BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di PT. Lion Air, Jakarta. Alasan pemilihan obyek penelitian, dikarenakan peneliti sendiri bekerja di tempat tersebut, sehingga memudahkan dalam mendapatkan data-data yang diperlukan untuk efisiensi waktu dan tenaga. Selain itu, fokus penelitian juga berkaitan dengan cakupan kerja peneliti pada kantor tersebut sehingga diharapkan dapat bermanfaat dari segi praktis, yaitu mengaplikasikan teori-teori yang bersifat teoritis ke dalam dunia kerja yang bersifat praktis. Waktu penelitian dilakukan selama 3 bulan lamanya.
2. Sejarah Singkat PT. Lion Air Lion Air mulai mengangkasa dari Indonesia pada tahun 2000 dengan satu buah pesawat dalam armadanya. Selama delapan tahun beroperasi, Lion Air kini terbang ke lebih dari 36 kota di Indonesia dan banyak tujuan-tujuan penerbangan lainnya, seperti Singapura, Malaysia dan Vietnam dengan armada Boeing 737-900ER yang baru. Sebagai perusahaan transportasi swasta yang terbesar di Indonesia, Lion
28
29
Air bukan hanya menawarkan harga yang terjangkau kepada konsumen, namun juga perjalanan udara yang aman, menyenangkan, dapat diandalkan dan nyaman. Misi Lion Air adalah pelayanan yang konsisten, keselamatan dan keamanan merupakan pondasi dasar dari segala hal di Lion Air. Komitmen dan dedikasi Lion Air dalam mengaplikasikan pondasi-pondasi tersebut tercermin dalam kesuksesan maskapai Lion Air. Sejak berdiri di tahun 2000, Lion Air telah mengambil banyak langkah penting dalam mengusahakan harga tiket yang terjangkau bagi lebih banyak penumpang di Asia. Berikut adalah ringkasan pendirian sampai saat ini:. Lion Air diresmikan sebagai ketua Konferensi Internasional Asia Pacific Regional Aviation (ARA) yang diadakan di Singapura pada tanggal 19 November 2003. Lion Air memperoleh "Best Brand Award 2004" dari SWA, sebuah majalah marketing yang terbit di Indonesia. Hasil ini diperoleh oleh Marketing Research Specialist (MARS) berdasarkan survey yang dilakukan pada 6.000 orang di 5 kota besar di Indonesia. Lion Air meraih indeks sebesar 33.6% dalam kemampuan atau potensial dari sebuah produk untuk menambah jumlah penumpang di masa depan. Lion Air ditetapkan sebagai maskapai penerbangan resmi Miss Universe dan Puteri Indonesia 2004. Lion Air menyewakan pesawatnya dan mengirimkan kru dan teknisinya ke Myanmar dalam rangka membantu mendirikan Myanmar Airlines.
30
Lion Air ditetapkan sebagai maskapai penerbangan resmi untuk Miss Asean 2005. Lion Air merupakan pembeli perdana dan merupakan operator terbesar Boeing 737-900ER, anggota terbaru jenis Boeing's Next Generation 737.
B. Desain Penelitian Jenis riset yang diterapkan adalah mengacu ke jenis ”Survey”, yaitu riset yang melibatkan instrumen penelitian yang disusun berdasarkan indikator-indikator yang jelas dan untuk mengetahui suatu fenomena tertentu (Arikunto, 2006: 52). Desain penelitian ini menggunakan metode korelasional. Seperti diungkapkan oleh Sugiyono (2006: 31), bahwa metode korelasional digunakan untuk meneliti hubungan antar variabel yang akan diteliti. Dalam penelitian ini, metode korelasional yang dimaksud adalah untuk mengetahui hubungan antara Fungsi Pengawasan (X) dengan Kedisiplinan Pegawai (Y).
C. Hipotesis Penulis dapat merumuskan hipotesis yang akan diuji keberanannya, sebagai berikut: Ho : Diduga tidak terdapat hubungan yang signifikan antara fungsi pengawasan dengan kedisiplinan pegawai pada PT Lion Air, Jakarta. Ha : Diduga terdapat hubungan yang signifikan antara fungsi pengawasan dengan kedisiplinan pegawai pada PT Lion Air, Jakarta.
31
D. Variabel dan Skala Pengukuran 1. Definisi Variabel Untuk membuat kerangka operasional, diperlukan beberapa variabel. Variabel dipakai sebagai sinonim untuk suatu hal yang akan diteliti. “Variabel merupakan salah satu unsur yang mendasari penelitian ilmiah. Variabel sesungguhnya adalah turunan dari konsep-konsep yang digunakan pada suatu penelitian.” (Rakhmat, 2008:23). Penelitian akan membahas 2 variabel penelitian, yaitu: X
Y
1. Fungsi pengawasan sebagai variabel bebas (X), yaitu kegiatan untuk menjamin tercapainya rencana sesuai dengan yang diterapkan oleh perusahaan melalui serangkaian kegiatan pengawasan. 2.
