BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian Penelitian yang dirancang oleh peneliti adalah dengan menggunakan metode eksperimen. Metode Eksperimen adalah kegiatan penelitian yang bertujuan untuk mencari pengaruh perlakuan atau tindakan terhadap tingkah laku siswa atau menguji hipotesis tentang ada-tidaknya pengaruh perlakuan tersebut bila dibandingkan dengan yang tidak diberikan perlakuan. Menurut Riduwan (2013, hlm. 50) “penelitian dengan pendekatan eksperimen adalah suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel yang lain dalam kondisi yang terkontrol secara ketat”. Pada penelitian eksperimen terdapat perlakuan (treatment) sehingga dalam penelitian ini diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali.(Sugiyono, 2013, hlm. 72). Perlakuan (treatment) yang diberikan dalam penelitian ini adalah pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran Somatic Auditory Visual Intelectual (SAVI) sebagai variabel bebas. Sedangkan motivasi dan hasil belajar siswa sebagai variabel terikat atau variabel yang diamati peneliti. Pengamatan yang dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pada saat sebelum diberikan perlakuan (pretest) dan setelah diberikan perlakuan (posttest). Lebih spesifik lagi dalam metode eksperimen terdapat desain penelitian. Desain penelitian yang digunakan peneliti yaitu Quasi Eksperimen (eksperimen semu) dengan bentuk Nonequivalent Kontrol Group Design. Pada desain ini kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak dipilih secara random. Alasan peneliti tidak memilih secara acak kelas eksperimen dan kelas kontrol
adalah karena kelas yang akan dijadikan objek penelitian
hanya ada dua kelas sehingga peneliti hanya mempertimbangkan dari segi masalah yang terjadi di kedua kelas tersebut dari hasil observasi peneliti 24
Eka Anistya Rohayati, 2015 PENGARUH MODEL SOMATIC AUDITORY VISUAL INTELECTUAL (SAVI) TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA DI KELAS V SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
25
sebelum treatment tersebut dilakukan. Setelah peneliti menentukan kelas kontrol dan kelas eksperimen barulah diberikan pretest dan posttest yang sama tapi perbedaannya adalah perlakuan (treatment) yang hanya diberikan pada kelompok eksperimen saja. Berikut adalah gambaran desain penelitian : Tabel 3.1 Desain Quasi Eksperimen Kelompok
Pretest
Perlakuan
Posttest
Eksperimen
Q1
X
Q2
Kontrol
Q3
-
Q4
(Sugiyono, 2012, hlm. 116) Keterangan : Q1 , Q3 = tes awal (Pretest) Q2 ,Q4 = tes akhir (Posttest) X = diberikan perlakuan model pembelajaran Somatic Auditory Visual Intellectual (SAVI) Penelitian ini dilaksanakan di dua kelas yaitu kelas VA dijadikan sebagai kelas kontrol dan kelas VB dijadikan sebagia kelas eksperimen. Pada kelas kontrol dilaksanakan
pembelajaran
IPA
dengan
menggunakan
pendekatan
konvensional, sedangkan pada kelas eksperimen diberikan pembelajaran IPA dengan model pembelajaran Somatic Auditory Visual Intelectual (SAVI). Penelitian ini bertujuan untuk melihat seberapa besar pengaruh model atau metode ajar yang diterapkan guru dalam pembelajaran IPA terhadap motivasi dan hasil belajar siswa.
