BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Sukoharjo kelas XI semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016 yang beralamat di Jalan Pemuda nomor 38 Sukoharjo. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan April 2015. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan secara bertahap. Adapun tahap-tahap pelaksanaannya sebagai berikut : Tabel 3.1. Tahap Penelitian No
Bulan
Tahap Penelitian Apr
1.
Mei
Jun
Persiapan Pengajuan Judul Penyusunan Proposal Penyusunan Instrumen Seminar Proposal Perijinan Penelitian
2.
Pelaksanaan Pengambilan Data Pengujian Instrumen
3.
Penyelesaian Analisis Data Penyusunan Laporan Ujian Skripsi
38
Jul
Agt
Sep
Okt
Nop
Des
Jan
Feb
Mar
39 B. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen, karena hasil penelitian ini akan menegaskan kedudukan hubungan kausal antara variabel-variabel yang akan diteliti. Tujuannya terletak pada penemuan fakta penyebab dan akibat tentang perbedaan pembelajaran IBL dan PBL dalam pembelajaran Kimia. Dalam penelitian ini menggunakan anava dua jalan dengan rancangan faktorial 2x2. Faktor pertama adalah model pembelajaran yaitu model pembelajaran Inquiry Based Learning (IBL) dan Problem Based Learning (PBL). Faktor kedua adalah kemampuan matematik siswa dibagi menjadi kemampuan matematik tinggi dan rendah. Rancangan ini menggunakan 2 kelompok subyek, yaitu 1 kelompok sebagai eksperimen I (IBL) dan 1 kelompok sebagai eksperimen II (PBL). Materi pelajaran yang diterapkan pada kedua kelas sampel, yakni materi termokimia terhadap prestasi belajar siswa dengan memperhatikan keterampilan matematik siswa. Hasil dari kedua kelompok tersebut akan dianalisis dan dibandingkan hingga didapatkan hasil dari kedua model pembelajaran tersebut mana yang lebih baik terhadap prestasi belajar siswa. Tabel 3.2 Rancangan Penelitian Group
Eksperimen I Eksperimen II
Model Pembelajaran Inquiry Based Learning (IBL) (A1) Problem Based Learning (PBL) (A2)
Kemampuan Matematik (B) Tinggi (B1) Rendah (B2) A1B1 A1B2 A2B1
A2B2
Keterangan : A1B1 = Penggunaan model IBL pada siswa dengan kemampuan matematik tinggi. A2B1 = Penggunaan model PBL pada siswa dengan kemampuan matematik tinggi. A1B2 = Penggunaan model IBL pada siswa dengan kemampuan matematik rendah. A2B2 = Penggunaan model PBL pada siswa dengan kemampuan matematik rendah.
40 Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam rancangan penelitian ini adalah : 1. Memberikan tes kemampuan matematik kepada siswa. 2. Memberikan perlakuan A1 berupa model pembelajaran IBL dan perlakuan A2 berupa model pembelajaran PBL. 3. Mengukur aspek pengetahuan (berupa tes pengetahuan), aspek sikap (berupa pengamatan, angket dan jurnal guru), dan aspek keterampilan (berupa praktik, laporan, dan produk). 4. Menentukan uji statistik yang sesuai. C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI MIA SMA Negeri 1 Sukoharjo semester 1 tahun pelajaran 2015/2016 yang terdiri dari 7 kelas. Sampel yang diambil dalam penelitian ini ada 2 kelas dari 7 kelas yang terdapat dalam populasi, dengan rician pembagian satu kelas sebagai kelas eksperimen I menggunakan model Inquiry Based Learning (IBL) dan kelas eksperimen II sebagai model Problem Based Learning (PBL). 2. Teknik Pengambilan Sampel Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah cluster random sampling. Penentuan anggota dilakukan secara random atau acak. Setiap anggota dalam populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel penelitian. Kelas diambil secara acak dengan melalui tahapan sebagai berikut : a. Mengambil data nilai ulangan akhir semester 2 siswa kelas X SMA Negeri 1 Sukoharjo tahun pelajaran 2014/2015. b. Melakukan uji prasyarat homogenitas. Uji homogenitas dilakukan untuk membuktikan populasi memiliki varian yang sama, sehingga hasil dari sampel dapat mewakili populasi. c. Melakukan uji kesetaraan untuk mengetahui kelas-kelas yang mempunyai kemampuan sama. d. Mengambil sampel pasangan kelas yang setara secara acak untuk dijadikan kelas eksperimen.
