membuat engkau selalu sedih, Umbaen sai tangis ho, Membuat engkau menangis, Ganup ari on di nabuni Setiap hari selalu termenung Paboa majolo, Beritahu kepadaku, Tu au anakhon mon Anakmu Pos roham, Yakinlah, Na oloan hu do sude, Aku akan menuruti, Tung manang aha na ni dok mi Semua yang akan ibu katakan Unang sai marsak ho, Jangan bersedih, Unang sai tangis ho Jangan menangis Aha do ulaning Alana, Apakah gerangan sebab nya, Paboa majolo, Beritahu kepadaku, Tu au anakhon mon Anakmu Lului da, Carilah anakku, Inang nimmu tu au, Itu pesan mu kepadaku Dang na so olo au inang Bukan aku tidak mau ibu Alai didia rokhap hi? Didia rokhap hi, Tapi dimana jodohku, dimana jodohku Nungga tung loja au mangalului i Aku sudah lelah mencari Dang jumpang au na hot di au, Tidak kutemui yang tepat So pambahenan na hu murang alai boasa ikhon sirang Bukan karena sifat ku, tetapi selalu berujung dengan perpisahan
Universitas Sumatera Utara
Oho,,,,ohoooOho….ohooo Molo tung sapata ma na sorop, Sekiranya ini adalah kutuk, Mambaen bogas I gabe tarborot Mehingga suatu hubungan ( percintaan ) menjadi terhalang Sapata nise on oppu, Kutuk siapakah ini Tuhan, Oh mula jadi na bolon Tuhan yang maha kuasa Paboa ma tu au, Katakan kepadaku, Paboa ma tu au , Katakan padaku, Didia rokhap hi, Dimana jodoh ku, Didia rokhap hi Dimana jodohku 5.4.1 Makna lagu“ Didia Rokhap Hi “ menurut Dakka Hutagalung Lagu Didia Rokap hi diciptakan oleh Dakka Hutagalung pada tahun 1978 di Jakarta. Menurut Dakka Hutagalung lagu ini dapat dinyanyikan oleh laki laki maupun perempuan. Artis yang mempopulerkan lagu ini adalah penyanyi yang memiliki suara khas yaitu Rita Butar Butar. Lagu ini ciri dengan nada nada yang tinggi. Menurut Dakka Hutagalung lagu ini mengisahkan seorang anak ( laki – laki dan perempuan ) yang telah dewasa mencari Jodoh, dan ingin menyenangkan hati orang tuanya dengan menemukan jodoh yang sepadan dengan dia ( laki – laki dan perempuan ). Usaha telah dilakukan dalam mencari Jodoh, tetapi jodoh yang di carai tak kunjung ditemukan. Dakka Hutagalung berkata dalam lagu ini “ rokkap” bukan lah ber- arti jodoh hanya sebatas menikah saja tetapi lebih kepada Jodoh hati.
Universitas Sumatera Utara
Dalam masyarakat Batak Toba, usia menikah itu berkisar umur 25 sampai 27 tahun, apabila seorang anak belum menikah pada umur tersebut maka akan banyak pertanyaan yang akan disampaikan kepada anak tersebut, baik dari lingkungan setempat, kerabat dan keluarga, dan itu menjadi aib “ tihas “ di dalam keluarga itu. Sehingga orang tua akan cenderung akan mencari jodoh kepada anaknya ( laki- laki dan perempuan ). Tujuan utama pernikahan di dalam masyarakat Batak Toba adalah untuk mendapatkan anak ( keturunan ). Suatu keluarga mendapatkan pengghargaan melalui pujian “ sangap “ apabila anak – anaknya sudah menikah dan mendapatkan keturunan “ gabe” Penekanan kata “ paboa” dalam teks lagu ini ditujukan kepada Tuhan, dan terkesan menggungkapkan emosi yang sangat mendalam, karena selalu merasa gagal dalam menemukan jodoh, merasa bahwa nasib yang dialaminya adalah karma sehingga selalu dijauh kan dari jodoh. 5.4.2 Struktur teks Struktur teks pada lagu Didia Rokkap I terbagi dalam 29 bait, Pada bait 1 terdapat 5 kata, pada bait ke 2 terdapat 3 kata,pada bait ke 3 terdapat 4 kata, pada bait ke 4 terdapat 4 kata, pada bait ke 5 terdapat 5 kata, pada bait ke 6 terdapat 2 kata, pada bait ke 7 terdapat 4 kata, pada bait ke 8 terdapat 2 kata, Pada bait ke 9 terdapat 5 kata,pada bait ke 10 terdapat 5 kata, pada bait ke 11 terdapat 4 kata, pada bait ke 12 terdapat 4 kata, pada bait ke 13 terdapat 4 kata, pada bait ke 14 terdapat 2 kata, pada bait ke 15 terdapat 4 kata, pada kalimat 16 terdapat 2 kata, pada bait ke 17 terdapat 4 kata, pada bait ke 18 terdapat 6 kata, pada bait ke 19 terdapat 7 kata pada bait ke 20 terdapat 5 kata, pada bait ke 21 terdapat 7 kata,
Universitas Sumatera Utara
pada bait ke 22 terdapat 9 kata, pada bait ke 23 terdapat 6 kata, pada bait ke 24 terdapat 4 kata, pada bait ke 25 terdapat 4 kata, pada bait ke 26 terdapat 5 kata, pada bait ke 27 terdapat 4 kata, pada bait ke 28 terdapat 4 kata, pada bait ke 29 terdapat 3 kata. Struktur teks pada lagu Di Dia Rokkap hi terdiri dari Verse,Bridge dan chorus denagn bentuk lagu yang diulang–ulang. 5.4.3 Teks dan konteks Judul Lagu
Teks
Di Dia Rokkap Hi
Rokkap, Paboa, Gabe
Konteks Pertanyaan kepada sang Pencipta dalam mencari jodoh daging dan batin
5.4.4 Fungsi lagu/ teks dalam lagu “Di Dia Rokkap Hi” Jenis Fungsi
Lagu Di
Baris
Teks
2,6,20,25,26,28,29
Marsigorgor, Di Na
Dia Rokkap Hi Fungsi
Ya
Pengungkapan
Buni, Sapata,Sorop,
Estetis
Bogas, Tarborot,Mula Jadi Na Bolon
Fungsi Pengungkapan Emosional
Ya
4,5,20,21,23,29
Marsak, Tangis, Di Dia Rokkap Hi, Loja, Pambahena Na Humurang, Paboa.
Fungsi Hiburan
Universitas Sumatera Utara
Fungsi
Ya
2,29
Perlambangan Fungsi
Marsigorgor, Mula Jadi Na Bolon
Ya
1,7,29,9,10,17
Komunikasi
Ahama, Paboa, Pos Roham, Oloan hu, Lului,
Fungsi Terkait dengan Reaksi Jasmani Fungsi dan Kaitan dengan Norma – Norma Sosial Fungsi Pengesahan Fungsi Kesinambungan Fungsi Pengintegrasian Masyarakat Fungsi Pendidikan
5.5. Analisis makna teks lagu “Ho Do Sasude”
Ho do bulan Ho do mata ni arikku, Engkau lah bulan dan engkau matahariku Sumondangi di arian nang borngin hu Menerangi hidupku siang dan malam Siramoti si gomgom au, Memberkati dan melindungiku, Ho do Amang Ho do Inang sude di au Ayah dan ibu engkau segala bagiku
Universitas Sumatera Utara
Ho do mual ho do pangussaddean ku, Engkau adalah sumber mata air, engkau tempatku bersandar Si hu mokkop sisarihon ni ngolukku Menaungiku, dan memenuhi segala kebutuhanku Si parmudu siondi au, Penyemangatku, dan pembelaku, Ho do amang ho do inang sude di au Ayah dan ibu engkau segalanya bagiku Sian nasa rohaki hu haholongi ho, Sepenuh hatiku ku sungguh menyayangimu, Sai horas ma ho sai horas ma ho Sehatlah selalu, sehat lah selalu Dohot nasa tondikki hu hahaolongi ho, Jiwa dan batinku pun menyayangimu, Sai horas ma ho gajjang ma umur mi Sehatlah selalu, dan panjang umur
5.5.1 Makna lagu“ Ho Do Sude “ menurut Dakka Hutagalung Lagu ini diciptakan Dakka Hutagalung khusus untuk kedua orang tuanya. Lagu ini memiliki makna bahwa orang tua adalah segalanya buat kehidupan Dakka
Hutagalung,
yang
dapat
melindungi,
mengayomi,
menasehati,
membimbing, memberi dan juga memberi nafkah. Orang tua adalah ayah dan ibu seorang anak, baik melalui hubungan biologis maupun sosial. Umumnya orang tua memiliki peranan yang sangat penting dalam membesarkan anak. Umumnya di masyrakat Batak Toba seorang anak yang sudah berhasil akan membahagiakan orang tuanya, tapi ada sebahagian yang juga mengabaikan, istilah yang sering disebut kepada anak yang mengabaikan orang tua adalah “ simardan “ ( diangkat dari sebuah kisah cerita rakyat Batak Toba, seorang anak yang mengabaikan dan tidak mengakui orang tuanya karena miskin ). Di dalam lagu ini orang tua Batak Toba sangat bertanggung jawab dalam membesarkan
Universitas Sumatera Utara
anaknya, orang tua yang selalu memberi semangat, memberi nasehat kepada anak – anaknya untuk bisa melanjutkan hidupnya kelak. Sosok orang tua adalah panutan dan idola bagi sang anak. Sang anak sangat menyayangi dan sangat mencintai orang tuanya ( ayah dan ibunya ). 5.5.2 Struktur teks Struktur teks pada lagu Ho Do Sasude terbagi dalam 12 bait, Pada bait 1 terdapat 8 kata, pada bait ke 2 terdapat 6 kata,pada bait ke 3 terdapat 3 kata, pada bait ke 4 terdapat 9 kata, pada bait ke 5 terdapat 7 kata, pada bait ke 6 terdapat 5 kata, pada bait ke 7 terdapat 3 kata, pada bait ke 8 terdapat 9 kata, Pada bait ke 9 terdapat 6 kata,pada bait ke 10 terdapat 8 kata, pada bait ke 11 terdapat 6 kata, pada bait ke 12 terdapat 8 kata. Struktur teks pada lagu Ho do Sasude Di Ahu terdiri dari Verse,Bridge dan chorus denagn bentuk lagu yang diulang–ulang. 5.5.3 Teks dan konteks
Judul Lagu Ho Do Sasude
Teks Amang, Inang, Haholongi
Konteks Rasa bangga terhadap Orang Tua
5.5.4 Fungsi lagu/ teks dalam lagu “Ho Do Sasude”
Jenis Fungsi
Lagu
Baris
Teks
Ho Do Sasude
Universitas Sumatera Utara
Fungsi Pengungkapan
Ya
1,2,3,5,7
Estetis
Bulan,Mataniari, Sumondangi, Ramoti, Gomgomi, Mual,Parmudu, Ondihon,
Fungsi Pengungkapan Emosional Fungsi Hiburan
Fungsi Perlambangan
Ya
1,2,5,7
Bulan, Mataniari, Sumondangi, Mual, Ondihon
Fungsi Komunikasi
Fungsi Terkait dengan Reaksi Jasmani Fungsi dan Kaitan dengan Norma – Norma Sosial Fungsi Pengesahan
Fungsi Kesinambungan
Fungsi Pengintegrasian Masyarakat
Universitas Sumatera Utara
Fungsi Pendidikan
Ya
9,11
Haholongi, Hasiholi
5.6. Analisis lagu“Hu Boan Pe Ho Tu Bulan” Naeng do au jonok di lambung mi, Ku ingin selalu didekatmu, Naeng do au rap hundul dohot ho Ku ingin duduk di sampingmu Mar ende ma hita ende na tabo, Mari bernyanyi lagu yang indah, Rap hita manomu ari na naeng ro Mari bersama menapaki kehidupan ini Naeng nian hu apus ilu mi, Ku ingin mengusap air matamu, Naeng nian hu apul arsak mi Ku ingin menghiburmu di kala sedih Hu haol ho gomos hu tiop tangan mi, Ku memelukmu dengan erat, ku gengam tanganmu, Rap mekkel ma hita tadikkon na lungun Berbahagia lupakan kesedihan hati Dok tu au dok tu au, Katakan padaku, Holong roham di au Bahwa engkau menyayangiku Dok tu au dok tu au, Katakana padaku, Na olo ho di au Engkau ingin bersamaku Hu boan pe ho, tu bulan na timbo, Kan ku bawa engkau menuju bulan Hu lehon di ho nasa na dirohakkon Segalanya akan kuberikan kepadamu 5.6.1 Makna teks lagu“Hu Boan Pe Ho Tu Bulan “ menurut Dakka Hutagalung Lagu ini diciptakan oleh Dakka Hutagalung pada tahun 1978 dan di nyanyiakan pertama sekali oleh Eddy Silitonga. Menurut Dakka Hutagalung lagu
Universitas Sumatera Utara
ini memiliki makna kisah percintaan sepasang kekasih yang sedang kasmaran, yang mana seperti sepasang kekasih pada umumnya akan sangat merasa senang dan bahagia bila bersama dengan kekasih hatinya. Janji – janji yang indah juga kita temukan di dalam teks lagu ini, dan pertanyaan akan keseriusan pasangan kita juga dipertanyakan dalam lagu ini untuk meyakinkan hati sang pasangan ( laki – laki dan perempuan ). Pada masa sekarang ini sepasang kekasih bila sedang memadu kasih disebut dengan berpacaran. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ( Edisi Ketiga ,2002:807), pacar adalah kekasih atau teman lawan jenis yang tetap dan mempunyai hubungan berdasarkan cinta – kasih. Berpacaran adalah bercintaan atau berkasih – kasihan ( dengan sang pacar ). Memacari adalah mengencani atau menjadikannya sebagai pacar. Sementara kencan sendiri menurut kamus tersebut adalah berjanji untuk saling bertemu di suatu tempat dengan waktu yang telah ditetapkan bersama. Janji – janji yang manis diutarakan di dalam lagu ini “huboan pe ho tu bulan “, dapat diartikan bahwa bulan adalah planet yang sangat indah, dan tidak semua bisa berada di bulan, bulan diartikan tempat yang sangat istimewa dan hanya akan diberikan kepada orang – orang khusus saja. Kata “hulehon di ho nasa na dirohakkon” juga memiliki arti janji yang sangat manis, segala yang ada pada pria atau wanita dalam lagu ini akan diberikan kepada sang pujaan hati. 5.6.2 Struktur teks Struktur teks pada lagu Ho Boan Pe Ho Tu Bulan terbagi dalam 15 bait, Pada bait 1 terdapat 7 kata, pada bait ke 2 terdapat 7 kata,pada bait ke 3 terdapat 6 kata, pada bait ke 4 terdapat 7 kata, pada bait ke 5 terdapat 6 kata, pada bait ke 6
Universitas Sumatera Utara
terdapat 6 kata, pada bait ke 7 terdapat 8 kata, pada bait ke 8 terdapat 7 kata, Pada bait ke 9 terdapat 6 kata,pada bait ke 10 terdapat 3 kata, pada bait ke 11 terdapat 6 kata, pada bait ke 12 terdapat 5 kata, pada bait ke 13 terdapat 4 kata, pada bait ke 14 terdapat 4 kata, pada bait ke 15 terdapat 7 kata. Struktur teks pada lagu Hu Boan Pe Ho Tu Bulan terdiri dari Verse,Bridge dan chorus denagn bentuk lagu yang diulang–ulang.
