BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Kerangka Pikir Struktur modal sebuah perusahaan mempengaruhi nilai perusahaan tersebut, dimana nilai perusahaan tercermin dari imbal hasil harga saham yang diperdagangkan di bursa, demikian disebutkan oleh satu teori struktur modal. Struktur modal sebuah perusahaan yang terdiri dari hutang dan modal, masing-masing mempunyai biaya tersendiri untuk mendapatkannya. Pembiayaan perusahaan yang dilakukan dengan menerbitkan saham harus membayarkan dividen sebagai imbal hasil kepada para pemegang saham sedangkan pembiayaan melalui hutang, perusahaan harus membayarkan bunga. Pembayaran bunga yang dilakukan oleh perusahaan dicatatkan sebagai faktor pengurang dari pendapatan operasional sehingga jumlah pendapatan kena pajak akan semakin kecil apabila bunga yang dibayarkan semakin besar, sedangkan untuk pembayaran dividen, pencatatan akan dilakukan setelah pendapatan bersih yang diterima oleh perusahaan, sehingga semakin besar dividen yang dibayarkan, tidak akan berpengaruh dalam nilai pajak yang harus dibayarkan oleh perusahaan. Hal inilah yang mendasari banyaknya perusahaan lebih memilih pembiayaan melalui hutang karena semakin besar hutang maka akan semakin banyak tax benefit yang dapat disimpan oleh perusahaan. Pembiayaan melalui hutang boleh jadi merupakan pembiayaan yang lebih murah dibandingkan dengan pembiayaan melalui
penerbitan saham, namun perlu diperhatikan bahwa apabila perusahaan menggunakan terlalu banyak hutang dalam struktur modalnya, para investor akan menjadi lebih hati-hati dan cenderung kuatir apakah perusahaan akan mampu membayar hutanghutangnya tersebut. Ketakutan dari para investor ini sering disebut sebagai financial distress. Financial distress inilah yang harus diperhatikan oleh perusahaan, dimana perusahaan harus dapat mengatur jumlah hutang dan modal yang dimilikinya sehingga struktur modalnya menjadi optimal. Dengan optimalnya struktur modal sebuah perusahaan, maka diharapkan bahwa nilai perusahaan yang tercermin dari imbal hasil harga sahamnya di bursa akan meningkat, sehingga dengan demikian, tujuan perusahaan dalam memaksimalkan kesejahteraan para pemegang sahamnya akan tercapai. Apabila digambarkan dalam bentuk bagan, kerangka pikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Cost of:
Capital Structure
Equity: Dividend (No tax Benefit)
Debt + Equity
Debt: Interest (Tax benefit)
Debt Financing Tax benefit vs Cost of financial distress
• • •
Optimal Capital Structure
D/A Ratio D/E Ratio Long Term Leverage
Firm’s value Return on Stocks Price
Maximize shareholders wealth
Bagan 3.1. Kerangka Pikir
3.2. Gambaran Umum Perusahaan 3.2.1. PT. Bayer Indonesia, Tbk. 3.2.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan Perusahaan yang didirikan pada tahun 1969 dengan nama PT. Bayer Farma Indonesia ini telah melakukan 3 kali proses merger dengan 3 perusahaan yang bergerak di sektor farmasi, produsen pestisida dan bahan-bahan kimia lainnya. PT. Bayer Farma Indonesia, PT. Bayer Agrochemicals dan PT. Bayer Chemical adalah perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam PT. Bayer Indonesia. Dengan total luas area sebesar 14,2 Ha., perusahaan memiliki 2 lokasi pabrik di Jakarta dan satu di Gresik, Jawa Timur, perusahaan telah mampu memenuhi kebutuhan pasar luar negeri. 3.2.1.2. Kinerja Keuangan Perusahaan Peningkatan pada pendapatan sebesar 28,5% pada tahun 1999 yaitu menjadi sebesar Rp. 52,771 milliar adalah hasil dari peningkatan laba operasi yang naik sebesar 32,8% yaitu sebesar Rp. 98.494 milliar. Namun, penurunan terjadi pada sisi penjualan pada tahun 2000 menjadi hanya sebesar Rp. 622.851 milliar atau turun sekitar 6,95%. 3.2.1.3. Profil Perusahaan !