41 Sebelum eksperimen berlangsung, kelompok eksperimen 1 dan eksperimen 2 diketahui keadaan awalnya. Hal ini dimaksudkan agar hasil eksperimen benar-benar akibat dari perlakuan yang dibuat, bukan karena pengaruh lain. Untuk menguji keadaan awal kedua kelompok sampel digunakan uji kesetaraan rata-rata t independent samples test (equal variances assumed) setelah terlebih dahulu diketahui populasi adalah homogen. Adapun prosedurnya adalah sebagai berikut : a. Pengajuan Hipotesis H0 : Tidak terdapat perbedaan rerata hasil belajar siswa antar kelas XI SMA N 1 Sukoharjo H1 : Terdapat perbedaan rerata hasil belajar siswa siswa antar kelas XI SMA N 1 Sukoharjo b. Uji prasyarat hipotesis Hasil uji homogenitas ditunjukan pada Tabel 3.3. Tabel 3.3 Hasil Uji Homogenitas Hasil Belajar Pengetahuan UAS semester 2 Hasil Signifikansi Kriteria Keputusan Belajar H0 Diterima, 0,089 Sig.>0,05 Siswa Varian Homogen Pada tabel diatas, kedua prasyarat tersebut diketahui bahwa data berasal dari populasi dengan varian yang sama, selanjutnya dapat dilakukan uji kesamaan rata-rata menggunakan t independent tes. Hasil uji T-matching dapat dilihat pada Tabel 3.4. Tabel 3.4 Ringkasan Hasil Uji Kesetaraan Rata-Rata Kelas
Sig.(2-tailed)
Keputusan Ho
Kesimpulan
MIA 1-3
0.446
diterima
Tidak ada perbedaan
Berdasarkan tabel diatas, pada kelas XI MIA 1 dan 3 didapatkan nilai sig adalah 0.446 (sig>0.05 karena uji dua sisi). Hal ini dapat diartikan bahwa HO: tidak terdapat perbedaan prestasi belajar antara kedua sampel, maka HO diterima. Pengambilan keputusan ini didasarkan pada uji homogenitas, dimana populasi bersifat homogen. Berdasarkan uji t independent samples test (equal variances
42 assumed), menunjukkan bahwa XI MIA 1 dan XI MIA 3 tidak ada perbedaan dimana kedua kelas tersebut mempunyai keadaan awal yang sama. Sehingga kedua kelas tersebut dapat dijadikan kelas sampel dalam penelitian untuk mengetahui perbedaan model pembelajaran yang dapat memberikan pengaruh pada pencapaian prestasi belajar. Kelas eksperimen I yaitu kelas XI MIA 1 yang menggunakan model IBL dan kelas XI MIA 3 eksperimen II yang menggunakan model PBL. D. Variabel Penelitian Variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel Bebas Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab timbulnya variabel terikat. Dalam penelitian ini variabel bebas adalah model pembelajaran IBL (Inquiry Based Learning) dan PBL (Problem Based Learning). Model pembelajaran IBL dan PBL berskala pengukuran nominal. 2. Variabel Moderator Variabel
moderator
merupakan
variabel
yang
mempengaruhi
(memperkuat dan memperlemah) hubungan antara variabel independen dengan dependen. Kemampuan matematik siswa berskala ordinal yang dibedakan menjadi tinggi dan rendah. Perbedaan kategori ini berdasarkan pada skor rata-rata kedua kelas. Siswa dengan perolehan skor sama dan diatas rata-rata dimasukan dalam kategori tinggi, sedangkan siswa yang skornya dibawah rata-rata akan dimasukan dalam kategori rendah. 3. Variabel Terikat Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Dalam hal ini, variabel terikat adalah prestasi belajar siswa dari aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Prestasi belajar ini berskala pengukuran interval.
