27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada penelitian ini diperlukan beberapa tahapan, dimana tahap pertama diawali dari survey pendahuluan untuk mengetahui real permasalahan yang terjadi di sentra industri kapur aktif yang berada di Desa Pongangan dan Desa Suci. Secara sistematis, langkah–langkah dari penelitian yang dilakukan dapat digambarkan pada gambar 3.1.
3.1
Studi Pendahuluan Tujuan dari studi pendahuluan untuk mengidentifikasi dan merumuskan
permasalahan yang akan dijadikan bahan penelitian. Studi pendahuluan dilakukan di Sentra Industri Kapur Aktif yang ada di Desa pongangan dan Desa Suci.
3.2
Studi Pustaka Studi pustaka digunakan untuk menggali informasi yang terkait dengan
penelitian. Adapun referensi yang dibutuhkan adalah Sustainable Manufacturing, Green Design, Skoring Aspek dan Dampak Lingkungan (BAPEDAL), Metode Taguchi tentang robust design, sustainable robust design, prosedur TOPSIS serta jurnal-jurnal atau penelitian–penelitian yang telah dilakukan sebelumnya sebagai bahan critical review dalam memposisikan penelitan yang akan dilakukan. Dari studi pustaka diharapkan didapatkan landasan teori/metode untuk pengolahan data sebagai acuan penelitian.
28 Studi Pendahuluan
Studi Pustaka
Studi Lapangan Identifikasi Masalah
Perumusan Masalah & Penetapan Tujuan
Standard Nasional Ind.
Sifat Fisik & Kimia
Identifikasi Variabel Aspek & Dampak Ling. (BAPEDAL)
VOC Variabel Respon
Karakteristik Kualitas
Faktor & Level Faktor
Orthogonal Array Eksperimen
Pengolahan Data
Kombinasi Kedua Respon Sama Ya Pemilihan Kombinasi Faktor & Level yang Optimal Secara Serentak Estimasi Saving Analisa & Interpretasi Kesimpulan dan Saran Gambar 3.1. Flow Chart Penelitian
Tidak
Prosedur TOPSIS
29
3.3
Studi Lapangan Studi lapangan digunakan sebagai sarana mengetahui proses produksi dari
objek penelitian, serta untuk mendapatkan informasi yang berhubungan dengan kualitas suatu produk CaO yang ramah lingkungan.
3.4
Identifikasi Variabel Respon Identifikasi variabel penelitian dilakukan untuk menentukan variabel-variabel
respon yang akan diukur dalam penelitian. Variabel respon yang arahnya pada kualitas diperoleh dari voice of customer dengan merujuk pada Standard Nasional Indonesia tentang produk CaO. Variabel respon yang arahnya pada keramahan lingkungan diperoleh dari skoring aspek dan dampak lingkungan yang paling signifikan yang dasar acuannya pada sifat-sifat fisik dan kimia dari limestone. Dari data awal diperoleh parameter respon sebagaimana tabel 3.1. Tabel 3.1. Parameter respon
3.5
Respon Perbaikan Kualitas
Respon Ramah Lingkungan
Kadar CaO (%)
Parameter CO2 (ppm)
Penentuan Karakteristik Kualitas Pada tahap ini dilakukan penentuan karekteristik kualitas yang akan dipakai
dalam penelitian. Dalam taguchi karakteristik kualitas dapat berupa Smaller The Better (STB), Larger The Better (LTB), dan Nominal The Better (NTB). Karakteristik kualitas Smaller The Better (STB) mengindikasikan bahwa semakin kecil besaran parameter karakteristik, maka kualitas akan semakin baik. Larger The Better (LTB) mengindikasikan semakin besar parameter karakteristik, maka kualitas tersebut akan semakin bagus, dan karakteristik kualitas Nominal The
30
Better (NTB) mengandung arti bahwa kualitas akan dikatakan semakin baik apabila mendekati nominal (target) yang telah ditetapkan. Karakteristik kualitas dalam penelitian ini sebagaimana pada tabel 3.2. Tabel 3.2. Karakteristik respon
3.6
Respon
Kadar CaO
Parameter CO2
Karakteristik Kualitas
LTB
STB
Penentuan Faktor dan Level Faktor dan level ditentukan berdasarkan parameter-parameter sifat-sifat fisik
& kimia dari limestone, proses produksi yang berlangsung, juga brainstorming yang dilakukan dengan para pengusaha kapur aktif. Dari pengamatan awal yang telah dilakukan diperoleh beberapa faktor yang diduga sangat berpengaruh terhadap respon kualitas maupun repon lingkungan sebagaimana terlihat pada tabel 3.3. dibawah. Tabel 3.3. Identifikasi faktor dan level Faktor
3.7
Level
Jenis Bahan Baku (A)
Putih Kekuningan
Putih Kecoklatan
Jenis Bahan Pembakar (B)
Kayu Lapis
Kayu Pejal
Ukuran Partikel Batu Kapur (C)
± 20–30 Cm
±30–50 Cm
Pemilihan Matrik Orthogonal Array Dasar pertimbangan pemilihan matrik orthogonal array adalah jumlah faktor
dan jumlah level yang akan dikondisikan pada pelaksanaan eksperimen.
