BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting dan Subyek Penelitian Pada Bab III tentang model penelitian ini, berturut-turut akan dibahas mengenai setting penelitian, subyek penelitian, prosedur penelitian, variabel dalam PTK, prosedur penelitian, data dan cara pengumpulannya, indikator keberhasilan, teknik analisis data. 3.1.1
Setting Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Kutowinangun 12 Salatiga pada awal
mulai maret minggu ke 3 (tiga) samapai selesai. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Kutowinangun 12 Salatiga pada awal mulai maret minggu ke 3 (tiga) samapai selesai. Tempat penelitian adalah SD Negeri Kutowinangun 12 Salatiga. SD Negeri Kutowinangun 12 memiliki enam kelas yang dari kelas 1 sampai kelas 6. Jumlah siswa 240. Penelitian ini dilaksanakan selama 1 semester yaitu pada Semester 2 Tahun 2013/2014. Secara rinci dapat di lihat pada tabel 3.1 sebagai berikut Tabel 3.1 Alokasi Waktu Penelitia No
Pelaksanaan Penelitian
1 2
Observasi Penyusunan proposal dan soal-soal untuk uji validitas Uji validitas soal siklus 1 dan siklus 2 Siklus 1 Perencanaan Pelaksanaan Observasi Refleksi Siklus 2 Perencanaan Pelaksanaan Observasi Refleksi Pelaporan
3 4
5
6
Maret April Mei 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
25
26
3.1.2 Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Kutowinangun 12 Salatiga pada siswa kelas 5 semester 2 tahun ajaran 2013/2014. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 5 SD Negeri Kutowinangun 12 Salatiga sebanyak 30 siswa dengan rincian 10 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan. 3.2 Variabel Penelitian Menurut Arikunto (2010) variabel adalah gejala yang bervariasi yang menjadi objek penelitian. Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (sugiyono, 2010). Dalam penelitian tindakan kelas ini ada dua variabel yang terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat. Variabel-variabel tersebut antara lain: 1. Variabel Bebas (x) Variabel bebas atau variabel independen dalam penelitian tindakan kelas ini adalah Model Pembelajaran Kooperatif teams games tournament (TGT) adalah model belajar menggunakan kelompok turnamen akademik, dan menggunakan kuis-kuis dan sistem skor kemajuan individu, siswa berlomba sebagai wakil tim dengan tim lain. Sehingga hasil pembelajaran dapat diharapkan lebih bermakna tanpa ada perbedaan bagi siswa lain. Pengetahuan dan keterampilan siswa diperoleh dari usaha siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan baru ketika ia belajar. Model Pembelajaran Kooperatif teams games tournament (TGT) diharapkan dapat meningkatkan antusias siswa dalam belajar mata pelajaran IPA. Sehingga hasil belajarnya pun dapat meningkat. 2. Variabel Terikat (y) Variabel terikat atau variabel dependen dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPA. Hasil belajar adalah perubahan perilaku, kemampuan, dan keterampilan siswa yang terjadi secara sadar setelah mendapat atau menerima suatu perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga dapat dikonstruksikan dengan
27
pengetahuannya
yang
telah
didapat
dalam
kehidupan
sehari-hari
dan
perubahannya tersebut bersifat relative permanen.
3.2.1 Prosedur Penelitian Jenis penelitian ini diencanakan akan penulis lakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas. Dalam penelitian ini ada dua siklus tiap siklus terdiri dari 3 kali pertemuan dan tiap pertemuan 70 menit. Konsep pokok penelitian tindakan kelas menurut Jhon Elliot (dalam Subyantoro, 2009: 10) terdapat empat tahap rencana tindakan, meliputi : perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Alur dalam penelitian ini sesuai dengan pendapat Kemmis dan Mc Taggart yang disajikan dalam bagan berikut
Langkah-Langkah Tindakan Kelas Siklus I dan 2 Sumber: Jhon Elliot (dalam Subyantoro, 2009)
1.
Perencanaan (planning) Merupakan kegiatan menyusun rancangan tindakan. Kegiatan ini dilakukan untuk persiapan pelaksanaan penelitian. Perencanaan dilaksanakan oleh penulis sebelum tahap pelaksanaan tindakan diterapkan. Kegiatan dalam tahap ini seperti: penyusunan skenario pembelajaran, pembuatan istrumen pengamatan dan pembuatan media/alat peraga.
2.
Tindakan (acting) yaitu: Implementasi atau penerapan isi rancangan. Hal yang perlu diingat pada tahap 2 ini adalah pelaksana tindakan harus taat pada apa yang
28
sudah dirumuskan dalam rancangan. Dalam penelitian ini tindakan yang diterapkan adalah pmr dengan alat peraga dan peneliti sebagai pelaksana tindakan. 3.