B. Lokasi dan Subjek Dalam penelitian ini peneliti tertuju pada salah satu sekolah yang berada di daerah Panimbang yaitu SD Negeri Panimbangjaya 6 yang berlokasi di Kampung Soge Desa Panimbang Kecamatan Panimbang Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten. Peneliti mengambil lokasi ini karena belum penah ada penelitian sebelumnya di sekolah tersebut dan permasalahan yang peneliti temukan sangat cocok untuk diterapkan model Somatic Auditory Visual Intellectual (SAVI) pada pembelajaran IPA di kelas V (lima). Eka Anistya Rohayati, 2015 PENGARUH MODEL SOMATIC AUDITORY VISUAL INTELECTUAL (SAVI) TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA DI KELAS V SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
26
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VA dan VB SD Negeri Panimbangjaya 6. C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013, hlm. 80). Menurut Riduwan (2013, hlm.54), populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. Populasi yang diambil dalam penelitian ini yaitu siswa-siswi kelas VA dan VB SD Negeri Panimbangjaya 6 yang berjumlah 72 siswa . 2. Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2013, hlm. 81). Pengambilan sampel ini menggunakan teknik Probability Sampling. Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan kesempatan (peluang) yang sama pada setiap anggota populasi untuk menjadi anggota sampel. Salah satu caranya dengan menggunakan Random Sampling. Random Sampling ialah cara pengambilan sampel dari anggota populasi dengan menggunakan cara acak tanpa memperhatikan strata (tingkatan) dalam anggota populasi tersebut (Riduwan, 2013, hlm. 58). Pada penelitian ini, sampel yang diambil oleh peneliti adalah siswa kelas VA dengan jumlah 30 siswa dan VB dengan jumlah 30 orang.
D. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang akan diteliti. Instrumen dalam penelitian ini berupa instumen tes dan instrument non tes. 1. Tes Pengetahuan
Eka Anistya Rohayati, 2015 PENGARUH MODEL SOMATIC AUDITORY VISUAL INTELECTUAL (SAVI) TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA DI KELAS V SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
27
Test ini digunakan untuk mengukur pemahaman dan hasil belajar siswa tentang materi yang diajarkan sebelum diberikan perlakuan (pretest) dan setelah diberikan perlakuan (posttest) dengan menggunakan model pembelajaran Somatic Auditory Visual Intelectual (SAVI). Tes pengetahuan ini terdiri dari 10 soal berupa tes uraian singkat untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa dalam belajar. Penyusunan tes pengetahuan ini, diawali dengan penyusunan kisi-kisi soal yang mencakup subpokok bahasan, kompetensi dasar, indikator, tingkat kesukaran soal, serta jumlah butir soal. Setelah membuat kisi-kisi, dilanjutkan dengan menyusun soal disertai kunci jawaban dan pedoman penskoran untuk setiap butir soal. 2. Kuisioner (angket) Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk menjawabnya (Sugiyono, 2013, hlm. 142). Kuisioner ini diberikan untuk mengetahui perbandingan motivasi belajar pada kelas kontrol dan motivasi belajar pada kelas eksperimen. Instrumen skala sikap ini digunakan untuk memperoleh informasi mengenai motivasi belajar siswa terhadap pembelajaran IPA dengan menggunakan
Somatic Auditory Visual Intellectual (SAVI). Kuisioner
tersebut meliputi beberapa indikator yaitu mempunyai tujuan yang ingin dicapai dalam belajar (Goals), menunjukan minat siswa terhadap pembelajaran (Value), tidak mudah menyerah dan ulet dalam menghadapi kesulitan (Self-efficacy), Tidak mudah melepas hal yang diyakini (Kontrol Beliefs). Kuisioner ini diberikan kepada siswa kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran berakhir, yakni pada saat pretest dan posttest dilakukan. Kuisioner yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk skala sikap Model Likert yang terdiri dari empat pilihan, yaitu: Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (ST), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Jumlah pernyataan yang diberikan sebanyak 20 nomor. Pernyataan tersebut terdiri dari: 11 pernyataan positif dan 9 pernyataan negatif. Pernyataan positif
Eka Anistya Rohayati, 2015 PENGARUH MODEL SOMATIC AUDITORY VISUAL INTELECTUAL (SAVI) TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA DI KELAS V SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
28
yaitu pada nomor 1,2,3,6,8,9,11,13,15,16, dan 19. Sedangkan pernyataan negatif yaitu pada nomor 4,5,7,10,12,14,17,18, dan 20. Menurut Riduwan (2006, hlm. 39) teknik penentuan skor dalam penelitian ini secara apriori yaitu pernyataan atau pertanyaan yang berarah positif akan mempunyai skor 4 bagi pilihan Sangat Setuju (SS), 3 bagi Setuju (S), 2 bagi Tidak Setuju (TS), 1 bagi Sangat Tidak Setuju (STS). Sedangkan bagi pernyataan atau pertanyaan yang berarah negatif mempunyai skor 1 bagi pilihan Sangat Setuju (SS), 2 bagi Setuju (S), 3 bagi Tidak Setuju (TS), 4 bagi Sangat Tidak Setuju (STS). 3. Wawancara “Wawancara atau interview merupakan suatu metode yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan cara tanya jawab sepihak. Karena responden tidak diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan” (Arikunto, 2012, hlm.44). Wawancara ini dilakukan kepada tiga responden yaitu siswa dengan nilai tinggi, sedang dan rendah yang bertujuan untuk memperkuat data dalam mengetahui respon terhadap pelaksanaan pembelajaran serta mencari data yang sulit diamati pada saat pembelajaran berlangsung, yaitu data tentang sikap siswa dalam pembelajaran model SAVI. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis deskriptif sebagai salah satu pertimbangan pengambilan kesimpulan. Wawancara siswa dilakukan terhadap beberapa perwakilan siswa dari kelas eksperimen masing-masing satu dari kelompok tinggi, sedang dan rendah. 4. Lembar Isian Guru Daftar isian untuk guru adalah instrumen non-tes yang digunakan untuk mengungkapkan respon guru terhadap pembelajaran IPA menggunakan model Somatic Auditory Visual Intelectual (SAVI).
