BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian
Metode adalah langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam rangka pencapaian suatu tujuan tertentu. Metode penelitian secara umum membahas bagaimana penelitian dilakukan. Metode penelitian berarti cara kerja yang dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan penelitian. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif. Metode deskriptif bertujuan memperoleh informasi tentang studi pemanfaatan
laboratorium
bahasa
sebagai
sumber
belajar
untuk
meningkatkan keterampilan berbahasa asing di Sekolah Menengah Atas. Sudjana dan Ibrahim (2002:64) menjelaskan bahwa: “Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian pada masa sekarang. Dengan perkataan lain, penelitian deskriptif mengambil masalah atau memusatkan perhatian pada masalah-masalah actual sebagaimana adanya pada saat penelitian berlangsung”. Metode deskriptif analitis adalah suatu metode penelitian yang dipergunakan untuk meneliti suatu kejadian yang sedang berlangsung atau keadaan pada masa sekarang. Adapun yang menjadi ciri-ciri dari metode penelitian deskriptif dalam Wahyu Nugraha (2006:35) yaitu sebagai berikut:
33
1. Memusatkan diri pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang dan masalah yang aktual 2. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun kemudian dijelaskan. Tujuan penggunaan metode deskriptif menurut Traver dalam Sevilla et el (1993) adalah untuk menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara berjalan pada saat penelitian dilakukan dan memeriksa sebabsebab dari suatu gejala tertentu. Sifat analisis dari penelitian ini merupakan kegiatan lanjutan dari deskripsi gejala dan peristiwa yang ditemukan dilapangan. Analisis dilakukan setelah didapatkan gambaran yang jelas dan lengkap tentang aspek yang diteliti. B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi serta guru mata pelajaran bahasa asing Sekolah Menengah Atas Negeri di wilayah Bandung Timur yang berjumlah 5 sekolah. Unsur objek dalam suatu penelitian dinamakan populasi. Furqon (2004: 146) mengungkapkan bahwa, “populasi dapat didefinisikan sebagai sekumpulan objek, orang, atau keadaan yang paling tidak memiliki satu karakteristik umum yang sama”. Sejalan dengan pendapat diatas, Nana Sudjana dan Ibrahim (2004:84) mengungkapkan bahwa, “populasi adalah kumpulan dari
34
sejumlah elemen. Elemen tersebut bisa berupa individu, keluarga, rumah tangga, kelompok sosial, sekolah, kelas, organisasi, dan lainlain”. Sesuai dengan permasalahan yang menjadi kajian penulis dalam penelitian, yaitu Bagaimana Pemanfaatan Laboratorium Bahasa Sebagai
Sumber
Belajar
Untuk
Meningkatkan
Keterampilan
Berbahasa Asing di Sekolah Menengah Atas Negeri di wilayah Bandung Timur maka populasi dari penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XII serta guru mata pelajaran bahasa asing yang berjumlah 5 sekolah, yaitu sebagai berikut: No
Nama Sekolah
Alamat
1.
SMAN 10 Bandung
Jl. Cikutra no. 77 Bandung
2.
SMAN 16 Bandung
Jl. Kebaktian Kiaracondong, Bandung
3.
SMAN 23 Bandung
Jl. Antapani
4.
SMAN 24 Bandung
Jl. Raya Ujungberung, Bandung
5.
SMAN 26 Bandung
Jl. Raya Cileunyi Tabel 3.1
2. Sampel Untuk suatu penelitian diperlukan sampel dari populasi yang ditetapkan. Sampel adalah sebagian dari populasi terjangkau yang memiliki sifat yang sama dengan populasi (Nana Sudjana dan Ibrahim 2004:85). Sampel yang diambil dari populasi dapat dilakukan dengan menarik sebagian populasi atau keseluruhan populasi yang ada.
35
Mengingat jumlah populasi yang besar, Maka pengambilan sampel disesuaikan
dengan
subjek
penelitian
yang
diharapkan.
