BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A.
Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Data
umum
perusahaan
tempat
penelitian
dilakukan,
penulis
menyajikannya pada Tabel berikut ini. Tabel 3.1 Profil Umum PT. Aica Indonesia
Nama Perusahaan
PT. AICA INDONESIA
Alamat Kantor
Jl. Ir. H. Juanda No.318, Kel. Margahayu, Bekasi Timur, Kota Bekasi, Jawa Barat
Nomor NPWP
01.000.125.3-052.000
Nama Pimpinan
Yasuo Ota
Telp. & Fax
(021) 880 1391 & (021) 880 2807
Lokasi Pabrik
Jl. Ir. H. Juanda No.318, Kel. Margahayu, Bekasi Timur, Kota Bekasi, Jawa Barat
Sumber : bagian HRD
31
PT Aica Indonesia adalah suatu perseroan terbatas dibentuk berdasarkan undang-undang No. 1 tahun 1967 mengenai investasi modal asing lalu diperbaharui kembali melalui undang-undang No. 11 tahun 1970, pada tanggal 24 Maret 1974 di Jakarta berdasarkan akte notaries No. 15 yang dibuat dihadapan notaries Kartini Mulyadi, SH dan disahkan oleh Departemen Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia No. Y-A.S/208/19 tanggal 12 Juni 1975. Perusahaan beberapa kali melakukan perubahan akte pendirian, perubahan akte pendirian dilakukan oleh notaries Dian Emilia, SH di Jakarta, melalui akte No. 2 tanggal 7 November 2006 Mengenai perubahan posisi manajemen. PT. Aica Indonesia telah berdiri sejak tahun 1974, dengan tanggal peresmiannya yaitu 28 Maret 1974 dengan modal yang ditanamkan bersumber dari Jepang sebesar 42% dan modal dari dalam negeri sebesar 58%. Dengan komposisi perbandingan saham tersebut, posisi Presiden Direktur dipegang oleh personal dalam negeri sedangkan Wakil Presiden Direktur dan Manager Pabrik (Factory Manager) dipegang oleh ekspatriat Jepang. Sejak berdirinya perusahaan ini, kantor PT. Aica Indonesia berada di Wisma Nusantara Jl. MH. Thamrin, Jakarta Pusat. Namun dengan terjadinya krisis moneter pada tahun 1998 yang mengakibatkan biaya sewa ruangan kantor mahal, pada tahun 1999 kantor PT. Aica Indonesia berpindah ke Bekasi menjadi satu lokasi dengan area pabrik, dan atas hasil rapat pemegang saham, komposisi
32
saham di PT. Aica Indonesia berubah menjadi 69% berasal dari Jepang, dan 31% berasal dari dalam negeri. Dengan adanya perubahan komposisi saham dan perpindahan kantor ini, struktur kepemimpinan PT. Aica Indonesia berubah dengan jabatan Presiden Direktur, Manager Keuangan, dan Manager Pabrik dipegang oleh ekspatriat Jepang, sedangkan jabatan Wakil Presiden Direktur dipegang oleh pihak Indonesia, dan PT. Aica Indonesia memiliki alamat NPWP perusahaan di Jakarta, tetapi alamat korespondensi dan pengiriman barang ke Bekasi. 2. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas Struktur organisasi PT. Aica Indonesia yang penulis sajikan pada Gambar 4.1 adalah struktur organisasi yang terbaru, yang telah diberlakukan mulai 20 Agustus 2009. Secara garis besar, struktur organisasi PT. Aica Indonesia terbagi menjadi dua, pabrik dan kantor, yang masing-masing dikepalai oleh Manager Pabrik dan Manager Administrasi dan Finansial.
33
Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. AI
34
Secara garis besar uraian tgas dan wewenang yang ada di PT Aica Indonesia adalah sebagai berikut : a. Presiden Direktur Tugas dan wewenang yang dimiliki oleh presiden direktur adalah sebagai berikut : a) Membawahi Wakil Presiden Direktur dan memiliki wewenang untuk mengawasi pekerjaan Wakil Presiden Direktur b) Menerima laporan pertanggungjawaban dari Wakil Presiden Direktur atas kegiatan perusahaan c) Merumuskan tujuan dan kebijakan perusahaan d) Mengangkat, meminta pertanggungjawaban dan memberhentikan Kepala Departemen dan Kepala Bagian yang tidak dapat mengerjakan tugas dan wewenang yang diberikan e) Memberikan laporan pertanggungjawaban atas kinerja perusahaan kepada Aica Kogyo co., Ltd yang merupakan induk perusahaan dari PT Aica Indonesia.