43 E. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data bermanfaat dalam proses pengujian hipotesis. Sumber data dalam penelitian ini berupa tes (aspek pengetahuan dan kemampuan matematik) dan non tes (aspek sikap dan keterampilan). 1. Metode Tes Tes merupakan alat pengumpul data berupa buti-butir soal yang harus dijawab oleh siswa untuk mengukur kemampuannya. Metode tes ini digunakan untuk mendapatkan data nilai prestasi belajar pada aspek pengetahuan pada materi termokimia kelas XI SMA Negeri 1 Sukoharjo tahun pelajaran 2015/2016 dan kemampuan matematik siswa yang dikelompokkan menjadi kemampuan matematik tinggi dan rendah. Untuk penilaian pengetahuan menggunakan tes bentuk objektif yang disusun oleh peneliti berdasarkan rancangan pembelajaran dan kisi-kisi tes. Penilaian pengetahuan dan kemampuan matematik menggunakan tes bentuk objektif yang masing-masing berupa pilihan ganda dengan lima pilihan. Untuk tes penilaian pengetahuan terdiri dari 20 butir soal, sedangkan untuk tes kemampuan matematik terdiri dari 20 butir soal. 2. Metode Non tes a.
Angket Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis angket tertutup,
dimana daftar pertanyaan diberikan langsung kepada responden dan jawabannya sudah disediakan sehingga responden tinggal memilih jawaban yang ada. Angket ini digunakan untuk mendapatkan data nilai prestasi belajar aspek sikap. Jenis angket ini adalah angket yang menyediakan alternatif jawaban. Siswa memberikan jawaban dengan cara memilih jawaban yang telah tersedia. Konsep alat ukur ini berisi indikator yang disesuaikan dengan tujuan penelitian yang hendak dicapai, selanjutnya indikator ini digunakan sebagai pedoman dalam menyusun item-item angket. Instrumen yang digunakan adalah daftar cek (check list) yang disertai rubrik, yang hasil akhirnya dihitung berdasarkan modus. Untuk skala penilaian hanya menggunakan 4 (empat) pilihan agar jelas sikap atau minat responden yaitu selalu, sering, kadang-kadang, dan tidak pernah.
44 Tabel 3.5. Kriteria Kategori Skor Penilaian Untuk Penilaian Sikap Skor
Kategori Jika SELALU melakukan perilaku yang dinyatakan
4 Jika SERING melakukan perilaku yang dinyatakan 3 Jika KADANG-KADANG melakukan perilaku yang dinyatakan 2 Jika TIDAK PERNAH melakukan perilaku yang dinyatakan 1 Tabel 3.6.
Konversi Nilai Sikap sesuai dengan Permendikbud (No.104 Tahun 2014) Skor
Predikat Sangat Baik (SB)
4 Baik (B) 3 Cukup (C) 2 Kurang (K 1 Ketuntasan Belajar untuk sikap ditetapkan dengan predikat Baik (B). b.
Observasi Observasi merupakan cara pengambilan data melalui pengamatan serta
mencatat secara sistematis melalui lembar observasi. Jenis observasi ini termasuk dalam observasi terstruktur karena observasi telah dirancang secara sistematis. Jenis teknik observasi non-partisipatif karena peneliti terlibat langsung dalam kegiatan sehari-hari objek yang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Lembar observasi ini diisi oleh tim observer, yang terdiri dari mahasiswa atau guru. Dalam penelitian ini, observasi digunakan untuk mengambil data penilaian sikap dan keterampilan selama proses pembelajaran. c.
Dokumentasi Dokumentasi
adalah
teknik
pengumpulan
data
yang
bersifat
dokumenter,atau catatan peristiwa yang sudah berlalu. Fungsi dari teknik dokumentasi ini adalah untuk mengetahui data sekolah dan identitas siswa.