Teknik
pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik sampling acak berimbang (proportional random sampling). Teknik ini merupakan penggabungan teknik sampling berimbang dengan teknik sampling acak. Teknik acak berimbang merupakan teknik yang menunjuk pada ukuran besarnya bagian sampel dan penggunaannya selalu dikombinasikan dengan teknik-teknik sampling yang lain (Arikunto, dalam Deni Supendi 2006:46) Mengingat sampel dalam jumlah besar maka kedua teknik itu dikombinasikan dalam pengambilan data. Sedangkan untuk guru bahasa asing tidak di random karena melihat jumlahnya yang sudah cukup representatif untuk dijadikan sampel yaitu sebanyak 25 orang. Berdasarkan pernyataan di atas, maka dalam pengambilan sampel dilakukan di tiga sekolah secara acak pada siswa kelas XII dari tiap-tiap sekolah. Sehingga siswa yang menjadi sampel jumlahnya disesuaikan dengan banyaknya siswa tiap sekolah kelas XII berjumlah 120 atau 10 % dari jumlah keseluruhan siswa yang merupakan perwakilan kelas XII SMAN yang dipilih secara acak. Penentuan jumlah sampel dilakukan penulis karena menurut Suharsimi Arikunto (1998:112) dijelaskan bahwa: “Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya, jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih”.
36
3. Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara angket atau kuesioner. Angket yaitu teknik pengumpulan data melalui penyebaran daftar pertanyaan tertulis kepada responden yang menjadi anggota sampel dalam penelitian ini. Bentuk angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk angket terbuka dan berstruktur dimana responden dapat memilih serta mengisi jawaban alternatifnya sesuai dengan pendapatnya sendiri. Angket ini dibuat dengan konstruksi yang memiliki berbagai alternatif jawaban sehingga responden dapat leluasa memilih jawaban sesuai dengan alternatif jawaban yang ada atau mengisi jawaban sendiri. Angket dapat dipandang sebagai suatu teknik penelitian yang banyak mempunyai kesamaan dengan wawancara, kecuali dalam pelaksanaannya. Perbedaan angket dengan wawancara adalah angket dilaksanakan secara tertulis sedangkan wawancara secara lisan. “Angket dilaksanakan secara tertulis, sedangkan wawancara secara lisan. Oleh karena itu angket sering disebut juga dengan wawancara tertulis” (Mokhammad Ali, 1992: 68) Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian harus dapat mengukur dan mengungkapkan data-data yang diperlukan. Untuk mengetahuinya ketepatan dan kelayakan instrumen maka dilakukan dilakukan dengan uji validitas instrumen yang dapat menentukan layak
37
tidaknya
instrumen
tersebut
digunakan.
Dalam
penelitian
ini,
menggunakan uji validitas isi agar instrumen yang digunakan benar-benar valid dari segi isinya. Uji validitas ditempuh dengan cara expert judgement dari para ahli, yaitu dengan cara menelaah kisi-kisi terutama kesesuaian antara tujuan penelitian, tujuan pengukuran, indikator, dan butir pertanyaan. C. Uji Coba Instrumen Tahap uji coba dilakukan dalam penelitian ini bertujuan untuk: a. Mengetahui tingkat keterbacaan instrumen dari responden dalam menangkap maksud peneliti. b. Memperkirakan waktu yang efektif bagi responden dalam mengisi angket. c. Mengetahui apakah butir-butir pertanyaan dalam angket telah memadai dan cocok dengan keadaan di lapangan. Terdapat dua bentuk uji coba dalam penelitian, yaitu validitas dan realibilitas. Validitas berkenaan dengan alat ukur terhadap konsep yang diukur, sehingga betul-betul mengukur apa yang seharusnya diukur. Sebuah instrumen dikatakan baik jika mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat menangkap data variabel yang diteliti secara tepat. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uji validitas isi. Validitas isi dimaksudkan untuk mengungkap bahan atau isi yang diuji relevan dengan kemampuan, pengalaman atau pelajaran orang yang diuji.