Observasi (observasing) yaitu: Kegiatan mengamati dampak atas tindakan yang dilakukan. Kegiatan observasi ini dilakukan pada saat tindakan diterapkan dalam kelas, sehingga antara pelaksanaan tindakan dan pengamatan berlangsung dalam waktu yang sama. Peneliti tindakan ini dilakukan dalam bentuk kolaborasi. Jika penulis telah berperan sebagai pelaksana tindakan maka yang melakukan pengamatan adalah guru kelas. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan cara pengamatan terhadap apa yang terjadi ketika tindakan berlangsung, wawancara, kuesioner atau cara lain yang sesuai dengan data yang dibutuhkan.
4. Refleksi (reflecting), yaitu: Kegiatan evaluasi tentang perubahan yang terjadi atau hasil yang diperoleh atas data yang terhimpun sebagai bentuk dampak tindakan yang telah dirancang. Berdasarkan langkah ini akan dapat diketahui perubahan yang terjadi dan dilakukan telaah apakah, bagaimanakah, dan sejauh mana tindakan yang ditetapkan mampu mencapai perubahan atau mengatasi masalah secara signifikan. Tahap ini dilaksanakan ketika pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan pengamatan dan subjek penelitian (siswa-siswa yang diajar) untuk bersama-sama mendiskusikan implementasi rancangan tindakan. Bertolak dari refleksi ini pula suatu perbaikan tindakan dalam bentuk replanning dapat dilakukan. Jika penelitian tindakan dilakukan melalui beberapa siklus, maka dalam refleksi terakhir, penulis menyampaikan rencana yang disarankan kepada penulis lain apabila dia menghentikan kegiatannya.
3.3
Rencana Tindakan 1 Penelitian ini termasuk jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan
menggunakan model spiral Suharsimi Arikunto. Penelitian ini akan dilaksanakan dengan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari 2 (dua) siklus. Setiap siklus tediri dari 3 tahap yaitu tahap perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Adapun tahap prosedur penelitian yang akan di gunakan sebagai berikut:
29
Pelaksanaan Siklus 1 3.3.1 Perencanaan (planning) Menyusun rencana pembelajaran Siklus 1 pokok pembahasan βPengaruh Gaya Terhadap Bentuk Dan Gerak Suatu Bendaβ. 1. Menetukan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD). 2. Mengembangkan
indikator
dan
mengebangkannya
menjadi
tujuan
pembelajaran. 3. Merumuskan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan guru dengan model pembelajaran kooperatif teams games tournament (TGT). 4. Mempersiapkan alat peraga yaitu kartu yang berisi bernomor, pertanyaanpertanyaan sesuai dengan pembelajaran yang di bahas serta kunci jawabannya. 5. Pada akhir pelajaran guru memberikan soal evaluasi berupa tes dan lembar kerja siswa. 3.3.2 Tindakan (acting) Pada pelaksanaan tindakan siklus 1 akan dilaksanakan 3 kali pertemuan. Masing-masing pertemuan akan dilaksanakan tiga kegiatan, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup atau akhir sebagai berikut: 1.
Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan mengkondisikan kelas serta alat peraga.
2.
Guru melakukan apersepsi.
3.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
4.
Guru menunjukan kotak yang ada kuis.
5.
Guru bertanya jawab dengan materi yang akan dicapai.
6.
Guru menyampaikan materi IPA dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teams games tournament (TGT) dan siswa sebagai pusat pembelajaran.
7.
Guru memberi tugas diskusi kelompok.
8.
Persentasi hasil diskusi dan ditarik kesimpulan.
9.
Siswa menyelesaikan tugas pada lembar kerja siswa.
10. Melakukan observasi pada pembelajaran IPA dengan model pembelajaran kooperatif teams games tournament (TGT).
30
11. Melakukan kolaborasi dengan guru mata pelajaran IPA yang bertugas sebagai observer selama proses penelitian berlangsung. 1. Pertemuan pertama kegiatan awal Guru
membuka
pelajaran
dengan
mengucapkan
salam,
doa
dan
menkondisikan kelas dan alat peraga. Kegiatan apersepsi dilaksanakan dengan guru meninta siswa untuk mendorong kursi kemudian apa yang terjadi? Setelah itu guru mengarahkan materi dengan menyampaikan kompetensi atau tujuan yang akan dicapai. Kegiatan Inti Guru menjelaskan tentang model pembelajaran yang akan dilakukan selama proses belajara mengajar berlangsung, guru membentuk 6 kelompok yakni setiap kelompok terdiri dari 5 siswa. Setelah itu kelompok diberi sebuah kotak yang berisi pertanyaan beserta kartu jawaban. Kemudian setiap kelompok mengocok kartu undian yang mendapatkan nomor paling kecil berhak untuk menjadi pembaca pertama, membacakan kartu pertanyaan dengan keras dan menjawabnya, jika ada penantang 1 satu tidak setuju dengna jawabannya, maka berhak untuk manjawab dan penantang 2 juga tidak setuju maka penantang berkesempatan untuk manjawab jika jawabannya seri/sama maka tidak perlu untuk dijawab dan kalau jawabnya semua salah tidak ada sangsi. Begitu seterusnya sampai kartu pertanyaan habis. Setelah itu setiap kelompok mempersentasikan hasil kerja kelompok dalam turnamen, peneliti mengontrol siswa saat berdiskusi berlangsung, setelah setiap kelompok selesai persentasikan hasil kerja kelompoknya peneliti memberikan penghargaan pada kelompok yang mendapat nilai yang tertinggi, paling cepat dan yang menjawab paling banyak. Setelah itu guru dan siswa mempertegas hasil kerja kelompok, kemudian guru bersama siswa merefleksi pembelajaran yang telah dilaksanakan. Kegiatan Akhir Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya hal-hal yang belum di mengerti, setelah itu guru dan siswa membuat kesimpulan pembelajaran, selanjutnya guru memberi penguatan dan mengakhiri pelajaran dengan mengucapkan salam penutup.