5.6.3 Teks dan konteks Judul Lagu
Teks
Konteks
Ho Boan Pe Ho Tu
Boan Tu Bulan,Holong
Janji Kebahagian
Bulan
Roham
sepasang kekasih
5.6.4 Fungsi Teks Dalam Lagu “Hu Boan Pe Ho Tu Bulan” Jenis Fungsi
Lagu Hu
Baris
Teks
Boan Pe Ho Tu Bulan Fungsi Pengungkapan Estetis
Ya
14
Bulan Natimbo,
Fungsi Pengungkapan Emosional Fungsi Hiburan
Ya
3,
Marende
Fungsi Perlambangan
Ya
14
Bulan
Fungsi Komunikasi
Ya
12
Dok Tu Ahu
Fungsi Terkait dengan Reaksi Jasmani
Universitas Sumatera Utara
Fungsi dan Kaitan dengan Norma – Norma Sosial Fungsi Pengesahan Fungsi Kesinambungan Fungsi Pengintegrasian Masyarakat Fungsi Pendidikan
5.7 Analisis lagu “Jesus Do Dalan Na Tutu” Sipata di hangoluan on, Kadang kala di dalam hidup, Jotjot do marudung arsak Tidak luput dari banyak masalah Boasa so tu Yesus I, aluhon on mu arsak mi, Mengapa tidak kepada Yesus engkau menadu, Pos roham sae doi sasude Yakinlah itu semua akan baik Sipata di ate – ate pe Terkadang di dalam hati, , Jotjot do, sae mian holso Selalu mengeluh Hatop ma rotu Yesus I, Datanglah kepada Yesus, Paboa nasa holso mi, Beritahu keluh kesahmu, Pos roham sae do I sasude Yakinlah masalah mu akan selesai Ai Yesus do dame I, Jesus adalah damai, Ai Yesus do dalan na tutu Yesus adalah jalan kebenaran Ai Yesus do si parmalum arsak pe, Yesus adalah yang akan memulihkan hati yang kuatir,
Universitas Sumatera Utara
Dina porsea i Bagi orang yang percaya 5.7.1 Makna teks lagu “Jesus Do Dalan Na Tutu” Lagu ini adalah salah satu lagu Rohani yang diciptakan oleh Dakka Hutagalung dan masih banyak lagi yang bertemakan tentang agama yang di ciptakan oleh Dakka Hutagalung. Lagu ini dinyanyikan trio wanita Nainggolan sister pada tahun 1993, akan tetapi diciptakan Dakka Hutagalung pada tahun 1984. Bila kita mengalami masalah dalam hidup mari datang dan adukan segala keluh kesah kepada Yesus, sebab Yesus dapat memahami hati dan dapat menyelesaikan segala masalah yang sedang kita hadapi. Didalam teks lagu ini penekanan kata yang dapat kita baca di akhir teks lagu “ dina porsea i “ memiliki makna hanya kepada yang percaya kepada Yesus saja. Lagu ini seperti ajakan seseorang kepada siapa yang berbeban berat, dan memiliki masalah dalam hidup untuk bisa berbagi dan merasakan lawatan Tuhan dalam hidupnya. Bersama Yesus ada damai, bersama Yesus ada ketenangan, bersama Yesus dapat menyelesaikan perkara yang besar dalam kehidupan kita. 5.7.2 Struktur teks Struktur teks pada lagu Jesus Dalan Na Tutu terbagi dalam 14 bait, Pada bait 1 terdapat 4 kata, pada bait ke 2 terdapat 4 kata,pada bait ke 3 terdapat 5 kata, pada bait ke 4 terdapat 5 kata, pada bait ke 5 terdapat 5 kata, pada bait ke 6 terdapat 4 kata, pada bait ke 7 terdapat 5 kata, pada bait ke 8 terdapat 6 kata, Pada bait ke 9 terdapat 4 kata,pada bait ke 10 terdapat 6 kata, pada bait ke 11 terdapat 5
Universitas Sumatera Utara
kata, pada bait ke 12 terdapat 5 kata, pada bait ke 13 terdapat 5 kata, pada bait ke 14 terdapat 3 kata. Struktur teks pada lagu Jesus Dalan Na Tutu terdiri dari Verse,Bridge dan chorus denagn bentuk lagu yang diulang–ulang 5.7.3 Teks dan konteks Judul Lagu Jesus Dalan Na Tutu
Teks
Konteks
Jesus, Dalan NaTutu
Yesus Jalan Keluar segala Masalah Hidup Kita
5.7.4 Fungsi Lagu / Teks Dalam Lagu “Jesus Dalan Na Tutu” Jenis Fungsi
Lagu Jesus
Bait
Teks
2,7
Marudung Arsak, Sai
Dalan Na Tutu Fungsi Pengungkapan Estetis Fungsi Pengungkapan Emosional
Ya
Mian Holso
Fungsi Hiburan Fungsi Perlambangan Fungsi Komunikasi Fungsi Terkait dengan Reaksi Jasmani Fungsi Dan Kaitan dengan Norma – Norma Sosial Fungsi Pengesahan
Universitas Sumatera Utara
Fungsi Kesinambungan Fungsi Pengintegrasian Masyarakat
Ya
11,12,13
Jesus Do Dame, Jesus Dalan Na Tutu, Jesus Sipamalum Arsak
Fungsi Pendidikan
Universitas Sumatera Utara
5.8 Pemetaan lagu karya Dakka Hutagalung Tema Percintaan
Tema Kasih sayang Orangtua Kepada Anak Buni ni ate Anakhon – ate (Juah Hu tersembunyi (Anakku) di lubuk hati) Sipata Dang (Terkadang) Turpukta Hamoraon (Tidak ditakdirkan jadi orang kaya) Didia Idama Ilu – Rokkap Hi ilu ku (Dimana (Lihatlah jodohku) air mataku)
Tema Kasih Sayang Anak Kepada Orangtua Aha (alus) (Apa)
Asal Ma Olo Ho di Ahu (Engaku jadi milikku)
Sada – sada (Satu – satu)
Marnini Marnono (Cicit)
Ikkon Hu Lului (Akan kucari)
Sumolsol So Marlaba (Menyesal tiada guna)
Ikkon (Harus)
Damang ( Ayah)
Haholongi Inangmi (Sayangi Ibumu)
Unang (Jangan)
Mataniari dohot Rajawali (Matahari dan rajawali)
Ho Songon Bulan (Seperti bulan)
Tangiang Nida Inang (Doa Ibu)
Holong Na Sora Tubu (Rasa cinta yang tidak ada)
Hirni Hodok Mi (Keringat mu yang bercucuran)
Tema Hiburan
Tema Lingkungan
Bandit Ninna Da Lapa-lapa Oppung (Mata (Perkataan keranjang) nenek kakek) Da inda Tao Toba da ido (Danau (Bukan toba) begitu)
Rege Danau Tumba Toba (Menari da bernyanyi) Siraya Tano Katumba Batak Na Uli (Tanah batak yang indah) Aha So Tangis Aha Negeri Permata
Bodat Na Ngalian
Uli nai Tano Batak (Sungguh indah tanah Batak)
Tema Rohani
Tema Keluarga
Ho do Rajaku (Engakulah rajaku)
Amang Siadopan (Suami)
Ho do Nuaeng Ihuttono Hu (Engaku yang ku ikuti) Tung Lomo lomo Mu Ma (Terserah padamu) Jesus Dalan Na Tutu ( Yesus jalan kebenaran)
Tatap ma (Lihatlah)
Pesta Natal (Hari natal)
Molo Dung Mate Au (Bila aku meninggal)
Oh Tuhan Mauliate (Tuhan terima kasih)
Hita do Hita ( Kita)
Jakkon Ma Ale Tuhan (Terimah Tuhan) Laskar Kristus
Gellengta Ido Hamoraon
Gereja Bolon (Gereja besar)
Inang Ni Dakdanakku (Ibu anak – anakku)
Universitas Sumatera Utara
Didia Ho (Dimana engkau) Sihol Satonga mate (Rindu setengah mati) Ho Do Mata Mual (Kau sumber mata air) Borngin Parsirangan (Malam perpisahan) Sinondang Bulan (Terang bulan) Unang Jo (Jangnlah) Lupahanhon Ma Au (Lupakanlah aku) Nang Saribu Taon (Walaupun seribu tahun) Ikkon Hu Lului (Akan kucari) Paeleng Jo Tu Son (Lihat ke arahku) Au Dohot Ho (Aku dan kamu) Gariada (Malahan) Aha Dope (Apalagi)
Yesus do Haporusan hu (Yesus Yesus Kristus Tuhan ki (Yesus Tuhanku) Segala Puji Bagimu
Tung Lomom Oh Tuhan
Tardudu
Universitas Sumatera Utara
Tema percintaan 1) Judul : Buni Ni Ate – Ate Cipt : Dakka Hutagalung Naeng do ho sai hupasiding (ku ingin menghindarimu) Alai maniak ate ate (terasa sakit di hatiku) Lam dao ahu laho manadinghon ho (semakin ku meninggalkanmu) Lam ganda sitaonon (sungguh ku semakin menderita) Naeng do ho sai hulupahon (ku ingin melupakanmu) Siholhi so boi hutaon (rinduku semakin membara) Nunga tung balga jala tung bagas (begitu besar dan juga dalam) Holong ni rohaki (rasa cintaku padamu) Bereng ma dison buni di ate-atehon (Lihatlah,disini tersembunyi di dalam hatiku) Simpan dope goarmu (tersimpan nama mu) Bereng ma dison peak di pusu-pusuhon (lihatlah di dalam hatiku) Simpan dope gambarmu (masih tersimpan bayang wajahmu) Ndang tarbahen ahu hape (sungguh ku tak bisa ) Mangalaupahon ho (tuk melupakanmu) Ndang tarbahen ahu ndang tarbahen ahu (aku tak bisa dan ku tak bisa) Laho pasidinghon ho (tuk menghindarimu) Di dalam lagu Buni di ate-ate ini terdapat beberapa kata yang di kategorikan sebagai umpama yaitu kata maniak,balga,bagas, buni di ate-ate,peak di pusu-pusu. Makna teks dala lagu ini adalah menceritakan tentang ketidak mampuan seseorang di dalam proses melupakan mantan kekasih 2) Judul : Asal Ma Olo Di Ahu Cipt : Dakka Hutagalung Di ida ho do bintang an, humirdopirdop tung uli (lihatlah bintang dilangit, yang bersinar terang) huputik pe sada, hubuat naumbalga i(akan kupetik satu yang terindah untukmu) asalma olo ho di au (bila engkau jadi milikku) Bereng ma doppak lautan, namargalumbang tu balga,( Lihatlah kearah laut yang bergelombang besar) Huarsik pe i hubuat pe dekkenai( Akan ku keringkan dan akan kuambil ikan disana) asalmaolo ho di au..(bila engkau jadi milikku)
Universitas Sumatera Utara
o…ooo…sukkun ma nasa rohai,(oh tanyakanlah kepada semua hati) o..oooo nang dohot bunga bunga i, (Tanya juga pada bunga-bunga) beha do tahe holong ni rohakki, ( bagaimana rasa sayangku) beha do tahe pakhokhophi di ho, (bagaimana usaha/tanggung jawabku) tung sada lanok, tung sada rongit,(lalat dan nyamuk) dang loasonku manonggopi ho, ( takkan ku biarkan menggangumu) dang boi ho susa, dang boi ho marsak, (tak ku biarkan bersedih dan menderita) asalma olo ho di au, (bila engkau jadi milikku) Di dalam lagu Asalma olo ho di au ini terdapat berberapa kata yang di kategorikan sebagai umpama yaitu lanok, rongit dan makna dari teks lagu adalah secara garis besar adalah rayuan seorang lelaki tuk mendapatkan hati seorang wanita yang di sukainya. 3) Judul : Hasian Cipt : Dakka Hutagalung Hasian, pajonok ma tuson (kekasihku, medekatlah ke arahku) asa boi, hutiop ho gomos (agar tanganmu ku gemgam dengan erat) tangihon ma dison (cobalah dengar) dipusu pusukon (di dalam hati ku) sada soara namandok (suara yang menyatakan) nahuhaholongi ho (ku menyayangimu) Hasian, paeleng jo tu au (kekasih pandanglah ke arahku) asa boi hutatap bohimi (agar wajahmu dapat ku lihat dengan jelas) lambok jala nanget ( sangat lembut sekali) hugalmit hurummi (ku sentuh dagumu) laos husipponon ku ma (ku akan berbisik) na huhaholongi ho (ku sungguh menyayangimu)
Dok ma tu au, na olo ho di au( katakanlah, engkau mau menjadi milikku) Dok ma tu au, holong roham di au (katakanlah kau mencintaiku) Dok ma hatop, hatop dok ma tu au ( katakanlah, katakanlah segera) Asa tibu, au ro mangalap ho (lekas aku akan melamarmu)
Di dalam lagu Hasian ini ada beberapa kata yang dikegorikan sebagai umpama yaitu pusu-pusu, sada soara. Makna teks dalam lagu ini adalah
Universitas Sumatera Utara