E. Uji Instrumen Penelitian Sebelum angket dan soal yang dibuat untuk mengukur motivasi dan hasil belajar siswa yang digunakan dalam penelitian, soal dan angket tersebut harus diujicobakan terlebih dahulu. Angket dan soal dapat dikatakan valid jika telah memenuhi syarat validitas dan reliabilitas yaitu data yang diperoleh relevan Eka Anistya Rohayati, 2015 PENGARUH MODEL SOMATIC AUDITORY VISUAL INTELECTUAL (SAVI) TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA DI KELAS V SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
29
dengan tujuan yang dibuat serta sejauh mana suatu tes mampu menghasilkan skor-skor secara konsisten. Angket motivasi ini terdapat empat kategori yaitu SS = Sangat Setuju, S = Setuju, TS = Tidak Setuju, dan STS = Sangat Tidak Setuju. Bobot yang dinilai pada setiap item angket ini yaitu SS = 4, S = 3, TS = 2, dan STS = 1 untuk pernyataan positif dan SS = 1, S = 2, TS = 3, dan STS = 4 untuk pernyataan negatif . 1. Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi, sedangkan instrumen yang kurang valid mempunyai validitas rendah. (Arikunto, 2010, hlm. 221). Validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana suatu tes mengukur sampel materi pelajaran dan atau perubahan prilaku hasil belajar secara tepat. a. Validitas tes Kriteria yang mendasar dari suatu tes yang tangguh adalah tes tersebut dapat mengukur hasil-hasil yang konsisten dengan tujuannya. Untuk mengetahui
validitas
isi,
dilakukan
dengan
berdasarkan
atas
pertimbangan (judgement) dari para ahli, atau orang yang dianggap ahli dalam hal ini, salah satunya adalah dosen pembimbing. Pada penelitian ini validitas soal dinilai oleh validator yang merupakan dosen pembimbing yaitu Dra.Sri Wuryastuti, M.Pd sebagai dosen pembimbing I. 1) Validitas Muka Untuk setiap butir soal, jika validator mengangga soal tersebut valid maka validator membubuhkan angka 1 pada tabel. Jika
validator
menganggap soal tersebut tidak valid maka validator membubuhkan angka 0 pada tabel. Kemudian, validator memberikan komentar mengenai
ketidakvalidan
soal
tersebut,
serta
memberikan
saran/perbaikan pada kolom dalam lembaran format yang telah disediakan. Soal dikatakan valid (dari segi validitas muka) jika telah Eka Anistya Rohayati, 2015 PENGARUH MODEL SOMATIC AUDITORY VISUAL INTELECTUAL (SAVI) TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA DI KELAS V SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
30
memenuhi kriteria validitas muka, yakni apabila butir soal tersebut memiliki kejelasan dari segi bahasa atau redaksional.
