BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1.
Paradigma Paradigma atau perspektif dalam bidang keilmuan sebagaimana yang
dijelaskan oleh Dedy mulyana merupakan suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata atau bisa dikatakan juga sebagai sebuah ideologi dan praktik suatu komunitas ilmuan yang menganut suatu pandangan yang sama atas realitas, memiliki seperangkat kriteria yang sama untuk menilai aktifitas penelitian dan menggunakan metode serupa. 1 Perbedaan mendasar paradigma atau pendekatan dalam sebuah penelitian berdasarkan tipe penelitiannya dapat diklasifikasikan menjadi pendekatan positivistic (klasik/objectif) yang digunakan pada tipe penelitian kuantitatif dan pendekatan interpretatif/postpositifistic (subjektif) yang biasa digunakan pada tipe penelitian kualitatif. Pendekatan interpretatif ini terbagi lagi menjadi dua varian, yaitu konstruktivis dan kritis. Perbedaan antarpendekatan ini dapat diketahui berdasarkan empat landasan falsafahnya, yaitu: ontologis yang menyangkut sesuatu yang dianggap sebagai realitas (what is the nature of reality?), epistemologis menyangkut bagaimana cara mendapatkan pengetahuan (what is the nature of the relationship
1
Deddy Mulyana, Penelitian Komunikasi Kualitatif Paradigma Baru Ilmu komunikasi dan Ilmu social lainnya, Bandung: Remaja Rosdakarya,2006, hal 9
54
55
between the inquirer & knowable?), aksiologis menyangkut tujuan atau untuk apa mempelajari sesuatu (ethic & values), sedangkan metodologis mempelajari teknikteknik dalam menemukan pengetahuan (How should the inquirer go about finding out knowledge?). 2 Berdasarkan rumusan masalah yang akan diteliti penulis yaitu mengenai iklim komunikasi pada Master Control Room di Indovision. Untuk itu pendekatan yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah tersebut adalah pendekatan konstruktivisme yang termasuk dalam penelitian kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif. Pendekatan konstruktivistik dipilih karena pendekatan konstruktivistik memandang realitas sosial sebagai sesuatu yang holistik/utuh, kompleks, dinamis, penuh makna, dan hubungan gejala bersifat interaktif (reciprocal).
3
Pendekatan
konstruktivistik lebih menekankan kepada penciptaan makna, artinya individuindividu melakukan pemaknaan terhadap segala perilaku yang terjadi, hal tersebut diharapkan dapat menjawab bagaimana keadaan iklim komunikasi yang sebenarnya terjadi dalam hubungan kerja antara atasan dengan bawahan dari berbagai level mulai dari kepala bagian, team leader dan staf dalam menjalankan aktifitas proses siaran sehari-hari.
2
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, disertai contoh praktis riset media, public relations, advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran, Jakarta: Kencana,2012, hal 51 3 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2010, hal 8
56
Tipe penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang hanya memaparkan situasi atau peristiwa. Peneltian ini bersifat tidak mencari atau menjelaskan hubungan, ataupun menguji hipotesis, justru mencari teori4. Penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi aktual secara terperinci yang melukiskan gejala yang ada dan mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku. Untuk itu dibutuhkan pendekatan kualitatif dalam penelitian ini. Tujuan dari penelitian kualitatif lebih dimaksudkan untuk memperoleh gambaran atau pemahaman mengenai gejala dari perspektif subjek atau si pelaku5. Penelitian kualitatif lebih mengutamakan proses daripada hasil, bagaimana gejala tersebut muncul dan mencari jawaban atas pertanyaam why bukan what.6 Karya ilmiah ini menggunakan penelitian yang bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif bertujuan untuk: 1.
Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang menggambarkan gejala yang ada
2.
4
Mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek yang berlaku
Jalaludin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 1995 hal.. 34 Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, Yogyakarta: LKiS, 2007, hal 44 6 Sri Rahayu Pudjiastuti, Metode penelitian Pendidikan, Jakarta: STKIP Press, 2006, hal 64 5
57
3.
Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama, dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang
4.
Membuat evaluasi7
3.2.
Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus, yaitu uraian dan
penjelasan komprehensif mengenai berbagai aspek seorang individu, suatu kelompok, suatu organisasi (komunitas), suatu program, atau suatu situasi sosial. Sebagai suatu metode
kualitatif, studi kasus mempunyai beberapa
keuntungan. Lincoln dan Guba mengemukakan bahwa keistimewaan studi kasus adalah sebagai berikut: a.
Studi kasus merupakan sarana utama bagi penelitian emik, yakni menyajikan pandangan subjek yang diteliti.
b.
Studi kasus menyajikan uraian menyeluruh yang mirip dengan apa yang dialami pembaca dalam kehidupan sehari-hari.
c.
Studi kasus merupakan sarana efektif untuk menunjukan hubungan antara peneliti dengan responden
7
Jalaludin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,1995 hal. 34
58
d.
Studi kasus memungkinkan pembaca untuk menemukan konsistensi internal yang tidak hanya merupakan kosistensi gaya dan konsistensi faktual, tetapi juga kepercayaan (trustworthiness).
e.
Studi kasus memberikan “uraian tebal” yang diperlukan bagi penilaian atas transferbilitas.
f.
Studi kasus terbuka bagi penilaian atas konteks yang turut berperan bagi pemaknaan atas fenomena dalam konteks tersebut.8
3.3.
Subjek Penelitian Subjek penelitian menurut Amirin merupakan seseorang atau sesuatu
mengenai yang mengenainya ingin diperoleh keterangan. Menurut Suharsimi Arikonto memberi batasan subjek penelitian sebagai benda, hal atau orang tempat data untuk variabel penelitian melekat, dan yang dipermasalahkan. Dalam sebuah penelitian, subjek penelitian memiliki peran yang sangat strategis karena pada subjek penelitian itulah data tentang variabel yang penelitian akan diamati. Kesimpulan dari kedua pengertian diatas Subjek penelitian adalah individu, benda, atau organisme yang dijadikan sumber informasi yang dibutuhkan dalam pengumpulan data penelitian. 9 Pada penelitian kualitatif, responden atau subjek penelitian disebut dengan istilah informan, yaitu orang memberi informasi tentang data yang diinginkan peneliti 8 9
Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung:Penerbit PT Remaja Rosdakarya,2003, 201-202 Muhammad idrus, Metodologi Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial,Jakarta:Penerbit Erlangga, 2007, hal 17
59
baerkaitan dengan penelitian yang sedang dilaksanakannya. atau dapat pula disebut sebagai subjek penelitian atau responden (kuantitatif). Dalam
penelitian
kualitatif,
pemilihan
subjek
penelitian
dapat
menggunakan criterion-based selection yang didasarkan pada asumsi bahwa subjek tersebut sebagai aktor dalam tema penelitian yang diajukan. Selain itu dalam penentuan informan, dapat digunakan model snow ball sampling. Metode ini digunakan untuk memperluas subjek penelitian. Hal lain yang harus diketahui bahwa dalam penelitian kualitatif, kuantitas subjek bukanlah hal utama sehingga pemilihan informan lebih didasari pada kualitas informasi yang terkait dengan tema penelitian yang diajukan. Subjek yang dijadikan pada penelitian ini adalah karyawan yang bekerja di Indovision khususnya pada bagian Master Control Room mulai dari staf biasa, team leader hingga kepala bagian. Hal ini dilakukan agar informasi yang didapatkan dapat lebih berimbang dari atasan hingga bawahan sehingga isu-isu yang berkembang dan faktor-faktor yang mempengaruhi iklim komunikasi pada master control room di Indovision dapat diketahui. Sehingga diharapkan ada relevansi antara subjek penelitian dengan topik yang di ambil yaitu mengenai iklim komunikasi pada master control di Indovision karena ketika membahas iklim komunikasi pada sebuah organisasi maka tak lepas dari orang-orang yang terlibat di dalamnya dalam hal ini adalah karyawan indovision khususnya pada bagian master control room.