menceritakan tentang rayuan untuk meyakinkan kekasih akan kesungguhan cinta dari seseorang kepada pasangannya. 4) Judul : Ikkon Hulului Cipt : Dakka Hutagalung Ingkon hulului manang tudia Pe (aku akan berusaha mencari) ingkon hulului (berusaha mencari) Ai holan ho do (Cuma kamu) Na sai manggohi rohangkon (yang bersemayam di hatiku) Ingkon jumpang ahu (ku harus berjumpa) Manang andigan pe ingkon jumpang ahu (walau kapanpun ku harus berjumpa) Dang sonang ahu ito (ku tak akan merasa tenang) Saleleng so pajumpang dohot ho (sebelum ku bertemu denganmu) Tung dao pe dalan si dalananki ( walaupun ku berjalan jauh) Dang mulak ahu ( ku tak akan kembali) Saleleng so pajumpang dohot ho (sebelum ku bertemu denganmu) Tung hancit manang parir sitaononki (walau akan merasa sakit dan menderita) Sasude hutaon mai (ku akan bertahan) Holan humongkop ho (demi dirimu) Makna teks dalam lagu ini adalah kerinduan seseorang akan sang kekasih yang tidak diketahui keberadaannya dimana, sangat gigih dalam usahanya tuk dapat bertemu dengan pujaan hatinya berjanjintidak akan kembali sebelum berjumpa dengan sang kekasih. 5) Judul : Unang Cipt : Dakka Hutagalung Unang, unang be sukkun au taringot holong (jangan,janganlah bertanya tentang cinta) Nungga tung suda holong sian rohakkon (habis sudah cinta di hatiku) Songon mata mual naung mahiang (ibarat sungai yang kering) Laos harsang ma i (sangat gersang) Unang ,unang besai dapothon au ito (jangan, jangan lagi datang menemuiku) unang sungguli arsak na dirohakkon (dan jangan usik semua deritaku) ho do na pasuda holong sian au (engkau yang telah memutus cinta)
Universitas Sumatera Utara
Laos harsang mahiang rohakkon (hampa dan hilang rasa cintaku) Di ingot dope hatam tu au (masikah engkau ingat janjimu) Ditikki rap hita nadua (dikala kita masi bersama) Tung malos nasa bunga-bunga (biarpun bunga-bunga akan layu) Anggo holongki dang nalao muba (tapi kasih sayangmu tak akan berubah) Hape malos do holong mi (ternyata cintamu pudar/layu) Jumolo sian bunga-bunga I (sebelum bunga-bunga layu) Di dalam lagu unang ini terdapat beberapa kata yang dikategorikan sebagai umpama yaitu kata malos, bunga bunga, pasuda, harsang, mahiang. Makna teks dalam lagu ini adalah seseorang yang sangat kecewa terhadap kisah cintanya yang dahulunya penuh janji manis tatapi berakhir dengan rasa kecewa yang mengakinatkan rasa trauma yang sangat mendalam 6) Judul : Songon bulan Cipt : Dakka Hutagalung ho songon bulan maila tu matani ari (bagai bulan yang tersipu melihat matahari) ho songoni ma rohakki manjalang tanganmi (demikian juga ketika ku menjabat tanganmu) tung las rohakki jala mancai lambok pakkilalaan(sungguh bahagia perasaanku) marbalos do hape holong na di roha (ternyata cintaku berbalas) ho songon ronggur nasonggot di hosni ari (bagai petir di siang hari) ho songoni ma rohakki manjalo tonami (demikian juga hatiku menerima pesanmu) naung saut do hape bogasmi tusi boru naasing (engkau telah memadu kasih dengan yang lain) malala rohangki, malala ate ate.(hatiku hancur,betapa hancur hatiku) tangiangkon au ito nimmu tu ahu dinalao borhat ho(engkau memohon doa kala itu disaat engkau akan pergi) mardongan ilu do au paborhaton ho marhuta sada (berlinang air mata ku melepasmu tuk pergi jauh) hape dang be mulak ho lao holan tona ma ro tu ahu (dan engkau tak kembali dan hanya pesan yang ku terima) malala rohakki, malala ate ate.(hatiku hancur, betapa hancur hatiku)
Universitas Sumatera Utara
Di dalam lagu songon bulan ini juga ditemukan beberapa kata yang di katergorikan sebagai umpama yaitu kata bulan maila tu mata ni ari, lambok, ronggur na sonngot di hos ni ari,malala rohakki, malala ate-ate. Makna teks dalam lagu ini adalah hubungan yang dulunya sangat harmonis ber akhir dengan kesedihakn dikarenakan sang kekasih sudah memadu kasih dengan wanita yang laindi tanah perantauan. 7) Judul : Sapata Cipt : Dakka Hutagalung Holong ni rohakki, na hot hian doi tu ho ito (awalnya kasih dan sayangku teguh/kokoh untuk mu) Manang matapor pe manang magargar doloki (walau bukit akan hancur dan runtuh) Tung na so muba, tung na so mosei nian(takkan berubah dan tak akan berpaling ) Hoo...rohakki...(oh hatiku) Hape boasa ma (tetapi mengapa) Gabe tadikkononmu au ito(engkau pergi meninggalkanku) Soada ala manang boccirna nahubaen (tanpa sebab yang ku ketahui pasti) Gabe malengleng, jala ditostos marsalaon (buat hatiku menderita dan juga terasa sakit) Hoo...rohakki...(oh hatiku) Sampuran namamolus,sampuran namamolus,(wahai air yang mengalir) Alogo mangullus, alogo mangullus,(wahai angin kencang) Haru husippon ma bulus, tu mula jadi nabolon (bisikkan kepada sang pencipta) Sapatakki...o hooo..uuu(sumpahku) Asa purpur. (biarlah terjadi) Di lagu sapata ini juga terdapat beberapa kata yang dikatergorikan sebagai umpama yaitu kata Hot,matapor,magargar dolok, malengleng, ditostos, marsalaon. Didalam lagu ini juga ada kata yang di umpamakan sebagai bagian dari kata disaat baca mantra yaitu sappuran na mamolus, alogo na mangullus. Makna teks dalam lagu adalah jeritahan hati seserang yang sangat terpukul di
Universitas Sumatera Utara
tinggalkan oleh sang kekasih yang tidak tau penyebab perpisahan mereka sampai dengan keluar kata sumpah untuk sang kekasih yang meninggalkannya. 8) Judul : Holong Na Sora Tubu Cipt : Dakka Hutagalung Tu aha ta uduti pargaulanta (untuk apa kita lanjutkan hubungan) on sai songonon (seperti ini saja) Hape roha ta pe dang boi mardomu( hati kita tak pernah satu) dang marsitomuan (berbeda satu dengan yang lain) Nungga Marbilang taon hita na mardongan (sudah hitungan tahun hubungan kita) Dang boi sadalanon (tidak satu tujuan) Tu aha ma Ito tu aha ma hasian (untuk apakah ) Pasuda suda tikki (buang waktu percuma) Alani padan natoras ta hita marpariban (hanya karena kita di jodohkan) Gabe paksahononta ikkon marpabue holong naso ra tubu (kita memaksakan hati tuk saling mengasihi) sotung sumolsol hita muse (jangan sampai menyesal) tapillit ma dalanta (mari pilih jalan masing-masing) haccit do hasian marsirang dung solhot (sungguh sakit berpisah bila sudah menikah) ala holong na so tubu (karena tidak adanya cinta) Makna yang terkandung di dalam lagu ini adalah ,hubungan yang tidak ada titik temu masalah hati,perkataan dan tindakan di karenakan hubungan tersebut adalah hubungan yang di jodohkan atau direncanakan oleh orang tua. Pesan dalam lagu ini janganlah kiranya ada penyesalan di kemudian hari bila hubungan perjodohan tetap akan di lanjutkan 9) Judul : Didia Ho Ito Cipt : Dakka Hutagalung Didia ho didia ho ito (dimanakah engkau,dimanakah engkau) Didia ho didiaho nuaeng (dimanakah engkau saat ini) Masihol au ito (aku merindukanmu) Malungun au tu ho aku (aku merindukan mu) Mancai malungun pajumpang tu ho (merindu ingin segera bertemu)
Universitas Sumatera Utara
tug leleng dung borhat ho ito (cukup lama setelah kepergianmu) Alai soada baritam tu au (tidak ada kabar darimu) Boasa hasian lupahonon mu au (mengapa engkau melupakanku) Gabe sai tangis tarilu au ito (membuatku menagis) O…..Alogo pasahat tonakon (oh angin sampaikan salamku) Tu haholonganki na dao (kepada yang kusayangi di tanah yang jauh) Husippon ma sihol na dirohakkon (bisikkan rindu yang ada di hatiku) Anggiat boi tibu ibana ro (berharap dia cepat untuk kembali) Ada beberapa kata dalam lagu didia do ho ito ini yang dikategorikan sebagai umpama yaitu kata alogo pasahat tonakon,husiippon. Makna teks dalam lagu ini adalah menceritakan tentang kerinduan hati seseorang kepada sang kekasih yang sudah cukup lama tidak pernah bertemu,dia menyampaikan salam rindu melalui angin yang bertiup. 10) Judul : Sihol Satonga Mate Cipt : Dakka Hutagalung Sadia leleng nai (berapa lama lagikah) Paima - imahon hu (ku akan menunggu mu) Sadia leleng nai (berapa lama lagikah) Da hasian pataon – taonan hu (oh kekasihku ku harus menunggu) Na so di boto ho do (tidakkah engkau tahu kasihku) Ai nungga masihol Au (rasa rinduku) Ai na so diboto ho do hasian (tidakkah engkau tahu kasihku) Sihol hi Satonga Mate (rinduku setengah mati) Satonga Mate sihol hi (rinduku setengah mati) Maradu hitir dagung hi (sampai kakipun bergetar) Naeng mardina ho (hanya untuk melihatmu) Manggotil hurum mi (tuk mencubit dagumu) Satonga mate sihol hi (rinduku setengah mati) Maradu lomas dungul hi (samapi lemas lututku) Naeng mangaranggut ho ito (tuk menemuimu) Satonga mate sihol hi (rinduku setengah mati) Dior – dior pamatang hi (mataku mencari-carimu) Sadiari dung mulak ho (kapankah engkau kembali) Patibu ma ito (lekaslah )
Universitas Sumatera Utara
Patibu ma ito (lekaslah) Mandaor sihol mi (untuk melepas rindu ini) Ada beberapa kata yang di kategorikan sebagai umpama dalam lagu ini yaitu kata satonga mate,mandaor,dan makna lagu ini adalah rindu yang sangat mendalam akan kedatangan sang kekasih dari perantauan. 11) Judul : Borngin Parsirangan Cipt : Dakka Hutagalung Unang be sai tangis ho (jangan lagi engkau menagis) Unang Ulak – ulak roham (jangan bimbang hati) Nungga di unduk, nungga di olo ho ito (engkau sudah memilih) sude parbogasan mi (jalan hidupmu) Dang Alani roha ma hape (bukan kehendak hati) Molo so rokkap tahe (bila tidak berjodoh) Beha pe bagas ni holong (bagaimanapun dalam nya cinta) Ikkon do marsirang muse ( haruslah berpisah jua) Hu pitpit mataki (kupejamkan mataku) Mangabbati iluki (tuk halangi air mataku) So maraburan di jolom (agar jangan bercucuran air mataku di hadapanmu) So na gabusan ate – ate (hati tidak bisa berbohong) Na maniak na mangopu (yang begitu sakit dan perih) Di borngin parsirangannon (dimalam perpisahan ini) Horas ma ho haholongoan sari matua (semoga engkau sehat selalu sampai tua kelak) Hu sukka – sukka pe mangalupahon ho (ku akan berusaha melupakanmu) Ada beberapa kata yang di kategorikan sebagai umpama di dalam lagu ini yaitu kata bagas,mulak hulak,mangabbati, maniak, magopu. Makna teks dalam lagu ini adalah perpisahan yang harus terjadi karena sesuatu dan lain hal, karena jodoh bukanlah kehendak hati manusia tetapi jodoh adalah merupakan misteri dari sang Ilahi. 12) Judul : Sinondang Bulan Cipt : Dakka Hutagalung Sinondang bulan tikki I (cahaya bulan malam itu) Tung mancai tiur do di borngin I (sungguh sangat cerah) Taringot ma sidangolon hi (teringat akan deritaku) Na haccit hu taon di ngolu ki (perih kurasakan dalam hidupku) Hu ingot ma sude di janji mi /=(teringat akan semua janjimu) Gabe tubu ma dirohaki (terlintas di benakku)