Tabel 3.2 Validitas Muka No. Soal
Valid (1) atau Tidak Valid (0)
1
1
2
1
3
1
4
1
5
1
6
1
7
1
8
1
9
1
10
1
Komentar dan Saran Perbaikan. Sudah cukup jelas dan sesuai dengan ketentuan kisi-kisi soal. Sudah cukup jelas dan sesuai dengan ketentuan kisi-kisi soal. Sudah cukup jelas dan sesuai dengan ketentuan kisi-kisi soal. Sudah cukup jelas dan sesuai dengan ketentuan kisi-kisi soal. Sudah cukup jelas dan sesuai dengan ketentuan kisi-kisi soal. Sudah cukup jelas dan sesuai dengan ketentuan kisi-kisi soal. Sudah cukup baik, bahasa sudah diperbaiki. Sudah cukup jelas dan sesuai dengan ketentuan kisi-kisi soal. Sudah cukup jelas dan sesuai dengan ketentuan kisi-kisi soal. Sudah cukup jelas dan sesuai dengan ketentuan kisi-kisi soal. Serang, Maret 2015 Validator,
Dra Sri Wuryastuti, M.Pd NIP. 19580614 198603 2 002 2) Validitas Isi Sebagaimana validitas muka, validitas isi pun berlaku untuk setiap butir soal, jika validator mengangga soal tersebut valid maka validator membubuhkan angka 1 pada tabel. Jika validator menganggap soal tersebut tidak valid maka validator membubuhkan angka 0 pada tabel. Kemudian, validator memberikan komentar mengenai ketidakvalidan Eka Anistya Rohayati, 2015 PENGARUH MODEL SOMATIC AUDITORY VISUAL INTELECTUAL (SAVI) TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA DI KELAS V SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
31
soal tersebut, serta memberikan saran/perbaikan pada kolom dalam lembaran format yang telah disediakan. Akan tetapi soal tersebut dikatakan valid secara isi jika butir soal tersebut telah sesuai dengan:
a) Materi pokok yang diberikan b) Indikator pencapaian hasil belajar c) Aspek kemampuan pemahaman IPA d) Tingkat kesukaran untuk siswa kelas V SD Tabel 3.3 Validitas Isi No. Soal
Valid (1) atau Tidak Valid (0)
1
1
2
1
3
1
4
1
5
1
Sudah sesuai dengan kisi-kisi soal
6
1
Sudah sesuai dengan isi materi
7
1
Sudah cukup baik
8
1
Sudah sesuai dengan indikatornya
9
1
Sudah sesuai dan cukup baik
10
1
Sudah sesuai dengan materi
Komentar dan Saran Perbaikan. Sudah sesuai dengan sifat-sifat cahaya Sudah sesuai dengan materi Sudah sesuai dengan materi, jawaban yang disediankan hanya satu Sudah sesuai dengan materi, jawaban yang disediankan hanya satu
Serang, Maret 2015 Validator,
Dra Sri Wuryastuti, M.Pd NIP. 19580614 198603 2 002 Berdasarkan tabel pertimbangan di atas dapat dilihat bahwa validitas muka sudah sesuai ketentuan dan bahasanya sudah diperbaiki untuk validitas isi soal hanya terdapat kesalahan pada soal no.3 saja karena terdapat tiga jawaban Eka Anistya Rohayati, 2015 PENGARUH MODEL SOMATIC AUDITORY VISUAL INTELECTUAL (SAVI) TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA DI KELAS V SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
32
dalam satu soal. Maka, atas hasil pertimbangan tersebut untuk soal-soal yang masih salah dilakukan perbaikan sesuai dengan saran yang diberikan oleh validator, sehingga soal menjadi valid.