Alamat: MidPlaza I lt. 14-17, Jl. Jend. Sudirman Kav. 10-11 Jakarta 10220, Telp. (021) 570-3661, Fax (021) 570-3660
!
Dewan Komisaris: Presiden: Jocanias Benoni Titiheruw Anggota: Josef Reisdorff, Frans Seda
!
Dewan Direksi: Presiden: Wolfgang Piroth Anggota Direksi: Danudirjo Ashari, Vinzenzo Langella, Ralph Dieter Petrich
!
PT. Merincorp berlaku sebagai underwriter.
3.2.2. PT. Dankos Laboratories, Tbk. 3.2.2.1. Sejarah Singkat Perusahaan Pada tahun 1982, perusahaan memindahkan operasinya ke kawasan industri Pulogadung yang mempunyai luas sebesar 1.2 Ha. Produk obat-obatannya, terdiri dari 8 kategori obat-obatan yang harus dibeli dengan resep (Ethical Product), dan 7 kategori obat-obatan yang bisa dibeli bebas (Over The Counter-OTC). Pada bulan Desember 1990, perusahaan mengambil alih 99,6% saham PT. Bintang Toedjoe yang juga berkecimpung di bidang yang sama. Lalu pada 17 April 1997, perusahaan juga menandatangani surat pembelian terhadap saham Taisho Pharmaceutical Asia Sdn. Bhd., salah satu perusahaan farmasi Malaysia, dimana dengan penandatanganan perjanjian tersebut, PT. Dankos Laboratories menguasai kepemilikan PT. Taisho Indonesia sebesar 45%. 3.2.2.2. Kinerja Keuangan Perusahaan Laba bersih perusahaan pada tahun 2000 adalah sebesar Rp. 45,5 milliar, dimana laba tersebut mengalami penurunan sebesar 10% dari tahun sebelumnya. Pendapatan yang menurun adalah hasil dari kerugian yang dialami perusahaan dari transaksi mata uang asing (foreign exchange) sebesar Rp. 34,4 milliar. Kondisi ini merupakan kebalikan dari tahun sebelumnya dimana perusahaan mengalami
keuntungan dari transaksi uang asing ini yaitu sebesar Rp. 21,061 milliar. Di lain pihak, laba operasi naik tajam sebesar 61,1% yaitu menjadi sebesar Rp. 116,082 milliar pada tahun 2000. 3.2.2.3. Profil Perusahaan !
Alamat: Jl. Rawa Gatel Blok III S Kav. 37-38, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta 13930, Telp: (62-21) 460 0158, Fax: (62-21) 461 1301, Email:
[email protected]
!
Didirikan pada tanggal 25 Maret 1974
!
Terdaftar sebagai anggota bursa di Bursa Efek Jakarta semenjak 22 Maret 1990 dengan MIFC sebagai underwriter.
!
Hasil penjualan dari obat-obatan yang dijual bebas sebesar 83,32%, obat dengan resep sebesar 14,89%, lain-lain sebesar 1,79%.
!
Kepemilikan saham : PT. Kalbe Farma sebesar 71,46%, Umum sebesar 28,54%
!
Dewan Komisaris: Presiden : Drs. Johannes Setijono Anggota Komisaris: Dra. Nina Gunawan, Drs. Sunarto Prawirosujanto.
!
Dewan Direksi: Presiden : Drs J.B Apik Ibrahim Anggota Direksi : Drs. Herman Widjaja, Justian Sumardi, SE.
