BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A.
Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian penerjemahan yang bersifat
deskriptif kualitatif dan merupakan studi kasus terpancang. Disebut sebagai penelitian kualitatif karena penelitian ini mengkaji mengenai masalah sosial yang ada di masyarakat (Creswell, 1998: 15), dalam hal ini bidang
kajiannya
adalah
analisis
terjemahan
kalimat
yang
merepresentasikan tuturan kesantunan positif (positive politeness) dalam novel The Host karya Stephenie Meyer dan dampaknya bagi kualitas terjemahannya. Data yang muncul dalam penelitian kualitatif ini adalah data berupa kalimat yang berwujud tuturan yang didalamnya dapat dijumpai aspek-aspek kesantunan positif (positive politeness) dari hasil observasi, focus group discussion (FGD), intisari dokumen, dan dari novel dalam bentuk file PDF dan buku. Hal ini didasarkan oleh teori disampaikan yang Moleong (2000: 18), bahwa dalam penelitian kualitatif yang dikaji merupakan data yang berbentuk kata-kata maupun kalimat dan bukan berwujud numerik. Penelitian ini juga disebut penelitian deskriptif karena bertujuan mendeskripsikan secara rinci fenomena-fenomena yang dikaji di lapangan (Sutopo, 2002:111). Seperti yang telah dipaparkan pada Bab 1, penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kalimat yang merepresentasikan tuturan kesantunan positif (positive politeness), teknik penerjemahan yang digunakan dalam menerjemahkan kalimat yang merepresentasikan tuturan kesantunan positif (positive politeness), dan mendeskripsikan dampak penggunaan teknik penerjemahan terhadap kualitas terjemahan kalimat yang merepresentasikan tuturan kesantunan positif (positive politeness) dalam terjemahan novel The Host karya Stephenie Meyer.
49
Penelitian ini bisa dikategorikan dalam penelitian studi kasus terpancang atau dengan kata lain, yaitu embedded case study (Sutopo, 2006:137), karena sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti telah menentukan rumusan masalah atau kasusnya terlebih dahulu. Batasanbatasan masalah yang dimaksud adalah aspek-aspek yang telah dijabarkan pada Bab 1. Di dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode dengan membagikan kuesioner dan melakukan focus group discussion (FGD) khusus dengan para informan (rater), yang dengan kata lain yaitu menggunakan pendekatan etnografi. Penelitian dengan pendekatan etnografi menuntut peneliti untuk melakukan penelitiannya langsung di lokasi tersebut, yang bisa juga disebut sebagai studi lapangan. Dengan demikian, peneliti mendapatkan data yang lebih konkret dan tentu saja absah. Kebenaran data tersebut diperlukan dalam menentukan penilaian keakuratan dan keberterimaan terjemahan dalam novel The Host karya Stephenie Meyer.
B.
Lokasi Penelitian Lokasi penelitian melibatkan setidaknya tiga elemen yakni tempat,
aktor, dan peristiwa (Spradley, 1980:39). Lokasi penelitian ini merupakan media berupa novel The Host karya Stephenie Meyer yang ber-setting di Amerika. Aktor atau partisipannya adalah para tokoh dalam novel ini, dan peristiwanya berupa tindak tutur yang mengandung kesantunan positif yang diujarkan oleh para tokohnya. Di samping itu, penentuan lokasi ini sesuai dengan konsep lokasi dari Linclon & Guba (1985). Lokasi merupakan focus-determined boundary, batas yang digunakan untuk menentukan fokus penelitian. Dengan demikian, lokasi penelitian tidak terlalu bersifat geografis atau demografis.
50
C.
Sumber Data dan Data
1.
Sumber Data Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data, yakni dokumen
dan informan. Oleh karena, penerjemahan selalu berkaitan dengan “teks”, sumber data pada penelitian seputar penerjemahan selalu melibatkan dokumen. Moleong (200: 113) mengatakan bahwa buku, majalah ilmiah, buku riwayat hidup, dan jurnal dapat menjadi sumber data dalam penelitian kualitatif. Dokumen dalam penelitian ini adalah novel yang berjudul The Host karya Stephenie Meyer dan terjemahannya. Sumber data yang kedua adalah informan. Creswell (2003: 185) mengemukakan pentingnya mengikutsertakan informan pada penelitian kualitatif. Hal yang sama juga dikatakan oleh Spradley (2007: 12) bahwa penelitian etnografi deskripsi rinci dari variable yang dikaji dapat diperoleh melalui komentar maupun focus group discussion dengan informan. Keberadaan informan ini membantu peneliti memahami masalah penelitian dan menjawab pertanyaan penelitian. Dengan tujuan tersebut, penelitian
yang menggunakan
variable
tingkat
kualitas
terjemahan mengikutsertakan informan untuk menilai tingkat kualitas terjemahan. 2.
