20
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk merancang dan membuat jaringan WLAN
dan penempatan Access Point sesuai dengan keadaan bangunan yang berada di gedung Twin Tower (E6 dan E7). Selain itu dilakukan untuk menghitung seberapa besar path loss pada pemancar Wifi di area jangkauan Access Point. Adapun metodologi penelitian dapat dilihat pada diagram gambar 3.1 Start
Data Gedung, Access Point cisco
Data Access Point Tx 23dB, frekuensi 2.4 Ghz support 5 Ghz
Penempatan Access Point
Link Budget dan Loss Propagation
Design Coverage
No
Indoor Design System with Software Simulation
Finish
Gambar 3.1 Diagram alur pengambilan data Berdasarkan gambar 3.1, alur pengambilan data yang dilakukan antara lain:
21
a. Langkah awal yang dilakukan adalah pengumpulan data berupa denah, lokasi, luas Gedung Twin Tower E6 dan E7 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). b. Pengumpulan data dari Access Point yang digunakan di lapangan yaitu Gedung E6 dan E7 UMY. c. Selanjutnya menghitung loss propagasi untuk menentukan level daya minimum yang diterima oleh user. d. Kemudian langkah terakhir yang dilakukan adalah mendesain coverage dan juga mensimulasikannya dalam software simulasi. Software yang digunakan adalah RPS (Radio Propagation Simulator). 3.2
Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari - Maret 2017 dengan
mengambil data di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. 3.3
Metodologi Pengumpulan Data Pengumpulan data yang dipergunakan dalam pengujian ini merupakan
data yang diperoleh langsung dari lapangan pada lokasi penelitian serta dari literature yang berhubungan dengan pengumpulan data yang dibutuhkan dari penulisan skripsi. 3.4
Perancangan Access Point Perancangan jaringan ini meliputi kebutuhan kapasitas user dan juga
menentukan letak AP agar daya di dalam gedung tersebut terdistribusi dengan baik. Penentuan letak AP juga dapat membantu mengatasi blank spot karena redaman yang disebabkan oleh konstruksi bangunan. 3.4.1
Penentuan Access Point Tujuan utama perancangan indoor coverage adalah mendapatkan coverage
yang maksimal dengan level sinyal di penerima masih dapat diterima dengan baik, maka pemilihan AP menjadi sangat penting. AP didefinisikan sebagai sebuah perangkat jaringan yang berisi sebuah transceiver dan antena untuk transmisi dan menerima sinyal ke dan dari clients remote. Dengan AP clients wireless bisa dengan cepat dan mudah untuk terhubung kepada jaringan LAN kabel secara wireless.
22
Dalam perancangan AP Indoor di Gedung E6 dan E7 ini menggunakan perangkat Access Point Cisco dapat dilihat spesifikasinya pada table 3.1. Tabel 3.1 Spesifikasi AP Cisco Parameter
Spesifikasi
Transmit Power
23dBm (200MW)
Teknologi
802.11 a/b/g/n
Frekuensi
2.4 Ghz support 5 Ghz
Input Power Requirements
Power Supply and Power Injector: 100 to 240 VAC; 50 to 60 Hz
Dimensions
Access point : 8.7 x 8.7 x 1.84 in. (22.1
(W x L x H)
x 22.1 x 4.7 cm)
Weight
2.3 lbs (1.04 kg)
3.4.2
Perhitungan Link Budget Perhitungan link budget ini bertujuan untuk mengatur distribusi daya yang
ada di dalam gedung. Daya yang terdistribusi dengan baik akan mendapatkan coverage yang optimal. Penempatan antenna dan pemilihan perangkat merupakan bagian penting dan harus diperhitungkan dengan baik. Link budget sebelum daya dipancarkan oleh antenna (EIRP) yaitu bernilai 23 dBm sesuai dengan AP yang digunakan. 3.4.3
Perhitungan Path Loss
1. Path Loss dengan COST 231 Indoor untuk f = 2400 Mhz ∑
( [ (
) )
]
Dimana : pada jarak d =1 m.
23
, untuk propagasi yang tidak line of side maka L1 = 60.05,. Jadi dari persamaan rumus 3.1 dapat diturunkan menjadi ; ( [ (
∑
) )
]
Keterangan : Kw
= Penetration wall
Kf
= Penetration floor
Lw
= Loss wall
Lf
= Loss floor
M
= Different wall
Karena di dalam perancangan perhitungan path loss dihitung perlantai maka Kf (Penetration floor) dan Lf (Loss floor) tidak dipergunakan sehingga rumus 3.1 diturunkan menjadi: ∑
Tabel 3.2 Loss Wall Tipe Dinding
Redaman (dB)
Concrete
8
Bricks
6
Plester inner wall
4
Glass
2.8
wood
2
24
2. Perhitungan jari-jari/radius antena (Rx max) Dengan melihat dari KPI (Key Performance Indicator) batas maksimum level daya terima (downlink) adalah sebesar -80 dBm, karena pada – 80 dBm , daya terima masih tetap stabil sehingga user dapat berkomuniksi dengan nyaman.
∑
( 3.5
∑
)
Desain Perancangan Perencanaan jaringan Gedung E6 dan E7 Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta (UMY) indoor ini selanjutnya akan dilakukan visualisasi penempatan tiap antenna untuk mendapatkan coverage Access Point yang tepat. Penempatan AP akan digambarkan dalam tiap lantai untuk memudahkan dalam proses perancangan selanjutnya. Dalam
proses
penempatan
AP
memerlukan
banyak
pertimbangan.