3.2.3. PT. Darya Varia Laboratoria, Tbk. 3.2.3.1. Sejarah Singkat Perusahaan Perusahaan yang didirikan pada tahun 1976 oleh Drs. Wim Kalona, beroperasi pada dua fasilitas manufaktur yang dimilikinya setelah sebelumnya pada tahun 1998 menutup 2 pabriknya yang lain sebagai proses restrukturisasi perusahaan. First Pasific Group of Hong Kong adalah pemegang saham perusahaan yang terbesar yaitu sebesar 89,5% dan sisanya dimiliki oleh umum, menyusul suksesnya proses divestasi perusahaan yang kedua pada tahun 1998 di Bursa Efek Jakarta. Semenjak tahun 1983, Darya Varia Group sudah mulai menjalin kerjasama dengan perusahaan-perusahaan farmasi internasional, yang berlanjut dengan mengekspor hasil produksinya ke Jepang dan Hong Kong pada tahun 1989, disusul ke beberapa negara Asia lainnya pada tahun berikutnya. Dengan diadakannya proses konsolidasi internal perusahaan pada tahun 1998, PT.Darya Varia berhasil membenahi strukturisasi organisasi, keuangan, operasional, sistem informasi dan komputerisasi yang dimilikinya pada akhir tahun 1999, yang menjadikannya sebuah perusahaan yang terintegrasi yang berfokus pada struktur operasional perusahaan dengan dukungan management team yang profesional. Tahun 2000, perusahaan mulai berkonsentrasi pada integrasi secara eksternal yaitu berusaha memperkuat posisi perusahaan dengan meningkatkan market share dalam pasar yang semakin kompetitif. Business mix yang dijalankan perusahaan adalah 65% obat-obatan dengan resep dan sisanya obat-obatan yang dapat dijual bebas.
3.2.3.2. Kinerja Keuangan Perusahaan Laba operasi perusahaan menurun sebesar 3% pada tahun 2000 yaitu menjadi sebesar Rp. 47,66 milliar sebagai dampak dari meningkatnya pemotongan harga jual dan pengeluaran untuk keperluan promosi yang dijalankan oleh perusahaan sebagai salah satu cara untuk meningkatkan penjualan. Walaupun operasional perusahaan mulai menampakkan peningkatan, perusahaan harus menanggung kerugian yang terjadi akibat kekalahan dari transaksi mata uang asing sebesar Rp. 36,72 milliar sehingga perusahaan mengalami kerugian bersih sebesar Rp. 16.12 milliar pada akhir tahun 2000. Kerugian yang terjadi pada transaksi mata uang asing ini terjadi akibat dari hutang perusahaan dalam bentuk dollar menjadi terapresiasi menyusul terjadinya depresiasi mata uang rupiah sebesar 28% terhadap dollar sepanjang tahun 2000. Apabila perusahaan tidak mengalami kerugian dalam transaksi mara uang asing ini, laba bersih perusahaan adalah meningkat sebesar 28% yaitu menjadi Rp. 24.79 milliar dari hanya sebesar Rp. 19,39 milliar pada tahun sebelumnya. 3.2.3.3. Profil Perusahaan !
Alamat : Graha Darya Varia 2nd-4th Fl. Jl. Melawai Raya no. 93 Jakarta 12130 Telp.:
(62-21)
725
7988,
725
8010,
Fax
725
8011,
Email:
[email protected] !
Didirikan pada tanggal 5 February 1976
!
Terdaftar sebagai anggota Bursa di Bursa Efek Jakarta semenjak 11 November 1994 dengan PT. Wardley James Caple Ind. sebagai underwriter.
!
Kepemilikan saham : Hollan Pasific 75.55%, DVL Investment Ltd. 13,95%, PT. Jasatama Lestari Mukti 1,45% dan Umum 9,05%
!
Dewan Komisaris: Presiden : Laks. Madya (Purn.) Soedibyo Rahardjo Wakil Presiden: Sonny Kalona, MBA Anggota Komisaris: Soedwikatmono, Tedy Djuhar, Edward A. Tortorici, Eva Riyanti Hutapea
!