Data Data yang dikaji dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis yaitu
data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan cara mengambil kalimat yang merepresentasikan percakapan kesantunan positif (positive politeness) dalam novel The Host karya Stephenie Meyer dan terjemahannya, juga hasil dari kuesioner sekaligus focus group discussion terhadap para rater mengenai keakuratan dan keberterimaan. Kemudian, data sekunder yang digunakan oleh peneliti adalah informasi mengenai novel The Host karya Stephenie Meyer dan hasil penelitian dari para peneliti sebelumnya yang kemudian digunakan sebagai bahan referensi untuk penelitian ini.
51
D.
Teknik Cuplikan (Sampling) Sutopo (2002: 56) mengemukakan bahwa teknik cuplikan
merupakan proses pemusatan sumber data yang mengarah pada seleksi. Pada teknik cuplikan, sumber data dipilih secara selektif, yakni berdasarkan informasi yang mampu disediakan untuk membantu peneliti dalam melakukan kajian terhadap data-data yang ada. Mengingat bahwa penelitian kualitatif erat sekali kaitanya dengan faktor kontekstual, maka teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah criterion based sampling. Dengan demikian, sample yang diambil berdasarkan kriteria-kriteria tertentu sehingga sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh penelitian ini. Hal tersebut juga sama dengan yang dikemukakan oleh Sutopo (2006: 64) bahwa dalam pengambilan sample berdasarkan kriteria tersebut bertujuan agar memperoleh kedalaman dan kelengkapan data dan tidak mengarahkan kepada penggeneralisasian. Teknik cuplikan dilakukan pada pemilihan novel The Host karya Stephenie Meyer sebagai sumber data. Novel ini dipilih karena menyediakan data yang cukup mengenai kalimat yang merepresentasikan tuturan kesantunan positif (positive politeness). Teknik cuplikan juga diterapkan pada pemilihan informan yang menilai kualitas terjemahan kalimat yang merepresentasikan tuturan kesantunan positif (positive politeness)
pada
novel
The
Host
karya
Stephenie
Meyer dan
terjemahannya. Informan yang terdiri dari tiga pembaca ahli (rater) menilai kualitas dari segi keakuratan dan tiga rater menilai kualitas tingkat keberterimaan. Untuk kriteria rater yang menilai keakuratan dipilih berdasarkan kriteria sebagai berikut: 1.
Bersedia untuk menjadi rater dan membantu memberikan kontribusinya dalam penelitian ini.
2.
Rater menguasai bahasa Inggris dan bahasa Indonesia dengan baik.
3.
Rater memiliki latar belakang pendidikan penerjemahan, minimal S2 penerjemahan.
52
4.
Rater memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam bidang penerjemahan.
Untuk kriteria rater yang menilai aspek keberterimaan adalah sebagai berikut: 1. Bersedia
untuk
menjadi
rater
dan
membantu
memberikan
kontribusinya dalam penelitian ini. 2. Rater menguasai tata bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan EYD (Ejaan Yang Disempurnakan).
E.
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah mengkaji
dokumen (content analysis), kuesioner dan focus group discussion (diskusi kelompok terarah). 1.
