perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1.
Tempat Penelitian
Penelitian telah dilaksanakan di SMA Negeri Karangpandan kelas X tahun pelajaran 2012/2013 yang beralamat di Jl. Blora, Kecamatan Karangpandan, Kabupaten Karanganyar. 2.
Waktu Penelitian
Penelitian telah dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013 dan dibagi menjadi tiga tahapan yang disajikan pada Gambar 3. 1. Bulan ke (dalam tahun 2012-2013) Tahap
Kegiatan penelitian 11
12
1. Permohonan pembimbing 2. Survei sekolah 3. Konsultasi judul Persiapan 4. Konsultasi draf proposal 5. Konsultasi instrument dan seminar proposal 1. Ijin penelitian dan melengkapi instrument 2. Try out instrumen Pelaksanaan penelitian 3. Pelaksanaan penelitian dan konsultasi bab I, II, dan III Pengolahan Pengolahan data data dan hasil penelitian dan penyusunan penyusunan laporan laporan
Gambar 3.1. Waktu Penelitian commit to user 19
01
02
03
04
05
06
20 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. Rancangan Penelitian Berdasarkan masalah-masalah yang akan dipelajari, maka digunakan metode eksperimen semu (Quasi exsperimental research). Metode ini digunakan karena banyak dari subjek penelitian yang tidak dapat dikontrol atau dikendalikan (Darmadi, 2011). Tujuan penelitian eksperimen semu adalah mencari hubungan sebab-akibat dengan memberi perlakuan-perlakuan tertentu pada dua kelompok eksperimen. Desain penelitian yang digunakan adalah Post-test Non Equivalent Control Group Design, yang dapat dilihat pada Tabel 3.1. Penggunaan desain penelitian Post-test Non Equivalent Control Group Design didasarkan pada asumsi bahwa kedua kelompok yang diambil dalam keadaan tidak betul-betul equivalen. Tujuan penggunaan desain ini yaitu untuk mengetahui perbandingan pencapaian antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Desain ini menggunakan cara Cluster dalam menentukan kelas.
Kelas pertama dipilih
sebagai kelas kontrol dan kelas kedua sebagai kelas eksperimen. Kemudian kelas eksperimen diberi treatment atau perlakuan baru berupa penerapan AL dan untuk kelas kontrol tidak diberikan treatment atau tetap menggunakan metode ceramah bervariasi. Kedua kelompok tersebut kemudian diberi posttest (Sugiyono, 2011). Data primer yang terkumpul kemudian diolah dan dianalisis untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh penerapan AL terhadap kemampuan berpikir kritis siswa SMA Negeri Karangpandan.
Tabel 3.1 Rancangan Penelitian Post-test Non Equivalen Control Group Design Kelompok Kontrol Eksperimen 1
Treatment X1 X2
Post-test 01 02
Keterangan 01 :
commit to user Post-test untuk kelas kontrol
21 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
02 :
Post-test untuk kelas eksperimen
X1 :
Perlakuan pada kelompok kelas kontrol
X2 :
Perlakuan
pada
kelompok
eksperimen
dengan
penerapan
Accelerated Learning Desain
penelitian
dipilih
karena
pada
saat
penelitian
tidak
memungkinkan untuk mengubah kelas yang sudah ada. Post-test digunakan untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa setelah perlakuan.
C. Populasi dan Sample 1.
Populasi Penelitian Populasi merupakan unit-unit berupa obyek penelitian yang memiliki
karakteristik, spesifikasi atau ciri-ciri tertentu (Riduwan, 2004). Sugiyono (2011) menyatakan bahwa populasi
merupakan objek/subjek
yang
mempunyai
karakteristik dan kualitas tertentu untuk dipelajari. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri Karangpandan tahun pelajaran 2012/2013. 2.
Sampel Penelitian Sampel merupakan bagian dari jumlah atau karakteristik yang dimiliki
oleh populasi. Apa yang dipelajari atau disimpulkan dari suatu sampel harus bersifat representatif (mewakili) populasi yang diteliti (Sugiyono, 2011). Menurut Darmadi (2011) pada umumnya semakin besar jumlah sampel maka semakin representatif hasil penelitian yang diperoleh. Sampel dalam penelitian terdiri dari dua kelas, yaitu satu kelas sebagai kelompok kontrol dan satu kelas lain sebagai kelompok eksperimen.