35
b.Wakil Presiden Direktur a) Wakil Presiden Direktur membawahi departemen-departemen yang ada di perusahaan dan bertanggung jawab kepada Presiden Direktur b) Tugas dari Wakil Presiden Direktur adalah mengawasi kerja karyawannya dan memimpin perusahaan c) Penanggung jawab kegiatan perusahaan sehari-hari. c. Asisten Presiden Direktur Asisten Presiden Direktur memiliki tugas untuk membuat laporan keuangan versi Jepang untuk Aica Kogyo Co., Ltd. yang merupakan induk perusahaan dari PT Aica Indonesia. d. Departemen Keuangan dan Akunting Departemen Keuangan dan Akunting memiliki tugas dan wewenang sebagai berikut : a) Melakukan kegiatan keuangan perusahaan b) Membuat anggaran keuangan perusahaan c) Membuat pembukuan untuk perusahaan
36
Departemen ini membawahi empat bagian, yaitu bagian budget dan akunting, bagian keuangan, bagian gudang dan bagian informasi teknologi. e. Departemen Personalia dan Umum Departemen Personalia dan Umum memiliki tugas dan wewenang sebagai berikut : a) Melakukan penerimaan dan seleksi karyawan baru b) Melakukan mutasi dan pengangkatan karyawan c) Mengatasi permasalahan karyawan d) Melakukan penilaian terhadap kinerja karyawan e) Membayarkan gaji dan upah karyawan f) Mengontrol dan meningkatkan kinerja karyawan dengan cara mengadakan pelatihan-pelatihan e. Departemen Perencanaan Departemen Perencanaan memiliki tugas dan wewenang sebagai berikut : a) Membuat perencanaan produksi yang terdiri dari kebutuhan bahan baku dan jadwal produksi 37
b) Melakukan pengecekan jumlah stock barang c) Melakukan follow up produksi d) Memasarkan produk kepada konsumen Departemen perencanaan membawahi dua bagian, yaitu bagian PPIC dan Pemasaran f. Departemen Pengadaan (Pembelian) Departemen Perencanaan memiliki tugas dan wewenang sebagai berikut : a) Melakukan order pembelian bahan baku, bahan pendukung, spare parts untuk bagian produksi baik secara local maupun import b) Memantau kedatangan bahan baku, bahan pendukung dan spare parts sesuai jadwal agar tidak mengganggu proses produksi c) Melakukan proses administrasi ekspor impor barang d) Melakukan proses adminstrasi penjualan lokal Departemen pengadaan membawahi dua bagian, yaitu bagian Pengadaan Lokal dan bagian Administrasi Sales Import.
38
g. Factory Manager Manager Pabrik mengatasi Divisi Production, Production Engineering, dan Production Support. Divisi Production terbagi menjadi tiga departemen : Departemen Produksi I dan II khusus untuk produksi Cerarl dan HPL, sedangkan Departemen Produksi III untuk produksi Resin Cerarl dan Melamine, dan Lem Sintetis. Divisi Production Engineering berhubungan dengan sistem pemeliharaan mesin-mesin dan bangunan, dan perbaikan-perbaikan sistem produksi. Ruang lingkup Divisi Production Support terdiri dari Quality Control dan Quality Inspection yang menangani bahan baku yang masuk dan finished goods yang keluar dari produksi, dan Research and Development untuk penelitian dan pengembangan produk. Dikarenakan masih terbatasnya sumber daya manusianya, ada beberapa jabatan dalam Divisi Production yang tidak ada memegangnya, sehingga proses pertanggungjawabannya langsung ke tingkat di atasnya.
39
3. Proses Produksi Proses produksi yang berlangsung di PT. Aica Indonesia sebagai berikut : a. Impregnating Resin Resin yang diproduksi pada bagian ini adalah resin yang akan dipergunakan dalam proses impregnating Glass Paper, Kraft Paper, dan Pattern Paper, oleh karena itu resin ini tidak diperjualbelikan, tetapi akan dipergunakan dalam proses berikutnya. Tiga solvent utama yang banyak dipergunakan dalam pembuatan resin ini yaitu Methanol, Formalin, dan Phenol cair.