Analisis dokumen (content analysis) Analisis
dokumen
(content
analysis)
dilakukan
dengan
menggunakan teknik simak catat. Dalam hal ini peneliti harus mengerti dan memahami tentang makna yang tersirat dalam dokumen dan bukan hanya mencatat isi penting yang tersurat dalam suatu dokumen (Sutopo, 2006: 61-62). Teknik ini melakukan dalam beberapa langkah. Pertama, mencatat semua kalimat yang mengandung kesantunan positif (positive politeness). Kedua, mencari terjemahan tindak tutur yang mengandung kesantunan positif (positive politeness) pada novel terjemahannya. Ketiga, mengidentifikasi aspek-aspek yang menjadi penanda strategi kesantunan positif (positive politeness). Dan, keempat mencari teknik penerjemahan yang digunakan. Selain itu, teknik ini juga digunakan untuk menyimak dan mencatat segala keterangan mengenai data yang berasal dari para informan. Oleh karena itu, dalam teknik ini peneliti melibatkan rater yang berasal dari akademisi penerjemahan yang sudah tentu memahami struktur bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Rater tersebut yang memeriksa tingkat keakuratan dan keberterimaan teks yang menjadi sumber data.
53
2.
Kuesioner Kuesioner ini digunakan untuk mendapatkan data mengenai
kualitas terjemahan yang mencakup aspek keakuratan dan keberterimaan. Kuesioner pertama berupa pertanyaan yang diberikan kesempatan untuk memilih jawaban yang telah tersedia dalam bentuk pilihan. Dan kuesioner kedua, kuesioner yang terdiri parameter penilaian kualitas terjemahan yang menggunakan instrumen penilaian Nababan, Nuraeni, dan Sumardiono (2012: 50-51), dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini: Kategori Terjemahan Akurat
Tabel 3.1 Instrumen Penilaian Keakuratan Skor Parameter Kualitatif 3
KurangAkurat
2
Tidak Akurat
1
Makna kata, istilah teknis,frasa, klausa atau kalimat dalam bahasa sumber dialihkan secara akurat dalam bahasa sasaran, sama sekali tidak ada distorsi makna. Sebagian besar makna kata, istilah teknis, frasa, klausa atau kalimat dalam bahasa sumber dialihkan secara akurat ke dalam bahasa sasaran. Namun masih ada distorsi makna atau terjemahan makna ganda (taksa) ataupun reduksi yang mengganggu keutuhan pesan. Makna kata, istilah teknis, frasa, klausa atau kalimat bahasa sumber dialihkan secara tidak akurat dalam bahasa sasaran atau dihilangkan
Tabel 3.2 Instrumen Penilaian Keberterimaan Kategori Terjemahan Berterima
Skor 3
Kurang Berterima
2
Tidak
1
Parameter Kualitatif Terjemahan terasa alamiah; istilah teknis lazim digunakan dan akrab bagi pembaca; frasa, klausa, dan kalimat yang digunakan sudah sesuai kaidah-kaidah bahasa Indonesia. Pada umunya terjemahan sudah terasa alamiah; namun ada sedikit masalah pada penggunaan istilah teknis atau terjadi sedikit kesalahan gramatikal. Terjemahan tidak alamiah atau
54
Berterima
terasa seperti karya terjemahan; istilah teknis yang digunakan tidak lazim digunakan dan tidak akrab bagi pembaca; frasa, klausa, dan kalimat yang digunakan tidak sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa Indonesia.
Kuesioner penilaian keakuratan terjemahan yang diberikan kepada rater berupa form yang terdiri dari teks bahasa sumber, teks bahasa sasaran, konteks situasi dan penilaian kualitas. Selain itu, kuesioner penilaian keberterimaan berupa form yang terdiri dari data teks bahasa sasaran, konteks situasi dan penilaian kualitas. Bentuk form tersebut dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 3.3 Contoh Kuesioner Penilaian Keakuratan Kalimat yang Merepresentasikan Tuturan Kesantunan Positif (Positive Politeness) dalam Novel The Host Skala Penilaian Kode Data
Kualitas Konteks situasi
Teks Bsu
Teks Bsa
Keakurata n 3
Bsu/005/
Saat Fords dan
“If you cannot
“Kalau
Bsa/005
asistennya,
observe
kalian tidak
Darren, sedang
professionally
bisa
melakukan
and silently,
mengamati
operasi
then I will
dengan
penyisipan jiwa.
have to ask
tenang dan
Murid-murid
you to remove
profesional,
penyembuh
yourselves.”
aku harus
semakin membuat
mengusir
kebisingan yang
kalian.”
menyebabkan
2 1
Komentar/ Alasan
55
Fords bertambah jengkel.