31
2. Pertemuan kedua Kegiatan Awal Sebagai apersepsi guru memberi pertanyaan kepada siswa βapakah anakanak pernah melihat buah kelapa jatuh dari pohonnya?β. Dilanjutkan guru menyampaikan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang akan di capai. Kegiatan Inti Guru menjelaskan tentang model pembelajaran yang akan dilakukan selama proses belajara mengajar berlangsung, guru membentuk 6 kelompok yakni setiap kelompok terdiri dari 5 siswa. Setelah itu kelompok diberi sebuah kotak yang berisi pertanyaan beserta kartu jawaban. Kemudian setiap kelompok mengocok kartu undian yang mendapatkan nomor paling kecil berhak untuk menjadi pembaca pertama, membacakan kartu pertanyaan dengan keras dan menjawabnya, jika ada penantang 1 satu tidak setuju dengna jawabannya, maka berhak untuk manjawab dan penantang 2 juga tidak setuju maka penantang berkesempatan untuk manjawab jika jawabannya seri/sama maka tidak perlu untuk dijawab dan kalau jawabnya semua salah tidak ada sangsi. Begitu seterusnya sampai kartu pertanyaan habis. Setelah itu setiap kelompok mempersentasikan hasil kerja kelompok dalam turnamen, peneliti mengontrol siswa saat berdiskusi berlangsung, setelah setiap kelompok selesai persentasikan hasil kerja kelompoknya peneliti memberikan penghargaan pada kelompok yang mendapat nilai yang tertinggi, paling cepat dan yang menjawab paling banyak. Setelah itu guru dan siswa mempertegas hasil kerja kelompok, kemudian guru bersama siswa merefleksi pembelajaran yang telah dilaksanakan. . Kegiatan Akhir Guru bersama siswa menarik kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Kemudian guru mengadakan refleksi tentang pembelajaran yang telah dilakukan sebagai tugas rumah. 3. Pertemuan ketiga Kegiatan Awal Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan doa. Pada tahap awal, guru melakukan tanya jawab dengan siswa untuk mengingat materi pada
32
pertemuan 1 dan 2. Kemudian, siswa memperhatikan penjelasan guru bahwa pertemuan yang ketiga ini akan diadakan tes dan guru memberikan kesempatan untuk bertanya sebelum dilaksanakan tes. Kegiatan inti Pada langkah ini, siswa menerima soal yang dibagikan oleh guru dan siswa mengerjakan soal yang dibagikan guru. Kegiatan akhir Pada kegiatan penutup, siswa mengumpulkan hasil pekerjaan dan guru berpesan kepada siswa untuk lebih giat belajar. 3.3.3 Observasi Observasi adalah mengamati kegiatan dan tingkah laku siswa selama penelitian berlangsung. Dalam melakukan pengamatan peneliti dibantu oleh guru kelas 5 SD Negeri Kutowinangun 12 Salatiga. Kegiatan siswa yang diamati pada saat pembelajaran meliputi 1. Kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran, 2. Perhatian dan sikap siswa saat mendapat penjelasan dari guru, 3. Keaktifan siswa dalam melakukan diskusi, 4. Kesungguhan siswa dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, dan 5. Partisipasi siswa dalam melakukan refleksi. Selain dengan menggunakan lembar observasi, peneliti juga menggunakan dokumentasi foto sebagai laporan yang berupa gambar aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran dari awal sampai akhir. Dokumentasi berupa foto digunakan sebagai suatu bukti penguat dalam analisis penelitian dalam setiap siklusnya sehingga penjelasan lebih akurat. 3.3.4 Refleksi Setelah pelaksanaan tindakan, penulis melakukan refleksi, yaitu mengkaji, melihat, mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang telah dilakukan. Data-data yang terkumpul baik dari hasil tes, pengamatan, dan dokumentasi foto kemudian dianalisis. Analisis ini untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan model dan media yang digunakan dalam pembelajaran, tindakan-
33
tindakan siswa selama proses pembelajaran, dan tindakan guru selama proses pembelajaran. Berdasarkan hasil dari refleksi ini, penulis dapat mengetahui hal apa saja yang perlu diperbaiki dan apa saja yang harus menjadi perhatian untuk rencana tindakan selanjutnya. Setelah dilaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran teams games tournament (TGT) pada siklus 1 ternyata hasilnya tidak sesuai dengan harapan yang diinginkan oleh guru. Hasil yang dicapai pada pembelajaran siklus 1 belum membuat guru menjadi puas karena pencapaian nilai siswa belum mencapai nilai ketuntasan atau target yang telah ditetapkan pada siklus 1 dan siklus 2, yaitu 65. Hanya terdapat 5 siswa saja yang mencapai nilai batas tuntas atau 22,72% meskipun nilai rata-rata sudah
meningkat
dibandingkan
prasiklus,
yaitu
66,45.