F. Prosedur Penelitian Langkah-langkah penelitian yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini dideskripsikan sebagai berikut sebagai berikut : 1. Tahap Awal Pada tahap awal, tanggal 21 Februari 2015 peneliti melakukan proses perizinan ke pihak sekolah melalui kepala sekolah untuk meminta izin mengadakan penelitian di SD Negeri Panimbangjaya 6 dengan dilengkapi surat observasi atau surat izin mengadakan penelitian di SD tersebut. Setelah mendapatkan izin dari pihak sekolah, peneliti bertemu dengan guru kelas V (lima) dan melakukan diskusi mengenai kegiatan peneliti dalam melaksanakan penelitiannya, selanjutnya peneliti meminta data siswa kelas VA dan VB serta meminta saran untuk memilih kelas yang akan dijadikan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada tanggal 23 Februari 2015 peneliti melakukan observasi awal untuk melihat proses kegiatan belajar mengajar guru di kelas VA pada jam pelajaran pertama dan VB pada jam pelajaran selanjutnya setelah istirahat. Dari hasil pengamatan di kelas tersebut, ditemukan beberapa masalah yang akan peneliti ambil untuk bahan penelitian. 2. Tahap Pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan, sebelum melaksanakan pembelajaran peneliti menyusun rencana pembelajaran yang terdiri dari silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), dan instrumen penelitian yang dikonsultasikan terlebih dahulu kepada dosen pembimbing. Setelah mendapatkan perbaikan dari dosen pembimbing barulah peneliti melaksanakan penelitian sesuai jadwal yang telah disepakati dengan guru kelas V. Tanggal 09 Maret 2015, peneliti mengadakan tes awal (pretest) berupa soal dan angket yang disebar di kelas kontrol dan kelas eksperimen. Pada tanggal 10 dan 24 Maret 2015, peneliti melakukan simulasi mengajar di kelas Eka Anistya Rohayati, 2015 PENGARUH MODEL SOMATIC AUDITORY VISUAL INTELECTUAL (SAVI) TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA DI KELAS V SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
33
kontrol dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. Kemudian pada tanggal 12 dan 26 Maret 2015, peneliti melakukan simulasi mengajar kedua di kelas eksperimen dengan melakukan treatment menggunakan model pembelajaran Somatic Auditory Visual Intellectual (SAVI). Pada saat peneliti melakukan simulasi mengajar, guru sebagai pengamat mengisi lembar isian guru untuk mengetahui respon terhadap model pembelajaran yang peneliti gunakan yaitu Somatic Auditory Visual Intellectual (SAVI). Pada tanggal 28 Maret 2015, peneliti mengadakan tes akhir (posttest) berupa soal tes dan angket yang sama pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Setelah pelaksanaan posttest selesai, kemudian dilanjutkan dengan melakukan wawancara kepada siswa. Setelah mendapatkan data yang diinginkan, peneliti mengolah data, menganalisis dan menguji hipotesis penelitian. 3. Tahap Akhir Pada tahap akhir, peneliti dapat menjawab rumusan masalah dan menarik kesimpulan dari hasil penelitian serta membuat laporan.
G. Teknik Pengumpulan Data Beberapa cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Tes, dilakukan sebelum (pretest) dan sesudah (posttest) proses pembelajaran terhadap kedua kelompok baik eksperimen maupun kontrol. Namun waktu pelaksanaan disesuaikan dengan jadwal pada masingmasing kelas. 2. Kuisioner (angket) diisi oleh siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Angket ini diberikan sebelum dan sesudah pembelajaran selesai dilaksanakan. 3. Wawancara dilakukan terhadap tiga siswa pada kelas eksperimen yang merupakan perwakilan dari masing-masing kelompok rendah, sedang dan tinggi. 4. Lembar isian guru diisi oleh guru kelas untuk mengungkapkan respon guru terhadap pembelajaran IPA menggunakan model Somatic Auditory Visual Intelectual (SAVI). Eka Anistya Rohayati, 2015 PENGARUH MODEL SOMATIC AUDITORY VISUAL INTELECTUAL (SAVI) TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA DI KELAS V SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
34