D. Teknik Pengambilan Sample Teknik pengambilan sampel atau teknik sampling adalah suatu cara mengambil sampel yang representatif dari populasi. Pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang benar-benar dapat commit to user
22 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
mewakili dan dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya (Riduwan, 2004). Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah cluster sampling. Teknik ini digunakan karena satuan sampel tidak terdiri dari individu melainkan dalam cluster (kelas) dan pemilihanya secara acak. Budiyono (2009) menyatakan, untuk menentukan kelas mana dari dua kelas terpilih dari populasi sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol yaitu dengan uji kesetaraan kelompok. Teknik tersebut memandang populasi sebagai kelompok-kelompok sampel dimana kelompok tersebut terdapat di kelas X. Kelompok sampel atau kelas diambil secara acak untuk dipilih dua kelas yang digunakan sebagai kelas kontrol dan kelas eksperimen setelah dilakukan uji kesetaraan. Dari semua kelompokkelompok yang ada dalam populasi di uji untuk mengetahui apakah kelompokkelompok dalam populasi tersebut semuanya berdistribusi normal dan mempunyai rerata yang sama (Budiyono, 2009). Sebelum pengambilan sampel dilakukan, terlebih dahulu dilakukan pengujian untuk mengetahui apakah sampel memiliki karakteristik yang sama dalam rata-rata nilai hasil belajar. Pengujian dilakukan dengan cara menguji data sekunder berupa dokumen hasil belajar biologi siswa. Penelitian ini mengambil kelas X 5 sebagai kelas kontrol dan X 6 sebagai kelas eksperimen. Perbandingan hasil belajar kedua kelas secara lebih teliti dapat diketahui melalui uji t.
Syarat dari uji t adalah data berdistribusi normal dan
homogen. Uji normalitas dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov (α = 0,050) dan menggunakan bantuan program SPSS 16. H0 menyatakan bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan H 1 menyatakan bahwa sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Keputusan uji dinyatakan bahwa Ho diterima jika KShitung
0,050. Hasil pengolahan data sekunder menunjukan bahwa tiap kelompok dalam populasi kelompok kelas X SMA Negeri Karangpandan memiliki nilai KShitung 0,050 pada setiap kelompok sehingga menunjukan distribusi yang normal untuk nilai hasil belajar siswa. Hasil uji normalitas untuk kelas kontrol dan eksperimen dapat dilihat pada Tabel 3.2. commit to user
23 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 3.2. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Dokumen Hasil Belajar Kognitif
Kelas X
Kolmogorov-Smirnova Statistic df Sig. 0,068
286
Hasil 0,145 Sig. > 0,050
Keputusan normal.
a. Lilliefors Significance Correction
Pengolahan data tersebut menunjukan bahwa nilai KShitung
H0
dinyatakan bahwa tiap kelas memiliki variansi yang sama (homogen).
H1
dinyatakan bahwa tiap kelas tidak memiliki variansi yang sama. Keputusan uji dinyatakan jika Flevene’s < Ftabel(α,df1,df2) dan Sig. > 0,050 maka Ho diterima. Hasil uji homogenitas disajikan pada Tabel 3.3 dan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3.
Tabel 3.3 Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Dokumen Hasil Belajar Kognitif
df1
df2 7
Levene Statistic
278
1,565
F(0.05;7,278)
Keterangan
Keputusan
Sig. 2,04 0,146 F< F (0.05;7,278)
H0 diterima
Hasil uji Levene’s menunjukan bahwa Flevene’s < Ftabel(α,df1,df2) untuk data hasil belajar sehingga kedua kelas memiliki varians yang tidak berbeda nyata atau bersifat homogen.
Data dinyatakan homogen maka dilanjutkan uji-t untuk
mengetahui keseimbangan kedua kelas dengan H0 dinyatakan bahwa tiap kelas commit to user
24 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
memiliki mean yang tidak berbeda nyata.
H1 dinyatakan bahwa tiap kelas
memiliki mean yang berbeda nyata. Uji t bisa dilakukan karena data tiap kelompok dalam populasi terbukti normal dan homogen. Uji t dilakukan menggunakan bantuan program SPSS 16 dengan H0 menyatakan bahwa tiap kelompok memiliki mean yang tidak berbeda nyata dan H1 menyatakan bahwa ada minimal satu kelompok memiliki mean yang berbeda nyata. Keputusan uji dinyatakan jika Ft < Ftabel(α,df1,df2) (Budiyono, 2009) dan Sig. > 0.050, maka Ho diterima hasil uji t dapat dilihat pada Tabel 3.4 dan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran.
