15
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian ini dilakukan di PT.CHEETHAM GARAM INDONESIA
yang
berlokasi di Jl. Australia I Kav.1.3 No. 01, Kawasan Industri KIEC, KotasariGrogol, Cilegon, Banten 42443. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa PT.CHEETHAN GARAM INDONESIA merupakan salah satu perusahaan Garam Industri
yang sedang
berkembang dan mampu bertahan setelah krisis berkepanjangan yang terjadi di Indonesia. 3.2 Desain Desain penelitian ini menggunakan metode studi kasus yang bersifat deskriptif-analisis. Penjelasan deskriptif digunakan untuk memperoleh gambaran umum perusahaan dan pelaksanaan optimalisasi pengendalian persediaan bahan baku proses produksi garam industri di PT.Cheetham garam indonesia. Analisis dilakukan untuk mengetahui jumlah, waktu, rekuensi dan biaya-biaya pengadaan persediaan di PT.Cheetham garam Indonesia.
16
3.3 Data dan Instrumentasi Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari pengamatan langsung dan wawancara dengan pihak perusahaan yang berupa data mengenai kebijakan pengadaan dan penanganan bahan baku di perusahaan yang mencakup jenis bahan baku yang digunakan, kebutuhan bahan baku, waktu tunggu pembelian bahan baku, dan lain sebagainya. Sedangkan data sekunder diperoleh dari laporan manajemen perusahaan, instansi terkait, serta literatur-literatur yang menunjang topik penelitian.
3.4 Analisis Data Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif, analisis persediaan bahan baku, dan analisis Economic Order Quantity. Data yang telah diolah kemudian dibandingkan dengan model yang digunakan oleh perusahaan untuk menentukan metode pengendalian yang paling optimal.
3.5 Analisis Deskriptif Analisis deskriptif digunakan untuk memperoleh gambaran umum dan mendalam mengenai objek penelitian, serta pengendalian persediaan bahan baku Garam industri yang dilaksanakan pada PT.Cheetham Garam indonesia.
3.6 Metode Pengumpulan Data Untuk menghimpun data yang dibutuhkan maka digunakan metode pengumpulan data sebagai berikut :
17
1. Metode Interview/Wawancara yaitu suatu cara untuk mendapatkan data dengan mengadakan wawancara langsung dengan karyawan perusahaan yang berkompeten. Dari metode ini diharapkan dapat memperoleh data tentang gambaran umum perusahaan, biaya yang mempengaruhi persediaan bahan baku dan data lain yang berhubungan dengan permasalahan. 2. Dokumentasi, yaitu metode pengumpulan data yang penyelidikannya ditujukan pada penguraian dan penjelasan, melalui sumber-sumber dokumen. Dari metode ini diharapkan memperoleh data tentang perkiraan bahan baku, biaya persediaan, pemakaian bahan baku, waktu tunggu, persediaan pengaman dan pembelian kembali.
3.7 Analisis Persediaan Bahan Baku Analisis persediaan bahan baku mencakup: 1. Volume Pemakaian Bahan Baku Volume Pemakaian bahan baku digunakan dalam analisis, karena volume pemakaian bahan baku dapat menunjukan besar permintaan akan bahan baku tersebut. 2. Penentuan Waktu Tunggu Waktu Tunggu (lead time) adalah selisih atau perbedaan waktu antara saat dilakukan pemesanan sampai bahan baku diterima. Waktu tunggu bahan baku digunakan dalam menentukan waktu pelaksanaan pemesanan sehingga pesanan dapat diterima pada waktu yang tepat.
18
3. Biaya Persediaan Sebelum melakukan analisis, perlu dilakukan analisis perkiraan biaya persediaan yang terdiri dari biaya penyimpanan dan biaya pemesanan. Analisis dilakukan dengan cara mengumpulkan dan mengelompokkan komponenkomponen biaya penyimpanan dan pemesanan berdasarkan definisi masingmasing biaya tersebut, sehingga didapat biaya total persediaan bahan baku. Secara matematis biaya pemesanan dapat dirumuskan sebagai berikut : OC = S . D/Q
Keterangan : OC = biaya pemesanan bahan baku/periode (Rp) S = biaya pemesanan bahan baku per pesanan (Rp/pesanan) D = penggunaan atau permintaan yang diperkirakan per periode waktu (kg) Q = jumlah yang dipesan (kg)
Sedangkan rumus biaya penyimpanan adalah sebagai berikut : CC = H . Q/2 Keterangan: CC = total biaya penyimpanan bahan baku per periode (Rp) Q/2 = tingkat rata-rata persediaan (kg) H = biaya penyimpanan per unit per periode (Rp/kg)
Rumus Total Biaya Persediaan adalah sebagai berikut: TC = OC + CC
19
3.8 Persediaan Pengaman (Safety Stock) Persediaan pengaman (SS) berguna untuk melindungi atau menjaga kemungkinan terjadinya kekurangan bahan (stock out). Kemungkinan terjadinya stock out dapat disebabkan karena penggunaan bahan baku yang lebih besar daripada perkiraan semula, atau keterlambatan dalam penerimaan bahan baku yang dipesan.Secara umum besarnya persediaan pengaman bahan baku dapat ditentukan dengan rumus: (Assauri, 2004).