Universitas Sumatera Utara
Manetek ma ilu – iluki (air mataku mentetes) Naso sain pamotoan hi (tanpa kusadari) Nungga tung leleng ito (sudah cukup lama) Naung laho ho manadinghon au (engkau pergi meninggalkanku) Nanggo baritam so ada di bahen ho tu au (tidak ada kabar berita darimu) Di na lao borhat ho ito (sewaktu engkau pergi) Lao manadinghon au (tuk pergi meninggalkanku di dok ho do ito (janjimu padaku) Naso Lupahonon mu do au (engkau takkan melupakanku) Makna yang terkandung dalam lagu ini adalah mengingat kenangan akan percintaan masa lalu dengan sang kekasih yang juga di akhiri dengan perpisahan yang tidak di ketahui penyebab dari perpisahan mereka.
Tema keluarga 13) Judul : Inang Ni Dakdanakku Cipt : Dakka Hutagalung Inang ni dakdanakku(Ibu darianak anak ku) boasa las sai muruk ho (kenapa engkau marah) Dang na dos turpuk ni jolma nasib (semua nasib orang tidak sama) di akka portibi (di muka bumi ini) Amang ni dakdanakku (ayah dari anak anak ku) Unang be sai marsak ho (jangan lah engkau bersedih) Sada do arta na ummargai (satu harta yang paling berharga) Dame na sumurungi (damai sejatera) Mataniari dohot do hita nappuna sai (matahari,kita turut memilikinya) Bulan dohot bintang dohot do hita manjalo tiur nai (sinar bulan dan bintang kita menikmatinya) Anggo arta ro do I muse asal ma sabar (bila kita bersabar hati,rejeki pasti akan datang) Hamoraon pe jaloonta do asa ma pos roham (kekayaan kita akan rasakan bila kita bersabar) Lagu ini adalah komunikasi pasangan suami istri untuk saling menguatkan di dalam kasih dan semangat di dalam menjalani hidup dan tetap bersabar di dalam kehidupan yang fana ini. Nasip manusia satu dengan yang lain pasti berbeda, tergantung usaha dan kesabaran kita di dalam menjalaninya.
Universitas Sumatera Utara
14) Judul : Ho Do Mata Mual Cipt : Dakka Hutagalung Na jolo tahe ta taon na salpu (dulu, setahun yang lalu) Uli do sude parsaripeon ta I (bahagia rumah tangga kita) hu haholongi hi dos na holong mi tu au (kita saling menyanyangi) Tikki haposoanki sude do jumpangan (dikala muda semua bisa dinikmati) Nuaeng amang toppu ma muba roham (namun saat ini hatimu telah berubah) Sipata tahe olo do salpu hatam (terkadang perkataanmu sungguh menyakitkan) So hu boto salah hu (ku tak tau apa salah ku) Molo tung hurang pambahenon hu naboi do ho manganju (bila aku salah maafkan lah) Ho do mataniari pandondangi amang (engkau adalah matahari yang menyinari) Unang ma baen amang mangholong rohaki hasianku (janganlah engkau mengubah cintaku) Ho do mata mual hu pasombu puas hi (engkau air penyejuk rasa hausku) Unang ma baen amang Mahuas mahiang rohaki (jangan biarkan hatiku bersedih) Ada bebberapa kata dalam lagu ini yang di kategorikan sebagai umpama yaitu kata mataniari, panondangi, mual,pasobu uas,mahiang. Makna teks dalam lagu adalah seorang istri yang memberi nasehat kepada suami tuk selalu menyanyangi keluarga, menjadi penyemangat di dalam keluarga, sebagai panutan untuk ank-anak. 15) Judul : Amang Siadopan Cipt : Dakka Hutagalung nungnga tung massai leleng amang (sudah terlalu lama suamiku) dung borhat ho amang tu tano parjalanganmi (setelah engkau pergi untuk merantau) manga lului parngolu ngoluon i (tuk menyambung hidup) anggiat tung adong mamarar gogomi (berharap ada yang mau pakai jasamu) asa adong nalao parbodarian i (agar engkau beroleh upah menyambung hidup) hape onma bulan na palimahon (dan bulan ini adalah bulan ke lima) so marnarodope amang baritami tu ahu (tidak ada kabar beritamu suamiku) ai tung aha do alana da amang (apakah penyebabnya suamiku) umbahen so marbarita ho tu boru adion (sehingga tidak ada kabar untuku istrimu) pulut nai roham di anakkon ta on (teganya hatimu untuk anak-anak kita ini) amang, ale amang siadopan (wahai suamiku) tung mulak ma jo ho mandulo ahu (pulanglah untuk melihat aku istrimu)
Universitas Sumatera Utara
unang unang gabe tarlalap ho (janganlah diluat na dao i ale amang (di perantauan oh suamiku)
engkau
terlena)
pikkiri jo amang da gelleng mon (coba kasi perhatian untuk anak anakmu) na so boi dope marhais martuduk on (yang bisa berbuat apa-apa) pikkiri jo amang siadopan (cobalah berpikir suamiku) unang holan na sai marsak ahu amang (agar aku tidak pusing sendiri) parsonduk bolon mon (aku istrimu) hape onma bulan na palimahon (dan bulan ini adalah bulan ke lima) so marnarodope amang baritami tu ahu (tidak ada kabar beritamu suamiku) ai tung aha do alana da amang (apakah penyebabnya suamiku) umbahen so marbarita ho tu boru adion (sehingga tidak ada kabar untuku istrimu) pulut nai roham di anakkon ta on (teganya hatimu untuk anak-anak kita ini) amang, ale amang siadopan (wahai suamiku) tung mulak ma jo ho mandulo ahu (pulanglah untuk melihat aku istrimu) unang unang gabe tarlalap ho 9 janganlah engkau terlena) diluat na dao i ale amang (di perantauan oh suamiku) pikkiri jo amang da gelleng mon (coba kasi perhatian untuk anak anakmu) na so boi dope marhais martuduk on (yang bisa berbuat apa-apa) pikkiri jo amang siadopan (cobalah berpikir suamiku) unang holan na sai marsak ahu amang (agar aku tidak pusing sendiri) parsonduk bolon mon (aku istrimu) Makna yang terkandung dalam lagu ini adalah kerinduan sang istri kepada suami yang pergi merantau untuk menyambung hidup di tanah perantauan. Cukup lama di tanah perantauan suami tidak ada kabar berita kepada sang istri di desa, istri bermohon agar sang suami mau perduli kepada anak-anak mereka. 16) Judul : Sada - Sada Cipt : Dakka Hutagalung sada sada manetek ilu (air mataku jatuh bercucuran) dihurum naung matua on (dimasa tuaku) binaen ni parbogason mi (memikirkan hidupmu) anakkon hi naso marhaujungan (anakku yang tidak berujung) sada sada momolus ari (hari demi hari berlalu) gitik gitik ma ate ate (bertanya-tanya dalam hatiku) andingan tung andingan boi (kapan oh kapankah) marune ho ho anokkon hu (kamu berubah anakku)
Universitas Sumatera Utara
nunga matua au (aku sudah tua) nunga matua au (aku sudah tua) sotung so sanga (jangan sampai) sotung so sanga (jangan sampai) mamasu masu ho (memberkatimu) mangabing gelleng mi (menimang anakmu) sada sada hubilang lakka(kuhitung langkahku) nga tung jonok(semakin dekatlah) hape ajalhu(ajalku) makirim tung (sungguh ku berharap) makirim rohakki amang(hatiku berharap anakku) mangabing gelleng mi (tu menimang anakmu) Makna yang terkandung dalam lagu ini adalah kerinduan akan orang tua kepada anaknya untuk segera memiliki rumah tangga atau menikah. Agar kelak orang tua kita sempat untuk menimang cucu atau anak-anak kita. Tema kasih sayang anak kepada orang tua dan kasih sayang orang tua kepada anak 17) Judul : Aha (Alus) Cipt : Dakka Hutagalung Aha do na masa tu ahu (apakah yang terjadi denganku) Aha do sorop tu rohangkon (dan apa yang ada di dalam pikiranku) Marbilang taon tahe (sudah beberapa tahun) Dang ro be ahu mandulo ho (aku tidak datang untuk mengunjungimu) Marniang ho amang binahen siholmi (badanmu kurus ayah karena rasa rindu) Molo tung alani pogos pe (mungkin keterbatasan materi) Molo tung alani tingki pe (mungkin karena waktu) Tung laos boha tahe (walaupun bagaimana) na ingkon ro do ahu amanag (ku harus menemuimu ayahku) pasonang rohami dohot da inang i (tuk membahagiakanmu dan juga ibu) Sipata songon narintik (terkadang seperti orang yang kurang waras) Sipata songon na ngongong ho Amang (terkadang juga engkau termenung ayah) Sipata manilik-manilik (mencuri-curi pandang) Sipata paganjang rungkung ho Amang (terkadang engkau melihat dengan mengeluarkan kepala /dari jendela) Hirim rohami ujung ni taon on nian (ingin hatimu di penghujung tahun kali ini) Ture rap udur Tu parmingguan i (sangat baik bila bersama tuk pergi ke gereja)
Universitas Sumatera Utara
Patubu tarontok ma au diho (aku menumbuhkan rasa kuatir untuk mu) Patubu biar (menumbuhkan rasa takut) manggokkon na lungun ma ahu di ho (aku mengundang kesedihan) manggokkon ilu (dan juga mengundang air mata) Makna yang terkandung dalam lagu ini adalah kerinduan hati orang tua kepada anak-anaknya yang jauh di perantauan, berharap setiap di penghujung tahun bisa bersama untuk beribadah di gereja, usaha seorang anak juga terlihat dalam lagu ini untuk bisa kembali ke desa di pengghujung tahun. 18) Judul : Anakhon hu Cipt : Dakka Hutagalung anakkon hu hasian (Anak kesayanganku) burju burju ma ho sikkola (baik-baiklah engkau menuntut ilmu) sotung marisuang gogokki (agar usahaku tidak sia-sia) Bereng mai....... amang mi (lihatlah ayahmu) naung bukkuk nang so matua (sudah sangat tua) holan pasari sari ho amang (mencari nafkah tuk menghidupimu) Dang na mora au amang (kita bukanla orang kaya) manang par hauma na bidang (dan kita tidak punya ladang yang luas) sotung laos marisuang (janganlah sia-sia) sasudena halojaonki (semua usaha yang kulakukan) hoo ... Martaon ombun, didadang (menahan teriknya matahari) ditinggang udan do hami da amang (kehujanan) di balian I (dikebun) holan asa boi pasikkolahon ho (Hanya untuk melanjutkan pendidikanmu) Anakkon hu hasian( Anak ku kesayangan ku) tangihon pangidoanki (mohon dengar pintaku) sotung marisuang gogokki (agar usahaku tidaklah sia-sia) Makna yang terkandung dalam lagu ini adalah nasihat kepada anak-anak agar menghargai jerih payah orang tua di dalam proses menyekolahkan anakanaknya. Segala usaha dan pekerjaan orang tua akan lakukan untuk
