BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Dalam penyusunan skripsi ini, penulis melakukan penelitian terhadap perbankan syariah di Indonesia. Waktu penelitian ini dilakukan dari bulan April 2013 sampai dengan Juni 2013 di Pojok Bursa Efek Indonesia Universitas Mercubuana. B. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian asosiatif, yaitu suatu penelitian yang dilakukan untuk mencari hubungan atau pengaruh satu variable dengan variabel yang lain. Dimana variabel independen yaitu penerapan kualitas mekanisme GCG dan tingkat bagi hasil, dan variable dependen pembiayaan dengan perantara dana pihak ketiga C. Hipotesis Menurut Anwar Sanusi (2011 : 44)
Hipotesis merupakan hasil
penelitian rasional yang dilandasi teori, dalil, hukum, dan sebagainya yang sudah ada sebelumnya. Hipotesis dapat juga berupa pernyataan yang menggambarkan atau memprediksi hubungan-hubungan tertentu di antara dua variabel atau lebih, yang kebenaran hubungan tersebut tunduk pada peluang untuk menyimpang dari kebenaran. Untuk mengetahui kualitas pemerapan GCG dan tingkat bagi
55
hasil terhadap pembiayaan melalui dana pihak ketiga. Maka hipotesis penelitian dirumuskan sebagai berikut : Ho1 : Penerapan kualitas GCG dan Tingkat Bagi Hasil secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap Dana Pihak Ketiga. Ho2 : Penerapan kualitas GCG dan Tingkat Bagi Hasil secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan melalui dana pihak ketiga. Ha1 : Penerapan kualitas GCG dan Tingkat Bagi Hasil secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Dana Pihak Ketiga. Ha2 : Penerapan kualitas GCG dan Tingkat Bagi Hasil
secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan melalui sana pihak ketiga. D. Variabel dan Skala Pengukuran 1. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini, terdapat dua jenis variabel yaitu Variabel Independen dan Variabel Dependen : a. Variabel Independen Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen. Menurut Sanusi (2011 : 50) Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain. Pada penelitian ini yang
menjadi
variabel
independen
adalah
Good
Corporate
Governance dan Tingkat Bagi Hasil. Good Corporate Governance
56
diukur dengan menganalisis peringkat masing-masing faktor GCG yang terdapat pada laopran tahunan GCG . Variabel independen selanjutnya yaitu Tingkat Bagi Hasil pada laporan tahunan 10 Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2010 2012. Rumus Tingkat bagi hasil :
Tingkat Bagi Hasil =
x 100%
b. Variabel Perantara Variable perantara atau penghubung adalah variabel yang menjadi penghubung antara variabel bebas dan variabel terikat. Penelitian ini menggunakan satu variabel yaitu : (1) Dana Pihak Ketiga. c. Variabel Dependen Menurut Anwar Sanusi (2011 : 50) Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Penelitian ini menggunakan satu variabel yaitu : (1) Pembiayaan. 2. Definisi Opersaional Variabel Variabel dapat digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Bagi Hasil pada Pembiayaan adalah pembagian pendapatan yang disepakati antara Bank Syariah dan Mudharib yang di bagikan sesuai dengan nisbah yang disepakati bersama yakni pendapatan dari hasil penjualan sebelum dikurangi biaya, dimana pendapatan yang didapat dari
57
usaha Mudharib tersebut akan dibagi dengan nisbah 25% untuk Bank Syariah dan 75% untuk Mudharib sebelum dipotong pajak dan ongkosongkos. Dalam hal ini Bank bertindak sebagai Shahibul maal
(Penyandang Dana) dan Nasabah bertindak sebagai Mudharib (Pengelola Dana). 2. Dana pihak ketiga adalah dana yang diperoleh dari masyarakat, dalam arti masyarakat sebagai individu, perusahaan, pemerintah, rumah tangga, koperasi, yayasan, dan lain-lain baik dalam mata uang rupiah maupun valuta asing dalam bentuk giro, tabungan dan deposito. 3. Pembiayaan atau financing, yaitu pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan. 3. Skala Pengukuran
Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala rasio. Angka pada skala rasio menunjukkan nilai yang sebenarnya dari objek yang diukur. E. Jenis dan Sumber Data Jenis dan sumber data penelitian merupakan faktor yang penting yang menjadi pertimbangan yang menentukan metode pengumpulan data. Data yang digunakan dalam penelitian ini data sekunder yang berupa laporan
58