Dimana : SS = Safety Stock (kg) Ḹ = Lead time rata-rata D = tingkat pemakaian bahan baku rata-rata (kg) σL = Standar deviasi dari lead time σD = Standar deviasi pemakaian bahan baku
3.9 Titik Pemesanan Kembali ( Reorder Point / ROP) Pemesanan kembali bahan baku dilakukan untuk mempertahankan jumlah persediaan agar tetap optimal. Dengan adanya ketidakpastian dari luar perusahaan berupa ketidakpastian kedatangan bahan baku maka perlu ditentukan waktu pemesanan kembali. Rumus ROP adalah sebagai berikut: ROP = ( L x D ) + SS Keterangan: ROP = titik pemesanan kembali (kg)
20
L = lead time rata-rata (bulan) D = jumlah bahan baku rata-rata(kg) SS = persediaan pengaman (kg)
3.10 Analisis Economic Order Quantity (EOQ) Kuantitas bahan baku yang optimal merupakan suatu jumlah pembelian bahan baku yang akan mencapai biaya persediaan minimal. Biaya persediaan dalam EOQ terdiri dari biaya penyimpanan dan biaya pemesanan bahan baku. Secara matematis biaya tersebut dapat dirumuskan:
Biaya minimal diperoleh pada saat turunan pertama dari total biaya persediaan =0, atau
sehingga diperoleh rumus EOQ sebagai berikut :
Keterangan : TC = total biaya persediaan bahan baku (Rp) S = biaya pemesanan bahan baku per pesanan (Rp/pesanan) D = kebutuhan/permintaan bahan baku yang diperkirakan per periode waktu Q = jumlah bahan baku yang dipesan (kg) H = biaya penyimpanan bahan baku per unit per periode (Rp/kg)
21
EOQ = kuantitas pemesanan ekonomis (kg) Model EOQ diatas dapat diterapkan bila anggapan-anggapan berikut ini dipenuhi yaitu :(1) permintaan akan produk relatif konstan, seragam dan diketahui, (2) harga per unit produk konstan, (3) biaya penyimpanan per unit per periode konstan, (4) biaya pemesanan per pesanan konstan, (5) waktu tunggu konstan, (6)tidak terjadi kekurangan bahan.
3.11 Definisi Istilah Untuk menyamakan persepsi pembaca dalam memahami tulisan ini, maka diberikan batasan-batasan istilah seperti di bawah ini : 1. Garam adalah senyawa atau ion positif basa dengan ion negative asam, misalnya natrium klorida (NaCl), ammonium klorida, dan natrium asetat. Garam dalam laporan kerja praktek ini adalah Garam industri. 2. Persediaan adalah suatu istilah umum yang menunjukkan segala sesuatu atausumberdaya-sumberdaya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya terhadappemenuhan permintaan. 3. Bahan baku adalah bahan yang digunakan dalam memproduksi garam industri, dalam laporan ini hanya menganalisa bahan baku garam import, garam lokal, tixosil, yodium. 4. Biaya pemesanan adalah biaya yang timbul selama proses pemesanan sampaibarang tersebut dapat dikirim pemasok yaitu biaya telepon, biaya fax, dan biayaadministrasi. 5. Biaya penyimpanan adalah biaya yang timbul di dalam menyimpan persediaan,di dalam usaha mengamankan persediaan dari kerusakan,
22
keusangan ataukeausan, dan kehilangan. Biaya yang digunakan adalah biaya penyusutan danbiaya penanganan persediaan. 6. Biaya
total
persediaan
adalah
jumlah
yang
digunakan
dalam
mempersiapkan bahan bakuyang digunakan dalam proses produksi. Merupakan penjumlahan dari biaya pemesanan dan penyimpanan. 7. Titik pemesanan kembali adalah suatu batas dari jumlah persediaan yang ada pada suatu saat dimana pesanan harus diadakan kembali. 8. Waktu tunggu adalah selang waktu antara saat dilakukan pemesanan dengan saat diterimanya bahan baku di gudang persediaan. 9. Persediaan Pengaman adalah cadangan persediaan yang harus diadakan untuk menghindari terjadinya kekurangan bahan, pada saat menunggu bahan yang sedang di pesan serta mengantisipasi terjadinya peningkatan permintaaan bahan.