Tabel 3.4. Rangkuman Hasil Uji t Dokumen Hasil Belajar. df1
df2
F
1
70
2,773
F(0.05;1,70)
3,98
Sig.
0,100
Keterangan
Keputusan
F< F (0.05;1,70)
H0 diterima
Pengolahan data pada Tabel 3.4 tersebut menunjukan bahwa nilai Fhitung
(0.05;5,196)
dan Sig > 0,050, sehingga H0 diterima. Hal tersebut menunjukan
bahwa data tiap kelompok dalam populasi memiliki mean (nilai rata-rata) yang tidak berbeda nyata sehingga kelompok atau kelas manapun yang diambil dapat digunakan sebagai sampel dalam penelitian kerena memiliki kemampuan kognitif, afektif maupun psikomotorik yang seimbang.
Berdasar hasil tersebut maka
diambil 2 kelas sebagai sampel secara acak dan didapatkan 2 kelas yaitu kelas X5 sebagai kelompok kontrol dan kelas X6 sebagai kelompok eksperimen.
E. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data ialah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh untuk mengumpulkan data. Metode (cara atau teknik) menunjuk suatu kata yang abstrak dan tidak diwujudkan dalam benda, tetapi hanya dapat commit to user dilihatkan penggunaannya melalui: angket, wawancara, pengamatan, ujian(tes),
25 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dokumentasi dan lainnya. Metode dapat digunakan salah satu atau gabungan tergantung dari masalah yang dihadapi (Riduwan, 2004). Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah: a. Metode tes Tes sebagai instrumen pengumpulan data adalah serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur pengetahuan, inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok . Metode tes digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas kontrol maupun kelas eksperimen yang meliputi Post-test dengan soal berbentuk uraian. b. Metode non tes 1) Teknik Dokumentasi Teknik dokumentasi dilakukan dengan mengumpukan data, mengambil catatan-catatan, menelaah dokumen yang ada dan memiliki kaitan dengan objek penelitian. Teknik dokumentasi diperlukan sebagai pelengkap yang dapat menguatkan atau sebagai pengayaan data penelitian yang memiliki hubungan dengan tujuan penelitian. 2) Metode observasi Metode observasi digunakan untuk mengukur keterlaksanaan sintaks pembelajaran konvensional dan Accelerated Learning. Lembar observasi penelitian digunakan tanpa sepengetahuannya dan dinilai oleh observer yang berjumlah 2 orang. Karena ingin memperoleh data keterlaksanaan sintaks maka metode observasi dilakukan ketika guru sedang mengajar di kelas kontrol dengan menerapkan pembelajaran konvensional dan dikelas eksperimen yang menerapkan pembelajaran Accelerated Learning. Data tersebut digunakan sebagai penguat bahwa di kelas kontrol benar-benar diterapkan pembelajaran konvensional dan di kelas eksperimen benar-benar diterapkan pembelajaran Accelerated Learning.
commit to user
26 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
F. Validasi Instrumen 1. Uji Validitas Validitas merupakan mutu penting dari setiap tes. Validitas merupakan ketepatan dan kecermatan suatu instrumen dalam melakukan fungsi ukurnya (Darmadi, 2011).
Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk
mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji validitas yang digunakan meliputi uji validitas isi dan validitas konstruk. Uji validitas instrumen tes, lembar observasi dan angket dilakukan dengan cara mencocokkan antara isi instrumen dengan indikator pembelajaran dan materi pelajaran yang diajarkan (Sudjana, 2010). Uji validitas dilakukan agar tes dan angket yang digunakan dapat mengukur kemampuan siswa sesuai dengan tujuan akhir pembelajaran, yaitu mampu mengukur hasil belajar siswa baik pada ranah kognitif, afektif maupun psikomotorik.