Tabel 3.4 Contoh Kuesioner Penilaian Keberterimaan Kalimat yang Merepresentasikan Tuturan Kesantunan Positif (Positive Politeness) dalam Novel The Host Skala Penilaian Kode
Komentar/Ala
Kualitas Konteks situasi
Teks Bsa
Data
Keberterim
san
aan 3 Bsu/005/
Saat Fords dan asistennya
“Kalau kalian tidak
Bsa/005
Darren sedang melakukan
bisa mengamati
operasi penyisipan jiwa.
dengan tenang dan
Murid-murid penyembuh
profesional, aku
semakin membuat kebisingan
harus mengusir
yang menyebabkan Fords
kalian.”
2
1
bertambah jengkel.
3. Focus Group Discussion (Diskusi Kelompok Terarah) Tahapan pengumpulan data selanjutnya adalah focus group discussion (diskusi kelompok terarah). Tahapan ini dilakukan dengan cara wawancara kelompok agar data yang diperoleh lebih mantap karena sudah dibahas oleh banyak narasumber sebagai anggota dari diskusi kelompok. Mereka dikumpulkan dan diajak berdiskusi untuk mendapatkan informasi yang lebih rinci terkait mengenai terjemahan kalimat yang merepresentasikan kesantunan positif dan penilaian kualitas terjemahan yang sebelumnya telah mereka berikan dalam kuesioner.
56
F.
Validitas Data Data yang telah terkumpul diuji validitasnya. Hal ini dimaksudkan
untuk mengetahui kebenarannya. Uji validitas pada penelitian ini menggunakan
teknik
triangulasi.
Triangulasi
merupakan
teknik
pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu (Moleong, 2004: 330). Dalam hal ini, triangulasi merupakan cara paling umum digunakan bagi peningkatan validitas data dalam penelitian kualitatif. Ada dua macam triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu triangulasi sumber dan triangulasi metode.
1)
Triangulasi Sumber Dalam triangulasi sumber, peneliti mengumpulkan data dari
berbagai sumber sehingga dapat membandingkan data sejenis yang telah diperoleh dengan berbagai sumber yang berbeda (Sutopo, 2006:93). Triangulasi data disebut juga triangulasi sumber. Cara ini mengarahkan peneliti agar mengumpulkan data menggunakan berbagai sumber data yang tersedia. Artinya, data akan lebih mantap keabsahannya bila digali dari beberapa sumber yang berbeda. Dalam penelitian ini triangulasi sumber data yang dilakukan dengan membandingkan data primer dalam penelitian ini, yakni dokumen (berupa kalimat yang merepresentasikan tuturan kesantunan positif) dalam bahasa sumber dan bahasa sasaran serta sejumlah informan (rater) yang didapatkan dari hasil kuesioner dan focus group discussion (diskusi kelompok terarah) dalam hal tingkat keakuratan dan keberterimaan terjemahan dalam novel. Dengan demikian, sumber data yang diperoleh merupakan hasil kajian dokumen yang dibandingkan dengan data hasil kuesioner dan focus group discussion (diskusi kelompok terarah) terhadap informan.
Maka,
triangulasi
diilustrasikan sebagai berikut:
sumber
data
dalam
penelitian
ini
57
Gambar 3.1 Triangulasi sumber data
Analisis Isi
Data
Dokumen dan novel
Informan (rater)
Kuesioner
FGD
2)
Triangulasi Metode Triangulasi metode digunakan dengan cara mengumpulkan data
sejenis, tetapi menggunakan metode yang berbeda. Penggunaan metode penggumpulan data yang berbeda ini diusahakan mengarah pada sumber data yang sama untuk menguji kemantapan informasinya (Sutopo, 2006: 93-95). Penelitian ini menggunakan metode, yakni teknik simak dan catat untuk menganalisis isi novel (content analysis). Kemudian, peneliti mengumpulkan data dengan metode kuesioner dan focus group discussion terhadap sumber data yaitu informan. Selanjutnya, hasil dari penerapan ketiga metode ini dibandingkan untuk memperoleh data yang valid. Triangulasi metode ini diilustrasikan sebagai berikut: Gambar 3.2 Triangulasi Metode Kuesioner Data Observasi
G.
