BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Metode Penelitian Metode penelitian merupakan salah satu elemen penting dalam suatu
penelitian, sebab metode penelitian menyangkut cara yang benar dalam pengumpulan data, analisis data dan pengambilan keputusan hasil penelitian (Kumar, 2011). Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan metode pengumpulan data melalui kuesioner. 3.2
Variabel Penelitian
3.2.1 Identifikasi Variabel Penelitian Terdapat dua variabel yang diteliti dalam penelitian ini, yaitu need to belong dan intensitas penggunaan media sosial. Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai identifikasi kedua variabel tersebut. a. Independent Variable (X) : Intensitas Penggunaan Media Sosial b. Dependent Variable (Y) : Need to belong 3.2.2 Definisi Operasional Variabel Penelitian Definisi operasional merupakan spesifikasi kegiatan penelitian dalam mengukur atau memanipulasi suatu variabel. Definisi operasional memberikan batasan arti suatu variabel dengan merinci hal yang harus dikerjakan oleh peneliti untuk mengukur variabel tersebut (Zulfikar, 2014).
20
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
3.2.2.1 Need to Belong Need to belong adalah kebutuhan untuk membina hubungan dengan individu lain (affiliation) dan diterima di lingkungan sosial (social acceptance). Need to belong diukur dengan menggunakan Need to Belong Scale yang dikembangkan oleh Baumeister & Leary (2013). Semakin tinggi skor need to belong akan menunjukkan semakin tinggi need to belongnya dan semakin rendah skor need to belong akan menunjukkan semakin rendah pula need to belongnya . 3.2.2.2 Intensitas Penggunaan Media Sosial Intensitas penggunaan media sosial adalah seberapa banyak jumlah teman dan waktu (frekuensi atau durasi) seorang individu dihabiskan di situs media sosial serta seberapa terikat individu dengan sosial media. Intensitas penggunaan media sosial diukur dengan menggunakan The Facebook Intensity Scale milik Ellison, dkk (2007) yang penulis modifikasi. Semakin tinggi skor intensitas dari alat ukur yang digunakan akan
menunjukkan semakin tinggi pula intensitas
penggunaan media sosial. Sebaliknya semakin rendah skor intensitas penggunaan media sosial, maka semakin rendah intensitas penggunaan media sosial. 3.3
Populasi dan Sampel Penelitian
3.3.1 Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012). Adapun jumlah populasi yang dipergunakan dalam penelitian ini yaitu sebanyak 237 orang alumni SMK Telkom Malang Angkatan ke 16.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
3.3.2 Sampel Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2012). Jumlah populasi alumni SMK Telkom Angkatan ke16 adalah 237 orang. Untuk menetukan jumlah sampel yang mewakili populasi dalam penelitian digunakan rumus Slovin (Sugiyono, 2012) sebagai berikut:
Keterangan: n = ukuran sampel N = ukuran populasi e = Persentase kelonggaran ketelitian kesalahan pengambilan sampel yang masih bisa ditolerir
Rentang sampel yang dapat diambil dari teknik Slovin adalah antara 10 20% dari populasi penelitian. Dalam penelitian ini jumlah populasi dengan batas kelonggaran kesalahan yang diinginkan adalah 10% atau 0,1. Berdasarkan rumus di atas, maka jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah:
n = 70,33 dibulatkan menjadi 70
Sehingga jumlah sampel yang digunakan sebanyak 70 orang. Peneliti memperhatikan bahwa SMK Telkom Malang adalah salah satu pelopor sekolah informatika pertama di Indonesia dan para alumnusnya yang tersebar di seluruh
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
Indonesia. Tentunya para alumni SMK Telkom Malang angkatan 16 yang berusia dewasa awal sangat familiar dengan media sosial dan menurut survey angkatan 16 lebih tinggi intensitas penggunaan media sosial serta need to belongnya dibanding angkatan yang lain. Selain itu untuk menjaga hubungan antar alumni tetap baik walaupun berbeda wilayah kerja mereka tentunya menggunakan media sosial secara aktif. Adapun kriteria-kriteria penarikan sampel yang telah ditentukan yaitu sampel merupakan alumni SMK Telkom Malang angkatan ke-16 yang aktif menggunakan sosial media dan berusia diantara 22-27 tahun.
