BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Paradigma Penelitian pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menemukan kebenaran atau untuk lebih membenarkan kebenaran. Usaha untuk mengejar kebenaran dilakukan oleh para filsuf, peneliti, maupun oleh para praktisi melalui model-model tertentu. Model tersebut biasanya dikenal dengan paradigma. Paradigma, menurut Bogdan dan Biklen, adalah kumpulan longgar dari sejumlah asumsi yang dipegang bersama, konsep atau proposisi yang mengarahkan cara berpikir dan penelitian. 23 Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan paradigma konstruktivisme. Paradigma konstruktivis berbasis pada pemikiran umum tentang teori-teori yang dihasilkan oleh peneliti dan teoritisi aliran konstruktivis. Little John mengatakan bahwa teori-teori aliran ini berlandaskan pada ide bahwa realitas bukanlah bentukan yang objektif, tetapi dikonstruksi melalui proses interaksi dalam kelompok, masyarakat, dan budaya.24 Paradigma konstruktivis dapat dijelaskan melalui empat dimensi di atas seperti diutarakan oleh Dedy N. Hidayat, sebagai berikut:
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif: Edisi Revisi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010, hlm 49. 24 Stephen W. Little John, Theories of Human Communication, Wadsworth: Belmont, 2002, hlm 163. 23
37 http://digilib.mercubuana.ac.id/
38
1. Ontologis: Relativism, realitas merupakan konstruksi social. Kebenaran suatu realitas bersifat relative, berlaku sesuai konteks spesifik yang dinilai relevan oleh pelaku social. 2. Epistemologis,
Transactionalist/Subjectivist, pemahaman tentang suatu
realitas atau temuan suatu penelitian merupakan produk interaksi antara peneliti dengan yang diteliti. 3. Axiologis: Nilai, etika dan pilihan moral merupakan bagian tak terpisahkan dari suatu penelitian. Peneliti sebagai Passionate participant, fasilitator yang menjembatani keragaman subjektivitas pelaku social. Tujuan penelitian lebih kepada rekonstruksi realitas social secara dialektis antara peneliti dengan pelaku social yang diteliti. 4. Metodologis: Menekankan empati, dan interaksi dialektis antara peneliti dengan responden untuk merekonstruksi realitas yang diteliti melalui metodemetode kualitatif seperti participant observation. Kriteria kualitas penelitian authencity dan ireflectivity: sejauh mana temuan merupakan refleksi otentik dari realitas yang dihayati oleh para pelaku social. 25
3.2 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif – studi kasus. Metode kualitatif menggunakan khasanah dari Idwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi: Aplikasi Praktis Bagi Penelitian dan Skripsi Komunikasi, Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media, 2013, hlm 37.
25
http://digilib.mercubuana.ac.id/
39
pengalaman pribadi, kisah hidup, wawancara, observasi, dan sejarah. Metode kualitatif tidak dapat diukur secara statistik, melainkan harus diukur melalui pengalaman dan pengumpulan fakta yang ada di lapangan. 26 Sedangkan pendekatan kualitatif dipilih oleh peneliti dengan alasan bahwa dimensi penelitian yang ingin diungkapkan lebih bersifat kualitatif dari pada pengungkapan dengan data kuantitatif. Dan pada penelitian kualitatif berciri deskriptif yang artinya data yang dikumpulkan berupa kata-kata atau gambaran bukan berupa angka-angka yang sering terdapat pada tipe penelitian kuantitatif. Studi kasus adala salah satu metode penelitian ilmu-ilmu social. Secara umum, studi kasus merupakan strategi yang lebih cocok bila pokok pertanyaan suatu penelitian berkenaan dengan how atau why, bila peneliti hanya memiliki sedikit peluang untuk mengontrol peristiwa-peristiwa yang akan diselidik, dan bilamana fokus penelitiannya terletak pada fenomena kontemporer (masa kini) di dalam konteks kehidupan nyata.27 Dalam penyelenggaraan studi kasus, pada tahap persiapan pengumpulan data banyak hal yang patut diperhatikan oleh peneliti. Persiapan untuk menangani studi kasus mencakup keterampilan-keterampilan yang dituntut dari peneliti, latihan dan persiapan untuk studi kasus spesifik, pengembangan protokol studi kasus, dan penyelenggaraan studi kasus perintis. 28