Uji validitas konstruk instrumen dilakukan dengan menguji
kesesuaian instrumen dengan aspek dari variabel yang diukur. Instrumen yang telah disusun dikonsultasikan dengan ahli (Sugiyono, 2011). Penilaian kemampuan berpikir kritis menggunakan bentuk tes uraian. Instrumen yang akan dibuat terlebih dahulu dibuat kisi-kisi yang selanjutnya dituangkan dalam bentuk tes. Instrumen yang akan digunakan untuk mengambil data harus diujicobakan terlebih dahulu pada sampel dari mana populasi diambil (Sugiyono, 2012). Instrumen penelitian umumnya perlu mempunyai dua syarat penting yaitu valid, dan reliabel (Darmadi, 2011). Instrumen tes diuji validitas dan reliabilitasnya untuk mengetahui tingkat kualitas soal. Uji validitas terbagi atas dua macam yaitu validitas internal dan eksternal. a. Validitas Internal Validitas suatu instrumen penelitian adalah derajat yang menunjukkan suatu tes mengukur apa yang hendak diukur (Darmadi, 2011). Kondisi valid untuk suatu instrumen penelitian diperlukan validitas logis dengan instrumen dirancang secara baik mengikuti teori dan ketentuan yang ada. Uji validitas butir soal tes dan angket diuji pada penelitian menggunakan metode telaah ahli. Validitas internal commit to user yang digunakan dalam penelitian ini meliputi validitas isi dan validitas konstruk.
perpustakaan.uns.ac.id
27 digilib.uns.ac.id
1) Validitas Isi Pengujian validitas pada instrumen tes dapat dilakukan dengan cara membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang diajarkan (Sugiyono, 2012). Untuk mempertinggi validitas isi, dalam membuat soal melalui langkah-langkah yaitu, (1) mengidentifikasi konsep-konsep pada pokok bahasan materi yang akan diujikan; (2) menyusun kisi-kisi dari materi yang akan diujikan; (3) menyusun soal tes berdasarkan kisi-kisi kemudian membuat kunci jawaban beserta rubric penilaian; (4) meneliti ulang soal, kunci jawaban dan rubrik penilaian sebalum soal dicetak (Budiyono, 2009). 2) Validitas Konstruk Validitas konstruk instrumen yang dikemukakan oleh Sugiyono (2011) adalah menggunakan pendapat dari para ahli (judgment experts). Setelah instrumen dikonstruksi tentang aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu, selanjutnya instrumen tersebut dikonsultasikan dengan para ahli. Mengukur indikator berarti mengukur bangunan (konstruk) suatu konsep, sehingga dapat disimpulkan jika alat ukur tepat dalam mengukur indikator maka tepat pula dalam mengukur konsep pada materi (Sudjana, 2010). Validitas konstruk terdiri dari tiga aspek yaitu menentukan domain yang dapat dimati yang terkait konstruk, berdasarkan riset empirik dan analisis statistik, mengadakan studi mengenai perbedaan individual atau eksperimen (Budiyono, 2009). b. Validitas Eksternal Validitas ini diukur dengan perhitungan rumus content validity (CV). Penggunaan content validity memerlukan beberapa ahli atau panelis untuk memeriksa kecocokan antara indikator dengan butir-butir instrumen. Panelis menilai dengan skor 3-4 untuk kriteria relevan dan skor 1-2 untuk kriteria kurang relevan. Perhitungan uji validitas menggunakan rumus content validity dari Gregory (2007) dengan bantuan AN SOFT 1.0 (Kusumandani, 2012). Hasil dari content validity (CV) menyatakan bahwa soal yang akan diujikan telah valid dan relevan dengan skor 3, yang berarti soal sudah layak untuk diujikan. commit to user
28 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas bertujuan untuk menguji tes yang disusun apakah memberikan hasil yang konsisten. Soal tes uraian dikatakan mempunyai taraf reliabilitas yang tinggi jika tes tersebut memberikan hasil yang tetap apabila diteskan (try out) berulang-ulang. Uji reliabilitas untuk instrumen tes dan item angket menggunakan uji alpha dengan bantuan AN SOFT 1.0 yang sebelumnya sudah ditry-outkan kepada siswa. Hasil try out uji reliabilitas soal tes kognitif pada Tabel 3.5. dan selengkapnya pada Lampiran 2.
Tabel 3.5. Rangkuman Hasil Try Out Uji Reliabilitas. Instrumen Penelitian Kognitif
Jumlah Item 6
Keputusan Uji Reliabilitas 0,691
Kriteria Reliabilitas Tinggi
Berdasarkan Tabel 3.5 menunjukkan bahwa hasil uji reliabilitas tes kognitif menggunakan rumus Alfa Cronbach diperoleh r11 = 0,691 yang berarti bahwa koefisien reliabilitas soal tes kognitif memiliki kriteria tinggi. Berdasarkan hasil uji reliabilitas dapat diketahui bahwa instrumen penelitian tes kognitif reliabel atau memiliki ketetapan yang tinggi untuk digunakan.