3.3.3 Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel adalah cara yang digunakan untuk mengambil sampel dari populasi dengan menggunakan prosedur tertentu agar diperoleh sampel yang mewakili populasi (Kumar, 2011). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik purposive sampling. Teknik tersebut termasuk kedalam jenis pengambilan sampel tanpa peluang (non probability sampling), dimana teknik pengambilan sampel ini tidak memberikan peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Menurut Arikunto (2010) sampel bertujuan atau purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel didasarkan pada tujuan tertentu dengan memperhatikan ciriciri dan karakteristik populasi. Sugiyono (2012) menerangkan bahwa purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
3.4
Instrumen Penelitian
3.4.1 Alat Ukur Penelitian Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai alat bantu untuk mengumpulkan data. Alat ukur penelitian ini adalah sebagai berikut:. a. Skala Need to Belong Di dalam penelitian ini need to belong diukur dengan menggunakan Need to Belong Scale milik Baumeister & Leary (2013) yang di terjemahkan oleh peneliti dengan bantuan ahli dan juga dosen pembimbing yang kemudian di expert judgement oleh dosen ahli di Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana. Skala ini memiliki nilai validitas dan reliabilitas Cronbach alpha yang berkisar antara 0,78-0,87 dan memiliki nilai median sebesar 0,80. Skala ini memiliki dua aspek yaitu affiliate with other dan social acceptance yang dibuat dalam bentuk skala Likert dengan lima alternatif jawaban dan diberi skor: SS =
Sangat Setuju
5
S =
Setuju
4
N=
Netral
3
TS =
Tidak Setuju
2
STS =
Sangat Tidak Setuju
1
Terdapat 10 item di dalam Need to Belong Scale, tiga diantaranya merupakan item unfavorable dan tujuh lainnya merupakan item favorable. Peneliti membiarkan susunan item sesuai dengan urutan aslinya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25
Tabel 3.1 Blue Print Skala Need to Belong NO ITEM No. 1
Variabel
Aspek
Need to
affiliate
belong
with other social
Jumlah
Favorable
Unfavorable
2,5,10
1
4
4,6,8,9
3,7
6
acceptance
b. Skala Intensitas Penggunaan Media Sosial Di dalam penelitian ini intensitas penggunaan media sosial diukur dengan menggunakan The Facebook Intensity Scale milik Ellison, Steinfield, & Lampe (2007) yang dimodifikasi oleh peneliti dengan bantuan ahli dan juga dosen pembimbing yang kemudian di expert judgement oleh dosen ahli di Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana. Skala ini memiliki nilai validitas dan reliabilitas dengan Cronbach alpha sebesar 0,83. Dengan tiga aspek yaitu jumlah teman, frekuensi atau durasi dan keterhubungan emosional individu ke media sosial dan integrasinya kedalam kegiatan sehari-hari. Peneliti membiarkan susunan item sesuai dengan urutan aslinya.Skala untuk aspek jumlah teman terdapat 1 item dan dibuat dalam bentuk skala Likert dengan lima alternatif jawaban dan diberi skor: Lebih dari 150
5
101-150
4
51-100
3
11-50
2
Kurang dari 10
1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26
Terdapat 1 item untuk aspek frekuensi atau durasi dan dibuat dalam bentuk skala Likert dengan lima alternatif jawaban dan diberi skor: Lebih dari 3 jam
5
1-2 jam
4
31-60
3
10-30
2
Kurang dari 10
1
Terdapat 5 item untuk aspek keterhubungan emosional individu ke media sosial dan integrasinya kedalam kegiatan sehari-hari dibuat dalam bentuk skala Likert dengan lima alternatif jawaban dan diberi skor: SS =
Sangat Setuju
5
S =
Setuju
4
N=
Netral
3
TS =
Tidak Setuju
2
STS =
Sangat Tidak Setuju
1
Tabel 3.2 Blue Print Skala Intensitas Penggunaan Media Sosial No.
Variabel
Aspek
1
Intensitas
Jumlah teman
8
1
Penggunaan
Frekuensi atau
7
1
Media Sosial
durasi Keterikatan
Nomor Item
1,2,3,4,5,6
emosional individu dengan media sosial dan integrasinya ke dalam kegiatan sehari-hari
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Jumlah
6
27
3.5
Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur Untuk mengetahui apakah alat ukur yang dipakai peneliti dapat benar-
benar mengukur variabel yang akan diukur serta secara konsisten mengukur satu variabel tertentu, peneliti melakukan uji coba validitas dan reliabilitas terlebih dahulu sebelum mengambil data di lapangan. Uji coba validitas dan reliabilitas dilakukan pada tanggal 26-27 Mei 2017 dengan responden acak yang memiliki kesamaan kriteria dengan sampel penelitian. Penyebaran dilakukan dengan menyebarkan 30 kuesioner dengan bantuan Google Form. 3.5.1 Uji Validitas Valid artinya data-data yang diperoleh dengan penggunaan alat (instrumen) dapat menjawab tujuan penelitian (Pratisto, 2004). Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya di ukur (Sugiyono, 2012). Suatu alat ukur dapat di katakan mempunyai validitas tinggi apabila alat ukur tersebut menjalankan fungsinya atau meberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Cara perhitungan uji coba validitas item yaitu dengan menggunakan analisis korelasi Pearson Product Moment (Sarwono, 2013) dan perhitungannya dibantu dengan program SPSS 21.0 for Windows. Pada analisis ini, sebuah item dikatakan valid/baik apabila jika didapat koefisien korelasi > 0.3 dan
nilai signifikansi (sig) di bawah 0,05
(Sugiyono, 2012). Jadi pada penelitian ini, jika memenuhi kedua syarat diatas maka dapat dikatakan bahwa alat ukur tersebut valid. 3.5.2 Uji Reliabilitas Selain harus valid, suatu alat ukur juga harus reliabel, suatu alat ukur dapat dikatakan reliabel apabila alat ukur tersebut memberikan hasil yang tetap selama
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28
variabel yang di ukur tidak berubah (Sugiyono, 2011). Lebih lanjut dikatakan bahwa reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat di percaya maksudnya
apabila
dalam
beberapa
pelaksanaan
pengukuran
terhadap
kelompokyang sama diperoleh hasil yang relatif sama. Pada penelitian ini, uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan tekhnik formula Alpha Cronbach dan dengan menggunakan program SPSS 21.0 for Windows. Alat ukur yang baik adalah alat ukur yang memiliki koefisien alfa lebih besar dari 0,6 (Sugiyono, 2011). Jadi pada penelitian ini, peneliti mengambil batas koefisien alfa yang harus dipenuhi adalah 0,6. Apabila koefisien alfa masing-masing alat ukur lebih besar dari 0,6 maka dapat dikatakan bahwa alat ukur tersebut reliabel. 3.6
Metode Analisa Data Untuk menganalisis pengaruh need to belong terhadap intensitas
penggunaan media sosial pada masa dewasa awal, maka di lakukan analisis regresi sederhana, dimana teknik tersebut akan menguji hipotesis yang menyatakan adanya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.
http://digilib.mercubuana.ac.id/