45 Teknik dokumentasi ini juga digunakan pada penilaian sikap siswa dengan bentuk jurnal guru. F. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi : 1. Instrumen Pelaksanaan Pembelajaran a. Silabus Kurikulum 2013. b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). c. Lembar Kerja Siswa (LKS) materi termokimia. 2. Instrumen Pengumpulan Data a. Angket digunakan untuk memperoleh data penilaian sikap. b. Lembar observasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data penilaian sikap dan keterampilan siswa. c. Tes objektif prestasi belajar aspek pengetahuan. d. Tes kemampuan matematik siswa. Beberapa intrumen pengumpulan data terlebih dahulu akan diuji coba. Uji coba instrumen dimaksudkan untuk mengetahui apakah suatu instrumen layak digunakan sebagai pengumpul data. Jika suatu instrumen sudah diuji validitas maupun realibilitasnya sehingga instrumen tersebut valid dan realibel maka instrumen tersebut layak digunakan. Uji coba instrumen dilakukan pada salah satu kelas non eksperimen XI MIA di SMA N 1 Sukoharjo. Penentuan tempat uji coba adalah siswa kelas XI memiliki karakteristik yang hampir sama dengan populasi yang akan diteliti. Maka dari itu dianggap ada kesetaraan tingkat kemampuan yang tidak jauh berbeda dengan kelas eksperimen, sehingga diharapkan hasil uji coba instrumen dapat dipercaya. Berikut ini pengujian instrumen yaitu: a.
Uji Validitas Isi Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kesahihan
suatu instrumen. Menurut Sudijono (2008), validitas isi adalah validitas yang ditilik dari segi isi tes itu sendiri sebagai alat ukur hasil belajar yaitu: sejauh mana tes hasil belajar sebagai alat pengukur hasil belajar siswa, isinya telah dapat mewakili secara representatif terhadap keseluruhan materi yang diujikan. Untuk
46 dapat mengetahui apakah secara isi, validitas instrumen memenuhi syarat atau tidak digunakan formula Gregory (2007). Formula Gregory adalah : Content Validity (CV) =
D A+B+C+D
Keterangan : A
: Jumlah item yang kurang relevan menurut kedua panelis.
B
: Jumlah item yang kurang relevan di panelis I dan relevan di panelis II.
C
: Jumlah item yang relevan di panelis I dan kurang relevan di panelis II.
D
: Jumlah item yang relevan menurut kedua panelis. Jika CV > 0.700 maka analisis dapat dilanjutkan. Instrumen yang divalidasi dalam penelitian ini yaitu aspek pengetahuan,
sikap, keterampilan, kemampuan matematik, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan lembar kerja siswa (LKS). Ringkasan hasil validasi instrumen penilaian dapat dilihat pada Tabel 3.7. Tabel 3.7. Ringkasan Hasil Validasi Instrumen Penilaian Jenis Instrumen Kemampuan Matematik Pengetahuan Sikap Angket
Keterampilan
RPP LKS b.
Jumlah item 20 20 40
CV 1 0,9 0,96
Kriteria Dapat dilanjutkan Dapat dilanjutkan Dapat dilanjutkan
Observasi
40
0,92
Dapat dilanjutkan
Praktik Produk Tertulis
24 12 10 31 20
0,97 1 0,9 0,96 0,81
Dapat dilanjutkan Dapat dilanjutkan Dapat dilanjutkan Dapat dilanjutkan Dapat dilanjutkan
Reliabilitas Soal dinyatakan reliabel bila memberikan hasil yang relatif sama saat
dilakukan pengukuran kembali pada subjek yang berbeda pada waktu yang berbeda. Reliabilitas dapat dicari dengan menggunakan rumus yang disusun oleh Kuder dan Richardson. Menurut Kuder dan Richardson, cara menentukan reliabilitas tes adalah dengan dilakukan secara langsung terhadap butir-butir item tes yang bersangkutan (Sudijono, 2008:252). Untuk menghitung koefisien reliabilitas tes bentuk objektif digunakan rumus KR20 sebagai berikut :
47 KR-20 = [
S pi qi n ][ t ] 2 n 1 St
Keterangan : KR-20
: Koefisien korelasi
n
: Banyaknya item dalam tes
p
: Proporsi peserta yang menjawab benar
q
: Proporsi peserta yang menjawab salah (q=1-p)
St2
: Varians skor total
(Sudijono,2008:252)
Sedangkan dalam rangka menentukan apakah tes hasil belajar bentuk non tes yang disusun oleh peneliti memiliki daya keajegan mengukur atau reliabilitas yang tinggi atau belum digunakan rumus Alpha, sebagai berikut :
r11 =
𝑛 𝑛 −1
1−
𝑆𝑖2
𝑆𝑡2
Keterangan : r11
: Koefisien korelasi
n
: Banyaknya butir yang dikeluarkan dalam tes
1
: Bilangan konstan 𝑆𝑖2
: Jumlah varian skor dari tiap-tiap butir item
St2
: Varians skor total
Kriteria pengujian : 1) Apabila r11 sama dengan atau lebih besar daripada 0,70 berarti tes hasil belajar yang sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan telah memiliki reliabilitas yang tinggi. 2) Apabila r11 lebih kecil daripada 0,70 berarti tes hasil belajar yang sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan belum memiliki reliabilitas yang tinggi.