Dewan Direksi : Presiden: Philip A. Townsend Anggota Direksi: Roberto L. Libarnes, Darryl J. Kinneally, Oscar E. Carag
3.2.4. PT.Merk Indonesia, Tbk. 3.2.4.1. Sejarah Singkat Perusahaan Perusahaan yang didirikan pada 14 Otober 1970 oleh E. Merck, yang berbasis di Jerman dan membuka peluang yang besar di dunia farmasi Indonesia dengan didirikannya pabrik di Indonesia pada tahun 1972. Produk yang dihasilkan kebanyakan ditujukan untuk pasaran lokal, namun semenjak 1987, perusahaan mulai mengeksport produknya ke Malaysia, Singapura, Thailand dan Jerman. Sebagai salah satu fulfillment perusahaan sebagai perusahaan asing yang harus mendivestasikan perusahaannya sebanyak 30%, pada July 1981, perusahaan melakukan IPO dengan 1.680.000 jumlah saham beredar di Bursa Efek Jakarta dan untuk memperkuat struktur modalnya serta dalam rangka ekspansi bisnis, dan perusahaan kembali
melakukan divestasi dengan melakukan Limited Public Offering pada bulan Mei 1999. 3.2.4.2. Kinerja Keuangan Perusahaan Jumlah penjualan bersih pada tahun 1999 yang sebesar Rp. 125,8 Milliar, meningkat cukup signifikan pada tahun berikutnya yaitu menjadi Rp. 183,8 Milliar. Peningkatan penjualan bersih ini memberi kontribusi pada peningkatan laba bersih sebesar 114%, namun walaupun demikian, peningkatan ini dirasakan masih kurang jika dibandingkan dengan peningkatan yang terjadi pada tahun sebelumnya yaitu sebesar 240%. 3.2.4.3. Profil Perusahaan !
Alamat: Jl. T.B. Simatupang no.8 Pasar Rebo, Jakarta 13760, Telp. (62-21) 840 0081, Fax: (62-21) 840 0492, email:
[email protected]
!
Didirikan pada 14 Oktober 1970
!
Terdaftar sebagai anggota Bursa di Bursa Efek Jakarta semenjak May 18, 1999 dengan PT. ASEAM Indonesia, PT. Danareksa Sekuritas dan Multi Finance Corp. sebagai underwriter.
!
Kepemilikan saham : Merck Astra Holding AG, Swiss 74%, PT. Danareksa (Persero) 12,66%, Parkmix Ltd-IM 7,63% dan umum 5,71%
!
Dewan Komisaris: Presiden: Dr. Michael Becker Anggota Komisaris: Soedarjo, Dr.Walter Bardorff
!
Dewan Direksi : Presiden: Rudolf Gerhard Stock
Wakil Presiden: Koesdianto Setyabudhi Anggota Direksi: Petrus Wilis Ngantung, MBA, Erhard Walter Reiber, Dr. Ulrich Hanstein, Dr. Hardjana Setyadharma, Jens Rohne
3.2.5. PT.Tempo Scan Pasific, Tbk. 3.2.5.1. Sejarah Singkat Perusahaan Selain memegang lisensi dari Bode and Scan, PT. Tempo Scan Pasific juga memegang lisensi dari Rorer Holding BV (Netherland), Lucky Ltd. (Korea Selatan), Laboratories Besins Incovesco, S.A (Prancis), Procter and Gamble Company (USA) dan Beiersdorf Cosmetic GmbH (Jerman). Pada tanggal 28 February 1998, Bursa Efek Jakarta menyetujui diadakannya Limited Offering yang pertama group perusahaan Tempo ini dengan jumlah saham yang beredar sebanyak 300,000,000 yang beberapa waktu kemudian menjadi 450,000,000. 3.2.5.2. Kinerja Keuangan Perusahaan Laba bersih perusahaan yang meningkat tajam sebesar 289% pada tahun 2000 atau sekitar Rp. 347, 787 Trilyun, yang mana salah satu alasan meningkatnya laba bersih tersebut adalah dengan adanya keputusan perusahaan untuk membayar lunas outstanding syndicated loans sebesar US 75 juta pada tahun sebelumnya. 3.2.5.3. Profil Perusahaan !
Alamat: Bina Mulia Building II 5th Fl. Jl. H. R. Rasuna Said Kav 11, Jakarta 12950,
Telp.
(62-21)
[email protected] !
Didirikan pada tahun 1970
5201858,
Fax:
(62-21)
5201857,
email:
!
Terdaftar sebagai anggota Bursa di Bursa Efek Jakarta semenjak 17 Juni 1994 dengan PT. DBS Sekurities sebagai underwriter.
!
Kepemilikan saham : PT. Bogamulia Nagadi 66,11% dan umum (masingmasing di bawah 5%) 33,89%
!
Dewan Komisaris: Presiden: Dian Paramita Tamzil Anggota Komisaris: Indrawan Roosheroe, Wisnu Katim, Olga Asihjati Ajiputro Wijay
!