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif: Edisi Revisi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010. 27 Robert K. Yin, Studi Kasus Desain & Metode, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2008, hlm 1. 28 Ibid, hlm 67. 26
http://digilib.mercubuana.ac.id/
40
Pokok-pokok keterampilan yang dituntut bagi peneliti yang menggunakan metode studi kasus pada umumnya dapat diketengahkan sebagai berikut: Seseorang harus mampu mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang baik – dan menginterpretasikan jawaban-jawabannya. Seseorang harus menjadi “pendengar” yang baik dan tak terperangkap oleh ideology atau prakonsepsinya sendiri. Seseorang hendaknya mampu menyesuaikan diri dan fleksibel, agar situasi yang baru dialami dapat dipandang sebagai peluang dan bukan ancaman. Seseorang harus memiliki daya tangkap yang kuat terhadap isu-isu yang akan diteliti, apakah hal ini berupa orientasi teoritis atau kebijakan, ataupun bahkan berbentuk eksploratoris. Daya tangkap seperti itu mengurangi peristiwa-peristiwa yang relevan dan informasi yang harus dipilih kea rah proporsi yang bisa dikelola. Seseorang harus tidak bias oleh anggapan-anggapan yang sudah ada sebelumnya; termasuk anggapan-anggapan yang diturunkan dari teori. Karena itu, seseorang harus peka dan responsive terhadap bukti-bukti yang kontradiktif. 29 Untuk pengumpulan data, cirri khas studi kasus ini juga memunculkan isu penting, yaitu perlunya prosedur lapangan didesain secara benar. Data harus dikumpulkan dari orang dan kelembagaan yang ada, dan bukan di dalam wilayah
29
Ibid, hlm 70.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
41
laboratorium yang terkontrol, ketepatan kepustakaan, atau keterbatasan kuesioner yang terstruktur secara kaku.Oleh karenanya, dalam suatu studi kasus, peneliti harus belajar untuk mengintegrasikan peristiwa-peristiwa dunia nyata dengan kebutuhan akan rencana pengumpulan data; yang dalam hal ini, peneliti tidak mengontrol lingkungan pengumpulan data karena seseorang sedang menggunakan strategistrategi penelitian yang lain. 30 Protokol prosedur lapangan perlu menekankan tugas-tugas pokok pengumpulan data yang mencakup:
Memperoleh askses ke organisasi-organisasi kunci atau pihak yang diwawancarai;
Memiliki bahan-bahan yang memadai pada saat berada di lapangan termasuk, pensil, kertas, klip, dan tempat yang tenang untuk menulis catatan pribadi;
Mengembangkan prosedur untuk meminta bantuan dan bimbingan, jika diperlukan, dari peneliti studi kasus atau kolega lain;
Membuat jadwal yang jelas tentang kegiatan pengumpulan data yang perlu dilengkapi dalam periode waktu tertentu; dan;
Menambahkan peristiwa-peristiwa yang tak terantisipasi, termasuk perubahan-perubahan dalam ketersediaan pihak yang diwawancarai di
30
Ibid, hlm 85
http://digilib.mercubuana.ac.id/
42
samping perubahan-perubahan dalam suasana perasaan dan motivasi peneliti studi kasus. 31 Dalam penyelenggaraan studi kasus, pada tahap pelaksaan pengumpulan data, bukti atau data untuk keperluan studi kasus bisa berasal dari enam sumber, yaitu: dokumen, rekaman arsip, wawancara, pengamatan langsung, observasi partisipan, dan perangkat-perangkat fisik. Penggunaan keenam sumber ini memerlukan keterampilan dan prosedur metodologis yang berbeda-beda. Selain dumber-sumber individual di atas, ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pengumpuland ata studi kasus. Hal itu mencakup penggunaan: (1) berbagai sumber bukti – yaitu bukti dari dua atau lebih sumber, tetapi menyatu dengan serangkaian fakta atau temuan yang sama, (2) data dasar – yaitu kumpulan formal bukti yang berlainan dari laporan akhir studi kasus yang bersangkutan, dan (3) serangkaian bukti – yaitu keterkaitan yang eksplisit anatra pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, data yang terkumpul, dan konklusi-konklusi yang ditarik. Pengacuan terhadap prinsip-prinsip ini akan meningkatkan kualitas substansial studi kasus yang bersangkutan.32