keuangan tahunan 2010-2012 pada 10 bank umum syariah di Indonesia dan laporan tahunan GCG. Adapun instansi yang dimaksud adalah Badan Pusat Statistik (BPS), dan data bersumber dari website Bank Indonesia dan website resmi perusahaan. Data yang dipakai dalam penelitian ini meliputi: 1. Data laporan tahunan (annual report) Bank Umum Syariah di Indonesia tahun 2010-2012. Data tersebut diperoleh dari situs resmi masing-masing perusahaan yang mengeluarkan laporan tahunan dan menerapkan Good Corporate Governance melalui website www.idx.co.id 2. Data Tingkat Bagi Hasil 10 Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2010-2010 menggunakan data tahunan. 3. Data Dana Pihak Ketiga 10 Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2010-2012 menggunakan data tahunan. 4. Data Pembiayaan 10 Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2010-2012 menggunakan data tahunan. F. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini, dilakukan melalui pengumpulan data dengan penelitian kepustakaan (library research). 1. Penelitian kepustakaan dilakukan dengan cara membaca, mempelajari, dan menelaah buku-buku, jurnal ilmiah, majalah, dan literature lain yang relevan dengan topik skripsi ini, sehingga diperoleh pemahaman yang
59
memadai sebagai kerangka pemikiran yang akan digunakan sebagai dasar pembahasan dalam skripsi ini. 2. Penelitian lapangan (field research) yaitu penelitian yang mengunjugi websitw-website
yang menjadi obyek penelitian yang bertujuan untuk
memperoleh data yang dibutuhkan sehubungan dengan materi pembahasan G. Populasi dan Sampel Populasi pada penelitian ini adalah 11 Bank Umum Syariah yang beroperasi di Indonesia pada periode 2010-2012. Sampel yang diambil dalam penelitian ini yaitu Bank Umum Syariah yang beroperasi di Indonesia yang menerbitkan laporan tahunan GCG selama periode 2010-2012. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode Purposive Sampling, yaitu pengambilan sampel yang dilakukan berdasarkan kriteria tertentu. Kriteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Menerbitkan laporan tahunan dan laporan GCG periode 2010-2012. b. Isi laporan GCG periode 2010-2012 yang dipublikasikan paling kurang meliputi hal-hal yang wajib diungkapkan oleh Bank Umum Syariah sesuai pasal 62PBI No. 11 Tahun 2009. Setelah dilakukan purposive sampling, maka diperoleh sampel sebanyak 10 bank umum syariah yang menerbitkan laporan tahunan GCG selama periode 2010-2012. Sehingga data yang diolah dalam penelitian ini selama 3 periode sebanyak 30 sampel
60
H. Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis jarul (path analysis). Dana pihak ketiga di posisikan sebagai variabel intervening yang menghubungkan antara variabel independen dan variabel dependen. Metode path analysis merupakan perluasan regresi berganda yang digunakan untuk menaksir hubungan kausalitas antara variabel dalam model penelitian yang dibangun berdasarkan landasan teori yang kuat. Dalam melakukan analisis dan uji hipotesis, prosedur yang dilakukan dengan menggunakan software SPSS 20. Pengujian atau perhitungan menggunakan SPSS yang meliputi analisis statistik deskriptif, uji asumsi klasik, analisis koefisien determinan ( ) dan uji hipotesis. Adapun langkah-langkah menguji path analysis adalah sebagai berikut : 1. Merumuskan hipotesis dan persmaan struktural. a. Merumuskan hipotesis 1) Kualitas GCG dan tingkat bagi hasil secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Dana pihak ketiga. 2) Kualitas GCG, tingkat bagi hasil dan dana pihak ketiga secara
simultan
berpengaruh
signifikan
terhadap
pembiayaan. b. Persamaan struktural Sesuai dengan kerangka pemikiran maka dapat membuat dua persamaan
struktural
yaitu
persamaan
regresi
yang
61
menunjukan hubungan yang dihipotesiskan. Dua persamaan tersebut sebagai berikut : Z
=
βzx1 X1 + βzx2 X2 + βz e1 ……….substruktural (1)
Y
=
βyx1 X1 + βyx2 X2 + βyz1 Z+ βy e2 ..........substruktural (2)
Dimana : Y
: Pembiayaan
Z
: Dana Pihak Ketiga
X1
: Kualitas GCG
X2
: Bagi Hasil
β
: Koefisien Regresi
ε
: Error Term
1. Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik merupakan persyaratan analisis regresi berganda. Sebelum pengujian hipotesis yang diajukan dalam penelitian perlu dilakukan pengujian asumsi klasik yang meliputi : uji normalitas, uji multikolonieritas, uji autokorelasi, uji heteroskedastisitas. a. Uji Multikolonieritas Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak orthogonal. Untuk mengetahui apakah ada kolerasi diantara variabel-variabel bebas dapat diketahui dengan melihat dari nilai tolerance yang tinggi.
62
Variance inflation factor (VIF) kedua ukuran tersebut menunjukkan setiap variabel bebas manakah yang dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel bebas menjadi variabel terikat dan regresian terhadap variabel bebas lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/tolerance) dan menunjukkan adanya kolineritas yang tinggi. Nilai cut off yang umum dipakai adalah tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF 10. Setiap peneliti harus menentukan tingkat kolinearitas yang masih dapat diterima. Sedangkan TOL (tolerance) besarnya variasi dari sutu variabel independen yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya, nilai TOL berkebalikan dengan VIF. Batas TOL dibawah 0,1 maka
terjadi
multikolinearitas.