Kedisiplinan sebagai variabel terikat (Y), merupakan salah satu sikap ketaatan dari para pegawai atau orang-orang dalam organisasi terhadap peraturan-peraturan dan standar-standar yang telah ditetapkan oleh organisasi dan diwujudkan baik dalam bentuk tingkah laku ataupun perbuatan.
2.
Pengukuran Variabel Pengukuran variabel dilakukan dengan berdasarkan indikator-indikator yang
disusun untuk dituangkan ke dalam kuesioner, yang kemudian digunakan skala likert untuk pembobotannya.
32
Di bawah ini adalah pengukuran variabel berdasarkan indikator-indikator penelitian. Tabel 3.1: Kisi-kisi Instrumen (Pengukuran Variabel) Variabel
Dimensi
Fungsi pengawasan
Tercapainya tujuan pengawasan yang baik
Kedisiplinan
Ketaatan terhadap peraturan
Indikator 1. Akurat (mendukung sifat dan kebutuhan kegiatan/aktivitas) 2. Tepat waktu (melaporkan setiap penyimpangan yang terjadi dengan segera) 3. Mempunyai orientasi ke masa depan 4. Obyektif, teliti dan sesuai dengan standar yang digunakan 5. Luwes/fleksibel 6. Serasi dengan pola organisasi 7. Ekonomis 8. Mudah dimengerti 9. Diikuti dengan perbaikan/koreksi 1. Kepatuhan pada jam kerja 2. Kepatuhan pegawai terhadap perintah dari atasan 3. Ketaatan pada peraturan 4. Menggunakan alat-alat dengan hati-hati 5. Bekerja dengan mengikuti cara-cara yang telah ditentukan
Skala Likert
Likert
Sumber: Diadaptasi dari Swastha (2009:124-125) dan Handoko (2006:208)
Untuk melakukan pengukuran variabel berdasarkan skor perolehan nilai kuesioner digunakan skala likert. Menurut Sugiyono (2006:87), skala likert adalah alat ukur yang dipakai untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Skala Likert, menurut Rakhmat
33
(2008:94), termasuk ke dalam kategori skala jumlahan, yaitu skala yang mengukur reaksi dari responden yang diungkapkan dari tingkat Sangat Setuju sampai Sangat Tidak Setuju. Untuk mengisi skala likert dalam instrumen penelitian telah disediakan alternatif jawaban dari setiap butir pertanyaan dan responden dapat memilih satu dari jawaban yang sesuai, setiap butir bernilai 1 sampai 5 disesuaikan dengan alternatifalternatif jawaban yang dipilih dari masing-masing pernyataan. Kelima penilaian tersebut diberikan bobot sebagai berikut (Sugiyono, 2006:87): Tabel 3.2 Tabel Pilihan dan Nilai Jawaban untuk Tiap Item Pertanyaan Nilai
Kategori
5
Sangat Setuju (SS)
4
Setuju (S)
3
Cukup Setujut (CS)
2
Tidak Setuju (TS)
1
Sangat Tidak Setuju (STS)
Setelah seluruh data terkumpul, penulis melakukan pengolahan dan analisis data sesuai dengan penelitian kuantitatif pada umumnya yaitu tahap memeriksa (editing), proses pemberian identitas (coding) dan proses pembeberan (tabulating) yang dapat dijelaskan sebagai berikut (Riduwan, 2006:59-61):
34
1. Proses Editing adalah kegiatan yang dilaksanakan setelah peneliti selesai menghimpun data di lapangan dengan memeriksa apakah jawaban responden sudah sesuai dengan petunjuk pertanyaan. Bila semuanya sudah menjawab sesuai petunjuk pertanyaan, lalu dicek kembali apakah semua pertanyaan sudah terjawab. 2.
Proses Coding adalah memberikan kode pada jawaban responden dalam menentukan akan masuk kelompok yang mana, sangat baik atau sangat buruk.
3.