G. Analisis Data 1. Uji Prasyarat a. Uji Normalitas Sampel yang digunakan dalam penelitian perlu diketahui berasal dari populasi yang terdistribusi normal atau tidak. Normalitas sebagai uji prasyarat penelitian diuji dengan menggunakan uji Kolmogorof Smirnof (Sugiyono, 2011). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
29 digilib.uns.ac.id
b. Uji Homogenitas Sampel yang digunakan dalam penelitian juga perlu diketahui berasal dari variansi yang sama atau tidak. Untuk mengetahuinya digunakan uji homogenitas menggunakan metode Levene’s dengan statistik uji Chi kuadrat (Budiyono, 2004). Homogenitas data posttest yaitu hasil belajar pada ranah kognitif menggunakan uji Levene’s dengan α = 0,050 dan dibantu program SPSS 16. H0 dinyatakan bahwa tiap kelompok memiliki variansi yang sama (homogen). H1 dinyatakan bahwa tiap kelompok tidak memiliki variansi yang sama. Keputusan untuk uji ini adalah jika nilai Flevene’s < Ftabel(α,df1,df2) dan Sig. dari uji homogenitas lebih besar dari α (Sig.> α) maka H0 diterima sehingga dapat dikatakan bahwa data homogen.
2. Uji Hipotesis Hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan uji t. Hipotesis nihil/nul (Ho) dalam penelitian ini menyebutkan bahwa tidak ada perbedaan antara penerapan pendekatan AL dengan pendekatan deduktif menggunakan metode ceramah, diskusi dan tanya jawab terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas X SMA Negeri Karangpandan tahun pelajaran 2012/2013, sedangkan H1 menyebutkan bahwa ada perbedaan antara penerapan pendekatan AL dengan pendekatan deduktif menggunakan metode ceramah, diskusi dan tanya jawab terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas X SMA Negeri Karangpandan tahun pelajaran 2012/2013. Uji hipotesis yang digunakan adalah uji hipotesis komparatif dua sampel yang independen dengan uji-t yang dibantu dengan program SPSS 16.
Uji
hipotesis ini adalah uji generalisasi rata-rata data dua sampel yang tidak berkorelasi berupa perbandingan keadaan variabel dari dua sampel yang independen atau perbandingan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang dipilih secara acak (Sugiyono, 2011). Kriteria yang digunakan dalam pengambilan keputusan hipotesis adalah H0 ditolak jika signifikasi probabilitas (Sig.) < α (0,050) dan t hitung > t(α,df). Hal ini commit to user
30 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
berlaku pula sebaliknya yaitu jika signifikasi probabilitas (Sig.) > α (0,050) dan thitung < t(α,df), maka H0 diterima (Budiyono, 2009).
H. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian meliputi perencanaan, perlakuan, dan analisis data yang secara terperinci disajikan pada Tabel 3.6.
commit to user
31 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 3.6 Prosedur Penelitian Tahap Perencanaan
Langkah-langkah Penyusunan proposal Pembuatan RPP
Penyusunan instrument dan validasinya
Perlakuan
Penerapan perlakuan Pre-test
Analisis
Organisasi data Analisis data Kesimpulan dan pelaporan
Prosedur operasional Dalam tahap ini dilakukan penyusunan perangkat ajar yang digunakan dalam tahap perlakuan. meliputi penyusunan proposal penelitian, mempersiapkan perangkat pembelajaran berupa rencana pelaksanaan pembelajaran dan silabus yang mengimplementasikan Accelerated Learning, serta mempersiapkan instrumen berupa perangkat pengumpulan data. Tahap perlakuan adalah tahap pemberian perlakuan terhadap subjek penelitian sekaligus tahap dimana peneliti mengambil data sebanya-banyaknya dari subjek penelitian. Tahap ini meliputi pengadaan kegiatan belajar mengajar (KBM) di kelompok kontrol dengan dan penerapan Accelerated Learning pada kelompok eksperimen . Pada saat pembelajaran berlangsung, terdapat empat orang observer dalam kelas, dua orang observer melakukan observasi keterlaksanaan aspek dan langkah pendekatan Accelerated Learning dan dua orang observer lain mengamati kemampuan berpikir kritis dengan menggunakan lembar observasi yang dilengkapi rubrik penilaian. Setelah itu diadakan posttes untuk mendapatkan nilai posttes yang digunakan dalam analisis data. Tahap analisis dilakukan setelah mendapatkan data hasil penelitian maupun data pendukung hasil penelitian. Analisis dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16. Tahap ini dilakukan sampai dengan penyusunan laporan.
commit to user