60
Ciri-ciri informan yang dijadikan narasumber dalam pada bagian Master Control Room di Indovision yaitu sumber daya manusia dalam proses siaran baik untuk program Live maupun rerun mulai dari kepala bagian, team leader hingga staf baik yang senior maupun yang junior yang memiliki karakteristik sebagai berikut : 1. Kepala Bagian Master Control Room (MCR) : Dany Susanto Bertanggung jawab atas seluruh aktifitas on air pada bagian Master Control Room, melakukan pembagian tugas kepada seluruh staf Master Control Room (MCR), melaporkan hasil proses on air kepada Kepala Departemen Local Origination Operation, dan mengevaluasi hasil kinerja seluruh staf Master Control Room (MCR). 2. Team Leader Preparation Playout : Arie Raisul Akbar Bertanggung jawab membantu kepala bagian dalam mengkoordinasikan operasional siaran khususnya dalam persiapan dan penayangan program (program rerun) dan iklan serta memastikan akurasi dan kualitas kesinambungan siaran dengan memelihara dan memenuhi standard tertinggi kualitas siaran. 3. Team Leader Live Event : Ahmad Sahri Bertanggung jawab membantu kepala bagian dalam mengkoordinasikan staf khususnya pada saat program live event berlangsung termasuk dalam hal
61
perencanaan jadwal live, memonitoring saat live berlangsung untuk menjaga kualitas video dan audio, dan berkoordinasi dengan pihak studio, programming dan Broadcast Engginering (BE) untuk mengantisipasi segala kemungkinan terburuk yang bisa saja terjadi. 4. Staf Master Control Room Senior/Karyawan tetap: Apriyadi Bertanggungjawab menjalankan instruksi dari kepala bagian maupun team leader yang diberikan perihal menjaga proses siaran baik live maupun rerun termasuk menjaga kualitas video dan audionya, memastikan akurasi durasinya sesuai dengan traffic log, menaikkan logo, super impose, running teks, dan iklan sesuai dengan jadwalnya serta membuat laporan harian kerja shift sekaligus melaporkannya kepada team leader dan kepala bagian. 5. Staf Master Control Room Junior/Karyawan Kontrak : Wahyu Satoto Bersama staf senior bertanggungjawab menjalankan instruksi dari kepala bagian maupun team leader yang diberikan perihal menjaga proses siaran baik live maupun rerun termasuk menjaga kualitas video dan audionya, memastikan akurasi durasinya sesuai dengan traffic log, menaikkan logo, super impose, running teks, dan iklan sesuai dengan jadwalnya.
62
3.4.
Teknik Pengumpulan Data Menurut Sugiyono yang dimaksud dengan teknik pengumpulan data adalah
langkah-langkah paling strategis dalam penelitian karena tujuan penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Selain itu juga bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. 10 Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang dipergunakan adalah: 3.4.1. Data Primer 3.4.1.1.Wawancara mendalam yaitu suatu bentuk komunikasi antara dua orang, melihatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seseorang lainnya dengan mengajukan pertanyaanpertanyaan
berdasaran
tujuan
tertentu.11
Pada
wawancara
mendalam
ini,
pewawancara relative tidak mempunyai kontrol atas respons informan, artinya informan bebas memberikan jawaban. Karena itu periset mempunyai tugas berat agar informan bersedia memberikan jawaban-jawaban lengkap, mendalam, bila perlu tidak
10 11