Konsekuensinya
adanya
multikolinearitas menyebabkan standar error cenderung semakin besar. b. Uji Normalitas Menurut Imam ghozali uji normalitas ini bertujuan untuk megetahui apakah data yang digunakan telah berdistribusi normal. Uji normalitas perlu dilakukan untuk menentukan alat statistik yang dilakukan, sehingga kesimpulan yang diambil dapat dipertanggung jawabkan. Model regresi yang baik adalah memiliki data berdistribusi normal atau mendekati normal. Pada prinsipnya normalitas data dapat
63
diketahui dapat melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal pada grafik atau histogram dari residualnya. Menurut imam ghozali (2009), uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan apabila tidak hati-hati karena secara visual kelihatan normal, padahal secara statistik bisa sebaliknya. Oleh sebab itu dianjurkan selain mengganjurkan uji grafik dilengkapi dengan uji statistik. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini utuk menguji normalitas residual adalah uji statistik non parametik KolmogrovSmirov. Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesisn: H0 : Data residual berdistribusi normal apabila nilai signifikan <5% (0,05) HA : Data residual tidak berdistribusi normal apabila nilai signifikan 5% (0,05) c. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengunaan pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya (Ghozali, 2009). Untuk menguji keberadaan autokorelasi dalam penelitian ini digunakan uji statistic Durbin-Watson. Durbin-Watson hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu (first order autocorrelation) dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam
64
model regresi dan tidak ada variabel lagi di antara variabel independen. Hipotesis yang akan diujii adalah: H0 : tidak ada autokorelasi (r = 0) HA : ada autokorelasi (r ≠ 0) Dasar pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut :Bila DW terletak antara batas atas atau upper bound (du) dan (4-du) maka koefisien autokorelasi = 0, berarti tidak ada korelasi 1)
Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau lower bound (dl) maka koefisien auto korelasi > 0, berarti ada autokorelasi positif
2)
Bila DW lebih besar dari (4-dl) maka koefisien autokorelasi < 0, berati ada autokorelasi negative.
3)
Bila nilai DW terletak diantara (du) dan (dl) atau (DW) terletak diantara (4-du) dan (4-dl), maka hasilnya dapat disimpulkan.
Ringkasan dasar pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi secara jelas dapat dilihat pada tabel berikut :
65
Hipotesis nol
Keputusan
Jika
Tidak ada autokorelasi positif
Tolak
0 < d < dl
Tidak ada autokorelasi positif
No decision
dl ≤ d ≤ du
Tidak ada korelasi negatif
Tolak
4 – dl < d < 4
Tidak ada korelasi negative
No decision
4 – du ≤ d ≤ 4 - dl
Tidak ada autkorelasi positif atau Tidak ditolak
du < d < 4 - du
negative
d. Uji heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.
Model
regeresi
yang
baik
adalah
yang
homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Menurut Gozhali (2009) cara menditeksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik Plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitasnya dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah yang telah diprediksi dan
66
sumbu X residual (Y prediksi-Y sesungguhnya) yang telah di standardized. Dasar analisis heteroskedasitas, sebagai berikut : 1) Jika ada pola tertentu, seperti titik yang membentuk pola yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heterodastisitas. 2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak heterokedastisitas. 2.
Koefisien Determinan (
)
Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi data silang (crossection) relatif rendah karena adanya variasi yang besar antara masing-masing pengamatan, sedangkan untuk data runtun waktu (time series) biasanya mempunyai nilai koefisien determinan yang tinggi. 3.
Uji Hipotesis Dalam uji asumsi klasik dapat dilakukan analisis hasil regresi atau uji hipotesis. Uji hipotesis yang digunakan meliputi; uji parsial (t-test), uji pengaruh simultan (F-test), uji koefisien determinasi (R²). a.
Uji pengaruh simultan (f-test)
67
Uji statistik F pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara
bersama-sama
terhadap
variable
dependen/terikat. Hipotesis nol (Ho) yang hendak diuji adalah apakah semua parameter dalam model sama dengan nol, atau : Ho : b1 = b2 = ……. =bk = 0 Artinya, apakah semua variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (HA) tidak semua parameter secara simultan sama dengan nol, atau : HA : b1 ≠ b2 ≠ ……. ≠ bk ≠ 0 b.
Uji parsial (t-test) Merupakan statistik uji yang digunakan untuk menguji hipotesis mengenai rata-rata suatu populasi. Statistik uji ini termasuk kedalam metode statistika parametrik, oleh karena itu, statistik uji ini mengasumsikan bahwa data memiliki distribusi normal. Selain itu statistik uji ini tidak mensyaratkan pengetahuan mengenai ragam (variance) populasi, sehingga statistik uji ini lebih banyak dipakai dari pada uji-z. seperti yang kita ketahui bahwa uji-z mensyaratkan pengetahuan akan ragam (variance)dari populasi yang diamati dan dianalisa.
68