Universitas Sumatera Utara
membahgiakan anak-anaknya. Tidak akan pernah mengeluh walau harus bersakitsakit di dalam proses menyambung hidup tersebut. 19) Judul : Dang Turpukta Homoraon Cipt : Dakka Hutagalung Unang be sai marsak ho amang (janganlah bersedih anakku) Molo tung gotap sikkolami (bila harus putus sekolahmu) Aut na boi marsali au nian (pabila ku dapat berhutang) Taontononku do humokkop ho (ku akan lakukan demi engkau anakku) Dang na mora hita da amang (kita bukan lah keturunan orang kaya) Manang parhauma na bidang (atau punya lahan dan ladang yang luas) Aut tarbaen gogoku ma nian (seandainya aku mampu) Dada na manjua au tu ho (pasti akan ku lakukan untukmu) Aut dilambungku damang parsinuanmi /Seandainya ayahmu masi disisiku) Ra tolap au dope pasikkolahon ho (Mungkin ku mampu tuk menyekolahkanmu) Alai so sorang dope ho hasianhu (tetapi sebelum engkau lahir di dunia) Dang dipaima be haroro mi (dia tidak sempat menimangmu) Sabar ma damang (Bersabarlah anankku) Pabulus ma roham (Iklaskan hatimu) Digomgom tondiki do ho sari matua (Jiwaku menyertaimu hingga akhir hayat) Sabar ma damang (Bersabarlah anakku) Pabulus ma roham (iklaskan hatimu) Digomgom tondiki do ho sari matua (Jiwaku melingkupimu hingga tua) Mate amangmu so martinading (ayahmu pergi tidak meninggalkan harta Ganda hauma si sattopak i amang (bahkan sawah setapak pun tidak) Auhon damang ma sude na lungun (nikmatilah hidup ini anakku) Dang na turpukta hamoraon hasian (tadir kita bukanlah menjadi kaya raya) Ho..amang, Ho..amang, Ho.. amang( ho,,anakku/tangisan) Amang,amang,da hasian /Anakku,anakku,buah hatiku/kesayangan) Makna yang terkandung dalam lagu ini adalah orang tua yang menguatkan anak-anaknya untuk dapat menikmati hidup apa adanya, jangan berharap banyak sebab meraka tercipta bukanlah dalam garis keterunan orang kaya. Di dalam lagu
Universitas Sumatera Utara
ini ada kata yang berupa andung orang tua kepada anak yaitu di bagian ending lagu. 20) Judul : Damang Cipt : Dakka Hutagalung Damang.. (Ayah) Muba ma oh damang( Bertobat lah oh Ayah) Damang.. (Ayah) Mulak songon sinajolo (Kembalilah seperti yang dulu) Tangan so sundat ari-aritta (Sebelum habis waktu kita) Tadingkon mai tundalhon mai (Tinggalkan semua) mabuk dohot juji mi (Mabuk dan judi) Damang..(ayah) muba ma oh damang (bertobatlah oh ayah) Damang.. (ayah) mulak ma tondi tu badan (kembalilah jiwamu seperti yang dulu) tatap ma hami ianakhon mu (Lihatlah kami anak anak mu) paimahonko masiholi ho dihamubaon mu (merindukan mu didalam perubahan hidup mu) Boasa ma dalan na birong (mengapa jalan kegelapan) Pinatudum tu matangki (engkau tunjukkan di dalam hidupku) Hape hodo pangunsandean (engkau adalah tulang punngung bagi kami) Jala sorminon dingolu (dan panutan buat kami) Tangis na boha ma (Bagaimana tangisan ku) angguk na boha ma (Bagaimana jeritan ku) Sipatupaonku molo masa na masa (yang akan ku persembahkan bila terjadi yang buruk terhadapmu) Di dalam lagu ini juga ditemukan beberapa kata yang dikategorikan sebagai umpama yaitu kata tundalhon,mulak tondi tondi tu badan, dalan na birong,pangunsandean,angguk,masa na masa, makna lagu adalah jeritan hati anak-anak kepada ayah yang selalu terbuai dengan kehidupan dunia hitam yaitu mabuk dan judi, kerinduan anak untuk sang ayah kembali ke kehidupan sebelumnya yang jauh dari kata mabuk dan judi. sang anak bersedih bagaiman
Universitas Sumatera Utara
kelak mengahadapi duni bila kelak ayahnya meninggal. Angguk di dalam lagu ini di hubungkan dengan budaya batak, apabila ada yang meninggal di dalam satu keluarga akan ada saat nya anak-anak atau keluarga mangandung atau menangisi kepergian orang tua. 21 )Judul : Haholongi Inang Mi Cipt : Dakka Hutagalung Hamu anakkon hu (wahai anak-anakku) Anak nang Boru hu (putra dan putriku) Bege jo huhatahon tangi parange (dengar dengan baik perkataanku) Manang sadihari uju di ngoluna (kita tidak tau kapan ajal akan menjemput) Naso tupa lupa ho pasangaphon inang mi (jangan lupa untuk menghormati ibumu) Hassit ditaon i... (dia merasakan sakit) di na humokkop ho (memperjuangkanmu) Sian haetehon mi tu na magodang (mulai dari engkau bayi sampai dewasa) So diboto samban mangalele anggupmu (dia akan kwatir mendengar engkau menangis) na ngalian mohop ho (dan jika engkau merasa dingin dan panas) tung umpasang do di ae (dia akan merasa sedih sekali) Haholongi inang mi.... (sayangilah ibumu) Uju di ngolu na (semasa dia hidup) Tagan dibagasan lao (selama engkau di dalam kandungan) tuna patarushon ho (dan engkau menyusui) Mudar na do ngolum....(darahnya adalah hidupmu) Molo mate i annon...so marlaba sumolsol (bila kelak dia pergi tuk selamanya,menyesal tiada guna) Haholongi inang mi parsangapi inang mi (sayangi ibumu, hormati ibumu) Asa martua ho..(agar engkau beroleh berkat) Makna yang terkandung di dalam lagu haholongi inang mi adalah, kita harus menghormati dan juga menyayangi ibu yang telah melahirkan kita, dia adalah sosok yang sangat perduli untuk hidup kita, dia yang akan sangat kuatir
Universitas Sumatera Utara
apa bila kita mengalami kesusahan, umtuk itu mari kita mengasih dan menyayang ibu kita semasa dia hidup. 22) Judul : Idama Ilu Iluku Cipt : Dakka Hutagalung aha na ma si dohonokku (perkataan apakah yang akan ku sampaikan) aha na ma elek-elekku (bagaimana aku tuk merayumu) tu hamu anakkokku (wahai anakku) asa tung olohononmu pangidoakkon (agar engkau menuruti permintaanku) asa tung tangihonon mu sihol ni tondikki (engkau mendengar kerinduanku) nang tung leleng au tarpaima (cukup lama aku menunggu) nang tung loja daging matua (dan aku cukup lelah) andigan pe anakkokku (kapankah wahai anakku) asa boi olohononmu pangidoakkon (engkau dapat penuhi permintaanku) asa boi patibuhon mu marhasohotan tondikku (lekaslah berumah tangga/menikah) molo di jou au muse hasiakku (bila kelak ku meninggal) oppung ni ise ma au targoar (kakek siapakah namaku) ai so boi tarjua hita molo dung dapot tikkita (bila sudah waktunya kita tak bisa hindari) ai sumolsol so marlaba juppa masa ma namasa (tiada guna menyesal bila sudah terjadi hal tidak di inginkan) rohahon pangidoakkon hasiakku (coba pikirkan anakku) boan ma di sude tangiang (bawa dalam doamu) ida ma ilu-ilukku na manetek di ekkelhu (lihatlah air mata yang ku sembunyikan di dalam tawaku) tangi ma angguk-anggukku na tarsurat di endekku (dengarlah tangis di dalam nyanyianku) Makna yang terkandung dalam lagu ini adalah kerinduan orang tua agar anaknya segera menikah karena anak adalah yang akan membawa harum nama keluarga bila suda memiliki keturunan. 23) Judul : Marnini Marnono Cipt : Dakka Hutagalung Burju mi tu hami gelleng mon (kebaikanmu tuk semua anak-anakmu) tung so tarlupahon au dingolukki (tak terlupakan di dalam hidupku) diparmudu mudu ho diholongi ho do (engkau menuntun dan juga menyayangi) hami anakkon mon (kami anak-anakmu)
Universitas Sumatera Utara
haduan dung margogo au tahe (bila kelak ku sudah dewasa) baloson hu do sude pambahenanmi (ku akan balas semua jasamu) bahenonku ho sonang (ku membahagiakanmu) baenonku ho sangap (ku akan membuatmu terhormat) damang dainang i naburju I (ayah dan ibuku yang sungguh baik) ale tuhan ramoti ma toktong (oh Tuhan mohon perlindunganMu) da amang i dohot dainang (untuk ayah dan ibuku) padao sahit padao mara (jauhkan sakit ) sian daging nang tondi nai (dari tubuh dan jiwanya) lehon umur na ganjang (berikan umur panjang) sahat tu saur matua (sampai mereka bahagia dimasa tuanya) lehon roha na sonang (berikan kebahagiaan) sahat tu marnini marnon (sampai mereka mempunyai cicit kelak) Makna lagu marnini marnono adalah kecintaan orang tua terhadap anak tidak dapat di ukur dari materi, hendaknya lah kita sebagai anak tuk membagiakan mereka dan juga mendoakan mereka panjang umur dan sehat selalu sampai kelak dapat kesempatan tuk memiliki cucu dan cicit. 24) Judul : Ikkon Cipt : Dakka Hutagalung Sotung lupa ho lao pasangaphon (Jangan lupa untuk menghormati) Sotung lupa ho manghaholongi (jangan lupa tuk menyayangi) Sotung hea tarilu (jangan sampai menangis) Sotung sanga tarhirim (jangan sampai kecewa) Natua tua mi (Kedua orang tua mu) Ai aha lapatan ni ilu mi (tiada guna air matamu) Molo dope panolsolion (bila kelak engkau menyesal) Molo dung gabe so sanga (bila engkau tak sempat) Pinasonang ni natorasna di na ngolu nai (membahagiakan orang tua dimasa hidupnya) Uju ngolu nai baen ma na denggan (selama hidupnya berikan yang terbaik) Pasonanghon roha nai( yang dapat menyenangkan hatinya) Ai hirdo hodok ni (dia cukup berusaha) Jala tulus do mudarmi ina humongkkop ho (dan hatinya tulus memperjuangkanmu)
Universitas Sumatera Utara
Na hodos manang leak (bagaimanapun dia) I do Debatam natarida di tano on mereka lah (dia adalah Tuhan yang tampak di bumi) Ikkon Pasangaphonmu do natoras mi (kamu harus menghormati orang tuamu) Asa martua ho tottong (agar engkau berbahagia) Jala leleng Mangolu ditano na dilean Jahowa Debata di ho (dan engkau mendapatkan damai sejahtera dari Tuhan) Makna lagu Ikkon adalah bagaimana seharsunya seorang anak dapat membahagiakan kedua orang tau selagi masih hidup suapay si anak memperoleh berkat dari Tuhan. Tema lingkungan hidup 25) Judul : Tao Toba Cipt : Dakka Hutagalung