Dewan Direksi : Presiden: Handojo Selamet Muljadi Wakil Presiden: Reginald Wuisan, Paulus Harianto, Albert R Tumewah Anggota Direksi: Diana Wirawan, Dewi Murni Sukahar, Erly Anggrahini, Nelia Molato Sutrisno, Paroehoem Hamonangan N, Chandra Intan Tanidjojo, Dondi Sapto Margono
3.3. Model dan Metode Analisis Model yang dilakukan dalam penelitian ini adalah secara deskriptif dan secara analitik, dimana model deskriptif adalah model penelitian dengan menyajikan permasalahan melalui diagram, grafik, lengkap dengan penjelasannya, sedangkan secara analitik, dilakukan uji statistika dengan menggunakan metode korelasi, regresi dan regresi berganda.
Dan langkah-langkah yang ditempuh dalam melakukan metode analisis adalah sebagai berikut: 1. Melakukan uji hipotesis atas koefisien korelasi antara D/A Ratio dengan imbal hasil harga saham dengan menggunakan metode korelasi t-test, untuk mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan diantara keduanya. 2. Melakukan uji hipotesis atas koefisien korelasi antara D/E Ratio dengan imbal hasil harga saham dengan menggunakan metode korelasi t-test, untuk mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan diantara keduanya. 3. Melakukan uji hipotesis atas koefisien korelasi antara Long Term Leverage dengan imbal hasil harga saham dengan menggunakan metode korelasi t-test, untuk mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan diantara keduanya. 4. Melakukan uji hipotesis dengan menggunakan metode regresi pada D/A Ratio dengan imbal hasil harga saham. Uji regresi ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh D/A Ratio terhadap imbal hasil harga saham. 5. Melakukan uji hipotesis dengan menggunakan metode regresi pada D/E Ratio dengan imbal hasil harga saham. Uji regresi ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh D/E Ratio terhadap imbal hasil harga saham. 6. Melakukan uji hipotesis dengan menggunakan metode regresi pada Long Term Leverage dengan imbal hasil harga saham. Uji regresi ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Long Term Leverage terhadap imbal hasil harga saham. 7. Melakukan uji hipotesis dengan menggunakan metode regresi berganda pada D/A Ratio, D/E Ratio dan Long Term Leverage sebagai variabel bebas dan
imbal hasil harga saham sebagai variabel terikat untuk mengetahui seberapa besar pengaruh rasio-rasio tersebut apabila secara keseluruhan digabungkan dan diuji dengan menggunakan F-Test. Uji regresi berganda ini akan dilakukan apabila masing-masing variabel bebas yang telah diujikan pada uji regresi ternyata mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap imbal hasil saham sebagai variabel terikat.
3.3.1. Korelasi Analisis korelasi mencerminkan hubungan antara 2 data series dan correlation coefficient mengukur seberapa dekat hubungan antara kedua data tersebut. Pada beberapa kasus tertentu, koefisien korelasi juga dapat dijadikan alat ukur dan memprediksi kecenderungan dan seberapa besar hubungan secara linier yang dimiliki oleh 2 variabel. Koefisien korelasi mempunyai nilai maksimal 1 dan nilai minimal -1. Koefisien korelasi yang mempunyai nilai lebih besar dari 0 mengindikasikan adanya hubungan linier yang positif antara kedua variabel yang diujikan, yaitu ketika satu variabel meningkat (menurun) maka variabel lainnya akan juga meningkat (menurun). Sedangkan pada koefisien korelasi yang mempunyai nilai lebih kecil dari 0 mengindikasikan adanya hubungan linier yang negatif diantara kedua variabel yang diujikan tersebut, yaitu ketika satu variabel meningkat (menurun), maka variabel lainnya akan bergerak ke arah yang berlawanan, yaitu menurun (meningkat) dan pada koefisien korelasi yang mempunyai nilai 0 mengindikasikan bahwa tidak adanya hubungan linier antara kedua variabel yang diujikan tersebut.