31
Dari jumlah faktor maupun level yang ada serta interaksi yang dimungkinkan terjadi antara faktor A dengan B, B dengan C, diperoleh derajat bebas total 5, sehingga dipilih Orthogonal Array L8(27).
3.8
Eksperimen Untuk pengujian parameter ramah lingkungan dilakukan oleh Balai Besar
Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL) – Surabaya, pengujian parameter kualitas dilakukan di Lab. PT. Petrokimia Gresik. Alat ukur (instrumen) untuk uji kadar CaO menggunakan titrasi HCL, sedangkan uji emisi CO2 menggunakan gas analizer (automatic analyzer).
3.9
Pengolahan Data Dalam pengolahan data dilakukan beberapa perhitungan, diantaranya adalah
S/N ratio, Analisis of Variance, Pooling Factor, Persen konstribusi, dan perhitungan faktor optimal. Apabila diperoleh kombinasi kedua respon yang tidak sama, akan dilakukan prosedur TOPSIS. Pengolahan data dengan menggunakan bantuan Software Minitab 14.
3.10
Prosedur TOPSIS Prosedur ini digunakan untuk mengagregasi dua kobinasi optimal yang
berbeda untuk tiap variabel responnya dengan mempertimbangkan bobot relatif tiap variabel respon (Tong dan Su, 1995). Asumsi yang digunakan dalam prosedur TOPSIS ini adalah tingkat kepentingan relatif masing-masing respon. Pada prosedur tersebut akan dihitung indeks performansi yang disebut dengan nilai TOPSIS,
32
dimana semakin kecil nilai TOPSIS menunjukkan semakin baik alternatif kombinasi yang diperoleh. Pada prosedur ini akan dihitung normalisasi crift score untuk memperoleh nilai bobot yang mewakili tingkat kepentingan relatif masing-masing kriteria dengan menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP), kemudian dihitung nilai S/N untuk masing-masing variabel respon sampai dengan perhitungan ukuran pemisah tiap alternatif (respon) terhadap solusi ideal ataupun solusi negatif (Hwang, 1992).
3.11
Estimasi Saving Tahap ini dilakukan perhitungan estimasi saving yang bisa didapatkan oleh
sentra industri kapur aktif, dengan membandingkan total biaya produksi sebelum dan setelah dilakukan perbaikan dengan menggunakan metode taguchi.
3.12
Analisa dan Interpretasi Pada tahap ini hasil pengolahan data dianalisa dan diinterpretasikan guna
menjawab tujuan dalam pelaksanaan penelitian. Perbedaan yang terjadi antara dugaan dengan hasil akan menjadi bahan interpretasi.
3.13
Kesimpulan dan Saran Tahap akhir dari penelitian adalah penarikan kesimpulan. Dari kesimpulan
akan didapatkan usulan/saran yang akan diberikan kepada para pengusaha kapur aktif (CaO) yang ada di Desa Pongangan dan Desa Suci dalam rangka perbaikan kualitas maupun proses produksi yang ramah lingkungan.
33