Proses Tabulating adalah memasukkan hasil coding ke dalam tabel induk dengan mengatur angka-angka serta menghitungnya dan kemudian dianalisa dengan kecenderungan persentase dan bobot skor yang diperoleh. Untuk mengelompokkan jawaban ke dalam kualitas Tinggi-Rendah, Baik-
Buruk, dilakukan dengan cara perhitungan sebagai berikut (Sugiyono, 2006:27): Bobot x Penilaian = Total Kumulatif Nilai Akhir Dengan asumsi: a. Bila semua responden (50 orang) menjawab dengan skala terendah (=1), maka total nilai adalah 50 x 1 = 50 b. Bila semua responden menjawab dengan skala tertinggi (=5), maka total nilai adalah 50 x 5 = 250 Jarak (Range) = 250 – 50 = 200 Jumlah kelas = 5 kelas (sesuai dengan skala) Dengan perhitungan interval sebagai berikut:
35
Jarak
= 250-50
Banyak kelas
5
= 40
Dari total kumulatif akhir yang diperoleh, maka penilaian jawaban responden dikelompokan sebagai berikut: 50 – 90
: Sangat tidak baik
91 – 130
: Sangat baik
131 – 170 : Cukup baik 171 – 210 : Baik 211 – 250 : Sangat baik
E. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode survei dengan kuesioner sebagai instrumen. Kuesioner adalah cara pengumpulan data yang efisien ketika peneliti secara tepat mengetahui apa yang diminta dan bagaimana mengukur variabel penelitian (Arikunto, 2006:151). Kuesioner akan diberikan sendiri oleh peneliti langsung kepada para responden.
F. Jenis Data Bahan penelitian diperoleh penulis dari dua sumber, yaitu: 1. Sumber primer, adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2006:129). Untuk memperolehnya peneliti
36
melakukan penyebaran kuisioner yang akan diedarkan dan kemudian diisi oleh responden. 2. Sumber sekunder, merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat dokumen atau informasi dari buku (Sugiyono, 2006:129). Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: buku, jurnal, internet dan sebagainya. Adapun unit analisis dalam penelitian survey ini adalah individu, karena informasi yang akan diperoleh dalam penelitian berkaitan dengan hal pendapat individu mengenai fungsi pengawasan dengan kedisiplinan pegawai.
G. Populasi dan Sampel Menurut Sugiyono (2006:55) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Dalam penelitian ini, populasi adalah seluruh karyawan pada PT Lion Air, Jakarta. Adapun sampel menurut Sugiyono (2006:56) adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Jumlah sampel dalam penelitian ini dibatasi sebanyak 50 pegawai dengan teknik penetapan sampel berdasarkan teknik random sampling, yaitu penetapan jumlah sampel berdasarkan teknik acak. Penentuan siapa saja pegawai yang akan dijadikan responden menggunakan teknik sampling aksidental, yaitu teknik penentuan sampel/responden berdasarkan kebetulan, yaitu
37
siapa saja yang dipandang cocok sebagai sumber data dapat dijadikan sebagai sampel (Sugiyono, 2006: 59)
G.1 Distribusi Frekwensi Jawaban Kuesioner
Berikutnya akan dilkukan proses tabulasi data berupa table distribusi frekuensi dari hasil jawaban-jawaban kuesioner yang berkenan dengan variable penelitian yang telah lolos uji validitas. Untuk melakukan penelitian berupa kualitas dari masing-masing variable dilakukan
penggolongan
berdasarkan
pembobotan
dengan
skala
lilkert.
Penggolongan dilakukan dengan mempertimbangan total bobot sebagai berikut: Bobot x Penilaian = Total Kumulatif Nilai Akhir Jumlah Responden yaitu sebanyak = 50 orang . Untuk mengukur klasifikasi interval maka digunakan rumus: Interval = nilai tertinggi – nilai terendah Banyak kelas Denagan Asumsi : a. Bila semua responden menjawab dengan skala terendah (=1),maka total nilai Adalah 50 x1 =50 b. Bila semua responden menjawab dengan skala tertinggi (=5), maka total nilai adalah 50x5 = 250
38
Range =250 -50 = 200 Jumlah kelas = 1+3.332log 50 = 6 kelas Denagn perhitungan interval sebagai berikut: Range
= 250 -50
------------------------ = -------------------- = 33,3 =33 Kelas
6
dikelompokkan sebagai berikut:
Tabel G.1 Standar Penilaian Kuesioner Interval kelas
Penilaian
50-83
Sangat Tidak Baik
84-117
Tidak Baik
118-151
Kurang baik
152-185
Cukup Baik
186-219
Sangat Baik
39
H.
Metode Analisis Data
1.
Uji Validitas dan Reliabilitas Pengujian validitas dan reliabilitas menggunakan teknik repeated measure,
yaitu teknik pengujian instrumen penelitian dengan penyebaran kuesioner berulangulang (Ghozali, 2007: 129). Dalam penelitian ini dilakukan penyebaran kuesioner sebanyak 2 kali, satu kali untuk uji coba kuesioner kepada 15 orang dan satu kali lagi setelah uji coba kuesioner kepada 50 responden. Pengujian ini dilakukan terhadap item-item pernyataan dalam kuesioner yang telah disusun. Tujuan dilakukan uji coba instrumen adalah untuk mendapatkan nilai keabsahan (validitas) dan keterandalan (reliabilitas) dari seluruh pertanyaan yang hendak dijadikan alat ukur dalam penelitian. Keabsahan instrumen merupakan tingkat kesesuaian alat ukur dengan apa yang ingin diukur, sedangkan keterandalan instrumen adalah konsistensi, stabilitas, kepercayaan dan daya prediksi terhadap hasil pengukuran dengan menggunakan instrumen tersebut. Dengan demikian instrumeninstrumen tersebut dapat menjaring data untuk mengungkapkan tujuan penelitian. Pengujian ini dilakukan terhadap item-item pernyataan dalam kuesioner yang telah disusun.