Penempatan AP yang kurang tepat dapat menyababkan blankspot disuatu titik dan juga dapat mengganggu kenyamanan pemakai gedung. Oleh karena itu perancangan jaringan indoor harus dipertimbangan dari berbagai sektor. Perancanangan jaringan indoor di Gedung E6 dan E7 UMY juga digambarkan dalam tiap lantai. Gedung tersebut memiliki 6 lantai, yaitu : 1. Lantai dasar 2. Lantai 1 3. Lantai 2 4. Lantai 3 5. Lantai 4 6. Lantai 5
25
Selanjutnya akan digambarkan penempatan AP dan jaringan indoor pada tiap lantai. 3.5.1
Desain Lantai Dasar
Gambar. 3.2 Desain Lantai Dasar Pada lantai dasar terdiri dari Gedung E6 terdapat ruang Dekanat, ruang Tata Usaha , ruang pengajaran dan beberapa ruangan yang dinding luarnya terbuat dari material jenis concerete dan untuk dinding dalam menggunakan material jenis Plester dan terdapat beberapa bahan Glass. Untuk lantai dasar pada Gedung E7 sendiri terdapat ruang yang digunakan untuk foodcourt yang dinding luarnya terbuat dari material jenis concerete dan untuk dinding dalam menggunakan material jenis Plester yang ditunjukkan pada gambar 3.2 diatas. Jumlah AP yang telah terpasang untuk men-cover lantai dasar E6 dan E7 adalah 8 antena . Link budget yang didapatkan EIRP untuk masing-masing AP adalah 23 dBm pada frekuensi 2.4 GHz. 3.5.2 Desain Lantai 1
Gambar. 3.3 Desain Lantai 1
26
Pada lantai 1 yang ditunjukkan pada gambar 3.3 pada Gedung E6 terdiri dari ruangan-ruangan dosen yang dinding-dindingnya kebanyakan terbuat dari material jenis Plester dan beberapa bahan jenis glass, serta beberapa sekat yang berbahan wood. Pada tembok bagian luar terdiri dari bahan material jenis concrete. Untuk lantai 1 pada gedung E7 terdiri dari beberapa ruang kelas yang dinding-dindingnya kebanyakan terbuat dari material jenis plester, glass dan wood. Jumlah AP yang terpasang untuk men-cover lantai 1 E6 dan E7 adalah 9 AP. Link budget yang didapatkan EIRP untuk masing-masing AP adalah 23 dBm pada frekuensi 2.4 GHz 3.5.3
Desain Lantai 2
Gambar. 3.3 Desain Lantai 2 Pada lantai 2 yang ditunjukkan pada gambar 3.3 pada Gedung E6 terdiri dari beberapa ruang kelas yang dinding-dindingnya kebanyakan terbuat dari material jenis plester, glass dan wood. Pada tembok bagian luar terdiri dari bahan material jenis concrete. Untuk lantai 2 pada gedung E7 terdiri dari beberapa ruang kelas yang dinding-dindingnya kebanyakan terbuat dari material jenis plester, glass dan wood. Pada tembok bagian luar terdiri dari bahan material jenis concrete.
27
Jumlah AP yang dibutuhkan untuk men-cover lantai 1 E6 dan E7 adalah 9 AP. Link budget yang didapatkan EIRP untuk masing-masing AP adalah 23 dBm pada frekuensi 2.4 GHz. 3.5.4
Desain Lantai 3
Gambar. 3.4 Desain Lantai 3 Pada lantai 3 yang ditunjukkan pada gambar 3.4 pada Gedung E6 terdiri dari beberapa ruang kelas yang dinding-dindingnya kebanyakan terbuat dari material jenis plester dan glass. Pada tembok bagian luar terdiri dari bahan material jenis concrete. Untuk lantai 3 pada gedung E7 terdiri dari beberapa ruang kelas yang dinding-dindingnya kebanyakan terbuat dari material jenis gypsum dan glass. Pada tembok bagian luar terdiri dari bahan material jenis concrete. Jumlah AP yang telah terpasang untuk men-cover lantai 3 E6 dan E7 adalah 9 AP. Link budget yang didapatkan EIRP untuk masing-masing AP adalah 23 dBm pada frekuensi 2.4 GHz.
28
3.5.5
Desain Lantai 4
Gambar. 3.5 Desain Lantai 4 Pada lantai 4 yang ditunjukkan pada gambar 3.5 pada Gedung E6 terdiri dari beberapa ruang kelas yang dinding-dindingnya kebanyakan terbuat dari material jenis plester dan glass. Pada tembok bagian luar terdiri dari bahan material jenis concrete. Untuk lantai 4 pada gedung E7 terdiri dari beberapa ruang kelas yang dinding-dindingnya kebanyakan terbuat dari material jenis gypsum dan glass. Pada tembok bagian luar terdiri dari bahan material jenis concrete. Jumlah AP yang telah terpasang untuk men-cover lantai 4 E6 dan E7 adalah 9 AP. Link budget yang didapatkan EIRP untuk masing-masing AP adalah 23 dBm pada frekuensi 2.4 GHz.
3.5.6
Desain Lantai 5
Gambar. 3.6 Desain Lantai 5
29
Pada lantai 5 terdiri dari ruangan kelas teatrikal dan ruangan seminar yang yang dinding-dindingnya terbuat dari material jenis plester dan pada tembok bagian luar terbuat dari jenis concrete. Banyaknya AP yang telah terpasang untuk men-cover lantai 5 untuk gedung E6 dan E7 yaitu 9 AP, serta didapatkan EIRP untuk masing masing AP yaitu sebesar 23 dBm untuk frekuensi 2.4 Ghz.