(Sudijono,2008:209)
Instrumen yang direliabilitas dalam penelitian ini yaitu aspek pengetahuan, kemampuan matematik. Ringkasan hasil validasi instrumen penilaian dapat dilihat pada Tabel 3.8.
48 Tabel 3.8. Ringkasan Hasil Reliabilitas Instrumen Penilaian Jenis Instrumen Kemampuan Matematik Pengetahuan Sikap Angket c.
Jumlah item 20 20 40
Reliabilitas 0,82 0,73 0,89
Kriteria Dapat dilanjutkan Dapat dilanjutkan Dapat dilanjutkan
Uji Taraf Kesukaran Soal Tingkat kesukaran adalah suatu cara yang digunakan untuk menganalisis
apakah suatu butir item tes bermutu. Menurut Sudijono (2008), Butir-butir item tes hasil belajar dapat dinyatakan sebagai butir-butir item yang baik, apabila butirbutir item tersebut tidak terlalu sukar dan tidak pula terlalu mudah. Tingkat kesukaran item tes dapat diperoleh dengan menggunakan rumus : P=
B JS
Dimana : P
: indeks kesukaran
B
: banyaknya peserta yang menjawab benar
JS
: jumlah seluruh peserta
Menurut Thorndike dan Hagen dalam
Sudijono cara memberikan
penafsiran terhadap tingkat kesukaran item adalah sebagai berikut : 0,0 – 0,29
: soal sukar
0,30 – 0,70
: soal sedang
0,71 – 1,0
: soal mudah
Tabel 3.9. Ringkasan Hasil Tingkat Kesukaran Instrumen Penilaian Jenis Instrumen Pengetahuan
Kemampuan Matematik
Jumlah item No Soal 20 1,4,5,9,10,11,12, 13,15,16,19 2,3,6,7,8,14,17, 18,20 20
1,4,5,9,10,11,12,13, 15,16,19
Kriteria Soal Mudah Soal Sedang Soal Mudah
2,3,6,7,8,14,17,18,20 Soal Sedang
49 d.