a. Uji Validitas Instrumen Uji Validitas instrumen digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner
40
mampu untuk mengungkapkan suatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Uji validitas dapat dilakukan dengan menghitung korelasi antara skor masing-masing butir pertanyaan dengan total skor (Ghozali, 2007:133). Perhitungan korelasi dilakukan dengan menggunakan bantuan software SPSS versi 13.0 dengan menggunakan uji korelasi Pearson (Product Moment). Jika hasil korelasi suatu pertanyaan memiliki nilai Sig. (Probabilitas) < 0.05 maka dikatakan valid, sehingga pertanyaan dapat digunakan untuk analisis data, sedangkan jika nilai Sig. (Probabilitas) > 0.05 berarti tidak valid, maka pertanyaan tidak dapat digunakan untuk bahan analisis data (Ghozali, 2007:133). b. Uji Reliabilitas Instrumen Tujuan perhitungan koefisien keandalan adalah untuk mengetahui tingkat konsistensi jawaban responden. Jika nilai alpha > 0.60 maka kuesioner dapat dikatakan dapat memenuhi konsep reliabilitas, sedangkan jika nilai alpha < 0.60 maka kuesioner tidak memenuhi konsep reliabilitas sehingga pertanyaan tidak dapat dijadikan sebagai alat ukur penelitian (Ghozali, 2007:134). Dengan nilai Alpha > 0.60, yang menunjukkan semua pernyataan memiliki nilai reliabilitas yang tinggi. Pernyataan yang reliabel berarti akan menghasilkan hasil yang sama atau mendekati meskipun disebarkan berapa kalipun. Tingkat miss perception dari responden terhadap item-item pernyataan adalah kecil, sehingga konsistensinya atau reliabilitasnya adalah tinggi.
2. Analisis Korelasi
41
Uji korelasi digunakan untuk menjawab permasalahan No.3, yaitu untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara fungsi pengawasan dengan kedisiplinan karyawan, dengan rumus sebagai berikut (Sugiyono, 2006:213):
XY - (
r 2
(n x
X -(
X) (
Y)
2
2
X) ) x ( n x
2
Y -(
Y) )
Untuk dapat memberi interpretasi terhadap seberapa kuatnya hubungan dari hasil penelitian, maka dapat digunakan pedoman seperti tabel berikut yang dikemukakan oleh Sugiyono (2006:183): Tabel 3.3 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,00 - 0,199
Sangat Rendah
0,20 - 0,399
Rendah
0,40 - 0,599
Sedang
0,60 - 0,799
Kuat
0,80 - 1,000
Sangat Kuat
Penafsiran hasil korelasi (r) dapat dilakukan dengan cara melihat tanda pada nilai (r), yaitu: 1. Tanda (-) atau negatif, pada nilai korelasi menunjukkan adanya arah yang berlawanan.
42
2. Tanda (+) atau positif, pada nilai korelasi menunjukkan arah yang searah.
3. Analisis Koefisien Determinasi Analisis Koefesien Determinasi digunakan untuk mengetahui berapa persen hubungan atau kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat (Sugiyono, 2006:184). Perhitungan Koefesien Determinasi dilakukan dengan mengkuadratkan hasil r kemudian dikalikan dengan seratus persen. KD = r2 x 100%
4. Uji Hipotesis (Uji t) Untuk menentukan/menyimpulkan hasil penelitian, maka perlu diuji terlebih dahulu apakah r (koefesien korelasi) yang telah ditentukan signifikan/berarti ataukah tidak. Uji t juga berfungsi untuk menguji hipotesis penelitian. Uji t menggunakan rumus (Sugiyono, 2006:215): t hitung
r n 2 2
1- r t tabel = t ( ). (n - 2) = Taraf signifikansi dua arah pada derajat 0,05. Kriteria pengujian manual: H0 diterima, Ha ditolak jika t hitung < t tabel H0 ditolak, Ha diterima jika t hitung > t tabel
43
Kriteria pengujian melalui SPSS (Ghozali, 2001:98): H0 diterima, Ha ditolak jika Sig. (Probabilitas) > 0.05 H0 ditolak, Ha diterima jika Sig. (Probabilitas) < 0.05