H. Teknik Analisis Data 1. Analisis Data Tes a) Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran data berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan adalah uji kecocokan χ² (Chi-kuadrat) sebagai berikut (Riduwan, 2013, hlm. 132) : 𝑘
χ2
= 𝑙
(𝑓𝑜− 𝑓
𝑒) ²
𝑓𝑒
Keterangan : 𝑓𝑜 = frekuensi yang diamati 𝑓𝑒 = frekuensi yang diharapkan 𝑘
= banyak kelas
𝑑𝑘 = 𝑘 − 3 , derajat kebebasan (k = banyak kelas) χ2𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 akan dibandingkan dengan 𝑥2𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 atau 𝑥2 𝑎(𝑑𝑘) dengan α adalah taraf signifikan 0,01 Apabila menggunakan bantuan program Software SPSS Statistic 21.0 for windows, maka uji normalitas data yang digunakan yaitu Uji Shapiro-Wilk. b). Uji Homogenitas Variansi Uji homogenitas variansi dilakukan dengan maksud untuk mengetahui apakah satu kelompok eksperimen dan satu kelompok kontrol memiliki varians yang homogen. Karena kedua kelompok sampel yang diteliti saling bebas, maka uji variansi ini menggunakan
Eka Anistya Rohayati, 2015 PENGARUH MODEL SOMATIC AUDITORY VISUAL INTELECTUAL (SAVI) TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA DI KELAS V SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
35
uji variansi dua peubah bebas, dengan rumus sebagai berikut (Riduwan, 2013, hlm.120):
F=
𝑆12 𝑆2 2
Keterangan : S12 : Variansi Besar S22 : Variansi Kecil Setelah memperoleh nilai 𝐹𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 kemudian bandingkan antara 𝐹𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 dengan 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dengan db
pembilang
: n-1 (untuk variansi terbesar) dan
dbpenyebut n-1 (untuk variansi terkecil). Dengan kriteria pengujian : Jika Fhitung < Ftabel maka varians homogen Jika Fhitung > Ftabel maka varians tidak homogen. Apabila menggunakan bantuan program Software SPSS Statistic 21.0 for windows, maka uji homogenitas data yang digunakan yaitu Uji Levene’s (Levene’s Test). c). Uji Hipotesis Uji t dua sampel bertujuan untuk membandingkan (membedakan) apakah kedua data sama atau berbeda. Uji t dilakukan apabila data yang diperoleh berdistribusi normal dan memiliki varians yang sama atau homogen. Langkah-langkah uji t (Riduwan, 2006, hlm. 207) : a. Buatlah Ha dan Ho dalam uraian kalimat b. Buatlah Ha dan Ho dalam model statistik c. Mencari t hitung d. Tentukan taraf signifikasinya, e. Bandingkan antara t hitung dengan t tabel kemudian buat kesimpulan. Apabila menghitung uji t secara manual, sebelum mencari t hitung harus mencari nilai S dengan rumus :
𝑆=
𝑛1−1 𝑠1+ 𝑛2−1 𝑠2 𝑛1+𝑛2−2
Eka Anistya Rohayati, 2015 PENGARUH MODEL SOMATIC AUDITORY VISUAL INTELECTUAL (SAVI) TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA DI KELAS V SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
36
Setelah nilai S didapat, kemudian mencari nilai t
hitung
dengan statistik
uji :
thitung =
𝑥1−𝑥2 1
1
+ 𝑠 𝑛1 𝑛2 𝛼
Dengan kriteria uji : terima Ho untuk thitung < t (1 – ). 2
Apabila menggunakan bantuan program software SPSS Statistic 21.0 for windows maka langkah untuk uji rata-rata (Uji t) yang dilakukakan adalah Compare Means-Independent Sample T Test. d). Perhitungan Gain Ternormalisasi Perhitungan gain ternormalisasi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa selama penelitian ini. Adapun perhitungan gain ternormalisasi menggunakan rumus : g
skor. postes skor. pretes skor.ideal skor. pretes
Interpretasi gain ternormalisasi tersebut disajikan dalam bentuk klasifikasi seperti pada tabel dibawah ini: Tabel 3.4 Interpretasi Gain Gain
Klasifikasi
g>0,7
gain tinggi
0,3
gain sedang
g≤0,3
gain rendah
2. Analisis Data Angket Angket ini diberikan kepada 30 orang siswa pada masing-masing kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah pembelajaran telah selesai dan Eka Anistya Rohayati, 2015 PENGARUH MODEL SOMATIC AUDITORY VISUAL INTELECTUAL (SAVI) TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA DI KELAS V SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
37