38
Reliabilitas adalah ketepatan atau keajegan alat tersebut dalam mengukur apa yang diukur. Artinya, kapan pun alat ukur tersebut digunakan akan memberikan hasil ukur yang sama. Uji coba dilakukan kepada guru-guru mata pelajaran bahasa asing yang ada di tiap SMA di wilayah Bandung Timur dan siswa-siswi kelas XII yang dipandang relatif sama dengan dengan subjek penelitian. Uji coba dilakukan dengan maksud untuk mengetahui kekurangan angket yang telah disusun untuk selanjutnya di perbaiki agar memenuhi persyaratan validitas (ketepatan) dan reliabilitas (konsistensi). D. Prosedur Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang diperlukan dari responden, maka peneliti menggunakan beberapa langkah-langkah yang ditempuh sebagai berikut: 1. Persiapan pengumpulan data a. Pembuatan instrumen Dalam menyusun instrumen terlebih dahulu membuat kisi-kisi, menyusun instrument yang disesuaikan dengan kisi-kisi, kemudian diperiksa oleh pembimbing untuk dilakukan judgement. b. Perijinan penelitian Perijinan penelitian ini dimulai dengan surat dari Ketua Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan yang ditujukan untuk Dekan
39
Fakultas yang disertai proposal. Kemudian permintaan ijin dilanjutkan ke Rektor UPI melalui kepala BAAK, dan dari Rektor UPI dilanjutkan ke Sekolah Menengah Atas di Bandung Timur. c. Penjajagan Penjajagan ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pemanfaatan laboratorium bahasa sebagai sumber belajar yang berada di Sekolah Menengah Atas wilayah Bandung Timur. 2. Pelaksanaan pengumpulan data Prosedur yang ditempuh dalam proses pengumpulan data penelitian ini adalah: a. Mendata jumlah sekolah yang akan dijadikan objek penelitian. b. Menyebarkan angket kepada sekolah yang sudah ditetapkan. c. Mengumpulkan hasil angket dari tiap sekolah. d. Memeriksa dan menghitung angket yang kembali. 3. Pengolahan data hasil penelitian 4. Membuat penafsiran data
40
E. Teknik Pengolahan Data 1. Pengolahan Data Kegiatan pengolahan data terdiri dari: a. Mengumpulkan hasil pengisian angket oleh responden. b. Memeriksa data yang telah dikumpulkan untuk menghindari kesalahan dan kekeliruan. c. Menggunakan perhitungan persentase, untuk menentukan jumlah persen yang responden yang menjawab pertanyaan. d. Data dianalisis. e. Membuat penafsiran dan kesimpulan penelitian. 2. Teknik Analisis Data Data
yang diperoleh
melalui
instrumen
berupa angket
merupakan data mentah dan memerlukan pengolahan terlebih dahulu sebelum ditafsirkan. Pengolahan data yang dilakukan adalah dengan menghitung masing-masing item pertanyaan yang memiliki alternatif jawaban dengan menggunakan persentase untuk menentukan jumlah persen yang menjawab pertanyaan. Langkah berikutnya adalah dengan menafsirkan persentasenya. Dengan demikian teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan persentase.
41
a. Persentase Perhitungan persentase digunakan untuk mengelompokkan tahapan kemungkinan jawaban. persentase
adalah
Langkah-langkah untuk mencari
mengelompokkan
jumlah
responden
yang
menjawab opsi jawaban yang sama (fo), kemudian membaginya dengan jumlah responden seluruhnya (n). Hasil pembagian kemudian dikalikan dengan 100%. Setelah diperoleh nilai persentase , kemudian digolongkan kedalam kriteria yang sudah ditentukan. Kriteria persentase menurut Arikunto (1993:245) ditafsirkan sebagai berikut: Persen %
Keterangan
0-1%
Tidak ada
2-25%
Sebagian kecil
26-49%
Kurang dari setengah
50%
Setengahnya
51-75%
Lebih dari setengah
76-99%
Sebagian besar
100%
Seluruhnya Tabel 3.2