31 32
Ibid, hlm 88. Ibid, hlm 101.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
43
3.3 Subyek Penelitian Subyek penelitian adalah sumber yang berkompeten untuk dimintai informasi sehubungan dengan penelitian atau disebut sebagai key informan. Key informan yang diambil kategorinya adalah mereka yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dengan special events “Love Donation 2014: “Show Your Love, Save Their Live”. Adapun key informan dan informan-nya adalah: 1. Eva Ulisiana (Project Officer Love Donation 2014) Job description Eva sebagai Project Officer Love Donation adalah:
Memimpin jalannya kegiatan Love Donation 2014.
Bertanggung jawab kepada Program Director atas berlangsungnya kegiatan Love Donation 2014.
Memantau dan mengkoordinasi kerja semua divisi yang dibawahi.
Memimpin rapat pleno dan rapat koordinasi dengan bidang yang dibawahi.
Mengambil keputusan tertinggi.
Bertanggung jawab kepada public mengenai seluruh kegiatan Love Donation 2014.33
2. Satriyo Bagus Cahyo Putra (Vice Project Officer Love Donation 2014) Job description Satriyo (Tyo) sebagai Vice Project Officer Love Donation adalah:
33
Wawancara dengan Satriyo Bagus Cahyo Putra (Vice PO Love Donation 2014), 21 Mei 2014.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
44
Membantu Project Officer untuk memimpin jalannya kegiatan Love Donation 2014.
Memantau dan mengkoordinasi kerja semua divisi yang dibawahi.
Menggantikan Project Officer apabila Project Officer berhalangan hadir atau sedang tidak dapat menjalankan tugasnya.
Memberikan saran kepada Project Officer dalam hal mengambil keputusan.34
3. Arfan Jatikusuma (Vice Program Director Komunitas Young On Top) 4. Aria Putra Winata Jaya (Peserta Love Donation 2014)
3.4 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar unutk memperoleh data
yang
diperlukan.
Selalu
ada
hubungan antara
metode
mengumpulkan data dengan masalah penelitian yang ingin dipecahkan. Masalah memberi arah dan mempengaruhi metode pengumpulan data.35 3.4.1 Data Primer Data primer merupakan data-data yang diperoleh peneliti langsung dari obyek atau sumber pertama yang diteliti. Adapun teknik pengumpulan data primer yang digunakan adalah wawancara.
34 35
Wawancara dengan Satriyo Bagus Cahyo Putra (Vice PO Love Donation 2014), 21 Mei 2014. Rosady Ruslan, Metode Penelitian, Public Relations dan Komunikasi, hlm: 23.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
45
Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari orang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan penelitian. 36 Peneliti melakukan wawancara mendalam (in depth interview) secara langsung dengan narasumber. Yang dimaksud wawancara mendalam adalah metode riset di mana peneliti melakukan kegiatan wawancara tatap muka secara mendalam dan lebih dari satu kali untuk menggali informasi dari responden yang dibuat juga informan. 3.4.2 Data Sekunder Data sekunder adalah data tambahan yang didapat peneliti di samping data primer. Data sekunder berfungsi sebagai data pendukung dari data primer. Dalam penelitian ini, peneliti banyak memperoleh data yang sangat bermanfaat dan berguna yang dapat dijadikan acuan, referensi, panduan, dan sumber informasi yang berkenaan dengan masalah dalam penelitian. Adapun data sekunder tersebut terdiri dari:
1. Studi Kepustakaan Penelitian yang dilakukan dengan mempelajari buku-buku yang bersifat ilmiah dan buku lainnya yang menjadi dumber acuan yang berkaitan dengan materi penelitian. Deddy Mulyana, Metode Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006, hlm 180 36
http://digilib.mercubuana.ac.id/
46
2. Dokumentasi Dokumentasi adalah penelitian melalui pengumpulan data sekunder lainnya yang dilakukan peneliti dengan mencari atau melihat dari pengelolaan special events.