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, CV Alfabeta, Bandung, 2009. Hal.208 Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung:Penerbit PT Remaja Rosdakarya,2003, hal. 180
63
ada yang disembunyikan. Caranya dengan mengusahakan wawancara berlangsung informal seperti orang yang sedang mengobrol. 12 Dalam melakukan wawancara terhadap narasumber untuk mengetahui hasil penelitian yang objektif dan dapat menggambarkan iklim komunikasi yang sebenarnya terjadi dalam master control room di Indovision, penulis memastikan bahwa narasumber yang diwawancarai dalam keadaan rileks dan biasanya dilakukan pada waktu istirahat hal tersebut dapat tergambar pada gerak tubuh dan mimik muka yang terlihat santai dan tanpa tekanan. 3.4.1.2. Observasi yaitu tekhik pengumpulan data yang dilakukan melalui suatu pengamatan, dengan di sertai pencatatan-pencatatan terhadap keadaan atau perilaku objek sasaran.13 dalam hal ini, penulis mengamati langsung proses aktivitas master control room dengan mengikuti secara langsung proses penayangan program acara. Penulis melakukan observasi awal sekitar bulan desember 2013, lalu melakukan observasi mendalam pada bulan juni 2014 sekaligus bersamaan dengan proses pengambilan data informasi dan memastikan apakah terjadi perubahan terhadap kondisi iklim komunikasi yang terjadi, sehingga hasil observasi tersebut
12
Rachmat Kriyantoro,Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai Contoh Praktis Riset Media,Public Relation, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012, hal 102, cetakan ke-6 13 H. Abdurrahmat Fathoni, Metodologi Penelitian& Teknik Penyusunan Skripsi, Jakarta: Penerbit Rineka Cipta, 2006, hal 104
64
dapat dijadikan acuan sekaligus pembanding terhadap hasil wawancara yang dilakukan sehingga hasil penelitian dapat lebih objektif dan akuntabel.
3.4.2. Data Sekunder 3.4.2.1. Studi Kepustakaan Menurut Jamiludin bahwa kajian pustaka adalah “meliputi pengidentifikasian secara sistematis, penemuan, dan analisis dokumen-dokumen yang memuat informasi yang relevan dengan masalah penelitian.
14
Adapun fungsi studi kepustakaan itu
sendiri adalah: 1. Menyediakan kerangka konsep atau kerangka teori untuk penelitian yang direncakan 2. Menyediakan informasi penelitian sebelumnya yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan 3. Memberikan rasa percaya diri pada diri peneliti karena melalui kajian pustaka semua konstruksi dan konsep yang berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan 4. Memberikan informasi tentang metodologi penelitian.
14
Jamiludin Ritonga, Riset Kehumasan, Jakarta: PT Gramedia Widia Sarana Indonesia, 2004, hal 11
65
5. Menyediakan temuan-temuan dan kesimpulan-kesimpulan penelitian yang dapat dihubungkan dengan kesimpulan kita. Dilakukan dengan cara mempelajari, mendalami dan mengutip teori-teori atau konsep-konsep dari sejumlah literature baik buku, jurnal, majalah dan lainnya yang relevan dengan topik, fokus atau variable penelitian. Data yang diperoleh peneliti berasal dari company profile, struktur organisasi, kepustakaan, media massa yang berkaitan dan menginformasikan tentang organisasi atau perusahaan. Sehingga suatu saat jika diperlukan dalam penelitian data dokumentasi inilah yang dapat menjadi sebuah bukti perusahaan.
3.5.