Sumber Data
Teknik Analisis Data FGD
58
G. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan mengkaji atau menganalisis dokumen (content analysis). Teknik ini dilakukan dengan cara simak dan catat. Teknik mengkaji dokumen merupakan cara untuk menemukan informasi yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan penelitian. Dengan demikian, untuk tahapan analisis datanya menggunakan tahapan analisis etnografis. Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan empat teknik analisis data yang diadaptasi oleh Spradley (2007:132-133). Keempat teknik analisis data tersebut, yaitu:
1)
Analisis domain Analisis domain pada hakikatnya adalah upaya peneliti untuk
memperoleh gambaran umum tentang data untuk menjawab fokus penelitian, yakni dengan membaca naskah data secara umum dan menyeluruh untuk memperoleh domain atau ranah apa saja yang ada di dalam data tersebut. Dalam tahap ini, peneliti juga memilah mana yang termasuk data dan yang tidak termasuk data. Kemudian, data yang tidak termasuk dalam kalimat yang merepresentasikan kesantunan positif disisihkan dari data. Berikut analisis domain pada penelitian ini: Table 3.5 Contoh Analisis Domain No 1.
Konteks Situasi Wanderer pergi ke kantor penghibur untuk berkonsultasi denganya.
2.
Jared khawatir tentang tempat tinggalnya tidak disukai Melanie, sehingga Melanie memuji tempat persembunyian untuk menghilangkan kekhawatiran Jared. Wanderer sudah berhari-hari berjalan di padang gurun sampai
3.
Bsu “Hello there, Wanderer! Won't you take a seat and make yourself at home?” “It's like an old movie. It's perfect.”
Bsa “Halo, Wanderer! Silahkan duduk dan anggaplah seperti rumahmu sendiri!”
“Have faith, Wanderer. We'll find Uncle Jeb, or
“Yakinlah, Wanderer. Kita akan menemukan Uncle Jeb, atau ia yang
“Seperti film-film kuno. Sempurna .”
59
air galonnya hampir habis. Wanderer yang kelelahan membuatnya kehilangan semangat. Melihat hal tersebut, Melanie menyemangati Wanderer bahwa mereka akan menemukan paman Jeb.
2)
he'll find us.”
akan menemukan kita.”
Analisis Taksonomi Pada analisis taksonomi, peneliti berupaya memahami domain-
domain tertentu sesuai masalah penelitian. Pada tahap ini, data yang di dapat akan diklasifikasikan berdasarkan klasifikasi penanda strategi kesantunan positif (positive politeness) menurut Brown dan Levinson (1987). Kemudian, data yang ada dianalisis teknik penerjemahannya. Teknik-teknik yang menjadi acuan penerjemahan di sini adalah teknikteknik yang diusulkan Molina dan Albir (2002). Contoh data yang sudah diklasifikasikan akan terlihat seperti di bawah ini: Table 3.6 Contoh Analisis Taksonomi Kode Data
Konteks Situasi
Bsu
Bsa
“Halo, Wanderer! Silahkan duduk dan anggaplah seperti rumahmu sendiri!” “Seperti filmfilm kuno. Sempurna .”
Bsu/019/Bsa/019/a
Wanderer pergi ke kantor penghibur untuk berkonsultasi denganya.
“Hello there, Wanderer! Won't you take a seat and make yourself at home?”
Bsu/037/Bsa/037
Jared khawatir tentang tempat tinggalnya tidak disukai Melanie, sehingga Melanie memuji tempat persembunyia n untuk
“It's like an old movie. It's perfect.”
Penanda Strategi Kesantunan Positif Menggunakan identitas kelompok
Teknik Penerjemaha n
memberi perhatian pada lawan tutur
Kompresi linguistik
1. Kompresi linguistik 2. Peminjam an
60
Bsu/059/Bsa/059
3)
menghilangka n kekhawatiran Jared. Wanderer sudah berharihari berjalan di padang gurun sampai air galonnya hampir habis. Wanderer yang kelelahan membuatnya kehilangan semangat. Melihat hal tersebut, Melanie menyemangati Wanderer bahwa mereka akan menemukan paman Jeb.
“Have faith, Wanderer. We'll find Uncle Jeb, or he'll find us.”
“Yakinlah, Wanderer. Kita akan menemukan Uncle Jeb, atau ia yang akan menemukan kita.”
menunjukkan rasa optimisme
1. 2.
