1
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar belakang Bisnis eceran (“Retail Businesses”) atau yang juga populer dengan sebutan “Peoples Businesses” merupakan salah satu cabang kegiatan perdagangan jasa yang berkembang sangat cepat dan diwarnai dengan iklim kompetisi yang sangat ketat di Indonesia. Penjualan eceran meliputi semua kegiatan yang melibatkan penjualan barang atau jasa secara langsung pada konsumen akhir untuk penggunaan pribadi dan bukan bisnis. Organisasi – organisasi pengecer sendiri terdiri atas berbagai jenis dan masih bermunculan terus bentuk-bentuk baru. Secara umum kesepakatan-kesepakatan yang dilakukan pemerintah Indonesia dengan pihak internasional telah mendorong terjadinya percepatan terhadap keterbukaan ekonomi Indonesia. Hal ini menjadi tantangan bagi perusahaan ritel nasional di dalam persaingan pasar di tengah penurunan daya beli masyarakat secara agregat dan gencarnya perusahaan ritel asing melakukan ekspansi usahanya di Indonesia dengan dukungan permodalan, SDM, dan teknologi yang lebih unggul. Sementara biaya operasional perusahaan ritel nasional di dalam negeri semakin meningkat akibat dampak kebijakan pemerintah menaikan biaya tarif dasar listrik, Bahan Bakar Minyak bagi industri,biaya telepon serta naiknya biaya sewa tempat dan gaji karyawan
2 Di tengah meningkatnya biaya operasional perusahaan maka jelas efisiensi harus ditingkatkan. Salah satu hal yang terus di benahi di perusahaan ritel nasional dalam proses bisnisnya adalah saluran distribusi. Produsen menyadari
bahwa efektivitas
distribusi akan mempunyai pengaruh besar pada kepuasan pelanggan dan biaya perusahaan. Karena sistim distribusi yang buruk dapat menghancurkan produk yang sebenarnya bagus. Memang bisnis ritel tidak bisa lepas dari peranan dunia distribusi di dalam menjalankan operasional bisnisnya. Jika proses distribusi terhambat maka transaksi ke konsumen bisa terganggu pula. Semakin strategisnya peran saluran distribusi membuat banyak perusahaan kini serius menangani saluran distribusinya. Perusahaan ritel bahkan berusaha agar saluran distribusi yang dimilikinya bisa berkembang menjadi salah satu faktor keunggulan dalam bersaing dengan peritel lainnya. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi di bidang distribusi barang ini. Dengan kondisi persaingan yang ketat diantara sesama perusahaan ritel, ruang belanja yang nyaman, pelayanan yang ramah, display barang yang menarik maupun promosi yang gencar menjadi tak
berarti bila ketika konsumen datang ternyata barang
yang dibutuhkannya tak ada akibat kehabisan stok di gudang ataupun barang belum terkirim. Akibatnya perusahaan mengalami kerugian berupa kehilangan potensi pendapatannya. Sehingga distribusi menjadi salah satu kunci untuk bisa mencapai sukses dalam memenangkan persaingan dan memuaskan pelanggan.
3 Namun untuk bisa mencapai tujuan tersebut bukanlah suatu hal yang mudah karena kini muncul berbagai pola distribusi. Peranan teknologi dalam membantu proses distribusi barang juga mutlak dibutuhkan perusahaan ritel. Memang banyak tools TI yang mendukung untuk menciptakan suatu informasi manajemen yang efektif dalam distribusi barang. Tetapi untuk implementasinya tidaklah semudah yang dibayangkan karena banyak faktor yang akan mempengaruhi kesuksesannya, baik faktor internal maupun eksternal. Diantaranya masalah sistim stok barang, kualitas komoditi yang dijual, kualitas SDM, sarana transportasi, dan pembiayaan. Dengan demikian sebelum mengimplementasikan sebuah sistim perlu diketahui juga seberapa besar pengaruh penerapan teknologi informasi dalam perusahaan terhadap kinerja karyawannya karena selain memerlukan dana yang besar dalam penerapan infrastruktur dari teknologi informasi juga diperlukan optimalisasi sumber daya manusia sebagai penggunanya. Bila kita melihat dari perusahaan ritel Amerika Wal Mart , salah satu kunci utama efisiensi distribusi adalah informasi. Wal Mart merupakan salah satu pengecer pertama yang melakukan investasi besar dalam tehnologi informasi. Ia melengkapi tokonya dengan peralatan scaning terkomputerisasi untuk cash register. Sistim ini memungkinkan Wal-Mart untuk mengetahui apa yang dibeli pelanggan dan arena itu memberitahukan produsen apa yang harus diproduksi dan kemana harus mengirimkan barang. Wal-Mart mewajibkan pemasoknya untuk mengapalkan barangbarang yang sudah diberi label dan digantung, sehingga dapat langsung dipindahkan ke ruang toko, sehingga mengurangi biaya pergudangan dan pemrosesan data. Sebagai
4 hasilnya , toko-toko Wal-Mart menggunakan hanya 10% ruang mereka untuk penyimpanan, dibandingkan 25% rata-rata ruang untuk bukan penjualan pada toko pesaing. Hasil lainnya dari sistim terkomputerisasi Wal Mart adalah Wal-Mart mendesak untuk menghubungkan komputernya langsung ke komputer produsen, mengabaikan pialang dan perantara lainnya, dan meneruskan penghematan tersebut kepada pelanggannya. Hal ini menjadi tantangan bagi perusahaan ritel nasional karena selain efisiensi yang didapat, pada akhirnya dengan harga yang bisa ditekan maka akan memberikan kepuasan yang lebih kepada pelanggan.