Daya Beda Soal Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu butir soal dapat membedakan
antara siswa yang telah menguasai materi yang ditanyakan dan siswa yang tidak atau kurang atau belum menguasai materi yang ditanyakan. Pada penelitian ini digunakan uji daya pembeda terhadap instrumen penilaian kompetensi pengetahuan yang terdiri dari soal pilihan ganda. Daya pembeda soal pilihan ganda dapat dihitung dengan rumus: 𝐷 = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 =
𝐵𝐴 𝐵𝐵 − 𝐽𝐴 𝐽𝐵
keterangan: D
: angka indeks diskriminasi item
𝑃𝐴
: proporsi testee kelompok atas yang dapat menjawab dengan benar butir item yang bersangkutan
𝑃𝐵
: proporsi testee kelompok bawah yang dapat menjawab dengan benar butir item yang bersangkutan
𝐵𝐴
: banyaknya testee kelompok atas (the higher group) yang dapat menjawab dengan betul butir item yang bersangkutan
𝐽𝐴
: jumlah testee yang termasuk dalam kelompok atas
𝐵𝐵
: banyaknya testee kelompok bawah (the lower group) yang dapat menjawab dengan betul butir item yang bersangkutan
𝐽𝐵
: jumlah testee yang termasuk dalam kelompok bawah
Kriteria daya pembeda butir seperti yang dikutip Sudijono (2008:389) : 0,0
- 0,19
jelek
0,20 - 0,4
cukup
0,41 - 0,7
baik
0,71 - 1,0
baik sekali
50 Tabel 3.10. Ringkasan Hasil Daya Pembeda Instrumen Penilaian Jenis Instrumen Pengetahuan
Jumlah item No Soal 20 5,8,9,10,12, 17,18,20 1,2,3,4,6,7,11, 13,14,15,16,19
Kemampuan Matematika
20
Kriteria Soal Baik Soal Cukup
18
Soal Baik Sekali
3,5,6,7,8,9,10,11,12, 14,17,20
Soal Baik
1,2,4,13,15,16 19
Soal Cukup
G. Teknik Analisis Data Data dalam penelitian ini diperoleh dengan cara statistik menggunakan uji normalitas dan uji homogenitas. Untuk menguji hipotesis, sebelumnya dilakukan uji prasyarat analisis. 1. Uji Prasyarat Analisis Sebagai uji prasyarat analisis dilakukan uji kesamaan rata-rata, normalitas, dan homogenitas. Kemudian data yang diperlukan dianalisis menggunakan analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama. a. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui sampel berasal dari populasi yang terdistribusi normal atau tidak, uji normalitas ini dihitung menggunakan metode Kolmogorov-Smirnov. Uji ini membandingkan serangkaian data pada sampel terhadap distribusi normal serangkaian nilai dengan mean dan standar deviasi yang sama. Singkatnya uji ini dilakukan untuk mengetahui kenormalan distribusi beberapa data. Adapun langkah-langkah untuk melakukan uji Kolmogorov-Smirnov dalam Siregar (2012:245) sebagai berikut : 1) Hipotesis Ho = sampel berasal dari populasi normal H1 = sampel tidak berasal dari populasi normal
51 2) Taraf signifikansi (α ) = 0.05 3) Menghitung Dhitung dan Dtabel kemudian membandingkan apakah Ho ditolak atau diterima berdasarkan kaidah pengujian. 4) Membuat keputusan, jika Dhitung < Dtabel maka Ho diterima. b. Homogenitas Pengujian homogenitas adalah pengujian mengenai sama tidaknya variansi-variansi dua buah distribusi atau lebih. Uji homogenitas dilakukan jika varians tidak sama besar. Statistik uji ini menggunakan uji homogenitas variansi, dengan langkah-langkahnya : 1) Mencari varians/standar deviasi variabel X dan Y. 2) Mencari F hitung dengan dari varians X dan Y. 3) Membandingkan Fhitung dengan Ftabel pada tabel distribusi F, untuk varians terbesar adalah dk pembilang n-1 untuk varians terkecil adalah dk penyebut n-1 Jika F hitung < Ftabel, berarti homogen Jika F hitung > Ftabel, berarti tidak homogen 2. Uji Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui hipotesis yang telah diajukan ditolak atau diterima. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji anava dua jalan dan uji lanjut anava jika metode pembelajaran memberikan pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar dengan mempertimbangkan kemampuan matematik siswa. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan analisis uji Anava dua jalan untuk menguji signifikansi efek dua variabel bebas yakni model IBL dan PBL terhadap satu variabel terikat yakni prestasi belajar siswa. Adapun langkahlangkah pengujian yang dilakukan peneliti antara lain : 1) Menentukan hipotesis berdasarkan rumusan masalah 2) Menentukan tingkat signifikansi dengan menggunakan α = 0,05 3) Menentukan statistik uji dengan menggunakan P-value 4) Menentukan daerah kritis, yakni H0 ditolak jika P-value < α 5) Menarik kesimpulan dari hipotesis yang dirumuskan.