Sambulonku tano batak (kebangganku tanah Batak) Adong ma sada tao nauli (ada satu danau yang sangat indah) Na umbidang tarbarita (yang sudah termasyur) Sahat tu ujung ni tano on (sampai ke ujung dunia) O... tao toba tao toba (oh danau toba) Tao na mansai uli (danau yang sangat indah) O... tao toba tao toba (oh danau toba) Rohangki sai naeng mian disi (hatiku selalu ingin disana) Di tonga ni tao toba (di tengah danau toba) Adong ma pulo, pulo samosir (ada pulau, pulau samosir) Na so tupa hulupahon (takkan ku lupakan) Ai disi do hatubanki (karena aku lahir disana) Tao nai, pulo nai (danau dan pulaunya) Tung mansai denggan jala uli (sangat indah dan menawan) Dirohangki di endeki (di hati dan nyanyianku) Dang na boi be lupa au tusi (takkan bisa melupakannya) Makna lagu Tao toba adalah menceritakan tentang danau toba dan pulau samosir yang memiliki keindahan yang sangat luar biasa dan siapa yang pernah mengunjunginya tidak akan pernah lupa dengan danau toba
Universitas Sumatera Utara
Judul : Ninna Da Oppung Uli lomak jala nappu (begitu indah dan cantiknya) Do tano batak ninna oppung (tanah batak) Sorang sonari jala ringgas pangisini (penghuninya juga sangat rajin) Godang sahat sikkola anakhon ni bangsa batak I (banyak yang berhasil anak suku batak) Nuaeng asing do hu bereng (tapi sekarang berbeda) Aek godang i tao i dang be tio (air di danau tidak lagi bersih) Torop do na mangorong – orong (banyak yang mengeluh) Ngolu nai dang be mardame (hidup damai tiada lagi) Bahat sikkola na tarunjal (dan banyak yang putus sekolah) Alanai lalo dohot burbur I (karna tidak lagi bersatu) Mabiar au Mabiar au (aku sangat kuatir) Lam boha nama sogot haduan (bagaimana haribesok) Mabiar au mabiar au (sangat ku kuatir) Dang tardok au dope na uli hutaki (punahlah keindahan desaku)
Lagu Ninna da oppungi menceritakan tentang kondisi tanah batak pada masa lampau dimana banyak masyarakatnya hidup tentram dan damai tetapi sekarang sudah berbanding terbalik dimana masyarakatnya sudah tidak lagi aman dan tentram Tema hiburan 26) Judul : Bandit Lapa - Lapa Cipt : Dakka Hutagalung sahali pajumpang ma ahu tahe (pertemuan pertama) dohot sada siboru nauli (dengan wanita cantik) hugoit nanget huhirdop matakki (kusentuh dengan lembut, kumengedipkan mataku) dibalos mai dohot ekkel suping nai (dia membalas dengan tersenyum) dukkon i pajumpang ma ahu muse (lalu setelah itu kami bertemu kembali) tikki lao ahu tu partandangki (sewaktu aku hendak berkencan) tarsongot ma ahu humutur dugul hi (aku sungguh terkejut lututku gemetar) marhua dison siboru na huhirdop on (sedang apakah wanita yang ku taksir) dago dago ila nai toppu ma pusok hosa hi (aduh sungguh malunya tiba-tiba sesak nafasku) aut boi nian marobung tano on (seandainya bisa runtuh bumi ini) dago dago ilana logam logam bohi hi (aduh wajahku pucat pasi) inang ni hallet hu do siboru i (ternyata wanita itu adalah ibu dari kekasihku) amang ngamate ma ahu boha na ma ujung nion (celakalah bagaimana jadi ini) amang ngamate ma ahu sibandit lapa lapa on (oh celaka lah aku lelaki mata keranjang) amang ngamate ma ahu sibandit lapa lapa on (oh celakalah aku lelaki mata keranjang)
Universitas Sumatera Utara
Makna lagu Sibandit lapa – lapa mengandung hiburan dan katanya jenaka dimana menceritakan seorang pria yang mata keranjang 27) Judul : Da Inda Ido Cipt : Dakka Hutagalung Intro 1: Adong do sada sahit di na deba halak hita( ada hal negatif suku batak) Ganup pajumpang tu donganna ndang dao sian sarita susa (bila bertemu dengan saudara tidak luput dari cerita kesusahan) Intro 2: Adong ma sada nai di dongan na deba nai (ada juga yang lain lagi) Holan dung do boi humosar pintor angir ma dianggo tano on (bila sudah sukses langgsung akan tinggi hati) Reff: Da inda ido, da inda ido, da inda do na tutu (bukankah begitu, dan itulah yang terjadi) Da inda ido, da inda ido, da inda do na tutu (bukankah begitu, dan itulah yang terjadi) Bridge: Unang ma holan na mangapian (janganlah selalu minder) O angka dongan na susa ( hai kamu yang belum berhasil) Sotung pis matami mamereng jolma (jangan sampai sepele) O angka dongan nang tarhona ( hai manusia yang telah sukses) PreReff: Habang angka luak Na ingkon songgop do tu tano Ai aha pe situa Naingkon mapuopuon (kehidupan hanya sementara) Reff: Da inda ido, da inda ido, da inda do na tutu (bukankah begitu, dan itulah yang terjadi) Da inda ido, da inda ido, da inda do na tutu (bukankah begitu, dan itulah yang terjadi) Intro 2: Adong ma sada nai di dongan na deba nai (ada juga yang lain lagi) Holan dung do boi humosar pintor angir ma dianggo tano on (bila sudah sukses langgsung akan tinggi hati)
Universitas Sumatera Utara
Reff: Da inda ido, da inda ido, da inda do na tutu (bukankah begitu, dan itulah yang terjadi) Da inda ido, da inda ido, da inda do na tutu (bukankah begitu, dan itulah yang terjadi) PreReff: Anggiat patorashon Tu horbo di tuatua Tangiang ma pagogo Taulahon panalu (bekerja sambil berdoa) Reff: Da inda ido, da inda ido, da inda do na tutu (bukankah begitu, dan itulah yang terjadi) Da inda ido, da inda ido, da inda do na tutu (bukankah begitu, dan itulah yang terjadi) Reff: Da inda ido, da inda ido, da inda do na tutu (bukankah begitu, dan itulah yang terjadi) Da inda ido, da inda ido, da inda do na tutu (bukankah begitu, dan itulah yang terjadi) Makna lagu Da inda do menceritakan realita kehidupan manusia terkhusus suku batak 27) Judul : Siraya Kumba Cipt : Dakka Hutagalung Aku punya sebuah lagu Kubawa dari desaku Dinyanyikan kala terang bulan Sambil bermain menari di halaman Ala siraya katumba Siraya katumba Siraya katumba nama laguku Siraya katumba Siraya katumba Laguku dari desaku Desaku di lembah Silindung Desa yang indah subur dan makmur Penduduknya hidup dalam damai Muda mudinya ramah dan sopan
Universitas Sumatera Utara
Kau ingin tamasya Hibur hatimu Kan engkau terima Semua di desaku Tapi jangan lupakan diriku Bawa daku pergi bersamamu
28) Judul : Rege Tumba Cipt : Dakka Hutagalung Dirondang bulan digontilon (diwaktu bulan purnama) Ditano bataka na uli (ditanah batak yang indah) Marpungu ma akka naposo (berkumpulkah para pemuda dan pemudi) Di tonga ni halaman I (di tengah halaman) Maralo – alo marsialusan (berpalas pantun) Maria – ria marlasroha (bersukaria dan gembira) Uhut marende rege rege (sambil bernyanyi bersama) Martumba ma akka naposo I (menari dan bernyanyi semua yang muda) Rege tumba 2x (menari lah menari lah) Ende ni parende I (menyanyian para penyanyi) Rege tumba 2x( menarilah menarilah) Tortor naposo I (tarian pemuda dan pemudi) Rege tumba 2x (menarilah menarilah ) Dirondangi bulan I (dibawah terang bulan) Rege tumba 2x (menari dan menarilah) Tumba digotilon I (dipesta yang penuh sukacita) Makna lagu Rege tumba menceritakan tentang muda mudi suku Batak yang yang tinggal dikampung dimana mereka berkumpul untuk benyanyi dan menari bersama Tema Rohani 29) Judul : Ho Do Raja hu Cipt : Dakka Hutagalung Oh Tuhan, molo tung na lilu pe au. ( Oh Tuhan kalaupun aku tersesat) Tongtong ma au tahiti, tu dalan Mi.( tetaplah tuntun kejalan mu Tongtong ma au ramoti, di nasa langkangki. (Tetaplah lindungi aku distipa jalanku)
Universitas Sumatera Utara
Oh Tuhan, molo tung mabiar pe au. (Oh tuhan kalaupun aku kalaupun aku takut) Sai tiop ma tanganku, sai togu togu ahu. (Tetaplah pegang tangan ku) Sondangi ma rohangku, urasi tondikki. (Terangi hatiku berkati jiwaku) Ho do hatiuron i, Ho do mual i. (engkaulah terang, engkau lah Sumber penghidupan) Ho do dalan na tutu, Ho do sasude. (Engkaulah jalan kebenaran engkaulah segalanya) Ho do rajangku sipalua i.(Engkaulah raja yang menyelamatkan ku) Sahat tu surgo ahu binahen ni mudar Mi. (sampai ke surga karna darahmu) Ho do Rajangku na manobus ahu (Engkaulah raja penebusku) Dang be mabiar ahu tu hamatean i. (tidak takut akan akan kematian) Makna dari lagu Ho do rajaku bahwa Tuhan lah raja diatas segala raja bahwa Dialah yang empunya bumi ini. 30) Judul : Jesus dalan na tutu Cipt : Dakka Hutagalung Sipata di hangoluan on (Kadang kala di dalam hidup) Jotjot do marudung arsakTidak luput dari banyak masalah) Boasa so tu Yesus I, aluhon on mu arsak mi,(Mengapa tidak kepada Yesus engkau menadu), Pos roham sae doi sasude (Yakinlah itu semua akan baik) Sipata di ate – ate pe (Terkadang di dalam hati), Jotjot do, sae mian holso (Selalu mengeluh) Hatop ma rotu Yesus I, (Datanglah kepada Yesu) Paboa nasa holso mi, (Beritahu keluh kesahmu) Pos roham sae do I sasude (Yakinlah masalah mu akan selesai) Ai Yesus do dame I, (Jesus adalah damai) Ai Yesus do dalan na tutu (Yesus adalah jalan kebenaran) Ai Yesus do si parmalum arsak pe, (Yesus adalah yang akan memulihkan hati yang kuatir) Dina porsea I (Bagi orang yang percaya) Makna lagu Jesus do dalan na tutu menceritakan bahwa kepada Yesus lah kita mengadu apabila kita sedang mengalami kesulitan atau menghadapi masalah.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI ANALISIS STRUKTUR MUSIK
6.1 Pengertian bagian analisis musik Dalam menganalisis melodi musik 7 lagu pop Batak Toba karya Dakka Hutagalung, penulis berpedoman pada teori Yang digunakan oleh William P. Malm yang dikenal dengan teori Weighted Scale Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mendeskripsikan melodi, yaitu (1) tangga nada (scale); (2) nada dasar (pitch center); (3) wilayah nada (range); (4) jumlah nada(frequency of notes); (5) jumlah interval (prevalent intervals); (6) pola kadensa(cadence patterns); (7) formula melodik (melody formula); dan (8) kontur (contour)(Malm dalam terjemahan Takari 1993: 13).Di dalam penelitian ini penulis hanya menganalisis bentuk lagu dan progresif acord. 6.1.1 Tanggga nada Dalam analisis ini, yang dimaksud tangga nada adalah susunan nadanada yang dipakai dalam lagu karya Dakka Hutagalung. Penulis akan mengurutkan nada-nada dari nada yang terendah hingga nada yang tertinggi. Tangga nada karya yang akan dikaji dikategorikan ke dalam jenis tangga nada heptatonik mayor dan minor yaitu tangga nada yang tersusun dari rangkaian interval penuh dan setengah, interval tersebut adalah satu laras atau 200 sent dan
Universitas Sumatera Utara
setengah laras atau 100 sent.