Koefisien korelasi yang yang dilakukan dengan menggunakan data dari sampel, dinotasikan sebagai r, yang dirumuskan sebagai berikut: r=
(
n∑ xy − (∑ x )(∑ y )
)
n ∑ x 2 − (∑ x )
2
(
)
n ∑ y 2 − (∑ y )
2
Tes hipotesis - Korelasi Tes hipotesis digunakan untuk menentukan apakah adanya hubungan linier yang signifikan antara kedua data yang diujikan. Bentuk dasar dari null dan alternative hypothesis adalah sebagai berikut: H 0 : ρ = 0 (Tidak adanya hubungan linier yang signifikan) H 1 : ρ ≠ 0 (Adanya hubungan linier yang signifikan)
t-test t-test digunakan untuk melakukan pengujian hipotesis guna mengetahui apakah benar-benar adanya hubungan antara kedua variabel, ataukah hubungan diantara keduanya hanya sebuah kebetulan semata t-test dapat didenotasikan sebagai berikut:
t=
r 1− r2 n−2
Nilai kritis dari t adalah dengan menggunakan tabel-t dengan n-2 sebagai degrees of freedom. Untuk mengetahui hasil sebuah uji hipotesis, apakah H 0 ditolak ataupun gagal ditolak, maka perlu membandingkan antara t hitung dengan t tabel. Apabila
hasil perhitungan dari t hitung melebihi nilai (positif) t-tabel, maka H 0 ditolak dan H 1 diterima, atau apabila hasil dari nilai t-hitung kurang daripada nilai (negative) t-
tabel, maka H 0 akan kembali ditolak. Apabila digambarkan dalam bentuk matematis adalah sebagai berikut: Tolak H 0 jika : Hasil t-hitung < - t n − 2,α / 2 atau hasil t-hitung > t n − 2,α / 2 Tahapan dalam korelasi linier bila digambarkan dalam bentuk bagan adalah sebagai berikut (Triola, Mario. F., 1998,”Elementary Statistics”, 7th Edition, Addison Wesley, pp 485):
Start
Let H 0 : ρ = 0 H1 : ρ ≠ 0
Select a signification level α
Calculate r using
r=
n∑ xy − (∑ x )(∑ y )
n(∑ x ) − (∑ x )
2
2
n(∑ y 2 ) − (∑ y )
2
The test statistic is
t=
r 1− r2 n−2
Critical values of t are from t table with n - 2 degress of freedom If the absolute value of the test statistic exceeds the critical values reject H 0 : ρ = 0 .Otherwise fail to reject
If H0 is rejected conclude that there is a significant linear correlation. If you fail to reject H0 then there is not sufficient evidence to conclude that there is a linear correlation
Bagan 3.2. Tahapan korelasi linier
3.3.2. Regresi
Jika analisis korelasi digunakan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan linier yang signifikan antara kedua data yang diujikan, maka analisis regresi digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh perubahan variabel bebas (x) terhadap perubahan variabel terikat (y). Adapun persamaan regresi dapat digambarkan:
yˆ = b0 + b1 x , Nilai b0 , b1 dapat dicari dengan menggunakan persaman sebagai berikut:
(∑ y )(∑ x ) − (∑ x )(∑ xy ) = n(∑ x ) − (∑ x ) 2
b0
b1 =
2
2
n(∑ xy ) − (∑ x )(∑ y )
(
)
n ∑ x 2 − (∑ x )
2
Tes Hipotesis – Regresi
Tes hipotesis pada uji regresi digunakan untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat yang diujikan. Bentuk dasar dari null dan alternative hypotesis untuk uji regresi adalah sebagai berikut:
H 0 : β 1 = 0 (Tidak adanya pengaruh linier yang signifikan) H 1 : β 1 ≠ 0 (Adanya pengaruh linier yang signifikan)
t-test
t-test digunakan untuk melakukan pengujian hipotesis guna mengetahui apakah benar adanya pegaruh signifikan yang ditimbulkan oleh variabel bebas terhadap variabel terikat. t-test untuk uji regresi dapat didenotasikan seperti tercantum di bawah ini:
t=
b1 − β 1 S b1
Nilai kritis dari t adalah dengan menggunakan tabel-t dengan n-2 sebagai degrees of freedom, dan untuk mengetahui hasil sebuah uji hipotesis, apakah H 0 ditolak ataupun gagal ditolak, maka perlu membandingkan antara hasil t-hitung dengan nilai kritis t pada tabel-t. Apabila nilai t hitung melebihi atau sama dengan nilai (positif) t-tabel maka H 0 ditolak, demikian juga apabila nilai t hitung lebih kecil atau sama dengan nilai (negatif) t-tabel maka H 0 akan kembali ditolak. Apabila didenotasikan dalam bentuk matematis, maka: Tolak H 0 apabila: Hasil t-hitung ≤ −t n − 2,α / 2 atau hasil t-hitung ≥ t n −2,α / 2
3.3.3. Regresi berganda
Regresi berganda, pada dasarnya sama dengan regresi biasa, namun apabila pada regresi biasa hanya terdapat satu variabel bebas (x) yang dapat mempengaruhi nilai variabel terikat (y), pada regresi berganda, terdapat lebih dari satu variabel bebas
(x1 , x 2 ,....xn ) yang dapat mempengaruhi nilai variabel terikat (y).