Khusus Phenol cair
diperoleh dari impor melalui supplier lokal karena di Indonesia belum ada pabrik yang memproduksinya. Selain ketiga solvent tersebut terdapat beberapa solvent tambahan yang jumlahnya tidak terlalu banyak, antara lain N-Propanol, Diethylene Glycol. Bahan baku padat yang dipergunakan untuk pembuatan resin Cerarl yaitu antara lain Calcium Carbonate, Caustic Soda Flakes, Urea, sedangkan untuk pembuatan resin Melamine dibutuhkan tambahan bahan baku yaitu Melamine Monomer. Kedua resin tersebut diproduksi di PT. Aica Inonesia dengan persetujuan dari prinsipal di Jepang, karena produk HPL, khususnya Cerarl, semuanya diekspor ke Jepang.
40
b. High Pressure Lamnated (HPL) Proses pembuatan HPL terdiri dari tiga tahap : Tahap 1
: impregnating (pencelupan) paper (Glass Paper, Pattern
Paper, dan Kraft Paper) ke dalam impregnating resin. Kertas-kertas yang berbentuk rol jumbo tersebut diletakkan di shaft turret menggunakan crane untuk di mesin Dryer I, II, dan III karena dudukan shaft tidak dapat bergerak naik atau turun. Berbeda dengan mesin Dryer IV yang sudah lebih baik teknologinya, tidak menggunakan crane untuk meletakkan kertas rol jumbo. Pada mesin Dyer IV, terdapat empat shaft yang dapat diletakkan masingmasing satu kertas rol jumbo sekaligus, sehingga proses penyambungan lebih mudah dan tidak membutuhkan waktu yang lama. Kertas rol jumbo tersebut dicelupkan ke dalam resin dan setelah keluar dari bak imprenating kertas tersebut dilewatkan pada beberapa squeeze bar (agar kertas yang mengandung resin tersebut tidak terlalu basah sebelum masuk ke mesin Dryer), kemudian dikeringkan melalui mesin Dryer. Hasil dari proses drying disebut Impregnated Paper dan pada ujung mesin Dryer terdapat mesin cutter yang telah diatur sedemikian rupa akan memotong Impregnated Paper setiap panjang 6’ (enam feet), 8’ (delapan feet), atau 9’ (sembilan feet). Proses ini berada di area produksi Dryer.
41
Tahap 2
: setting (penyusunan) Impregnated Paper yang
berlangsung di area Set Room. Pada tahap ini, Impregnated Glass Paper, Impregnated Kraft Paper, dan Impregnated Pattern Paper disusun sedemikian rupa sesuai WO (Work Order) yang telah diberikan oleh bagian PPIC. Hasil setting Impregnated Paper (Work in Process Impregnated Paper) selanjutnya diserahkan (menggunakan carry car) ke bagian Press untuk diproses press. Tahap 3
: press WIP Impregnated Paper dengan besar tekanan
dan suhu tertentu. Pada bagian proses ini, sebelum masuk ke mesin Oven, WIP tersebut disetting dan diletakkan di atas plat stainless steel tertentu dan dilapis plastik setiap satu plat stainless. Plat ini yang akan menentukan jenis permukaan Melamine apakah glossy (mengkilap), mate / doff (tidak mengkilap), atau bertekstur. Kedua faktor tersebut (tekanan dan suhu) harus dijaga, tidak boleh kurang atau lebih dari standar yang telah ditentukan, selama rentang waktu tertentu. Hasil produksi dari mesin Press disebut Melamine dan Cerarl. Melamine dan Cerarl yang keluar dari mesin Press tidak dapat langsung dikirim ke bagian Gudang, tetapi harus didinginkan dahulu secara normal. Pada tipe-tipe tertentu, pengeluaran Melamine dari tumpukan berplat stainless, dan pengelupasan plastik harus dalam keadaan suhu tidak dingin.
42
Setelah tumpukan Melamine atau Cerarl dikeluarkan dari antara plat stainless, dipindahkan ke atas pallet untuk dikirim menggunakan forklift ke bagian Finishing dan Sortir. Di bagian Finishing dan Sortir, Cerarl diproses akhir dengan memotong kedua tepi panjang dan kedua tepi pendek, dan diperiksa permukaannya dari noda, sedangkan Melamine diproses akhir dengan mengamplas sisi dasar dan memotong kedua tepi panjang dan kedua tepi pendek. c. Lem Kuning (Synthetic Rubber Adhesive) Proses produksi lem kuning lebih mudah yaitu dengan memasukkan beberapa solvent yang telah ditakar menggunakan flowmeter, karet chloroprene sintetis, phenolic resin, dan bahan baku padat lainnya ke dalam tangki mixer. Setelah semua bahan baku masuk ke dalam mixer, proses mixing dijalankan selama 9 jam. Setelah 9 jam, lem kuning diambil sedikit (500 ml) untuk diperiksa kekentalannya (viscosity). Apabila viscositynya berada di atas standar (terlalu kental), perlu adanya penambahan solvent untuk menurunkan kekentalannya, dan dimix kembali. Apabila terlalu rendah kekentalannya (terlalu encer), perlu ditambahkan karet chloroprene sintetis, namun hal ini jarang terjadi.