Hasil
tersebut
menunjukkan bahwa perlu ditingkatkan keterampilan menulis karangan narasi pada siswa kelas 5 karena nilai tersebut belum memenuhi batas ketuntasan minimal, 65. Oleh karena itu, perlu diadakan siklus 2. 3.4 Pelaksanaan Siklus 2 Proses tindakan pada siklus 2, merupakan tindakan yang lebih lanjut dari siklus I. Perbaikan pada proses siklus 2 dalam perencanaan pembelajaran, pengkodisian langkah pembelajaran diupayakan lebih tertib dan terarah. Prosedur tindakan siklus 2 terdiri atas perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. 3.4.1 perencanaan (planing) Hal-hal yang perlu diperhatikan pada siklus 2 adalah menyusun perbaikan yang akan dilakukan adalah: (1) Membuat perbaikan rencana pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran teams games tournament (TGT) yang materinya masih sama dengan siklus 1 namun diupayakan dapat dapat memperbaiki kekurangan-kekurangan pada siklus yang lalu. (2) Penulis memberikan penjelasan berkenaan dengan kesalahan-kesalah yang di siklus 1. (3) Siswa diberi penjelasan serta memberi pengarahan kembali agar bisa meningkatkan hasil belajar dengan model pembelajaran teams games tournament (TGT). (4) Menyusun perbaikan serta intrumen penelitian yang berupa data, yaitu
34
lembar observasi dan dokumentasi foto dan, (5) Menyiapkan perangkat berupa tes yang akan digunakan dalam evaluasi hasil siklus 2, dan menyiapkan media kartu yang berisi pertanyaan yang akan digunakan dalam pembelajaran siklus 2. 3.4.2 Tindakan Tindakan yang dilakukan oleh penulis pada siklus 2 adalah tindakan yang merupakan perbaikan dari siklus I, yaitu memperbaiki kesalahan-kesalahan dan perilaku-perilaku yang menjadi penghambat meningkatnya hasil belajar IPA siswa dengan menggunakan model pembelajaran teams games tournamant (TGT). Pada siklus 2 ini, penulis berusaha memperbaiki proses pembelajaran dengan memperhatikan kekurangan-kekurangan dan saran-saran dari siswa pada siklus 1. Tindakan yang dilakukan pada tahap ini terdiri atas tiga kali pertemuan meliputi pendahuluan, inti, dan penutup. 3.4.3 Refleksi (reflecting) Tindakan yang dilakukan oleh penulis pada siklus 2 adalah tindakan yang merupakan perbaikan dari siklus 1, yaitu memperbaiki kesalahan-kesalahan dan perilaku-perilaku yang menjadi penghambat meningkatnya hasil belajar IPA siswa dengan menggunakan model pembelajaran teams games tournament (TGT). Pada siklus 2 ini, penulis berusaha memperbaiki proses pembelajaran dengan memperhatikan kekurangan-kekurangan dan saran-saran dari siswa pada siklus I. Tindakan yang dilakukan pada tahap ini terdiri atas tiga kali pertemuan meliputi pendahuluan, inti, dan penutup. 1. Pertemuan pertama Kegiatan awal Pada tahap ini, guru mengkondisian siswa agar siap menerima pelajaran guru harus meningkatkan kembali mengenai pembelajaran pada pertemuan sebelumnya, guru menanyakan kesulitan yang dialami siswa pada siklus sebelumnya atau siklus I dalam menerima materi pengaruh gaya terhadap bentuk dan gerak suatu benda dengan menggunakan model pembelajaran teams games tournament (TGT). Selanjutnya guru memberikan penjelasan mengenai tujuan serta manfaat yang akan diperoleh setelah pembelajaran berlabgsung.
35
Kegiatan Inti Guru menjelaskan tentang model pembelajaran yang akan dilakukan selama proses belajara mengajar berlangsung, guru membentuk 6 kelompok yakni setiap kelompok terdiri dari 5 siswa. Setelah itu kelompok diberi sebuah kotak yang berisi pertanyaan beserta kartu jawaban. Kemudian setiap kelompok mengocok kartu undian yang mendapatkan nomor paling kecil berhak untuk menjadi pembaca pertama, membacakan kartu pertanyaan dengan keras dan menjawabnya, jika ada penantang 1 satu tidak setuju dengna jawabannya, maka berhak untuk manjawab dan penantang 2 juga tidak setuju maka penantang berkesempatan untuk manjawab jika jawabannya seri/sama maka tidak perlu untuk dijawab dan kalau jawabnya semua salah tidak ada sangsi. Begitu seterusnya sampai kartu pertanyaan habis. Setelah itu setiap kelompok mempersentasikan hasil kerja kelompok dalam turnamen, peneliti mengontrol siswa saat berdiskusi berlangsung, setelah setiap kelompok selesai persentasikan hasil kerja kelompoknya peneliti memberikan penghargaan pada kelompok yang mendapat nilai yang tertinggi, paling cepat dan yang menjawab paling banyak. Setelah itu guru dan siswa mempertegas hasil kerja kelompok, kemudian guru bersama siswa merefleksi pembelajaran yang telah dilaksanakan. Kegiatan Akhir Pada tahap ini, guru memajang hasil kerja siswa. Bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran dan melaksanakan refleksi terhadap terhadap pembelajaran yang telah. 2.
Pertemuan Kedua
Kegiatan Awal Pada tahap pendahuluan guru mengkondisikan siswa untuk memusatkan perhatian pada pembelajaran. Guru bertanya kepada siswa tentang kesulitan materi pertemuan yang lalu. Guru menjelaskan kembali materi pesawat sederhana dengan menggunakan model pembelajaran teams games tournament (TGT). Kegiatan Inti Guru menjelaskan tentang model pembelajaran yang akan dilakukan selama proses belajara mengajar berlangsung, guru membentuk 6 kelompok yakni setiap
36
kelompok terdiri dari 5 siswa. Setelah itu kelompok diberi sebuah kotak yang berisi pertanyaan beserta kartu jawaban. Kemudian setiap kelompok mengocok kartu undian yang mendapatkan nomor paling kecil berhak untuk menjadi pembaca pertama, membacakan kartu pertanyaan dengan keras dan menjawabnya, jika ada penantang 1 satu tidak setuju dengna jawabannya, maka berhak untuk manjawab dan penantang 2 juga tidak setuju maka penantang berkesempatan untuk manjawab jika jawabannya seri/sama maka tidak perlu untuk dijawab dan kalau jawabnya semua salah tidak ada sangsi. Begitu seterusnya sampai kartu pertanyaan habis. Setelah itu setiap kelompok mempersentasikan hasil kerja kelompok dalam turnament, peneliti mengontrol siswa saat berdiskusi berlangsung, setelah setiap kelompok selesai persentasikan hasil kerja kelompoknya peneliti memberikan penghargaan pada kelompok yang mendapat nilai yang tertinggi, paling cepat dan yang menjawab paling banyak. Setelah itu guru dan siswa mempertegas hasil kerja kelompok, kemudian guru bersama siswa merefleksi pembelajaran yang telah dilaksanakan. Kegiatan Akhir Pada tahap ini, guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran dan melaksanakan refleksi terhadap pembelajaran yang telah berlangsung dari awal sampai akhir perlajaran. 3.Pertemuan ketiga Kegiatan awal Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan doa. Pada tahap awal, guru melakukan tanya jawab dengan siswa untuk mengingat materi pada pertemuan I dan 2. Kemudian, siswa memperhatikan penjelasan guru bahwa pertemuan yang ketiga ini akan diadakan tes dan guru memberikan kesempatan untuk bertanya sebelum dilaksanakan tes. Kegiatan inti Pada langkah ini, siswa menerima soal yang dibagikan oleh guru dan siswa mengerjakan soal yang dibagikan guru.
37
Kegiatan Akhir Pada kegiatan penutup, siswa mengumpulkan hasil pekerjaan dan guru berpesan kepada siswa untuk lebih giat belajar. 3.4.4 Observasi Seperti halnya pada siklus I, pada siklus 2 ini pengamatan tetap dilakukan terhadap siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Pengamatan dilakukan untuk meningkatkan hasil tes yang di lakukan siswa. Penulis melakukan pengamatan terhadap siswa dengan menggunakan lembar observasi, dan melakukan pengambilan gambar. Observasi yang dilakukan pada siklus 2 ini hampir sama dengan pelaksanaan observasi pada siklus I. Dalam observasi data diperoleh melalui beberapa cara, yaitu (1) tes untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa pada materi pengaruh gaya terhadap bentuk dan gerak suatu benda dengan menggunakan model pembelajaran teams games tournament (TGT), (2) observasi untuk mengetahui aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung, dan (3) dokumentasi foto yang digunakan sebagai laporan yang berupa gambar aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran. 3.4.5 Refleksi Refleksi pada siklus 2 ini dimaksudkan untuk membuat kesimpulan dari pelaksanaan kegiatan dan tindakan yang terjadi selama pembelajaran pada siklus 2. Refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil tes dan hasil nontes yang dilakukan pada siklus 2. Pada bagian ini penulis diharapkan dapat mengetahui jawaban tentang peningkatan hasil belajar IPA siswa dengan menggunakan model pembelajaran teams games tournament (TGT). Setelah dilakukan tindakan siklus 2, nilai siswa sudah mencapai target ketuntasan yang telah ditentukan oleh guru, yaitu 65. Sebanyak 19 atau 86,36% siswa yang sudah mencapai target ketuntasan. Hanya 3 siswa saja yang belum tuntas. Nilai rata-rata siswa pun secara klasikal meningkat menjadi 79,13. Nilai tersebut sudah melebihi nilai terget yang ditetapkan oleh guru sehingga tidak perlu dilakukan lagi siklus 3.
38
3.5 Teknik dan Instrument Pengumpulan Data 3.5.1 Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri Kutowinangun 12 Salatiga. Dengan menggunakan model pembelajaran teams games tournamen. Tiknik pengumpulan data tersebut masing-masing diuraikan secara singkat. 3.5.2 Observasi Observasi yang dilakukan oleh observer (penulis) adalah mengamati cara guru mengajar dan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran IPA siswa kelas 5 SD Negeri Kutowinangun 12 Salatiga dengan menggunakan model pembelajaran teams games tournament (TGT) pada siklus 1 dan 2. 3.5.3 Tes Dalam penelitian ini penulis akan mengadakan tes tertulis yang akan dilaksanakan sesudah pelaksanaan tindakan. Hasil tes akan digunakan sebagai alat ukur ketercapaian tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui hasil belajar IPA siswa dengan penerapan model pembelajaran teams games tournament (TGT). Tes ini diberikan pada akhir siklus. 3.5.4 Dokumentasi Dokumenter
merupakan
suatu
teknik
pengumpulan
data
dengan
menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen baik dokumen tertulis, gambar, maupun elektronik. Penulis menggunakan model ini untuk memperoleh data awal tentang nama siswa dan nilai hasil ulangan siswa kelas 5 di Kutowinangun 12 salatiga. 3.5.5 Intrumen Pengumpulan Data 1. Lembar Observasi Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Data yang ingin diperoleh adalah untuk mengetahui penerapan pembelajaran dengan model teams games tournament (TGT). serta perkembangan siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan model teams games tournament (TGT).
39
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Lembar Observasi Guru dan Siswa Langkahlangkah Kegiatan Pra Pembelajar an
Kegiatan Awal
Kegiatan Inti
Indikator
Item
1. Menyiapkan alat dan bahan 1. Apakah guru sudah pembelajaran seperti menyiapkan alat dan materi pelajaran, buku bahan pembelajaran paket IPA dan alat-alat seperti materi pelajaran, tulis. buku paket IPA dan alat-alat tulis. 1. Memberikan salam. 2. Apakah guru membuka 2. Mengkondisikan siswa pelajaran dengan salam? untuk siap belajar. 3. Apakah guru 3. Melakukan apersepsi menngkondisikan siswa 4. Guru menyampaikan tujuan untuk siap belajar? pembelajaran. 4. Apakah guru melakukan 5. Menyiapkan alat apersepsi? peraga,alat bantu serta 5. Apakah guru sudah buku pelajaran yang akan menyampaikan tujuan digunakan pembelajaran? 6. Apakah guru menyiapkan alat peraga dan alat bantu lainnya serta buku pelajaran yang akan digunakan? 1. Guru membegi siswa dalam 7. Apakah guru kelompok belajar satu menjelaskan materi yang kelompok masing-masing ingin di capai melalui kelompok terdiri dari 5-6 model pembelajaran siswa. model teams games 2. Guru memfasilitasi setiap tournament? kelompok untuk 8. Apakah guru mengetahui pengaruh gaya menyiapkan beberapa terhadap bentuk dan gerak kartu games (kartu soal suatu benda dan jawaban? 3. Setiap kelompok memilih 9. Apakah siswa aktif kartu soal untuk dijawab, memberi kontribusi apabila jawabannya benar topik yang akan kelompok tersebut dipelajari? mendapat penghargaan, apa 10. Apakah siswa bila jawabanya salah juga berkelompok dengan tidak dapat sangsi. temannya sesuai 4. Kelompok yang mendapat petunjuk guru? poin yang tertinggi 11. Apakah siswa bersedia mendapat penghargaan dari menerima pembagian guru topik yang akan 5. Guru mengarahkan dan dibahas? membimbing siswa saat 12. Apakah siswa aktif
No Item 1
1 2 3
4
5
1
2
3
4
5
6
7
40
berdiskusi. 6. Guru memfasilitasi siswa bekerja sama untuk membahas tentang pengaruh gaya terhadap bentuk dan gerak suatu benda. 7. Guru memfasilitasi siswa melaksanakan diskusi kelas dengan penuh tanggung jawab. 8. Guru memfasilitasi siswa mempresentasikan hasil diskusi tentang pengaruh gaya terhadap bentuk dan gerak suatu benda. 9. Guru memfasilitasi siswa memberikan tanggapan, hasil presentasi kelompok temannya. 11.Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan. 12. Guru mengarahkan dan membimbing siswa saat berdiskusi. 13. Guru membimbing siswa dalam melakukan penyelidikan. 14. Guru memfasilitasi siswa bekerja sama untuk membahas tentang pengaruh gaya dan bentuk suatu benda. 15. Guru memfasilitasi siswa melaksanakan diskusi kelas dengan penuh tanggung jawab. 16. Guru membimbing siswa mengorganisasi data yang diperoleh melalui kegiatan investigasi. 17. Guru membimbing siswa menyusun laporan hasil penyelidikan berupa laporan. 18. Guru mengatur jalannya
menggunakan alat peraga sesuai petunjuk guru? 13. Apakah Siswa aktif mengikuti semua langkah-langkah pembelajaran? 14. Apakah siswa aktif berdiskusi? 15. Apakah siswa aktif mencari informasi untuk membuat laporan? 16. Apakah siswa mempresentasikan hasil investigasinya di depan kelas. 17. Apakah siswa memberi tanggapan atas presentasi kelompok lain
8
9
10
11
41
Kegiatan Akhir
laporan penelitian (presentasi) dari masingmasing kelompok. 19. Guru membimbing siswa dalam menyampaikan laporan penelitian dan meminta siswa untuk mendengarkan presentasi. 20.Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. 1. Guru memajang hasil kerja 18 Apakah guru memajang 1 siswa. hasil kerja siswa? 2. Guru bersama siswa 19 Apakah guru bersama melakukan refleksi dan siswa melakukan 2 menyimpulkan materi refleksi dan yang sudah di pelajari dari menyimpulkan materi awal sampai akhir. yang sudah di pelajari 3. Siswa mengerjakan dari awal sampai akhir. evaluasi. 20 Apakah siswa mengerjakan soal evaluasi?
Data hasil observasi pembelajaran yang dilakukan guru dengan menerapkan model pembelajaran model teams games tournament dalam pembelajaran dinilai dengan rumus di bawah ini: πππππ =
Skor yang diperoleh siswa X 100% ππππππππ πππ’π
2. Soal Tes Tertulis Soal tes yang diberikan adalah soal test tertulis yang berbentuk pilihan ganda sejumlah 30 soal yang digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran. Untuk siklus 1 sebanyak 15 soal dan silus 2 sebanyak 15 soal. Tes ini diberikan di akhir pertemuan siklus. Adapun kisi-kisi soal dapat dilihat pada tabel berikut ini:
42
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siklus 1
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siklus 2
43
3.
Teknik Analisis Data Penelitian Data mengenai hasil belajar dianalisis dengan cara menghitung rata-rata
nilai dan ketuntasan belajar secara klasikal. 4.
Menghitung ketuntasan belajar individu Data yang diperoleh dari nilai hasil belajar siswa dapat ditentukan
ketuntasan belajar individu menggunakan analisis deskriptif prosentase dengan perhitungan. Adapun Rumus Persentase Menurut Depdikbud (2007) Adalah Sebagai Berikut: P=
π π
π₯ 100 %
Keterangan: P
= Persentase π = Jumlah frekuensi yang muncul
N
= Jumlah total siswa
5.
Ketuntasan Belajar Klasikal
Data yang diperoleh dari nilai hasil belajar siswa dapat ditentukan ketuntasan belajar individu menggunakan analisis deskreptif prosentase dengan perhitungan: P=
π π
π₯ 100 %
Keterangan: P
= Persentase π = Jumlah frekuensi yang muncul
N
= Jumlah total siswa Kriteria ketuntasan minimal di SD Negeri Kutowinangun 12 Salatiga untuk
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di kelas 5 adalah 65, sekurangkurangnya 85% dari jumlah keselurahan siswa yang di kelas 5 SDN kutowinangun 12 Salatiga.
44
6. Uji Validitas dan Reliabilitas Data Validitas suatu tes atau instrumen adalah instrumen yang dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak di ukur. Teknik yagn digunakan untuk menguji kevali dan instrumen menggunakan teknik total corrected item to total score correlation yang dinotasikan (r), yang menyatakan bahwa instrumen dianggap valid apabila memiliki koefisien corrected item total correlation β₯ 0.3 (Sugiyono, 2013). Hasil uji validitas dari 40 soal, diperoleh 10 butir soal memiliki tingkat validitas sangat rendah, sehingga disimpulkan bahwa 10 item sosal tersebut termasuk tidak valid dan 30 butir soal lainnya valid. Selanjutnya, 30 butir soal ini akan digunakan 15 butir soal sebagai instrumen soal pada siklus 1, dan 15 butir soal lainnya digunakan sebagai instrumen soal pada siklus 2. Hasil dari uji validitas disajikan dalam tabel berikut: Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian No 1
Kriteria Valid
Nomor Soal 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,12,15,18,19,20,21,22,23, 24,27,31,32,33,34,35,36,37,38,39
2
Tidak valid
11,13,14,16,25,26,28,29,30,40
7. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah ketepatan atau ketelitian suatu alat ukur. Kata reliabel sering disebut dengan nama lain, misalnya terpercaya, terandalkan, ajeg, stabil, konsisten, dan lain sebagainya (Sugiyono, 2010: 68). Untuk menghitung tingkat reliabilitas tes hasil belajar, dalam penelitian ini digunakan rumus dari relibalitas alpha cronbach. Untuk menghitung reliabilitas, digunakan alat bantu statistik 18.0 for windows. Menurut Azwar (2007), reliabilitas mengacu pada konsistensi atau kepercayaan hasil ukur yang mengandung makna kecermatan pengukuran. Reliabilitas dinyatakan dengan koefisien reliabilitas yang angkanya berada dalam rentang 0 hingga 1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati 1,00, maka semakin tinggi reliabilitasnya (Azwar, 2007). Kaidah untuk menentukan tingkat reliabilitas menurut Gulford & Frucker (dalam Azwar, 2007) sebagai berikut:
45
Tabel 3.6 Kategori Reliabilitas Data
Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilita Instrumen Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .860 40
Berdasarkan kriteria reliabilitas tersebut, maka instrumen soal pada siklus 1 maupun siklus 2, masuk dalam kategori sangat reliabel, dengan nilai alpha yaitu 0.860. 8.Uji Tingkat Kesukaran Soal Uji tingkat kesukaran soal dilakukan untuk mengetahui apakah soal yang diujikan masuk dalam kategori soal yang sulit, sedang ataupun mudah. Instrument soal yang baik adalah soal yang masuk dalam kategori mudah. Untuk menguji tingkat kesukaran soal, digunakan persamaan sebagai berikut: TK =
π΅ π
Keterangan: TK = tingkat kesukaran βB = jumlah siswa yang menjawab benar βP = jumlah siswa peserta tes.
Mengetahui kategori tingkat kesukaran soal, digunakan ketentuan sebagai berikut:
46
Tabel 3.8 Katagori Tingkat Kesukaran Soal Nilai F
Tingkat Kesukaran
0.00 β 0.25
Sukar
0.26 β 0.75
Sedang
0.76 β 1.00
Mudah
Berikut disajikan hasil uji tingkat kesukaran soal siklus 1 dan siklus 2 Tabel 3.9 Analisis Tingkat Kesukaran Soal Siklus 1 Dan Siklus 2 Mudah 2, 3, 4, 5, 6, 10, 11,14,18, 21,22, 23, 24,25,29,30 16
Kategori Sedang 1,7,8,9,12,15,16,17,20,2 6,28 11
Sukar 13,19,27 3
Berdasarakan tabel, diketahui bahwa soal yang masuk dalam kategori mudah ada 16 soal dengan persentase berapa 53 %. Soal yang masuk kategori sedang ada 11 jumlah soal dengan persentase berapa 36%. Sedangkan soal yang masuk kategori sukar ada jumlah 3 soal dengan persentase beapa 10 %. Dengan hasil ini disimpulkan bahwa soal pada siklus 1 maupun siklus 2 masuk dalam kategori sedang. 3.6 Indikator Kinerja Penerapan Penggunaan model teams games tournament (TGT) pada mata pelajaran IPA dikatakan dapat meningkatkan hasil belajar siswa apabila hasil hari indikatornya 85% pada siswa SD Negeri Kutowinangun 12 Salatiga, sudah menunjukkan ketuntasan dan sesuai dengan nilai KKM yang ditetapkan yaitu 65. Keterangan: 1. Ketuntasan individual : Jika siswa mencapai ketuntasan nilai β₯ 65. 2. Ketuntasan klasikal : Jika > 85% dari seluruh siswa mencapai ketuntasan β₯ 65.