Persamaan regresi berganda adalah sebagai berikut:
yˆ = b0 + b1 x1 + b2 x 2 + ...bn x n Untuk menghitung b0 , b1 , b2 ...bn digunakan persamaan sebagai berikut:
∑ y = nb
0
+ b1 ∑ x1 + b2 ∑ x 2
∑x y =b ∑x 1
∑x
2
0
1
+ b1 ∑ x1 + b2 ∑ x1 x 2 2
y = b0 ∑ x 2 + b1 ∑ x1 x 2 + b2 ∑ x 2
2
Dan untuk mengukur korelasi antara ketiga variabel atau lebih digunakan persamaan sebagai berikut:
r 2 yx1 + r 2 yx 2 + 2ryx1 .ryx 2 .rx1 x 2 1 − r 2 x1 x 2
R=
Tes Hipotesis – Regresi berganda
Bentuk dasar dari uji hipotesis bagi lebih dari 2 variabel adalah: H 0 = β1 = β 2 = ...β n = 0 H 1 = Tidak semua β i (i = 1,2,...n ) adalah 0
F-test
Bila t-test digunakan untuk menguji apakah adanya hubungan diantara dua variabel yang diujikan,maka F-test digunakan untuk melakukan pengujian hipotesis bagi lebih dari 2 variabel. Rumus dari F-test adalah: F=
R2 / k 1 − R 2 / (n − k − 1)
(
)
Untuk mengetahui hasil sebuah uji hipotesis, apakah H 0 ditolak ataupun gagal untuk ditolak, maka perlu membandingkan antara nilai F hitung dengan F tabel. Jika nilai F hitung lebih besar dari nilai besar dari F tabel maka H 0 ditolak dan H 1 diterima dan begitu juga sebaliknya.
3.4. Variabel Penelitian Variabel penelitian dalam penulisan karya tulis ini menggunakan 3 variabel bebas dan satu variabel terikat. Adapun ketiga variabel bebas tersebut adalah Debt/Assets Ratio, Debt/Equity Ratio dan Long Term Leverage. Ketiga rasio tersebut digunakan sebagai pencerminan dari struktur modal perusahaan-perusahaan farmasi yang listed di Bursa Efek Jakarta dengan pengambilan data selama periode tahun 1997 hingga tahun 2001. Sedangkan variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai perusahaan yang tercermin pada imbal hasil harga saham perusahaan pada periode yang sama. Hubungan antara variabel bebas dan terikat dapat digambarkan sebagai berikut:
D/A Ratio
D/E Ratio
Long Term Leverage
Return on Stocks Price
Firm’s Value
Capital Structure
Bagan 3.3. Variabel Penelitian
Jika dituliskan dalam notasi matematika, maka dapat disebutkan bahwa imbal hasil harga saham perusahaan merupakan fungsi dari D/A Ratio, D/E Ratio dan Long Term Leverage adalah sebagai berikut: r = f (D/A Ratio, D/E Ratio, Long Term Leverage)
3.5. Hipotesis Hipotesis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah: !
Uji korelasi D/A Ratio dengan imbal hasil harga saham perusahaan H 0 1 : ρ1 = 0 (Tidak ada hubungan linier yang signifikan antara D/A Ratio dengan imbal hasil harga saham) H 11 : ρ1 ≠ 0 (Ada hubungan linier yang signifikan antara D/A Ratio dengan
imbal hasil harga saham)
!