43
Setelah viscosity mencapai standar, operator mengambil sampel kirakira 500 ml, dan dikirim ke bagian QC untuk dites kerekatannya. Hasil dari bagian QC ini menentukan apakah lem boleh ditransfer ke tangki canning untuk diisi ke dalam kaleng.
B.
Metode Penelitian Metode Penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, yaitu
penelitian yang bertujuan untuk membuat deskripsi secara sistematis, factual, dan akurat mengenai perspektif
penerapan metode ABC dan perbandingan metode
konvensional
C.
Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan penulis ada dua cara, yaitu : 1. Penelitian Kepustakaan (Library Research) Yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara engumpulkan data dan informasi yang berhubungan dengan penulisan skripsi ini melalui buku, majalah, makalah, dan literature lainnya. Data yang digunakan berupa data sekunder.
44
2. Penelitian Lapangan (Field Research) Yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mengadakan observasi langsung ke perusahaan. Perusahaan yang dijadikan objek adalah PT Aica Indonesia.
D.
Definisi Operasional Variable Dalam penelitian ini penulis menggunakan variabel-variabel sebagai berikut : 1. Activity Based Costing Suatu sistem akuntansi yang berpusat pada aktivitas-aktivitas sebagai dasar pembebanan dan menggunakan biaya dari aktivitas yang dilakukan perusahaan sebagai penentuan biaya produk. 2. Activity Suatu kombunasi antara pelaku, teknologi, bahan baku, metode, dan lingkungan yang menghasilkan suatu produk atau jasa tertentu. Aktivitasaktivitas melukiskan apa yang dilakukan perusahaan yaitu cara penggunaan waktu dan keluaran dari proses produksi. a. Unit Level Activities Aktivitas yang dikerjakan setiap kali suatu unit produk diproduksi, besar kecilnya aktivitas dipengaruhi oleh jumlah produk yang diproduksi.
45
b. Batch Level Activities Aktivitas-aktivitas yang dikerjakan setiap kali batch produksi dihasilkan, besar kecilnya aktivitas ini dipengaruhi oleh jumlah batch produk yang diproduksi c. Product Level Activities Aktivitas yang dikerjakan untuk mendukung berbagai produk yang diproduksi perusahaan. d. Facility Level Activities Biaya dari pengadaan aktivitas pada sebuah proses produksi dimana konsumsi sumber daya dihubungkan dengan aktivitas yang diperlukan untuk melengkapi pabrik agar dapat beroperasi dengan baik 3. Bahan Baku Bahan dasar yang digunakan dalam produksi yang akan berubah bentuk menjadi barang jadi dengan tambahan upah langsung dan overhead pabrik. 4. Tenaga Kerja Langsung Upah yang dibayarkan kepada tenaga kerja yang berhubungan langsung dalam proses produksi, dalam mengubah bahan mentah menjadi barang jadi. 5. Biaya Overhead Pabrik Biaya bahan baku tidak langsung, tenaga kerja tidak langsung dan biaya manufacturing lainnya yang tidak dapat dibebankan secara langsung ke produk tertentu atau dapat dikatakan sebagai seluruh biaya yang terjadi di pabrik selain biaya bahan baku dan tenaga kerja langsung. 46
6. Driver Suatu aktivitas atau keadaan yan berpengaruh langsung terhadap kinerja operasional dan atau struktur biaya dari aktivitas lainnya 7. Cost Driver Suatu faktor yang menyebabkan timbulnya biaya. Faktor tersebut merupakan penyebab utama dari tingkat aktivitas. 8. Cost Pool Pengelompokan biaya berdasarkan pengukuran kegiatan yang sama dengan tujuan untuk pengidentifikasian dan pengalokasian ke pusat biaya, proses atau produk. 9. Pool Rate Tarif biaya per unit cost driver yang dihitung untuk suatu kelompok aktivitas.
E.
Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis data deskriptif
kuantitatif. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan Activity Based Costing dan bagaimana perbandingannya apabila menggunakan metode konvensional
47