Universitas Sumatera Utara
6.1.2 Nada Dasar (Pitch Center) Dalam menentukan nada dasar disetiap karya, penulis berpatokan pada lagu yang sudah dituliskan oleh Dakka Hutagalung yang diperoleh dari seorang informan. Selanjutnya, data tersebut ditranskripsikan ke dalam notasi barat. 6.1.3 Wilayah Nada (Range) Wilayah nada adalah jarak antara nada tertinggi dan nada terendah dalam tangga nada. 6.1.4 Jumlah Nada (Frequency of Notes) Jumlah nada adalah banyaknya nada-nada yang dipakai secara keseluruhan dalam musik baik musik instrumental atau vokal. 6.1.5 Jumlah Interval (Prevalent Intervals) Interval adalah jarak antara satu nada dengan nada yang lain yang terdiri dari interval naik maupun turun. 6.1.6 Pola Kadensa Kadensa adalah suatu rangkaian harmoni atau melodi yang menjadi penutup pada bagian akhir melodi atau di tengah kalimat, sehingga bisa menutup sempurna melodi tersebut atau setengah menutup (sementara) melodi tersebut dalam satu frasa. 6.1.7 Formula Melodi Formula melodik yang akan dibahas tulisan ini meliputi bentuk dan frasa. Bentuk adalah gabungan dari beberapa frasa yang terjalin menjadi satu pola melodi.
Universitas Sumatera Utara
Frasa adalah bagian-bagian kecil dari melodi. William P. Malm mengemukakan bahwa ada beberapa istilah dalam menganalisis bentuk, yaitu: 1.
Repetitive adalah bentuk nyanyian dengan melodi pendek yang diulangulang.
2.
Iterative adalah bentuk nyanyian yang memakai formula melodi yang kecil dengan kecenderungan pengulangan-pengulangan di dalam keseluruhan nyanyian.
3. Strophic adalah bentuk nyanyian yang diulang tetapi menggunakan teksnyanyian yang baru atau berbeda. 4. Reverting adalah bentuk yang apabila dalam nyanyian terjadi pengulangan pada frasa pertama setelah terjadi penyimpangan-penyimpangan melodi. 5. Progressive adalah bentuk nyanyian
yang terus berubah dengan
menggunakan materi melodi yang selalu baru. 6.1.8 Kontur Kontur adalah garis melodi dalam sebuah nyanyian. Malm membedakan kontur ke dalam beberapa jenis, sebagai berikut: 1. Ascending yaitu garis melodi yang bergerak dengan bentuk naik dari nada yang lebih rendah ke nada yang lebih tinggi. 2. Descending yaitu garis melodi yang bergerak dengan bentuk turun dari nada yang lebih tinggi ke nada yang lebih rendah. 3. Pendulous yaitu garis melodi yang bentuk gerakannya melengkung dari nadayang lebih tinggi ke nada yang lebih rendah, kemudian kembali lagi ke nada yang lebih tinggi atau sebaliknya.
Universitas Sumatera Utara
4. Conjuct yaitu garis melodi yang sifatnya bergerak melangkah dari satu nada ke nada yang lain baik naik maupun turun. 5.
Terraced yaitu garis melodi yang bergerak berjenjang baik dari nada yang lebih tinggi ke nada yang lebih rendah atau dimulai dari nada yang lebih rendah ke nada yang lebih tinggi.
6.
Disjuct yaitu garis melodi yang bergerak melompat dari satu nada ke nada yang lainnya, dan biasanya intervalnya di atas sekonde baik mayor maupun minor.
7.
Static yaitu garis melodi yang bentuknya tetap yang jaraknya mempunyai batas-batasan.
6.2 Elemen Lagu Untuk membuat sebuah lagu yang baik, ada baiknya kita mempelajari struktur lagu dan definisinya dengan baik. Berikut elemen-elemen yang membentuk struktur (kerangka) lagu (dalam musik populer modern): •
Intro/Introduction. Intro adalah awal dari sebuah lagu yang merupakan pengantar lagu tersebut.
•
Verse. Verse adalah pengantar sebuah lagu sebelum lagu masuk ke bagian Chorus, bisa juga disebut bait.
•
Bridge. Bridge ini biasanya dipakai untuk menjembatani antara bagianbagian lagu. Misalnya menjembatani antara Chorus dengan Verse atau sebaliknya. Bridge juga dipakai untuk menjembatani antara Chorus dengan Chorus yang Modulasi (naik nada dasar), sehingga Modulasi tidak
Universitas Sumatera Utara
terdengar ganjil. Nada yang dimainkan pada Bridge biasanya dibuat sangat berbeda dengan nada pada Verse dan Chorus. Namun tetap melihat unsur keselarasan karena fungsi Bridge itu sendiri adalah jembatan penghubung antara kedua bagian yang berbeda sehingga pergantian dari Verse ke Chorus tidak terdengar janggal. Untuk beberapa lagu ada yang menggunakan Bridge dan ada yang tidak. Lagu yang menggunakan Reff biasanya tidak menggunakan Bridge. •
Chorus. Chorus adalah inti pesan/inti cerita dari lagu. Chorus menggunakan pola nada yang berbeda dan lebih nyaman daripada Verse, kord yang digunakan pun berbeda dengan Verse.
•
Reffrein/Reff. Reffrein/Reff hampir sama dengan Chorus. Bedanya Reff lebih sederhana daripada Chorus, Reff yang bermakna pengulangan biasanya menggunakan bagian lain dari lagu (biasanya Verse) untuk diulang di bagian ini. Inilah yang seringkali tertukar, Reff dianggap Chorus dan demikian sebaliknya.
•
Interlude. Interlude merupakan bagian kosong pada lagu seperti layaknya Intro tapi berada di tengah-tengah lagu. Interlude ini bagian yang menyambungkan Verse dengan Verse atau Verse dengan Chorus. Bedanya dengan Intro Tengah adalah dari nada yang digunakan. Tidak terdapat syair dalam Interlude ini.
•
Modulasi. Beberapa sumber ada yang menyebutnya sebagai "Overtone", yang artinya adalah perpindahan nada dasar dari suatu lagu. Jika anda pernah mendengarkan Reff/Chorus suatu lagu dan tiba-tiba Reff tersebut
Universitas Sumatera Utara
menjadi lebih tinggi dari sebelumnya, maka itulah yang disebut dengan Modulasi. •
Ending. Ending adalah bagian penutup dari sebuah lagu. Ending berfungsi agar lagu berakhir lancar, smooth, dan tidak berhenti secara mendadak. Ending bisa berupa bagian intro yang diulang, bisa juga berupa bagian akhir lagu yang diulang-ulang dan berakhir fade out (suaranya perlahan mengecil dan menghilang).
•
Coda. Coda disebut juga "ekor" merupakan bagian akhir lagu yang berisi nada dan syair untuk menutup lagu. Berbeda dengan Bridge, Coda mengambil beberapa lirik dan nada yang sudah ada sebelumnya pada lagu serta tidak berakhir Fade Out seperti pada Ending.
•
Outro. Outro juga merupakan akhir dari lagu yang hanya berisi instrumen musik. Nada yang digunakan berbeda dengan nada-nada sebelumnya, atau hanya memodifikasi nada sebelumnya untuk mengakhiri lagu dengan lembut dan tidak terkesan berhenti secara tiba-tiba atau janggal.
6.3 Analisis struktur musik Buni Diate - ate 1.
Tangga nada
Tangga nada yang dipakai adalah tangga nada diatonis ; C mayor 2.
Nada dasar yang dipakai adalah C=do
3.
Range nada
Universitas Sumatera Utara
E4 A5
4.
Formula
Melodi,
bentuk
lagu
dan
progresif
acord
Universitas Sumatera Utara
5.
Universitas Sumatera Utara
Ditulis oleh : Atur, Mario King Sianipar, Demala Siagian Bentuk lagu adalah A B C 1. Keterangan A adalah bait pertama dan bait kedua 2. Keterangan B adalah adalah refrain 3. keterangan C adalah ending lagu Progresive akord Lagu Buni Diate –Ate Bar Progresive
1 2 C_ _ _ G_ _ _ _ _
3 G_ _ __
4 C_ _ _ _
5 F_ _ _
6 C_ _ _
7 G__ _
8 C_ _ _
9 G_ _ _
10 C_ _ _ _
11 G__ _ _
12 G__ _ _
13 C_ _ _
14 F_ _ _
15 C_ _ _ _
16 G__ _ _
17 C_ _ _ _
18 G_ _ _
19 C_ _ _ _
Universitas Sumatera Utara
20 E-F-E-F
21 E_ _ _ _
22 F_ _ _
23 F_ _ _ _
24 Dm_ __
25 G-Am-G-Am
26 G__ _
27 G7Sus4_ _ _
28 C_ _ _
29 C_ _ _
30 C7__ _
31 F_ _ _
32 F_ _ _
33 C_ _ _
34 G_ _ _
35 C_ _ _
6.4 Analisis struktur musik Didia Rokkaphi 1. Tangga nada Tangga nada yang dipakai adalah tangga nada diatonis ; C mayor 2. Nada dasar yang dipakai adalah C=do 3. Range nada
G3 A5
Universitas Sumatera Utara
4. Formula melodi, bentuk lagu dan progresif accord
4.