Uji korelasi D/E Ratio dengan imbal hasil harga saham perusahaan H 0 2 : ρ 2 = 0 (Tidak ada hubungan linier yang signifikan antara D/E Ratio dengan imbal hasil harga saham) H 1 2 : ρ 2 ≠ 0 (Ada hubungan linier yang signifikan antara D/E Ratio dengan
imbal hasil harga saham) !
Uji korelasi Long Term Leverage dengan imbal hasil harga saham perusahaan H 0 3 : ρ 3 = 0 (Tidak ada hubungan linier yang signifikan antara Long Term Leverage dengan imbal hasil harga saham) H 1 3 : ρ 3 ≠ 0 (Ada hubungan linier yang signifikan antara Long Term Leverage dengan imbal hasil harga saham)
!
Uji regresi D/A Ratio dengan imbal hasil harga saham perusahaan H 0 4 : β1 = 0 (Tidak ada pengaruh yang signifikan dari D/A Ratio terhadap imbal hasil harga saham) H 1 4 : β1 ≠ 0 (Ada pengaruh yang signifikan dari D/A Ratio terhadap imbal
hasil harga saham) !
Uji regresi D/E Ratio dengan imbal hasil harga saham perusahaan H 0 5 : β 2 = 0 (Tidak ada pengaruh yang signifikan dari D/E Ratio terhadap imbal hasil harga saham) H 1 5 : β 2 ≠ 0 (Ada pengaruh yang signifikan dari D/E Ratio terhadap imbal
hasil harga saham)
!
Uji regresi Long Term Leverage dengan imbal hasil harga saham perusahaan H 0 6 : β 3 = 0 (Tidak ada pengaruh yang signifikan dari Long Term Leverage terhadap imbal hasil harga saham) H 1 6 : β 3 ≠ 0 (Ada pengaruh yang signifikan dari Long Term Leverage terhadap imbal hasil harga saham)
!
Uji regresi berganda D/A Ratio, D/E Ratio dan Long Term Leverage dengan imbal hasil saham perusahaan. H 0 7 = β1 = β 2 = ...βn = 0 H 1 7 = Tidak semua β i (i = 1,2,...n ) adalah 0
Uji regresi berganda hanya akan dilakukan apabila pada uji linier regresi, ternyata diketahui bahwa masing-masing variabel bebas yang diujikan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap imbal hasil saham perusahaan.
3.6. Populasi dan Sampel Populasi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh laporan keuangan perusahaan yang telah tercatat dalam Bursa Efek Jakarta beserta seluruh harga saham yang yang diperdagangkan setiap hari. Terlalu luasnya populasi, menyebabkan peneliti menggunakan data sampel yang diambil berdasarkan sektor serta keaktifan perdagangan saham perusahaan tersebut. Sektor yang dipilih dalam penelitian ini adalah sektor farmasi, karena pada sektor ini diasumsikan cenderung lebih tidak terpengaruh oleh perubahan yang terjadi
pada sektor makro di Indonesia. Adapun perusahaan yang menjadi objek penelitian adalah sebagai berikut: 1. PT. Bayer Indonesia, Tbk. 2. PT. Dankos Laboratories, Tbk. 3. PT. Darya-Varia Laboratoria, Tbk. 4. PT. Merck Indonesia, Tbk. 5. PT. Tempo Scan Pasific, Tbk.
3.7. Metode Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah teknik observasi terhadap laporan-laporan keuangan tahunan masing-masing perusahaan melalui beberapa sumber data. Sumber data sendiri terbagi menjadi sumber data primer dan data sekunder. Data primer adalah data laporan keuangan yang diterbitkan langsung oleh perusahaan yang bersangkutan yang penulis dapatkan dari literatur di perpustakaan Bursa Efek Jakarta. Sedangkan data sekunder adalah data-data yang didapatkan dari hasil riset yang dilakukan oleh beberapa perusahaan sekuritas dan beberapa literatur-literatur umum yang berhubungan dengan struktur modal perusahaan.