3.5 Teknik Analisis Data Teknik analisis data kualitatif menurut Bogdan dan Biklen dalam Lexy J. Moleong adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. 37 Berkaitan dengan proses analisis itu sendiri, maka menurut Miles dan Huberman ada beberapa langkah atau tahapan analisis data yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini untuk mempermudah dalam usaha mengelompok-kelompokkan hasil penelitian. Adapun tahapan atau langkah dalam proses analisis data adalah sebagai berikut:38 1. Diawali dengan mereduksi data yaitu melakukan koding atau merangkum dan memiih data-data yang diperoleh berkaitan dengan informasi-informasi penting terkait dengan masalah penelitian, selanjutnya mengelompokkan
Lexy, J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006, hlm: 248. 38 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2009, hlm 89. 37
http://digilib.mercubuana.ac.id/
47
data tersebut sesuai dengan masing-masing topic permasalahan yang dibahas. 2. Data yang telah dikelompokkan atau yang direduksi oleh peneliti selanjutnya dilakukan penyajian data yang disusun dalam bentuk uraian narasi-narasi sehingga terbentuk rangkaian informasi yang memiliki arti sesuai dengan permasalahan penelitian. 3. Langkah selanjutnya adalah pengambilan keputusan berdasarkan susunan narasi yang telah disusun pada tahap kedua sehingga dapat memberi jawaban atas permasalahan penelitian. 4. Memberikan pembuktian hasil analisis data dengan informan, yang didasarkan pada hasil kesimpulan dari tahap ketiga. Tahap ini bermaksud untuk menghindari kesalahan interpretasi dari hasil wawancara dengan sejumlah informan yang kemungkinan dapat mengkaburkan makna permasalahan yang sebenarnya dari fokus penelitian tersebut.
3.6 Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data Teknik analisis data yang digunakan peneliti adalah triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data-data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut.39 Peneliti menggunakan triangulasi yang memanfaatkan penggunaan wawancara dengan sumber, di mana peneliti akan membandingkan dan mengecek 39
Ibid, hlm 330
http://digilib.mercubuana.ac.id/
48
balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif. Jadi triangulasi berarti cara terbaik untuk menghilangkan perbedaan-perbedaan konstruksi kenyataan yang ada dalam konteks suatu studi sewaktu mengumpulkan data tentang berbagai kejadian dan hubungan dari berbagai pandangan. Dengan kata lain peneliti dapat me-re-check temuannya dengan jalan membandingkannya dengan berbagai sumber, metode atau teori.40 Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan adalah pemeriksaan melalui sumber lainnya. Denzim dalam Moleong membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan keabsahan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik dan teori.41 Peneliti menggunakan teknik triangulasi dengan sumber sebagai teknik pemeriksaan keabsahan datanya. Menurut Patton dalam Moleong, triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda. 42 Hal itu dapat dicapai dengan jalan, yaitu:43 1.Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi.
Ibid, hlm 332 Ibid, hlm 330 42 Ibid. 43 Ibid, hlm 330-331 40 41
http://digilib.mercubuana.ac.id/
49
2.Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. Proses analisa dimulai dengan mempelajari data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari studi pustaka terhadap berbagai referensi, dokumen pribadi, dokumen resmi perusahaan, buku-buku, foto, dan wawancara langsung dengan Project Officer dan Vice Project Officer special events Love Donation 2014.
http://digilib.mercubuana.ac.id/