Teknik Analisa Data Analisis data dapat didefinisikan sebagai proses mengorganisasikan dan mengurutkan data kedalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan data. 15 Data yang diperoleh melalui wawancara dan pencatatan di lapangan, selanjutnya diolah, diinterpretasikan dengan memfokuskan penajaman makna yang seringkali banyak dilukiskan dalam kata-kata dari pada angka-angka dan sejauh mungkin dalam bentuk aslinya . Oleh karena itu penelitian kualitatif ini
15
Rachmat Kriyantoro, Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai Contoh Praktis Riset Media,Public Relation, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012, hal.167
66
menggunakan langkah-langkah: Reduksi data Sajian data, dan Penarikan Kesimpulan atau verifikasi. 16 Analisis data dalam penelitian komunikasi kualitatif pada dasarnya dikembangkan dengan maksud hendak memberikan makna (making sense of) terhadap
data,
menafsirkan
(interpreting),
atau
mentransformasikan
(transforming) data kedalam bentuk-bentuk narasi yang kemudian mengarah pada temuan yang bernuansakan proposisi-proposisi ilmiah yang akhirnya sampai pada kesimpulan-kesimpulan final. Data diperoleh dari berbagai sumber, dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam (triangulasi), dan dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh. Dengan pengamatan yang terus menerus tersebut mengakibatkan variasi data tinggi sekali. Data yang diperoleh pada umumnya adalah data kualitatif (walaupun tidak menolak data kuantitatif), sehingga teknik analisis data yang digunakan belum ada polanya yang jelas. Oleh karena itu sering mengalami kesulitan dalam melakukan analisis. 17 Dalam penelitian komunikasi kualitatif, kesimpulan yang dihasilkan pada umumnya tidak dimaksudkan sebagai generalisasi, tetapi sebagai gambaran interpretif tentang realitas atau gejala yang diteliti secara holistik dalam seting tertentu. Disini, dikandung arti bahwa temuan apapun yang dihasilkan pada dasarnya bersifat terbatas pada kasus yang diamati. Oleh 16 Nasution, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif , Bandung : Penerbit Tarsito, 1988, hal 129 17 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2007, hal.83
67
karena itu, prinsip berpikir induktif lebih menonjol dalam penarikan kesimpulan dalam penelitian komunikasi kualitatif. Dengan melalui proses demikian maka sampai menjelang diupayakan penarikan kesimpulan, peneliti masih harus kembali membaca literatur untuk dapat mengemukakan analisis-analisis yang lebih akurat dan memadai terhadap data yang diperoleh. Apabila memang diperlukan, perolehan dari membaca literatur pada tahap akhir ini dapat disisipkan atau digunakan sebagai pengganti perolehan dari sumber literatur yang sudah dikemukakan di bagian awal. 18 Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara yang telah dituliskan dalam catatan penelitian, buku, majalah ilmiah, dokumen dan sumber tertulis lainnya. Setelah dibaca, dipelajari dan ditelaah, maka langkah berikutnya adalah mengadakan reduksi data yang dilakukan dengan jalan membuat abstrak. Abstrak merupakan usaha membuat rangkuman yang inti, proses dan pertanyaan-pertanyaannya perlu dijaga sehingga tetap berada didalamnya.
3.6.
Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik triangulasi. Teknik
triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memamfaatkan sesuatu 18
Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif , Yogyakarta: Penerbit LKIS, 2003, hal 100-103
68
yang lain diluar data itu untuk keperluan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya 19 Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dengan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Hal itu dapat dicapai dengan jalan yaitu membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara. Dalam hal ini jangan sampai banyak mengharapkan bahwa hasil perbandingan tersebut merupakan kesamaan pandangan, pendapat, atau pemikiran. Yang penting disini ialah bisa mengetahui adanya alasan-alasan terjadinya perbedaan-perbedaan tersebut. Dalam hal ini, jika analisis telah menguraikan pola, hubungan, dan menyertakan penjelasan yang muncul dari analisis, maka penting sekali untuk mencari tema atau penjelasan pembanding atau penyaring. Hal itu dapat dilakukan dengan menyertakan usaha pencarian cara lainnya untuk mengorganisasikan data yang barangkali mengarahkan pada upaya penemuan penelitian lainnya. Secara logika dilakukan dengan jalan memikirkan kemungkinan logis lainnya dan kemudian melihat apakah kemungkinan-kemungkinan itu dapat ditunjang oleh data. 19
Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif , Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2006, hal 330
69
Untuk itu maka peneliti dapat melakukannya dengan jalan: 20 1. Mengajukan berbagai macam variasi pertanyaan 2. Mengecek dengan berbagai sumber data 3. Memanfaatkan berbagai metode agar pengecekan kepercayaan data dapat dilakukan. Melihat definisi dan penjelasan mengenai triangulasi diatas dapat diambil sebuah kesimpulan dimana triangulasi digunakan untuk melihat sebuah kasus atau permasalahan dari segala sisi, tidak hanya dilihat melalui hasil interview tetapi juga dapat dilihat melalui hasil observasi, sehingga hasil yang didapatkan pun bisa menjadi lebih akurat dan supaya data yang dibutuhkan dalam sebuah penelitian dapat dipenuhi.
20
Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2006, hal 332