1.2 Perumusan Masalah Akibat dari semakin tingginya tingkat persaingan usaha dengan maraknya perusahaan ritel asing melakukan ekspansi di Indonesia dan semakin kompleksnya permasalahan yang dihadapi oleh dunia usaha maka di bidang distribusi barang timbulah permasalahan : 1. Apakah betul dengan dukungan teknologi informasi dapat mempengaruhi pelayanan pada pelanggan dalam hal ketersedian barang dan menghemat inventory? 2. Apakah penggunaan fasilitas teknologi informasi benar-benar membantu proses kerja dalam distribusi barang di perusahaan ritel menjadi lebih cepat dan tepat waktu?
5 3. Apakah biaya yang telah dikeluarkan untuk investasi dan maintenance di bidang Teknologi Informasi ini tidak sia-sia dan sebanding dengan manfaat yang diperoleh? 4. Apakah fasilitas dan pemanfaatan teknologi di perusahaan ritel nasional sudah memadai dan mudah dioperasikan sehinnga berpengaruh terhadap kinerja distribusi barang?
1.3 Tujuan Dan Manfaat Penelitian Tujuan penelitian ini adalah : ! Untuk mengetahui kebutuhan penggunaan sistim informasi didalam sistim distribusi perusahaan ritel nasinal ! Untuk mengetahui fokus atau prioritas perbaikan dan peningkatan mutu di bidang teknologi sebagai pendukung ! Untuk mengetahui sejauh mana para karyawan perusahaan ritel tersebut merasa terbantu dengan kehadiran IT dalam pekerjaan mereka ! Untuk mengetahui faktor kelemahan atau kekurangan yang ada pada penggunaan sisitim informasi itu sendiri ! Untuk mengetahui apakah ada pengaruh dari pemanfaatan IT di dalam sistim distribusi perusahaan ritel nasional dan sejauh mana dampaknya sebagaimana yang dilakukan perusahaan ritel asing
6 Manfaat penelitian dirinci sebagai berikut : Bagi perusahaan : ! Sebagai alat bantu bagi pihak manajemen dalam pengambilan keputusan untuk mengetahui bagian mana saja yang memerlukan perbaikan dan peningkatan mutu pada sistim distribusinya. ! Memperbaiki dan meningkatkan dukungan penggunaan dari teknologi informasi yang diberikan oleh Departemen TI. ! Membantu memahami perilaku pelanggannya sehingga dapat dijadikan bahan yang sangat penting untuk menyusun dan mengembangkan Customer Relationship Management (CRM).
Bagi pelanggan : ! Pelanggan akan mendapatkan pelayanan yang lebih tinggi dari pada harapannya dengan selalu tersedianya kebutuhan mereka dan harga yang lebih kompetitif sehingga mereka akan tetap loyal terhadap perusahaan ritel XYZ.
Bagi penulis sendiri: ! Mengetahui hubungan antara pemanfaatan Teknologi Informasi dengan kemudahan pemakaiannya di dalam sistim distribusi perusahaan ritel nasional sehingga apakah bisa membantu kinerja perusahaan di dalam melakukan efisiensi. Secara garis besar hasil dari penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat besar jika dapat diimplementasikan dalam perbaikan internal secara menyeluruh dan berkelanjutan terhadap kualitas dari pelayanan, sehingga dapat memberikan nilai yang
7 tinggi kepada pelanggan.. Selain itu dengan dilakukannya perbaikan akan dapat mendorong perusahaan untuk lebih maju berinovasi dibandingkan dengan para pesaingnya.
1.4 Ruang Lingkup pembahasan Untuk saat ini meliputi dua perusahaan ritel nasional XYZ yang berkantor pusat di Jakarta yang menyangkut aspek permasalahan di atas.Yang satu adalah market leader di industri supermarket dan yang satunya adalah market leader di bidang minimarket di dalam industri ritel nasional. Yang menjadi objek penelitian hanyalah bagian dari perusahaan tersebut di dalam melakukan proses distribusi barang. Untuk objek penelitian adalah karyawan yang bekerja pada perusahaan tersebut yang menggunakan fasilitas yang terwujud dari penerapan teknologi informasi yang dalam penelitian ini dibatasi pada mereka yang berkompeten di dalam menjalankan sistim distribusi di perusahaan ritel nasional dan bekerja di kantor pusat..
8