selanjutnya akan dianalisis hasilnya oleh peneliti. Data angket yang terkumpul selanjutnya dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. Analisis Data Angket Analisis data angket dilakukan dengan statistic deskriptif dan uji t. Hasil analisis data dilakukan untuk menelaah dan mendapatkan gambaran data dari hasil kuisioner yang didapat seperti jumlah, ratarata, dan standar deviasinya. Uji hipotesis menggunakan uji t dua sampel. Uji t dua sampel ini tergolong uji perbandingan (uji komparatif). Tujuan dari uji ini adalah untuk membandingkan apakah kedua data (variabel) tersebut sama atau berbeda. Gunanya uji komparatif adalah untuk menguji kemampuan generalisasi (signifikansi hasil penelitian yang berupa perbandingan keadaan variable dari dua rata-rata sampel). Uji hipotesis dua rata-rata atau uji-t pada penelitian kali ini menggunakan program SPSS 21.0 for windows. Dimana untuk data pretest yang diuji merupakan kesamaan rata-rata dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dan untuk data posttest yang diuji merupakan perbedaan dua rata-rata kelas eksperimen dan kelas kontrol. Setelah angket tersebut dianalisis melalui uji deskriptif dan uji t, langkah selanjutnya memaparkan setiap pernyataan dengan langkah sebagai berikut : a. Setiap
butir
kuisioner
yang
terkumpul
kemudian
dihitung
menggunakan cara apriori. b. Siswa yang mengikuti tes sikap ada 60 siswa yang terdiri dari 2 kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan jumlah siswa 30 orang/kelas. c. Rata-rata skor dari keseluruhan jumlah siswa dihitung, cara ini bertujuan untuk mengetahui letak sikap siswa secara umum. d. Rata-rata jumlah siswa yang menjawab SS, S, TS,atau STS dihitung, cara ini bertujuan mengungkap kecendrungan pilihan siswa secara umum. Cara menghitung skor persentase rata–rata (Supriadi: 2010): Eka Anistya Rohayati, 2015 PENGARUH MODEL SOMATIC AUDITORY VISUAL INTELECTUAL (SAVI) TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA DI KELAS V SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
38 4n1+3n2+2n3+1n4
Sifat soal positif = Jumlah Responden x 4 x 100% 1n1+2n2+3n3+4n4
Sifat soal negatif = Jumlah Responden x 4 x 100% e. Tingkat persetujuan siswa untuk masing-masing item dihitung. Data ini akan mengungkapkan kecendrungan persetujuan siswa secara umum. Cara menentukan tingkat persetujuan adalah sebagai berikut: Tingkat Persetujuan =
4𝑛1+ 3𝑛2+ 2𝑛3+1𝑛4 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙
x 100 %
Keterangan : n1 = banyaknya siswa yang menjawab skor 4 n2 = banyaknya siswa yang menjawab skor 3 n3 = banyaknya siswa yang menjawab skor 2 n4 = banyaknya siswa yang menjawab skor 1 Setelah diketahui tingkat persetujuannya barulah digolongkan dalam beberapa kriteria untuk mengetahui seberapa kuat tingkat persetujuan siswa terhadap pernyataan yang ada dalam angket. Berikut ini kriteria tingkat persetujuan angket. (Riduwan, 2013, hlm. 89) Tabel 3.5 Tingkat persetujuan angket motivasi Persentase
Kriteria
0% - 20%
Sangat Lemah
21% - 40%
Lemah
41% - 60%
Cukup Kuat
61% - 80%
Kuat
81% - 100%
Sangat Kuat
3. Analisis Data Hasil Wawancara Wawancara dilakukan terhadap 3 orang siswa pada kelas eksperimen dengan dipilih secara acak dari masing-masing kelompok tinggi, sedang, dan rendah pada nilai tiap kelompok eksperimen. Data yang terkumpul ditulis dan diringkas berdasarkan permasalahan yang akan dijawab pada penelitian ini. 4. Analisis Data Daftar Isian untuk Guru Eka Anistya Rohayati, 2015 PENGARUH MODEL SOMATIC AUDITORY VISUAL INTELECTUAL (SAVI) TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA DI KELAS V SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
39
Data yang diambil berdasarkan daftar isian yang diberikan kepada satu orang guru. Guru tersebut terlibat langsung sebagai observer dalam penelitian ini, dengan tujuan untuk mengungkapkan pandangan guru tersebut terhadap pembelajaran IPA dengan menggunakan
model
pembelajaran Somatic Auditory Visual Intelectual (SAVI), juga untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pembelajaran yang sedang dilaksanakan berdasarkan sudut pandangnya.
Eka Anistya Rohayati, 2015 PENGARUH MODEL SOMATIC AUDITORY VISUAL INTELECTUAL (SAVI) TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA DI KELAS V SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu