BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Tipe Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang dilakukan dengan metode observasional dan dengan desain penelitian Cohort Prospektif. Menurut Hidayat (2010), penelitian Cohort merupakan rancangan penelitian dengan mengelompokkan
atau
mengklasifikasikan
kelompok
terpapar dengan tidak terpapar, untuk kemudian diamati sampai waktu tertentu agar dapat melihat ada tidaknya fenomena. Berdasarkan tujuannya, penelitian ini masuk dalam jenis penelitian komparasi. Penelitian komparasi merupakan penelitian
yang
bermaksud
untuk
mengadakan
perbandingan kondisi yang ada di dua tempat, apakah kedua kondisi tersebut sama atau ada perbedaan, dan kalau ada perbedaan, kondisi di tempat mana yang lebih baik (Arikunto, 2010: 6). Pada penelitian ini, peneliti ingin mengetahui perbandingan angka kejadian flebitis pada pemasangan kateter intravena pada tangan dominan dengan nondominan di Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga. 29
30
Penelitian ini juga akan mengidentifikasi variabel moderator, seperti: cairan infus, obat yang diberikan secara intravena, diagnosa medis, ukuran kateter intravena, lama pemasangan, serta demografi pasien (usia dan jenis kelamin).
3.2
Populasi dan Sampel
3.2.1
Populasi Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2010: 173). Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008: 80) Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien yang terpasang infus pada ekstremitas atas di Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga
3.2.2
Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2010:174). Menurut Sugiyono (2010: 62), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Berdasarkan masalah penelitian
secara
statistik,
penelitian
ini
merupakan
penelitian analitik komparatif kategorikal tidak berpasangan.
31
Menurut Dahlan (2008), untuk menentukan besar sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
Keterangan: N1
= Jumlah sampel kelompok 1
N2
= Jumlah sampel kelompok 2
Zα
= Deviat baku α=5%, maka Zα=1,64
Z
= Deviat baku =5%, maka Z =1,64
P1
= Proporsi pada kelompok beresiko, terpajan atau kasus
Q1
= 1-P1
P2
= Proporsi pada kelompok tidak beresiko, tidak terpajan atau kontrol
Q2
= 1-P2
P1-P2 = Selisih proporsi minimal yang dianggap bermakna oleh peneliti (20%) P
= Proporsi total (P1+P2)/2
Q
= 1-P
Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah: P2
= Dari studi pendahuluan yang dilakukan di Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan diperoleh proporsi kejadian flebitis sebesar 6,07% (0,06)
Q2
= 1-P2 = 1-0,06 = 0,94
P1-P2 = 0,2 P1
= P2+0,2 = 0,06+0,2 = 0,26
32
Q1
= 1-P1 = 1-0,26 = 0,74
P
= (P1+P2)/2 = (0,26+0,06)/2 = 0,16
Q
= 1-P = 1-0,16 =0,84 Dengan memasukkan nilai-nilai diatas pada rumus,
diperoleh:
N 1 = N2 = 45 Jadi jumlah sampel minimal tiap kelompok dalam penelitian ini adalah 45 responden. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan tehnik Consecutive Sampling, dimana semua subjek penelitian
dalam
penelitian
ini
adalah
pasien
yang
memenuhi kriteria sebagai responden sampai jumlah subjek yang diperlukan (Sastroasmoro, 2008). Kriteria penerimaan sebagai responden adalah sebagai berikut: a.
Pasien dirawat di Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga.
b.
Pasien yang terpasang infus perifer di ekstremitas atas (pada vena yang belum mengalami flebitis).
c.
Tidak mendapat cairan infus yang bersifat vesikan (cairan infus yang dapat menyebabkan kerusakan berupa lepuhan di jaringan sekitar, obat kemoterapi),
33
antara lain: daunorubicin, doxorubicin, epirubicin, vincristin, vinblastin, dacarbazine, dactomysin (Muscari, 2005). d.
Pasien yang dapat berkomunikasi secara verbal dan atau nonverbal.
e.
Bersedia menjadi responden (pada anak yang berusia kurang dari 17 tahun lembar persetujuan diisi oleh orang tua).
3.3
Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga, dengan satu pertimbangan penting yaitu proporsi kejadian flebitis di Rumah Sakit Paru dr. Ario wirawan salatiga 6,07%. Standar kejadian flebitis adalah 45% (INS, 2006). Walaupun mencapai 6,07%, apabila dibandingkan dengan Rumah Sakit lain proporsi kejadian tersebut masih lebih sedikit. Dengan artian bahwa Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan merupakan Rumah Sakit yang sudah mempunyai manajemen perawatan yang baik kepada pasien. Penelitian ini dilakukan di Ruang Kenanga, Ruang Mawar, Ruang Dahlia, Ruang Melati, Ruang Anggrek dan Ruang Flamboyan selama satu bulan, yaitu periode Maret sampai dengan April 2012.
34
3.4
Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk diperlajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008: 38). Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a.
Variabel
bebas
mempengaruhi
merupakan
variabel
terikat.
variabel
yang
Variabel
bebas:
Tangan dominan, tangan nondominan. b.
Variabel terikat merupakan variabel yang diukur untuk menentukan
adanya
pengaruh
variabel
bebas.
Variabel terikat: Angka kejadian flebitis. c.
Variabel moderator merupakan variabel yang dapat mengubah hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Variabel moderator: Ukuran kateter intravena, jenis kelamin
d.
Variabel intervening merupakan variabel yang hanya diamati dan disampaikan berdasar pada variabel terikat dan variabel bebas. Variabel intervening: Lama pemasangan, cairan infus, obat IV, diagnosa medis, usia.
35
3.5
Definisi Operasional Penelitian Tabel 3.1 Definisi Operasional Penelitian
Variabel Tangan Dominan
Tangan Nondominan Letak Pemasangan kateter IV
Flebitis
Definisi Operasional Tangan yang lebih kuat, tangan yang lebih nyaman atau sering digunakan dalam beraktivitas. Tangan yang lebih lemah, tangan yang lebih jarang digunakan karena kurang nyaman. Tempat pada ekstremitas atas dimana kateter IV dipasang.
Peradangan pembuluh darah vena akibat terapi intravena, dengan gejala dan tanda: a. Nyeri b. Eritema c. Indurasi d. Venous cord teraba e. Pyreksia Kriteria penilaian menggunakan skala flebitis: 0. Tidak flebitis bila area tusukan sehat.
Cara Ukur Observasi dan wawancara
Alat Ukur Lembar observasi
Hasil Ukur - Kanan : 0 - Kiri :1
Nominal
Observasi wawancara
Lembar observasi
- Kanan : 0 - Kiri :1
Nominal
Lembar observasi
Vena Sefalika: 1 Dorsal Metakarpal: 2 Vena Basilika: 3 Vena Median Antebrachial: 4 - Vena Median Kubital: 5 - Tidak terjadi flebitis (skala 0 dan 1): 0 - Terjadi flebitis (skala 2,3,4 dan 5) : 1
Observasi
Observasi
dan
Lembar observasi
-
Skala
Nominal
Ordinal
36
Jenis Kelamin
Usia
Ukuran IV
Kateter
Lama Pemasangan Infus
1. Mungkin flebitis jika muncul gejala “a”atau “b”. 2. Flebitis tahap awal. Dua dari gejala yang mungkin muncul, gejala “a”,”b”, atau “c”. 3. Flebitis tahap menengah, jika muncul gejala “a”,”b” dan “c”. 4. Flebitis tahap akhir (tromboflebitis tahap awal), muncul gejala “a”, “b”, “c” dan “d”. 5. Tromboflebitis tahap akhir, muncul semua gejala dan tanda flebitis Gender atau ciri seksual responden yang dibedakan atas perempuan dan laki-laki. Usia pasien di hitung dari lahir sampai dengan ulang tahun terakhir.
Besar kecilnya ukuran kateter intravena yang dipasang
Jumlah waktu pemasangan infus dari mulai tusukan sampai terjadinya flebitis atau sampai
Observasi
Observasi wawancara
Observasi
Observasi
dan
Lembar observasi
- Perempuan: 0 - Laki-laki : 1
Lembar observasi
- <19 thn: 1 - 20-29 thn: 2 - 30-39 thn: 3 - 40-49 thn: 4 - 50-59 thn: 5 - >60 thn: 6 - 16: 1 - 18: 2 - 20: 3 - 22: 4 - 24: 5 Waktu dalam hari
Lembar observasi
Lembar observasi
Nominal
Ordinal
Nominal
Rasio
37
cairan infus
Obat IV
Diagnosa medis
infus dilepas. cairan yang digunakan untuk terapi intravena. Obat yang intravena
diberikan
secara
Diagnosa yang diberikan oleh Dokter kepada pasien berkaitan dengan kondisi sakit pasien.
Observasi
Observasi
Rekam medik
Lembar observasi
Cairan infus berdasarkan nama generik atau nama dagang
Lembar observasi
Obat berdasarkan nama generik atau nama dagang
Lembar Observasi
Diagnosa berdasarkan rekam medik ruang perawatan
Nominal
Nominal
Nominal
38
3.6
Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini dilaksanakan dengan lembar observasi dan pencatatan dilakukan setiap pagi hari. Pencatatan dilakukan untuk mengumpulkan data mengenai kejadian flebitis di Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga. Lembar observasi yang digunakan, dibuat peneliti berdasarkan butir-butir teori yang terdapat pada kerangka penelitian Infusion Nursing Society (INS, 2006). Lembar observasi yang akan digunakan untuk mencatat kejadian flebitis terlampir.
3.7
Analisa Data Pengolahan data dan analisa data akan dilakukan secara
manual
dan
dengan
sistem
komputerisasi
menggunakan program SPSS versi 16. 3.7.1
Analisa Univariat Menurut Umar (2004: 113), Analisa Univariat adalah analisis yang dilakukan terhadap sebuah variabel. Tujuan dari analisa univariat adalah untuk mengetahui bagaimana gambaran
konsep
secara
terperinci
dan
untuk
menginformasikan suatu variabel dalam kondisi tertentu tanpa dikaitkan dengan variabel lain.
39
Setiap
variabel
bebas
yang
meliputi
lokasi
pemasangan kateter intravena dan variabel terikat yang berupa kejadian flebitis dianalisis secara deskriptif untuk mendapatkan gambaran mengenai proporsi masing-masing variabel. Variabel moderator dan variabel intervening juga dianalisis secara univariat, seperti; cairan infus dan obat yang diberikan secara intravena, lama pemasangan infus, diagnosa medis, ukuran kateter IV serta karakteristik responden yaitu: usia dan jenis kelamin.
3.7.2
Analisa Bivariat Menurut Dahlan (2011: 175), Analisa Bivariat adalah analisis untuk mengetahui hubungan antara dua variabel. Untuk mengetahui hubungan antara data dari variabel bebas dengan variabel terikat. Penelitian ini merupakan penelitian komparatif dengan sampel independen (tidak berkorelasi). Menurut Sugiyono (2010: 143), Untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel independen dengan data berbentuk nominal dan sampelnya besar adalah Chi-Square. Uji Chi-Square dapat digunakan untuk mengestimasi atau mengevaluasi frekuensi yang diselidiki
atau
menganalisis
hasil
observasi
untuk
40
mengetahui, apakah terdapat hubungan atau perbedaan yang signifikan pada penelitian dengan menggunakan data nominal (Hidayat, 2007: 123), Rumus Chi-Square dengan tabel kontingensi 2 x 2 (dua baris x dua kolom) dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel 3.2 Tabel Kontingensi 2 x2 Letak Pemasangan Infus di Ekstremitas Atas Dominan Nondominan Jumlah
Pengaruh Terhadap Kejadian Flebitis Tidak Terjadi Terjadi Flebitis Flebitis a b c d a+c b+d
Jumlah Sampel a+b c+d n
Sumber: Sugiyono, 2010.
Rumus Chi-Square dengan koreksi Yates:
Keterangan: : Chi-Square hitung n
: Jumlah sampel
a
: Jumlah kejadian flebitis pada tangan dominan
b
: Jumlah pemasangan infus pada tangan dominan yang tidak flebitis
c
: Jumlah kejadian flebitis pada tangan nondominan
41
d
: Jumlah pemasangan infus pada tangan nondominan yang tidak flebitis
3.8
Prosedur Penelitian
3.8.1
Tahap Persiapan Untuk memulai penelitian, peneliti harus mendapatkan ijin terlebih dahulu. Perolehan ijin penelitian dari Rumah Sakit dr. Ario Wirawan memakan waktu kurang lebih 3 minggu setelah peneliti mengirimkan surat permohonan pelaksanaan penelitian. Setelah peneliti mendapatkan izin penelitian, peneliti melakukan administrasi keuangan untuk pengambilan data selama satu bulan. Tiga hari kemudian peneliti memulai pengambilan data, tepatnya pada tanggal 26 Maret 2012.
3.8.2
Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan, selama kurang lebih satu bulan pada periode waktu Maret sampai April. Observasi yang peneliti lakukan setiap hari dimulai pukul 10.00 WIB sampai pukul 15.00 WIB. Penelitian dilakukan di beberapa ruang rawat inap Rumah Sakit dr. Ario Wirawan, antara lain R. Kenanga, R. Mawar, R. Dahlia, R. Melati, R. Anggrek, R. Flamboyan.
42
3.9
Etika Penelitian Dalam
melakukan
penelitian
perlu
mendapatkan
adanya rekomendasi dari institusi atau pihak lain dengan mengajukan permohonan ijin kepada institusi atau lembaga terkait tempat penelitian. Setelah mendapat persetujuan dari Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga, peneliti akan memulai penelitian dengan menekankan masalah etika yang meliputi:
3.9.1
Lembar persetujuan concent) Sebelum
lembar
menjadi
responden
persetujuan
(Informed
diberikan
kepada
responden, lebih dahulu peneliti memberikan penjelasan secara lesan dan atau secara tertulis (berupa lembar penjelasan) mengenai maksud dan tujuan penelitian yang akan dilakukan. Jika responden bersedia maka diberi lembar persetujuan menjadi responden untuk ditandatangani.
3.9.2
Tanpa nama (Anonimity). Untuk menjaga kerahasian informasi dari responden peneliti tidak akan mencantumkan nama dari responden pada lembar pengumpul data, tetapi dengan memberikan nomor kode atau Inisial pada masing-masing lembar yang
43
dilakukan oleh peneliti sebelum lembar pengumpul data diberikan kepada responden.
3.9.3
Kerahasian (Confidentiality). Kerahasian
informasi
yang
diberikan
responden
dijamin oleh peneliti dengan cara bahwa informasi tersebut hanya diketahui oleh peneliti dan pembimbing, dan hanya kelompok data tertentu yang disajikan sebagi hasil penelitian. Apabila data sudah selesai diolah, data akan dimusnahkan. Sumber: Ariyanto, 2011