Kesepadan an lazim Peminjam an
Analisis Komponensial Analisis komponensial pada dasarnya menghubungkan antara
komponen atau aspek (dalam hal ini antar kategori) yang telah dilakukan pada analisis taksonomi (Santosa, 2012:63). Dalam analisis komponen ini, peneliti mencari ciri spesifik pada setiap struktur internal dengan cara mengkontraskan antar elemen. Hal yang perlu dilakukan peneliti adalah memilih domain yang telah dikelompokkan, yakni dari penanda strategi kesantunan positif, teknik penerjemahan dari terjemahan novel dan kemudian dinilai kualitas penerjemahannya, yang meliputi keakuratan dan keberterimaan. Table 3.7 Contoh Analisis Komponensial Kode Data
Bsu/019/ Bsa/019/a
Konteks Situasi
Wanderer pergi ke
Bsu
“Hello there,
Bsa
“Halo, Wanderer!
Penanda Strategi Kesantunan Positif Menggunaka n identitas
Teknik Penerjemaha n Kompresi linguistik
Kualitas KA
KB
3
3
61
kantor penghibur untuk berkonsultasi denganya. Bsu/037/ Bsa/037
Bsu/059 /Bsa/059
Jared khawatir tentang tempat tinggalnya tidak disukai Melanie, sehingga Melanie memuji tempat persembunyia n untuk menghilangka n kekhawatiran Jared. Wanderer sudah berharihari berjalan di padang gurun sampai air galonnya hampir habis. Wanderer yang kelelahan membuatnya kehilangan semangat. Melihat hal tersebut, Melanie menyemangati Wanderer bahwa mereka akan menemukan paman Jeb.
Wanderer! Won't you take a seat and make yourself at home?” “It's like an old movie. It's perfect.”
Silahkan duduk dan anggaplah seperti rumahmu sendiri!” “Seperti film-film kuno. Sempurna .”
kelompok
memberi perhatian pada lawan tutur
Kompresi linguistik
3
3
“Have faith, Wanderer. We'll find Uncle Jeb, or he'll find us.”
“Yakinlah, Wanderer. Kita akan menemukan Uncle Jeb, atau ia yang akan menemukan kita.”
menunjukka n rasa optimisme
Kesepadanan lazim
3
3
Peminjaman
Peminjaman
4) Analisis Tema Budaya Analisis tema budaya mencari hubungan di antara domain dan bagaimana domain itu dihubungkan dengan budaya keseluruhan. Analisis tema atau discovering cultural themes, sesungguhnya merupakan upaya mencari “benang merah” yang mengintegrasikan lintas domain yang ada karena
62
analisis ini bertujuan menemukan prespektif yang lebih luas melalui pencairan domain dalam pemandangan budaya. Pada tahap ini dilakukan analisis berulang-ulang terhadap domain, taksonomi, dan komponen penelitian. Tema budaya dalam penelitian ini merupakan deskripsi dan penjelasan mengenai analisis terjemahan kalimat yang merepresentasikan tuturan kesantunan positif (positive politeness) dalam novel The Host karya Stephenie Meyer serta dampaknya pada kualitas terjemahan. Pada analisis ini dikhususkan untuk mendeskripsikan kalimat yang merepresentasikan tuturan kesantunan positif (positive politeness) sehingga dapat menunjukkan dampak penggunaan teknik-teknik terhadap kualitas terjemahan yang dihasilkan.
H.
Prosedur Penelitian
Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1)
Persiapan a. Membaca novel The Host dan versi terjemahannya The Host: Sang Pengelana. b. Menandai data yang berupa tuturan yang mengandung kesantunan positif (positive politeness). c. Memberikan kode pada setiap data yang telah ditemukan. d. Mencari dan menentukan informan untuk menilai kualitas terjemahan. e. Menyebarkan kuesioner kepada informan dan melakukan focus group discussion terhadap informan.
2)
Analisis data a. Menganalisis penanda strategi kesantunan positif pada tuturannya dan teknik penerjemahan yang diterapkan pada data. b. Menganalisis pengaruh teknik terhadap kualitas terjemahan.
3)
Menarik kesimpulan Menarik kesimpulan dari hasil analisis yang telah dilakukan.