Universitas Sumatera Utara
5.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Ditulis oleh : Atur, Mario King Sianipar, Demala Siagian Bentuk lagu adalah A B C D E F dengan pengulangan dari A bait ke dua sampai selesai 1. Keterangan A adalah awal bait pertama 2. Keterangan B adalah Bridge 3. Keterangan C adalah Bridge tetapi dengan motif melodi dan acord yang berbeda Progresive akord Lagu Didia Rongkappi Bar Progresive Akord
1
2
3
C_ _ _
F_ _ _
C_ _ _
4 Bes_ C _
5
6 Dm_ _ _
7 Am_ _ _
8
9
C_ _ _
G_ _ Em
11 Fsus4_ F _
12
13
14
F_ _ Em7
C_ _ _
C_ _ _
F_ _ _
15
16 C_ _ _
20 Am_ _ _
21
17 Bes_ F_ 22
18
C_ _ _
C_ _ _
G_ Em _
25 Fsus4_ F _
26
27
C_ _ _
30 E_ _ _
31 Am_ _ G
C_ _ A
10
C_ A _
23 F_ _ Em 7
19 Dm_ _ _ 24 C_ _ _
C_ _ _
28 E_ _ _
29 Am_ _ _
32
33
F_ _ _
F_ _ Em
34 D_ _ _
Universitas Sumatera Utara
35
36
37
38
39
G_ _ _
F_ _ _
C_ _ _
G_ _ _
C_ _ _
40
41
42
43
44
F_ _ _
C_ _ _
G_ _ _
G_ _ _
C_ _ _
45
46
47
48
49
Bes_ F _
C_ _ _
Bes_ F _
C_ _ _
C_ _ _
50
51
52
53
54
Am_ _ _
Am_ _ _
Am_ _ _
Am_ _ G
F_ _ _
55 F_ _ _
56 D_ _ _
57 G_ _ _
58 G_ _ _
59
60 C_ _ _
61 F_ _ _
62 C_ _ _
63 Bes _ _ F
64 C_ _ _
65 Bes_ F _
66 C_ _ _
67 Bes_ F _
68 C_ _ _
Dm_ _ _
6.5 Analisis struktur musik Ho Do Sasude 1. Tangga nada Tangga nada yang dipakai adalah tangga nada diatonis ; C mayor 2. Nada dasar yang dipakai adalah C=do 3. Range nada
D4 F5
Universitas Sumatera Utara
4. Formula melodi, bentuk lagu dan progresif accord
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Ditulis oleh : Atur, Mario King Sianipar, Demala Siagian Bentuk lagu adalah A B 1. Keterangan A adalah bait pertama 2. Keterangan B adalah chorous atau refrain Progresive akord Lagu ho do sasude Bar Progresive akord
1 ___
2 C_ _ _
3 C_ _ _
4
Dm_ _ _
5 Dm_ _ _
6 G_ _ _
7 G_ _ _
8 C_ _ _
9 G_ _ _
10
11
12
13
14
C_ _ _
C_ _ _
F_ _ _
F_ _ _
C_ _ _
15 G_ _ _
16 C_ _ _
17 G_ _ _
18 C_ _ _
19 C_ _ _
20 Dm_ _ _
21 Dm_ _ _
22 G_ _ _
23 G_ _ _
24 C_ _ _
25 G_ _ _
26 C_ _ _
27 Em_ _ _
28 F_ _ _
29 Fm_ _ _
30 C_ _ _
31 G_ _ _
32 C_ _ _
33 G_ _ _
34 C_ _ _
35 F_ _ _
36 C_ _ _
37 C_ _ _
38 F_ _ _
39 G_ _ _
40 C_ _ _
41 G_ _ _
42 C_ _ _
43 F_ _ _
44 C_ _ _
45
46
47
Universitas Sumatera Utara
Dm_ _ _
G_ _ _
C_ _ _
6.6 Analisis struktur musik Hu Boan Pe Ho Tu Bulan 1. Tangga nada Tangga nada yang dipakai adalah tangga nada diatonis ; C mayor 2. Nada dasar yang dipakai adalah C=do 3. Range nada
B3 - C5
Universitas Sumatera Utara
4. Formula Formula melodi, bentuk lagu dan progresif acord
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Ditulis oleh : Atur, Mario King Sianipar, Demala Siagian Bentuk lagu adalah A B C D 1. Keterangan A adalah bait pertama 2. Keterangan B adalah chorous atau reffrein 3. Keterangan C adalah Chourus atau reffrein dengan motif melodi dan accord yang berbeda 4. Keterangan D adalah ending lagu Progresive akord Lagu Hu Boan Pe Au Tu Bulan Bar Progresive Akord
1 C_ G _
2 C_ _ _
3 F_ C_
4 G_ _ _
5 F_ C_
6 G_ C_
7 F_ G_
8 G_ C_
9 C_ _ _
Universitas Sumatera Utara
10 C_ G _
11 C_ _ _
12 F_ C_
13 G_ _ _
14 F_ C_
15 F_ C_
16 F_ C_
17 G_ _ C
18 C_ G
19 _ C_
20 _G
21 _ C_
22 _F_ _
23 C_ G _
24 C_ F_
25 C_ G _
26 C_ _ _
27 F_ C_
28 G_ C_
29 F- C_
30 G_ C
6.7 Analisis struktur musik Yesus Do Dalan Na Tutu 1
Tangga nada Tangga nada yang dipakai adalah tangga nada diatonis ; C mayor
2
Nada dasar yang dipakai adalah C=do
3
Range nada
E4- F5
Universitas Sumatera Utara
4. Formula melodi, bentuk lagu dan progresif acord
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Ditulis oleh : Atur, Mario King Sianipar, Demala Siagian Bentuk lagu A B 1. Keterangan A adalah Bait pertama 2. Keterangan B adalah Chorous atau reffrein Progresive Akord Jesus Do Dalan Natutu Bar Progresive Akord
1
2
3
4
C_ F G
C_ _ G
C_ D _
G-F-G
5
6
7
8
9
E_ Am _
E_ Am _
F_ C _
G_ _ _
C- G_
10
11
12
13
14
C_ F – G
C_ F - G
C_ D _ _
G-F-G_
C_ F - G
15
16
17
18
19
C_ D _
G-F-G_
C_ F G
C_ F _
C_ G_
20 G_ _ _
6.8 Analisis struktur musik Pikkiri 1. Tangga nada Tangga nada yang dipakai adalah tangga nada diatonis ; C mayor 2. Nada dasar yang dipakai adalah C=do 3. Range nada
Universitas Sumatera Utara
G4 A5 4. Formula melodi, bentul lagu dan progresif acord
Universitas Sumatera Utara
5.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Ditulis oleh : Atur, Mario King Sianipar, Demala Siagian Bentuk lagu adalah A B C D 1.
Keterangan A adalah awal bait
2.
Keterangan B adalah bait pertama yang menjembatani ke bait ke dua
3.
Keterangan C adalah bait Menuju refrein
4.
Keterangan D adalah chourus atau Refrein
Progresive Akord Pikkiri Bar Progresive Akord
1
2
3
4
____
C_ _ _
G_ _ _
G_ _ _
5
6
7
8
9
F_ _ _
G_ _ _
Em_ _ _
C_ _ _
F_ _ _
Universitas Sumatera Utara
10
11
12
13
14
F_ _ _
C_ _ _
C_ _ _
G_ _ _
C_ _ _
15
16
17
18
19
C_ _ _
G_ _ _
G_ _ _
F_ _ _
G_ _ _
20
21
22
23
24
G_ _ _
F_ _ _
G_ _ _
C_ _ _
C_ _ _
25 C
26
27
28
29
F_ _ _
F_ _ _
C_ _ _
C_ _ _
‘ 30
31
32
33
34
G_ _ _
G_ _ _
C_ _ _
C_ _ _
F_ _ _
35
36
37
38
39
G_ _ _
C_ _ _
C_ _ _
Dm_ _ _
G_ _ _
40
41
42
43
44
C_ _ _
C_ _ _
F_ _ _
G_ _ _
C_ _ _
45
46
47
48
49
C_ _ _
Dm_ _ _
G_ _ _
C_ _ _
C_ _ _
Universitas Sumatera Utara
BAB VII PENUTUP
7.1 Kesimpulan Dari uraian uraian yang penulis lakukan dari bab I sampai bab VI dalam mengkaji struktur musik, makna teks dan pokok pikiran lagu pob batak karya dakka hutagalung penulis menarik kesimpulan : 1.
Dakka Hutagalung lahir di Sibaganding Pahae kabupaten Tapanuli Utara. Dakka Hutagalung anak tertua dari dua saudara laki laki dan satu saudari perempuan. Beliau memiliki pengalaman akademis dari sd sampai sma di Kota Medan. Pengalaman akademis perkuliahaan beliau tempuh di kota Jakarta. Awal karir dakka hutagalung dimulai dari terbentuknya Trio Golden Heart. Dakka Hutagalung memiliki enam orang anak dari seorang istri suku jawa banten yang sudah diberi marga Sitompul. Dalam perjalaan hidupnya Dakka Hutagalung sangat banyak sekali menciptakan banyak lagu baik Bahasa Batak maupun Bahasa Indonesia. Dalam menciptakan lagu Dakka Hutagalung sangat mandiri, dia selalu berusaha untuk menciptakan lagu tanpa meniru lagu lain baik dari struktur music dan teks.
2.
Struktur music lagu pop karya Dakka Hutagalung dominan menggunakan tangga nada diatonic yang mempunyai susunan harmoni dan tonalitas yang jelas. Struktur musik juga dipengaruhi music barat.
Universitas Sumatera Utara
3.
Makna lagu dapat digunakan oleh dakka hutagalung untuk menyampaikan suatu pesan. Secara umum lagu lagu karya dakka hutagalung memiliki tema a) Tema Religi b) Tema Kasih sayang orang tua kepada anak c) Tema Kasih sayang anak kepda orang tua d) Tema Percintaan e) Tema Hiburan f) Tema Komunikasi
4.
Karya Dakka Hutagalung masih digemari banyak kalangan baik muda maupun tua terbukti dengan seringnya lagu lagu Dakka Hutagalung dipakai para penyanyi Batak Toba untuk rekaman dan dinyanyikan di kafe atau dipesta pesta lainnya.
7.2 Saran Dengan mengkaji tulisan ini, diharapkan terjadinya penelitian-penelitian lanjutan tentang topik Struktur Musik, Makna teks di musik populer Batak Toba yang akan dijadikan sebagai perbendaharaan baru dalam mengenal lebih lanjut di musik populer Batak Toba, antara lain yang disarankan: 1. Penelitian tentang pada musik Pop Batak Toba Karya Musisi Batak Lainnya. 2. Penelitian tentang tanggapan/persepsi masyarakat Batak Toba Tentang musik populer Batak Toba.
Universitas Sumatera Utara
3. Pengkajian tentang lagu Pop Batak berdasarkan analisis struktur musik secara mendalam. 4. Penelitian tentang Makna Teks lagu Pop Batak secara mendalam. 5.
Penelitian tentang satu Musisi Batak secara mendalam meliputi kegiatan Musisi tersebut.
6.
Penelitian tentang Musisi Btak dilihat dari sisi pekerjaan seorang musisi sebagai pekerjaan tetap yang menghasilkan.
Universitas Sumatera Utara